Anda di halaman 1dari 1

Mengutip sebuah kalimat dari Pramoedya Ananta Noer “Orang boleh pandai setinggi

langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari Sejarah,
Menulis adalah bekerja untuk keabadian” Membaca seringkas sebuah kata tersebut seakan
mengisyaratkan begitu pentingnya dialektika menulis. Bagaimana tidak kehidupan manusia
didasarkan oleh sejarah , sejarah tidak akan bisa diketahui oleh manusia yang lampau hingga
manusia sekarang dan mendatang jika tak ada sebuah warisan tulisan yang menjadi
kendaraan pesan kepada manusia mendatang tentang perkembangan ilmu pengetahuan di
peradaban manusia.

Seiring dengan proses perkembangan peradaban manusia suatu ilmu pengetahuan


mengalamai devisiasi makna dan penjabaran yang begitu luas hingga mempunyai begitu
banyak cabang dalam satu teori substansi ilmu. Hal ini terjadi karena manusia bersifat
dialektis,disini perubahan sosial dan ilmu pengetahuan menjadi produk nyata kedialektisan
manusia. Contoh kecilnya seperti halnya menulis,kini praksis penulisan tak sekedar
membingkai kata-kata yang bersifat “sekedarnya saja” namun ada banyak tatacara yang
mengatur dan menjelaskan agar rangkaian kata yang terukir menjadi sebuah tulisan yang
sempurna dan benar secara teoritis.

Tata cara tersebut memaksa kita untuk menerobos rimba pengetahuan penulisan yang
benar dengan sepenuh-penuhnya. Sebelum menerobos rimba tatacara penulisan kita harus
memecahkan teka-teki penulisan yang benar secara teoritis atau sekarang lebih dikenal
dengan nama “ ilmu jurnalistik”. Oleh karena hal itu Departemen Penerbitan dari LP3FK
UKM.Sahabat Pustaka mempunyai beban untuk melaksanakan sebuah acara yang
membongkar cabang-cabang ilmu jurnalistik agar program kerja Departemen Penerbitan tak
berjalan “Sekedarnya saja” namun juga mempunyai unsur nilai kapasitas dan kualitas
sempurna. Dari situlah lahirlah sebuah tema “Menyelami kedalaman Jurnalistik”.

Dalam acara tesebut akan terbingkai perbincangan dengan ilmu jurnalistik yang
tersusun dari sebuah pemikiran,ide,gagasan arahan atau lebih pokok disebut dengan “Teori”
serta akan ada pengaplikasian dari teori tersebut atau yang lebih populer dinamai dengan
“Praksis (Praktek) “.

Anda mungkin juga menyukai