langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari Sejarah,
Menulis adalah bekerja untuk keabadian” Membaca seringkas sebuah kata tersebut seakan
mengisyaratkan begitu pentingnya dialektika menulis. Bagaimana tidak kehidupan manusia
didasarkan oleh sejarah , sejarah tidak akan bisa diketahui oleh manusia yang lampau hingga
manusia sekarang dan mendatang jika tak ada sebuah warisan tulisan yang menjadi
kendaraan pesan kepada manusia mendatang tentang perkembangan ilmu pengetahuan di
peradaban manusia.
Tata cara tersebut memaksa kita untuk menerobos rimba pengetahuan penulisan yang
benar dengan sepenuh-penuhnya. Sebelum menerobos rimba tatacara penulisan kita harus
memecahkan teka-teki penulisan yang benar secara teoritis atau sekarang lebih dikenal
dengan nama “ ilmu jurnalistik”. Oleh karena hal itu Departemen Penerbitan dari LP3FK
UKM.Sahabat Pustaka mempunyai beban untuk melaksanakan sebuah acara yang
membongkar cabang-cabang ilmu jurnalistik agar program kerja Departemen Penerbitan tak
berjalan “Sekedarnya saja” namun juga mempunyai unsur nilai kapasitas dan kualitas
sempurna. Dari situlah lahirlah sebuah tema “Menyelami kedalaman Jurnalistik”.
Dalam acara tesebut akan terbingkai perbincangan dengan ilmu jurnalistik yang
tersusun dari sebuah pemikiran,ide,gagasan arahan atau lebih pokok disebut dengan “Teori”
serta akan ada pengaplikasian dari teori tersebut atau yang lebih populer dinamai dengan
“Praksis (Praktek) “.