Anda di halaman 1dari 108

BUKU SAKU PRAKERIN PROGRAM KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK |i


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami, sehingga Buku Saku Praktek kerja Industri
(PRAKERIN) Program Kompetensi Keahlian Farmasi ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk
membantu siswa Program Kompetensi Keahlian Farmasi SMK Kesehatan Reformasi
Pontianak dalam meningkatkan keterampilan praktek kerja industri (PRAKERIN).

Di susunnya buku ini pada dasarnya hanya rangkuman sederhana yang diambil dari
pustaka-pustaka yang kami miliki, dengan harapan dapat sedikit membantu siswa -siswi kami
dalam pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN).

Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan
Buku Saku Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Program Kompetensi Keahlian Farmasi ini
sangat kami harapkan, semoga buku ini dapat bermanfaat dan membantu siswa dalam proses
pembelajaran. Amin

Penyusun,

TIM KEFARMASIAN

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK |i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …..………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ……...……………………………………………………………….... ii

CHAPTER 1. RESEP, SALINAN RESEP dan ETIKET…………………………….. 1


CHAPTER 2. DOSIS………………………..………………………………….......... 6
CHAPTER 3. PENANGANAN OBAT PREKURSOR FARMASI, NARKOTIKA dan
PSIKOTROPIKA……………………………………………..……… 11
CHAPTER 4. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI, ALKES dan PKRT... 14
CHAPTER 5. BUKU ADMINISTRASI APOTEK.…………….………………….. 19
CHAPTER 6. INFORMASI UMUM OBAT……………………………………….. 22
CHAPTER 7. HIPERTENSI.……………………………………………………....... 34
CHAPTER 8. DIARE……………………………………………………………….. 37
CHAPTER 9. KONSTIPASI.………………………………………………………. 39
CHAPTER 10.TUKAK LAMBUNG...……………………………………………... 41
CHAPTER 11.DISPEPSIA...……………………………………………………… . 43
CHAPTER 12.GANGGUAN HATI..………………………………………………. 45
CHAPTER 13.BATU EMPEDU……………………………………………………. 46
CHAPTER 14.KEJANG PERUT...…………………………………………………. 47
CHAPTER 15.ANTIHIPERLIPIDEMIKA…………………………………………. 48
CHAPTER 16.ASAM URAT……………………………………………………….. 52
CHAPTER 17.DIABETES MELLITUS……………………………………………. 54
CHAPTER 18.ASMA……………………………………………………………….. 59
CHAPTER 19.SWAMEDIKASI…………………………………………………….. 63
CHAPTER 20.INFLUENZA, SALESMA, RHINITIS ALERGI…...………………. 65
CHAPTER 21.BATUK…..………………………………………………………….. 67
CHAPTER 22.FLU….………………………………………………………………. 71
CHAPTER 23.DEMAM...….……………………………………………………….. 75
CHAPTER 24.NYERI…..….……………………………………………………….. 78

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| ii
CHAPTER 25.JERAWAT..………………...……………………………………….. 80
CHAPTER 26.IRITASI MATA dan TELINGA……………………………………. 83
CHAPTER 27 KADAS/KURAP dan PANU………………………………………. 86
CHAPTER 28.BIANG KERINGAT…………..……………………………………. 89
CHAPTER 29.IMUNOMODULATOR……………………………………………. 90
CHAPTER 30.ALAT KESEHATAN dan FUNGSI……………..…………………. 91

CATATAN KHUSUS………………………………………………………………. 102


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………... 103

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| iii
CHAPTER 1

RESEP, SALINAN RESEP dan ETIKET

RESEP

Pengertian
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter hewan dan dokter gigi yang
memiliki izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker
Pengelola Apotek untuk menyediakan obat-obatan bagi pasien.
Kelengkapan dan keabsahan resep ditinjau melalui “skrinning resep”. Resep dokter
dikatakan lengkap apabila resep terdapat komponen-komponen berikut :

No Kelengkapan Ada Tidak Ada


1 Nama dan alamat dokter
2 Nomor izin praktek dokter
3 Tanggal, bulan dan tahun penulisan resep
4 Tanda R/
5 Nama obat dan kadarnya
6 Banyaknya obat
7 Aturan pakai obat
8 Nama pasien
9 Usia pasien
10 Tanda tangan atau paraf dokter

Resep untuk pengobat segera


Dokter dapat memberikan beberapa penandaan pada bagian atas kanan resep untuk pasien
yang memerlukan pengobatan secepat mungkin, diantaranya :
 Cito : Segera Apoteker harus mendahulu
 Urgent : Sangat penting kan pelayanan resep dengan
 Statim : Penting penandaan ini
 PIM (Periculum In Mora) : Berbahaya bila ditunda

Dokter yang ingin agar resepnya dapat digunakan berulang dalam resep biasa ditulis Iteratie
yang artinya boleh diulang. Misalkan tertulis Iter 2x artinya resep dapat dilayani 3 kali (1+2
kali ulangan). Namun bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis NI (Ne Iteretur = tidak boleh diulang).
Untuk obat narkotika tidak dapat ditulis Iteratie tetapi harus selalu dibuat resep baru.

Penyimpanan dan Pemusnahan Resep

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK |1


Resep yang telah dikerjakan dikelompokkan berdasarkan resep narkotika dan non narkotika.
Untuk resep narkotika disimpan terpisah dengan penandaan garis merah pada obat narkotika
tersebut. Resep dapat disusun berdasarkan :
1. Resep disusun berdasarkan urutan nomor resep
2. Resep disusun berdasarkan urutan tanggal, bulan dan tahun

Resep yang telah disusun disatukan (dibundel) berdasarkan pengelompokannya dan


disimpan pada tempat yang sudah ditentukan. Resep harus disimpan maksimal 3 tahun,
setelah jangka waktu tersebut resep harus dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan dengan
cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai.

Waktu pemusnahan resep disaksikan oleh saksi Apoteker Pengelola Apotek bersama-sama
sekurang-kurangnya seorang petugas apotekkemudian dibuat berita acara pemusnahan 4
rangkap dan ditanda tangani oleh saksi.

SALINAN RESEP

Pengertian
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek. Salinan resep memuat semua
keterangan yang terdapat dalam resep asli, selain itu juga harus memuat :
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor izin APA
3. Tanda tangan atau paraf APA
4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (ne detur) untk
obat yang belum diserahkan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan

Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker. Apabila Apoteker Pengelola Apotek
berhalangan melakukan tugasnya salinan resep dapat ditandatangani oleh apoteker
pendamping atau apoteker pengganti dengan mencantumkan nama jelas dan status
bersangkutan.

Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau dokter
yang merawat, pasien, petugas kesehatan dan petugas lain yang berwenang menurut
perundang-undangan yang berlaku seperti petugas pengadilan.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|2
RESEP SALINAN RESEP

Dr. Joko Susilo APOTEK REFORMASI


DSP/50005/03.P/75B Jl. Purnama VII Blok C11-C13
Jl. Yusuf K no 62 – Pontianak , Telp. 45011 Telp.0561 - 760819
APA : Nafiza Naymila,S.Farm., Apt.
Pontianak, 5 Nov 2014
SIPA No.19890124/SIPA_61.71/2012/2015
R/ Amoxycillin 500 No. XV Salinan Resep
S.t.d.d. cap I (habiskan) No : 57
------------------------------------- prf Dari dokter : Joko Susilo
R/ Ponstan tab No XII Tanggal : 5 November 2014
S.t.d.d kapl I Pro : Nn. Andriani
------------------------------------ prf

R/ Amoxycillin 500 No. XV


S.3.d.d. cap I (habiskan) ----- det
R/ Ponstan tab No. XII
S.t.d.d kapl I ----- nedet

Pontianak,7 November 2014

Pro : Nn. Andriani Cap apotik pcc


Umur : 14 tahun Tanda tangan APA
Alamat : Jl. A. Yani 57 Pontianak. Nama jelas APA

ETIKET

Pengertian
Etiket adalah identitas suatu obat yang dicantumkan pada obat yang akan diserahkan dengan
tujuan untuk memberikan informasi tentang cara penggunaan obat yang benar hingga tujuan
pengobatan dapat tercapai

Pemilihan etiket disesuaikan dengan penggunaan obat:


Etiket warna biru

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|3
 untuk obat luar (Obat yang digunakan dengan cara lain ditujukan untuk
penggunaan luar seperti mata, hidung, telinga, rektun termasuk obat
parenteral/suntik dan obat kumur)
Etiket warna putih
 untuk obat dalam (obat yang digunakan melalui oral atau mulut hingga ke saluran
pencernaan)

APOTEK REFORMASI
Jl. Purnama VII Blok C11-C13 Telp.0561 - 760819
APA : Nafiza Naymila,S.Farm., Apt.
SIPA No.19890124/SIPA_61.71/2012/2015
No. 1 Tgl. 1/8/2014

Tn. Pasha Contoh etiket obat dalam


3 x sehari 1 tablet

APOTEK REFORMASI
Jl. Purnama VII Blok C11-C13 Telp.0561 - 760819
APA : Nafiza Naymila,S.Farm., Apt.
SIPA No.19890124/SIPA_61.71/2012/2015
No. 1 Tgl. 1/8/2014

Tn. Pasha
3 x sehari 2 tetes mata kanan dan kiri Contoh etiket obat luar
OBAT LUAR

Tanda lain yang diperlukan, misalnya :


a. Label “Tidak boleh diulang tanpa resep dokter”, jika dalam resep tersebut terdapat
obat keras, narkotika atau psikotropika

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|4
b. Label “Kocok dahulu”, jika resep merupakan larutan yang mengandung obat keras,
narkotika atau psikotropika dan sediaan berbentuk suspense atau emulsi.

c. Label “Obat luar”,bila obat yang diserahkan digunakan untuk obat luar

CHAPTER 2

DOSIS

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|5
Pengertian
Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita (pasien), baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun
obat luar.

Dosis setiap pasien tidaklah sama ada beberapa hal atau faktor yang membedakan yaitu
berdasarkan usia, luas permukaan tubuh, kondisi pasien, jenis penyakit serta faktor lain
seperti toleransi dan habituasi (kebiasaan).

Dosis normal berlaku untuk orang dewasa usia 20-60 tahun, sedangkan orang usia lanjut,
anak dan bayi memiliki perhitungan dosis obat tersendiri

1. Dosis untuk orang lanjut usia

Umur Dosis
60-70 tahun 4/5 x Dosis dewasa
70-80 tahun 3/4 x Dosis dewasa
80-90 tahun 2/3 x Dosis dewasa
90 tahun keatas 1/2 x Dosis dewasa

2. Dosis untuk Anak dan Bayi


 Berdasarkan usia
a. Rumus YOUNG : n x dosis maksimal dewasa,
n+12
dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah.

b. Rumus DILLING : n x dosis maksimal dewasa,


20
dimana n adalah umur dari anak 20 tahun kebawah.

c. Rumus FRIED : n x dosis maksimal dewasa,


150
dimana n adalah umur bayi dalam bulan

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|6
 Berdasarkan Berat Badan (BB)
a. Rumus CLARK (Amerika) :
Berat badan anak dalam pound x dosis maksimal dewasa
150
atau
Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa
68
b. Rumus THERMICH ( Jerman ) :

Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa


70
Bila di dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang memiliki kerja bersamaan atau
searah maka harus dibuat “DOSIS MAKSIMUM GABUNGAN”

DAFTAR OBAT YANG MEMILIKI DOSIS MAKSIMUM GABUNGAN

 Atropin sulfas, Ekstrak Belladona, dan Tinctur Belladona


 Pulvis Opii, Pulvis Doveri, Codein, Tinctur Opii dan Dionin
 Coffein, Aminophyllin dan Theophyllin

1. Perhitungan Dosis Obat dalam bentuk Serbuk atau Kapsul


Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah ada tidaknya “dtd” dalam resep tersebut
karena ini akan membedakan beberapa langkah dalam perhitungan dosis.
Perlu diingat :

Jika dalam resep terdapat “dtd” maka jumlah obat yang tercantum dalam resep
untuk 1 bungkus / 1 kapsul

Jika dalam resep tidak ada “dtd” maka jumlah obat yang tercantum dalam resep
untuk sebanyak nomero  pada perhitungan dosis perlu dicari kandungan per
bungkus/kapsul

Contoh :
 Dengan dtd
R/ Ekstrak belladonna 5 mg DM (20mg/80mg)
Chlorpeniramin maleas 2 mg DM ( - / 40mg)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|7
Saccharum lactis qs
m.f pulv dtd No XV
s.t.d.d p I
Pro : Anisa (10th)
Penyelesaian :
# Ekstrak belladonna
10
Dosis untuk 10 th = x 20 mg/40 mg = 10 mg/40 mg
20

1 x pakai = 5 mg < 10 mg  50 %
1 hari = 3 x 5 mg = 15 mg < 40 mg  37 %

# Chlorpeniramin Maleas
10
Dosis untuk 10 th = x - /40 mg = - /20 mg
20

1 hari = 3 x 2 mg = 6 mg < 20 mg  30 %

 Tanpa dtd
R/ Ekstrak belladonna 75 mg DM (20mg/80mg)
Chlorpeniramin maleas 30 mg DM ( - / 40mg)
Saccharum lactis qs
m.f pulv No XV
s.t.d.d p I
Pro : Anisa (10th)
Penyelesaian :
# Ekstrak belladonna
Kandungan per bungkus = 75 mg / 15 bungkus = 5 mg

10
Dosis untuk 10 th = x 20 mg/40 mg = 10 mg/40 mg
20

1 x pakai = 5 mg < 10 mg  50 %
1 hari = 3 x 5 mg = 15 mg < 40 mg  37 %

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|8
# Chlorpeniramin Maleas
Kandungan per bungkus = 30 mg / 15 bungkus = 2 mg

10
Dosis untuk 10 th = x - /40 mg = - /20 mg
20

1 hari = 3 x 2 mg = 6 mg < 20 mg  30 %

2. Perhitungan Dosis Obat dalam bentuk larutan


Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah ada tidaknya kandungan “Syrup” dalam
resep tersebut karena adanya syrup mempengaruhi BJ larutan tersebut dan ini akan
membedakan beberapa langkah dalam perhitungan dosis.
Perlu diingat :

Jika dalam resep terdapat “Syrup” maka perlu dilakukan perhitungan syrup
terlebih dahulu.
jumlah syrup
Perhitungan syrup = x 100%
total larutan
 Jika kandungan syrup lebih dari 16,67 %  BJ = 1,3
 Jika kandungan syrup kurand dari 16,67%  BJ = 1

Jika dalam resep tidak ada “syrup” maka BJ = 1

Contoh :
 BJ 1
R/ Codein 300 mg DM (60mg/300mg)
Chlorpeniramin maleas 10 tab DM ( - / 40mg)
OBH ad 200ml
m.f potio
s.t.d.d C I
Pro : Ny. Sifa (21th)

Penyelesaian :
# Codein HCL

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


|9
15 ml
Kandungan per sendok makan = x 300 mg = 22,5 mg
200 ml

1 x pakai = 22,5 mg < 60 mg  37,5 %


1 hari = 3 x 22,5 mg = 67,5 mg < 300 mg  22,5 %

# Chlorpeniramin Maleas
15 ml
Kandungan per sendok makan = x 40 mg = 3 mg
200 ml

1 hari = 3 x 3 mg = 9 mg < 40 mg  22,5 %

 BJ 1,3
R/ Codein 300 mg DM (60mg/300mg)
Chlorpeniramin maleas 10 tab DM ( - / 40mg)
Syr. Thymii 50ml
OBH ad 200ml
m.f potio
s.t.d.d C I
Pro : Ny. Sifa (21th)
Penyelesaian :
50 ml
Perhitungan syrup = x 100% = 25 % > 16,67 %  BJ 1,3
200 ml
# Codein HCL
15 ml x 1,3
Kandungan per sendok makan = x 300 mg = 29,25 mg
200 ml

1 x pakai = 29,25 mg < 60 mg  48,75 %


1 hari = 3 x 29,25 mg = 87,75 mg < 300 mg  29,25 %

# Chlorpeniramin Maleas
15 ml x 1,3
Kandungan per sendok makan = x 40 mg = 3,9 mg
200 ml

1 hari = 3 x 3,9 mg = 11.7 mg < 40 mg  29,25 %

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 10
CHAPTER 3

PENANGANAN OBAT PREKURSOR FARMASI,


NARKOTIKA dan PSIKOTROPIKA

Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya dapat dilakukan berdasarkan:
a. surat pesanan; atau
b. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) untuk pesanan dari Puskesmas.

Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika.

Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau
beberapa jenis Psikotropika atau Prekursor Farmasi.

PREKURSOR FARMASI

Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk
antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine, pseudoephedrine,
norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine, atau Potasium Permanganat.

 Penyaluran Prekursor Farmasi dari PBF kepada Apotek,Rumah Sakit, Puskesmas


hanya dapat dilakukan berdasarkan surat pesanan dari Apoteker Pengelola Apotek
 Penyaluran Prekursor Farmasi golongan obat bebas terbatas dari PBF kepada Toko
Obat, hanya dapat dilakukan berdasarkan surat pesanan dari Tenaga Teknis
Kefarmasian

Penyimpannan obat Prekursor Farmasi


Penyimpanan obat prekursor farmasi harus terpisah dari obat reguler (dalam ruang khusus
atau lemari khusus) yang terkunci dan berada dibawah tanggungjawab Apoteker

Penanganan Resep Prekursor Farmasi


Khusus untuk resep-resep yang mengandung Prekursor farmasi diarsipkan tersendiri
terpisah dari resep regular.
Pembelian obat dengan kandungan Prekursor farmasi tunggal hanya boleh dengan resep
dokter.

Surat Pesanan Prekursor farmasi

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 11
Pemesanan dilakukan dengan :
1.   Menggunakan surat pesanan prekursor farmasi dengan rangkap sekurang-kurangnya 3
rangkap ditandatangan oleh Apoteker pengelola apotek
2.     Dilengkapi dengan nomor SIPA serta stempel apotek.
Pemesanan Prekursor farmasi dalam satu lembar surat pesanan adalah satu atau beberapa
item obat. INGAT !! Surat pesanan terpisah dari obat reguler
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika


Untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika berdasarkan KepMenKes ,
penyimpanannya harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat, harus
mempunyai kunci yang kuat, dibagi menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci
yang berlainan dan bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfina, phetidina,
dan garam-garamnya serta persediaan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari serta
apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berurukuran kurang dari 40 x 80x 100 cm
maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai.
Penanganan Resep narkotika dan psikotropika
Khusus untuk resep-resep yang mengandung narkotika atau psikotropika diarsipkan
tersendiri secara terpisah dan diberi garis merah untuk narkotika dan garis biru untuk
psikotropika. Pencatatan dilakukan setiap hari atas obat yang keluar atau obat yang
persediaannya sudah tidak ada. Pencatatan setiap obat yang keluar dicatat di kartu stok
tiap jenis obat sedangkan untuk obat yang telah habis dicatat di buku defekta. Buku
Pencatatan Resep Narkotika dan Psikotropika digunakan untuk mencatat penggunaan atau
pengeluaran obat Narkotika dan Psikotropika  sesuai dengan resep dokter. Bukti ini
ditutup setiap akhir bulan supaya diketahui jumlah pemakaian narkotika dan psikotropika
setiap bulannya

Format Laporan Narkotika


Laporan yang dibuat oleh Apotek guna mencatat pengedaran dan pemakaian obat narkotika
yang berasal dan resep dokter dalam satu bulannya.
Laporan ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan:
1)      Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
2)      Kepala Balai POM
3)      Arsip yg di tanda tangani oleh APA di sertai nama terang, SIPA, cap apotek

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 12
Persyaratan pelaporan :
-           diadakan stock opname setiap sebulan sekali pada tanggal satu
-          dibuat laporannya sebanyak tiga rangkap yang ditunjukan ke Dinas Kesehatan Kota
-           serta tembusan ke Dinas Kesehatan Propinsi dan Badan POM
-           Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lain

Pemesanan Narkotika :
Apotek dan apotek rumah sakit mendapat obat narkotika dari PBF Kimia Farma
sebagai distribusi tunggal yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pemesanan dilakukan dengan :
1.   Menggunakan surat pesanan narkotika rangkap empat ditandatangan oleh Apoteker
pengelola apotek
2.     Dilengkapi dengan nomor SIPA serta stempel apotek.
Pemesanan narkotika dalam satu lembar surat pesanan adalah satu item (satu jenis obat) dan
dibuat rangkap empat dengan warna yang berbeda-beda.

Format Laporan Psikotropika


Suatu laporan yang dibuat Apotek untuk mencatat pengeluaran obat Psikotropika
berdasarkan pelayanan resep dokter setiap bulannya ditujukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota  dengan tembusan:
1)      Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
2)      Kepala Balai POM
3)      Arsip yg di tanda tangani oleh APA di sertai nama terang, SIPA, cap apotek
 Pelaporan psikotropika dibuat dan dilaporkan satu bulan sekali

Surat Pesanan Psikotropika


Surat pesanan psikotropika digunakan untuk memesan barang atau obat dengan golongan
psikotropik,
Surat pesanan psikotropika terdiri dari dua rangkap :
 rangkap pertama berwarna putih untuk Pedagang Besar Farmasi (PBF)
 rangkap kedua berwarna merah muda untuk arsip apotek.
Pemesanan narkotika dalam satu lembar surat pesanan adalah satu atau beberapa item obat.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 13
CHAPTER 4

PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI, ALKES dan PKRT

Fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan perbekalan farmasi, alkes dan PKRT dijalankan
yaitu dalam kegiatan :
A. Perencanaan
B. Penyimpanan
C. Pencatatan
D. Distribusi
E. Pengawasan
F. Pelaporan
Perencanaan → peramalan kebutuhan akan perbekalan farmasi, alkes dan PKRT di apotek
maupun rumah sakit.
 Rumah sakit : berpedoman kepada daftar obat essensial, formularium rumah sakit,
standar terapi dan jenis-jenis penyakit di rumah sakit yang bersangkutan.
 Apotek : didasarkan atas prediksi kebutuhan dalam kurun waktu tertentu, pada
umumnya juga mempertimbangkan jenis penyakit yang sering terjadi dan obat yang
sering diresepkan oleh dokter sekitar apotek
Penyimpanan → bagaimana menjaga persediaan yang dimiliki agar tetap dalam kondisi yang
baik dan bermutu sampai tangan konsumen
Pencatatan → kegiatan penyimpanan menyangkut pencatatan keluar masuknya persediaan
Distribusi → bertujuan untuk menyampaikan persediaan kepada konsumen secara efektif dan
efisien
Pengawasan → berupa pengawasan di tempat ataupun pengawasan terhadap dokumen atau
pencatatan
Pelaporan → laporan perbekalan farmasi termasuk psikotropika dan narkotika

A. Perencanaan
Pelaksanaan perencanaan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan di bawah ini :
1. Doelmatig, artinya pengadaan persediaan berupa perbekalan farmasi, alkes dan
PKRTharus sesuai dengan tujuan atau rencana yang sebelumnya.
2. Rechtmatig, artinya pengadaan persediaan harus sesuai dangan hak/kemampuan.
Untuk persediaan obat, WHO merekomendasikan sistem VEN (vital, essensial, non-
essensial). Pengadaan diatur mulai dari obat-obat yang masuk kategori vital,

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 14
kemudian essensial, lalu bila ada dana yang belum teralokasikan dapat diatur untuk
obat-obat kategori non essensial.
3. Wetmatig, artinya sistem atau cara pengadaannya harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
B. Penyimpanan dan Penyaluran
Kegiatan penyimpanan dan penyaluran terdiri atas pekerjaan sebagai berikut:
1. Menerima barang dan dokumen-dokumen pendukungnya, antara lain Surat
Pesanan/Surat Kontrak, Surat Kiriman, Faktur barang.
2. Memeriksa barang dengan dokumen-dokumen yang bersangkutan baik dari segi
jumlah, mutu, tanggal kadaluarsa, merk, harga dan spesifikasi lain bila diperlukan.
3. Menyimpan barang sesuai ketentuan, harus memperhatikan stabilitas obat dan tempat
penyimpanan agar mudah memperoleh dan mengaturnya. Tempat penyimpanan
barang/obat dapat berdasarkan khasiat/terapi obat atau sesuai abjad.
4. Memeriksa secara berkala dan menjaga barang dari kerusakan atau hilang.
5. Memilih dan melakukan pengepakan untuk persiapan pengiriman barang dan
menyiapkan dokumennya.
6. Mengirim barang dengan dokumen-dokumen pendukungnya dan mengarsipkannya
(surat permintaan barang, surat pengiriman, faktur barang).
7. Mengadministrasikan keluar masuknya barang dengan tertib.
8. Menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja dan tempat penyimpanan/gudang.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam fungsi penyimpanan dan gudang adalah:
1. Masalah keamanan dan bahaya kebakaran
2. Tenaga manusia yang seefektif mungkin
3. Ruangan seefektif mungkin, baik dari segi besarnya ruangan dan pembagian ruangan
4. Memelihara gedung dan peralatan dengan sebaik mungkin
5. Menciptakan suatu sistem yang lebih efektif untuk lebih
6. Memperlancar arus barang keluar-masuk.
7. Menggunakan metode FIFO = First In First Out dan
FEFO = First Expired First Out

Gudang Farmasi

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 15
Pengelolaan obat di gudang farmasi di tingkat kabupaten atau kota dilakukan sebagai
berikut:
1. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian obat, alkes dan
perbekalan farmasi.
2. Penyiapan penyusunan rencana pencatatan dan pelaporan mengenai persediaan dan
penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi.
3. Pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara umum dan baik yang ada dalam
persediaan maupun yang akan didistribusikan.
4. Melakukan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan urusan dalam.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) dan BP (Balai Pengobatan)


1. Perencanaan
 Didasarkan pada buku pedoman Pengobatan, Pedoman pengelolaan Obat di
Puskesmas, serta didasarkan pada Daftar Obat Essensial (DOEN).
 Daftar kebutuhan obat puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota daftar ini menjadi masukan penyusunan kebutuhan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Pengadaan
 Puskesmas tidak mengadakan obat sendiri tetapi menerima obat-obatan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan pengajuan, frekuensi penerimaan
disesuaikan dengan kemampuan daerah
3. Penggunaan
 Dalam memudahkan monitoring pelayanan obat dilakukan melalui satu pintu (kamar
obat) baik untuk penderita umum, gigi, dan lain-lain. Pelayanan obat menggunakan
resep sesuai jenis obat yang akan diambil di kamar obat.
4. Pencatatan dan Pelaporan
 Semua penggunaan obat dicatat sesuai dengan pedoman pengelolaan obat pada akhir
bulan penggunaan obat baik jenisnya maupun jumlahnya dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kotamadya. Laporan harus dilampiri daftar resep, nama obat,
jumlah masing-masing obat serta nama dokter yang menulis resep keluar.

Rumah Sakit
Pengelolaan obat di rumah sakit diwajibkan mengelola obat dengan cara :

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 16
1. Instalasi farmasi rumah sakit diwajibkan mengelola obat rumah sakit secara berdaya
guna dan berhasil guna.
2. Instalasi farmasi rumah sakit diharuskan membuat prosedur perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pemantauan obat yang digunakan rumah sakit.
3. Instalasi rumah sakit berkewajiban melaporkan kepada direktur rumah sakit atas
penyimpangan penulisan resep yang dilakukan oleh dokter.

Pengelolaan obat, alkes dan PKRT di rumah sakit dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain:
1. Peresepan Perorangan
Sistem ini biasanya diterapkan di rumah sakit swasta. Pasien memperoleh obat dengan
membeli resepnya di apotek/unit farmasi rumah sakit.
2. Persediaan Obat di Ruangan
Sistem ini biasanya diterapkan di rumah sakit kecil. Sistem penyaluran obat dengan
persediaan obat di ruangan ini dijalankan dengan memberikan kebutuhan obat kepada
konsumen/pasien menggunakan persediaan-persediaan obat yang sudah disalurkan di
ruangan-ruangan dalam rumah sakit. Rumah sakit umum biasanya menerapkan
kombinasi dua sistem diatas.
3. Unit Dose Dispensing (UDD)
Sistem UDD adalah dengan menyalurkan obat ke pasien sebanyak satu dosis pemakaian
setiap kali waktu minum obatnya, sehingga sistem ini diberlakukan di rumah sakit
khususnya untuk pasien rawat inap. Di negara-negara maju, sistem ini sudah sangat
berkembang.
Dengan sistem UDD, pelayanan kefarmasian akan lebih mendekati penderita, sehingga
waktu keperawatan tidak banyak terbuang untuk pengurusan obat dan biaya menjadi
lebih efisien, komunikasi perawat - farmasi juga lebih baik.

C. Pengawasan
Pengawasan dalam pengelolaan persediaan dapat mencakup pengawasan terhadap :
1. Harga barang persediaan yang dibeli.
2. Biaya-biaya yang dikeluarkan
3. Prosedur pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
4. Kesesuaian barang menyangkut spesifikasi barang, kecocokan kartu barang terhadap
bukti-bukti pembukuan dan jumlah barang

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 17
5. Kualitas barang, obat kadaluarsa, alur obat dengan metode FIFO, penandaan terhadap
barang-barang yang laku keras ataupun laku lambat
6. Tertib pencatatan dan pelaporan
Beberapa pencatatan dalam sistem pengawasan persediaan di rumah sakit adalah :
1. Permintaan pembelian.
2. Surat pesanan/kontrak.
3. Berita acara penerimaan barang dan laporan penerimaan
4. Catatan persediaan, misalnya dalam bentuk kartu stok, kartu kadaluarsa.
5. Surat bukti pengeluaran barang, dapat berupa berita acara penyerahan barang dan
resep obat.

CHAPTER 5

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 18
BUKU ADMINISTRASI APOTEK

1. Buku Penjualan Harian Obat Bebas


Digunakan untuk mencatat semua transaksi harian meliputi penjualan obat bebas
alkes, PKRT maupun barang-barang lain selain resep. Tujuan dari buku penjualan ini adalah
untuk mengetahui jumlah penjualan setiap harinya.

2. Buku Penjualan Resep


Digunakan untuk mencatat semua resep yang masuk setiap harinya, agar apotek
mempunyai dokumentasi yang lengkap mengenai resep yang sering masuk

3. Buku Pembelian
Buku pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian obat yang dilakukan di
apotek melalui PBF. Pencatatan semua pembelian obat dilakukan setiap harinya.

4. Buku Pembayaran
Buku pembayaran mempunyai fungsi untuk mencatat semua pembayaran faktur-
faktur dari Pedagang Besar Farmasi (PBF). Sebelum dilakukan inkaso/pembayaran obat
kredit dilakukan:

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 19
1. Pengumpulan faktur-faktur berdasarkan tanggal jatuh tempo
2. Pencatatan dilakukan di buku inkaso/pembayaran, lalu ditotal berapa jumlah pembayaran
yang harus dilakukan.

5. Buku Setoran Harian


Buku setoran ini dibuat dengan tujuan untuk mencatat semua jumlah pendapatan yang
diperoleh setiap harinya

6. Buku Stok Obat


Buku stok obat memuat tentang obat-obatan yang ada di apotek dan memuat jumlah
barang yang masih ada dalam persediaan. Buku stok obat ini dapat digunakan untuk :
a. mengetahui obat-obat apa saja yang paling sering terjual
b. obat-obat apa saja yang tidak laku
c. mengetahui jumlah obat yang tersisa sebagai data untuk pengadaan barang

7. Buku Defecta

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 20
Buku defecta digunakan untuk mencatat persediaan yang akan dipesan pada PBF.
Berisi tentang nama barang dan jumlah yang akan dipesan.

8. Buku Pengeluaran Narkotika dan Psikotropika


Buku pengeluaran obat narkotika/psikotropika dibuat untuk mencatat pengeluaran
obat psikotropika dan obat narkotika agar dapat diketahui jumlah obat yang sering keluar dan
mempunyai dokumentasi yang lengkap mengenai pasien tersebut.

CHAPTER 6

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 21
INFORMASI UMUM OBAT

Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).

Obat jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk siap pakai, dibedakan antara obat
generik dan obat merek dagang. Obat generik adalah obat jadi terdaftar yang menggunakan
nama generik yaitu nama obat internasional atau nama lazim yang sering dipakai. Penulisan
obat generik menunjukkan :
1. Nama generik lebih informatif dari pada nama dagang
2. Memberi kemudahan pemilihan produk
3. Produk obat generik pada dasarnya lebih murah daripada produk nama dagang
4. Resep/order dengan nama generik mempermudah substitusi produk yang
sesuai
Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
pembuat atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang
memproduksinya. Sedangkan obat palsu adalah obat jadi yang diproduksi oleh pabrik obat
yang tidak terdaftar, obat yang tidak terdaftar atau obat jadi yang kadarnya menyimpang 20
% atau lebih dari persyaratan yang ditentukan.

Penggolongan Obat
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan
penggunaan serta pengamanan distribusinya. Penggolongan obat menurut Permenkes No.
917/1993 adalah :

1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis
tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol

2. Obat Bebas Terbatas

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 22
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat
dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis
tepi berwarna hitam.
Contoh : CTM

3. Obat Keras dan Psikotropika


Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi
berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital

4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin

Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur


Sebelum menggunakan obat, bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur
atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman.
Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan:
• Nama obat
• Komposisi
• Indikasi
• Informasi cara kerja obat
• Aturan pakai
• Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas)
• Perhatian
• Nama produsen

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 23
• Nomor batch/lot
• Nomor registrasi
Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar absah yang diberikan oleh
pemerintah pada setiap kemasan obat.
• Tanggal kadaluarsa

Tanda peringatan
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat
persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua)
centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :

Cara Pemilihan Obat


Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :
a. Gejala atau keluhan penyakit
b. Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan
lain-lain.
c. Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
d. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi
obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
e. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan
obat yang sedang diminum.
f. Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan kepada
Apoteker.

Cara Penggunaan Obat

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 24
a) Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.
b) Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
c) Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan
penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.
d) Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.
e) Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada
Apoteker.

Cara Pemakaian Obat Yang Tepat

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan dalam jangka
waktu terapi sesuai dengan anjuran.

Minum obat Bila anda hamil atau Gunakan obat sesuai dengan
sesuai waktunya menyusui tanyakan cara penggunaannya
obat yang sesuai

Minum obat sampai habis

Petunjuk Pemakaian Obat Oral (pemberian obat melalui mulut)

Adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman. Yang terbaik adalah
minum obat dengan segelas air

Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 25
Minum obat saat makan

Minum obat sebelum makan

Minum obat setelah makan

Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak boleh dipecah atau
dikunyah

Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran untuk ketepatan
dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.

Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta pilihan bentuk
sediaan lain.

Petunjuk Pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita :


 Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok takar dalam
kemasan obatnya.
 Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang terasa tidak
enak/pahit.

Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata


 Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu
ditutup rapat setelah digunakan.
 Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus
diikuti dengan benar.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 26
 Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak
mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, obat
diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan
mengedip.
 Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit
 Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan

Petunjuk Pemakaian Obat Salep Mata


 Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).
 Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah
ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan hingga
salep masuk dalam kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata
digerakkan ke kiri-kanan, atas-bawah.
 Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci
dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.
 Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan

Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung


 Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil
berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.
 Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat
dapat tersebar di dalam hidung

ƒ Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 27
Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue
bersih.

Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung


Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan kedalam
lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.

ƒ Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha

Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan sampai air
masuk ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan tissue bersih.

Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga


 Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga
 Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga
 Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”
 Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu
 Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi
obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi
maka bagi penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-
anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan
selama 5 menit
 Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 28
Petunjuk Pemakaian Obat Supositoria
Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan
air.

Jangan Ditelan

Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam rektum.

 Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari
sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada
dewasa.
 Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan
sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan pada
air mengalir sebelum kemasan dibuka
 Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.

Petunjuk Pemakaian Obat Krim/Salep rektal


 Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau krim secara
perlahan ke dalam rektal.
 Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah aplikator dihubungkan
dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka, kemudian dimasukkan ke dalam rektum
dan sediaan ditekan sehingga salep/krim keluar. Buka aplikator dan cuci bersih dengan
air hangat dan sabun.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 29
ƒ Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih

Petunjuk Pemakaian Obat Vagina


 Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari industri penghasil sediaan.
 Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya berkonsultasi terlebih
dahulu dengan profesional perawatan kesehatan.
 Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan menggunakan
aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan
biarkan selama beberapa waktu.

Posisi Cara memegang Cara mengambil Cara


aplikator obat dengan penggunaan
aplikator

Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan sabun dan air
hangat.

Efek Samping
Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak diharapkan
yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah :
• Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin timbul.
• Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan apa yang
harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada Apoteker.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 30
• Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam,
mengantuk, mual dan lain-lain.
• Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia,
gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat
harus di bawah pengawasan dokter-Apoteker.

Cara Penyimpanan Obat


1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti
yang tertera pada kemasan.
3. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan
kerusakan.
4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali
jika tertulis pada etiket obat.
5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Tanggal Kadaluarsa
Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud,
mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya
dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan
mutu, seperti :
1. Tablet
- Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa
- Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan
atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
- Kaleng atau botol rusak

2. Tablet salut
- Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
- Basah dan lengket satu dengan lainnya
- Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik

3. Kapsul

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 31
- Perubahan warna isi kapsul
- Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain

4. Cairan
- Menjadi keruh atau timbul endapan
- Konsistensi berubah
- Warna atau rasa berubah
- Botol plastik rusak atau bocor

5. Salep
- Warna berubah
- Pot atau tube rusak atau bocor
- Bau berubah
Dosis
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau volume dan
frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien.

Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian.


Contoh :
• Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali
• Obat diminum sebelum atau sesudah makan
• Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau brosur/leaflet

Bila terlupa minum obat :


• Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis
berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya sesuai
aturan.
• Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan

Hal-hal yang harus Diperhatikan


1. Kemasan/wadah
Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa jelas
terbaca.

2. Penandaan pada wadah

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 32
• Baca zat berkhasiat dan manfaatnya
- Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan
- Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila sebelumnya
lupa minum obat
- Baca kontraindikasinya
Misalnya: - tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui
- tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal
- Baca efek samping yang mungkin timbul
- Baca cara penyimpanannya
3. Bila ragu tanyakan pada Apoteker
4. Bila sakit berlanjut hubungi dokter

CHAPTER 7

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 33
HIPERTENSI

Pengertian
Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten.

Gejala hipertensi diantaranya :


- Sering pusing - Sering berkeringat
- Kencang didaerah tengkuk - Sering berdebar
Sebagian besar tidak merasakan gejala apapun,diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah.

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO


Diastolik
Kategori Sistolik (mmHg)
(mmHg)
Optimal <120 dan < 80
Normal <130 dan < 85
High Normal 130-139 atau 80-99
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi stage 2 160-179 atau 100-109
Hipertensi stage 3 ≥ 180 atau ≥ 110
Isolated systolic Htn (ISH) ≥ 140 atau > 90
Pengobatan non farmakologi
Beberapa tindakan umum yang perlu dilakukan oleh pasien meskipun hanya menderita
hipertensi ringan antara lain :
(a) Bagi yang obesitas : menurunkan berat badan, sebab dengan menurunkan berat badan,
volume darah juga akan berkurang.
(b) Diet garam : maksimum 2 gram per hari. Mengurangi konsumsi lemak termasuk
daging, sebaliknya memperbanyak konsumsi makanan nabati.
(c) Tidak merokok, mengurangi minum kopi dan alkohol, sebab nikotin mempunyai efek
vasokonstriksi dan karbondioksida dalam asap rokok mengganggu pernafasan.
Kafein dapat menstimulir kontraksi jantung. Demikian pula alkohol, karena tiap 10
gram alkohol dapat meingkatkan 0,5 mm Hg tekanan darah.
(d) Istirahat yang cukup dan olahraga teratur.
MEKANISME TERJADI HIPERTENSI

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 34
Tekanan darah tubuh diatur oleh Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Hormon
renin dihasilkan oleh ginjal. Bila aliran darah dalam glomerulus berkurang, ginjal akan
melepaskan renin. Dalam plasma renin bergabung dengan protein membentuk Angiotensin I
yang oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dirubah menjadi Angiotensin II,
yang aktif dan bersifat vasokonstriksi dan menstimulir hormon aldosteron yang mempunyai
efek retensi air dan garam, sehingga volume darah bertambah, mengakibatkan tekanan darah
meningkat.

Pengobatan Farmakologi Hipertensi

GOLONGAN SUB GOLONGAN OBAT


DIURETIKA OSMOTIK  Manitol, Sorbitol, Gliserol

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 35
 Furosemida, Bumetanida
LENGKUNGAN
Etakrinat
 Hidrochlortiazida (HCT)
SALURETIKA Thiazida, Klortalidon
Indapamida, Klopamida
 Spironolakton, Amilorida
HEMAT KALIUM
Triamteren
ANTI ADH  Vasopresin
A1-A2 BLOKERS  Fentolamin
 Prazosin, Doxazosin
ALFA BLOKERS A1 BLOKERS
Terazosin
A2 BLOKERS  Yohimbin
 Propanolol, Alprenolol
B1-B2 BLOKERS
Labetolol
BETA BLOKERS
 Asebutolol, Atenolol
B1 BLOKERS
Bisoprolol, Metoprolol
 Nifedipin, Amlodipin
DIHIDROPIRIDIN
ANTAGONIS CALSIUM Nimodipin
LAIN-LAIN  Verapamil, Diltiazem
 Kaptopril, Enalapril
ACE BLOKERS
Lisinopril
PENGHAMBAT RAS
 Losartan, Valsartan
ARB
Candesartan, Irbesartan
VASODILATOR  Hidralazin, Dihidralazin
VASODILATOR KORONER Minoksidil
VASODILATOR PERIFER  Isoksuprin
OBAT SSP  Klonidin, Gunfasin, Reserpin

CHAPTER 8

DIARE

Diare adalah :
 Penyakit BAB  Perubahan bentuk dan konsistensi
 Tinja melembek sampai cair
 Frekuensi BAB 3 kali atau lebih dalam 24 jam

DIARE

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 36
AKUT (MENDADAK) KRONIS
Diare menetap/berulang dalam jangka waktu lama
Gejala :
 Tinja cair
 Terjadi mendadak
 Lemas  demam/muntah
 Biasanya berhenti setelah beberapa jam
sampai beberapa hari
 Karena infeksi virus, bakteri, makanan, obat tertentu
dan penyakit lain

Diare merupakan mekanisme pertahanan tubuh dari racun atau sesuatu yang mengerikan.
Cairan keluar bersama tinja dan jika terjadi sesering mungkin maka sangat memungkinkan
terjadi “dehidrasi”. Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama
pengobatan diare akut seperti pada gastro enteritis ialah mencegah atau mengatasi
pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan
usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan kematian.
Gejala dehidrasi : haus, mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput (kehilangan
turgor), berkurangnya air kemih, berat badan turun dan gelisah. Pencegahan dehidrasi
dilakukan dengan pemberian larutan oralit, yaitu campuran dari :
 NaCl 3,5 gram
 KCl 1,5 gram Campur dalam 1 liter air matang ini tidak
 NaHCO3 2,5 gram menghentikan diare,tetapi mengganti cairan
tubuh yang
 Glukosa 20 gram hilang bersama tinja

Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis penyebab diare
melalui pemeriksaan yang teliti.

1) Kemoterapi

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 37
Untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat
golongan sulfonamida atau antibiotika

2) Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara :
 menekan peristaltik usus, misalnya loperamid
 menciutkan selaput usus atau adstringen, contohnya tannin
 pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun
penyebab diare yang lain misalnya, carbo-adsorben, kaolin
 pemberian mucilagountuk melindungi selaput lendir usus yang luka.

3) Spasmolitika
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare
misalnya Atropin sulfat

Pengobatan Farmakologi Diare

CHAPTER 9

KONSTIPASI

Pengertian
Konstipasi atau sembelit adalah suatu gejala proses defekasi yang bermasalah.

Ciri konstipasi adalah :


 Defekasi yang tidak lancar dan tidak teratur (kurang 2x seminggu)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 38
 Mengejan
 Defekasi keras dan tidak tuntas
 Gejala lain berupa perasaan penuh pada lambung, mual, feses keras sehingga defekasi
sulit, sakit perut dan anoreksia, kadang sakit kepala dan perasaan tidak nyaman di
mulut

Penyebab :
 Kurang konsumsi serat dan kurang minum air
 Adanya penyakit, misalnya adanya penyumbatan di usus akibat tumor
 Efek samping penggunaan obat, misalnya morfin dan derivatnya
 Ketegangan emosi (stress) dan saraf
 Kehamilan
Sembelit lebih banyak terjadi pada lansia, terutama kaum wanita, karena kurangnya
pergerakan badan dan susunan diet yang kurang seimbang dan kurang minum.

Pencegahan sembelit:
• Minum lebih banyak
• Makan lebih banyak sayuran dan buah
• Olahraga teratur

Pengobatan Farmakologi sembelit

LAKSATIFA/LAKSANSIA
(Pelunak Tinja)

OSMOSIS KONTAK Pembentuk Bulk EMOLIEN

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 39
n memperbesar volume
Berikatan usus dan
dengan mengakibatkan
molekul peningkatan
air agar-agar
Menambahsehingga
/ peristaltik usus
mengembang, memperlicin
hal inilah dan melunakkan
yang memperbesar feses. usus
volume dalam
memperkuat kontraksi dindingaltik
usus,usus akan meningkat
CHAPTER 10

TUKAK LAMBUNG (ULKUS PEPTIKUM)

Pengertian
Tukak (Ulkus) lambung adalah luka pada lambung/lapisan lambung.

Penyebab :
• Tinginya kadar asam lambung

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 40
• Akibat infeksi Helicobacter pylori
• Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin dan ibuprofen
Makanan/keadaan yang dapat memperburuk :
- Stress - Merokok
- Makan makanan pedas - Minum alkohol
H Pylori adalah sejenis bakteri yang hidup dalam saluran cerna. Bakteri ini
menyebabkan ulkus lambung dengan merusak lapisan mukosa yang melindungi lambung dan
duodenum. Kerusakan lapisan mukosa memungkinkan asam lambung dapat masuk ke celah
yang lebih sensitif dibawahnya. Secara bersamaan, asam lambung dari H. pylori mengiritasi
lambung dan duodenum dan menyebabkan nyeri
Gejala :
- Ketidaknyamanan pada perut - Sering sendawa - Kembung
- Kurang nafsu makan - Mual - Muntah
Tujuan terapi : menghilangkan gejala, penyembuhan, dan mencegah komplikasi lenih
lanjut.

Pengobatan Farmakologi :

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 41
MEKANISME TERAPI
OBAT ULKUS PEPTIKUM

IKROBA ANTI MUSKARINIK ANALOG PROSTAGLANDIN PENGHAMBAT RESEPTOR H2


unakan untuk ulkus
menghambat peptikum
reseptor yang disebabkan
muskarinik-M1 H.Pylori
dalam sel-sel parietal lambung yang memproduksi asam
mengurangi
menghambat sekresi asam lambung.
lambung. sekresi asam lambung dan pepsi
Ex: Ex: Ex: Ex:
Amoxicillin Pirenzepin Misoprostol Simetidine
Klaritromicin Mepenzolat Ranitidine
Metronidazol Famotidin
Tetrasiklin Nizatidin.

KHELATOR INHIBITOR POMPA PROTON ANTASIDA


menghambat
protein enzim H+/K-ATPase
pada permukaan yang
tukak yang akan terdapatmelindungi
berfungsi pada sel-sellambung
Bersifat basa lemah mengikat danmenghambat
parietal lambung
dari asam sehingga
dan akan
pepsin. menetralkansekresi asam
kelebihan lambung.
asam lambun
Ex: Ex: Ex:
Sukralfat Omeprazol Al hidroksida
Lansoprazol Mg hidroksida
Pantoprazol

CHAPTER 11

DISPEPSIA

Pengertian
Dispepsia adalah sekumpulan gejala yang berasal dari saluran cerna bagian atas, yang dapat
berhubungan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Gejala :

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 42
• Rasa terbakar atau asam pada perut
• Nyeri pada perut/dada bagian bawah
• Perut kembung
• Hilangnya nafsu makan
• Mual dan muntah.

Penyebab :
 Gastritis (peradangan pada lapisan lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori)
 Refluks lambung (mengalirnya kembali isi lambung ke esofagus)
 Ulkus peptikum (luka yang terasa nyeri pada lapisan lambung yang disebabkan oleh
bakteri H. pylori)
 Kanker pada lapisan lambung
 Penggunaan antibiotik
 Obat antiradang dan AINS.
Makanan/keadaan yang dapat memperburuk :
o Pecandu alkohol
o Perokok
o Konsumsi kafein terlalu banyak
o Gemar makanan pedas
o Memiliki diet yang tinggi kandungan lemak
o Obesitas
o Mengalami stress
o Sering menggunakan antibiotik

MEKANISME TERAPI

OBAT DISPEPSIA

GOL. ANTIHIPERACIDITAS GOL.ANTAGONIS RESEPTOR H2


Ex : Ex :
Hidrotalsit (persenyawaan Al dan Mg) Simetidin, ranitidin,famotidin,& nizatidin

ANTIKOLINERGIK BIASA DIKOMBINASI DENGAN : ANTIFLATULEN


duksi asam lambung & juga mampu melawan kejang otot. berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul di l
SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK
Ex : Ekstrak Belladona Ex : dimetikon/simetikon/
| 43 dimetilpolisiloksan/DMPS
SEDATIF SPASMOLITIK
edatif yang akan menekan stress yang ada sehingga
utk melemaskan
produksi asam
ketegangan
lambungotot
akan
lambung
ditekan.
usus & mengurangi kejang otot
Ex : klordiazepoksid Ex : papaverin

CHAPTER 12

GANGGUAN HATI

Jenis-jenis gangguan hati :


1. Hepatitis (peradangan hati)
2. Sirosis (pengerasan hati)
3. Tumor

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 44
4. Abses (pengumpulan nanah)

Jenis-jenis hepatitis :
a) Hepatitis A, menyebar melalui air limbah, dan makanan yang terkontaminasi oleh
virus.
b) Hepatitis B, ditularkan melalui kontak dengan cairan darah, sperma dan vagina, juga
dari ibu ke bayi yang baru lahir.
c) Hepatitis C, ditularkan melalui transfusi darah
d) Hepatitis D, disebabkan melalui jarum yang terinfeksi dan juga transfusi darah
e) Hepatitis E, ditularkan melalui makanan dan minuman yang terinfeksi.

Tujuan terapi : untuk melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati

Terapi yang dapat diberikan adl hepatoprotektor di antaranya :


Obat yang dapat melawan keracunan yang disebabkan oleh hepatotoksin. (contoh
Methionin)
Obat yang dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak ke dalam hati
(contoh : kolin)
obat yang berfungsi untuk detoksifikasi dan antioksidan (contoh kurkumin)

.Pengobatan Farmakologi

CHAPTER 13

BATU EMPEDU

Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung empedu Faktor
pencetusnya meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu dan radang
saluran empedu.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 45
Terdapat tiga jenis batu empedu yakni batu kolesterol, batu pigmen dan batu kalsium
karbonat (kebanyakan yang terjadi batu empedu campuran). Terapi batu empedu dengan obat
perannya relatif kecil bila dibandingkan dengan tehnik pembedahan atau endoskopi.dan
laparoskopi.

Terapi dengan obat cocok untuk pasien:


- Yang gejalanya ringan - Ukuran batu empedu
kecil sampai sedang.
- Fungsi kandung empedu tidak terganggu
Pencegahan jangka panjang mungkin diperlukan setelah batu empedunya melarut atau
dibuang, karena dapat terjadi kembali pada sebagian pasien sesudah pengobatan dihentikan.

Pengobatan
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu
empedu. Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet kolesterol dan pengobatan
dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan sesudah batunya melarut.

KOLAGOGA

ASAM KENODEOKSIKOLAT ASAM URSODEOKSIKOLAT


Bekerja dengan menghambat
Meningkatkan
sintesa kolesterol
perubahan di kolesterol
dalam hatimenjadi asam kolat sehingga kadarnya dalam empedu dapat m

CHAPTER 14

KEJANG PERUT

Kejang/kram/spasme dapat terjadi pada daerah lambung,-usus, saluran empedu,


saluran kemih dan rahim. Kejang ini akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri yang hanya
terjadi pada bagian perut.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 46
Penyebab :
 Merupakan ransangan untuk buang air besar, buang air kecil, bersendawa atau buang
angin
 Merupakan tanda adanya gangguan pada organ pencernaan, misalnya gangguan
lambung, masuk angin, mual, muntah, konstipasi ataupun diare
 Merupakan gejala menstruasi
 Merupakan gejala awal kanker pankreas atau kanker usus
 Merupaan gejala yang terjadi akibat makan terlalu banyak atau terlalu cepat dan juga
karena stress

Pengobatan Farmakologi
 Diberikan obat yang bersifat relaksasi otot yang dapat mengurangi atau melawan
spasme.
 Obat tambahan lainnya :
a. Antikolinergik : atropin, dengan turunannya, yaitu hiosiamin dan homatropin,
skopolamin, beserta turunannya, yaitu butilskopolamin
b. Zat-zat yang langsung berefek pada otot polos : papaverin, moksaverin
c. Zat-zat antikolinergik yang sekaligus berefek pada otot polos : kamilofen,
drofenin

CHAPTER 15

ANTIHIPERLIPIDEMIKA

Pengertian
Obat-obat antihiperlipidemik (hipolipidemika) adalah golongan obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 47
Lipida darah (lipid plasma) terdiri dari lemak-lemak netral (trigliserida), kolesterol
(kolesterin) dan fosfolipida.
Lipid = Lipofil = tidak larut dalam darah

Lipid Protein Lipid Protein

Lipid berikatan dengan protein Lipoprotein


agar bisa diangkut dalam darah

Lipoprotein dikelompokan menjadi 4, yaitu :


1. Khilomikron
2. Lipoprotein kerapatan (densitas) sangat rendah (VLDL = Very Low Density
Lipoprotein), disebut juga pre--lipoprotein.
3. Lipoprotein kerapatan rendah (LDL = Low Density Lipoprotein), disebut juga -
lipoprotein.
4. Lipoprotein kerapatan tinggi (HDL = Hight Density Lipoprotein), disebut juga -
lipoprotein.

HDL memiliki prosentase protein lebih banyak dan prosentase lipid lebih sedikit.
Fungsinya adalah untuk menghilangkan kolesterol yang tertimbun dari aliran darah dan
membawanya ke hati. Karena itu HDL dikatakan mempunyai kerja melindungi terhadap
aterosklerosis (pengerasan, hilangnya elastisitas serta penyempitan lumen pembuluh arteri),
sehingga HDL disebut kolesterol “baik”.

Ketiga lipoprotein yang lain (Khilomikron, VLDL dan LDL) terutama terdiri dari
kolesterol dan trigliserida dan membantu terjadinya ateroskelosis. Ketiganya biasa disebut
juga kolesterol “jahat”.

Tabel berikut menyajikan klasifikasi lipoprotein dan komposisinya.

Sub Kelompok Komposisi Lipoprotein (%)


Protein Kolesterol Trigliserida Fosfolipid
Lipoprotein
Khilomikron 1-2 1-3 80 – 95 3-6
VLDL 6 - 10 8 - 20 45 – 65 15 - 20
LDL 18 - 22 45 - 50 4–8 18 - 24
HDL 45 - 55 15 - 20 2–7 26 - 32

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 48
Penyebab :
 Lingkungan : kelebihan Berat Badan, Pecandu alkohol, penyakit metabolisme
 Genetik
 Kadar Kolesterol, Trigliserida, LDL, yang meningkat  Resiko Penyakit Jantung
Koroner (PJK) semakin tinggi
Tabel berikut menyajikan berbagai lipida darah dan nilai normalnya sesuai klasifikasi
berdasarkan risiko.

Lipid Nilai Normal (mg/dL) Tingkat Risiko PJK


Rendah (mg/dL) Sedang (mg/dL) Tinggi (mg/dL)
Kolesterol 150 - 240 < 200 200 - 240 > 240
Trigliserida 40 - 190 bervariasi sesuai umur > 190
Lipoprotein :
LDL 60 - 160 < 130 130 - 159 > 160
HDL 29 - 77 > 60 35 - 50 < 35

Diet merupakan terapi permulaan bagi hiperlipidemia dan sebagian besar kasus hendaknya
dicoba beberapa bulan sebelum mempertimbangkan farmakoterapi. Pengaturan diet
dilakukan dengan :

1. Pengurangan konsumsi lemak jenuh. Lemak jenuh terdapat dalam daging hewani
termasuk daging ikan. Juga terdapat dalam minyak tumbuhan (minyak kelapa dan
minyak kelapa sawit). Demikian juga dengan susu. Sebagai pengganti dapat
digunakan susu rendah lemak, mentega lunak dan minyak tumbuhan cair.
2. Konsumsi lemak-lemak tak jenuh (poly dan mono unsaturated) sebagai pengganti
minyak lemak jenuh. Terdapat pada minyak tumbuhan dan margarine serta minyak
zaitun dan canola.
3. Pengurangan konsumsi kolesterol. Terdapat pada kuning telur, hati, ginjal, otak dan
roti tart.
4. Meningkatkan konsumsi buah-buahan segar, sayur dan produk biji-bijian utuh untuk
menambah keragaman dan memberikan gizi serta serat.

Untuk mendukung upaya terapi diet, perlu diikuti upaya penunjang yaitu menurunkan
berat badan (karena dapat meningkatkan kadar HDL) dan olahraga (dapat menurunkan kadar
trigliserida, kolesterol dan meningkatkan kadar HDL).

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 49
MEKANISME TERAPI

ANTIHIPERLIPIDEMIKA
.

INHIBITOR HMG-COA REDUKTASE


menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis koleste
PROBUKOL Ex : Lovastatin, Simvastatin, fluvastatin
Menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yg teroksidasi oleh makrofag
NIASIN
Ex : Antioksidan
hambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas.
menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag.
Ex : Vitamin B7
Ex : Vitamin B7

RESIN PENGIKAT AS.EMPEDU


DERIVAT ASAM FIBRAT
Asam empedu akan diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tak dapat direabsorbsi untuk
vitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.
Ex : Kolesteramin,kolestipol
Ex : Fibrat, Bezafibrat, Gemfibrozil

Nama Generik Nama Dagang Produsen


Lopid Park Davis
Gemfibrozil Lipidan Dankos
Lapibroz Lapi
Evothyl Guardian
Fenofibrat Hipolip Mecosin
Hyperchol Ikapharmindo
Klofibrat Arterol Pharos Chemie
Bezafibrat Bezalip Boehringer M.
Atorvastatin Lipitor Marner-Lambert
Lovastatin Belvas IPI
Justin Ifars
Vastachol Rama Farma
Fluvastatin Leschol Novartis
Simvastatin Liponorm Dankos

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 50
Normofat Soho
Sinova Combiphar
Pravastatin Pravachol Bristol Myers
Mevalotin Sankyo, KF
Asam nikotinat

CHAPTER 16

ASAM URAT (GOUT)

Asam urat merupakan produk akhir metabolism purin. Kelebihan asam urat dalam
darah akan menyebabkan tertimbunnya asam urat dalam jaringan lunak dan sendi-sendi
sehingga muncul sindrom klinis yang disebut sebagai penyakit gout.

Kadar asam urat normal menurut WHO


1. Pada laki-laki dewasa kadar normal asam uratnya adalah sekitar 2 – 7,5 mg/dL,
sementara itu pada wanita yang sudah dewasa adalah 2 – 6,5 mg/dL.
2. Pada laiki-laki dengan usia diatas 40 tahun kadar normal asam uratnya 2 – 8,5
mg/dL, pada wanita 2 – 8 mg/dL
3. Anak-anak yang berusia 10 – 18 tahun kadar asam uratnya 3,6 – 5,5 mg/dL,
sementara itu pada anak perempuan 3,6 – 4 mg/dL

Penanganan nonfarmakologi pada gout yang stabil

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 51
Tujuannya adalah untuk mengurangi serangan, menurunkan kadar asam urat darah dan
memperbaiki kesehatan pasien sambil mencegah perburukan penyakit. Rekomendasi pola
diet dibagi menjadi 3 kelompok :
a. Makanan yang harus dihindari: jeroan, makanan/minuman dengan kandungan
fruktosa tinggi (misalnya sirup jagung), minuman beralkohol.
b. Makanan yang harus dibatasi: makan daging atau seafood dalam porsi besar, gula, jus
buah, garam.
c. Makanan yang disarankan: susu rendah lemak atau tanpa lemak. Mengurangi berat
badan bagi pasien dengan obesitas, stop merokok dan berolahraga merupakan pola
hidup yang disarankan bagi pasien gout.

Terapi Farmakologi
JENIS SERANGAN TERAPI PERHATIAN
OAINS (Obat Anti Inflamasi
Non Steroid) Ex : Diklofenak,
Mengiritasi lambung
indometasin, ketoprofen,
naproksen, piroxikam, sulindak
GOUT AKUT
Merupakan pilihan terakhir,
Kholkisin
menyebabkan diare berat
Hati-hati pada pasien gagal
Kortikosteroid
jantung
Urikostatik (Xantin oxidase Hati-hati bagi yang mengalami
inhibitor) Ex : Allupurinol kerusakan ginjal
GOUT KRONIS
Urikosurik Ex : Probenesid dan Tidak direkomendasikan
sulfinpirazon pasien dengan gangguan ginjal

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 52
CHAPTER 17

DIABETES MELLITUS

Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) yang biasa dikenal dengan kencing manis merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Terjadinya DM karena kelenjar
pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau produksinya sangat sedikit sehingga tidak
mampu mencukupi kebutuhan tubuh akanhormon insulin.

Pada umumnya Diabetes Mellitus terdiri dari 2 jenis yaitu :


1. Diabetes tipe 1, biasanya terjadi pada orang berusia dibawah 40 tahun, termasuk pada
anak-anak. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian suntikan insulin
serta penerapan pola makan yang benar (diet).
2. Diabetes tipe 2, umumnya terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun meskipun sekarang
ini banyak pula dijumpai pada orang yang masih muda sebagai akibat dari obesitas.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 53
Pada wanita hamil dapat mengalami peningkatan jumlah glukosa dalam darah.Glukosa
yang berlebihan tersebut dialirkan melalui plasenta menuju janin. Hal ini yang menyebabkan
kegemukan dalam kandungan. Wanita yang mengalami diabetes selama masa kehamilan
disebut diabetes gestasional. Umumnya pada wanita hamil akan terbebas dari diabetes jenis
ini setelah melahirkan, tetapi terdapat beberapa kasus diabetes yang berlanjut. Wanita yang
mengalami diabetes selama masa kehamilan berpotensi mengidap diabetes tipe 2.

Penyebab
 Perubahan gaya hidup tidak sehat, perokok, lingkungan, dan usia
 Pola makan yang berubah ke arah makanan cepat saji (instan)
 Ada riwayat keluarga yang ada terkena DM (turunan)
 Stress menghadapi hidup atau persoalan lain
 Kegemukan dan kerusakan kelenjar pancreas (tidak lagi memproduksi hormone insulin
atau sedikit memproduksi hormon tersebut).

Gejala Diabetes Mellitus


 Gejala Diabetes Mellitus  tipe 1

  Gejala Diabetes Mellitus  tipe 2

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
(mg/dL)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 54
Penanggulangan atau pencegahan Diabetes Mellitus
 Pola makan (diet) yang teratur dan disiplin
 Olahraga secara teratur
 Istirahat atau tidur yang cukup
 Konsumsi obat secara teratur, baik pengobatan secara oral maupun injeksi insulin
 Secara berkala memeriksakan kadar gula darah untuk mengetahui jumlah gula dalam
darah.

Terapi Farmakolgi Diabetes Mellitus:


1. Biguanid (Contoh: Metformin)
 Mekanisme kerja : bekerja dengan mengurangi glukoneogenesis di hati;
meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi absorpsi karbohidrat dalam saluran
cerna..
 Merupakan terapi lini pertama pada mayoritas pasien DM terutama yang mengalami
resistensi insulin.
( + ) : Tidak menimbulkan kenaikan berat badan, tidak menimbulkan hipoglikemia,
tidak berpotensi menimbulkan gangguan kardiovaskular selama pemakaian,
dan harganya murah.
( - ) : Gangguan pada saluran ceran dan pemakaiannya menginduksi gangguan
ginjal.

2. Sulfonilurea (Contoh: Glikazid, glimepirid, dan glibenklamid)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan meningkatkan produksi insulin endogen.
 Merupakan terapi lini kedua bagi penderita diabetes yang gula darahnya tidak
terkontrol oleh metformin.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 55
(+) : Efektif dalam menurunkan glukosa darah terutama oada pasien yang
menunjukkan gejala diabetes. Obat ini dapat ditoleransi oleh tubuh dan
harganya murah.
( - ) : Berisiko menimbulkan hipoglikemi, meningkatkan berat badan, pusing,
tremor, lemas, dan berat badan meningkat.

3. Glitazon (Contoh : Pioglitazon, rosiglitazon)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin.
 Merupakan terapi lini kedua bagi pasien yang tidak menginginkan kenaikan berat
badan akibat terapi dengan sulfonilurea.
 Glitazon merupakan terapi lini ketiga apabila gula darah tidak dapat dikontrol dengan
Biguanid dan Sulfonilurea.
( + ) : Dapat ditoleransi oleh tubuh, dan dapat dikombinasi dengan obat antidiabetes
lain atau insulin.
( - ) : Pemakaian minimal 12 minggu untuk memperoleh pemakaian maksimal,
menyebabkan pengurangan cairan dan gangguan jantung pada beberapa
individu, kadang pula terjadi pembengkakan. 

4. Incretin mimetics (Contoh : Exenatid, liraglutid)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan meningkatkan pelepasan insulin setelah makan,
mereduksi pelepasan hormon glukagon dan memperlambat pengosongan lambung.
 Merupakan terapi lini kedua bagi penderita diabetes yang tidak menginginkan
kenaikan berat badan.
 Dapat dikombinasi dengan metformin dan/atau sulfonilurea serta kombinasi
metformin dan tiazolidindion.
(+) : Mengurangii berat badan.
( - ) : Bentuk sediaan injeksi harganya mahal, penggunaan bersama dengan
sulfonilurea meningkatkan risiko hipoglikemi, efek samping mual muntah
seing terjadi.

5. DPP-4 inhibitors (Contoh : Sitagliptin, vidagliptin)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan menghambat klirens dari inkretin natural.
 Sitagliptin dapat digunakan sebagai terapi lini kedua atau ketiga.
(+) : Tidak meningkatkan berat badan, Sitagliptin dapat ditambahkan dalam
kombinasi metformin dan sulfonil urea.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 56
( - ) : Harga relatif mahal dan tidak spesifik menurunkan HbA1c.

6. Meteglinid (Contoh : Repaglinid, nateglinid)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan merangsang pelepasan pembentukan insulin
endogen.
 Repaglinid dapat digunakan sebagai monoterapi, sedangkan nateglinid digunakan
sebagai terapi kombinasi dengan metformin.
( + ) : Spesifik pada hiperglikemi post prandial, aksinya cepat.
( - ) : Dibutuhkan beberapa dosis intuk setiap sebelum makan.

7. Alfa glukosidase inhibitor (Contoh : Akarbose)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan memperlambat proses pencernaan dan penyerapan
karbohidrat.
 Dapat digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan metformin dan/atau
sulfoilurea.
( + ) : Mereduksi hiperglikemi post prandial, tidak meningkatkan berat badan.
( - ) : Buruk ditoleransi oleh tubuh yang mengalami efek samping pada pencernaan
terutama dalam kondisi kembung.

8. Terapi insulin (Contoh : Lispro, glargin)


 Mekanisme kerja : bekerja dengan beraksi langsung pada jaringan otot dan hati untuk
meningkatkan pengambilan glukosa dari plasma.
 Direkomendasikan apabila kombinasi dua obat antidiabetes oral gagal dalam
mencapai target atau pengontrolan gula darah sangat buruk.
(+) : Efektif dalam mengurangi HbA1c
( - ): Berat badan meningkat, bagi pasien yang resisten terhadap insulin diperlukan
dosis yang tinggi, memerlukan injeksi atau pompa khusus, dan berisiko
menimbulkan hipoglikemia.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 57
CHAPTER 18

ASMA

JENIS CIRI
ASMA • Serangan sesak nafas akut
• Tersengal-sengal
• Hipersekresi dahak
BRONCHITIS • Batuk produktif menahun
PPOK (Penyakit Paru KRONIS • Tidak sesak nafas
Obstrukstif Kronis) • Hipersekresi dahak
EMFISEMA PARU • Destruksi/kerusakan jaringan
paru
• Sesak nafas terus menerus
saat mengeluarkan tenaga

Penyebab :
 Hiperaktivitas Bronchi
 Alergi (system imun)
 Infeksi Saluran nafas  Bakteri

Pengobatan

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 58
Pengobatan asma dan bronchitis dapat dibagi atas 3 karagori, yaitu terapi serangan akut,
status asmathicus dan terapi pencegahan.
(a) Terapi serangan akut
Pada keadaan ini pemberian obat bronchospasmolitik untuk melepaskan kejang
bronchi. Sebagai obat piligan ialah Salbutamol atau Terbutalin, sebaiknya secara
inhalasi (efek 3 – 5 menit). Kemudian dibantu dengan Aminophillin dalam bentuk
suppositoria. Obat pilihan lain ialah Efedrin dan Isoprenalin, dapat diberikan sebagai
tablet, hanya saja efeknya baru kelihatan setelah kurang lebih 1 jam. Inhalasi dapat
diulang setelah 15 menit sebelum memberikan efek. Bila yang kedua ini juga belum
memberikan efek, perlu diberikan suntikan i.v. Aminophillin atau Salbutamol,
Hidrokortison atau Prednison. Sebagai tindakan akhir dengan Adrenalin i.v. dengan
diulangi 2 kali dalam 1 jam.
(b) Status asmathicus
Pada keadaan ini efek bronchodilator hanya ringan dan lambat. Ini disebabkan oleh
blokade reseptor beta karena adanya infeksi dalam saluran napas. Pengobatan dengan
suntikan i.v. Salbutamol atau Aminophillin dan Hidrokortison dosis tinggi (200 – 400
mg per jam sampai maksimum 4 gram sehari).
(c) Terapi pencegahan
Dilakukan dengan pemberian bronchodilator misalnya Salbutamol, Ipratropium atau
teofillin, bila karena alergi perlu ditambahkan Ketotifen.

Penggolongan Obat – Obat Asma


Berdasarkan mekanismenya, kerja obat – obat asma dapat dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu :
(a) Antialergika
Adalah zat – zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan
melepaskan histamin. Obat ini sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan
rhinitis alergis (hay fever). Termasuk kelompok ini adalah kromoglikat, β-2
adrenergika dan antihistamin seperti ketotife, oksatomida juga memiliki efek ini.

(b) Bronchodilator  melebarkan bronchus


Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik sehingga memberikan
efek bronkodilatasi. Termasuk kedalamnya adalah :
 Adrenergika

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 59
Khususnya β-2 simpatomimetika (β-2-mimetik), zat ini bekerja selektif terhadap
reseptor β-2 (bronchospasmolyse) dan tidak bekerja terhadap reseptor β-1
(stimulasi jantung).
Kelompok β-2-mimetik seperti Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol,
Prokaterol dan Tretoquinol. Sedangkan yang bekerja terhadap reseptor β-2 dan β-1
adalah Efedrin, Isoprenalin, Adrenalin, dll.
 Antikolinergika (Oksifenonium, Tiazinamium dan Ipratropium.)
Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik dan kolinergik.
Bila reseptor β-2 sistem adrenergik terhambat, maka sistem kolinergik menjadi
dominan, segingga terjadi penciutan bronchi. Antikolinergik bekerja memblokir
reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi sehingga aktivitas saraf adrenergik
menjadi dominan, dengan efek bronchodilatasi.
Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut kering, obstipasi, sukar
kencing, gangguan akomodasi. Efek samping dapat diperkecil dengan pemberian
inhalasi.
 Derivat xantin (Teofilin, Aminofilin dan Kolinteofinilat)
Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim
fosfodiesterase. Selain itu, Teofilin juga mencegah pengingkatan hiperaktivitas,
sehingga dapat bekerja sebagai profilaksis. Kombinasi dengan Efedrin praktis tidak
memperbesar bronchodilatasi, sedangkan efek tachycardia diperkuat. Oleh karena
itu, kombinasi tersebut dianjurkan.

(c) Antihistaminika (Ketotifen, Oksatomida, Tiazinamium dan Deptropin)


Obat ini memblokir reseptor histamin sehingga mencegah bronchokonstriksi. Banyak
antihistamin memiliki daya antikolinergika dan sedatif.

(d) Kortikosteroida (Hidrokortison, Prednison, Deksametason, Betametason)


Daya bronchodilatasinya berdasarkan mempertinggi kepekaan reseptor β-2, melawan
efek mediator seperti gatal dan radang. Penggunaan terutama pada serangan asma
akibat infeksi virus atau bakteri. Penggunaan jangka lama hendaknya dihindari,
berhubung efeksampingnya, yaitu osteoporosis, borok lambung, hipertensi dan
diabetes. Efek samping dapat dikurangi dengan pemberian inhalasi.

(e) Ekspektoransia (KI, NH4Cl, Bromheksin, Asetilsistein)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 60
Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut, obat ini
berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan.
Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran
napas sehingga menurunkan viskositas lendir. Sedangkan Asetilsistein mekanismenya
terhadap mukosa protein dengan melepaskan ikatan disulfida sehingga viskositas
lendir berkurang.

Spesialite :
NO NAMA GENERIK NAMA DAGANG PABRIK
. & LATIN
1. Teofilin Brondilex Biomedis
2. Teofilin + Bromheksin HCl Bronsolvan Dankos
3. Teofilin + Gliseril Guaiakolat Quibron Bristol
4. Teofilin + Efedrin HCl Asmasolon Westmon
Asmadex Dexa Medica
Asthma Soho Soho
Neo-Napacin Konimex
5. Aminofilin Aminophyllinum Ethica
Phyllocontin Mahakam
6. Efedrin HCl Ephedrin HCl Soho
7. Salbutamol Sulfat Salbuven Pharos
Salbron Dankos
Fartolin Fahrenheit
Ventolin Glaxo Smith
8. Salbutamol Sulfat + Guaifenesin Fartolin Expectorant Fahrenheit
9. Terbutalin Sulfat Bricasma Astra Zenecca
10. Ketotifen Nortifen Otto
Scanditen Tempo S.P.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 61
CHAPTER 19

SWAMEDIKASI

Menurut World Health Organization (WHO) swamedikasi adalah pemilihan dan


penggunaan obat baik obat modern maupun obat tradisional oleh seseorang untuk melindungi
diri dari penyakit dan gejalanya (WHO,1998).
Sedangkan menurut The International Pharmaceutical Federation (FIP) yang
dimaksud dari swamedikasi atau self medication  adalah penggunaan obat non resep oleh
seseorang atas inisiatif sendiri.
Untuk melakukan swamedikasi secara aman, efektif dan terjangkau, masyarakat perlu
melakukan bekal pengetahuan dan ketrampilan. Masyarakat mutlak memerlukan informasi
yang jelas dan terpecaya agar penentuan kebutuhan jenis atau jumlah obat dapat diambil
berdasarkan alasan yang rasiona.
Untuk mengetahui kebenaran swamedikasi (Menggunakan Obat secara rasional) dapat
digunakan indikator sebagi berikut :
1. Tepat Obat
Pelaku swamedikasi dalam melakukan pemilihan obat hendaknya sesuai dengan keluhan
yang dirasakannya dan mengetahui kegunaan obat yang diminum.
2. Tepat golongan
Pelaku swamedikasi hendaknya menggunakan obat yang termasuk golongan obat bebas
dan bebas terbatas.
3. Tepat dosis
Pelaku swamedikasi dapat menggunakan obat secara benar meliputi cara pemakaian,
aturan pakai dan jumlah obat yang digunakan.
4. Tepat waktu (Lama pengobatan terbatas)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 62
Pelaku swamedikasi mengetahui kapan harus menggunakan obat dan batas waktu
menghentikannya untuk segera meminta pertolongan tenaga medis jika keluhannya tidak
berkurang
5. Waspada efek samping
Pelaku swamedikasi mengetahui efek samping yang timbul pada penggunaan obat
sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan serta mewaspadainya.

Tanggung jawab dalam swamedikasi menurut World Health Organization (WHO) terdiri dari


dua yaitu (WHO,1998) :
1. Pengobatan yang digunakan harus terjamin keamanan, kualitas dan keefektifannya.
2. Pengobatan yang digunakan diindikasikan untuk kondisi yang dapat dikenali sendiri dan
untuk beberapa macam kondisi kronis dan tahap penyembuhan (Setelah diagnosis medis
awal). Pada seluruh kasus, obat harus didesain spesifik untuk tujuan pengobatan tertentu
dan memerlukan bentuk sediaan dan dosis yang benar.

Masalah – masalah yang umum dihadapi pada swamedikasi antara lain sakit kepala,
batuk, sakit mata, konstipasi, diare, sakit perut, sakit gigi, penyakit pada kulit seperti panu,
sakit pada kaki dan lain sebagainya.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 63
CHAPTER 20

INFLUENZA, SALESMA, RHINITIS ALERGI

Merupakan penyakit gangguan saluran pernafasan yang ditandai dengan gejala-gejala


yang serupa/ mirip. Masyarakat menyebutnya sebagai sakit Flu, sehingga pemilihan obatnya
sering kurang tepat.

Terapi Farmakologi
a. Kenali penyebabnya, apakah salesma, influenza, atau rhinitis alergi. Yang masing-
masing mempunyai perbedaan.

SALESMA INFLUENZA RHINITIS


Demam suhu tubuh 38-41 C tanda-tanda salesma ALLERGY
sakit kepala berat ngilu pada Salesma menetap
keluar cairan hidung(meler) sendi dan otot Gatal hidung
hidung tersumbat “demam”
sakit tenggorokan
batuk kering
batuk dahak
lemas
hilang nafsu makan

b. Mengenali macam-macam obat.


Biasanya obat flu yang terdapat di pasaran merupakan obat kombinasi yang berisi :
 DEKONGESTAN Untuk mengurangi sumbatan dan mengurangi produksi cairan
hidung
 ANALGETIK Untuk mengurangi rasa sakit
 ANTI-HISTAMIN Untuk menghilangkan alergi
 ANTI TUSIF Menekan batuk kering

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 64
 EKSPEKTORAN Mengencerkan dan mengeluarkan dahak
 STIMULANSIA Menyegarkan tubuh
 VITAMIN C Meningkatkan pertahanan tubuh
 DEKONGESTAN Untuk mengurangi sumbatan dan mengurangi produksi cairan
hidung

c. Kenali kondisi anda dan kontraindikasinya


Yang paling tahu kondisi fisik kita adalah kita sendiri, maka agar pemilihan obat
tidak merugikan, kita harus selalu melihat kontraindikasi obat yang tertera dalam
bungkus obat tersebut. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi kesalahan pengobatan.

d. Perhatikan dosis dan cara pemberian.


Dosis sangat penting karena sangat menentukan apakah obat tersebut menjadi obat,
racun, atau sekedar lewat karena kurang dosis. Untuk mengetahuinya amati pada aturan
pakai.
e. Komposisi obat terpilih

SALESMA RHINITIS ALLERGY


Dekongestan (meler) + Analgetik Dekongestan + Analgetik + Antihistamin
Dekongestan + Antitusif (Batuk Kering)
Dekongestan + Ekspektoran (Batuk Dahak)
Analgetik +Antitusif (Batuk Kering) INFLUENZA
Dekongestan + Analgetik-Antipiretik + Antivirus

Terapi Non Farmakologi


Tanpa obat, yaitu dengan pemberian makanan atau minuman yang bergizi. Bila perlu
konsumsi vitamin untuk memenuhi kebutuhan tubuh, serta istirahat yang cukup, minum
cairan yang cukuo, serta air putih, jus atau minuman hangat lainnya dapat embantu
mempermudah pengeluaran lendir di saluran nafas.

CATATAN
Jika salesma dan flu tidak terjadi komplikasi, penyakit akan sembuh dalam 2-5 hari.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 65
CHAPTER 21

BATUK

Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran
pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran
pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut.
Batuk merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih.

Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah
batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang tenggorokan. Batuk kering adalah
batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.

Gejala-gejala
- Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan
pengeluaran dahak
- Tenggorokan sakit dan gatal

Penyebab
Batuk dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal flu,
bronkhitis, dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang yaitu pneumonia, TBC
dan kanker paru-paru.

b. Alergi
- Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan .
Misal : debu, asap, cairan dan makanan

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 66
- Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan
Misal : rinitis alergika, batuk pilek
- Penyempitan saluran pernapasan misal pada asma

Hal Yang Dapat Dilakukan


- Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan,
jangan minum soda atau kopi.
- Hentikan kebiasaan merokok
- Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau berminyak) dan
udara malam.
- Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi
tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan anda kering atau
pedih.
- Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi hidung yang
kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan sesendok teh
balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran pernapasan.
- Minum obat batuk yang sesuai
- Bila batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter
- Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke
dokter atau pelayanan kesehatan

Obat Yang Dapat Digunakan


Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif (penekan
batuk)

A. Obat Batuk Berdahak (Ekspektoran)


1. Gliseril Guaiakolat  cth : Allerin
a. Kegunaan obat : Mengencerkan lendir saluran napas
b. Hal yang harus diperhatikan :
Hati-hati atau minta saran dokter untuk penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun
dan ibu hamil.
c. Aturan pemakaian
 Dewasa : 1-2 tablet (100 -200 mg), setiap 6 jam atau 8 jam sekali
 Anak : 2-6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam
6-12 tahun : ½ - 1 tablet (50-100 mg) setiap 8 jam

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 67
2. Bromheksin  cth : Bisolvon
a. Kegunaan obat : Mengencerkan lendir saluran napas.
b. Hal yang harus diperhatikan
Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita tukak lambung dan
wanita hamil 3 bulan pertama.
c. Efek samping : Rasa mual, diare dan perut kembung ringan
d. Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8 jam)
Anak : > 10 tahun: 1 tablet (8 mg) diminum 3 kali sehari (setiap 8 jam)
5-10 tahun : 1/2 tablet (4 mg) diminum 2 kali sehari (setiap 8 jam)

3. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat


a. Kegunaan obat : Mengencerkan lendir saluran napas
b. Hal yang harus diperhatikan :
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2 tahun.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak lambung.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
c. Efek samping : Rasa mual, diare, kembung ringan.

4. Obat Batuk Hitam (OBH)


Dosis : Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
Anak : 1 sendok teh (5 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)

B. Obat Penekan Batuk (Antitusif)


1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)  cth : Komix, Konidin, Kontrabat
a. Kegunaan obat : Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat
b. Hal yang harus diperhatikan
• Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
• Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat
• Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
c. Efek samping
• Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti mual dan
pusing
• Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan
d. Aturan pemakaian

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 68
• Dewasa : 10-20 mg setiap 8 jam
• Anak : 5-10 mg setiap 8 jam
• Bayi : 2,5-5 mg setiap 8 jam

2. Difenhidramin HCl  cth : Benadryl


a. Kegunaan obat : Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi)
b. Hal yang harus diperhatikan
- Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin selama meminum
obat ini
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita asma, ibu hamil, ibu
menyusui dan bayi/anak.
c. Efek Samping
d. Pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala, gangguan
psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi alergi, efek
antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur dan gangguan
saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit,
reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur,
tremor, konvulsi, berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi
hepar, dan rambut rontok.
e. Aturan Pemakaian
 Dewasa : 1-2 kapsul (25-50mg) setiap 8 jam
 Anak : ½ tablet (12,5mg) setiap 6-8 jam

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 69
CHAPTER 22

FLU

Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan tubuh yang
tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak, lanjut usia dan orang yang
memiliki daya tahan tubuh rendah lebih cenderung menderita komplikasi seperti infeksi
bakteri sekunder. Flu ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan
yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung/mulut.

Gejala-gejala
- Demam, sakit kepala, nyeri otot - Batuk, bersin, hidung berair
- Mata berair - Sakit tenggorokan

Penyebab
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas oleh virus influenza

Hal Yang Dapat Dilakukan


- Istirahat yang cukup
- Meningkatkan gizi makanan dengan protein dan kalori yang tinggi
- Minum air yang banyak dan makan buah segar yang banyak mengandung vitamin
- Minum obat flu untuk mengurangi gejala/keluhan
- Periksa ke dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari

Obat Yang Dapat Digunakan


1. Antihistamin
Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya reaksi
alergi. Obat yang tergolong antihistamin antara lain: Klorfeniramin
maleat/klorfenon/CTM, Difenhidramin HCl.
a. Kegunaan obat : Anti alergi

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 70
b. Hal yang harus diperhatikan :
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hindari penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat tidur
• Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat atau minta saran dokter
• Jangan minum obat ini bila akan mengemudikan kendaraan dan menjalankan
mesin
c. Efek samping : mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran napas, mual dan
muntah (jarang)
d. Aturan pemakaian

Klorfenon / klorfeniramin maleat (CTM)


• Dewasa : 1 tablet (2 mg) setiap 6-8 jam
• Anak : < 12 tahun ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam
Difenhidramin HCl
• Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam
• Anak : ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam

2. Oksimetazolin (tetes hidung)


a. Kegunaan obat : engurangi sekret hidung yang menyumbat
b. Hal yang harus diperhatikan :
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan masuknya ke lubang
hidung harus tepat, jangan mengalir keluar atau tertahan.
• Tidak boleh digunakan lebih dari 7-10 hari
• Segera minum setelah menggunakan obat, karena air dapat mengencerkan obat
yang tertelan.
• Ujung botol obat dibilas dengan air panas setiap kali dipakai
c. Efek samping
• Merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin parah
• Rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur, berdebar.
d. Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada :
• Anak berumur < 6 tahun, karena efek samping yang timbul lebih parah.
• Ibu hamil muda
e. Aturan pemakaian

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 71
• Dewasa dan anak > 6 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,05% setiap
lubang hidung
• Anak : 2-5 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,025% setiap lubang
hidung.
• Obat digunakan pada pagi dan menjelang tidur malam, tidak boleh lebih dari 2
kali dalam 24 jam.

3. Dekongestan oral
Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat dekongestan oral
antara lain : Fenilpropanolamin, Fenilefrin, Pseudoefedrin dan Efedrin. Obat tersebut
pada umumnya merupakan salah satu komponen dalam obat flu.
a. Kegunaan Obat : mengurangi hidung tersumbat
b. Hal yang harus diperhatikan
Hati-hati pada penderita diabet juvenil karena dapat meningkatkan kadar gula darah,
penderita tiroid, hipertensi, gangguan jantung dan penderita yang menggunakan
antidepresi. Mintalah saran dokter atau Apoteker.
c. Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia (sulit tidur), pusing, tremor,
aritmia dan penderita yang menggunakan MAO (mono amin oksidase) inhibitor.

d. Efek samping
• Menaikkan tekanan darah
• Aritmia terutama pada penderita penyakit jantung dan pembuluh darah.
e. Aturan pemakaian

Fenilpropanolamina
 Dewasa : maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari
 Anak-anak 6-12 tahun : maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari

Fenilefrin
 Dewasa : 10 mg, 3 kali sehari
 Anak- anak 6 – 12 tahun : 5 mg, 3 kali sehari

Pseudoefedrin
 Dewasa : 60mg, 3-4 kali sehari
 Anak anak 2-5 tahun : 15mg, 3-4 kali sehari

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 72
6-12 tahun : 30mg, 3-4 kali sehari

Efedrin
 Dewasa : 25 – 30 mg, setiap 3 – 4 jam
 Anak-anak : sehari 3 mg/kg berat badan, dibagi dalam 4 – 6 dosis yang sama

4. Antitusif/ekspektoran (lihat Bab Batuk)

5. Antipiretik dan Analgesik (Obat penurun panas dan penghilang rasa nyeri, lihat bab
Demam)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 73
CHAPTER 23

DEMAM

Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari
suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 370C. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,20C pada
pagi hari dan lebih dari 37,70C pada sore hari berarti demam. Kenaikan suhu 380C pada anak
di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang dengan gejala antara lain: tangan dan kaki
kejang, mata melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran.
Keadaan demikian segera ke dokter.

Gejala-gejala
- Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin
- Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat

Penyebab
Demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi.
 Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit, atau mikroorganisme lain.
Contoh : radang tenggorokan, cacar air, campak, dan lain-lain.
 Penyebab non infeksi antara lain dehidrasi pada anak dan lansia, alergi, stres, trauma,
dan lain-lain.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Istirahat yang cukup.
 Minum air yang banyak.
 Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang .
 Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
 Kompres dengan air hangat
 Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 380C), terutama pada anak-anak.

Kapan harus ke dokter


 Bila seorang bayi menderita panas
 Bila demam lebih dari 39 oC (pada anak-anak 38.5 oC) dan tidak bisa turun dengan
parasetamol atau kompres.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 74
 Bila demam tidak berkurang setelah 2 hari
 Bila demam disertai dengan kaku leher
 Bila disertai gejala-gejala lain yang berkaitan dengan demam seperti :
ruam kulit, sakit tenggorokan berat, batuk dengan dahak berwarna hijau, sakit telinga,
sakit perut, diare, sakit bila buang air kecil atau terlalu sering buang air kecil, bintik-
bintik merah pada kulit, kejang, pingsan
 Bila terjadi demam setelah melahirkan atau keguguran

Obat Yang Dapat Digunakan

Parasetamol/Asetaminofen
a. Kegunaan obat : menurunkan demam, mengurangi rasa sakit
b. Hal yang harus diperhatikan
 Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan
gangguan fungsi hati dan ginjal.
 Sebaiknya diminum setelah makan
 Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis
c. Kontra Indikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada : penderita gangguan fungsi hati
d. Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
Anak 0-1 tahun : ½ -1 sendok the, 3-4 kali sehari
1-5 tahun : 1-1 ½ sendok the, 3-4 kali sehari
6-12 tahun : ½ -1 tablet (250-500mg), 3-4 kali sehari

Asetosal (Aspirin)
a. Kegunaan obat : mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
b. Hal yang harus diperhatikan
 Diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan
perdarahan lambung.
 Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau
hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
 Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan
risiko perdarahan lambung.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 75
 Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat
hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid,
fluprofen, penisilin dan vitamin C.
c. Kontra Indikasi:
 Penderita alergi termasuk asma, tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di
bawah kulit, penderita hemofilia dan trombositopenia
d. Efek sampai : nyeri lambung, mual, muntah
e. Aturan pemakaian
Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maks.selama 4 hari)
Anak 2-3 tahun : ½ -1 ½ tablet 100mg, setiap 4 jam
4.5 tahun : 1 ½ - 2 tablet 100mg, setiap 4 jam
5– 8 tahun : ½ - ¾ tablet 500mg, setiap 4 jam
9 – 11 tahun : ¾ - 1 tablet 500mg, setiap 4 jam.
diatas11 tahun : 1 tablet 500mg, setiap 4 jam

Ibuprofen (Lihat Bab Nyeri)

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 76
CHAPTER 24

NYERI

Nyeri merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguan-gangguan di


tubuh seperti peradangan, infeksi dan kejang otot. Contoh : nyeri karena sakit kepala, nyeri
haid, nyeri otot, nyeri karena sakit gigi, dan lain-lain.

Penyebab
Rasa nyeri disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf karena kerusakan jaringan tubuh
yang disebabkan antara lain :
- Trauma, misalnya karena benda tajam, benda tumpul, bahan kimia, dan lain-lain.
- Proses infeksi atau peradangan

Obat Yang Dapat Digunakan

Ibuprofen
a. Kegunaan obat : menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri
haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan
terkilir.
b. Hal yang harus diperhatikan
• Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma
konsultasikan ke dokter atau Apoteker
• Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglikemi, metotreksat,
urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta
petunjuk dokter.
c. Kontra Indikasi
• Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
• Kehamilan tiga bulan terakhir
d. Efek Samping
• Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi (sembelit/susah buang
air besar), nyeri lambung sampai pendarahan.
• Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
e. Aturan pemakaian
• Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari, Diminum setelah makan

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 77
• Anak : 1 – 2 tahun : ¼ tab 200 mg, 3 – 4 kali sehari 3 – 7 tahun : ½ tab 500 mg, 3 –
4 kali sehari, 8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
f. Kategori: Ibu Hamil : B
Ibu Menyusui : A

Asam Mefenamat
a. Asam mefenamat termasuk salah satu golongan analgesik dan juga anti-inflamasi
golongan nonsteroid.
b. Efek samping
Gangguan gastrointestinal (pencernaan), reaksi hipersensitif (pada kulit dan juga
penyempitan saluran nafas yang istilah medisnya bronkokonstriksi) dan diare.
c. Dosis
 Dewasa dan anak di atas 14 tahun : dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian
dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
 Dismenore: 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit
dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
d. Kontraindikasi:
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif
terhadap asam mefenamat.

Asetosal (Aspirin) (lihat Bab Demam)


 Kategori : Ibu Hamil : C
Ibu Menyusui : A

Parasetamol (lihat Bab Demam)


Catatan :
• Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi dibandingkan dengan
efek anti demamnya.
• Asetosal dan Parasetamol efek terapi anti demamnya lebih tinggi dibandingkan
efek antinyeri dan anti radangnya.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 78
CHAPTER 25

JERAWAT

Jerawat adalah istilah awam untuk Acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia remaja
ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak minyak . Keadaan ini
cenderung diturunkan dalam keluarga dan sama sekali tidak berbahaya. Tetapi beberapa
orang yang mengalami kasus yang berat mungkin merasa sangat tertekan dan kehilangan
kepercayaan diri. Sampai saat ini belum ada cara penyembuhan yang tuntas, meskipun ada
beberapa cara yang sangat menolong. Kondisi berjerawat akan mengalami perbaikan dengan
bertambahnya usia.

Gejala
a. Timbul bintik merah walaupun tidak membahayakan namun mengganggu
b. Terkadang bintik merah disertai dengan peradangan yang terasa gatal pada saat mulai
timbul dan terasa sakit bila ditekan
c. Peradangan juga daoat disebabkan oleh kuman tertentu yang membentuk kantong kecil
(kista), apabila pecah, mengeluarkan nanah dan darah tetapi tidak berbau
d. Biasanya timbul dibagian wajah, tetapi dapat pula timbul dibagian kulit kepala, leher,
pungung dan dada bagian atas
e. Timbulnya bintik putih/hitam yang menonjol dan tidak sakit (komedo)

Penyebab
Belum diketahui dengan jelas. Diduga karena sumbatan kelenjar minyak oleh keratin pada
kulit, bila terkena infeksi, jerawat bisa berubah menjadi bisul dan bernanah.

Cara pencegahan
 Cuci muka dengan air hangat 2 kali sehari dan sedikit mungkin dengan sabun lembut
guna menghilangkan lemak yang berlebihan dari permukaan kulit. Kemudian
dikeringkan dengan hati-hati, tetapi jangan digosok untuk menghindari iritasi.
 Cuci muka dengan air hangat 2 kali sehari dan sedikit mungkin dengan sabun lembut
guna menghilangkan lemak yang berlebihan dari permukaan kulit. Kemudian
dikeringkan dengan hati-hati, tetapi jangan digosok untuk menghindari iritasi.
 Jangan memijat jerawat atau menggaruknya dengan jari karena hal ini seringkali
dapat merusak kulit dengan terjadinya infeksi, yang bisa meradang dan meninggalkan
bekas.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 79
 Komedo yang sudah terbuka (“matang”) jika perlu dapat dipijat, tetapi jangan dengan
kuku. Sendok komedo, yakni suatu sendok mini dengan lubang kecil di tengahnya,
adalah praktis untuk ini. Sebelum dipijat, kulit dapat dibuat lentur dengan air hangat.
 Efek baik dari diet seperti makanan berlemak untuk menghindari timbulnya jerawat
 Makan makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan .

Cara Pengobatan
 Pengobatan topikal, dilakukan utuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan
 Pengobatan sistemik, ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik selain
dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mengurangi
keseimbangan hormonal,
 Bedah kulit, kadang-kadang diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut akibat acne
vulgaris yang sangat meradang, yang sering menimbulkan jaringan parut. Jenis bedah
kulit disesuaikan dengan kondisi jaringamn parut yang terjadi. Dan hanya bisa
dilakukan jika acne sudah sembuh.

Terapi Farmakologi
a. Benzoilperoksida (Benzolac)
 Cara kerja obat : perlahan-lahan melepaskan oksigen aktif yang dapat memberikan
efek bakteriostatik, juga memiliki efek keratolitik dan mengeringkan jerawat
 Cara penggunaan : Benzoilperoksida (Benzolac) berupa krim atau gel 5% yang
dioleskan pada jerawat 2 kali sehari dalam kondisi kulit bersih. Untuk efek yang
lebih baik dapat diganti dengan krim 10%.
 Efek samping : berupa terjadinya iritasi kulit dengan gejala kemerahan, kulit
berserpih dan gatal. Bila satu atau lebih efek ini muncul, pengobatan sebaiknya
dilanjutkan dengan sediaan yang kadarnya lebih rendah, atau dihentikan sama sekali
dan berkonsultasi pada dokter.
 Perhatian : Selama pengobatan dengan gel sebaiknya menghindari sinar matahari.
Tidak boleh digunakan pada kulit yang rusak dan wanita hamil dapat
menggunakannya dengan aman.

b. Asam salisilat (Rosal terdiri dari asal salisilat dan resorsinol)


 Cara kerja obat : fungistatik, bakteriostatik, dan keratolitik.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 80
 Cara penggunaan : Asam salisilat berupa lotion atau krim (10%) yang dioleskan 2
kali sehari. Efek samping : berupa iritasi, rasa terbakar, dan gatal-gatal.

c. Sulfur atau belerang endap (acne feldin)


 Cara kerja obat : suspensi yang berguna sebagai obat germisida, fungisida,
parasitisida, dan keratolitik.
 Cara penggunaan : sulfur dengan cara dioleskan  pada kulit yang berjerawat.
 Efek samping : berupa iritasi.
 Hal yang harus diperhatikan adalah hindari kontak dengan mata, mulut, dan
mukosa.

d. Antibiotik (cindala gel, mediklin, opiclam gel)


Beberapa penelitian mengungkapkan penggunaan obat anti jerawat lebih efektif jika
digunakan dengan tambahan antibiotik. Antibiotik baik oral ataupun topikal dapat
mengurangi populasi dari P acne secara in vivo. Antibiotik yang biasanya
dikombinasikan dengan obat jerawat topikal adalah antibiotik clindamycin, tetrasikline,
eritromycine, atau doxycycline.

e. Resorsinol (feldixid tdd sulfur dan benzoil perodsida)


 Cara kerja obat : mempunyai efek antifungi, antibakteri dan keratolitik
 Hal yang perlu diperhatikan : tidak dianjurkan untuk pemakaian jangka panjang
karena dapat mengakibatkan gangguan fungsi tiroid.
 Efek samping : iritasi, reaksi alergi pada kulit.

CHAPTER 26

IRITASI MATA DAN TELINGA

A. Iritasi Mata
Umumnya terjadi akiat infeksi bakteri, virus atau benda asing.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 81
Gejala iritasi mata
 Gatal terus-menerus
 Pembengkakan pada mata
 Mata berair
 Pandangan kabur dan mata merah
 Keluar cairan kuning atau hijau
 Rasa sakit pada mata

Jenis-jenis iritasi pada mata antara lain :


 Konjungtivitis (mata merah atau belekan)
Disebabkan oleh udara yang membawa penyakit kemudian terkena mata.
 Tembel atau timbilen
Secara medis dikenal dengan nama hordeolum. Penyakit ini sangat mudah dikenali
karena ada tonjolan kecil terbentuk di kelopak mata atau di dasar bulu mata
 Blepharitis
Kelopak mata mengalami peradangan yang juga dapat menyebabkan mata seperti
terbakar, gatal dan iritasi
 Orbital selulitis
Disebabkan oleh peradangan atau infeksi di daerah sekitar mata. Akan tetapi, jika
pengobatan tidak sesuai dapat menimbulkan kebutaan.
 Keratitis
Dikenal dengan nama ulkus kornea. Biasanya disebabkan oleh cedera pada kornea mata
yang disebabkan oleh benda asing
 Dacryocystitis
Disebabkan oleh infeksi pada saluran air mata.

Obat-obat yang digunakan pada iritasi mata antara lain :


No Nama Generik Nama Paten
Albucid
1 Sulfasetamid natrium Blep-10 allergen (TM)
Cendocetamide (TM, salep)
2 Ciprofloksasin Baquinor

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 82
Cendofenicol (TM, salep)
3 Kloramfenicol
Erlamycetin (TM)
4 Kloramfenicol, Hirdocortison asetat Cedomycos (TM, salep)
Cendoxitrol (TM, salep)
5 Deksamethason, neomisin sulfat, polimiksin B sulfat
Oregan (TM, salep)
6 Gentamycin Genoint (TM, salep)
7 Asam Borat, Zn sulfat, eskulin, benzalkonium klorida, Cendo ashenof
dinatrium edetat
8 Braito
Tetrahidrozolin HCL
Visine
9 Natrium diclofenac Flamar
10 Tetragidrozolin HCL, benzalkonium klorida Instro

B. Iritasi Telinga
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus
auditorius eksternus). Infeksi yang terjadi adalah :
 Penyumbatan
Disebabkan oleh kotoran telinga (serumen) dapat menyebabkan rasa gatal, nyeri serta
tuli yang bersifat sementara.
 Otitis eksterna
Adalah suatu infeksi pada saluran telinga.
Infeksi ini dapat menyerang seluruh saluran otitis (otitits eksterna generalisata) atau
hanya pada daerah tertentu seperti bisul.
Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang.
Gangguan ini dapat terjadi pada saluran telinga ketika sedang membersihkan atau
masuknya air/bahan iritan sehingga menyebabkan otitis eksterna
Gejalanya adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan ebrbau busuk.
 Perinkondritis
Adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Gangguan ini dpat terjadi karena cedera, gigitan seranggan pemecahan bisul dengan
sengaja.
 Eksim
Merupakan suatu peradangan kulit pada telinga luar dan saluran telinga yang ditandai
dengan gatak-gatal, kemerahan, pengelupasan kulit, kulit yang pecah-pecah, serta
keluarnya cairan dari telinga.
Keadaan ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan saluran telinga.
 Cedera

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 83
Misalkan karena pukulan tumpul dapat menyebabkan memat di antara kartilago dan
eprikondrium.
Jika terjadi penimbunan darah di daerah tersebut, akan terjadi perubahan bentuk telinga
luar dan tampak massa berwarna ungu kemerahan. Darah yang tertimbun ini
(hematoma) dapat menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago sehingga terjadi
perubahan bentuk telinga
 Tumor
Biasanya bersifat jinak atau ganas (kanker).
Tumor yang jinak bisa tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan dan
penimbunan kotoran telinga serta ketulian.

Obat-obat yang digunakan pada iritasi telinga antara lain :


No Nama Generik Nama Paten
Blecidex
1 Framicetin sulfat, gramisidin, deksamethason
Sofradex
Cendofenicoly
Erlamycetin
2 Kloramfenicol
Hufamycetin
Oticol
3 Kloramfenicol, lidocain HCL Colme
Nelicort
Fludrocortison asetat, polimiksin B sulfat, Otopraf
4
neomisin sulfat, lidocain HCL Otopain
Otilon
5 Ofloksasin Tarivid otic
6 Fenol kristal, glycerolum Obat kuping
7 Timol, minyak permen, kamfer, parafin cair Vital

CHAPTER 27

KADAS/KURAP dan PANU

Penyakit kadas atau kurap adalah suatu infeksi jamur pada kulit. Penyakit ini bisa
mengenai semua bagian kulit tetapi biasa ditemukan pada kulit kepala, kuku, lipat lengan,
lipat paha atau kaki.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 84
Panu juga merupakan suatu infeksi jamur pada kulit. Penyakit ini biasanya tidak
memberikan keluhan yang berarti. Munculnya ditandai dengan bercak bersisik halus yang
berwarna putih hingga kecoklatan. Panu bisa ditemukan pada daerah mana saja di badan
termasuk leher dan lengan.

Gejala – gejala
• Kadas/Kurap :
- Lesi berbentuk bulat dengan pinggir meninggi dan bersisik, bagian tengah agak
cekung dan sering bebas dari peradangan.
- Sangat gatal, terutama saat berkeringat
- Peradangan kulit , biasanya akibat garukan.
- Pada kepala : Lesi berupa bercak-bercak kebotakan kadang-kadang beradang jelas,
kadang-kadang tidak beradang
- Pada kuku : Penebalan kuku/jaringan dibawah kuku, lama-lama kuku akan rusak dan
lepas
• Panu :
- Bercak putih pada kulit dengan batas tegas, bersisik halus
- Gatal terutama bila berkeringat

Penyebab
• Kurap : Infeksi kulit disebabkan oleh jamur, dan menurut tempatnya ada beberapa
jenis penyebab kurap :
- tinea capitis (di kepala)
- tinea corporis (di tubuh)
- tinea crusis (lipatan paha)
- tinea pedis (di kaki)
• Panu : Infeksi kulit oleh jamur Tinea versicolor

Hal Yang Dapat Dilakukan


- Pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari, menjaga lipatan
kulit selalu kering, gunakan baju bersih dan pakai alas kaki.
- Jangan digaruk karena akan tmbul infeksi lain
- Oleskan krem/ shampo anti jamur

Obat Yang Dapat Digunakan


Dapat diberikan obat kulit-anti jamur seperti :

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 85
1. Obat yang mengandung Klotrimazol 1 %
a. Kegunaan obat : untuk infeksi jamur pada kulit
b. Pemakaian
Cairan : beberapa tetes cairan dioleskan pada daerah yang terkena infeksi jamur,
gunakan 2-3 kali sehari, sampai infeksi hilang
Krim : Oleskan secara tipis pada daerah yang terkena infeksi jamur, gunakan 2-3 kali
sehari, sampai infeksi hilang
c. Instruksi khusus
Panu dapat disembuhkan dalam 3-4 minggu, sedangkan jamur pada daerah kemaluan
disembuhkan dalam 1-2 minggu. Khusus untuk jamur pada kaki, pegobatan harus terus
dilanjutkan selama 2 minggu setelah tanda-tanda infeksi hilang untuk menghindari
kambuhnya penyakit. Setelah dicuci, kaki harus dikeringkan dengan sebaik-baiknya,
terutama daerah lipatan antara jari
d. Bentuk sediaan : Cairan, Krim

2. Obat yang mengandung Mikonasola nitrat 2 %


a. Kegunaan Obat : Untuk infeksi ringan akibat jamur pada kulit seperti panu, kutu air,
kadas kurap dan infeksi jamur pada kukuku
b. Pemakaian :
Oleskan krim atau serbuk sehari sekali sambil digosokkan perlahan. Biasanya sembuh
setelah 2-5 minggu, tetap perpanjang pengobatan selama 10 hari, untuk mencegah
kambuh.
c. Bentuk sediaan : Krim, Serbuk

3. Obat yang mengandung Asam undesilenat, Seng undesilenat, kalsium propionat, natrium
propionate
a. Kegunaan obat: Untuk mengobati penyakit kulit luar yang ditimbulkan oleh jamur
misalnya panu, kadas, kurap, kutu air.
b. Cara pemakaian
Cuci dan keringkan sela-sela jari kaki, lalu gunakan obat 2-3 kali sehari
c. Bentuk sediaan : bedak, krim, salep.

Pengobatan Panu

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 86
 Tradisional
Sepotong akar laos diolesi dengan sedikit cuka, lalu digosokkan kuat2 pada bercak
panu.
 Topikal
Tingtur Iodii dioleskan 3-4 kali sehari Mikorex
Kalpanax selama minimal 2 minggu.
Mycoral cream
 Obat Oral ex : - Ketokonazol ( Nizoral ) tab, Mikonazol ( Mycoral ) tab

CHAPTER 28

BIANG KERINGAT

Biang keringat adalah masalah kulit yang biasa terjadi pada cuaca yang panas dan
lembab, tetapi tidak berbahaya. Beberapa orang cenderung lebih rentan terhadap masalah ini
dibandingkan orang lain.

Gejala-gejala

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 87
 Bintil-bintil halus kemerahan, terutama pada daerah-daerah lipatan tubuh seperti leher,
lipat tangan, lipat siku, di bawah payudara (pada wanita), lipatan paha, lipatan kulit kaki
(bayi), dan lipatan lutut
 Kemarahan, lembab
 Gatal

Penyebab
Iritasi kulit disebabkan kontak yang langsung lama antara kulit dan kotoran /mineral dalam
keringat

Hal yang dapat dilakukan


Oleskan cairan kalamin atau krim anti gatal lainnya. Jangan digaruk untuk mencegah luka
dan infeksi pada kulit

Pencegahan
 Kenakan pakaian yang tipis. Hindari pakaian dari bahan nilon dan bahan lain yang tidak
bisa menyerap keringat dan menahan panas
 Usahakan selalu dalam ruang dingin dengan kipas angin/alat pendingin udara
 Mandi paling tidak sekali setiap hari, atau setiap kali setelah selesai bekerja/latihan
yang menyebabkan keluar keringat. Setiap lipatan kulit sebaiknya dikeringkan dengan
baik dan diberi bedak talk dan ratakan.

Obat Yang Dapat Digunakan


Salicyl talk dan sediaan yang mengandung Kalamin.

CHAPTER 29

IMUNOMUDULATOR

Adalah senyawa tertentu yang dpat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh


secara spesifik maupun non spesifik.
Imunomodulator bekerja dengan menstimulasi sistem pertahanan cara alami.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 88
Bahan yang sering digunakan sebagai imunomodulator adalah :
 Echinacea
Berperan dalam memodulasi sistem imun tubuh, menghambat enzim hialuronidase yang
berfungsi untuk mencegah penyebaran infeksi, menghambat enzim siklooksigenase dan
lipooksigenase sebagai atiinflamasi, dan mengaktivasi fibroblast yang salah satu
fungsinya adalah untuk mempercepat penyembuhan luka
 Meniran
Kandungan utamanya adalah flavonoid, antara lain quercetin, quercetrin, isoquercetrin,
astragalin dan rutin.

Obat-obat yang sering digunakan sebagai imunomodulor :

No Nama Generik Nama Paten


1 Meniran Stimuno
2 Meniran, echinaceae dan morinda (pace) Fituno
3 Echinaceae purpurea, zinc picolinate Imboost/force

CHAPTER 30

ALAT KESEHATAN dan FUNGSI

No Nama Alat Beserta Gambar Fungsi


Alat Perawatan
1. Ice bag/ijskap  Alat yang terbuat dari karet berbentuk
bulat dengan tertutup ditengahnya.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 89
 Fungsi: untuk kompres dingin

2. Warm water zak/ hot water bottle  Alat yang berupa


kantung terbuat dari karet berisikan air
panas.
 Fungsi : Untuk kompres air panas

3. Kruk  Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk


berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk
mengatur keseimbangan pada saat akan
berjalan

4. Borst pomp/breast pump  Alat untuk membantu memompa air susu


keluar dari buah dada wanita yang sedang
menyusui dikarenakan produksi air
susunya terlalu banyak.
 Fungsi : untuk membantu memompa air
susu keluar dari payudara wanita yang
sedang menyusui.

5. Skin Traction Kit  Fungsi : Alat untuk mencegah imobilisasi


persendian yang terluka atau meradang,
atau patah tulang/dislokasi tulang

6. Eye bath glass  Sebuah alat bantu berupa gelas yang


digunakan untuk menempatkan cairan
pencuci mata yang akan digunakan untuk
mencuci mata

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 90
 Fungsi : Untuk mencuci mata

7. Tepel hoedje/nipple shield  Alat yang biasa digunakan sebagai


pelindung putting susu, yang terluka agar
dapat menyusui bayi.
 Fungsi: untuk melindungi putting susu

Alat Penampungan
1. Blood Bag  Terbuat dari plastik PVC dan berupa kantong
 Fungsi : untuk menyimpan darah hasil donor

2. Urine Bag  Fungsi : utuk menampung urine yang


dihubungkan dengan balloon cathether/foley
cathether untuk mengeluarkan/pengambilan
urine pada sistem tertutup

3. Colostomy bag  Fungsi : untuk menampung feses pada pasien


setelah operasi colon (pembedahan usus
buatan melalui otot dan kulit perut).

Hospital Ware (Alat Penunjang Kesehatan Pasien)


1. Urinal wanita  Alat yang digunakan untuk pasien bila ingin
buang air kecil, ataupun pasien tidak boleh/
tidak bisa ke kamar mandi
 Fungsi : Untuk menampung urine

Urinal pria

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 91
2. Spitting Mug  Fungsi : tempat (dengan tutup) untuk pasien
meludah atau membuang riak/sputum.

3. Bed Pan  Fungsi : untuk menampung feses pada pasien


yang tidak boleh/bisa ke WC.

4. Instrument Tray  Fungsi : Digunakan untuk menaruh dan


menyimpan alat-alat bedah.

Catheters
1. IV catheter  Catheter yang dimasukkan ke dalam vena.
Berlaku sebagai vena tambahan untuk
pengobatan iv jangka lama (>48 jam).
 Perbedaan dengan wing needle digunakan
lebih dari 48 jam akan terjadi trombosis
karena wing needle terbuat dari logam.
2. Wing Needle  Alat spuit/jarum yang digunakan untuk
pengambilan secara vakum.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 92
 Fungsi: sebagai perpanjangan vena untuk
pemberian cairan infus atau obat intra vena
dalam jangka lama

3. Non iv cathetes  Alat yang  terbuat dari plastik atau latex


a. Nelaton catether (karet).Ukuran catheter yg paling banyak
dipakai yaitu ukuran dari Perancis
(Charriere’s scale). Semakin besar
nomornya, semakin besar juga diameter
ukurannya yang digunakan apabila susah
buang air kecil.
 Fungsi : Untuk mengeluarkan urine
b. Ballon catheter  Alat yang digunakan untuk pengambilan
urine dalam sistem tertutup, bebas dari
udara dan polusi sekitarnya. Biasanya
dihubungkan dengan suatu urinometer dan
suatu urine bag untuk keperluan
pemeriksaan klinis.
 Fungsi : Untuk mengambil urine
c. Condom cathetes  Cara penggunaannya dengan
menghubungkan penis dengan urine bag
melalui ujung tubenya, terutama digunakan
pada pasien yang tidak sadar.

d. Feeding tube  Fungsi : untuk memasukkan cairan makanan


melalui mulut atau hidung

e. Rectal tube  Fungsi : untuk mengeluarkan gas dari usus,


dan untuk membersihkan rektum,
penggunaannya ujung yang satu
dihubungkan dengan anus dan ujung yang

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 93
lain dihubungkan dengan spuit gliserin.

f. Stomach tube  Alat berbentuk selang yang digunakan untuk


mencuci perut, memberi obat-obatan atau
untuk mengambil getah lambung
 Fungsi: untuk mengeluarkan cairan yang
berada di lambung, dapat juga untuk
membersihkan isi lambung pasien dan untuk
pemberian obat
g. Suction catheter  Selang, fleksibel lama terpasang pada salah
satu ujungnya ke tabung pernapasan (tabung
endotrakeal atau trakeostomi). Ujung lain
dari kateter isap terhubung ke wadah koleksi
(tabung isap) dan perangkat yang
menghasilkan isap

Alat semprit/spuit/syringe
1. Disposable insulin syringe  Alat suntik yang digunakan untuk
menyuntikan insulin dengan penggunaannya
satu kali pemakaian.
 Fungsi : untuk mengelola suntikan insulin
pada penderita diabetes
2. Glyserine syringe  Alat suntik yang digunakan untuk
menyuntikan glicerin

3. Tuberculine syringe/Spuit Mantoux  Alat suntik tuberculin sekali pakai ( 1 cc)


 Fungsi : Untuk suntik tuberculin

4. Disposable syringe and injection  Alat suntik lengkap sekali pakai yang
needle memiliki ukuran 3cc, 5cc, dll

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 94
 Fungsi : Untuk alat suntik lengkap sekali
pakai

Jarum dan Benang Bedah


1. Suture Needle (jarum bedah)  Terbuat dari logam (stainless steel). Biasanya
dijual terpisah, namun saat ini tersedia dijual
bersama dengan benangnya yang disebut
atraumatic needle. Karena tidak
menimbulkan trauma.
 Trauma bisa dihindari karena ujung benang
langsung dijepit oleh ujung jarum yang lain.
 Fungsi : untuk menjahit luka, umumnya luka
operasi

2. Suture (benang Bedah)  Yang di absorpsi oleh tubuh (ex : colagen


(catgut chromic), polygelatin 910,
polyglycolig acid)
 Tidak terabsorpsi tubuh (ex : linen, sutera,
polypropilen, nylon, polyester, stainless steel

Alat Untuk Mengambil/Memberikan Cairan


1. Blood Donor Set  Fungsi : untuk mengambil darah dari donor
darah

2. Venoject  Fungsi : untuk mengambil darah tanpa


adanya kontaminasi, meminimumkan resiko
hemolisa, dan resiko penguapan

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 95
3. Blood administration  Fungsi : untuk memberikan darah ke pasien
 Khusus untuk pemberian darah pada bayi
digunakan blood administration set yang
volumetic chambernya

4. Y administration set  Fungsi : untuk sekaligus atau bergantian


memberikan dua macam cairan

5. Infusion set  Alat ini mempunyai filter seperti blood


adminisration set
 Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus

Alat Diagnostik
1. Termometer  Fungsi : untuk mengukur suhu tubuh.
 Utnuk bayi digunakan secara rektal,
berbentuk segita (prismatik).
 Untuk orang dewasa digunakan secara oral
maupun di ketiak, berbentuk pipih (flat)

2. Stetoskop  Fungsi : untuk mendeteksi, mempelajari,


mendengarkan suara yang timbul dari dalam
rongga tubuh

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 96
3. Sphygomanometer/Tensimeter  Alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan darah dengan cara dipompa agar
mengetahui nilai tensi darah yang termasuk
normal/tidak yang normalnya, manusia
dewasa adalah 100-130 mm hg untuk
tekanan sistolik dan untuk tekanan darah
tolik 60-90 mm hg.
 Fungsi : untuk mengukur tekanan darah
4. Vaginal speculum  Alat yang terbuat steenlist steel yang
digunakan untuk melebarkan pembukaan
vagina.
 Fungsi : untuk memeriksa lubang vagina

5. Tang spatel/ Tongue depressor  Alat yang digunakan untuk menekan lidah
agar dapat memeriksa kelainan pada
tenggorokan misalnya amandel, Faringitis
dll.
 Untuk menekan lidah dan memeriksanya

6. Laringeal Mirror  Alat yang digunakan untuk melihat dan


memeriksa kesehatan didalam tenggorokan.
 Fungsi: untuk memeriksa/melihat keadaan
dalam mulut/tenggorokan

7. Blood Lancet  Fungsi : untuk mengambil darah dengan


jalan menusuk ujung jari menggunakan alat
tersebut.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 97
8. Refleks Hammer  Alat yang berupa palu biasanya digunakan
untuk memeriksa reflex syaraf untuk
mendeteksi sejauh mana fungsi reflex
neurologynya.
 Fungsi : Untuk pemeriksaan reflex syaraf
Alat Bedah
1. Scalpel  Merupakan mata pisau kecil yang digunakan
bersama pegangannya.
 Fungsi : sebagai alat operasi serta berfungsi
menginsisi kulit dan memotong jaringan
secara tajam selain itu alat ini juga berguna
untuk mengangkat jaringan/ benda asing dari
bagian dalam kulit
2. Bandage Scissors  Peralatan medis berupa gunting yang
digunakan untuk menggunting perban
 Fungsi : Untuk menggunting perban atau
kassa
3. Operating scissors/surgical scissors  Alat yang berupa gunting terbuat dari
stainlees steel yang digunakan pada proses
pembedahan
 Fungsi : Gunting untuk pembedahan
4. Anatomy pincet  Alat yang berupa pinset terbuat dari
stainless steel memiliki gigi anatomi untuk
penjepit jaringan dalam proses operasi
digunakan untuk memegang jaringan alat
dan bahan medis. Dapat juga digunakan
untuk memegang kassa dan kapas pada saat
membersihkan luka.
 Fungsi : Untuk menjepit kasa, kapas atau
alkes

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 98
5. Needle holder  Alat yang terbuat dari stainless
steel yang dapat digunakan berulang melalui
proses sterilisasi untuk penjepit jarum
jahit/jarum bedah dan penyimpul benang
saat proses penjahitan.
 Fungsi : Untuk penjepit jarum bedah dan
penyimpul benang pada saat menjahit luka
terbuka

6. Uterus Sonde  Alat Ukur Panjang Rahim adalah alat yang


digunakan untuk mengukur panjang rahim
pada proses kebidanan. Sonde uterus tidak
dapat beroperasi sendiri, dibutuhkan alat
pendukung lain yaitu spekulum vagina.
 Bentuk uterine sonde di desain sedemikian
rupa agar dapat menjalankan fungsinya,
dengan design lengkungan pada bagian
ujungnya dilengkapi angka-angka dan
apabila lengkungan rahim jatuh ke depan
maka rahim dalam posisi antefleksi apabila
ke belakang disebut retrofleksi.

7. Currete  Alat yang terbuat dari stainlees steel yang


digunakan untuk membersihkan atau
mengeluarkan jaringan pada rahim atau
abortus
 Fungsi : Untuk membersihkan rahim
pada pasien abortus/keguguran
10. Tissue Forceps  Alat yang bentuknya seperti pinset yang
memiliki ujung keduannya bergigi yang
digunakan untuk operasi.
 Fungsi: untuk menjepit jaringan luka/organ

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 99
Kontrasepsi
1. IUD (intra urine device)  Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang
lentur yang dimasukan kedalam rongga
rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu.
 Fungsi : mencegah hehamilan

CATATAN KHUSUS
Penggunaan Obat pada Ibu Hamil
 Kategori A : obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya
 Kategori B : obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih
terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk
lainnya pada janin

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 100
 Kategori C : obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai
malformasi anatomi, semata-mata karena efek obat didalam tubuh, umumnya bersifat
reversibel.
 Kategori D : obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian
malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat
irreversibel.
 Kategori X : obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh
buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan.
Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.

Penggunaan Obat pada Ibu Menyusui


 Kategori A : Relatif aman
 Kategori B : Membutuhkan perhatian
 Kategori C : Tidak diketahui
 Kategori D : Kontraindikasi

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Ditjen Yanfar dan Alkes. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas
dan Bebas Terbatas. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. 2004. Farmakologi Jilid I (untuk kelas 1) cetakan ketiga. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. 2004. Farmakologi Jilid II (untuk kelas 2) cetakan ketiga. Jakarta.

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 101
Departemen Kesehatan RI. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. 2004. Farmakologi Jilid III (untuk kelas 3) cetakan ketiga. Jakarta.

Maryani. 2013. Modul Menerapkan Pembuatan Sediaan Obat Sesuai Resep Dokter di Bawah
Pengawasan Apoteker. Erlangga. Jakarta.

Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Leskonfi. Jakarta

Turdiyanto, Totok. dkk. 2013. Farmakologi untuk SMK Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta

Permenkes No 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan


Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

SMK KESEHATAN REFORMASI PONTIANAK


| 102
CATATAN :
CATATAN :

Anda mungkin juga menyukai