Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR POLA ASUH, HARGA DIRI, DAN BODY IMAGE


TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA
KELAS XI SMKN 1 SOOKO MOJOKERTO

Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan Di Hadapan Dewan Penguji


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Stikes Dian Husada Mojokerto

SITI AFIYAH
NIM : 01.16.038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Siti Afiyah

NIM : 01.16.038

Program Studi : S1 Keperawatan

Tempat Tanggal Lahir : Probolinggo, 07 April 1998

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Analisis Faktor Pola Asuh,
Harga Diri, Dan Body Image Terhadap Kepercayaan Diri Pada Siswa Kelas XI SMKN 1
Sooko Mojokerto” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila


dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat
sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Mojokerto, Juli 2020

Siti Afiyah

NIM : 01.16.038

ii
PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Dengan Judul:

ANALISIS FAKTOR POLA ASUH, HARGA DIRI, DAN BODY IMAGE


TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 SOOKO
MOJOKERTO

Oleh:
Siti Afiyah
NIM : 01.16.038

Telah disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal .............................

Pembimbing I Pembimbing II

Hartin Suidah, S.Kep.Ns., M.Kes Ninik Murtiyani, S.KM., S.Kep.Ns., M.Kes


NPP : 10.02.039 NPP : 10.02.020

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Nur Chasanah, S.Kp., M.Kes


NPP : 10.02.184

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................................... i

Surat Pernyataan Originalitas ................................................................................................ ii

Surat Persetujuan ..................................................................................................................iii

Daftar Isi ................................................................................................................................ iv

Abstract .................................................................................................................................. 1

Pendahuluan ...........................................................................................................................2

Metode Penelitian ...................................................................................................................3

Hasil dan Pembahasan ...........................................................................................................4

Simpulan dan Saran ................................................................................................................8

Daftar Pustaka ........................................................................................................................9

iv
Analysis Of Factors Of Parenting, Self-Esteem, And Body Image to Self-Confidence In
Class XI Students At Smk 1 Sooko Mojokerto
Siti Afiyah 1, Hartin Suidah 2, Ninik Murtiyani 3

Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Dian Husada Mojokerto


Email: sitiafiyah1998@gmail.com

ABSTRACT

Problems that are felt and experienced by many teenagers are basically caused by lack of self-
confidence. Self-confidence is the sense of being an individual has of his potential. The design of
this study uses the cross sectional method. The sampling method used is simple random sampling.
Sample taken were 58 respondents from class AKL 1 and AKL 2 in SMK 1 Sooko Mojokerto. The
research data was taken using a questionnaire. Then the data were analyzed using the Multiple
Linier Regression test with a significance level 0f 0,05. The results showed that students who have
authoritarian parenting as 13 students (22.4%), democratic parenting as 27 students (46.8%),
permissive parenting as 14 students (24.1%), and parenting fostering as 4 students (6.9%).
Students who have high self esteem is 0%, medium category is 47 students (81%), and low
category is 11 students (19%). Students who have a high category body image is 4 students (6.9%),
moderate category is 38 students (65.5%), less categories is 16 students (27.6%), and none of the
students has a body image low. Students who have high confidence categories is 18 students
(31%), moderate categories is 40 students (69%), and none of the students have low self-
confidence. From the results of statistical tests, the results show that parenting, self-esteem, and
body image factors simultaneously influence self-confidence with the significance value of
parenting: 0.018, self-esteem: 0,000, and body image: 0.001 (P> 0.05). Seeing the results of this
study, students are expected to be able to recognize and accept their strengths and weaknesses, as
well as to practice more to increase their sense of confidence by staying positive about themselves.

Keywords: Parenting, Self-Esteem, Body Image, Self-Confidence

1
PENDAHULUAN kepada 9000 remaja mulai dari tingkat
usia 7-19 tahun, rasa percaya diri dapat
Masa perkembangan remaja membantu remaja untuk mengatasi
adalah suatu periode dalam masalah stress emosionalnya. Rasa
perkembangan individu yang percaya diri juga penting bila dikaitkan
merupakan masa mencapai kematangan dengan membuat pilihan yang baik,
seksual, perkembangan psikologis, dan misalnya pilihan untuk berinteraksi dan
pola peralihan dari masa kanak-kanak melakukan aktifitas. Berdasarkan hasil
menuju dewasa (Malahayati, 2010). kajian yang pernah didapat oleh
Salah satu permasalahan yang banyak Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dirasakan dan dialami remaja pada dan Perlindungan Anak Republik
dasarnya disebabkan oleh kurangnya Indonesia (KPPPARI) tingkat
kepercayaan diri. Kepercayaan diri kepercayaan diri anak Indonesia
adalah keyakinan untuk melakukan tergolong rendah, dibuktikan bahwa
sesuatu pada diri subjek sebagai ada banyak hal yang membuat mereka
karakteristik pribadi yang didalamnya menjadi tidak memiliki kepercayaan
terdapat keyakinan akan kemampuan diri yaitu budaya di Indonesia yang
diri, optimis, objektif, bertanggung masih melihat anak perempuan sebagai
jawab, rasional, dan realistis (M. Nur sosok yang tidak boleh banyak
Ghufron & Rini Risnawita, 2014). Pada melakukan aktivitas di luar rumah
dasarnya semua individu memiliki rasa (Liputan6.com, 2015). Menurut
percaya diri, namun rasa percaya diri penelitian yang dilakukan Anggoro
itu berbeda-beda antara satu individu Dyah (2016) menyatakan pada 142
dengan individu yang lain yaitu siswa kelas X di SMAN 2 Bantul,
terdapat individu yang memiliki rasa siswa yang memiliki kepercayaan diri
percaya diri yang tinggi, sedang, dan dalam kategori tinggi (50%), kategori
rendah sehingga menampakkan tingkah sedang (50%), kategori kurang (0%),
laku yang berbeda. Individu yang dan kategori rendah (0%). Kemudian
memiliki kepercayaan diri dapat menurut survey yang dilakukan di
menyelesaikan tugas dengan baik dan SMA Negeri 4 Surabaya oleh
yakin akan kemampuan yang Rahmania (2012) diperoleh dari 100
dimilikinya untuk mencapai kesuksesan responden sebanyak 82% tidak puas
dimasa depan dengan hasil usaha terhadap penampilannya. Sedangkan
sendiri tanpa harus melihat kemampuan subyek yang puas terhadap penampilan
orang lain. Rasa percaya diri dapat dirinya hanya 18%. Di survey tersebut
diwujudkan melalui sikap berani dan juga ditemukan individu yang memiliki
yakin dalam melakukan sesuatu, tetapi self esteem dalam kategori tinggi
pada kenyataannya siswa masih terlihat sebanyak 32%, self-esteem sedang
kurang motivasi untuk berkompetisi, sebanyak 41% dan sisanya memiliki
tidak ada keberanian menyampaikan self-esteem kategori rendah. Penelitian
pendapat didepan umum, dan ragu-ragu tahun 2016 di SMAN 4 Banda Aceh,
untuk menjawab pertanyaan diperoleh dari 84 reponden hasil yang
(Longkutoy, dkk, 2015). Kenyataan didapat menunjukkan bahwa tingkat
yang ditemukan di tempat penelitian harga diri remaja berada dalam kategori
yaitu pada siswa kelas XI SMKN 1 sedang berjumlah 59 orang dengan skor
Sooko Mojokerto kebanyakan mereka prosentase 70% (Hartin Suidah & Yufi
masih tidak percaya diri dikarenakan Aris, 2017). Dari hasil study
mereka merasa bentuk tubuhnya yang pendahuluan pada 23 Januari 2020
tidak sesuai dengan yang di inginkan. pada siswa kelas XI di SMKN 1 Sooko
Menurut hasil survey yang Mojokerto, berdasarkan hasil
dilakukan di AS pada tahun 2010

2
wawancara yang di lakukan oleh interaksi di usia dini, merupakan faktor
peneliti kepada 10 siswa, seluruhnya yang amat mendasar bagi pembentukan
masih mengatakan tidak percaya diri rasa percaya diri. Sikap orang tua, akan
yang didukung dengan mereka diterima oleh anak sesuai dengan
menyebutkan masih tidak puas persepsinya pada saat itu. Orang tua
terhadap bentuk tubuh / penampilan yang menunjukkan kasih, perhatian,
fisiknya, terdapat 6 orang dari 10 orang penerimaan, cinta dan kasih sayang
juga mengatakan masih tidak yakin serta kelekatan emosional yang tulus
terhadap kemampuan yang dimilikinya. dengan anak akan membangkitkan rasa
Menurut M. Nur Ghufron dan percaya diri pada anak tersebut
Risnawita (2012), kepercayaan diri (Tisngati & Nely, 2014). Kepercayaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diri sangat penting dan dibutuhkan oleh
konsep diri, harga diri, pengalaman dan seseorang dalam situasi apapun terlebih
pendidikan. Menurut Derry bagi siswa dalam hal belajar di kelas,
Iswidharmanjaya dan Jubilee karena apabila seorang siswa tidak
Enterprise (2014) faktor-faktor yang memiliki percaya diri maka akan
mempengaruhi kepercayaan diri adalah menghambat dirinya untuk
pola asuh, perilaku orang tua, dan mengembangkan kemampuan dalam
konsep diri. Sedangkan menurut Ancok dirinya, oleh karena itu untuk
dan Suroso (dalam Ghufron dan menumbuhkan kepercayaan diri
Risnawita, 2016) menyatakan terdapat keluarga juga mempunyai peranan
faktor-faktor internal dan eksternal yang penting dalam upaya
yang mempengaruhi pembentukan menumbuhkan rasa percaya diri.
kepercayaan diri yaitu: faktor internal Menurut Devita (2016) menyatakan
meliputi konsep diri, harga diri, kondisi bahwa percaya diri membuat pengaruh
fisik (body image), dan pengalaman sangat besar bagi kehidupan remaja
hidup, serta faktor eksternal meliputi yang mengakibatkan siswa mudah
pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan. putus asa, menghindari tanggung
Menurut penelitian yang dilakukan jawab, sering bereaksi negatif dalam
Hartin Suidah & Yufi Aris (2017) menghadapi masalah. Karena itu ia
dimasa remaja terdapat banyak mungkin akan menjauhi pergaulan
perubahan salah satunya yaitu dengan orang banyak, menyendiri,
perubahan fisik. Perubahan fisik tidak berani mengemukakan pendapat,
tersebut bisa berupa tinggi badan, berat sering menyendiri dan yang paling
badan, maupun kematangan seksual buruk mengakibatkan bunuh diri.
yang mana akhirnya akan Menurut Wahyuni (2017) dampak
mempengaruhi pembentukan body negatif pada anak juga bisa terjadi jika
image mereka. Hanya sedikit remaja kepercayaan diri anak tidak muncul.
yang mengalami kateksis tubuh atau Dampak negatif jika anak tidak percaya
merasa puas dengan tubuhnya. diri antara lain: Anak bisa mengalami
Ketidakpuasan lebih banyak dialami kegagalan dalam melakukan suatu
dibeberapa bagian tubuh tertentu kegiatan maupun suatu keputusan
menjadi salah satu penyebab timbulnya dalam memecahkan suatu masalah,
konsep diri yang kurang baik dan anak cenderung selalu mengeluh,
kurangnya self-esteem selama masa mudah putus asa, dan anak selalu
remaja sehingga menjadi kurangnya merasa gelisah.
kepercayaan diri pada remaja. Dari permasalahan yang ada, maka
Meskipun banyak faktor yang perlu upaya untuk meningkatkan
mempengaruhi kepercayaan diri kepercayaan diri dengan selalu berfikir
seseorang, namun faktor pola asuh dan positif agar tidak memberikan dampak

3
negatif pada remaja. Akan tetapi, Usia Frekuensi Prosentase
sebelum melakukan upaya untuk (%)
meningkatkan kepercayaan diri pada 15 th 1 1,7%
remaja, sebaiknya terlebih dahulu 16 th 18 31,0%
dikenali atau mengidentifikasi sumber 17 th 39 67,3%
penyebab kurangnya percaya diri. Hal Total 58 100%
tersebut dapat dijadikan titik tolak Berdasarkan tabel 1 didapatkan
untuk menanggulangi rasa kurang data bahwa sebagian besar responden
percaya diri pada remaja (Fitri, dkk, berusia 17 tahun yaitu sebanyak 39
2018). siswa (67,3%).

Tabel 2 Karakteristik Kelas Responden


METODE PENELITIAN
Kelas Frekuensi Prosentase
Metode penelitian menggunakan (%)
korelasional dengan pendekatan cross AKL 1 28 48,3%
sectional yaitu peneliti menekankan AKL 2 30 51,7%
waktu pengukuran data atau subjek Total 58 100%
penelitian dinilai hanya satu kali saja Berdasarkan tabel 2 didapatkan
(Nursalam, 2016), dimana hanya faktor data bahwa dari 58 responden, kelas XI
yang mempengaruhi kepercayaan diri AKL 1 sebanyak 28 siswa (48,3%) dan
pada siswa yang diukur. Populasi kelas AKL 2 sebanyak 30 siswa
penelitian berjumlah 68 siswa. (51,7%).
Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan tekhnik simple Data Khusus
random sampling. Alat ukur yang 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola
digunakan untuk pola asuh orang tua Asuh Orang Tua Pada Siswa
yaitu menggunakan teori menurut Tabel 3 Karakteristik Pola Asuh Orang Tua
D.Baumrid. Alat ukur yang digunakan Pada Siswa
untuk harga diri menggunakan The Self Pola Asuh Frekuensi Prosentase
Esteem Scale oleh Rosenberg. (%)
Sedangkan alat ukur pada body image Otoriter 13 22,4%
menggunakan Multimensional Body Demokrati 27 46,8%
Self Relations Questionnaire s 14 24,1%
(MBSRQ). Dan yang terakhir yaitu alat Permissif 4 6,9%
ukur yang digunakan untuk Penelantar
kepercayaan diri menggunakan skala Total 58 100%
kepercayaan diri berdasarkan aspek- Berdasarkan tabel 3 didapatkan
aspek percaya diri yang dikemukakan data bahwa hampir setengahnya
oleh Lauster (dalam Ghufron dan Rini menggunakan pola asuh demokratis
Risnawita, 2014). sebanyak 27 siswa (46,8%).

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Harga


Diri pada Siswa
Tabel 4 Karakteristik Harga Diri Pada Siswa
Harga Frekuensi Prosentase
Diri (%)
HASIL dan PEMBAHASAN Tinggi 0 0%
Sedang 47 81,0%
Data Umum Rendah 11 19,0%
Tabel 1 Karakteristik Usia Responden Total 58 100%

4
Berdasarkan tabel 4 didapatkan
data bahwa hampir seluruhnya harga
diri responden yaitu sedang sebanyak
47 siswa (81,0%).

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Body


Image pada Siswa
Tabel 5 Karakteristik Body Image Pada Siswa
Body Frekuensi Prosentase
Image (%)
Berdasarkan tabel 7 dari hasil uji
Tinggi 4 6,9%
regresi linier berganda dengan program
Sedang 38 65,5%
SPSS 23 for window untuk variabel
Kurang 16 27,6%
yang berpengaruh sangat kuat terhadap
Rendah 0 0%
kepercayaan diri adalah harga diri
Total 58 100%
dengan signifikasi sebesar 0,000.
Berdasarkan tabel 5 didapatkan
Variabel selanjutnya adalah body
data bahwa sebagian besar body image
image dengan signifikasi sebesar 0,001.
responden yaitu sedang sebanyak 38
Sedangkan yang terakhir adalah
siswa (65,5%).
variabel pola asuh dengan signifikasi
sebesar 0,018. Karena nilai signifikasi
4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
(sig) < α = 0,05, maka dapat
Kepercayaan Diri pada Siswa
disimpulkan bahwa variabel
Tabel 6 Karakteristik Kepercayaan Diri Pada
independent (pola asuh, harga diri, dan
Siswa
body image) secara simultan (bersama-
Kepercayaa Frekuensi Prosentase sama) berpengaruh terhadap variabel
n Diri (%) dependent (kepercayaan diri).
Tinggi 18 31,0%
Sedang 40 69,0%
Rendah 0 0% PEMBAHASAN
Total 58 100%
Berdasarkan tabel 6 didapatkan Pola Asuh Orang Tua
data bahwa sebagian besar kepercayaan Ditinjau dari pola asuh orang tua, dapat
diri responden yaitu sedang sebanyak diketahui bahwa pola asuh orang tua pada siswa
40 siswa (69,0%). kelas XI SMKN 1 Sooko Mojokerto hampir
setengahnya menggunakan pola asuh
5. Analisis Faktor Pola Asuh, Harga Diri, demokratis sebanyak 27 siswa (46,8%).
Dan Body Image Terhadap Kepercayaan Menurut Ismira (dalam Fatimah, 2012)
Diri Pada Siswa. pola asuh orang tua merupakan gambaran
Tabel 7 Tabulasi Silang Pola Asuh, Harga Diri, tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak
dan Body Image dengan Kepercayaan dalam berinteraksi, berkomunikasi selama
Diri Pada Siswa mengadakan kegiatan pengasuhan. Peran
keluarga menjadi penting untuk mendidik anak
baik dalam sudut tinjauan individu. Jika
pendidikan dalam keluarga baik maka mampu
menumbuhkan perkembangan kepribadian anak
menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap
positif terhadap agama, kepribadian yang kuat
dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta
intelektual yang berkembang secara optimal.
Menurut Diana Baumrid pada tahun 1967

5
(dalam Septiadi, 2012), Pola asuh demokratis masing individu bervariasi, ada yang
adalah pola asuh yang memprioritaskan rendah dan ada yang tinggi. Hal ini
kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu berkaitan erat dengan mekanisme
mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola pembentukan harga diri. Dikemukakan
asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari oleh Coopersmith (dalam Ghufron &
tindakannya pada rasio atau pemikiran- Rini Risnawita, 2012) bahwa
pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap pembentukan harga diri dipengaruhi
realistis terhadap kemampuan anak, tidak beberapa faktor yaitu keberartian
berharap yang berlebihan yang melampaui individu, keberhasilan seseorang,
kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga kekuatan individu, dan perfonmansi
memberikan kebebasan kepada anak untuk individu yang sesuai dalam mencapai
memilih serta melakukan suatu tindakan, dan prestasi yang diharapkan.
pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Responden dalam penelitian ini
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa mereka memiliki harga
hampir setengahnya orang tua berusaha untuk diri dengan kategori sedang, artinya harga diri
dapat menerapkan pola asuh yang tepat pada siswa kelas XI AKL 1 dan AKL 2 di SMKN 1
anak, sehingga pola asuh yang di pilih adalah Sooko Mojokerto tidak terlalu tinggi dan
pola asuh demokratis yang akan memberikan rendah. Harga diri siswa akan rendah apabila
keterbukaan dalam suasana kehidupan siswa kehilangan kasih sayang atau cinta kasih
keluarga. Secara fisiologis terbukanya peluang dari orang lain, kehilangan penghargaan dari
bagi orang tua dan anak mereka untuk orang lain, dan adanya hubungan interpersonal
menghadirkan eksistensinya akan memudahkan yang buruk. Suatu penghargaan yang positif
mereka untuk saling membaca situasi dan dapat akan membuat siswa merasa bahwa dirinya
berkomunikasi lebih efektif. Jika anak merasa berharga, berhasil, dan merasa dirinya berguna
diterima didalam keluarga, mereka dengan bagi orang lain. Jika semua kebutuhan harga
mudah untuk membangun kepercayaan diri dan diri terpenuhi maka akan menghasilkan suatu
berpikir positif. Jika sedang melakukan sikap optimis dan percaya diri, sebaliknya jika
kegiatan yang tidak berbahaya dan bersifat kebutuhan harga diri tidak terpenuhi maka
positif serta bermanfaat bagi orang lain dan siswa akan berperilaku negatif dan akan
masa depannya, adakalnya orang tua menjadi tidak percaya diri.
memberikan pola asuh permissif pada anak.
Emosi manusia cenderung naik turun, yang Body Image Pada Siswa
terpenting sikap anak masih dalam situasi Ditinjau dari body image, dapat
terkontrol, segera menyadari dan kembali pada diketahui bahwa body image siswa
rambu-rambu yang telah ditetapkan. kelas XI SMKN 1 Sooko Mojokerto
sebagian besar pada kategori sedang
Harga Diri Pada Siswa sebanyak 38 siswa (65,5%).
Ditinjau dari harga diri, dapat diketahui Menurut Cash (2012), Body Image
bahwa harga diri siswa kelas XI SMKN 1 merupakan pengalaman individu yang
Sooko Mojokerto hampir seluruhnya pada berupa persepsi terhadap bentuk dan
kategori sedang sebanyak 47 siswa (81,0%). berat tubuhnya, serta perilaku yang
Self-esteem dapat diperoleh mengarah pada evaluasi individu
melalui diri sendiri maupun orang lain. tersebut terhadap penampilan fisiknya.
Menurut Baron & Byrne (dalam Kebanyakan individu peka terhadap
Ardillah Umami, 2013) berpendapat segala perubahan tubuh yang terjadi
bahwa harga diri adalah evaluasi diri pada dirinya. Perubahan tubuh yang
yang dibuat oleh setiap individu, sikap dialami berpengaruh terhadap
orang terhadap dirinya sendiri dalam emosinya, ketika individu mempunyai
rentang dimensi positif sampai negatif. gambaran mental yang benar mengenai
Harga diri yang dimiliki oleh masing- tubuhnya, beserta perasaan,

6
pengukuran, dan hubungan dengan tidak dapat menerima keadaan fisiknya
tubuh sendiri secara positif, percaya seperti apa adanya.
diri, dan peduli terhadap tubuh,
individu akan memiliki body image Kepercayaan Diri Pada Siswa
yang positif. Individu yang memiliki Hasil penelitian yang dilakukan
body image positif ditunjukkan dengan pada siswa kelas XI SMKN 1 Sooko
beberapa perilaku antara lain kepuasan Mojokerto terhadap 58 responden
terhadap tubuh yang dimiliki, diperoleh data bahwa sebagian besar
penerimaan diri terhadap tubuh, dan kepercayaan diri responden yaitu
kepercayaan diri yang tinggi terhadap sedang sebanyak 40 siswa (69,0%).
tubuh yang dimiliki (Januar dan Putri Percaya diri hal yang berperan
dalam Wulan, 2014). Menurut Nur penting dalam kehidupan manusia. Hal
Lailatul Husna (2013) gambaran ini sangat berguna dalam kehidupan
seseorang mengenai tubuhnya lebih sehari-hari seperti dirumah, disekolah,
bersifat subyektif, apabila individu dikantor, dan dimasyarakatpun percaya
menganggap kondisi fisiknya tidak diri diperlukan. Manusia dapat
sama dengan konsep idealnya, maka mencapai tujuannya jika memiliki
individu akan merasa memiliki percaya diri yang baik. Namun, untuk
kekurangan secara fisik meskipun bisa mendapatkan semua itu, manusia
dalam pandangan orang lain sudah harus membiasakan diri untuk melatih
dianggap menarik. Keadaan yang segala kemampuan dan potensi yang
seperti itu yang membuat individu tidak terdapat didalam diri. Menurut M. Nur
dapat menerima kondisi fisiknya secara Ghufron & Rini Risnawita (2014),
apa adanya sehingga body imagenya Kepercayaan diri adalah keyakinan
negatif. untuk melakukan sesuatu pada diri
Responden dalam penelitian ini subjek sebagai karakteristik pribadi
menunjukkan bahwa mereka memiliki yang di dalamnya terdapat keyakinan
body image dengan kategori sedang, akan kemampuan diri, optimis,
artinya body image pada siswa kelas XI objektif, bertanggung jawab, rasional,
AKL 1 dan AKL 2 di SMKN 1 Sooko dan realistis. Pada dasarnya setiap
Mojokerto tidak terlalu positif maupun individu memiliki kelebihan yang ada
negatif. Body image yang dimiliki pada dirinya. Keyakinan yang tertanam
siswa akan berdampak pada kehidupan dapat menjadi acuan sebagai motivasi
siswa sebagai seorang remaja. Siswa dari dalam diri untuk mendorong
yang sudah puas dengan tubuhnya, individu berpikir dan melakukan
puas terhadap yang dimilikinya akan tindakan dalam mencapai tujuan
lebih menghargai diri sendiri, lebih hidupnya. Keyakinan akan kemampuan
mensyukuri yang sudah dimilikinya, diri yaitu sikap positif anak tentang
lebih percaya diri, sehingga siswa yang dirinya bahwa anak mengerti sungguh-
memiliki kepuasan dan menghargai apa sungguh akan apa yang dilakukannya.
yang dimiliki akan berusaha dan Anak yang memiliki keyakinan akan
menjaga tubuhnya dengan baik, dengan kemampuan dirinya maka anak tersebut
demikian siswa tersebut memiliki body akan memiliki sikap yang optimis.
image positif. Sebaliknya body image Optimis yaitu sikap positif anak yang
akan negatif apabila siswa menilai selalu berpandangan baik dalam
penampilannya tidak sesuai dengan menghadapi segala hal tentang diri dan
standar pribadinya, siswa akan menilai kemampuannya. Anak yang memiliki
rendah tubuhnya sehingga akan timbul sikap optimis dalam dirinya, maka anak
dalam dirinya perasaan kurang, sering berani mencoba hal-hal yang baru.
kali keadaan tersebut membuat siswa Obyektif yaitu anak yang percaya diri

7
memandang permasalahan atau sesuatu kepercayaan diri rendah, siswa tersebut
sesuai dengan kebenaran yang akan mengalami hambatan kepribadian
semestinya, bukan menurut kebenaran dalam dirinya, akibatnya individu
pribadi atau menurut dirinya sendiri. menjadi pesimis dalam menghadapi
Bertanggung jawab yaitu kesediaan tantangan, takut menyampaikan suatu
anak untuk menanggung segala sesuatu pendapat, ragu-ragu dalam memilih
yang telah menjadi konsekuensinya, keputusan dan suka membanding-
sehingga anak tersebut berani bandingkan dirinya dengan orang lain.
menghadapi tantangan dalam dirinya.
Rasional yaitu analisa terhadap suatu Analisis Faktor Pola Asuh, Harga Diri, Dan
masalah, sesuatu terjadi dengan Body Image Terhadap Kepercayaan Diri
menggunakan pemikiran yang dapat Pada Siswa
diterima sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan hasil tabulasi silang
Anak yang memiliki pikiran rasional antara pola asuh orang tua dengan
maka anak tersebut dapat berperilaku kepercayaan diri siswa diperoleh data
positif tentang dirinya maupun dari 27 responden yang mempunyai
lingkungan di sekitarnya. Menurut M. pola asuh demokratis dan kepercayaan
Nur Ghufron dan Risnawita (2012), diri tinggi sebanyak 15 responden
kepercayaan diri dipengaruhi oleh (55,5%). Sedangkan pada tabulasi
beberapa faktor yaitu konsep diri, harga silang antara harga diri dengan
diri, pengalaman dan pendidikan. kepercayaan diri siswa diperoleh data
Menurut Derry Iswidharmanjaya dan dari 47 responden yang mempunyai
Jubilee Enterprise (2014) faktor-faktor harga diri sedang dan kepercayaan diri
yang mempengaruhi kepercayaan diri sedang sebanyak 29 responden
adalah pola asuh, perilaku orang tua, (61,7%). Dan pada tabulasi silang
dan konsep diri. Sedangkan menurut antara body image dengan kepercayaan
Ancok dan Suroso (dalam Ghufron dan diri siswa diperoleh data dari 38
Risnawita, 2016) menyatakan terdapat responden mempunyai body image
faktor-faktor internal dan eksternal sedang dan kepercayaan diri sedang
yang mempengaruhi pembentukan sebanyak 24 responden (63,1%). Hasil
kepercayaan diri yaitu: faktor internal uji regresi linier berganda dengan
meliputi konsep diri, harga diri, kondisi program SPSS 23 for window pada
fisik (body image), dan pengalaman model summary diketahui nilai
hidup, serta faktor eksternal meliputi koefisien determinasi atau R square
pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan. sebesar 0,949 atau sama dengan 94,9%.
Responden dalam penelitian ini Hasil ini menunjukkan bahwa variabel
menunjukkan bahwa siswa kelas XI X (pola asuh, harga diri, dan body
AKL 1 dan AKL 2 di SMKN 1 Sooko image) memberikan pengaruh terhadap
Mojokerto memiliki kepercayaan diri variabel Y (kepercayaan diri) sebesar
pada kategori sedang. Ini 96,4%. Sedangkan sisanya yaitu 5,1%
mengungkapkan masih adanya siswa dipengaruhi oleh variabel yang tidak
yang belum mampu bersikap positif diteliti. Untuk variabel yang
terhadap dirinya sendiri dan berpengaruh sangat kuat terhadap
kemampuan yang dimilikinya sehingga kepercayaan diri adalah harga diri
siswa perlu upaya untuk meningkatkan dengan signifikasi sebesar 0,000.
kepercayaan dirinya. Orang yang Variabel selanjutnya adalah body
memiliki kepercayaan diri akan image dengan signifikasi sebesar 0,001.
bertanggung jawab atas keputusan yang Sedangkan yang terakhir adalah
telah dibuatnya dan mampu variabel pola asuh dengan signifikasi
mengoreksi kesalahan. Sebaliknya jika sebesar 0,018.

8
Percaya diri merupakan hal yang masih terdapat atau membentuk
berperan penting dalam kehidupan kepercayaan diri yang rendah pada
manusia. Hal ini sangat berguna dalam siswa. Demikian pula dengan harga diri
kehidupan sehari-hari seperti dirumah, dan kepercayaan diri siswa sebagian
disekolah, dikantor, dan besar dalam kategori sedang, dimana
dimasyarakatpun percaya diri kondisi tersebut menunjukkan bahwa
diperlukan. Anak dapat mencapai masih banyak siswa yang kepercayaan
tujuannya jika memiliki percaya diri dirinya belum optimal, hal ini dapat
yang baik. Namun, untuk bisa disebakan karena masih banyak siswa
mendapatkan semua itu, anak harus yang menganggap dirinya tidak
membiasakan diri untuk melatih segala berharga, sulit mengontrol perilakunya,
kemampuan dan potensi yang terdapat dan tidak yakin akan pendapat dan
didalam diri. Menurut M. Nur Ghufron kemampuan yang dimilikinya.
dan Risnawita (2012), kepercayaan diri Sedangkan pada faktor body image dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepercayaan diri menunjukkan
konsep diri, harga diri, pengalaman dan sebagian besar dalam kategori sedang,
pendidikan. Menurut Derry hal ini menunjukkan bahwa siswa
Iswidharmanjaya dan Jubilee belum sepenuhnya memiliki body
Enterprise (2014) faktor-faktor yang image positif. Jika siswa memiliki cara
mempengaruhi kepercayaan diri adalah pandang yang baik terhadap tubuhnya
pola asuh, perilaku orang tua, dan maka ia akan memiliki kepercayaan
konsep diri. Sedangkan menurut Ancok diri. Siswa yang memiliki body image
dan Suroso (dalam Ghufron dan positif akan merasa puas terhadap
Risnawita, 2016) menyatakan terdapat tubuhnya , sehingga siswa tidak merasa
faktor-faktor internal dan eksternal malu terhadap tubuh yang dimilikinya
yang mempengaruhi pembentukan dan senantiasa bersyukur terhadap
kepercayaan diri yaitu: faktor internal keadaan dirinya serta akan mudah
meliputi konsep diri, harga diri, kondisi bergaul dengan sekelilingnya dengan
fisik (body image), dan pengalaman rasa kepercayaan diri yang dimilikinya.
hidup, serta faktor eksternal meliputi
pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan SIMPULAN
bahwa pola asuh orang tua
mempengaruhi kepercayaan diri siswa, 1. Hampir setengahnya siswa kelas XI
dibuktikan dengan adanya frekuensi SMKN 1 Sooko Mojokerto menggunakan
siswa yang mempunyai kepercayaan pola asuh demokratis.
diri tinggi sebagian besar merupakan 2. Hampir seluruhnya siswa kelas XI SMKN
siswa yang memiliki orang tua dengan 1 Sooko Mojokerto memiliki harga diri
tekhnik pola asuh demokratis, dimana sedang.
mereka dapat mengontrol diri mereka 3. Sebagian besar siswa kelas XI SMKN 1
saat mereka menghadapi masalah yang Sooko Mojokerto memiliki body image
ada dalam hidup mereka. Mereka dapat sedang.
menentukan pilihan yang baik bagi 4. Sebagian besar siswa kelas XI SMKN 1
masa depan mereka dan mampu Sooko Mojokerto memiliki kepercayaan
meyakinkan orang tua mereka bahwa diri sedang.
apa yang mereka pilih dapat mereka 5. Terdapat pengaruh antara faktor pola asuh,
pertanggung jawabkan di masa depan harga diri, dan body image terhadap
nanti. Dengan demikian pola asuh kepercayaan diri pada siswa kelas XI
demokratis lebih baik dibandingkan SMKN 1 Sooko Mojokerto dengan nilai
dengan jenis pola asuh yang lain, yang signifikasi (sig) pada pola asuh : 0,018,

9
harga diri : 0,000, dan body image : 0,001 Esteem” dengan Derajat Stres pada
= 0,000. P < α = 0,05. Siswa Akselerasi SDN Banjarsari 1
Bandung. Prosiding SNAPP: Sosial,
SARAN Ekonomi, dan Humaniora, 3(1), 217-
224.
1. Bagi Peneliti Andiyati, A. D. W. (2016). Hubungan Antara
Agar dapat menambah Body Image dengan Kepercayaan Diri
pengalaman pembelajaran dibidang Siswa Kelas X di SMA Negeri 2
penelitian, dan mengembangkan Bantul. Jurnal Riset Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta:
ilmu yang telah dipelajari selama
Universitas Negeri Yogyakarta.
perkuliahan. Diambil dari:
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/inde
2. Bagi Responden x.php/fipbk/article/ view/1157 (11
Kepada siswa di SMKN 1 Sooko Januari 2020).
Mojokerto yang memiliki kepercayaan Anggraeni, S. (2010). Gambaran Harga Diri
diri sedang diharapkan mampu pada Pelaku Redivisme: Studi pada
mengenal dan menerima kelebihan Residisme di Lembaga
maupun kekurangan yang dimilikinya, Permasyarakatan Kelas 1 Cipinang.
serta berlatih lebih untuk meningkatkan Indigenous, II(2).
rasa kepercayaan diri dengan tetap Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
bersikap positif terhadap diri sendiri. Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
3. Bagi Tempat Penelitian Rineka Cipta.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Arthur, S. R., & Emily, S. R. (2010). Kamus
memberikan tambahan informasi dan Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
gambaran tentang kepercayaan diri siswa Asytharika. (2016). Peningkatan Harga Diri
sebagai bahan pertimbangan dan (Self Esteem) dengan Layanan
pengembangan dalam pembentukan Konseling Kelompok pada Siswa Kelas
kepercayaan diri. VIII Di SMP Negeri 26 Bandar
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat Skripsi. Bandar Lampung. Universitas
Lampung.
menggunakan penelitian yang serupa
Azizan, H. (2016). Pengaruh Kepercayaan Diri
dengan penelitian ini. Namun dengan faktor terhadap Ketergantungan Media Sosial
lain yaitu selain faktor pola asuh, harga diri, pada Siswa di SMK Negeri 1
dan body image sehingga penemuan Bantul. Jurnal Riset Mahasiswa
selanjutnya akan memberikan informasi Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
yang baru terkait faktor yang Universitas Negeri Yogyakarta.
mempengaruhi kepercayaan diri. Diambil dari:
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/inde
x.php/fipbk/article /view/3295 (15
DAFTAR PUSTAKA Januari 2020).
Bestiana, D. (2012). Citra Tubuh dan Konsep
Tubuh Ideal Mahasiswi FISIP
Adawiah, Rabiatul. (2017). Jurnal Pendidikan Universitas Airlangga Surabaya. Antro
Kewarganegaraan, Pola Asuh Unair Dotnet, 1, 1-11.
Orang Tua, dan Implikasinya terhadap Cash, T. F. & Smolak, L. (2011). Perceptual
Pendidikan Anak. Volume 7, Nomor measures of body image for
1. adolescents and adults. In Gardner, R.
Andarini, S., Susandari, S., & Rosiana, D. M. (Ed. 2), Body image: A handbook of
(2012). Hubungan Antara “Self

10
science, practice, and prevention. New Pada Wanita di Sanggar Senam Rita
York: The Guilford Press. Pati). Jurnal Psikologi, 2(2).
Cash, T.F. (2012). Cognitive-Behavioral Husnul Hotimah. (2017). Hubungan Pola Asuh
Perspectives on Body Image. Orang Tua dengan Perkembangan
Encyclopedia of Body Image and Psikologi Anak Usia Prasekolah. Skripsi
Human Appearance, Vol. 1. Sarjana Keperawatan Program Studi
Chairah, Putri. (2012). Hubungan Body Image Ilmu Keperawatan Mojokerto. Stikes
dengan Pola Makan Remaja Putri Dian Husada.
di SMA Negeri 38 Jakarta. Skripsi. Iswidharmanjaya, D & Enterprise, J., (2013).
Jakarta: Universitas Indonesia. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya
Derry & Jubile. (2014). Satu Hari Menjadi Diri. Jakarta: Gramedia.
Lebih Percaya Diri. Jakarta: Gramedia. Jarvis, M. (2010). Teori-Teori Psikologi:
Devita, L. (2016). Peningkatan Percaya Diri Pendekatan Modern Untuk Memahami
Menggunakan Layanan Konseling Perilaku, Perasaan, dan Pikiran
Kelompok (Role Playing) pada Siswa Manusia. Bandung: Nusa Media.
Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro Tahun Khaira, P. (2018). Hubungan Antara Self
Pelajaran 2015/2016. Bandar Esteem dengan Body Image pada Remaja
Lampung: Universitas Lampung. Pria. Diambil dari:
Diambil dari digilib.unila.ac.id- https://dspace.uii.ac.id/handle/12345678
Bimbingan-konseling (15 Januari 9/7302 (17 Januari 2020).
2020). Khusnia, S. (2010). Hubungan Dukungan
Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan Sosial dan Kepercayaan Diri pada
(Perkembangan Peserta Didik). Remaja Tunanetra di Panti
Bandung: CV Pustaka Setia. Rehabilitasi Sosial Bina Cacat Netra
Fatimah, L. (2012). Hubungan Pola Asuh Budi Mulya Malang (Doctoral
Orang Tua dengan Perkembangan Anak dissertation, IAIN Sunan Ampel
di RA Darussalam Desa Sumber Mulyo, Surabaya).
Jogoroto, Jombang. Prosiding Seminar. KPPPARI. (2015). Tingkat Kepercayaan Diri
Diambil dari : pada Anak. Liputan6.com. tersedia
https://test.journal.unipdu.ac.id/index.ph dalam (http://www.liputan6.com).
p/seminas/ article/view/163 (15 Januari Ramadhani, T. N., & Putrianti, F. G. (2014).
2020). Hubungan antara Kepercayaan Diri
Ghufron, M. N. & Risnawita, R. S. (2014). dengan Citra Diri pada Remaja
Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Akhir. Jurnal Spirits, 4(2), 22-32.
Ar Ruzz Media. Diambil dari:
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/spi
Hapsari, I. (2016). Psikologi Perkembangan rit/article/view/1117
Anak. Jakarta: PT Indeks. Longkutoy Nathania, dkk. (2015). Hubungan
Hayuningtias, N. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Kepercayaan Diri dengan Harga Diri Kepercayaan Diri Siswa SMP Kristen
pada Remaja Panti Sosial Pengasuhan Ranotongkor Kabupaten Minahasa.
Anak Dinas Sosial Manado: Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol
Pekanbaru (Doctoral dissertation, 3 No 1.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Malahayati. (2010). Super Teens: Jadi Remaja
Kasim Riau). Diambil dari: Luar Biasa dengan 1
http://repository.uin-suska.ac.id/24957/ Kebiasaan Efektif. Yogyakarta: Gedung
(20 Januari 2020). Galangpress Center.
Husna, N. L. (2013). Hubungan antara Body Mardatillah. (2010). Pengembangan Diri. STIE
Image dengan Perilaku Diet (Penelitian Balikpapan: Madani.

11
Mukhlis, A. (2013). Berpikir Positif pada http://repository.uma.ac.id/handle/
Ketidakpuasan terhadap Citra Tubuh 123456789/11090 (15 Januari 2020).
(Body Image Dissatisfaction). Jurnal Tridhonanto, Al. (2014). Mengembangkan Pola
Psikoislamika, 10 (1). Asuh Demokratis. Jakarta: Gramedia.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Tisngati, U., & Meifiani, N. I. (2014).
Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Pengaruh Kepercayaan Diri dan Pola
Medika. Asuh Orang Tua pada Mata Kuliah
Rahmania, & Yuniar, I. (2012). Hubungan Teori Bilangan terhadap Prestasi
antara Harga Diri dengan Belajar. Jurnal Derivat: Diambil dari:
Kecenderungan Body Dysmorphic https://journal.upy.ac.id/index.php/deri
Disorder pada Remaja Putri. Jurnal vat/ article/view/109 ( 14 Januari
Psikologis Klinis dan Kesehatan 2020).
Mental,I (2), 110-117). Umami, A. (2013). Hubungan antara Harga
Rombe Sufrihana. (2014). Hubungan Body Diri dengan Kecenderungan Gaya
Image dan Percaya Diri dengan Hidup Hedonis pada Mahasiswi di
Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri, Surakarta (Doctoral dissertation,
2 (1): 79 – 82. Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Diambil dari:  http://eprints.ums.ac
Edisi 11. Jakarta: Salemba Humanika. .id/eprint/24798 (16 januari 2020).
Santrock. (2012). Psikologi Pendidikan. Wahyuni, S. (2017). Upaya Meningkatkan
Jakarta: Salemba Humanika. Kepercayaan Diri Anak Usia Dini
Sarastika, Pradipta. (2014). Buku Pintar Tampil Melalui Metode Bercerita di Kelompok
Percaya Diri. Yogyakarta: Araska. B RA An-Nida. Jurnal Bimbingan dan
Setiadi, Baumrin Diana. (2012). Pola Asuh Konseling Islam.
Orangtua.
Shella Wati. (2016). Hubungan Gambaran Diri
(Body Image) dengan Harga Diri (Self-
Esteem) pada Remaja Putri di Kelas X
SMA Walisongo Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan. Skripsi Sarjana
Keperawatan Program Studi Ilmu
Keperawatan Mojokerto. Stikes Dian
Husada.
Suidah, Hartin., & Yufi, A. L. (2017).
Hubungan Gambaran Diri (Body
Image) dengan Harga Diri (Self-
Esteem) pada Remaja Putri.
In Prosiding Seminar Nasional.
Mojokerto. STIKES Dian Husada
Mojokerto. Diambil dari:
http://repository.stikesdpgresik.ac.id/56
/1/Jurnal_Proceeding_STIKes-Akbid-
UNJ.pdf#page=103 (11 Januari 2020).
Sunaryo. (2015). Psikologi untuk Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Tasnim. (2019). Hubungan Antara Body Image
dengan Kepercayaan Diri pada
Remaja Putri SMA Swasta Harapan 1
Medan. Jurnal Psikologi. Medan:
Universitas Medan Area. Diambil dari:

12

Anda mungkin juga menyukai