Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN MOBILISASI DINI POST OPERASI

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN

Oleh :
Kelompok 2
Angkatan 2016

1. Locita Artika Isti, S.Kep NIM: 132013143007


2. Ni'matush Sholeha, S.Kep NIM: 132013143008
3. Reffy Shania Novianti, S.Kep NIM: 132013143009
4. Ema Yuliani, S.Kep NIM: 132013143034
5. Rahmatul Habibah, S.Kep NIM: 132013143035
6. Sabrina Sheila Umar, S.Kep NIM: 132013143036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah

Topik : Mobilisasi dini post operasi

Hari, Tanggal : Sabtu, 5 Desember 2020

Waktu : 14.00 – 14.30 WIB

Sasaran : Pengguna Media Sosial

1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang “Mobilisasi dini post operasi” diharapkan penonton
di media sosial (Youtube, Instagram dan Whats app) mengerti dan memahami tentang
Mobilisasi dini post operasi, meliputi definisi mobilisasi dini pot operasi, tujuan
mobilisasi dini post operasi, macam-macam mobilisasi, rentang gerak dalam mobilisasi,
manfaat mobilisasi dini, kontra indikasi mobilisasi, dan bagaimana prosedur mobilisasi
dini post operasi.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menyaksikan penyuluhan kesehatan diharapkan penonton :

1. Memahami tentang pengertian mobilisasi dini post operasi


2. Memahami tentang tujuan mobilisasi dini post operasi
3. Memahami tentang macam-macam mobilisasi
4. Memahami tentang rentang gerak dalam mobilisasi
5. Memahami tentang manfaat mobilisasi dini
6. Memahami tentang kontra indikasi mobilisasi
7. Memahami bagaimana prosedur mobilisasi dini post operasi
8. Memberikan respon berupa komentar atau like pada video penyuluhan
2. Materi
1.) Definisi mobilisasi dini post operasi
2.) Tujuan mobilisasi dini post operasi
3.) Macam-macam mobilisasi
4.) Rentang gerak dalam mobilisasi
5.) Manfaat mobilisasi dini
6.) Kontra indikasi mobilisasi
7.) Prosedur mobilisasi dini post operasi

3. Metode
1) Komunikasi massa
2) Tanya jawab di bagian kolom komentar atau menghubungi contact person

4. Media
1) Video
2) Leaflet

5. Job Description
1) Pembimbing Akademik
Erna Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep.
Uraian tugas :
a. Membimbing mahasiswa terkait topik tentang penyuluhan yang akan diberikan
b. Membantu memberikan saran dan kritik terkait pembuatan video, leaflet dan SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
c. Membantu menyebarluaskan video penyuluhan dan leaflet secara online di media
massa (Youtube, Instagram dan Whats App)
2) Penyusun materi
Reffy Shania N, S.Kep, dan Sabrina Sheila Umar, S.Kep
Uraian Tugas :
a. Mencari referensi terkait materi yang akan diberikan meliputi, definisi mobilisasi dini
pot operasi, tujuan mobilisasi dini post operasi, macam-macam mobilisasi, rentang
gerak dalam mobilisasi, manfaat mobilisasi dini, kontra indikasi mobilisasi, dan
prosedur mobilisasi dini post operasi.
b. Menambahkan kritik dan saran (masukan) dari pembimbing terkait materi yang akan
diberikan
c. Membantu menyebarluaskan video penyuluhan dan leaflet secara online di media
massa massa (Youtube, Instagram dan Whats App)
3) Editor Video
Ema Yuliani, S.Kep dan Locita Artika Isti, S.Kep
Uraian Tugas:
a. Merangkum hasil dari susunan materi untuk disampaikan dalam bentuk video
b. Membuat video yang menarik
c. Menambahkan atau mengganti video sesuai dengan kritik atau saran yang telah
diberikan
d. Membantu menyebarluaskan video penyuluhan dan leaflet secara online di media
massa massa (Youtube, Instagram dan Whats App)
4) Penyusun SAP
Rahmatul Habibah, S.Kep
Uraian Tugas:
a. Menyusun SAP sesuai dengan aturan yang ada
b. Menggabungkan materi yang telah disiapkan untuk ditambahkan ke SAP
c. Membantu menyebarluaskan video penyuluhan dan leaflet secara online di media
massa (Youtube, Instagram dan Whats App)
5) Penyusun Leaflet
Ni’matush Sholeha, S.Kep
Uraian Tugas:
a. Membuat leaflet dengan bahasa yang dapat dan mudah dipahami oleh peserta dan
leaflet dikonsulkan kepada dosen pembimbing sebelum diberikan kepada peserta saat
penyuluhan.
b. Merevisi lealef sesuai kritik dan saran yang telah diberikan
c. Membantu menyebarluaskan video penyuluhan dan leaflet secara online di media
massa (Youtube, Instagram dan Whats App)
6. Evaluasi
1) Pra Penyuluhan
a. Pembagian tugas terkait penyusun materi, penyusun SAP (Satuan Acara
Penyuluhan), penyusun leaflet dan editor video
b. Penetapan deadline tugas
c. Penetapan waktu konsul dan revisi
d. Penetapan media massa yang akan digunakan
2) Proses Penyuluhan
a. Seluruh panitia menyiapkan video dan leaflet yang akan dibagikan di media massa
(Youtube, Instagram dan Whats App)
b. Seluruh panitia mengunggah video dan leaflet di media massa masing-masing
(Youtube, Instagram dan Whats App)
c. Seluruh panitia membantu menjawab apabila terdapat pertanyaan pada kolom
komentar atau pada contact person
3) Pasca Penyuluhan
a. Total penonton yang menyukai video penyuluhan yakni sebanyak 70 orang
b. Total penonton yang memberikan komentar pada kolom di media sosial sebanyak
35 orang
c. Total penonton yang mengajukan pertanyaan setelah melihan video penyuluhan
sebanyak 20 orang.
Lampiran 1
MATERI

MOBILISASI DINI POST OPERASI

A. Pengertian Mobilisasi Dini Post Operasi


Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari
latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar
mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002). Menurut Carpenito (2000),
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu
esensial untuk mempertahankan kemandirian. Konsep mobilisasi dini sebenarnya adalah untuk
mencegah komplikasi paska operasi. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini merupakan upaya mempertahankan kemandirian seawal mungkin dengan cara
membimbing klien untuk mempertahankan fungsi fisiologisnya.

B. Tujuan mobilisasi dini post operasi


Mobilisasi sangat bermanfaat untuk seseorang, diantaranya dapat membuat tubuh
menjadi lebih segar, memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh, mengontrol berat badan,
mengurangi stres, meningkatkan relaksasi, merangsang peredaran darah ke otot dan organ tubuh
lain sehingga meningkatkan kelenturan tubuh. Mobilisasi juga dapat mengembalikan aktivitas
tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak
harian (Asmadi, 2013). Latihan mobilisasi juga dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi,
mencegah dekubitus, merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri (Hidayat, 2012).

C. Macam-macam mobilisasi
Jenis mobilisasi diantaranya adalah mobilisasi penuh dan mobilisasi sebagian. Mobilisasi
sebagian dibagi menjadi mobilisasi sebagian temporer dan mobilisasi sebagian permanen.
- Mobilisasi Penuh
Mobilisasi penuh adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas
penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.
- Mobilisasi Sebagian
Mobilisasi sebagian adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas
dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik
dan sensorik pada area tubuhnya. Mobilisasi sebagian dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Mobilitas sebagian temporer, yaitu kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversible pada
sistem muskuloskeletal, contohnya : dislokasi sendi dan tulang
- Mobilitas sebagian permanen, yaitu kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf reversibel,
contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomyelitis karena terganggunya sistem syaraf motorik dan sensorik (Hidayat, 2012).

D. Rentang gerak dalam mobilisasi


Mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu:
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.
2) Rentang gerak aktif
Rentang gerak aktif berguna untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya sendiri.
3) Rentang gerak fungsional
Rentang gerak fungsional berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan seperti miring kanan kiri, berjalan ke kamar mandi
(Fitriani, 2016).

E. Manfaat mobilisasi dini


Manfaat mobilisasi dini bagi pasien post operasi menurut Potter & Perry (2010):
1) Peningkatan fungsi sirkulasi
- Nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat pada daerah luka
- Mencegah tromboplebitis
- Peningkatan kelancaran fungsi ginjal
- Pengurangan rasa nyeri
2) Peningkatan kemampuan berkemih
Mencegah retensi urin. Normalnya dalam waktu 6-8 jam setelah anestesi, pasien akan
mendapatkan kontrol berkemih secara volunteer, tergantung jenis pembedahan yang
dilakukan (Potter & Perry, 2010).
3) Peningkatan fungsi metabolism
4) Mencegah berkurangnya tonus otot
5) Mengembalikan keseimbangan nitrogen
6) Peningkatan peristaltic
7) Memudahkan terjadinya flatus
8) Mencegah distensi abdominal dan nyeri akibat gas
9) Mencegah konstipasi
10) Mencegah ileus paralitik
11) Mengurangi lamanya perawatan, mencapai nilai efektifitas dan efisiensi pelayanan seperti
biaya perawatan, fungsi fisik segera pulih, dan mengurangi sikap ketergantungan

F. Kontra indikasi mobilisasi


Kontra indikasi untuk latihan rentang gerak menurut Potter & Perry (2010):
1) Trombus/emboli pada pembuluh darah
2) Kelainan sendi atau tulang
3) Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
4) Trauma medulla spinalis atau trauma system saraf pusat

G. Prosedur mobilisasi dini post operasi


1) Persiapan
a. Beri salam, perkenalkan diri pada klien dan keluarga
b. Jelaskan prosedur dan tujuan mobilisasi dini pada klien dan keluarga
c. Beri kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
d. Ukur tanda-tanda vital klien
e. Jaga privasi klien dengan menutup tirai atau pintu kamar klien
f. Atur posisi klien senyaman mungkin
2) Pelaksanaan

No Tahapan Gambar
Setelah pasien sadar
1. Menarik nafas dalam dan
batuk efektif

6 jam pertama
2. Diharuskan tirah baring dan
melakukan gerakan
dorsalfleksi dan
plantarfleksi pada kaki
(gerakan pompa betis) 2-4
jam paska operasi
3. Melakukan gerakan
ekstensi dan fleksi lutut 2-
4 jam paska operasi

4. Menaikkan dan
menurunkan kaki secara
bergantian dari permukaan
tempat tidur 2-4 jam paska
operasi

5. Memutar telapak kaki


seperti membuat lingkaran
sebesar mungkin
menggunakan ibu jari kaki
2-4 jam paska operasi
Setelah 6- 10 jam
6. Setelah 6- 10 jam, pasien
diharapkan dapat
memiringkan badan ke
kanan dan ke kiri setiap
dua jam

Setelah 24 jam
7. Pasien dianjurkan untuk
dapat belajar duduk. Latihan
duduk baik dengan disangga
maupun tidak. Latihan
duduk ini dapat
meningkatkan ekspansi dada
sehingga mudah dalam
bernapas.

8. Pasien mulai melakukan


latihan turun dari tempat
tidur dan memulai untuk
berjalan
Daftar Pustaka:
Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC.
Ditya, W., Zahari, A., & Afriwardi, A. (2016). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Proses
Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Pria dan Wanita
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3).
Fitriani, N. L., & Anggorowati, A. (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum Normal (Doctoral dissertation, Diponegero
University).
Garrison, S. J. (2009). Dasar-dasar terapi dan latihan fisik. Hypocrates: Jakarta
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pristahayuningtyas, C. Y. (2015). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri
Klien Post Operasi Apendektomi di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika
Husada Kabupaten Jember.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta : Salemba medika. 

Anda mungkin juga menyukai