101711535001 Penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh paparan bahan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Faktor fisik dan bahan kimia b. Faktor kimia dari bahan kimia Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat menyerang organ-organ tubuh manusia, organ- organ yang menjadi sasaran yaitu: a. Kulit dan mata Apabila organ yang terpapar adalah kulit dengan sifat fisik bahan kimianya berbentuk larutan maupun serbuk dengan toksisitas tinggi, sedang atau bahkan rendah dan bersifat non polar dengan tingkat iritan/PH ringan, sedang dan berat (corrosive) biasanya penyakit yang ditimbulkan yaitu dermatosis. Sedangkan apabila organ yang terpapar adalah mata dengan sifat fisik bahan kimianya berbentuk larutan, serbuk, fume Mg, Gas Mg, dan sinar dengan tingkat toksisitas tinggi, rendah atau sedang dengan sifat polaritas polar maupun non polar dengan tingkat iritan/PH rendah, tinggi, atau sedang dapat menyebabkan penyakit conjungtivitis, kreatitis dan inflamasi (apabila terpapar sinar). b. Saluran pernapasan c. Saluran pencernaan Biasanya yang menyerang saluran pencernaan adalah bahan kimia yang memiliki sifat fisik berbentuk larutan dan serbuk dengan tingkat toksisitas ringan dan tinggi dan bersifat non polar dan polar memiliki tingkat iritan/PH yang kuat dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa. d. Hepar Penyakit yang disebabkan akibat paparan bahan kimia pada hepar yaitu hepatitis dan hepatoma. Namun harus membutuhkan uji lab terlebih dahulu. e. Sistem hematologi, dan f. Ginjal 1. Penyakit Hati akibat Kerja dapat diketahui dengan melakukan diagnosis dan memenuhi kriteri diagnosisi yang telah ditetapkan yaitu: a. Adanya kontak dengan agen tertentu b. Menghilangkan faktor penyebab lain seperti penyakit hepatitis B, aflatoxin, alkohol dan jamu c. Rasa lemas, cepat lelah, mual, intoleransi lemak, urin berwarna seperti teh/kopi d. Pemeriksaan laboratorium penunjang seperti SGOT, SPGT naik, hiperbilirubinemia, HbaAg negatif, IgM anti HAV negatif, IgM anti HCV negatif. Adapun mekanisme timbulnya penyakit hati akibat paparan bahan kimia, karena hati merupakan tempat utama zat kimia melakukan biotransformasia sehingga apabila terjadi kerusakan maka masih belum bisa diketahui. Namun, arsen dan air raksa yang bereaksi dengan enzim yang mengandung gugus sulfhidril dapat mengganggu kerusakan atau gangguan metabolisme pada hati. Adapun zat-zat yang termasuk haloalkana dan haloalkena yang kemungkinan diaktifkan oleh enxim oksidase hati akan menjadi komponen yang reaktif namun tidak stabil. Sehingga komponen tersebut akan menyerang isi sel atau akan memulai proses destruksi yaitu terjadinya peroksidasi lipid. Untuk melakukan surveillance penyakit hati akibat kerja menggunakan tatacara sebagai berikut: a. Melakukan anamnase (riwayat paparan bahan kimia (jenis bahan kimia yang ada di tempat kerja, lama kerja/durasi kerja, masa kerja, jalan masuknya bahan kimia, frekuensi paparan, APD yang digunakan dan riwayat pekerjaan sebelumnya), dan riwayat penyakit yang berkaitan dengan hati) b. Melakukan pemeriksaan klinis (kondisi umum, fisik diagnostik, pemeriksaan lab) c. Melakukan analisis terhdap lingkungan (pengukuran lingkungan seperti; identifikasi bahan kimia, analisis kesesuaian antara dosis paparan, menganalisis karakteristik dari bahan kimia pencemar dan pencarian pekerja dengan keluhan yang sama 2. Penyakit hematologi akibat kerja Diagnose penyakit hematologi akibat kerja adalah sebagai berikut: a. Adanya kontak dengan agen penyebab penyakit b. Secara klinis terlihat adanya kelelahan umum c. Keluhan sakit kepala difus d. Mata: conjungtiva pucat atau sklera +/- e. Hasil uji lab : Hb rendah, sel darah merah fragmanted, basophilic stippling, hein ‘bodies Mekanisme timbulnya penyakit hematologi yaitu terjadinya gangguan darah akibat kerja secara umum seprti penurunan produksi sel darah sumsum tulang dan peningkatan perusakan sel darah perifer. Kerusakan pada sumsum tulang sering terjadi dengan disertai gangguan sintesis hemoglobin. Anemia hemolitik dapat disebabkan karena pengaruh langsung bahan toksik yang merusak membran eritrosit. Leukemia adalah penyakit neoplastik, diduga disebabkan perubahan materi genetik sel prekursor hematopoitik. Radiasi ionisasi dan benzene mempunyai sifat leukemogenik. Reaksi imunologis yang nampak adalah adanya gambaran leukopenia dan trombositopenia. Gangguan lain yang sering dijumpai pada gangguan hemoglobin adalah adanya karboksihemoglobinemia (penggantian oksigen oleh karbon monoksida yang reversibel) dan methemoglobinemia (oksidasi reversibel dari Fe2+ pada heme menjadi Fe3+ ) keduanya menyebabkan gangguan transport oksigen. 3. Penyakit ginjal dan saluran kemih akibat kerja Diagnose penyakit ginjal dan saluran kemih harus memuhi kriteria sebagai berikut: a. Adanya kontak dengan agen b. Adanya gangguan gastrointestinal (mual dan muntah) c. Oliguria dan anuria d. Hipertensi e. Edema f. Kreatin serum >1,5% mg% g. Asam urat > 7mg% h. Asidosis metabolik i. Hiperalemia (K>5,5 meq/i) Semua penyakit ginjal bergantung pada faktor penyebabnya. Gangguan saluran kemih kronik dapat dideteksi. Tanda dini kerusakan ginjal (glomerular atau tubular) yang disebabkan berbagai bahan kimia nefrotoksik adalah peningkatan ekskresi protein kemih. 4. Penyakit saluran pencernaan akibat kerja Penyakit pada saluran pencernaan biasanya terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan yaitu bisa saja terjadi karena agen masuk ke dalam saluran pencernaan bersama makanan atau minuman yag dikonsumsi oleh pekerja. Makanan atau minuman yang mengandung agen akan dicerna dan diabsorbsi di saluran pencernaan. Makanan yang mengandung bahan kimia umumnya akan dipecah menjadi bahan kimia yang mudah diabsorbsi. Mekanisme terjadinya penyakit: Zat kimia yang bersifat korosif melalui proses penelanan (disengaja atau tidak) akan menyebabkan kerusakan yang berat pada saluran cerna. Kebanyakan pelarut akan bersifat iritan pada saluran cerna, hal ini akan menyebabkan muntah, nyeri dan diare. Zat yang masuk melalui saluran pencernaan akan diabsorbsi dan menyebabkan keracunan sistemik. Pada paparan jangka panjang beberapa bahan kimia akan menimbulkan efek toksik pada saluran pencernaan. Gejala yang sering dikeluhkan penderita penyakit ini pada umumnya adalah : mual, muntah, diare kronik , tidak suka makan, sukar menelan, nyeri epigastrium. Untuk menetapkan bahwa penyakit pencernaan ini akibat kerja maka harus diketemukan agen ditempat kerja dan harus ada diagnose laboratorium yang mendukung.