Rismawidiawati
Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar
Jl. Sultan Alauddin Km 7 Talasapang Makassar 90221
Telp. (0411) 885119, Fax (0411) 865166
Email: rismawidiawati@yahoo.co.id
Hp. 085299593495
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah Arung Palakka adalah seorang pengkhianat. Tulisan ini
termasuk tulisan sejarah politik yang disajikan secara deskriptif analitis dengan menggunakan studi
pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Menganalisa masa lalu dengan memakai kacamata
sekarang dapat menyesatkan kita dalam memahami masa lalu. Demikianlah yang terjadi pada diri
Arung Palakka yang sampai sekarang dianggap pengkhianat oleh sebagian orang. Kata pengkhianat
yang dituduhkan kepadanya adalah a-historis, karena kata pengkhianat sebenarnya dapat dirujuk pada
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang merongrong kekuasaan pemerintahan
yang berdaulat, sedangkan diketahui bahwa pada waktu itu pemerintahan yang sah atau berdaulat belum
ada. Setting abad XVII di Sulawesi Selatan adalah pertarungan politik untuk saling menguasai, yang
kuat menguasai yang lemah sedangkan yang lemah berusaha membina kerjasama untuk membangun
kekuatan melawan yang kuat.
Abstract
This paper aims to determine, is the Arung Palakka a traitor? This paper includes writing political
history presented by descriptive analysis using literature. Analyzing the results of the study showed that
past by wearing glasses now can mislead us in understanding the past. So that happened to Whitewater
Palakka hitherto considered a traitor by some people. The word traitor against her is a-historical,
because the real traitors can be referred to actions taken by a person or group that undermines the
power of a sovereign government, whereas it is known that at that time the legitimate government or
sovereign have not been there. Setting the XVII century in South Sulawesi is a political battle for control
of each other, the strong dominate the weak, while a weak attempt to foster cooperation to build a strong
fighting force.
227
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (227 - 234)
berdampak pada mereka yang berasal dari Bukankah Kerajaan Gowa dan Bone adalah
Bone, satu wilayah yang dahulunya bernama dua kerajaan yang memiliki kedudukan yang
Kerajaan Bone, tempat Arung Palakka sama?
dinobatkan menjadi raja Bone XV. Demikian Jika dikatakan berkhianat kepada
besar dampak dari predikat pengkhianat pada Pemerintah Republik Indonesia, bukankah
diri Arung Palakka, mendorong Pemerintah negara Indonesia ketika itu belum ada? Oleh
Daerah Bone mengadakan satu seminar karena itu, Arung Palakka berkhianat kepada
untuk menjernihkan nama Arung Palakka. siapa?. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang
Seminar yang dilaksanakan pada tahun menjadi sorotan utama. Tulisan ini disajikan
1994, diikuti oleh pakar sejarah, antara lain secara deskriptif analitis dengan menggunakan
Edward L. Poelinggomang, Mukhlis Paeni, metode studi pustaka. Seperti layaknya tulisan
dan Anhar Gonggong (Wawancara Edward sejarah pada umumnya, tulisan ini menggunakan
L. Poelinggoman, tanggal 30 April 2013) 4 tahap penelitian. Empat tahap penelitian
menghasilkan satu rekomendasi yang meminta ini merupakan suatu bagian yang saling
kepada Pemerintah Pusat untuk memberi gelar berurutan dan saling berkaitan satu dengan
Pahlawan Kemanusiaan, meskipun sampai yang lain. Tahapan penelitian tersebut adalah
sekarang gelar itu tidak kunjung dikeluarkan. pengumpulan sumber (heuristic), kritik data
Usaha untuk membebaskan rakyat Bone atau sumber, interpretasi dan historiografi.
dan Soppeng dari kekuasaan Kerajaan Gowa
dilandasi oleh perasaan siri dan pacce. Arung B. PEMBAHASAN
Palakka menyadari bahwa perjuangannya tidak a. Arung Palakka Mengangkat Senjata
akan sia-sia dan akan mendapat bantuan dari Melawan Penguasa Kerajaan Gowa
orang Bugis Bone dan Soppeng. Siri dan pacce Pada tahun 1630 La Maddaremmang
inilah yang menjadi modal besar yang dimiliki diangkat menjadi raja XIII di Kerajaan Bone
oleh Arung Palakka untuk tetap berjuang menggantikan La Tenripale. Sepuluh tahun
melawan penguasa Kerajaan Gowa. Perjuangan kemudian, La Maddaremmang mengeluarkan
yang tidak kenal lelah itu membuahkan hasil. satu pengumuman resmi untuk tidak
Berkat kerjasama yang dibina dengan VOC, menyimpan atau mempekerjakan seorang
Kerajaan Bone bebas dari kekuasaan Gowa budak yang sejatinya tidak lahir untuk
dan La Tenribali dibebaskan. Kerjasama yang diperbudak. La Maddaremmang meminta
dilakukan oleh Arung Palakka dengan VOC kepada seluruh rakyatnya untuk membebaskan
untuk menjatuhkan Kerajaan Gowa dipandang seluruh budak yang orang tuanya bukan berasal
sebagai satu kerjasama yang tidak benar dari budak. Tindakan itu mengakibatkan
karena VOC dianggap sebagai penjajah. Arung suasana kehidupan sosial dan politik menjadi
Palakka di mata banyak orang, utamanya dari kacau. Kelompok bangsawan memberi reaksi
etnis Makassar, menganggap Arung Palakka keras atas pengumuman itu.
sebagai pengkhianat. Pada banyak buku- Salah seorang bangsawan tinggi yang
buku sejarah Arung Palakka dianggap sebagai bersikap keras menolak hal itu adalah ibu
pengkhianat. kandungnya sendiri, Makkalarue (Pananrangi
Pertanyaan besar yang harus dijawab Hamid, 1992:90). Mereka pun merencanakan
adalah benarkah Arung Palakka seorang untuk melakukan pemberontakan melawan
pengkhianat? Pertanyaan lanjutan yang dapat pemerintahan La Maddaremmang, namun
dikemukakan adalah kepada siapakah arung usaha itu gagal karena terlebih dahulu diketahui
Palakka berkhianat? Jika dikatakan berkhianat oleh La Maddaremmang. Pattiro, wilayah yang
pada Kerajaan Gowa, pertanyaannya adalah dijadikan basis oleh para pemberontak diserang.
apakah kedudukan Kerajaan Gowa ketika itu? Oleh karena gagal melakukan pemberontakan,
228
(Rismawidiawati) Arung Palakka: Pengkhianatkah dia?
banyak bangsawan Bone yang melarikan diri diberlakukan itu atas dasar perintah Nabi
ke Gowa dan meminta penguasa Kerajaan Muhammad atau hanya berdasar pada adat
Gowa mengambil tindakan sehubungan dengan dan budaya semata. Penguasa Kerajaan Gowa
kebijakan La Maddaremmang yang melarang khawatir karena akibat kebijakan itu keadaan
perbudakan. di Bone menjadi kacau karena muncul protes
Penguasa Kerajaan Gowa tidak serta dari kalangan bangsawan.
merta mengabulkan permintaan itu, meskipun Oleh karena La Maddaremmang tidak
ibu kandung La Maddaremmang sendiri yang dapat menjelaskan atas dasar apa kebijakan
yang datang memintanya. Penguasa Kerajaan itu dilakukan, penguasa Kerajaan Gowa
Gowa mengambil langkah awal dengan melancarkan serangan atas Kerajaan Bone.
mempertemukan La Maddaremmang dengan Serangan atas Kerajaan Bone berlangsung
ibu kandungnya di Benteng Jumpandang untuk pada tanggal 8 Oktober 1643. Serangan atas
mengambil jalan tengah mengatasi soal budak Bone dilakukan bersama penguasa Kerajaan
yang menjadi akar perlawanan yang dilakukan Wajo dan Soppeng. Pusat kekuatan Kerajaan
para bangsawan tersebut. Bone yang berada di Passempe diserang.
Penguasa Kerajaan Gowa turut prihatin La Maddaremmang bersama adiknya dan
dengan kekisruhan yang terjadi di Bone. Ketika pembesar-pembesar Bone lainnya melarikan
itu Kerajaan Gowa berbenah diri dalam upaya diri ke Larompong, satu wilayah yang terletak
menarik banyak pedagang untuk membuang di Kerajaan Luwu.
jangkarnya di Sombaopu, terlebih ketika Penguasa Kerajaan Gowa akhirnya
Bandar pelabuhan Melaka jatuh ke tangan menunjuk To Bala duduk sebagai wakil
Belanda pada tahun 1641. Penguasa Kerajaan (jennang) penguasa Kerajaan Gowa di
Gowa berupaya untuk menjaga iklim politik Bone. Penguasa Kerajaan Gowa tetap
yang stabil sebagai modal besar untuk menarik melakukan pengejaran untuk menangkap La
para pedagang datang berdagang di Gowa. Maddaremmang yang dikhawatirkan akan
Oleh karena itu, penguasa Kerajaan Gowa melakukan serangan balasan dari pelariannya.
mengambil inisiatif mendamaikan perseteruan Akhirnya La Maddaremmang berhasil
yang terjadi di Bone. ditangkap, sementara adiknya La Tenriaji
Pertemuan yang diprakarsai penguasa Tosenrima berhasil melepaskan diri. Ketika La
Kerajaan Gowa tidak menghasilkan putusan Maddaremmang di giring dari Luwu menuju
untuk melarang perbudakan. Oleh karena tidak Gowa, La Tenriaji To Senrima secara diam-
ada putusan yang diambil sehubungan dengan diam kembali ke Bone dan diangkat menjadi
kebijakan La Maddaremmang itu, akhirnya raja Bone menggantikan La Maddaremmang.
La Maddaremmang dengan kekuasaan dan Kekuatan dibangun kembali untuk
pengaruh yang dimilikinya membuat kebijakan melawan Kerajaan Gowa. Mengetahui bahwa
memaksa kerajaan-kerajaan tetangganya, Wajo, To Senrima membangun kekuatan, penguasa
Soppeng, Massepe, Sawitto, dan Bacukiki Kerajaan Gowa melakukan serangan kembali
untuk melakukan hal yang sama ( Leonard Y. ke Bone dan berhasil mengalahkan pasukan
Andaya, 2006: 51). Usaha itu tidak disukai Kerajaan Bone. La Tenriaji bersama pemimpin
oleh penguasa Kerajaan Gowa. pasukan Bone lainnya, Arung Kung dan Daeng
Melihat tingkah laku politik yang Pabila ditangkap dan diasingkan ke Gowa.
diperlihatkan oleh penguasa Kerajaan Bone, Banyak bangsawan dan penguasa-penguasa
penguasa Kerajaan Gowa meminta kepada setempat yang dianggap berbahaya ditangkap
penguasa Kerajaan Bone untuk menjelaskan dan digiring ke Gowa untuk dijadikan budak.
apa motif kebijakan yang dilakukan oleh La Arung Palakka, bersama kedua orang tuanya
Maddaremmang. Apakah kebijakan yang menjadi tawanan dan diambil oleh Karaeng
229
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (227 - 234)
230
(Rismawidiawati) Arung Palakka: Pengkhianatkah dia?
Para budak yang bekerja turut merasa pertentangan di kalangan bangsawan Soppeng
sedih karena ‘tuannya’ juga dipaksa untuk sehubungan dengan permintaan Arung
bekerja, satu hal yang tidak lazim terjadi di Palakka untuk bersama-sama melawan Gowa,
Bone. Arung Palakka juga dipaksa untuk turut kerjasama itu berhasil dibangun. Akan tetapi
bekerja bersama-sama dengan para pekerja tidak demikian halnya dengan Wajo yang
lainnya. Setelah Arung Palakka ikut serta menolak untuk ikut bekerjasama melawan
bekerja, dia melihat bagaimana penderitaan Gowa.
orang-orang yang bekerja itu. Selain itu pula Perang terbuka antara pasukan Kerajaan
ia merasa sedih karena golongan bangsawan Bone yang dibantu dengan Soppeng melawan
juga dipaksa bekerja, layaknya seorang budak. sekutu-sekutu Kerajaan Gowa tidak dapat
Arung Palakka turut merasakan penderitaan dielakkan lagi. Para penguasa Kerajaan Gowa
itu. Arung Palakka pun mulai secara diam-diam marah dengan pelarian itu dan menunjuk To
mengajak para bangsawan untuk melakukan Bala sebagai orang yang sangat bertanggung
rencana melarikan diri dari kerja paksa itu. jawab. Dalam satu pertempuran yang terjadi
Keinginan itu disampaikan kepada To Bala. di Passempe pada tahun 1660, pasukan Arung
Rencana itu mendapat dukungan dari To Bala. Palakka bersama pimpinan pasukan perangnya
Kematian ayah Arung Palakka karena mengalami kekalahan.
mencoba membela beberapa orang budak yang
dihukum karena tertangkap dalam usahanya
melarikan diri menjadi pemicu bagi Arung
Palakka untuk segera melarikan diri. Setelah
seluruh rencana pelarian itu sudah matang,
mereka pun menunggu waktu yang tepat untuk
memulai aksinya.
231
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (227 - 234)
232
(Rismawidiawati) Arung Palakka: Pengkhianatkah dia?
beberapa pembesar Bugis lainnya ada beserta Kerajaan Gowa. Benteng pertahanan Kerajaan
dengan pasukan Belanda. Berita itu tersebar Gowa jika digempur masih akan tetap dapat
luas dan ini meningkatkan nyali orang-orang dipertahankan, tetapi tidak jika serangan
Bugis untuk bangkit melawan. Berita tentang itu datangnya dari darat. Hal ini lah yang
kedatangan Arung Palakka dan rombongannya dikhawatirkan oleh para penguasa Gowa.
bersama Speelman, telah mengkhawatirkan Mereka mulai menyadari akan peran yang
para penguasa Kerajaan Gowa. akan dimainkan oleh Arung Palakka jika dapat
Serangan atas Kerajaan Gowa tidak menghimpun kekuatan orang Soppeng dan
langsung ditujukan atas pusat kekuasaan Bone. Oleh karena itu, permusuhan dengan
di Sombaopu, tetapi dimulai dengan Arung Palakka harus dihentikan, meskipun hal
menghancurkan wilayah-wilayah kekuasaan itu mungkin dianggap sudah terlambat. Pada
Gowa yang dipandang penting. Salah satunya tanggal 7 Februari 1667, La Maddaremmang
adalah Bantaeng yang dikenal sebagai lumbung dibebaskan dan dibawa ke Bone untuk diangkat
padi Kerajaan Gowa. Setelah Bantaeng menjadi raja kembali. Tindakan ini dilakukan
dihancurkan serangan dilanjutkan ke Buton untuk meredam kemarahan orang-orang Bone.
untuk mengusir pasukan Kerajaan Gowa Setelah dibebaskan La Maddaremmang
yang sedang mengepung Kerajaan Buton. membangun kekuatan dan melakukan
Kedatangan pasukan Belanda dan Arung perlawanan terhadap penguasa Kerajaan Gowa.
Palakka telah mengakibatkan pasukan Kerajaan Tindakan itu harus dibayar dengan mahal.
Gowa yang dibantu oleh pasukan dari Mandar Penguasa Kerajaan Gowa memerintahkan raja
dan Luwu menjadi kacau balau. Banyak orang Tallok dan Karaeng Lengkese untuk menyerang
Bugis yang bergabung dalam pasukan Gowa Bone. Meskipun serangan itu tidak membawa
membelot dan menyatakan kesetiannya pada kekalahan La Maddaremmang, namun tindakan
Arung Palakka. Demikian juga yang terjadi pada itu dianggap oleh Speelman terlalu tergesa-
Maradiaa Balanipa, salah seorang pemimpin gesa. Speelman telah memberitahukan Arung
utama pasukan Kerajaan Gowa menawarkan Palakka agar dapat menahan diri, menunggu
diri untuk bergabung dengan Arung Palakka. sampai Speelman kembali dari Kawasan Timur
Tindakannya itu membuat armada Kerajaan sebelum memulai serangan besar atas Kerajaan
Gowa semakin lemah, sehingga keesokan Gowa.
harinya Karaeng Bontomarannu menawarkan Setelah menyatukan seluruh kekuatan,
genjatan senjata. Pada tanggal 4 Januari 1667, satu demi satu wilayah pertempuran dikuasai
Karaeng Bontomarannu, Sultan Bima dan Opu oleh Arung Palakka dan VOC. Setelah semua
Cenning Luwu, atas nama Kerajaan Gowa kekuatan dikerahkan tidak dapat lagi menahan
menyatakan menyerah kepada Speelman. gempuran dari darat dan laut, penguasa
Pasukan Kerajaan Gowa yang Kerajaan Gowa sudah mulai putus harapan.
menyerang Buton di bawah pimpinan Karaeng Persoalan yang dihadapi oleh VOC adalah
Bontomarannu tidak dapat berbuat banyak banyak diantara serdadunya yang jatuh sakit.
ketika banyak pasukannya, terutama suku Keadaan ini membuat tawaran gencatan senjata
Bugis membelot dan menyatakan berdiri di sisi yang diajukan oleh VOC kepada pihak Kerajaan
Arung Palakka. Karaeng Bontomarannu pun Gowa di terima. Meskipun ada jeda waktu untuk
menerima kekalahannya. Kekalahan pasukan mempersiapkan kekuatan, namun akhirnya
Gowa di Buton menjadi tamparan berat bagi Kerajaan Gowa harus mengakui kekalahannya
Kerajaan Gowa. dengan menandatangani Perjanjian Bungaya
Kekalahan demi kekalahan yang dialami pada tanggal 18 Nopember 1667.
oleh pasukan Kerajaan Gowa di banyak medan Perjanjian itu telah meruntuhkan
tempur, sangat mengkhawatirkan penguasa kewibawaan dan nama besar yang selama ini
233
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (227 - 234)
dimiliki oleh Kerajaan Gowa. Kebanggan akan monopoli yang telah diterapkan di Kepulauan
kokohnya benteng pertahanan yang memanjang Maluku ketika itu. Selain itu, perlawanan yang
sepanjang pantai Makassar yang berjumlah dilakukan oleh Arung Palakka adalah untuk
10 buah, akhirnya jatuh juga. Arung Palakka membebaskan Kerajaan Bone dari penjajahan
gembira karena dapat mewujudkan cita- Gowa dan juga untuk membebaskan La
citanya yaitu membebaskan Kerajaan Bone Tenribali, raja Kerajaan Soppeng, yang menjadi
dari kekuasaan Kerajaan Gowa. Meskipun ada tawanan Gowa. Sejak tahun 1643 Kerajaaan
perlawanan yang dilakukan secara sporadic Bone berada di bawah kekuasaan Kerajaan
oleh pasukan Kerajaan Gowa, namun hal itu Gowa.
tidak membawa akibat buruk. Arung Palakka Menganalisa masa lalu dengan memakai
yang merasa keinginannya sudah tercapai kacamata sekarang dapat menyesatkan kita
memutuskan untuk bertemu dengan raja Gowa, dalam memahami masa lalu. Demikianlah yang
Sultan Hasanuddin. Bagi Arung Palakka terjadi pada diri Arung Palakka yang sampai
persoalan sudah selesai, Kerajaan Bone bebas sekarang dianggap pengkhianat oleh sebagian
dari jajahan Kerajaan Gowa. Akhirnya pada orang. Kata pengkhianat yang dituduhkan
tanggal 17 Februari 1668 Arung Palakka kepadanya adalah a-historis, karena kata
mendatangi Sultan Hasanuddin di Sombaopu pengkhianat sebenarnya dapat dirujuk pada
untuk menyampaikan rasa hormatnya dan untuk tindakan yang dilakukan oleh seseorang
menyelesaikan persoalan antara keduanya. atau kelompok yang merongrong kekuasaan
Dalam Lontarak Harian Raja Gowa dan Tallok pemerintahan yang berdaulat, sedangkan
di tulis: “Pada tanggal 17 Februari 1668 diketahui bahwa pada waktu itu pemerintahan
Matinroe ri Bontoalak datang ke Tuammenang yang sah atau berdaulat belum ada. Setting abad
ri ballak pangkana berjabat tangan”. XVII di Sulawesi Selatan adalah pertarungan
politik untuk saling menguasai, yang kuat
C. PENUTUP menguasai yang lemah sedangkan yang
Merujuk pada uraian di atas, dapat lemah berusaha membina kerjasama untuk
dipahami mengapa Arung Palakka bangkit membangun kekuatan melawan yang kuat.
melawan kekuasaan Kerajaan Gowa. Arung
Palakka mengangkat senjata, tidak saja DAFTAR PUSTAKA
untuk melawan kesewenang-wenangan yang Andaya, Leonard Y. 2006. Warisan Arung
dilakukan oleh penguasa Kerajaan Gowa Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan
ketika itu, tetapi juga untuk membebaskan Abad Ke-17 (terjemahan oleh Nurhady
Kerajaan Bone yang sejak tahun 1643 dijajah Sirimorok). Makassar: Ininnawa, Cetakan
oleh Kerajaan Gowa. Pada awalnya, Arung II, edisi Indonesia.
Palakka membina hubungan kerjasama dengan Hamid, Pananrangi dan Tatiek Kartikasari. 1992.
beberapa kerajaan yang berada di sekitarnya Lontarak Tellumpoccoe (terjemahan).
untuk melawan Gowa, namun usaha itu gagal. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Perlawanan yang dilakukan didasarkan atas Kebudayaan.
prinsip siri dan pacce, dua hal yang sangat Hasniati, Sitti (editor). 2008. Arung Palakka.
dijunjung tinggi dalam budaya masyarakat Jakarta: Perpustakaan Nasional,
Bugis-Makassar. Unsur siri dan pacce ini Nur, M. Rafiuddin. 2007. Lontara’na Soppeng:
membawa Arung Palakka untuk melakukan Dari Kerajaan Kembar Menuju
apa saja, termasuk meminta bantuan kepada Kabupaten. Makassar: Rumah Ide.
VOC yang dianggapnya jauh lebih kuat, dan Peranginan, Marlon dkk; 2007. Buku Pintar
sejak lama sangat berambisi menguasai Pahlawan Nasional. Batam: Scientific
Kerajaan Gowa dalam memuluskan langkah Press.
234