Latar Belakang
ada di Sulawesi Selatan, akan tertuju pada salah satu kerajaan yang besar
dan memiliki pengaruh besar yang pernah ada, seperti Kerajaan Gowa,
Kerajaan Bone, Kerajaan Tallo, dan Kerajaan Luwu. Hampir semua wilayah di
Manurung adalah sebuah cerita yang mengawali seluruh kerajaan yang berada
di Sulawesi Selatan dan menjadi raja pertama dari semua kerajaan kecuali
kerajaan Wajo.
kumpulan kitab sastra lisan yang merupakan tradisi lisan masyarakat Bugis.
pertama kali turun di Tana Luwu yang merupakan kerajaan tertua dan menjadi
Selatan, walaupun berbagai versi, tetapi tetap tokoh sentral di dalamnya adalah
Cudai. Ini jugalah yang menjadikan Luwu dikenal sebagai negeri Bugis tertua
Sulawesi Selatan muncul dalam dua tahap, pertama yaitu pada zaman I
Selatan.
peristiwa dan makna yang sebenarnya. Dia mengerti, seperti yang dikatakan
peradaban manusia, itu bukan cerita konyol, tetapi dinamika yang sangat
besar, itu bukan penjelasan intelektual atau fantasi artistik, yang merupakan
kebutuhan analisis Struktur dan Motif bagi para ahli sejarah akan menganalisis
struktur dan motif di balik mitos untuk memahami pola naratif yang mendasari
mengenali tema atau pesan yang ingin disampaikan melalui mitos tersebut.
Sejarawan menganggap mitos sebagai cerita tradisional atau cerita
mitos berisi cerita tentang peristiwa atau tokoh yang penting bagi orang yang
atau tokoh sejarah, para sejarawan memperlakukan mitos dengan hati-hati dan
Hal diatas jugalah yang mendorong para ahli sejarah dalam melusuri
asal usul legenda tersebut dan lihat bagaimana ceritanya berkembang dari
waktu ke waktu. Mencari sumber tertulis atau lisan yang lebih tua dapat
mitos tersebut
Mitos tentang To Manurung merupakan salah satu dari anasir yang ikut
Malinowski, bahwa mitos adalah suatu unsur terpenting dari peradaban umat
manusia, ia bukan cerita omong kosong, tetapi sesuatu kekuatan aktif yang
tangguh, ia bukan suatu penjelasan intelektual atau suatu khayalan seni, tetapi
mempunyai manfaat.
kekacauan yang terjadi cukup lama dan sering juga dikenal yaitu “sianre bale
taue” keadaan ini akhirnya mereda setelah seorang yang tidak ketahui
Namanya muncul sebagai sosok yang dapat mengatasi kekacauan besar ini,
masyarakat sebagai sosok dari kayangan atau langit. (Hafid, 1988:5-7) Hal
Perbedaannya tidak hanya pada jenis kelamin To Manurung tetapi juga pada
dan sosok To Manurung, satu hal yang pasti belum banyak diketahui orang
adalah bahwa kehadiran sosok To Manurung berawal dari situasi yang sangat
sulit. (Macknight,2005:85)
Attoriolong sebagai orang yang dipercaya berasal atau turun dari langit/tidak
keturunan Langit dan Pertiwi (dunia bawah) yang diperani oleh tokoh
masyarakat bebas untuk saling menyerang, dalam istilah pada Kitab I La Galigo
keadaan kehidupan kaum bagaikan “sianre bale taue” (ikan yang saling
memakan/hukum rimba yang berlaku, di mana yang kuat yang akan berkuasa).
peradaban baru bagi masyarakat yang terpecah-pecah pada saat itu, menuju
stratifikasi sosial. Pada fase inilah secara sadar atau tidak sadar terbangun
melindunginya dari tindakan hukum. Selain itu, Patron juga membantu ekonomi
anggota keluarga.
Orang yang mampu mengakhiri krisis yang terjadi di Kerajaan-kerjaan
Manurung, maka To Manurung (orang yang berarti turun dari atas) yang
ekonomi, dan sosial yang mulai cenderung dengan fungsi dan peranannya.
status yang erat dengan tanah (lahan). Arung dan Anakarung (bangsawan)
Selain mitos terkait asal usul To Manurung, pada dasarnya ada kontrak
politik untuk membangun negara dengan sistem hukum, sistem sosial dan
budaya yang dipersatukan oleh kedua belah pihak, dipimpin oleh seorang pria
Masing-Masing Kerajaan
dan ajaran baru dengan bentuk-bentuk kekuasaan yang melompat dari bentuk-
bentuk kekuasaaan pada tngkat kaum matoa ke bentuk kekuasaan baru yang
masyarakat.
sistem kenegaraan sesuai sikap hidup dan nilainilai ideal dari wujud
Manurung.
misalnya nilai budaya perwakilan, kesepakatan, dan kerja sama. Nilai budaya
musyawarah yang melibatkan semua pihak dan hasil yang dicapai dapat
tradisional di Sulawesi Selatan ini sangat mirip dengan ciri sistem politik
yang demokratis.
bagi masyarakat Sulawesi Selatan adalah konsep yang menganggap
bahwa “raja adalah titisan dewa di atas permukaan bumi”. Orang yang mampu
Manurung disini dimaksud adalah orang yang memiliki pandangan lebih luas
seorang pemimpin di Sulawesi Selatan pada masa lampau tidak hanya datang
juga datang dari atas, yakni restu para nenek-moyang, yang dibuktikan dengan
tidak terdapat dalam sistem politik yang demokratis di Barat atau di masa kini.
sistem politik yang demokratis terlepas dari kehadiran dan restu tokoh mitologis
Sistem politik seperti ini serta falsafah politik yang mendasarinya dapat kita
Selatan
Daftar Pustaka
Kwett, Mary Crisez dan Robrrt W. Kweet. 1986. Konsep dan Metode
Analisis Politik.Teremahan Ratnawaty. Jakarta: Bina Aksara.