DIRINGKAS OLEH:
SELMAHA
A1N122053
Pada masa pemerintahan Dayanu Iksanuddin alias La Elangi sebagai Sultan Buton
ke-4,kedua prinsip dasar tersebut kemudian mengalami proses transformasi
(perubahan).Konsep Soi Laompo bertransformasi menjadi konsep Barata (perahu
cadik,perahu pengapit).maksudnya agar supaya lebih kuat,maka kerajaan Buton
‘diapit’atau ditopang oleh empat kerajaan disekitarnya,yaitu Kerajaan Muna,Kerajaan
Tiworo,Kerajaan Kulisusu,dan Kerajaan Kahedupa.Sedangkan konsep Toru Mbalili
bertransformasi menjadi Kamboru-mboru Talupalena (tiga pancang tiang),maksudnya
tiga kelompok bangsawan (diButon dinamakan Kaomu) yang berhak menduduki jabatan
dultan,yakni kelompok bangsawan Tanailandu,bangsawan Kumbewaha,dan bangsawan
Tapi-tapi.
C. CIKAL BAKAL KERAJAAN BUTON
Pada abad ke-13 atau awal abad ke-14,tiba di Buton rombongan dari Semanjung
Johor,Tokoh-tokoh di antara mereka adalah Sipanjonga,Sitamanajo,Siwawangkati,dan
Simalui.Keempat orang tokoh ini dalam tradisi Buton dinamakan Miu Patamiana (bahasa
Wolio:Mia =orang,Patamiana =empat orang).Mereka mendarat di dua
tempat.Rombongan Sipanjonga dan Simalui mendarat di Kalampa (sekitar perkampungan
Lipu di Katobengke sekarang) dan rombongan kedua mendarat di Walalogusi sekitar
Kapuntori sekarang,