Anda di halaman 1dari 23

Kajian Industri Pulp dan Kertas di Indonesia

Anisa Helmilia Putri, Fauzan Yan Hawari, Novera


Elsi Mudia, Nur Hafni Hasibuan*1
1
Mahasiswa Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang,
Indonesia

*Email : elsinovera48@gmail.com

Abstrak. Selulosa adalah komponen organik yang banyak


terdapat dalam serat kayu. Selulosa merupakan komponen utama
dalam industri pulp/kertas. Seperti di kayu, bahan baku pulp
mengandung fiber selulosa. Selulosa sering sekali digunakan dan
diolah untuk menghasilkan berbagai jenis dalam industri kertas.
Kertas adalah sebuah perubahan baru dalam dunia sastra dan
bahasa yang ikut andil besar dalam sejarah perkembangan
peradaban manusia. Selain itu, kertas juga memiliki peranan yang
sangat urgen dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
sekarang ini. Kertas banyak digunakan dalam proses pendidikan.
Proses pembuatan Pulp/Paper dilakukan dengan Chemical Pulp
Production Process. Semua bahan yang ada dalam pembuatan
pulp/kertas ini disatukan dalam bentuk satu adonan yang akan
diolah, sebelum akhirnya dilakukan produksi atau pengolahan
untuk dijadikan kertas sesuai yang diinginkan. Limbah hasil
produksiyang didapat berupa zat sisa cairan, debu halus, gas, dan
limbah padat berupa sisa kayu.
Keywords : Pulp, Paper, Selulosa, Kayu,Pendidikan

1. Pendahuluan
Selulosa[1] adalah senyawa[2] organik[3] yang banyak[4] dan melimpah[5] di
alam[6] yang pada umumnya terdapat pada kayu[7]. Selulosa sangat efektif[8]
digunakan untuk industri[9] ini karena dapat diolah[10] menjadi berbagai[11] jenis
produk[12] yang banyak diminati[13] oleh masyarakat. Produksi[14] pulp dan
kertas[15] memerlukan proses[16] yang tidak sederhana dan cukup sulit untuk
dikendalikan[17].Namun pada era digital[18]sekarang sudah dengan penggunaan
mesin-mesin[19] canggih yang dapat meningkatkan produksi industri[20] dan dapat
juga menghemat biaya[21]pengoperasian[22]. Tanpa pengontrol[23], mesin pada
industri pulp dan kertas[24]tidak dapat berfungsi dengan baiki. Dalam proses
produksinya industri pulp dan kertas[25] memerlukan cukup banyak senyawa[26]
atau zat kimia[27].
Tabel 1.1 . Bahan kimia yang digunakan

Air 133000 Liter Power 4752 MJ


Sulfur 15,5 kg Talc 28 kg
Magnesium 20 kg Synthetic Fiber 10,1 kg
Hidroxide

Kapur 176,5 kg Alum 14,2 kg


Na2SO4 33 kg Clay 66,1kg
Soda api 29 kg Rosin 6,05 kg
Klorin 54 kg Pewarna 8,05 kg
Kanji 53 kg Kayu 4,00 m2
Bahan 686 Liter minyak
bakar atau 1 t batu bara

Bubur kayu[28] (pulpterbuat dari bahan baku[29]dengan selulosa fiber[30].


Kurang lebih 60% di negara yang berkembang[31] menggunakan komponen utama
penyusun pulp/kertas terbuat darifiber selulosa berbahan kayu, diantaranya
jerami[32], bambu[33], rami[34], alang-alang[35], dan ampas tebu[36]. Prosedur
pembuatan[37] industri kertas diantaranya mempersiapkan bahan untuk
pengolahannya, mekanisme pembuatan kertas[38], kertas cuci dan penyaringan[39],
proses mekanik[40] dengan bahan kimia,pemutihan[41], persiapan menjadi kertas,
dan pembuatan kertas. Pulp dan kertas merupakan dua zat yang berbeda sehingga
industri keduanya dapat berdiri secara terpisah maupun padu.

2. Metode
2.1. Metode Literatur
Metode yang digunakan kali ini yaitu metode studi literatur yang
bertujuan untuk menambah wawasan ilmu mengenai Industri pembuatan pulp dan
kertas di Indonesia [13-14]. Metode yang dilakukan penulis adalah metode kajian
literatur. Pada metode ini hanya membahas bagaimana pembuatannya secara
teoritis saja, dan tidak melakukan penelitian ini.
Studi literatur bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa kimia
tentang pembuatan pulp dan kertas skala industry di Indonesia dan diharapkan
kedepannya dengan bertambahnya pengetahuan bagaimana proses pembuatan
pulp dan kertas di Industri dapat dan tentunya dapat mempengaruhi industry
yang ada Indonesia, karena berkembangnya industry pupl dankertas[21] dapat
membawa perkembangan yang baik untuk industri lainnya di Indonesia. Dan
menjadikan Indonesia negara industi yang berpengaruh didunia[24].

2.2.Metode Pembuatan
A. Kertas/pulp

1. Proses awal (preparasi fiber furnish)


Proses ini merupakan proses awal pengambilan kayu[49] kemudian
dipotong-potong dengan istilah log. Kemudian menyimpannya di penampungan
selama beberapa bulan sebelum proses pengolahan sebagai cara untuk
melunakkan. Kemudian diptong semakin kecil dengan istilah chip
2. Proses kedua (pulping)
Disini merupakan proses pemasakan dalam gester sebagai pemisahan
serat kayu dengan lignin[50]. Pemasakan dilakukan dengan proses[51]
pengukusan[52] dan pemanasan[53].

3. Proses ketiga (proses produksi kimia)


Proses kimia ini menggunakan bahan kimia Natrium hidroksida[54-60]
dengan cara pelarutan[61-65] yang akan memisahkan fiber. Yaitu dengan
menjadikan batangan kayu sebagai kepingan dengan penghancuran pada
tekanan[66-70] dan suhu tertentu proses kimia[71-75] tersebut dijabarkan sebagai
berikut :
a. Kraft
Proses pertama adalah pemotongan kayu menggunakan mesin pemotongan
dilanjutkan pengayakan. Kemdian kayu yang telah halus dimasukkan pada tempat
penampungan lalu pemasakan yang dipanasakan dengan cara penguapan dam
pengadukan dengan alat[76-79] khusus untuk pengadukan[80-85] pada digester pada
tekanan tertentu. Hasil kemudian dikeluarkan lalu pencucian dengan air pencuci
untuk memisahkan liquor nya. Hasil dimasukkan di tanki yang telah dicuci akan
disaring[86-90] dengan filter drum yang di putihkan dengan Calsium hipoklorite.
Dilanjutkan prosex penetralan dengan Natrium hidroksida, proses pencucian dan
pengeringan.

b. Soda Process
Proses ini hanya memakai Natrium hidroksida sehingga ini merupakan
proses[90-93] yang sederhana. Berbagai jenis dari kayu dapat dibuat. Pemasakan
dengan penguapan[94-97] dilakukan dalam waktu 2-3 jam pada suhu[98-100] dan
tekanan tertentu dan hasilnya dimasukkan dalam digester dilanjtkan ke tanki
dengan memasukkan hasil yang digester. Bubur kertas yang telah siap dibersihkan
dengan mencucinya kemudian di filtrasi menggunakan[101-102]penyaringan rotary
drum filter. Setelah itu bubur kertas yang sudah bersih tersebut diputihkan
menggunakan kalsium hipoklorit sehingga bubur kertas tersebut sedikit putih[103]
dibandingkan sebelumnya. Kemudian bubur kertas tersebut. Dinetralkan kembali
menggunakan NaOH. Terbentuklah pulp kering.

c. Sulfide Process
Disini, sulfur akan diuapkan melalui pemanasan dalam kamar
pembakaran[104-105] dengan aliran udara yang harus dikontrol agar hasil berupa
Sulfur dioksida bukan Sulfur trioksida[106] sehingga harus didinginkan dengan
cepat pada pipa melingkar oleh air. Kemudian proses penyerapan dengan Kalsium
karbonat. Dengan reaksi :
Sulfur + Oksigen → Sulfur dioksida
Sulfur dioksida + air + Kalsium karbonat → Ca(HSO3)2 + Karbon dioksida
Sulfur dioksida + air + Magnesium karbonat → Mg(HSO3)2 + Karbon dioksida

Kemudian melakukan pemanasan dan setelahnya, mengeluarkan pulp


kemudian memasukkan ke pengayakan menggunakan air bersih. Kemudian proses
pengayakan dilanjutkan penyaringan. Setelahhnya, dilanjutkan proses pemutihan
kertas, penyaringan dan pengeringan.
B. Kertas
Kertas[107] merupakan satu dari beberapaproduk[108-109]industri[110-114] yang
sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Dalam kehidupan fungsi kertas sudah tidak
diragukan lagi. Kertas ini diproduksi oleh pabrik dengan bahan baku[115] utamanya
adalah kayu[116-117]. Fungsi utama dari kertas sebagai media[118] tulis pada dunia
pendidikan[119-126]. Namun, sekarang kertas sudah banyak juga digunakan sebagai
media penyalur kreatifitas seni.
Beberapa kalangan orang sangat tidak mengetahui tata cara dari
pembuatan[127] kertas tersebut. Apalagi pada kalangan masyarakat[128] biasa.
Kertas selain memiliki manfaat atau fungsi yang signifikan dalam kehidupan[129-
132]
tetapi kertas juga memiliki dampak negatif dalam kehidupan manusia.
Dampak[133] negatif[134] ini muncul karena penggunaan kertas yang tidak sesuai
dengan yang seharusnya dan sistem pengolahan[135] limbah[136-140] kertas yang
tidak maksimal yang menyebabkan[141] pencemaran lingkungan[142-144] dan
gangguan[145] kesehatan[146]. Selain itu limbah kertas ini juga mengandung zat-zat
kimia yang dapat menimbulkan penyakit[147] kanker. Jenis-jenis kertas sebagai
berikut :
1) Kertas bungkus : untuk semen, kertas[123] lilin
2) Kertas tisu[148] : sigaret, karbon, tisu muka
3) Kertas cetak : untuk buku cetak
4) Kertas tulis : HVS
5) Kertas koran
6) Kertas karton
7) Kertas hard board
Sifat-sifat kertas :
1) Mudah dibakar[110]
2) Dapat menyerap air
3) Dapat dilipat
4) Dapat dipotong dengan gunting/pisau
5) Mudah robek
6) Dapat direkat dengan lem
7) Dapat ditoreh dengan benda runcing/tumpul
8) Mudah diremas
9) Tipis
10) Mudah berlobang
11) Ada yang polos, bewarna, dan bergaris

Komponen-komponen kertas sebagai berikut :


1. Selulosa[1-3]
Yang merupakan susunan molekul glukosa rantai lurus dan panjang(komponen
penting kertas).
Hemiselulosa
Adalah susunan glukosa rantai pendek dan bercabang dan sifatnya lebih mudah
larut dalam air sehingga proses pulping biasanya hilang Manajemen Industri
Kertas.
2. Lignin[145]
Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensi berfungsi untuk merekatkan
serat selulosa agar menjadi kaku.
3. Ekstraktif
Merupakan hormon tumbuhan, resin, asam lemak yang beracun[149]dan
berbahaya[150]untuk perairan.

C. Metode Pengolahan Kertas


Proses awal dari pembuatan kertas ini adalah dengan penyiapan bahan baku
dengan mengambil kayu dihutan dan kayu[140] itu disimpan untuk persediaan
bahan baku. Kayu yang akan diolah disebut Log. Kemudian dengan menggunakan
alat Drum Barker Log ini dikupas kulitnya. Kemudian Log ini dibersihkan dari
bahan-bahan lain dengan menggunakan alat stone trap, Log yang sudah bersih
kemudian dipotong kedalam bentuk yang lebih kecil(Chip). Lalu chip dipisahkan
menjadi dua yaitu yang dipakai dengan yang tidak dipakai dengan penyaringan.
Chip yang dipakai tersebut dimasak terlebih dahulu dengan cairan yang disebut
cooking liquor[150]. Chip menjadi bubur dan dipisahkan dengan cara penyaringan
dan pencucian Pulp(bubur kertas) disaring untuk membebaskannya dari bahan
pengotor yang ada[67-69]. Bubur kertas tersebut ditambahkan O2 dan NaOH, tujuan
penambahan ini sebagai pengurangan lignin serta memutihkan pulp. Pulp yang
tingkat keputihannya sudah mencapai standar lalu dikirim ke paper machine untuk
diolah menjadi kertas[80-87]. Adapun beberapa tahap pengeloaan kertas pada
industri kertas.
1. Pengolahan pada stock preparasi, yang bertujuan meramu dari bahan
utama, seperti penambahan zat warna, penambahan zat retensi,
penambahan filler.
2. Kemudian dibersihkan dan pembentukan lembaran kertas yang dilakukan
di meja fourdiner yang akan membuang air dalam stock agar padat dengan
kadar 20%.
3. Kemudian dimasukkan ke bagian presss yang akan mengubah kadarnya
menjadi 50%. Selanjutnya menuju pengering yang mengubah kadar air
menjadi 6%.
4. Kemudian akan terbentuk gulungan kertas pada tahap pop real[120-125].

Gambar.1. Pengolahan Kertas Skala Industri


D. Penggunaan

Tabel 1. Tabel beberapa industri kertas (komoditi

Dalam beberapa tahun belakang, indutri ketras dan pulp memiliki memiliki
perkembangan yang sangat pesat ditinjau dari banyaknya penggunaan pelajar pada
kertas sendiri[91-93]. Di tahun 1987-1998, kebutuhan akan produksi industri ini naik
rata-rata 20,75% per tahun. Yaitu dari 950.000 ton/tahun menjadi 7.559.430
ton/tahun[75-77].
Jika dilihat dari besarnya daya saing akan industri ini, Indonesia menjadi
yang terendah yang bisa dilihat dari perbandingan biaya produksi Indonesia
dengan negara lain[130].

tabel 2. Beberapa Produksi Kertas di berbagai negara (dalam USD)

Tabel.3. Daftar Negara Produsen Kertas.


https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_pulp_dan_kertas

Jika dilihat dari besarnya daya saing akan industri ini, Indonesia menjadi
yang terendah yang bisa dilihat dari perbandingan biaya produksi Indonesia
dengan negara lain[23].

a. Partikulat
Partikulat mengandung Ca dan Na, dan kayu yang dibakar menghasilkan
kayu dan energi lainnya.
b. Gas
Gas H2S yang dilepaskan dari tahap pemurnian bahan kimia yang berbau
busuk, dan uapnya dapat mengganggu pernapasan.
c. Efluen limbah cair
Padatan yang tersuspensi seperti serat, debu, pigmen, partikel kayu, dll.
Zat sintesis dengan amabang batas yang tinggi. Warna limbah cairan, bahan
anorganik terlarut misalnya klorin, NaOH, dan lainnya yaitu Bakteri coliform
d. Wastes padat
e. Limbah dalam wujud padat seperti potongan kayu dan lainnya
f. Sludge sebagai hasil olahan limbah sekunder-primer[97-100] .

Berikut merupakan tahap untuk pengolahan Limbah Industri Kertas dan Pulp :
1. Tahap penetralan
Pertama air limbah dialirkan ke media penampung dan penetralan.
Yaitu dilakukan penyaringan untuk menyaring air limbah.
2. Tahap pengolahan primer
Memerlukan waktu kira-kira 24 jam karna didasarkan gaya berat.
Untuk hasil maksimal bisa menggunkan bahan koagulasi dengan
flokulasi yang juga mengurangi bahan dengan oksigen.
3. Juga bisatahap pengolahan sekunder
Dapat dilakukan dengan pengolahan biologis yang dapat
meningkatkan kualitas dari air buangan dan meminimalisir racun.
Selain itu, laguna fakultatif dan aerasi yang akan mengurangi
BOD 80% dalam kurin waktu 10 hari.
4. Tahap pengembangan
Yaitu melalui pengolahan kimia dan fisik yang akan melindungi
badan air sebagai jalan buangan air[60-63].

Untuk proses pembuangan dari lumpur organik, dapat dilakukan dengan :


a. Metode Pembakaran
Yaitu dapat mencegah dampak bagi lingkungan luas.
b. Metode metode pembusukan dan fermentasi metan
Menghasilkan gas metan dengan bantuan tangki metan pengoksidasi,
hasilnya berupa kompos. Bisa saja dengan melakukan penimbunan
pada limbah[110-115].

3.1 PENGELOLAAN LIMBAH KERTAS


1. Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan pada proses pembuatan pulp/kertas yang berupa
cairan akan diolah dalam tiga sistem unit operasinya yaitu :
a. Fisik
Pada unit operasi ini proses yang dilakukan dalam pengelolaan limbah
hasil pembuatan kertas yaitu dengan screening(penyaringan). Cara ini dikenal
dengan cara yang murah, sederhana, dan efisien. Pada proses ini bahan tersuspensi
yang berukuran besar akan terpisah. Penyaringan ini dilakukan pada potongan
kayu yang masih besar sehabis diolah. Setelah disaring, kayu yang berukuran
besar tersebut diolah kembali. Adapun suspensi yang lebih mengendap itu akan di
pisahkan dengan cara pengendapan[166] .
b. Kimia
Pengeloaan air limbah secara kimia itu dilakukan dengan menghilangkan
partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa pospor, logam-logam berat, dan
zat organik beracun. Pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang bisa mengubah
sifat bahan terlarut tersebut dari sangat larut menjadi tidak larut yang dapat
menjadi endapan dan bisa dipisahkan dengan filtrasi[130].
c. Biologi
Dalam proses pengelolaan limbah secara biologi ini cara yang dilakukan
yaitu dengan mengumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik
yang terlarut dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang sesuai.
Tujuan dari pengelolaan ini adalah untuk meningkatkan mutu estetika hasil
limbah[122-127].

2. Pengelolaan Limbah Padatan


Industri pulp/kertas biasanya menghasilkan limbah padatan berupa batu
kapur dan mengandung soda. Limbah ini harus diolah dengan sebaik mungkin dan
dibuang ditempat yang aman dan nyaman karena bahan ini sangat beracun yang
akan menyebabkan permasalahan jika dibuang disembarangan tempat. Selain itu
ada 2 lagi jenis limbah padat industri kertas ini yaitu pembakaran kulit kayu yang
diolah dengan metode Bark Boiler dan lumpur kapur yang diolah dengan
menggunakan metode Lime Klin[54-57].

3. Pengelolaan Limbah Emisi Udara


Dalam proses penanganan limbah dalam bentuk gas ini biasanya pabrik
produksi pulp/kertas ini menggunakan alat-alat berupa blow gas pada unit pulping
dan Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler dan Wet Scrubber di
Recausticizing unit[170-173].

Gambar.2. Proses pengelolaan limbah pada industri kertas

3.2. Industri Pulpdi Indonesia


1. PT. Indah Kiat Pulp & Paper (PT. IKPP)
Pabrik ini terletak di tiga daerah, yaitu : Perawang ( Riau ), Tangerang, dan
Serang ( Banten ). Status dari perusahaan ini adalah PMA ( Penanaman Modal
Asing ) dan usahanya mencakup kegiatan pembuatan kertas untuk keperluan alat
tulis, kertas photocopy, kertas berwana, pembuatan bubur kertas,
dll.https://asiapulppaper.com/office/pt-indah-kiat-pulp-paper-tbk
Gambar.3. PT.Indah Kiat Pulp dan paper (PT.IKPP).

2. International Paper Company


Yang merupakan perusahaan bubur kertas terbesar dunia yang terletak di
Memphis, Tennesse sebagai markas besarnya yang memiliki karyawan 52.500
sekurang-kurangnya di seluruh dunia.http://www.internationalpaper.com/
Gambar.4. Internasinal Paper Company

4. Pembahasan dan Kesimpulan


4.1. Pembahasan
Kertas[1-5] merupakan suatu produk yang memiliki beberapa kegunaan
dalam kehidupan manusia. Kertas sering dijumpai dimana saja termasuk
dijalanan. Kertas selain juga kegunaannya dalam media tulis juga memiliki
peranan yang lebih dari itu. Salah satunya untuk kebutuhan seni dan juga sekarang
kertas juga sudah menjadi pembungkus nasi pada rumah makan. Dalam dunia
pendidikan peranan kertas yang paling urgen karena kertas merupakan alat yang
digunakan dalam segala hal yang berkaitan dengan pendidikan dalam upaya
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi[20-25].
Kertas diproduksi oleh beberapa pabrik diIndonesia maupun didunia. Dalam
memproduksi kertas, pengolahan bahan baku kertas pada pabrik yang akan
dijadikan kertas nantinya mengalami beberapa tahap dalam proses pengolahannya.
Bahan baku pembuatan kertas adalah kayu yang terdiri dari kayu keras dan kayu
lunak yang banyak mengandung selulosa dan zat-zat lain yang berguna dalam
pembuatan pulp/kertas[6-10]. Kayu merupakan bahan pokok atau utama dalam
pembuatan pulp/kertas ini[15-17]. Dalam pembuatan kertas juga ada bahan bahan
pelengkap dan juga bahan pembantu. Bahan pelengkap dalam pembuatan kertas
ini ada beberapa yaitu pewarna, pelekat, dan pengisi lubang halus yang ada pada
kertas. Adapun bahan pembantu dalam proses produksi kertas ini yaitu :air, sulfur,
magnesium hidroksida, natrium sulfat, kanji dan beberapa zat kimia lainnya.
Proses yang dilalui dalam pembuatan kertas ini secara umum ada tiga tahap yakni:
proses awal(preparasi fiber furnish), proses kedua(pulping), dan proses yang
ketiga(proses produksi kimia)[11-13]. Ketiga tahap dalam proses produksi ini
merupakan tahap-tahap yang biasa dijumpai pada industri-industri yang
memproduksi pulp/kertas. Tahap pertama yaitu preparasi fiber furnish merupakan
tahap dimana kayu-kayu yang belum jadi dijadikan kayu siap pakai dalam
pembuatan kertas(sedia bahan baku). Tahap yang kedua, pada tahap ini kayu-kayu
tersebut dibuat seperti bubur dengan cara memasak/mengukusnya. Dan tahap
yang ketiga, pada tahap ini bubur kayu tersebut ditambahkan beberapa zat kimia
seperti natrium hidroksida, kanji dan sebagainya, sebelum di olah menjadi
kertas[29-30].
Dalam industri kertas, ada beberapa kertas yang dihasilkan tergantung
kepada kebutuhan dari konsumen yang biasanya dari kalangan pendidikan seperti
siswa dan mahasiswa. Kertas-kertas yang dihasilkan seperti HVS, kertas buku,
koran, tisu, karton dan beberapa kertas lain. Kertas-kertas yang dihasilkan juga
memiliki kualitas yang berbeda bergantung pada jenis kertas yang akan
diproduksi[150-152].
Pada industri, hal yang paling mengganggu dan meresahkan hati adalah
limbah atau sisa dari industri yang tidak digunakan lagi. Kata limbah indentik
dengan pencemaran dan pengotoran lingkungan. Setiap industri pasti memiliki
limbah masing-masing termasuk industri kertas. Limbah dari industri kertas ini
memiliki tiga bentuk yaitu berupa cairan, padatan, dan gas. Pertama limbah
cairan, limbah kertas yang berbentuk cairan ini memiliki dampak buruk terhadap
lingkungan jika tidak diolah/ditanggulangi dengan baik. Limbah ini juga
berbahaya bagi kesehatan karena limbah ini mengandung pospor, logam-logam
berat dan zat-zat organik yang bersifat racun. Kedua limbah padatan, limbah
padatan yang dihasilkan pada industri kertas ini berupa batu kapur dan
mengandung soda. Limbah ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika tidak diolah
dengan maksimal. Ketiga limbah gas, selain limbah cairan dan padatan ternyata
industri pulp/kertas ini juga memiliki limbah dalam bentuk gas. Limbah gas dari
industri pulp/kertas ini juga tidak baik dengan kesehatan[170-173].
Pada industri-industri biasanya sudah IPAL(Instalasi Pengelolaan Limbah)
yang berguna dalam pengelolaan limbah industri yang akan dibuang.Apabila
industri kertas/pulptidak memiliki IPAL ini akan mengakibatkan suatu
permasalahan karena kadar limbah industri yang bisa dikatakan aman dibuang
tidak dapat ditentukan. Akibatnya industri sembarang dalam membuang limbah
yang dapat merugikan dan tidak aman bagi kesehatan masyarakat yang ada dalam
lingkungan industri kertas/pulp tersebut. Biasa IPAL pada industri kertas/pulp ini
telah memiliki tahap-tahap dalam mengelolah limbah dari industri kertas ini.
Setiap jenis limbah pada industri kertas/pulp ini memiliki cara-cara serta alat-alat
yang digunakan dalam pengelolaannya. Limbah cair industri kertas/pulp ini itu
biasanya diolah dengan tiga pengelolaan yaitu dengan secara fisik, kimia, dan
biologi yang mana setiap pengelolaan ini menggunakan media-media yang
berbeda. Adapun pengelolaan secara fisik itu dengan bantuan alat penyaring.
Pengelolaan secara kimia dengan bantuan bahan-bahan kimia yang cocok agar
dapat mengendapkan zat-zat berbahaya pada limbah tersebut. Pengelolaan secara
biologi yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme yang dapat menguraikan zat-
zat berbahaya yang terkandung dalam limbah tersebut. Untuk limbah padat yang
dihasilkan pada industri kertas/pulp ini itu diolah dengan menggunakan alat yang
dapat menghilangkan soda dan batu kapur yang terkandung. Pada limbah industri
kertas yang berbentuk gas itu pada industri kertas biasanya sudah ada alat yang
terdapat pada cerobong yang dapat memfiltrasi gas-gas yang dapat mencemari
lingkungan atau berbahaya jika terhirup[190-195].
4.2. Kesimpulan
Kertas merupakan produk dari industri yang memiliki peranan penting
dalam pendidikan dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan diIndonesia
maupaun didunia. Selain dari peranannya sebagai media tulis dalam pendidikan
kertas juga memiliki beberapa peranan lain seperti bungkus nasi dan tisu serta
peranan lainnya. Dalam upaya mencukupi kebutuhan kertas tersebut maka setiap
industri kertas/pulp berupaya dalam meningkatkan hasil produksinya.
Dalam produksi kertas/pulp pada industri ada beberapa tahap-tahap yang
dilalui bahan baku(kayu) agar menjadi lembaran-lembaran kertas. Kayu-kayu
alam tersebut diloah sedemikian rupa agar menjadi bubur kertas terlebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut. Pada industri kertas/pulp ini biasanya selain kayu,
air juga memiliki peranan penting dalam pembuatan kertas/pulp, karena air
berfungsi sebagai pelarut untuk kayu dan zat lain-lain yang dicampur pada proses
pembuatan kertas. Untuk terbentuknya suatu bubur kertas maka bahan pembentuk
kertas tersebut harus dilarutkan dengan menggunakan air. Hasil olahan yang
berbentuk bubur kertas diolah lagi dalam alat untuk pengeringan dan penambahan
bahan-bahan lain yang berguna dalam pembuatan kertas/pulp sehingga
terbentuklah kertas asli yang biasa digunakan untuk menulis dan lain-lain.

4.3. Ackknowledge
Ucapan terimakasih kepada Dosen Pengampu Dr. Rahadian Zainul M.Si,
Ph.D, yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan paper kedua kami
tentang industri Pulp dan Kertas di Indonesia.

Referensi
[1] Gaol, M. R. L. L., Sitorus, R., Yanthi, S., Surya, I., & Manurung, R.
(2013). Pembuatan selulosa asetat dari α-selulosa tandan kosong kelapa
sawit. Jurnal Teknik Kimia USU, 2(3).
[2] Saifudin, A. (2014). Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep,
dan Teknik Pemurnian. Deepublish.
[3] Sittadewi, E. H. (2011). Pengolahan Bahan Organik Eceng Gondok
Menjadi Media Tumbuh untuk Mendukung Pertanian Organik. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 8(3).
[4] Sugito, H., Setia Budi, W., Firdausi, K. S., & Mahmudah, S. (2005).
Pengukuran panjang gelombang sumber cahaya berdasarkan pola
interferensi celah banyak. Berkala Fisika, 8(2), 37-44.
[5] Risqiana, E. (2014). Pemanfaatan Kain Perca Batik yang Melimpah dan
Terabaikan sebagai Bahan Pembuatan Bros Petik (Perca Batik) di Desa
Paweden, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Program
Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Kepada Masyarakat.
[6] Lestari, D. Y. (2010, October). Kajian modifikasi dan karakterisasi zeolit
alam dari berbagai negara. In Prosiding Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia (pp. 1-6).
[7] Malik, U. (2014). Penelitian berbagai jenis kayu limbah pengolahan untuk
pemilihan Bahan Baku briket Arang. Edu Research, 1(2), 21-32.
[8] Lathifah, Q. (2008). Uji efektifitas ekstrak kasar senyawa antibakteri pada
buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi pelarut
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
[9] Wijono, S. (2010). Psikologi industri & organisasi. Kencana.
[10] Lempang, M. (2006). Rendemen dan kandungan nutrisi nata pinnata
yang diolah dari nira aren. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 24(2), 133-144.
[11] Lestari, D. Y. (2010, October). Kajian modifikasi dan karakterisasi zeolit
alam dari berbagai negara. In Prosiding Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia (pp. 1-6).
[12] El Husna, N., Novita, M., & Rohaya, S. (2013). Kandungan antosianin
dan aktivitas antioksidan ubi jalar ungu segar dan produk olahannya.
Agritech, 33(3), 296-302.
[13] El Husna, N., Novita, M., & Rohaya, S. (2013). Kandungan antosianin
dan aktivitas antioksidan ubi jalar ungu segar dan produk olahannya.
Agritech, 33(3), 296-302.
[14] Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T. C., Suparno, O., &
Prasetya, B. (2017). Pemanfaatan biomassa lignoselulosa ampas tebu
untuk produksi bioetanol. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 29(4), 121-130.
[15] Kefu, D. X. C. (2000). Comprehensive Treatment of Waste Water and
Clenaing Productionn in Paper Industry [J]. Guangdong Pulp & Paper, 6.
[16] Setiawan, I. (2013). Kontrol PID untuk proses industri. Elex Media
Komputindo.
[17] Pinilih, J. (2004). Pewarisan sifat warna bunga, ukuran polong dan
bobot polong pada persilangan buncis (Phaseolus vulgaris L.) kultivar
Rich Green dengan Flo (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[18] Wuryantai, A. E. W. (2004). Digitalisasi masyarakat: Menilik kekuatan
dan kelemahan dinamika era informasi digital dan masyarakat informasi.
[19] Haryanto, E. (2011). Rancang Bangun Prototype Mesin Pencari String
Menggunakan Metode Fuzzy String Matching. Konferensi Nasional
Sistem dan Informatika KNS&I11-012, 76-82.
[20] Sirappa, M. P. (2003). Prospek pengembangan sorgum di Indonesia
sebagai komoditas alternatif untuk pangan, pakan, dan industri. Jurnal
Litbang Pertanian, 22(4), 133-140.
[21] Noertjahyana, A. (2004). Studi Analisis Rapid Aplication Development
Sebagai Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan Perangkat Lunak.
Jurnal Informatika, 3(2), 64-68.
[22] Komariah, L. N., Ramdja, A. F., & Leonard, N. (2009). Tinjauan Teoritis
Perancangan Kolom Distilasi untuk Pra-Rencana Pabrik Skala Industri.
Jurnal Teknik Kimia, 16(4).
[23] Prihatmoko, D. (2016). Perancangan dan implementasi pengontrol suhu
ruangan berbasis mikrokontroller arduino uno. Simetris: Jurnal Teknik
Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 7(1), 117-122.
[24] Hadi, M. (2008). Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan
dengan Pemanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum).
Bioma, 6(2), 12-18.
[25] Purwati, S., Soetopo, R., & Setiawan, Y. (2017). Potensi penggunaan abu
boiler industri pulp dan kertas sebagai bahan pengkondisi tanah gambut
pada areal hutan tanaman industri. Jurnal Selulosa, 42(01), 8-17.
[26] Akbar, B. (2013). Tumbuhan dengan kandungan senyawa aktif yang
berpotensi sebagai bahan antifertilitas.
[27] Nuraga, W., Lestari, F., & Kurniawidjaja, L. M. (2008). Dermatitis
kontak pada pekerja yang terpajan dengan bahan kimia di perusahaan
industri otomotif kawasan industri Cibitung Jawa Barat. Makara
Kesehatan, 12(2), 63-69.
[28] Pasaribu, G., Sipayung, B., & Pari, G. (2007). Analisis komponen kimia
empat jenis kayu asal Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hasil Hutan,
25(4), 327-333.
[29] Naibaho, A. T. (2013). Analisis Pengendalian Internal Persediaan Bahan
Baku Terhadap Efektifitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3)
[30] Hermiati, E., Yanto, D. H. Y., Budiman, I., Masruchin, N., & Subiyanto,
B. (2017). PROSES PEMBUATAN SERAT SELULOSA BERUKURAN
NANO SISAL (Agave sisalana) DAN BAMBU BETUNG
(Dendrocalamus asper). JURNAL SELULOSA, 44(02).
[31] Satrio, D., & KODOATIE, J. M. (2010). Analisis Dampak Investasi Pada
Industri Pulp dan Kertas Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan
Rumah Tangga Indonesia (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
DIPONEGOROf).
[32] Budiman, A., & Setyawan, S. (2009). Pengaruh konsentrasi substrat,
lama inkubasi dan pH dalam proses isolasi enzim xylanase dengan
menggunakan media jerami padi.
[33] Batubara, R. (2002). Pemanfaatan Bambu di Indonesia. Program Ilmu
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
[34] Purwati, R. D. (2015). Strategi pengembangan rami (Boehmeria nivea
Gaud.). Perspektif, 9(2), 106-118.
[35] Wibisono, I., & Leonardo, H. (2013). Pembuatan pulp dari alang-alang.
Widya Teknik, 10(1), 11-20.
[36] Wibisono, I., & Leonardo, H. (2013). Pembuatan pulp dari alang-alang.
Widya Teknik, 10(1), 11-20.
[37] Paskawati, Y. A., Susyana, S., Antaresti, A., & Retnoningtyas, E. S.
(2010). Pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku pembuatan kertas
komposit alternatif. Widya Teknik, 9(1), 12-21.
[38] Khadafi, M., Rostika, I., & Hidayat, T. (2016). Pengolahan gondorukem
menjadi bahan pendarihan sebagai aditif pada pembuatan kertas. Jurnal
Selulosa, 4(01)
[39] Mandala, R. (2006). Evaluasi Kinerja Sistem Penyaringan Informasi
Model Ruang Vektor. Jurnal Fakultas Hukum UII.
[40] Diana, F. N. (2010). Simulasi Dengan Metode Monte Carlo Untuk Proses
Pembuatan Nanomaterial Menggunakan Ball-Mill. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Depok.
[41] Fuadi, A. M., & Sulistya, H. (2008). Pemutihan Pulp dengan Hidrogen
Peroksida. Reaktor, 12(2), 123-128.
[42] Afriani, A., & Kardiansyah, T. (2015). Potensi dan peluang tandan
kosong sawit sebagai bahan baku pulp dan kertas: Studi kasus di
Indonesia. Jurnal Selulosa, 5(02), 79-88.
[43] Afriani, A., & Kardiansyah, T. (2015). Potensi dan peluang tandan
kosong sawit sebagai bahan baku pulp dan kertas: Studi kasus di
Indonesia. Jurnal Selulosa, 5(02), 79-88.
[44] SE, S. M. (2002). Membuat kertas daur ulang berwawasan lingkungan.
Niaga Swadaya.
[45] Rahman, A. (2007). Perancangan Mesin Penghancur Kertas Daur Ulang
Kapasitas 10 kg/proses (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).
[46] Surest, A. H., & Satriawan, D. (2010). Pembuatan pulp dari batang
rosella dengan proses soda (konsentrasi NaOH, temperatur pemasakan dan
lama pemasakan). Jurnal Teknik Kimia, 17(3)
[47] Dumanauw, J. F. (1990). Mengenal kayu. Kanisius.
[48] Dwiprabowo, H. (2009). Analisis Daya Saing Ekspor Panel-Panel Kayu
Indonesia dan Malaysia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 6(2).
[49] Nasional, B. S. (2006). Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap
organisme perusak kayu. Standar Nasional Indonesia (SNI), 01-7207.
[50] Yang, H., Yan, R., Chen, H., Lee, D. H., & Zheng, C. (2007).
Characteristics of hemicellulose, cellulose and lignin pyrolysis. Fuel,
86(12-13), 1781-1788.
[51] Sanjaya, H. (2018) “DEGRADASI METIL VIOLET
MENGGUNAKAN KATALIS ZnO-TiO2 SECARA FOTOSONOLISIS”,
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(1), pp. 91-99. doi:
10.24036/eksakta/vol19-iss1/131.
[52] Fati, N., Siregar, R. and Sujatmiko, S. (2019) “Addition Of Coleus
Amboinicus, L Leaf’s Extract In Ration To Percentage Of Carcass,
Abdominal Fat, Liver And Heart Broiler”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 20(1), pp. 1-9. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/157.
[53] Putri, D., Anika, M. and Wahyuni, W. (2019) “Bioinformatics Study
Genes Encoding Enzymes Involved in the Biosynthesis of Carotenoids
Line Cassava (Manihot esculenta)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 20(1), pp. 10-16. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/161.
[54] Ramalisa, Y., Febriyanti, A. and Multahadah, C. (2019) “Analysis of
Non Hierarchical Bomb for Collection of Community Health Degrees in
Jambi and Muaro Jambi City”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
20(1), pp. 25-34. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/167.
[55] Suhaemi, Z., Zulkarnaini, Z., Afrijon, A. and Jefri, P. (2019) “The Study
of African Leave (Vernonia amygdalina) in for Improving the Quality of
Local Duck Meats of West Sumatera”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 20(1), pp. 55-59. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/174.
[56] Dinata, M., Fitridawati, F. and Putri, L. (2019) “The Study Trees
Potential for Forest in Universitas Lancang Kuning Pekanbaru”,
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 77-85. doi:
10.24036/eksakta/vol20-iss1/176.
[57] Syafei, N. (2019) “Events of corrosion phenomena on carbon steel pipes
in environment of sea water and ammonia solutions due to the presence of
sweet gas”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 86-99.
doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/178.
[58] Zainul, R. and Wardani, S. (2019) “The Hydrogen Generator
Performance of Sandwich Designed 4/4 Al-Cu Plates”, EKSAKTA:
Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 100-104. doi:
10.24036/eksakta/vol20-iss1/177.
[59] Enjelina, W., Mansyurdin, M. and Meideliza, T. (2018) “Analysis of
Nepenthes Hybrids in Bukik Taratak West Sumatra by RAPD Technique”,
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 12-20. doi:
10.24036/eksakta/vol19-iss2/137.
[60] Syafei, N., Hidayat, D., Emilliano, E. and Men, L. (2018) “Analysis
Cracking Corrosion on Carbon Steel Pipes API 5L-X65 In Solution 7700
ml Aquades, 250 ml Acetic Acid and 50 ml Ammonia with Gas CO2 and
H2S in Saturation Condition”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
19(2), pp. 21-31. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/138.
[61] Santoso, B., Setianto, S., Hasanah, M., Wijatmoko, B., Supriyana, E. and
Mohammad, H. (2018) “Mitigation of Land Movement using Self
Potential Method in Ling-Anjung Region Sumedang Regency”,
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 32-39. doi:
10.24036/eksakta/vol19-iss2/141.
[62] Parbuntari, H., Prestica, Y., Gunawan, R., Nurman, M. and Adella, F.
(2018) “Preliminary Phytochemical Screening (Qualitative Analysis) of
Cacao Leaves (Theobroma cacao L.)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(2), pp. 40-45. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/142.
[63] Sofyanita, S. and Octaria, Z. (2018) “Fenthion Compound Degradation
in the Pesticide Bayleton 500 ec in Sonolysis, Ozonolysis and Sonozolysis
with Addition of TiO2-anatase”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(2), pp. 70-79. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/153.
[64] Horiza, H. (2018) “The influence of the use of activated carbon Fibres of
the cane Against the drop in Salinity In the well Dig In RT 003 RW 006
Village Cape Town Unggat Tanjungpinang Year 2017”, EKSAKTA:
Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(1), pp. 1-6. doi: 10.24036/eksakta/vol19-
iss1/97.
[65] Syafei, N. (2018) “Riset Material ANALISA FENOMENA KOROSI
PELAT PIPA BAJA KARBON API 5L-X65 DALAM LARUTAN 7900
ML AIR LAUT DAN 100 ML AMONIAK PADA KONDISI GAS CO2
DAN H2S JENUH PADA SUHU RUANG.”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 19(1), pp. 7-13. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss1/83.
[66] Prabowo, H. (2018) “PENYELIDIKAN KELAYAKAN KIMIA DAN
PENYEBARAN CADANGAN PASIR BESI DAERAH TIKU
KABUPATEN AGAM UNTUK BAHAN BAKU SEMEN PADA PT.
SEMEN PADANG”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(1), pp.
39-42. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss1/121.
[67] Hidayani, T. (2018) “GRAFTING POLIPROPILENA DENGAN
MALEAT ANHIDRIDA SEBAGAI PENGIKAT SILANG DENGAN
INISIATOR BENZOIL PEROKSIDA”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 19(1), pp. 56-62. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss1/127.
[68] Samah, S. (2017) “KARAKTERISASI PLASTIK BIODEGRADABEL
DARI LDPE-g-MA DAN PATI TANDAN KOSONG SAWIT”,
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 30-38. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss02/48.
[69] Ningsih, S. K. (2017) “SINTESIS DAN KARAKTERISASI
NANOPARTIKEL ZnO DOPED Cu2+ MELALUI METODA SOL-
GEL”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 39-51. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss02/51.
[70] Sari, A. (2017) “POTENSI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA
EKSTRAK DAUN JAMBLANG (Syzigium cumini (L.) Skeels)”,
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 107-112. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss02/61.
[71] Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., Arief, S., Dradjad, S., & Munaf, E. (2015).
Design of photovoltaic cell with copper oxide electrode by using indoor
lights. Research Journal Of Pharmaceutical Biological And Chemical
Sciences, 6(4), 353-361.
[72] Zainul, R. (2016). Design and Modification of Copper Oxide Electrodes
for Improving Conversion Coefficient Indoors Lights (PV-Cell)
Photocells.
[73] Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., Arief, S., & Darajat, S. (2015). Modifikasi
dan Karakteristik IV Sel Fotovoltaik Cu2o/Cu-Gel Na2so4 Melalui
Iluminasi Lampu Neon. Eksakta, 2, 50.
[74] Zainul, R. (2016). Effect of Temperature and Particle Motion against the
ability of ZnO Semiconductor Photocatalyst in Humic Acid.
[75] Zainul, R. (2016). Determination of the half-life and the quantum yield
of ZnO semiconductor photocatalyst in humic acid.
[76] Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., & Arief, S. (2015). Disain Geometri
Reaktor Fotosel Cahaya Ruang. Jurnal Riset Kimia, 8(2), 131.
[77] Anwar, M., Munaf, E., Kosela, S., Wibowo, W., & Zainul, R. (2015).
Study of Pb (II) biosorption from aqueous solution using immobilized
Spirogyra subsalsa biomass. Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research, 7(11), 715-722.
[78] Zainul, R. (2015). Disain dan Modifikasi Kolektor dan Reflektor Cahaya
pada Panel Sel Surya Al/Cu2O-Gel Na2SO4.
[79] Febriani, S. S., Yolanda, T., Arianti, V. A., & Zainul, R. (2018). A
Review Solid Stated: Principles and Methode.
[80] Liza, Y. M., Yasin, R. C., Maidani, S. S., & Zainul, R. (2018). Sol Gel:
Principle And Technique (A Review).
[81] Dinata, A. A., Rosyadi, A. M., Hamid, S., & Zainul, R. (2018). A
Review Chemical Vapor Deposition: Process And Application.
[82] Fatimah, P., Jumalia, R., Novianti, E. R., & Zainul, R. (2018). A
REVIEW Teknik Blended: Prinsip dan Dasar-Dasar.
[83] Putri, D. F., Ritonga, H. M., Murdiati, V., & Zainul, R. (2018). A
REVIEW WHAT IS HYDROTHERMAL?.
[84] Zainul, R., & Dewata, I. (2015). Determination of pH-BOD-COD and
degradation in batang arau watersheds at Padang city.
[85] Zainul, R., & Prima, C. B. (2017). Desain Geometri Sel PV.
[86] Desy Kurniawati, I., Harmiwati, S. S., Chaidir, Z., & Munaf, E.
Rahmiana Zein, Hermansyah Aziz, Rahadian Zainul. 2015. Biosorption of
Pb (II) from Aqueous Solutions Using Column Method by Lengkeng
(Euphoria logan lour) Seed and Shell. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research, 7, 872-7.
[87] Firdaus, A., & Zainul, R. (2018). SESIUM KLORIDA (CsCl):
TRANSPORT ION DALAM LARUTAN.
[88] Kurniawati, D., Lestari, I., Harmiwati, S. S., Chaidir, Z., Munaf, E.,
Zein, R., ... & Zainul, R. (2015). Biosorption of Pb (II) from aqueous
solutions using column method by lengkeng (Euphoria logan lour) seed
and shell. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 7(12), 872-
877.
[89] Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., & Arief, S. (2015). Photoelectrosplitting
Water Mechanism at Carbon Electrode Surface using Indoor lights.
[90] Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., & Arief, S. (2015). Photoelectrosplitting
Water Mechanism at Carbon Electrode Surface using Indoor lights.
Zainul, R., Nurakhbari, D., & Salim, M. Optimization of Spirulina
Platensis Culture for Antioxidant Production.
[91] Zainul, R. (2018). Prima.“. TEKNOLOGI MATERIAL MAJU Prinsip
Dasar Dan Aspek Rekayasa.” INA-Rxiv, 9.
[92] Lubis, A. P., & Zainul, R. (2018). Interaksi Molekuler Amonium
Hidroksida.
[93] Zainul, R. (2018). Prototype Reaktor Deksagonal.
[94] Rahmadhanty, S., & Zainul, R. (2018). DESIGN OF HUMAT ACID
SOLID SOLUTION REACTOR THROUGH
PHOTOTRANSFORMATION OF COPPER OXIDE (CuO)
SEMICONDUCTOR PLATE.
[95] Zainul, R., Effendi, J., & Mashuri, M. (2019). Phototransformation of
Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) Surfactant Using ZnO-CuO
Composite Photocatalyst. KnE Engineering, 1(2), 235-247.
[96] Yulis, R., & Zainul, R. (2018). DESAIN DAN KARAKTERISASI SEL
SURYA SISTEM ELEKTRODA TEMBAGA (I) OKSIDA (Cu2O/Al)
MODEL PIPA PADA LARUTAN NATRIUM SULFAT (Na2SO4).
[97] Tamarani, A., Zainul, R., & Dewata, I. (2019, April). Preparation and
characterization of XRD nano Cu-TiO2 using sol-gel method. In Journal
of Physics: Conference Series (Vol. 1185, No. 1, p. 012020). IOP
Publishing.
[98] Hakimi, A., & Zainul, R. (2019). Asam Arsenat (H3AsO4): Analisis
Molekular dan Karakteristik Senyawa.
[99] Yolla, A., & Zainul, R. A Review Grinding: Teknik dan Prinsip Dasar
pada Pengolahan Material.
[100] Hidayati, R., & Zainul, R. (2019). Studi Termodinamika Transpor Ionik
Natrium Klorida Dalam Air dan Campuran Tertentu.
[101] Alfionita, T., & Zainul, R. (2019). Calcium Chloride (CaCl2):
Characteristics and Molecular Interaction in Solution.
[102] Murni, H. P., Dj, L., & Zainul, R. (2018). Pengembangan Penuntun
Praktikum Kimia Berorientasi Chemoentrepreneurship untuk SMA/MA
Kelas XII Semester Ganjil.
[103] Dwynda, I., & Zainul, R. (2018). Boric Acid (H3 (BO3): Recognize
The Molecular Interactions in Solutions.
[104] Sumardiyanto, D., & Susilowati, S. E. (2018). Analisa Penyebab
Terjadinya Keausan pada Crankpin Bearing Mesin Diesel Hanshin Model
Lh36l. E-journal Widya Eksakta, 1(1).
[105] Saputra, M. R., & Sumarmin, R. (2018). PENGARUH EKSTRAK
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP
GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG
DIINDUKSI SUKROSA. EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(1), 43-55.
[106] Husna, H., & Zainul, R. (2019). A Review: Aspek Termodinamika
LiNO3 dalam Larutannya.
[107] Wahyono, S. (2011). Pengelolaan sampah kertas di Indonesia. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 2(3).
[108] Sevira, W. P. (2019, April). Effectiveness of chemical equilibrium
module based guided inquiry integrated experiments on science process
skills high school students. In Journal of Physics: Conference Series (Vol.
1185, No. 1, p. 012152). IOP Publishing.
[109] Purtomo, T. (2016). ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI
LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT “X”. HEURISTIC: Jurnal Teknik
Industri, 11(01).
[110] Yuliani, F., & Zainul, R. (2018). Analisis Termodinamika Molekul
Magnesium Sulphate (MgSO4).
[111] Mahdalena, A. A., & Mora, M. (2019). Efek Variasi Komposisi dan
Waktu Milling terhadap Sifat Fisis dan Kuat Tekan Keramik Clay. Jurnal
Fisika Unand, 8(1), 6-12.
[112] Prakoso, N. I., & Purwono, S. (2018, April). Application of Sodium
Ligno Sulphonate as Surfactant in Enhanced Oil Recovery and Its
Feasibility Test for TPN 008 Oil. In IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering (Vol. 349, No. 1, p. 012043). IOP Publishing.
[113] Setianto, S. (2017). ANALISA KUANTITATIF CAMPURAN
SENYAWA OKSIDA SEBAGAI DASAR IDENTIFIKASI
KANDUNGAN BAHAN SUMBER DAYA ALAM Studi Kasus:
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pesisir Pantai Selatan, Jawa
Barat. EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), 173-177.
[114] Wulandari, F. (2007). Struktur dan Kinerja Industri Kertas dan Pulp di
Indonesia: Sebelum dan Pascakrisis. Jurnal Ekonomi Pembangunan:
Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan, 8(2), 209-222.
[115] Saleh, A., Pakpahan, M. M., & Angelina, N. (2009). Pengaruh
konsentrasi pelarut, temperatur dan waktu pemasakan pada pembuatan
pulp dari sabut kelapa muda. Jurnal Teknik Kimia, 16(3).
[116] Kurniasih, P. (2013). Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan
Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Sosial dan
Ekonomi Kehutanan, 10(3), 157-172.
[117] Bahri, S. (2017). Pembuatan pulp dari batang pisang. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal, 4(2), 36-50.
[118] Yerimadesi, Y., Bayharti, B., & Oktavirayanti, R. (2018). Validitas Dan
Praktikalitas Modul Reaksi Redoks dan Sel Elektrokimia Berbasis Guided
Discovery Learning untuk SMA. JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN
(JEP), 2(1), 17-24.
[119] Setiadi, T., & Zainul, R. (2019). Pengembangan E-Modul Asam Basa
Berbasis Discovery Learning Untuk Kelas XI SMA/MA.
[120] Maypalita, F., & Zainul, R. (2018). Pengaruh Penggunaan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan
Penyangga Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Padang.
[121] Handayani, D. P., Zainul, R., & Azra, F. (2018). Pengembangan
Multimedia Prezi Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi
Hukum-Hukum Dasar Kimia Kelas X IPA di SMAN 1 Bukittinggi.
[122] Andromeda, A., Ellizar, E., Iryani, I., Bayharti, B., & Yulmasari, Y.
(2018). Validitas dan Praktikalitas Modul Laju Reaksi Terintegrasi
Eksperimen dan Keterampilan Proses Sains untuk Pembelajaran Kimia di
SMA. JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP), 2(2), 132-139.
[123] Yanuarief, C., Riyanto, R., & Luthfi, M. J. (2018). Penguatan dan
Implementasi Plagiarism Checking Berbasis Open Journal Systems (OJS)
Pada Jurnal Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry. Jurnal
Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan
Teknologi, 2(2), 77-85.
[124] Kamus, Z., Asrizal, A., & Putri, A. D. (2018). Pengembangan Konten
Nilai-Nilai Kecerdasan Emosional dalam Materi Pembelajaran Fisika pada
Bahan Ajar. JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP), 2(2), 123-131.
[125] Iskandar, F. (2013). IMPLEMENTASI VIRTUAL EXPERIMENT
PADA MATA PELAJARAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMAN 1
LUBUK SIKAPING. EKSAKTA, 2.
[126] Suwandi, Y. (2015). Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Ekosistem
Melalui Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Kabupaten Tana Tidung. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(1), 93-102.
[127] Azhar, M., Ahda, Y., Ihsanawati, I., Puspasari, F., Mawarni, S., Risa,
B., & Natalia, D. (2017). Skrining bakteri pendegradasi inulin dari rizosfer
umbi dahlia menggunakan inulin umbi dahlia. EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 18(02), 13-20.
[128] Marpaung, M. P., & Romelan, R. (2019). ANALISIS JENIS DAN
KADAR SAPONIN EKSTRAK METANOL DAUN KEMANGI
(Ocimum basilicum L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE
GRAVIMETRI. JFL: Jurnal Farmasi Lampung, 7(2).
[129] Agustina, L., & Rahmat, R. A. (2019). ANALISIS PELAKSANAAN
PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN MAHASISWA
PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS TAHUN AJARAN
2017/2018. Eksakta: Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 4(1), 35-
40.
[130] Aditya, D., Buntoro, G. A., & Astuti, I. P. (2019). SISTEM LATIH
DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT JAMUR TIRAM
MENGGUNAKAN DECISION TREE BERBASIS
ANDROID. KOMPUTEK, 3(1), 46-51.
[131] Winoto, Y. (2018). PEMAFAATAN SUMBER INFORMASI JURNAL
DAN BUKU ELEKTRONIK DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
PADJADJARAN. Edulib, 7(2).
[132] Suhanda, S., & Suryanto, S. (2018). PENERAPAN PEMBELAJARAN
KIMIA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2
PURWOREJO. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 12(2).
[133] Hasanah, J., Rondhi, M., & Hapsari, T. D. (2018). Analisis Risiko
Produksi USAhatani Padi Organik di Desa Rowosari Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember. Jurnal Agribisnis Indonesia, 6(1), 23-
34.
[134] Sumarmin, R., & Zayani, N. (2015). UJI IN VIVO EKSTRAK BIJI
KAPAS (Gossypium hirsutum L.) TERHADAP KUALITAS
PENAMPILAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus L.,
Swiss. EKSAKTA, 1, 45.
[135] Amalita, N., Kurniawati, Y., & Fitria, D. (2018). Using Statistical
Software in Analyzing Educational Data: A Community Service to
Mathematics Teacher’s in 50 Kota Regency. Pelita Eksakta, 1(02), 126-
128.
[136] Kuntari, K., Aprilita, N. H., & Suherman, S. (2017). Utilization of Coal
Bottom Ash a Low-Cost Adsorbent for the Removal Acid Red 114
Dye. Jurnal Eksakta UII, 17(1), 11-19.
[137] Prakoso, N. I., Purwono, S., & Rochmadi, R. (2016). Study on Lignin
Isolation from Oil Palm Empty Fruit Bunches. Jurnal Eksakta UII, 16(1),
46-54.
[138] Fajarwati, F. I., Sugiharto, E., & Siswanta, D. (2016). Film of Chitosan-
Carboxymethyl Cellulose Polyelectrolyte Complex as Methylene Blue
Adsorbent. Jurnal Eksakta UII, 16(1), 36-45.
[139] Irdawati, I., Adinda, L., & Arva, S. (2012). INTENSITAS WARNA
YANG DIHASILKAN Monascus purpureus PADA Nata de Coco
DENGAN BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA TUMBUH. EKSAKTA, 1.
[140] Soetopo, R. S., Purwati, S., & Setiawan, Y. (2011). Efektivitas proses
kontinyu digestasi anaerobik dua tahap pada pengolahan lumpur biologi
industri kertas. Journal of Industrial Research (Jurnal Riset
Industri), 5(2).
[141] Anhar, A., Doni, F., & Advinda, L. (2011). RESPONS
PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP
INTRODUKSI PSEUDOMONAD FLUORESEN. Eksakta, 1(1).
[142] Warlinda, Y. A., & Zainul, R. (2019). Asam Posfat (H3Po4): Ionic
Transformation of Phosphoric Acid in Aqueous Solution.
[143] Putri, D. H., & Fifendy, M. (2018). Diversitas Bakteri Endofit pada
Daun Muda dan Tua Tumbuhan Andaleh (Morus macroura
miq.). EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(1), 125-130.
[144] Palupi, A. H., Tama, I. P., & Sari, R. A. (2014). Evaluasi Dampak
Lingkungan Produk Kertas Dengan Menggunakan Life Cycle Assessment
(Lca) Dan Analytic Network Process (Anp)(Studi Kasus: PT X
Probolinggo). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, 2(5),
p1136-1146.
[145] Ardilla, A. (2016). Analisis Kandungan Timbal Pada Gorengan Akibat
Penggunaan Kertas Koran Sebagai Pembungkus(Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).
[146] Hamida, K., & Zulaekah, S. (2012). Penyuluhan Gizi Dengan Media
Komik Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Keamanan Makanan
Jajanan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 67-73.
[147] Pujiani, T. R., & Siwiendrayanti, A. (2017). Hubungan Penggunaan
Apd Masker, Kebiasaan Merokok Dan Volume Kertas Bekas Dengan
Ispa. Unnes Journal of Public Health, 6(3), 184-188.
[148] Sanastri, E. R. (2014). Pemanfaatan Rumput Gajah (Pennisetum
Purpureum) Sebagai Bahan Baku Kertas Seni Dengan Penambahan
Konsentrasi Na2co3 Dan Pewarna Yang Berbeda (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
[149] Husna, A. D., & Zainul, R. (2019). Analisis Molekular dan
Karakteristik Hidrogen Sianida (HCN).
[150] Hardiani, H., Kardiansyah, T., & Sugesty, S. (2016). Bioremediasi
logam timbal (Pb) dalam tanah terkontaminasi limbah sludge industri
kertas proses deinking. Jurnal Selulosa, 1(01).

Lampiran Turnitin

Anda mungkin juga menyukai