Disusun oleh :
Muhammad Firdaus B.Y. (241190051)
Rr. Nurelly Wahyuni (241190054)
A. Latar Belakang
Analisis dan pilihan strategi berfokus pada usaha menciptakan dan mengevaluasi
strategi-strategi alternatif, selain memilih strategi yang hendak dijalankan. Analisis dan
pilihan strategi berusaha menentukan tindakan alternatif yang paling baik dalam membantu
perusahaan mencapai misi dan tujuannya. Strategi, tujuan dan misi perusahaan, ditambah
dengan informasi audit eksternal dan internal, memberikan landas an untuk menciptakan serta
mengevaluasi strategi alternatif yang baik.
Berikut akan dibahas mengenai proses menciptakan dan memilih strategi yang terdiri
atas tiga tahap. Dalam masing-masing tahap terdapat berbagai strategi alternatif yang dapat
dipilih. Proses menciptakan dan memilih strategi yang layak juga harus mempertimbangkan
hal-hal seperti perilaku, politik, etika, dan tanggung jawab sosial. Makalah ini juga akan
membahas mengenai peran budaya organisasi serta pemilihan strategi-strategi alternatif.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui berbagai tahapan dalam perumusan strategi pengambilan
keputusan.
2. Untuk mengetahui mengenai aspek budaya dalam pemilihan strategi.
BAB II
PEMBAHASAN
Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi audit
eksternal dan internal di hadapan mereka. Informasi ini, ditambah dengan pernyataan misi
perusahaan, akan membantu para partisipan mengkristalisasi dalam benak mereka sendiri
berbagai strategi yang mereka yakini paling bermanfaat bagi perusahaan. Kreatifitas harusnya
didorong dalam proses pemikiran ini.
Strategi-strategi alternatif yang diajukan oleh para partisipan harus dipertimbangkan
dan didiskusikan dalam satu atau serangkaian rapat. Berbagai strategi tersebut dapat disusun
dalam bentuk tertulis. Ketika semua strategi yang masuk akal yang diidentifikasi oleh
partisipan telah disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat
berdasarkan daya tarik masing-masing menurut partisipan dengan 1 = jangan diterapkan, 2 =
mungkin diterapkan, 3 = sebaiknya diterapkan dan 4 = harus diterapkan. Proses ini akan
menghasilkan sebuah daftar prioritas terbaik yang mencerminkan pemikiran seluruh anggota
kelompok.
Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
(External Faktor Evaluation-EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Faktor
Evaluation - IFE) dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix). Tahap 1, tahap
input (input stage), berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
1. Tahap Input
Informasi yang diperoleh dari analisis kondisi internal, eksternal dan profil kompetitif
menjadi informasi dasar untuk tahap pencocokan dan tahap keputusan. Alat-alat input
mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektifitas selama tahap awal proses
perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan-keputusan kecil dalam matriks input
menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para
penyusun strategi untuk secara lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi
alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan
peringkat yang tepat.
2. Tahap Pencocokan
Strategi seringkali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara
sumberdaya dan keterampilan internalnya serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh
faktor-faktor eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima
teknik yang dapat digunakan dengan urutan manapun: Matriks SWOT, Matriks SPACE,
Matriks BCG, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar.
Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk
memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Mencocokkan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal
merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.
Kuadran III disebut Sapi Perah Kas karena memiliki posisi pangsa pasar relatif yang
tinggi tetapi bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Dinamakan Sapi
Perah Kas karena divisi ini menghasilkan kas melebihi kebutuhannya dan sering ”diperah”.
Pengembangan produk / diversifikasi bisa menjadi strategi yang menarik bagi Sapi Perah
Kas.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan
skor bobot EFE total pada sumbu y. Skor bobot total yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut
memungkinkan susunan Matriks IE di tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari Matriks IE,
skor bobot IFE total 1,0–1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,0– 2,99
dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu y,
skor bobot EFE total 1,0–1,99 dipandang rendah, skor 2,0–2,99 dianggap sedang, dan skor
3,0–4,0 adalah tinggi.
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategis
yang berbeda- beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau
IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi
pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat
bagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani
dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan; penetrasi pasar dan
pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi
ini. Ketiga,ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah panen
atau divestasi. Organisasi yang berhasil, mampu mencapai portofolio bisnis yang masuk atau
berada di seputar sel I dalam Matriks IE.
e. Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah menjadi alat yang populer untuk
merumuskan strategi alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat
kuadran strategis. Untuk divisi-divisi suatu perusahaan dapat dilakukan yang serupa. Matriks
Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar.
Berdasarkan dimensi atau faktor tersebut maka sebuah bisnis atau divisi dapat dikategorikan
dalam 4 kuadran. Keempat kuadran tersebut di antaranya:
Kuadran I = posisi kompetitif yang kuat dalam pertumbuhan pasar yang cepat
Kuadran II = posisi yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang cepat
Kuadran III = posisi yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang lambat
Kuadran IV = posisi yang kuat dalam pertumbuhan pasar yang lambat
Terakhir, bisnis-bisnis kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada
dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai
kekuatan untuk mengadakan program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang
lebih menjanjikan: karakteristik perusahaan-perusahaan kuadran IV adalah memiliki tingkat
arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan seringkali dapat
menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak terkait dengan berhasil.
3. Tahap Keputusan
Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi.
Teknik-teknik pencocokan yang baru saja dibahas memaparkan berbagai alternatif strategi
yang bisa ditempuh. Banyak dari strategi ini kemungkinan akan diusulkan oleh para manajer
dan karyawan yang berpartisipasi dalam analisis dan aktivitas pemilihan strategi. Setiap
strategi tambahan yang dihasilkan dari analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan dan
ditambahkan pada daftar pilihan alternatif yang masuk akal.
Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM
menggunakan analisis dari input di Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk
secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-strategi
alternatif.
Secara konseptual QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang dibangun
berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Daya tarik relatif dari
tiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif
dari setiap faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Berapapun rangkaian strategi
alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan berapapun strategi dapat dimasukkan dalam
setiap rangkaian tersebut, tapi hanya strategi-strategi didalam rangkaian tertentu yang
dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.
Oleh karena para penyusun strategis harus efektif di pasar dan sanggup memenangkan
komitmen internal, taktik berikut yang sudah digunakan oleh politikus selama berabad-abad
dapat membantu mereka :
1. Tahapan dalam perumusan strategi pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahapan yang
diantaranya yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
2. Aspek budaya merupakan hal yang penting dalam pemilihan strategi karena budaya
mencakup serangkaian nilai, keyakinan, sikap, kebiasaan, norma, kepribadian, dan
pemujaan bersama yang menggambarkan perusahaan. Budaya perusahaan juga bisa
menjadi antagonistic terhadap strategi baru yang akan mengakibatkan kekacauan dan
kebingungan.