48] Hadi: ilmu social dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah
social yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan
menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social. pengetahuan yg menelaah masalah2 sosial,
khususnya masalah – masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori –
teori yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu – ilmu sosial (seperti
Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah)
Singkatnya :
Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah tentang masalah-masalah sosial yang ada dalam
masyarakat dengan menggunakan konsep, teori , dan fakta dari berbagai bidang lain yang ada di lingkup
ilmu-ilmu sosial.
[11/12 14.50] Hadi: Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial Dasar
terdiri dari 8 (delapan) pokok bahasan. Dari ke delapan Pokok Bahasan tersebut maka
ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
memberi pedoman agar bertindak sebagai warga negara yang terpelajar, meliputi : agama, pancasila,
sejarah perjuangan bangsa, kewiraan
memberi kepekaan terhadap lingkungannya meliputi : Ilmu alamiah dasar, Ilmu sosial dasar, Ilmu
budaya dasar
[11/12 14.51] Hadi: ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar
memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa,
khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia lain, serta sikap
dan tingkah laku manusia – manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
ISD juga merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan
pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial agar daya
tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat
ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
Memahami perubahan sosial dapat dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang membangun
perubahan sosial. Ada empat jenis teori perubahan sosial, yaitu:
Teori Evolusi
Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial terjadi akibat perubahan cara pengorganisasian
masyarakat, sistem kerja, perkembangan sosial, dan sistem kerja.
Di dalam teori ini perubahan sosial dibedakan menjadi menjadi dua jenis, yaitu revolusi dan evolusi.
Revolusi merupakan perubahan sosial yang terjadi secara cepat, misalnya revolusi politik.
Sedangkan evolusi merupakan perubahan sosial yang terjadi secara lambat, misalnya peralihan
penggunaan bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas.
Teori konflik
Teori ini beranggapan bahwa masyarakat hidup dalam dualisme kelas yang terbagi atas kelas borjuis dan
kelas proletar.
Adanya dualisme kelas tersebut akhirnya menjadi pemicu terjadinya konflik sosial dalam wujud revolusi
sosial yang berdampak pada perubahan-perubahan sosial. Contohnya Revolusi Perancis yang terjadi
pada abad ke-18.
Teori siklus
Dilansir dari buku Pengantar Ringkas Sosiologi (2020) karya Elly M. Setiadi, teori ini menggambarkan
bahwa perubahan sosial bagaikan roda yang sedang berputar.
Maksudnya adalah perputaran zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakan oleh siapapun dan
tidak dapat dikendalikan oleh siapapun.
Menurut teori ini, kebangkitan dan kemunduran peradaban sebuah bangsa mempunyai hubungan
korelasional antara satu dengan lainnya, yaitu tantangan dan tanggapan.
Misalnya, apabila kehidupan masyarakat mampu merespon tantangan kehidupan dan mampu
menyesuaikan diri, maka masyarakat tersebut akan mengalami perkembangan dan kemajuan.
Sebaliknya, apabila masyarakat tersebut tidak mampu merespon dan menyesuaikan diri terhadap
tantangan, maka masyarakat tersebut akan mengalami kemunduran, bahkan kehancuran.
Teori fungsionalis
Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial diakibatkan adanya ketidakpuasan masyarakat karena
kondisi sosial yang berlaku pada masa tertentu memengaruhi pribadi mereka.
Menurut teori ini, setiap perubahan tidak selalu membawa perubahan pada semua unsur sosial. Ada
beberapa unsur sosial yang tidak ikut berubah. Unsur yang tidak berubah tersebut akan mengalami
ketertinggalan yang berakibat pada kesenjangan kebudayaan.
Misalnya, telepon umum dibuat agar masyarakat dapat melakukan komunikasi menggunakan pesawat
telepon dengan mudah. Akan tetapi, perubahan tersebut tidak diikuti oleh perubahan pola sikap dan
perilaku masyarakat.
Hasilnya, telepon umum tersebut dalam waktu singkat sudah tidak berguna. Bahkan sebagian besar
telepon umum yang sudah dipasang, koinnya dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
sosiologis.com
teori-teori sosiologi
Teori Sosiologi: Daftar Lengkap Teori-Teori Ilmu Sosial
Bagikan >>>
Teori sosiologi dan teori ilmu sosial lainnya yang diposting di sini didedikasikan untuk menjadi rujukan
online pembelajar ilmu sosial. Penjelasan daftar teori sosiologi ini meliputi definisi, gagasan inti, dan
tokoh utamanya. Sertakan sumber bila mengutip untuk menghindari plagiasi.
Teori Konflik
teori konflikTeori konflik berkembang sebagai reaksi teori fungsionalisme struktural. Teori konflik
memiliki akar tradisi dari Marxian. Teori konflik melihat relasi sosial dalam sebuah sistem sosial sebagai
pertentangan kepentingan. Masing-masing kelompok atau kelas memiliki kepentingan yang berbeda.
Perbedaan kepentingan ini ada karena beberapa sebab: Pertama, manusia memiliki pandangan subjektif
terhadap dunia. Kedua, hubungan sosial adalah hubungan saling memengaruhi atau orang mempunyai
efek pengaruh terhadap orang lain. Ketiga, efek pengaruh tersebut merupakan potensi konflik
interpersonal. Dengan demikian stratifikasi sosial berisi relasi yang sifatnya konfliktual.
Gagasan inti: Struktur relasi sosial dibentuk oleh konflik kepentingan
Teori Pertukaran
teori pertukaranTeori pertukaran merupakan teori perilaku sosial (behavioral). Teori ini mengangap
perilaku manusia (aktor) membentuk pola hubungan antara lingkungan terhadap aktor. Perilaku
manusia disambut reaksi dari lingkungan yang kemudian memengaruhi balik perilaku setelahnya. Jadi,
hubungannya adalah dari aktor ke lingkungan, balik lagi ke aktor. Lingkungan, baik sosial atau fisik
dimana perilaku aktor eksis, memengaruhi balik perilaku aktor. Reaksi lingkungan bisa positif, negatif,
atau netral. Jika positif, aktor cenderung akan mengulangi perilakunya di masa depan pada situasi sosial
yang serupa. Jika negatif, aktor cenderung akan mengubah perilakunya. Contoh sederhana adalah siswa
yang datang ke sekolah pakai seragam. Reaksi lingkungan menerima, apalagi diperkuat oleh aturan.
Maka siswa tersebut cenderung berpakaian seragam lagi keesokan harinya.
Gagasan inti: Perilaku manusia adalah hasil pertukaran dengan reaksi lingkungannya.
Teori Dramaturgi
teori dramaturgiTeori dramaturgi sebagai teori sosiologi memahami dunia sosial melalui interaksi sosial.
Dalam proses interaksi sosial, konsep diri (the self) dibentuk melalui interaksi sengan orang lain dalam
situasi sosial tertentu. Pendekatan dramaturgis membagi dunia menjadi dua: depan panggung dan
belakang panggung. Interaksi sosial kebanyakan terjadi di depan panggung. Diri bukan dimiliki oleh
aktor, melainkan produk dari interaksi dramaturgis antara aktor dan audiens. Audiens bisa berupa lawan
bicara, orang sekitar, atau dunia sosial secara lebih luas. Ketika berinteraksi di depan panggung, aktor
mengatur tampilan dirinya sedemikian rupa agar diterima oleh audiens. Pengaturan ini disebut
manajemen impresi, yaitu menciptakan kesan agar diterima secara sosial. Dalam interaksi sosial di
kehidupan sehari-hari, aktor senantiasa menampilkan dirinya. Diri di luar manajemen impresi akan
tampak ketika aktor berada di belakang panggung.
teori interaksionisme simbolikPrinsip dasar teori interaksionisme simbolik adalah manusia memiliki
kapasitas untuk berpikir dan pemikirannya dibentuk oleh interaksi sosial. Dalam proses interaksi,
manusia mempelajari makna dan simbol-simbol yang mengarahkannya pada kapasitas menjadi berbeda
dengan lainnya. Makna dan simbol memungkinkan manusia untuk bertindak dan berinteraksi secara
berbeda, misalnya cara orang memaknai kesuksesan berbeda-beda atau perbedaan bahasa yang
digunakan setiap suku juga berbeda. Manusia mampu memodifikasi atau mengubah makna yang
mereka gunakan dalam proses interaksi sesuai interpretasi atas situasi sosial. Mengubah makna dan
simbol dilakukan dengan pertimbangan untung rugi, kemudian memilih salah satunya. Perbedaan pola
tindakan dan interaksi menciptakan perbedaan kelompok dalam masyarakat.
Teori Marxian
teori marxianSebenarnya teori sosiologi marxian merupakan sebutan bagi beberapa penjelasan teoritis
yang terispirasi dari Karl Marx. Misalnya, konsep Marx tentang alienasi yang digunakan untuk
menjelaskan kondisi manusia modern dibawah sistem ekonomi kapitalistik. Maka, kita bisa menyebut
bahwa konsep alienasi merupakan teori marxian. Penekanan pada terori marxian adalah asumsi-asumsi
lama seperti pertentangan dua kelas besar, borjuis dan proletar, menginspirasi penjelasan terhadap
fenomena-fenomena modern. Sebagai konsekuensinya, teori marxian selalu dipertanyakan relevansi
keabsahannya dalam menjelaskan fenomena sosial yang lebih kontemporer. Teori konflik yang
dicetuskan Marx merupakan poros utama teori marxian.
Teori Neomarxian
teori neomarxianTeori neomarxian merupakan reaksi, kritik dan refleksi dari ide-ide atau konsep yang
datang dari teori marxian. Refleksi ide-ide tersebut tidak tunggal melainkan bervariasi sehingga teori
neomarxian memiliki beragam variasi. Beberapa varian dari teori neomarxian antara lain: teori kritis,
marxisme berorientasi historis, sosiologi ekonomi, dan ekonomi deterministik. Teori neomarxian tidak
sekadar menolak asumsi-asumsi dasar pada teori marxian, melainkan juga menjadikannya pijakan untuk
memperluas dan mengembangkan konsep-konsep barunya. Sebagai contoh, konsep tentang komoditas
yang dalam teori marxian diletakkan sebagai pusat masalah struktural dalam masyarakat ekonomi
kapitalis, memproduksi fetisisme komoditas dalam institusi ekonomi. Teori neomarxian
mengembangkan konsep fetisisme komoditas agar bisa diaplikasikan di semua elemen, termasuk negara
dan hukum yang dapat dilihat sebagai produk komoditas.
Teori Strukturalisme
Teori Poststrukturalisme
teori poststrukturalismeSebagaimana halnya teori neomarxian yang merupakan reaksi dari ide-ide
marxian, teori poststrukturalisme merupakan reaksi dari teori strukturalisme. Saat teori strukturalisme
berkembang dalam disiplin sosiologi, teori poststrukturalisme muncul dari luar disiplin sosiologi. Teori
poststrukturalisme menerima pentingnya struktur tetapi melampaui penjelasan bahwa tindakan sosial
dipengaruhi oleh struktur sosial. Teori poststrukturalisme menjelaskan lebih jauh bahwa diatas struktur
terdapat relasi kuasa yang berhubungn dengan pengetahuan. Ada pendapat bahwa asumsi ini menjadi
pijakan lahirnya postmodernisme, meskipun sebenarnya sangat sulit menarik garis besar dan
menjelaskan relasi antara keduanya
Teori Modernisme
teori modernismeTeori modernisme dapat dideskripsikan melalui jargon-jargon yang muncul pada era
filsafat modern seperti, kemajuan, rasionalitas, dan kesadaran. Teori modernisme selalu berorientasi
pada kemajuan dan apapun yang mendapat label kemajuan atau progres selalu dianggap lebih baik.
Sebagai contoh, pembangunan infrastruktur sebagai proses modernisasi cenderung dilihat sebagai
periode historis yang lebih baik dibanding sebelumnya. Kondisi kekinian yang mengalami proses
pembaruan senantiasa berada dalam tahap kemajuan. Teori modernisme percaya pada perkembangan
sejarah yang linier, dari primitif menuju modern, dari keterbelakangan menuju kemajuan. Pada poin ini,
terdapat pengaruh positivisme pada teori modernisme. Modernisme membawa peradaban umat
manusia pada era modern yang saat ini sering disebut oleh para ilmuwan sebagai era ’modernisme
tingkat lanjut’, ’modernitas sebagai projek yang belum kelar’, ’masyarakat resiko’, dan lain sebagainya.
Gagasan inti: Kita sedang berada di era modern
Teori Postmodernisme
teori postmodernismeTeori postmodernisme berpijak pada pertanyaan apakah kondisi dunia saat ini
masih relevan disebut sebagai era modern, sedangkan dunia tampak memperlihatkan karakter-karakter
yang berbeda dari era sebelumnya. Munculnya teori postmodernisme secara simbolik menandai akhir
dari modernisme, bagitu setidaknya pendapat para pendukung postmodernisme. Teori postmodernisme
tidak hanya muncul sebagai kritik, tetapi juga menyudahi, mendeklarasikan era baru yang belum pernah
ada sebelumnya. Terdapat perbedaan pendapat apakah era baru ini keberlanjutan dari modernitas atau
era yang benar-benar baru. Teori postmodernisme sering diebut pula sebuah gerakan intelektual radikal
karena membongkar topeng-topeng kepalsuan modernisme. Misalnya, modernisme mengatakan
kemajuan adalah penanda peradaban yang lebih baik. Postmodernisme menolak pandangan seperti itu.
Teori postmodernisme meletakkan ketidakpercayaan mada metanarasi modernisme.
Teori Kritis
teori kritisTeori kritis dicetuskan olek kelompok intelektual neomarxist yang belakangan dikenal dengan
nama The Frankfurt School. Ide-ide teori kritis dipengaruhi oleh Karl Marx, namun sekaligus mengkritik
balik fondasi teori marxisme yang menurutnya tak pernah memuaskan. Teori kritis mengritik
determinisme ekonomi, positivisme, modernisme, dan bahkan sosiologi. Teori kritis juga mengklaim
melakukan autokritik sebagai bagian dari operasionalisasi teorinya. Terhadap marxisme, menurut teori
kritik, teori marxian mendistorsi ide-ide orisinal Karl Marx karena menginterpretasi dengan cara yang
mekanistis. Teori sosiologi marxian mereduksi analisis sosial kedalam penjelasan yang sifatnya
ekonomistik dan mengabaikan aspek lain dalam hidup yang tidak kalah penting yaitu kultural.
teori konstruksi sosialTeori konstruksi sosial melihat realitas dalam sistem sosial diciptakan melalui
interaksi timbal balik yang menghasilkan sistem nilai dan keyakinan. Sistem nilai dan keyakinan tersebut
dipraktikkan dan diperankan berulang-ulang oleh aktor sosial sehingga melekat dalam sistem yang
kemudian dianggap sebagai realitas. Realitas tersebut masuk kedalam individu-individu melalui proses
internalisasi, dipraktikkan berulang melalui proses yang disebut eksternalisasi hingga melekat dalam
institusi sistem sosial. Proses institusionalisasi membawa pengetahuan dan konsepsi manusia tentang
realitas melekat dalam struktur masyarakat yang telah diciptakan. Realitas tersebut dianggap sudah
demikian adanya padahal diciptakan. Oleh karena itu, teori konstruksi sosial melihat realitas disebut
sebagai produk dari konstruksi sosial.
Teori Feminisme
teori feminismeTeori feminisme merupakan generalisasi sistem ide tentang kehidupan sosial dan
pengalaman manusia yang dikembangkan dari perspektif perempuan. Perspektif perempuan dalam teori
feminisme merupakan pusat dalam mendeskripsikan dunia sosial. Sebagai pusat, situasi dan
pengalaman sosial yang ditangkap selalu merujuk pada sudut pandang perempuan. Pekembangan teori
feminis yang berangkat dari perlunya melihat perspektif perempuan didasarkan pada asumsi bahwa
pengetahuan tentang dunia yang berkembang selama ini cenderung memarjinalkan perspektif
perempuan. Pemosisian subordinat perempuan dalam diskursus sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
filsafat mengakibatkan terpinggirkannya perempuan dalam praktik. Akhirnya, muncul dominasi,
hegemoni, diskriminasi terhadap kaum perempuan. Teori feminisme sebagai teori sosiologi menantang
sistem dominasi yang memarjinalkan kaum perempuan.
Teori Globalisasi
teori globalisasiTeori globalisasi menekankan pentingnya melihat relasi timbal balik atara lokal dan
global dalam menganalisis fenomena sosial. Secara garis besar, globalisasi dapat dikategorikan ke dalam
tiga dimensi teori: ekonomi, politik dan kultural. Dimensi ekonomi mengkaji fenomena ekonomi pasar
global di era neoliberalisme serta perlawanannya dari perspektif marxian. Dimensi politik globalisasi
melihat peran negara bangsa di era globalisasi. Dimensi kultural mengkaji implikasi kultural globalisasi
pada tataran lokal dan sebaliknya. Dalam sosiologi, dimensi kultural teori sosiologi globalisasi
melahirkan beberapa konsep utama, seperti penyatuan, penyebaran atau hybrid, dan pembedaan kultur
antar masyarakat atau negara bangsa.
Teori Pembangunan
Teori Ketergantungan
teori ketergantunganTeori ketergantungan merupakan reaksi dari teori pembangunan atau ideologi
developmentalisme yang diusung oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara
di Eropa Barat. Teori ketergantungan lahir di Amerika Latin, musuh Amerika Serikat saat perang dingin.
Asumsi dasar teori ketergantungan adalah bahwa investasi dan segala bantuan atau pinjaman finansial
yang digelontorkan oleh negara maju, alih-alih menciptakan kemajuan, justru menciptakan
ketergantungan negara-negara berkembang. Konsekuensinya, negara berkembang tidak akan pernah
berdaulat, melainkan berada di pinggiran, di dunia ketiga. Kekuasaan negara maju atas negara
berkembang dipandang oleh teori ketergantungan sebagai bentuk kolonialisme dan imperialisme baru.
Sama dengan teori pembangunan, teori ketergantungan selalu berada pada konteks negara atau
regional.
Teori Konsumsi
teori konsumsiTeori konsumsi muncul pada era Revolusi Industri namun tidak berkembang secara
signifikan dalam disiplin sosiologi. Baru pada kelahiran postmodernisme, teori konsumsi menjadi
populer. Teori postmodernisme sering melihat masyarakat kontemporer sebagai masyarakat konsumsi.
Berkembangnya teori konsumsi berimplikasi pada menurunnya analisis sosial pada aspek produksi
dalam melihat kelas, kultur, dan fenomena sosial. Kelas sosial, dalam perspektif teori sosiologi konsumsi
tidak lagi ditentukan oleh moda produksi, proses produksi, kepemilikan alat produksi, melainkan oleh
moda konsumsi dan gaya hidup. Memasuki era digital, teori konsumsi semakin mendapat panggung,
seperti munculnya konsep Prosumer dimana perilaku manusia seakan tak henti dalam dalam proses
produksi dan konsumsi.
teori jejaring aktorTeori jejaring aktor merupakan salah satu varian dari teori sosiologi jaringan yang
lebih luas. Teori ini relatif baru dalam sosiologi. Teori jejaring aktor melihat peran jejaring atau network
dalam memengaruhi tindakan sosial. Individu hanyalah bagian dari jejaring sosial yang lebih luas. Perlu
digarisbawahi, teori ini tidak hanya membicarakan agensi individu, melainkan juga struktur jaringan yang
sering kali bukan manusia. Internet dan kecerdasan artifisial melibatkan peran mesin yang signifikan.
Melaui pendekatan teori jejaring aktor, agensi individu menjadi komponen kecil yang terkoneksi satu
sama lain. Manusia masuk pada dunia postsosial, posthuman karena jejaring berperan lebih signifikan
dalam menentukan tindakan sosial. Perkembangan teori jejaring aktor sebagai teori sosiologi
menciptakan beberapa konsepsi baru di era kontemporer, seperti masyarakat jejaring, jejaring sosial
dan sebagainya.
Teori Sistem
teori sistemAsumsi dasar teori sistem adalah dunia secara keseluruhan merupakan sebuah sistem dan
dunia sosial memiliki sistemnya sendiri yaitu komunikasi. Komunikasi diproduksi oleh masyarakat. Salah
satu kata kunci dalam teori sistem adalah kompleksitas. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa sistem
selalu berada di lingkungan dan sistem selalu lebih sederhana ketimbang lingkungannya. Dengan kata
lain, lingkungan selalu lebih kompleks ketimbang sistem. Teori sistem sebagai teori sosiologi
mengatakan semua dimensi kehidupan merupakan sebuah sistem, dari sel biologis, ekonomi pasar,
sampai kehidupan sosial secara keseluruhan. Apa yang membuat sistem bekerja adalah nilai yang
diproduksi oleh elemennya. Misalnya, sebuah sistem ekonomi pasar, memiliki elemen dasar yaitu uang.
Uang menjadi bernilai dalam sebuah sistem ekonomi pasar karena sistem memproduksi nilai. Sulit
membayangkan bahwa uang bernilai pada dirinya sendiri karena uang tanpa sistem hanyalah secarik
kertas.
Sumber Buku
Bagikan >>>
adorno
baudrillard
baumann
castells
dramaturgi
durkheim
feminisme
foucault
fungsionalisme
giddens
globalisasi
habermas
horkheimer
jejaring aktor
ketergantungan
konflik
konstruksi sosial
konsumsi
kritis
marcuse
marx
marxian
modernisme
neomarxian
pembangunan
pertukaran
postmodernisme
poststrukturalisme
sistem
sosiologi
strukturalisme
teori
Post navigation
Review
Hosting Murah untuk Website yang Menghasilkan Uang? Cek Sahabat Hosting
youtubers
May 6, 2018
May 6, 2018
dilan 1990
Opini
politik tubuh
selfie bencana
December 8, 2018
teknologi finansial
January 5, 2018
Informasi
jurnal internasional
August 7, 2020
August 6, 2020
August 5, 2020
kumpulan jurnal
August 4, 2020
August 3, 2020
Tokoh
sosiologi weberian
January 4, 2018
January 3, 2018
Teori
October 1, 2019
Teori Politik
teori pedagogi
Teori Pendidikan
agenda setting
Teori Agenda Setting
Teori Kritis
November 7, 2018
Metode
hipotesis statistik
penelitian korelasional
July 9, 2020
literature review
July 7, 2020
penelitian sosial
July 6, 2020
rumusan masalah
Dummy
pengertian komunikasi
etika politik
suprastruktur politik
Sponsor
November 7, 2020
daftar ekrut
LIKE
Si Hebat
5.7 rb jawaban
Pitirim Sorokin
Pengeritan sosiologi merupakan sebua hbentuk dari ilmu yang idmana kemudian melakukan
pembelajaran tehradpa hubungan yang dimana kemudian akan memberikan sebuah bentuk pengaruh
dari sebauh timbal balik yang dimana kemudian akan memberikan sebuah hubungan timbal balik
diantara berbagai macma bentuk gejala sosial.
Sosiologi merupakan sebuah bentuk ilmu yang dimana kemudian melakukan pembelajaran terhadap
berbagai macam hubungan yang dimana berada diantara manusia dengan berbagai macam bentuk
kelompoknya.
Max Weber
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang dimana kemudian melakukan upaya untuk melakukan
memahami berbagai tindakan sosial.
Soerjono Soekanto
Sosiologi merupakan ilmu yang dimana kemudian berfokus kepada berbagai macam bentuk
kemasyarakatan yang dimana kemudian memiliki sifat umum dan juga memiliki usaha untuk melakukan
pendapat terhadap pola umum dari kehidupan masyarakat.
Paul B. Horton
Sosiologi merupakan ilmu yang dimana kemudian berpusat kepada sebuah penelaahan ke dalam sebuah
kehidupan dari kelompok terhadap produk kehidupan dari kelompok itu.
Tingginya penyakit menular sedang menjadi perhatian banyak orang, bukan hanya di Indonesia, tapi di
seluruh dunia. Merebaknya Covid-19 di Indonesia bahkan melahirkan banyak masalah sosial baru yang
tidak kalah urgensinya untuk segera dibereskan.
Covid-19 bukan hal yang remeh, bahkan pemerintah menerapkan darurat nasional untuk hal ini. Solusi
untuk masalah ini adalah adanya kesinambungan antara kebijakan pemerintah dan reaksi yang diambil
masyarakat.
Pemerintah harus aktif memberikan berbagai pengetahuan dan penyuluhan mengenai virus ini kepada
masyarakat. Sebagai masyarakat, juga harus bisa memenuhi protokol kesehatan agar virus tidak
mendapatkan inang baru untuk terus menyebar.
2. Kemiskinan
Sayangnya, kemiskinan masih menjadi masalah sosial yang mendarah daging di Indonesia dari tahun ke
tahun. Di tambah dengan adanya virus Covid-19, banyak pihak yang bisa saja jatuh ke jurang kemiskinan
jika masalah ini tidak coba dientaskan.
Solusi untuk menghadapi kemiskinan secara umum adalah dengan mendorong masyarakat untuk
menjadi pelaku usaha atau berwirausaha. Khusus dalam pandemi ini, masyarakat juga harus kreatif
dalam mencari cara untuk bisa berwirausaha tanpa harus melanggar protokol kesehatan yang ada.
Pendidikan yang rendah merupakan permasalahan di Indonesia yang sudah mengakar. Dengan adanya
pendidikan yang rendah ini, bisa timbul berbagai masalah sosial lain seperti kemiskinan dan kurangnya
daya saing masyarakat Indonesia dengan masyarakat di luar negeri.
Bahkan, karena banyaknya warga yang mdnjzci korban pendidikan yang rendah, Indonesia dikenal
sebagai negara pemasok Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang biasa disebut sebagai pahlawan devisa.
Padahal, Indonesia memiliki kapabilitas yang lebih baik daripada itu.
Sebenarnya pendidikan di Indonesia sudah terus membaik dari tahun ke tahun. Namun, masalahnya
adalah luasnya negara Indonesia yang membuat akses pendidikan menjadi tidak merata di seluruh
Indonesia.
Solusi yang bisa ditawarkan adalah pemerintah harus bisa segera meratakan pendidikan di tanah air
agar kualitas pendidikan di pelosok tidak kalah dengan di kota-kota besar. Adanya aplikasi-aplikasi
belajar online juga sangat membantu untuk mereka dalam mengejar ketertinggalan.
4. Modernisasi
Pesatnya perkembangan teknologi membuat masalah sosial yang baru, hal ini biasa disebut modernisasi.
Lambatnya transisi masyarakat dari tradisional ke masyarakat modern membuat Indonesia kurang
memiliki daya saing dibanding negara-negara lainnya.
Hasilnya, Indonesia masih berkegantungan dengan negara-negara lain, baik itu untuk pengelolaan bahan
dasar yang sebenarnya Indonesia memiliki begitu banyak aset, hingga sumber daya manusianya. Tidak
jarang, perusahaan lebih memilih mempekerjakan tenaga asing karena lebih kompeten dalam
pengoperasian teknologi-teknologi teranyar.
Solusinya, pemerintah harus lebih aktif untuk membina masyarakat agar bisa lebih adaptif dengan
perkembangan teknologi.
5. Pengangguran
Seperti yang sempat disinggung pada bagian modernisasi, kalahnya SDM lokal dengan SDM dari asing
membuat angka pengangguran tumbuh subur di Indonesia. Hal ini memicu banyaknya penduduk
Indonesia yang tidak produktif. Karena tidak produktif tetapi memiliki kebutuhan hidup sehari-hari, tidak
sedikit masyarakat yang menimbulkan masalah sosial baru, yakni kriminalitas.
Solusinya, sebenarnya sedikit banyak pemerintah sudah mulai mengangsurnya, yakni memberikan
pelatihan untuk sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. Pelatihan ini bisa banyak hal, baik itu
untuk berwirausaha, pelatihan tenaga kerja, hingga pelatihan bahasa asing yang membuat SDM dari
Indonesia memiliki kualitas untuk dipekerjakan.
6. Kesenjangan Hukum
Banyak masyarakat yang menyuarakan bahwa Indonesia memiliki kesenjangan hukum. Mereka percaya
bahwa hukum di Indonesia dewasa ini lebih tajam ke bawah dibandingkan ke atas. Pandangan ini
melahirkan ketidakpercayaan masyarakat akan hukum.
Jika masyarakat suatu negara tidak percaya dengan hukum yang menjadi batasan interaksi sosial antara
masyarakat, bisa menyebabkan kegaduhan atau bahkan kekacauan yang bisa membahayakan negara.
Untuk hal ini, hanya ada satu solusinya, yakni memperbaiki seluruh ekosistem hukum di Indonesia agar
bisa menjalankan hukum yang semestinya dan tidak berpihak pada pihak manapun.
7. Korupsi
Indonesia masih belum bisa bebas dari korupsi. Dari tahun ke tahun, ada saja kasus korupsi yang begitu
masifnya terjadi. Baru-baru ini, oknum Asuransi Jiwasraya bahkan dipercaya melakukan tindakan korupsi
yang nilai kerugiannya sampai triliunan rupiah.
Faktor penyebab tingginya angka korupsi di Indonesia bisa jadi disebabkan dengan adanya kesenjangan
hukum yang telah disebutkan di atas. Yang mana, banyak oknum-oknum yang tidak takut dengan
hukuman korupsi karena merasa hukum bisa dipermainkan.
Untuk masalah ini, solusinya sebenarnya sama dengan masalah sosial bagian kesenjangan umum, yakni
mempertegas kembali hukum yang ada. Bahkan, pemerintah bisa memberikan hukuman yang jauh lebih
berat kepada koruptor daripada apa yang sudah diterapkan sekarang ini.
8. Pertikaian
Semenjak adanya internet, kita menjadi bisa lebih banyak melihat pertikaian yang terjadi. Pertikaian ini
bisa terjadi karena adanya gesekan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling berselisih. Karena
adanya internet, pertikaian seperti dipelihara dan sengaja dibesarkan oleh warganet agar gesekan ini
terus menerus terjadi.
Solusi yang bisa dilakukan adalah mengajak pihak yang bertikai untuk bisa merefleksikan diri mereka
terhadap pancasila. Di dalam ideologi pancasila kita menemukan bahwa perbedaan adalah yang
membuat kita lebih berwarna jika kita bersatu. Selain itu, tiap individu masyarakat internet juga harus
bisa menerapkan etika dalam berinternet agar gesekan demi gesekan tidak terus menerus terjadi.
Dari pertikaian, bisa melahirkan masalah sosial yang lebih berbahaya, yakni konflik antar kelompok.
Konflik ini biasanya terjadi karena ada kesenjangan sosial antara satu kelompok dan kelompok lainnya
yang berbeda sudut pandang, budaya, dan pemahamannya.
Solusi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah dengan berupaya untuk mengintegrasikan tiap bagian
masyarakat dan menerima keberagaman sebagai identitas dari negara Indonesia.
Solusi untuk hal ini adalah masyarakat harus bisa memberikan perhatian lebih kepada remaja di
lingkungannya. Selain itu orang tua juga harus berperan aktif untuk menjaga moral dari sang anak.
Institusi pendidikan juga bisa memberikan dorongan untuk remaja melakukan berbagai kegiatan positif
agar tidak terlibat kenakalan remaja.