Limbah Cair PLTU
Limbah Cair PLTU
PENDAHULUAN
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis
(Kristanto, 2013). Menurut Palar (2004), limbah industri adalah semua jenis
bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses
perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya
bagi lingkungan hidup dan manusia.
1. Limbah padat
disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain. Limbah yang termasuk sebagai
limbah B3 apabila memiliki salah satu atau lebih karakteristik sebagai berikut :
a. mudah meledak
b. mudah terbakar
c. bersifat reaktif
d. beracun
f. bersifat korosif
2. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam
air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair industri adalah
bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll (Setiawan, 2015).
Limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan operasi PLTU batubara dapat
diketagorikan sebagai limbah domestik, air larian permukaan, limbah cair
proses operasi, sisa atau bekas minyak berupa oli bekas dan ceceran minyak
(Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, 2007).
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas
(Setiawan, 2015). Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan
dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan
partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. (Sumantri, 2013). Jenis bahan
pencemar yang paling sering dijumpai ialah karbon monoksida (CO), nitrogen
Limbah gas dan partikel adalah limbah yang dibuang ke udara. Jenis
industri yang menjadi sumber pencemaran udara (Kristanto, 2013) yaitu :
industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri
pupuk, industri aluminium, industri pembangkit tenaga listrik, industri kertas,
industri kilang minyak, dan industri pertambangan.
Keterangan gambar :
1. Cooling tower 15. Penampung batubara
2. Cooling water pump 16. Pemecah batubara
3. Transimission line 3 phase 17. Tabung Boiler
4. Transformer 3-phase 18. Penampung abu batubara
5. Generator Listrik 3-phase 19. Pemanas
6. Low pressure turbine 20. Forced draught fan
7. Boiler feed pump 21. Preheater
8. Condenser 22. combustion air intake
9. Intermediate pressure turbine 23. Economizer
10. Steam governor valve 24. Air preheater
11. High pressure turbine 25. Precipitator
12. Deaerator 26. Induced air fan
13. Feed heater 27. Cerobong
14. Conveyor batubara
Prinsip kerja :
3. Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batu bara
disemprotkan kedalam boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti
semburan api.
4. Kemudian air dialirkan keatas melalui pipa yang ada dinding boiler, air
tersebut akan dimasak dan menjadi uap, dan uap tersebut dialirkan ke
tabung boiler(17) untuk memisahkan uap dari air yang terbawa.
6. Uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi ini, menjadi sumber tenaga
turbin tekanan tinggi(11) yang merupakan turbin tingkat pertama dari 3
tingkatan.
7. Untuk mengatur turbin agar mencapai set point, kita dapat menyeting
steam governor valve (10) secara manual maupun otomatis.
8. Suhu dan tekanan uap yang keluar dari turbin tekanan tinggi (11) akan
sangat berkurang drastis, untuk itu uap ini dialirkan kembali ke boiler
reheater (21) untuk meningkatkan suhu dan tekanannya kembali.
10. Uap keluaran dari turbin tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas titik
didih, sehingga perlu dialirkan ke condensor(8) agar menjadi air untuk
dimasak ulang.
12. Air pendingin dari condensor akan disemprotkan kedalam cooling tower
(1) , dan inilah yang meyebabkan timbulnya asap air pada cooling tower.
kemudian air yang sudah agak dingin dipompa balik ke condensor sebagai
air pendingin ulang.
13. Ketiga turbin di gabung dengan shaft yang sama dengan generator 3
phase(5). Generator ini kemudian membangkitkan listrik tegangan
menengah (20-25kV).
15. Sedangkan gas buang dari boiler diisap oleh kipas pengisap(26) agar
melewati electrostatic precipitator(25) untuk mengurangi polusi dan
kemudian gas yang sudah disaring akan dibuang melalui cerobong(27).
Proses utama adalah proses yang menghasilkan air limbah yang bersurnber
dari proses pencucian (dengan atau tanpa bahan kimia) dari semua peralatan
logam, blowdown cooling tower, blowdown boiler, laboratorium, dan regenerasi
resin water treatment plant. Kegiatan pendukung meliputi kegiatan fasilitas air
pendingin, kegiatan fasilitas desalinasi, kegiatan fasilitas stockpile batu bara, dan
kegiatan air buangan dari fasilitas flue gas desulphurization (FGD)
10 | L i m b a h C a i r P L T U
kimiawi, baik yang dapat didekomposisi secara biologis
(biodegredable) maupun yang sukar didekomposisi secara biologis
(nonbiodegredable). Oksigen yang dikonsumsi setara dengan
jumlah dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel.
4. Kesadahan
5. Seattleable Solid
11 | L i m b a h C a i r P L T U
MLSS adalah jumlah TSS yang berasal dari pengendap lumpur
o o
aktif setelah dipanaskan pada suhu 103 - 105 C.
9. Kekeruhan (Turbidy)
1. PH
Konsentrasi ion hidrogen adalah ukuran kualitas dari air maupun air
limbah. Adapun kadar yang baik adalah kadar dimana masih
memungkinkan kehidupan biologis di dalam air berjalan dengan
baik. Air limbah dengan konsentrasi air limbah yang tidak netral
akan menyulitkan proses biologis, sehingga mengganggu proses
penjernihannya (Sugiharto, 1987).
Air normal yang memenuhi persyaratan untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa
bergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka
air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas
pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri
12 | L i m b a h C a i r P L T U
akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan
biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap pH dan
menyukai pH antara 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses
biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada
pH yang rendah (Sumantri, 2010).
2. TSS
Total suspended solid (TSS) adalah jumlah berat dalam mg/l kering
lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan
dengan membran berukuran 0,45 mikron.Suspended solid dapat
dibagi menjadi zat padat dan koloid. Kandungan TSS memiliki
hubungan erat dengan keceraghan perairan. Keberadaan padatan
tersuspensi tersebut akan menghalagi penetrasi cahaya yang masuk
ke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan
menunjukan hubungan yang berbanding terbalik (Blom dalam
Sumantri, 2010).
13 | L i m b a h C a i r P L T U
Pada PLTU, digunakan klorin untuk membunuh binatang dan
tumbuhan laut agar tidak menyumbat saluran air pendingin. Air
pendingin dari air laut diperlukan dalam jumlah besar, yaitu
beberapa ton per detik. Air laut ini mengandung berbagai bakteri
(mikroorganisme) yang dapat tumbuh sebagai tanaman dan
menempel pada saluran sehingga mengurangi efektivitas dan
efisiensi sistem pendinginan PLTU. Untuk mengurangi pengaruh
mikroorganisme ini, ke dalam saluran air disuntikan gas klor (Cl2)
untuk membunuh mikroorganisme ini. Penyuntikkan gas klor ini
tidak dilakukan secara kontinu untuk mencegah kekebalan
mikroorganisme (Marsudi, 2011).
5. Besi (Fe)
Besi yang teroksidasi dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut
mengakibatkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat lagi
dipergunakan untuk air rumah tangga, cucian, dan air industri.
Dalam buangan limbah industri, kandungan besi berasal dari korosi
pipa-pipa air. Mineral logam sebagai hasil reaksi elektro kimia yang
terjadi pada perubahan air yang mengandung padatan terlarut
mempunyai sifat mengantarkan listrik, dan ini mempercepat
terjadinya korosi (Ginting, 2007).
6. Phospat (PO4-)
7. Alkalinitas
14 | L i m b a h C a i r P L T U
Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan dari senyawa karbonat,
garam-garam hidroksida, kalsium, magnesium, dan natrium dalam air.
Tingginya kandungan zat-zat tersebut mengakibatkan kesadahan
dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air
berbuih. Penggunaan air untuk ketel selalu diupayakan air yang
mempunyai kesadahan rendah karena zat-zat tersebut dalam
konsentrasi tinggi menimbulkan terjadinya kerak pada dinding dalam
ketel maupun pipa-pipa pendingin. Kandungan magnesium, natrium,
dan kalium harus diturunkan serendah-rendahnya agar kesadahan
menjadi minim. Oleh sebab itu, untuk menurunkan kesadahan air
dilakukan pelunakan air. Pengukuran alkalinitas air adalah
pengukuran kandungan ion Ca, CO3, ion Mg bikarbonat, dan lain-lain
(Ginting, 2007)
8. Sulfat (SO42-)
9. Temperatur
15 | L i m b a h C a i r P L T U
Limbah yang mempunyai temperatur panas akan mengganggu
pertumbuhan biota tertentu. Temperatur yang dikeluarkan suatu
limbah cair harus merupakan temperatur alami. Suhu berfungsi
memperlihatkan aktivitas kimiawi dan biologis. Pada suhu tinggi
pengentalan cairan berkurang dan mengurangi sedimentasi. Tingkat
zat oksidasi lebih besar pada suhu tinggi dan pembusukan jarang
terjadi pada suhu rendah (Ginting, 2007).
1. Proses fisika
Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika adalah proses
pengolahan secara mekanis dengan atau tanpa penambahan bahan
kimia. Proses tersebut diantaranya adalah :
a. Penyaringan, agar padatan yang larut dan bahan kasar lainnya
terpisah.
b. Penghancuran, agar padatan yang larut menjadi butir yang lebih
kecil dan seragam.
c. Perataan air, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perataan aliran
dengan mengubah sistem saluran dan dengan membuat kolam.
Tujuan daripada kedua cara ini adalah agar terdapat keseragaman
aliran pada saat terjadi percampuran dengan bahan kimia, sehingga
memudahkan pengolahan lanjut.
16 | L i m b a h C a i r P L T U
d. Penggumpalan
Partikel yang tak larut di dalam air akan terapung di atas
permukaan air atau membentuk endapan di dasar wadah.
Penambahan zat kimia tertentu membuat partikel ini akan beraksi
membentuk suatu gumpalan sehingga dimensi partikel menjadi
lebih besar dan karena pengaruh gravitasi maka partikel tersebut
akan mengendap. Bahan kimia yang digunakan untuk
penggumpalan, misalnya aluminum sulfat atau ferro sulfat. Untuk
mempercepat reaksi pada umumnya diguankan bantuan pengaduk
yang kecepatannnya dapat diatur.
Sedimentasi, untuk mengendapkan bahan lain yang tidak ikut
bereaksi.
e. Pengapungan
Dalam proses ini digunakan bantuan pompa kompresor untuk
memasukkan udara ke dalam air tujuannya agar bahan-bahan lemak
dan minhyak dengan cepat naik ke permukaan air. Pemasukan
udara ke dalam air akan menciptakan gelembung-gelembung yang
melekat pada suatu partikel dan dibawa naik ke permukaan air.
f. Filtrasi
Merupakan proses penyaringan padatan halus yang tidak mengendap
walaupun sudah ditambah bahan kimia. Penyaringan ini
menggunakan media seperti pasir, kerikil dan karbon aktif.
2. Proses Kimia
a. Pengendapan dengan bahan kimia.
Bahan pencemar yang dapat dikurangi atau dihilangkan adalah :
- fosfat terlarut dapat direduksi jika konsentrasinya kurang dari 1
mg/l dengan bahan aluminium feri sulfat.
- Beberapa kalsium, magnesium, silica dapat dihilangkan dengan
NaOH.
- Beberapa logam berat dapat dihilangkan dengan kapur (lime)
17 | L i m b a h C a i r P L T U
- Pengurangan bakteri virus dapat dicapai dengan kapur pada
kondisi pH 10,5-11,5 dengan cara penggumpalan dan
sedimentasi.
b. Proses dengan lagon
Lagon atau kolam sering diguakan sebagai reactor biological. Lagon
dilengkapi dengan peralatan aerasi baik secara alamiah, atau
memberikan udara dengan menggunakan kompresor jika dalam
kolam tumbuh algae.
c. Netralisasi
Air limbah yang terdapat dalam kondisi asam atau basa
membutuhkan netralisasi sebelum dan sesudah perlakuan
(treatment).
d. Sedimentasi
Proses ini menggunakan bantuan koagulan (zat pengendap). Tujuan
utama proses sedimentasi melalui proses kimia adalah untuk
menghilangkan padatan tersuspensi.
e. Oksisdasi dan reduksi
f. Klorinasi
g. Oksidasi phenol dan sulfur
3. Proses bilogi
4. Proses fisika-kimia-biologi
18 | L i m b a h C a i r P L T U
oksidasi, dan reduksi, pengendapan dengan bahan kimia tambahan
untuk mengikat bahan pencemar kimia anorganik. Proses fisika
menekankan pengolahan pada unsur fisik bahan pencemar, misalnya
ukuran bahan yang terlalu kasar dan padat, bannyaknya minyak yang
bercampur.
5. Pengolahan lanjut
Seringkali proses pengolahan limbah pada proses fisika-kimia-
biologi tidak memberikan hasil yang memuaskan. Proses lanjutan ini
terdiri dari beberapa pilihan proses, yaitu : stripping udara, karbon aktif,
absorbsi, dan regenerasi.
Upaya pengolahan limbah cair PLTU yaitu dengan waste water
treatment plant (WWTP). WWTP dirancang dan dibangun untuk
menampung, memproses serta membuang limbah cair yang dihasilkan
oleh pabrik pembangkit saat beroperasi, termasuk luapan air limpasan
dari areal penyimpanan batubara. Proses pengolahan diantaranya
berlangsung melalui tahapan penambahan zat koagulan dilanjutkan
pengadukan secara cepat, pengadukan lambat dan pengendapan,
penyaringan, serta penyesuaian akhir kadar pH (Sprint Consultant,
2014).
1. Terhadap lingkungan
Pengoperasian PLTU juga akan menghasilkan bahan buangan
(limbah) cair yang jika tidak sempurna proses pengolahannya akan
dapat mencemari badan air penerima. Jika limbah cair yang dibuang ke
lingkungan sekitar tersebut tanpa proses pengolahan terlebih dahulu
diperkirakan akan dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang akan
berdampak langsung pada penurunan kepadatan dan kelimpahan, serta
perubahan komposisi jenis biota akuatik.
2. Terhadap manusia
19 | L i m b a h C a i r P L T U
Kegiatan pemeliharaan dan pengecekan sistem kerja peralatan
PLTU dilakukan terhadap: boiler dan bag house (akan menghasilkan
logam teroksidasi), peralatan balance of plant (akan menghasilkan
logam dan ceceran oli), kolam penampung lindi, batubara dan oil water
separator (akan menghasilkan padatan tersuspensi, logam dan ceceran
oli). Hasil pemeliharaan peralatan ini apabila tidak terkelola dengan
baik potensial untuk masuk ke dalam aliran air ke sungai sehingga
meningkatkan kadar COD, padatan tersuspensi, minyak, dan logam
berat di perairan umum (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, 2007).
Menurut Darmono (2001), minyak yang mencemari daratan
dan terbawa arus air hujan atau air sungai dapat mencemari daerah
panai dan berdampak serius terhadap sistem perekonomiann daerah
sekitar pantai. Aktivitas para nelayan dan industri pariwisata akan
sangat terganggu.
20 | L i m b a h C a i r P L T U
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
21 | L i m b a h C a i r P L T U
DAFTAR PUSTAKA
http://coretankampuser.blogspot.co.id/2016/12/limbah-cair-pembangkit-listrik-
tenaga.html, diakses pada tanggal 7 Maret 2017
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49441/4/Chapter%20II.pdf, diakses
pada tanggal 7 Maret 2017
22 | L i m b a h C a i r P L T U