Standar Luas Rumah Susun PDF
Standar Luas Rumah Susun PDF
Abstrak
Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan yang tidak disertai dengan penambahan lahan
mengakibatkan perumahan harus dibangun secara vertikal untuk dapat menampung lebih banyak
penduduk. Konsep hunian vertikal tersebut di Indonesia dikenal dengan sebutan rumah susun.
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak rumah susun yang dibangun terlalu padat
dan melebihi daya tampungnya sehingga tidak layak huni bagi penghuninya. Memang telah ada
ketentuan teknis yang mengatur pembangunan rumah susun, namun ketentuan teknis tersebut
belum lengkap sehingga akibatnya masalah berupa rumah susun yang tidak layak huni masih saja
terjadi. Salah satu ketentuan tersebut yaitu mengenai luas lahan minimum seluas 5000 m2 yang
hanya dapat mengatur jenis rumah susun rendah pun sehingga tidak dapat menjamin pembangunan
semua rumah susun dengan layak huni. Berdasarkan hasil kajian ini, rekomendasi nilai standar luas
lahan rumah susun layak huni adalah 16 m2/penghuni untuk jenis rumah susun rendah (1-4 lantai)
dengan luas minimum 3355 m2 dan kepadatan penghuni maksimum 625 org/Ha , 8 m2/penghuni
untuk rumah susun sedang (5-8 lantai) dengan luas minimum 4451 m2 dan kepadatan penghuni
maksimum 1250 org/Ha, dan 5 m2/penghuni untuk rumah susun tinggi (>8 lantai) dengan luas
minimum 7658 m2 dan kepadatan penghuni maksimum 2000 org/Ha.
Kata-kunci : standar, kepadatan, rumah susun, rasio luas lahan, luas minimum
permintaan dan ketersediaan perumahan Persoalan fisik yang lebih disoroti pada kasus-
(Chaucan, 1996; Velaga dan Price, 2009; kasus di atas dalam hal ini yaitu persoalan fisik
Erick,2010). yang berkaitan dengan kuantitas atau
penyediaan komponen-komponen pada rumah
Indonesia memiliki persoalan yang serius terkait susun. Sebenarnya, persoalan kuantitas atau
gap antara penyediaan rumah dengan penyediaan komponenrumah susun tersebut
kebutuhan rumah ini. Berdasarkan data yang dapat teratasi jika perencanaannya benar
disampaikan oleh Direktur Pusat Studi Properti terutama perencanaan terkait luas lahan atau
Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, dalam konteks rumah susun disebut tanah
pada tahun 2014 di Indonesia terdapat backlog bersama rumah susun. Namun di Indonesia
dengan jumlah sebesar 15 juta unit (Harian perencanaan luas lahan rumah susun ini sendiri
Kompas, 6 Desember 2014). Angka ini akan seringkali tidak terlaksana dengan baik.Hal
terus meningkat mengingat laju urbanisasi dan inidikarenakan saah satunya oleh perencanaan
angka kelahiran penduduk Indonesia sebagai luas lahan untuk rumah susun yang tidak
faktor utama penyebab gap tersebut juga dilakukan berdasarkan ketentuan penyediaan
semakin meningkat. Mengingat tempat tinggal luas lahan untuk sebuah rumah susun. Hal inilah
adalah kebutuhan dasar, semua persoalan yang berpotensi menimbulkan beragam
khusunya gap tempat tinggal tentu sebisa masalah-masalah teknis, karena luas lahan
mungkin harus di atasi. Penyediaan tempat merupakan penjumlahan dari luas setiap
tinggal yang optimal secara fungsi lahan adalah komponen rumah susun.
salah satu solusi yang baik untuk merumahkan
penduduk di kota-kota besar.Salah satu bentuk
Perencanaan luas lahan rumah susun hunian di
penyediaan tempat tinggal yang optimal yaitu
dengan pembangunan bangunan hunian Indonesia sampai sekarang belum memiliki
aturan secara lengkap. Padahal undang-undang
bertingkat atau rumah susun hunian (Yeh,
pertama mengenai rumah susun telah ada
2000).
semenjak tahun 1985. Bahkan setelah revisi
terakhir undang-undang rumah susun tersebut
Pada beberapa tahun ke belakang,
pada tahun 2011, persoalan luas lahan rumah
pembangunan rumah susun hunian sendiri di
susun ini masih belum teratasi. Masih banyak
Indonesia sudah cukup marak dilakukan,
rumah susun di Indonesia yang luasnya tidak
namun ternyata semuanya tidak terlepas dari ideal bagi penghuninya seperti pada beberapa
beragam persoalan. Rumah susun hunian fakta yang telah disebutkan. Persoalan ini masih
tersebut dibangun dengan beragam jenis belum teratasi sampai sekarang bukan karena
mulai dari rumah susun sederhana sampai tidak adanya aturan atau standar melainkan
apartemen. Ternyata, rumah susun hunian karena aturan yang ada belum lengkap
yang telah dibangun tersebut menimbulkan mengatur penyediaan lahan rumah susun.
persoalan baru bagi penduduk dan Terdapat aturan mengenai intensitas maksimum
lingkungan sekitarnya. Hasil temuan Badan penduduk pada rumah susun dengan KDB
Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN, (Koefisien Dasar Bangunan) sebesar 34% dan
2012) menyebutkan di antara persoalan yang KLB (Koefisien Lantai Bangunan) sebesar 1,105
sering dikeluhkan penghuni (penduduk yang maksimal 1528 jiwa pada SNI 03-2846-1992
tinggal dalam rumah susun) yaitu namun itu ternyata tidak operasional di semua
pengelolaan rumah susun oleh pengembang keadaan terutama keadaan saat ini. Begitupun
yang buruk, kualitas bangunan yang tidak terdapat aturan pada Peraturan Menteri
memadai, banyaknya persoalan teknis yang Pekerjaan Umum tahun 1992 yang mengatur
hanya persentase luas lahan per bagian
terjadi seperti kebocoran pipa, lantai kamar
komponen rumah susun, tidak mengatur
mandi, dan parkir yang tidak sesuai dengan
bagaimana penyediaan tanah bersama untuk
kebutuhan. Dalam temuan BPKN tersebut
rumah susun secara keseluruhan. Belum
salah satunya disebutkan ada kasus dimana tersedianya aturan yang jelan yang mengatur
rumah susun dengan kapasitas 7000 sarusun penyediaan luas lahan seperti dalam Standar
hanya menyediakan lahan parkir untuk 2000 Nasional Indonesia (SNI), peraturan oleh
mobil saja. pemerintah, peraturan oleh kementerian terkait
seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU),
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Acuan Standar Luas Lahan Rumah Susun
merumuskan standar luas lahan yang belum
lengkap dan tepat dalam perencanaan
Setiap standar terntunya memiliki acuan sebagai
pembangunan rumah susun di Indonesia
patokan yang harus terpenuhi ketika nanti
dengan sasaran sebagai berikut.
standar tersebut akan diberlakukan. Pada
a. Mengidentifikasi kriteria kebutuhan yang
penelitian ini, sesuai dengan tujuan besar
harus dipenuhi terkait dengan luas lahan
penelitian dimana dengan penelitian ini
yang harus disediakan untuk sebuah rumah
susun. diharapkan rusun yang dibangun dapat layak
b. Mengidentifikasi dan menentukan huni maka setidaknya untuk layak huni minimal
komponen-komponen perhitungan luas lahan kebutuhan minimum penghuninya terpenuhi.
rumah susun dan satuannya. Newmark dan Thompson (1977)
c. Membuat model perhitungan luas lahan menerjemahkan kebutuhan dasar manusia
rumah susun. Hirarki Maslow ke dalam kebutuhan dasar
d. Melakukan simulasi terhadap model manusia yang harus dipenuhi dalam konteks
perhitungan luas lahan rumah susun yang tempat tinggal. Ada 5 kebutuhan yang harus
telah dibuat dengan beberapa studi kasus
terpenuhi oleh seorang penghuni terhadap
dan skenario.
tempat huniannya, yaitu kebutuhan fisiologis,
e. Melakukan verifikasi terhadap hasil dari
simulasi model perhitungan luas lahan rumah kebutuhan keamanan dan keselamatan, dan
susun dengan data aktual. kebutuhan sosial. Jika kebutuhan-kebutuhan ini
f. Merumuskan standar luas lahan diterjemahkan lagi dalam bentuk komponen
pembangunan rumah susun. ruang pada sebuah tempat hunian, maka
minimal sebuah tempat hunian harus memiliki
Metode Penelitian ruang yang sehat, nyaman, aman, selamat dan
cukup untuk melakukan interaksi.
Penelitian ini bersifat eksploratori karena
mencari sesuatu yang baru. Pendekatan Komponen Model Perhitungan Luas Lahan
pembuatan penelitianini yaitu berupa
pendekatan pendekatan nofmaitf (mengacu Untuk merumuskan sebuah standar, terlebih
pada aturan) dan empiris berupa permintaan- dahulu harus diketahui bagaimana proses
penyediaan (luas lahan yang disediakan dengan perhitungannya, begitupun dengan standar luas
persepsi penghuni). lahan. Karena model perhitungan luas lahan
rumah susun belum ada, maka sebelum
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. merumuskan standar maka dirumuskan terlebih
Perumusan nilai standar luas lahan dilakukan dahulu model perhitungannya. Berdasarkan
dengan perhitungan matematis secara deduktif. acuan standar luas lahan berupa kebutuhan
Pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah dasar minimum penghuni yang ada pada
merupakan pertanyaan yang terbuka dengan penjelasan sebelumnya, maka peneliti
pendekatan-pendekatan pre-determined (sudah mengambil literatur yang dianggap telah
ditentukan sebelumnya). mencakup kebutuhan dasar penghuni terhadap
tempat huniannya antara lain aturan utama
Strategi penelitian ini yaitu survei dan rumah susun di Indonesia dan standar
eksperimen. Survei dilakukan sebagai strategi internasional rumah susun. Literatur tersebut
untuk mendapatkan kecenderungan persepsi diambil dari 2 aspek utama yaitu aspek legal
penghuni terhadap luas lahan rumah susunnya, dan teori. Literatur dari aspek legal berupa UU
sedangkan eksperimen untuk menentukan nilai No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun dan
dari aspek teori yaitu gabungan dari Time Saver aplikatif di lapangan ketika akan diterapkan
Standard for Building Types dan Time Saver nantinya.
Standar for Housing and Residential
Developments. Metode Pengumpulan Data
Dari literatur tersebut didapat 10 komponen Data yang dikumpulkan pada Penelitian ini
model perhitungan luas lahan rumah susun yang terdiri dari data primer dan sekunder. Data
dijabarkan melalui tabel sebagai berikut. sekunder yang diambil berupa teori dan aturan
legal (UU, SNI, dan ketentuan teknis
Tabel 1. Komponen Model Perhitungan Luas pembangunan rusun dari kementerian) terkait
Lahan Rumah Susun
dengan pembangunan rumah susun yang akan
KOMPONEN
MODEL digunakan dalam penentuan komponen model
NO. PERHITUNGA SATUAN perhitungan luas lahan rumah susun untuk
N LUAS tahap awal perumusan standar. Data sekunder
LAHAN lainnya yaitu data rencana tapak beberapa
Memperhatikan jumlah
Jumlah rumah susun yang akan digabung dengan data
1. penghuni untuk analisis
penghuni primer berupa persepsi penghuni terhadap luas
kebutuhan
Memperhatikan jumlah rumah susunnya. Data persepsi penghuni dan
2. Jumlah sarusun sarusun untuk analisis rencana tapak yang ditinggalinya tersebut
kebutuhan berfungsi sebagai kontrol atas nilai standar yang
Minimal terdapat 1 ruang
3.
Komponen
keluarga, 1 ruang tidur
dihasilkan dari perhitungan model perhitungan
sarusun agar nanti didapat nilai standar yang memenuhi
dan 1 kamar mandi
Studio : 1-2 orang, 18m2 kriteria penghuni, tidak hanya berdasarkan teori.
Satu kamar tidur : 2
orang, 24m2 Metode Analisis Data
Dua kamar tidur : 3-4
orang, 27m2
Luas dan tipe Metode analisis yang digunakan secara garis
4. Tiga kamar tidur : 4-6
sarusun
orang, 32m2 besar ada tiga, yaitu analisis konten, analisis
Empat kamar tidur : 6-8 kuantitatif dan grafis, dan analisis perbandingan.
orang, 72m2 Analisis konten digunakan ketika studi literatur
Lima Kamar Tidur: 8-12
untuk menetapkan komponen yang akan
orang, 130 m2
Sirkulasi Maksimum 30% dari total digunakan dalam model perhitungan luas lahan.
5.
bangunan luas lantai bangunan Analisis kuantitatif dan grafis digunakan ketika
Minimal terdapat 10 melakukan simulasi terhadap model perhitungan
6. Lantai dasar
sarusun per lantai luas lahan. Analisis perbandingan digunakan
KDB terhadap Persil :
50%
untuk mendapatkan nilai standar dengan cara
7. KDB maksimum membandingkan nilai standar hasil simulasi
KDB terhadap Lahan :
25% dengan nilai standar berdasarkan persepsi
KDH publik Minimum 20% penghuni.
8.
minimum 1 m2/orang
9. KLB 1-18
Sarana Skema dan Skenario Perhitungan Luas
10. SNI 03-7013-2004
prasarana Lahan Rumah Susun
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Skema adalah konsep yang digunakan ketika
Tabel tersebut ditetapkan setelah melalui melakukan perhitungan luas lahan untuk sebuah
analisis konten. Setiap komponen dilengkapi
rencana rumah susun. Berikut digambarkan
oleh satuan yang telah melalui tahap verifikasi
skema perhitungan luas lahan dari sebuah
dengan kondisi aktual agar satuan untuk
rumah susun.
masing-masing komponennya sesuai dan
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa proses Model Perhitungan Luas Lahan Rumah
perhitungan luas lahan untuk rumah susun Susun
dimulai dari sarusun atau komponen terkecil dari
rusun lalu secara berurutan ke komponen yang Dari skema perhitungan luas lahan pada bagian
lebih besar. sebelumnya dapat dirumuskan cara untuk
menghitung sebuah luas lahan rumah susun.
Perencanaan sebuah rumah susun pada Cara untuk menghitung luas lahan tersebut
hakikatnya pasti tidak konstan berbentuk satu berbentuk tahapan-tahapan yang ditunjukkan
gedung yang menjulang dan berlantai tinggi, pada tabel 3.
oleh karena itu ada beberapa skenario yang
harus disiapkan dalam standar ini agar nantinya
standar ini dapat diaplikasikan pada setiap
Hasil Simulasi Model Perhitungan Luas menggunakan skema dan skenario yang telah
Lahan Rumah Susun ditentukan didapatlah hasil berupa tabel 3 dan
tabel 4.
Setelah dilakukan simulasi terhadap model
perhitungan luas lahan rusun dengan
Tabel.4 Hasil Simulasi Perhitungan Luas Lahan Rumah Susun
BENTUK
JUMLAH
STANDAR SKENARIO 1 SKENARIO 2 SKENARIO 3
LANTAI
LUAS LAHAN
4 3355 3384 2584
Luas lahan 8 4451 4523 2722
minimum (m2) 12
7658 8253 3500
20
4 20 21 16
Rasio penghuni 8 13 14 8
(m2/org) 12
12 12 5
20
4 83,9 85 65
Rasio sarusun 8 55,6 57 34
(m2/sarusun) 12
50 52 23
20
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Hasil simulasi di atas menghasilkan nilai standar membandingkan nilai hasil simulasi dengan
berupa berupa standar luas lahan minimum dan persepsi penghuni maka diambil beberapa data
standar luas lahan rasio penghuni.Setelah rumah susun per jenis rumah susun dan
dilakukan simulasi ditemukan nilai terendah, perspesi penghuni yang tinggal di rumah susun
rata-rata, dan tertinggi yang dapat dijadikan tersebut untuk nanti disesuaikan dengan hasil
nilai standar untuk setiap jenis rumah susun perhitungan. Dalam Penelitian ini, data rumah
(rendah, sedang, dan tinggi). Nilai-nilai tersebut susun yang diambil berjumlah satu rumah susun
akan dijadikan salah satu rujukan nilai standar per jenis rumah susun.
nanti di akhir Penelitian ini.
Hasil dari perbandingan antara data persepsi
Penentuan Nilai Standar Luas Lahan penghuni dengan hasil perhitungan ditunjukkan
Rumah Susun Minimum dengan tabel 5 sebagai berikut.
Tabel5. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Data Aktual (Data dan Persepsi)
NAMA JUMLAH
STANDAR AKTUAL
RUMAH LANTAI PERSEPSI KESIMPULAN
LUAS LAHAN (m2)
SUSUN (lantai)
nilai standar harus lebih besar
Luas lahan 4720.2
Cingised 1-4 cukup atau minimal seminimal yaitu nilai
minimum
aktual
Sudirman Luas lahan 1207.25 nilai standar harus lebih besar
5-8 tidak cukup
suite minimum dari aktual
Galeri Luas lahan 3666.7 nilai standar harus lebihbesar
>8 tidak cukup
Ciumbeuleuit minimum dari aktual
Sumber : Hasil analisis, 2015
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa Dari gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa
untuk rumah susun berlantai 4 setelah hasil simulasi untuk masing-masing jenis rumah
dibandingkan dengan persepsi penghuni yang susun (rendah, sedang, tinggi) memiliki
mengatakan cukup, maka ditarik kesimpulan kecenderungan yang hampir sama kecuali untuk
bahwa nilai standar luas lahan minimum yang skenario 3. Hal ini menunjukkan bahwa dapat
digunakan dari hasil perhitungan harus lebih nilai dari hasil simulasi dapat dijadikan standar
besar atau seminimalnya sesuai dengan data rasio penghuni. Untuk pemilihan nilai standar,
aktual. dilakukan dengan kriteria nilai rasio yang terkecil
karena nilai itu berarti nilai yang paling efisien
Untuk rumah susun berjumlah lantai 8 dan dan dengan logika bahwa nilai rasio yang kecil
keatas (rumah susun sedang dan tinggi), dari berasal dari tipe sarusun yang besar, maka
hasil perbandingan dengan persepsi penghuni ketika diambil nilai rasio yang kecil maka akan
dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai standar dapat mewakili nilai tipe sarusun yang lebih kecil.
yang akan digunakan dari hasil perhitungan Oleh karena itu, nilai standar luas lahan rumah
harus lebih besar dari nilai aktual. Dengan susun rasio penghuni untuk rusun rendah,
menggunakan kriteria tabel 5 sebagai acuan sedang, dan tinggi berturut-turut adalah 16
untuk memilih nilai standar yang terdapat pada m2/org, 8 m2/org, dan 5 m2/org.
tabel 4 maka didapat nilai standar luas lahan
minimum untuk rumah susun rendah, sedang, Penentuan Nilai Standar Luas Lahan Rasio
dan tinggi berturut-turut yaitu 3384 m2, 4451 Sarusun
m2, dan 8253 m2.
Gambar 3. Hasil Simulasi untuk Nilai Standar
Penentuan Nilai Standar Luas Lahan Rasio Luas Lahan Rusun Rasio Sarusun
Penghuni
100 84 85
1-4'
Gambar 2.Hasil Simulasi untuk Nilai Standar 80 65 (Rusun
m2/sarusun
15 Rendah) 23
0
8 5-8' >8 (Rusun
10
12 12 (Rusun Tinggi)
5 Sedang)
0 5
>8 (Rusun Sumber : Hasil Analisis, 2015
Tinggi)
Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat
bahwa hasil simulasi untuk masing-masing jenis
Sumber : Hasil Analisis, 2015 rumah susun (rendah, sedang, tinggi) memiliki
kecenderungan yang hampir sama kecuali untuk
skenario 3. Hal ini menunjukkan bahwa dapat