Anda di halaman 1dari 23

Ida lisni

INTERAKSI OBAT
Berdasarkan MEKANISME

FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK
(Interaksi yang terjadi pada suatu reseptor)

Interaksi pada proses


Sinergisme
absorpsi

Interaksi pada proses


Antagonisme
distribusi

Interaksi pada proses Efek reseptor


metabolisme tidak lansung

Interaksi pada proses Gangguan cairan dan


eliminasi. elektrolit
INTERAKSI OBAT PADA PROSES ABSORPSI
1 MEMEPENGARUHI MOTILITAS (mis: laksansia)
2 MEMEPENGARUHI KELARUTAN (ketokonazol dan H2-antagonis)
3 MEMPENGARUHI TEKANAN OSMOSA DAN DIFUSI
4 MENGUBAH MEKANISME TRANSPORT
5 MEMPENGARUHI PH (aspirin diasorbsi pada PH rendah)
6 PEMBENTUKAN KOMPLEKS (mis Fe dgn Na bikarbonat)
7 MEMPENGARUHI FLORA NORMAL
gangguan siklus enterohepatik estrogen akibat hilangnya bakteri usus yang
berperan dalam dekonjugasi estrogen)
8 WAKTU PENGOSONGAN LAMBUNG
Metoklopramid memepercepat pengosongan lambung.
Antikolinergik dan paracetamol
INTERAKSI OBAT
PADA PROSES DISTRIBUSI
MEMPENGARUHI IKATAN OBAT
DENGAN PROTEIN PLASMA
MEMPENGARUHI ALIRAN DARAH (berkompetisi pada tempat ikatan
protein plasma yang sama dan ada
(Antiplatelet)
pendesakan obat lain, akibatnya
peningkatan sementara
konsentrasi obat bebas/aktif).
INTERAKSI OBAT PADA PROSES METABOLISME

INDUKSI ENZIM INHIBISI ENZIM


PENGINDUKSI ENZIM INHIBITOR ENZIM
• Antikonvulsi (barbiturat)  Amiodaron
• Rokok cigaratte  Simetidin
• Rifampisin  Kontraseptik oral
• Griseofulvin  ACE inhibitor
• Antiepilepsi  Antidepresi trisiklik
• Antirematik (fenilbutazon)  Androgen
• Psikofarmaka  Estrogen
(klorpromazin, imipramin)  Alupurinol
• Insektisida  INH
(klorfenotan, dieldrin,  Antijamur gol azol
heksaklorsikloheksan)
INDUKSI
ENZIM

Metabolisme
Metabolisme dihambat
dipercepat

Peningkatan kadar
obat dalam
plasama

Penurunan kadar
obat dalam
plasama INDHIBISI ENZIM
PENURUNAN EKSKRESI
PENINGKATAN EKSKRESI
PENINGKATAN KONSENTRASI OBAT
Kuinidin,verapamil dan amiodaron
PENURUNAN KONSENTRASI OBAT meningkatkan konsentrasi digoksin di
serum hingga dua kali lipat dengan
menghambat klirens ginjal digoksin
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
1.SINERGISME 2. ANTAGONISME
Terjadi antara dua obat yang bekerja pada sistem, Terjadi antara dua obat yang memiliki efek
organ, sel atau enzim yang sama dengan efek farmakologi yang berlawanan. Hal ini dapat
farmakologi yang sama
mengurangi hasil yang diinginkan dari satu
contoh:
suplemen kalium dengan diuretik hemat kalium atau lebih obat.
(triamteren) →hiperkalemia Contoh; salbutamol dan propanolol
benzodiazepin dengan fenotiazin → efek sedasi
meningkat
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
Adlh interaksi yang terjadi pada
tempat aksi atau reseptor obat
sehingga dapat merubah efek
suatu obat

3. EFEK RESEPTOR TIDAK LANGSUNG 4. GANGGUAN CAIRAN ELEKTROLIT


Beta bloker non selektif (propanolol) dapat ACE inhibitor mempunyai efek hemat kalium
menghambat pemecahan glikogen sehingga sehingga pemakaian bersamaan dengan
dapat memeperlama kondisi hipoglikemi suplemen kalium atau diuretik hemat kalium
pada pasien DM yang diberi insulin dapat menyebabkan hiperkalemia.
Adrenalin dan
Noradrenalin
RESEPTOR ADRENERGIK

RESEPTOR ALPHA RESEPTOR BETA

ALPHA 1 ALPHA2 BETA 1 BETA2

• VASOKONTRIKSI • INHIBISI • TAKIKARDI • VASODILATASI


• KENAIKAN PELEPASAN • PENINGKATAN • PENURUNAN
RESISTENSI PERIFER NOREPINEFRIN LIPOLISIS RESISTENSI PERIFER
• PENINGKATAN • INHIBISI • PENINGKATAN RINGAN
TEKANAN DARAH PELEPASAN KONTRAKTILITAS • BRONKODILATASI
• MIDRIASIS INSULIN MIOKARDIAL • PENINGKATAN
• SFINGTER KANDUNG GLIKOGENOLISIS
KEMIH INTER NAL HATI DAN OTOT
TERTUTUP • PENINGKATAN
PELEPASAN
GLUKAGON
• OTOT POLOS
UTERUS RELAKSASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI OBAT
1 USIA
Fisiologi tubuh, metabolisme dan eliminasi pada bayi, anak dan orang dws berbeda.
2 BOBOT BADAN
Perbandingan dosis obat – bobot badan menentukan konsentrasi obat yang mencapai
sasaran.
3. KEHAMILAN
Pengosongan lambung↑, metabolisme ↑, ekskresi/filtrasi glomerolus ↑.
4. OBAT DALAM ASI
Ampisilin, ertromisin, kanamisin, linkomisin, kloramfenikol, rifampisin dll
5 VARIASI DIURENAL
Hormon kortikosteroid dari korteks adrenal pada pagi hari ↑, mlm hari ↓
6 TOLERANS (MK : Induksi enzim)
7 SUHU TUBU → Distribusi ekskresi, ikatan, aktivitas enzim
8 KONDISI PATOLOGIK ( Ggn fungsi hati, ggn fungsi ginjal)
9 WAKTU PEMBERIAN (Sesudah makan/ sebelum makan, 4 X y mg ≠ 2 X 2y mg )
10 GENETIK → Defisiensi enzim
INTERAKSI OBAT
Hal yang harus diperhatikan

Tidak semua obat Interaksi tidak Jika dua obat


yang berinteraksi selamanya berinteraksi
signifikan scr klinik merugikan. tidak berarti
tidak boleh diberikan

Interaksi tidak hanya untuk Interaksi dapat


terapi yang berbeda tetapi dimanfaatkan untuk
kadang untuk mengobati meningkatkan
penyakit yang sama. pengobatan
KLASIFIKASI INTERAKSI OBAT

KLASIFIKASI I KLASIFIKASI II KLASIFIKASI III KLASIFIKASI IV


Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
LEVEL ONSETNYA KEPARAHANNYA SIGNIFIKANSINYA
KEJADIANNYA
KLASIFIKASI INTERAKSI OBAT
BERDASARKAN LEVEL KEJADIAN
(Jeffrey B. Tatro 2001)

Level Keterangan
1 Establish Kemungkinan besar terjadi interaksi yang berat
mengancam jiwa ( potensial terjadi)
2 Probable Interaksi yg terjadi dapat memperburuk status klinis
pasien. Kejadian bisa terjadi.
3. Suspected Interaksi menimbulkan efek ringan. Kejadian diduga
dapat terjadi
4. Possible Interaksi dapat menimbulkan efek yg sedang hingga
berat. Interaksi obat mungkin terjadi/belum pasti
terjadi
5 Unlikely Interaksi obat tidak terjadi
KLASIFIKASI INTERAKSI OBAT lanjutan…

KLASIFIKASI JENIS INTERAKSI KETERANGAN


II Berdasarkan 1. Interaksi obat dengan efek interaksi terlihat dalam
ONSETNYA onset cepat 24 jam
2. Interaksi obat dengan Efek interaksi terlihat setelah
onset lambat beberapa hari bahkan
beberapa minggu
III. Berdasarkan 1 Mayor Dapat menyebabkan kematian
KEPARAHANNYA
2. Moderat Efek sedang
3. Minor tidak begitu bermasalah dan
dapat diatasi dengan baik
KLASIFIKASI INTERAKSI OBAT lanjutan…

IV Berdasarkan SIGNIFIKANSINYA

JENIS INTERAKSI KETERANGAN


1. Signifikansi Tingkat 1 memiliki keparahan mayor dan terdokumentasi
suspected, probable, established.
2. Signifikansi Tingkat 2 memiliki tingkat keparahan moderat dan
terdokumentasi suspected, probable, established.
3. Signifikansi tingkat 3 memiliki tingkat keparahan minor dan
terdokumentasi suspected.
4. Signifikansi tingkat 4 memiliki keparahan mayor/ moderat dan
terdokumentasi possible
5 . Signifikansi tingkat 5 • tingkatkeparahan minor yang terdokumentasi
possible
• tingkat keparahan minor yang
terdokumentasi unlikely
INTERAKSI OBAT YANG BERMAKNA KLINIS

OBAT YANG RENTANG TERAPINYA SEMPIT


Contoh: antiepilepsi, digoksin, lithium, siklosporin, warfarin

OBAT YANG MEMERLUKAN PENGATURAN DOSIS TELITI


Contoh: OHO, antihipertensi

PENGINDUKSI ENZIM
Contoh: asap rokok, barbiturat, fenitoin, griseofulvin, karbamzepin,
rifampisin.

PENGHAMBAT ENZIM
Contoh: amiodaron, diltiazem, eritromisin, ketokonazol, metronidazol,
simetidin, siprofloksasin, verapamil
GUNA INTERAKSI OBAT

MENINGKATKAN KERJA OBAT


MENGURANGI EFEK SAMPING
Contoh : analgetik dan kafein
Contoh : anestetika dan adrenalin

MEMPERLUAS SPEKTRUM MEMPERPANJANG KERJA OBAT


Contoh : kombinasi antiinfeksi Probenesid dan penisilin.
PERINGATAN

1. Hindari minum alkohol selama pengobatan dengan depsesan SSP.


2. Jangan mengunyah tablet salut enterik
3. Jgn mengendarai mobil/menjalani mesin slm mgnkn obat yg ES mengantuk.
4. Gunakan pada lambung kosong
Bbrp jam ac (atropin)
Bbrp jam pc (makrolida)
5. Jangan diminum dgn air susu : tetrasiklin
6. Jangan minum aspirin bersama antikoagulan
7. Konsumsi makanan yang banyak mengandung kalium untuk
Furosemid dan HCT
8. Beri informasi kepda pasien jika obat yang digunakan mewarnai urin atau feses.
Rifampisin
INTERAKSI OBAT

Eritromisin dan Teofilin


Tipe Interaksi
Farmakokinetik (penghambat enzim)
Eritomisin menghambat metabolisme teofilin oleh hati, oleh sebab itu
eritromisin mengurangi klirens teofilin dan meningkatkan konsentrasi
teofilin dalam darah.
Makna Klinis
Efek ini telah terdokumentasi dengan baik.
Tingginya kadar teofilin dalam plasma yang lebih besar dapat
meneybabkan toksisitas seperti takikardi, palpitasi, mual, gangguan
pencernaan, insomnia, aritmia dan konvulsi.
Penatalaksanaan
1. Pemantauan kadar teofilin dalam darah
2. Mengurangi dosis teofilin
PASIEN YANG RENTAN
TERHADAP INTERAKSI OBAT

PASIEN LANJUT USIA

PASIEN YANG MENGKONSUMSI LEBIH DARI SATU MACAM OBAT

PASIEN DENGAN GANGGUAN FUNGSI GINJAL DAN HATI

PASIEN DENGAN PENYAKIT AKUT

PASIEN DENGAN PENYAKIT YANG TIDAK TIDAK STABIL


(kadang kambuh)

PASIEN YANG DIRAWAT OLEH LEBIH DARI SATU DOKTER

PASIEN DENGAN KARAKTERISTIK GENETIK TERTENTU


FAKTOR RESIKO PADA KEHAMILAN (Pregnancy Risk Factor)

PENGGUNAAN OBAT PADA WANITA HAMIL

KATEGORI OBAT UNTUK WANITA HAMIL MENURUT FDA


KATEGORI KETERANGAN CONTOH OBAT
A Cukup data, obat tidak menimbulkan bahaya pada Vit C, Folic Acid,
fetus levothyroxin.
B Tidak ada bukti resiko pada manusia, tetapi pada Amoxicillin, Ranitidin,
hewan menunjukkan resiko Parasetamol.
C Resiko tidak dapat ditentukan. Pada hewan Cotrimoxazole
menunjukkan resiko, pada manusia belum cukup Ciprofloxacin.
data
D Sudah terbukti beresiko pada manusia Carbamazepin,
Tetrasiklin.
X Terbukti teratogenik/ kontraindikasi pada wanita Medroxyprogesteron,
hamil simvastatin.
LATIHAN TELUSUR INTERAKSI OBAT
• Dua Clinical evidence untuk setap golongan obat
• Mekanisme Interaksi Obat
• Pentalaksanaan (management)

OBAT INTERAKSI DENGAN OBAT


Ketoconazole Antacids
H2-receptor antagonists
Proton pump inhibitors
Quinolones Al3+, Ca2+, Mg2+, and/or
Bi2+), milk, Zn2+, Fe2+
Rifampisin Sulfonilurea
Digoxin Amiodaron
Verapamil
Eritromisin Teofilin
OBAT INTERAKSI DENGAN OBAT
Co-trimoxazole Methotrexate
Furosemide Phenytoin
Heparin AINS (Ketorolac)
Phenytoin Tetracyclines
Antidiabetes Kortikosteroid
Tobacco (rokok) Morphin

Keamanan Obat bagi kehamilan


• Analgetik
• Antibiotik

Anda mungkin juga menyukai