Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR

INTERAKSI OBAT
Dosen Pengampu :
Apt. Windi Asti, S.Farm.
Interaksi
Obat

???
Definisi dan Terminologi
Interaksi yang terjadi ketika efek dari suatu obat berubah
dengan adanya obat lain, obat herbal, makanan, minuman
atau dengan beberapa senyawa kimia dari lingkungan sekitar
(Stockley, 2006).

Modifikasi efek suatu obat lain Kejadian di mana suatu zat


yang diberikan bersamaan mempengaruhi aktivitas obat
Bila dua atau lebih obat Efek-efeknya bisa meningkatkan
berinteraksi sedemikian rupa atau mengurangi aktivitas, atau
sehingga keefektifan suatu obat menghasilkan efek baru yang
berubah tidak dimiliki sebelumnya
Prevalensi Interaksi Obat
Prevalensi interaksi obat secara keseluruhan adalah 50% - 60%.

- Obat-obatan yang mempengaruhi farmakodinamika /


farmakokinetika menunjukkan prevalensi sekitar 5% hingga
9%.
- Sekitar 7% efek samping pemberian obat di RS disebabkan
oleh interaksi obat.

Prediktor potensial untuk interaksi obat adalah keparahan


penyakit yang sedang diobati, usia pasien, dan fungsi ginjal &
hati.
• Prevalensi kejadian
interaksi obat 15-45%
• Jumlah interaksi per
100 pasien adalah 37-
106.
• Banyak terjadi pada
geriatri dan penderita
jantung

Insidensi dan prevalensi


kejadian Interaksi obat
bervariasi pada masing-
masing Riset
1. Faktor Usia
Faktor Farmakokinetik Kemaknaan Klinis

Motilitas Gastrointestinal Mempengaruhi kecepatan, namun tidak


mempengaruhi tingkat penyerapan obat
pH Lambung Perubahan tidak bermakna pada
penyerapan obat
Fungsi Ginjal Penurunan eliminasi obat-obat yang
diekskresi melalui ginjal
Albumin dalam serum Penurunan pengikatan protein sehingga
meningkatkan fraksi obat bebas
Total air tubuh Penurunan volume ditribusi obat-obatan
yang larut dalam air
Rasio lemak tubuh atau massa tubuh Peningkatan volume distribusi obat-obatan
yang larut dalam lemak

Tabel. Perubahan Farmakokinetika Pada Lansia (Syamsudin, 2013)


2. Faktor Polifarmasi

Polifarmasi adalah pemakaian banyak obat sekaligus pada


seorang pasien, lebih dari yang dibutuhkan secara logis-
rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan

Tujuan Polifarmasi
Mencapai efek
Mencegah adanya
terapi yang
Menghambat efek toksik yang
optimum
timbulnya resistensi disebabkan oleh
mengurangi efek
substansi zat aktif
samping
Minor Polifarmasi
2 – 4 jenis obat Mayor Polifarmasi
Lebih dari 5 jenis obat

60%
Semakin banyak jumlah obat yang
50% diresepkan maka peluang terjadinya
risk of drug interaction

interaksi obat semakin tinggi.


40%

30%

20%

10%

0%
2 5 10 15 20

number of drugs used


3. Faktor Penyakit

• Pada orang yang memiliki beberapa penyakit,


pemilihan obat harus lebih diperhatikan agar
tidak terjadi interaksi.
• Obat-obat yang bermanfaat untuk satu penyakit
bisa jadi berbahaya untuk penyakit lainnya,
contoh:
 β-Bloker untuk penyakit jantung/hipertensi
dapat memperburuk pasien asma
Obat pilek bisa memperburuk glaukoma
4. Faktor Genetik
• Faktor genetik seseorang juga bisa memengaruhi respon yang timbul pada orang
yang memiliki ras tertentu ternyata memiliki jumlah enzim pemetabolisme yang
lebih banyak daripada orang degan ras lain karena variasi genetik yang ada pada
setiap orang.
• Dengan adanya enzim pemetabolisme yang banyak ini akan menyebabkan
keberadaan obat di dalam tubuh menjadi dipersingkat (karena metabolismenya
diperbesar), sehingga efeknya pun menjadi lebih kecil dari obat yang dikonsumsi.
Ataupun sebaliknya, pada ras lain yang mengalami mutasi pada gen tertentu dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam memetabolisme obat,
sehingga keberadaaan obat dalam tubuh meningkat sehingga efek yang
ditimbulkan menjadi besar atau bahkan toksis.
• Contoh: Dehidrogenase Alkohol Atipikal pada orang Asia
Terjadi Polimorfisme aktivitas enzim ADH aktivitas enzim
berkurang Metabolisme etanol lambat kadar etanol
Sehingga lebih cepat pusing saat mengkonsumsi alkohol
Dampak Klinis Interaksi Obat
Interaksi obat ditandai berdasarkan level skala signifikansi
sebagai berikut:
Level Skala Interaksi Obat
Level Signifikan Derajat Keparahan Dokumentasi

Established, probable atau


1 Mayor
suspected

Established, probable atau


2 Moderat
suspected

Established, probable atau


3 Minor
suspected

4 Mayor atau Moderat Possible

5 Minor untuk seluruh kelas Possible dan Unlikely


A. Level Signifikansi
• Risiko berpotensial mengancam individu atau dapat mengakibatkan
1 kerusakan parah

• Efek yang timbul akibat penurunan status klinis pasien, sehingga


2 dibutuhkan terapi tambahan atau perawatan di RS

• Efek yang dihasilkan ringan; akibatnya mungkin dapat menyusahkan atau


tidak diketahui; secara signifikan tidak mempengaruhi terapi sehingga tidak
3 diperlukan treatment tambahan

• Efek yang dihasilkan dapat berbahaya dimana respons


4 farmakologi dapat berubah sehingga diperlukan terapi tambahan

• Efek yang dihasilkan ringan dimana respons klinis dapat berubah,


5 namun ada yang tidak mengubah respons klinis
B. Derajat Keparahan
Klasifikasi derajat keparahan akibat terjadinya interaksi obat
Minor Moderat Mayor

• Dapat diatasi dengan • Efek sedang, dapat • Efek fatal, dapat


baik menyebabkan menyebakan
kerusakan organ kematian

C. Dokumentasi Interaksi
Established
Probable Suspected
IO sangat mantap
IO dapat terjadi IO diduga terjadi
terjadi

Possible Unlikely
IO belum pasti IO kemungkinan
terjadi besar tidak terjadi
Dampak Klinis Interaksi Antibiotika Berdasarkan Level Signifikan
Interaksi Antibiotika Level Implikasi Klinis
Signifikan
Antibiotika bakterisidal dan 2 Antibiotika bakterisidal bekerja terhadap sel bakteri yang
bakteriostatika sedang tumbuh sedangkan bakteriostatika bekerja
menghambat pertumbuhan sel. Interaksi bersifat antagonis
Tetrasiklin dengan obat 2 Tetrasiklin dapat membentuk kelat sehingga dapat menurunkan
yang mengandung logam absorpsi dari tetrasiklin
polivalen
Metronidazol dan alkohol 1 Metronidazol menyebabkan efek disulfiram karena
penghambatan enzim asetaldehid dehidrogenase. Alkohol
menyebabkan akumulasi asetaldehid menyebabkan muka
merah, mual, muntah, dan sakit kepala
Metronidazol dan litium 1 Metronidazol dapat menghambat ekskresi litium melalui ginjal
menyebabkan peningkatan kadar litium dalam darah dan
menyebabkan efek toksik
Tetrasiklin dan litium 4 Pada kasus tertentu dilaporkan terjadinya peningkatan kadar
litium di dalam darah tetapi pada laporan kasus yang tidak
dijumpai adanya efek dari interaksi ini
Eritromisin/tetrasiklin 1 Antibiotika ini dapat mengurangi flora normal Eubacterium
dengan digoksin lentum yang memetabolisme digoksin yang diberikan secara
oral sehingga timbul toksisitas digoksin
Tetrasiklin dan antibiotika 4 Tetrasiklin dan antibiotik spektrum luas dapat mengurangi flora
berspektrum luas dan normal (teoritis) yang dibutuhkan untuk sintesis vitamin K
warfarin (kofaktor pembekuan darah) dan meningkatkan resiko
pendarahan. Hanya terjadi pada pasien dengan intake vitamin K
yang buruk
Insiden interaksi obat yang penting dalam klinik sukar diperkirakan karena :

1. Dokumentasinya masih sangat kurang;


2. Seringkali lolos dari pengamatan karena kurangnya pengetahuan
para dokter akan mekanisme dan kemungkinan terjadinya
interaksi obat sehingga interaksi obat berupa peningkatan
toksisitas seringkali dianggap sebagai reaksi idiosinkrasi terhadap
salah satu obat sedangkan interaksi berupa penurunan efektifitas
seringkali diduga akibat bertambahnya keparahan penyakit; selain
itu, terlalu banyak obat yang saling berinteraksi sehingga sulit
untuk diingat;
3. Kejadian atau keparahan interaksi dipengaruhi oleh variasi
individual (populasi tertentu lebih peka misalnya penderita lanjut
usia atau yang berpenyakit parah, adanya perbedaan kapasitas
metabolisme antar individu), penyakit tertentu (terutama gagal
ginjal atau penyakit hati yang parah), dan faktor- faktor lain (dosis
besar, obat ditelan bersama-sama, pemberian kronik).

Anda mungkin juga menyukai