608 1052 1 SM PDF
608 1052 1 SM PDF
1
ISSN 2087 - 7889
ABSTRAK
Bawang merah mempunyai sifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri
yang dapat merusak makanan.Paduan antara asam asetat (cuka pasar) dan ekstrak bawang merah
diharapkan dapat digunakan sebagai pengawet alami pada bakso.Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah (1).Untuk mengetahui efektivitas ekstrak bawang merah dan asam asetat sebagai
pengawet alami bakso, (2). Untuk mengetahui waktu optimum ekstrak bawang merah dan asam
asetat yang efektif digunakan sebagai pengawet alami pada bakso. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Bahan Alam Fakultas Sains Universitas
Cokroaminoto Palopo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perendaman dengan
pengawet dari campuran asam asetat dan ekstrak bawang merah dengan variasi konsentrasi 5%,
10%, 15%, 20% dan 25%,selanjutnya dilakukan pengujian organoleptik terhadap ekstrak bawang
merah dan asam asetat sebagai bahan pengawet pada bakso. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak
bawang merah dan asam asetat cukup efektif sebagai bahan pengawet alami bakso dan ekstrak
bawang merah dan asam asetat dengan konsentrasi 15% dapat dimanfaatkan sebagai pengawet
alami bakso selama 11 hari.Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi salah satu
data akurat bagi calon penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini.
10
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
asam asetat yang digunakan terhadap produk digunakan sebagai pengawet alami pada
dan tidak mempengaruhi sifat antimikroba bakso ?
dari asam organik itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah:
Bawang merah merupakan salah satu 1. Penelitian ini bertujuan untuk
rempah yang biasa digunakan sebagai bahan mengetahui efektifitas ekstrak
tambahan pada makanan.Bawang merah ini bawang merah dan asam asetat
berfungsi dalam meningkatkan cita rasa sebagai pengawet alami pada bakso
khas pada makanan.Makanan yang 2. Untuk mengetahui berapa waktu
menggunakan bawang merah menjadi lebih optimum ekstrak bawang merah dan
gurih dan nikmat.Selain berfungsi sebagai asam asetat yang efektif digunakan
bahan tambahan makanan, bawang merah sebagai pengawet alami pada bakso.
juga mempunyai sifat antimikroba sehingga Adapun manfaat dari penelitian ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri adalah :
yang dapat merusak makanan. 1. Bagi penulis, diharapkan dapat
Paduan antara asam asetat (cuka pasar) menambah wawasan dan pemahaman
dan ekstrak bawang merah diharapkan dapat penulis mengenai masalah yang akan
digunakan sebagai pengawet alami pada diteliti.
bakso dan diterima secara sensori serta 2. Sebagai bahan informasi kepada
penggunaannya lebih murah secara ekonomi masyarakat dalam memanfaatkan ekstrak
dibandingkan dengan pengawet sintetik bawang merah dan asam asetat sebagai
yang beredar di pasaran sehingga bahan pengawet alami.
diharapkan dapat menggantikan penggunaan 3. Sebagai informasi untuk penjual bakso
pengawet sintetik pada pembuatan bakso. akan manfaat ekstrak bawang merah dan
Berdasarkan latar belakang tersebut, asam asetat sebagai bahan pengawet
maka masalah yang diangkat dalam alami.
penelitian ini adalah: 4. Bagi pihak lain, menambah khasanah
1. Bagaiman efektivitas ekstrak bawang ilmu dan sebagai dasar untuk penelitian
merah dan asam asetat sebagai pengawet selanjutnya.
alami bakso ?
2. Berapa waktu optimum ekstrak bawang
merah dan asam asetat yang efektif
11
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
12
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
13
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
Kriteria dan deskripsi mutu sensoris dapat beberapa bakso ditampilkan pada Tabel 2.
dilihat pada Tabel 1 , sedangkan nilai gizi
Paremeter Bakso Daging Bakso Ikan
Penampakan Bentuk bulat, halus, berukuran Bentuk halus, berukuran
seragam, bersih cemerlang tidak seragam, bersih, cemerlang,
kusam, sedikitpun tidak tidak kusam
berjamur dan tidak berlendir
Warna Cokela tmuda cerah atau sedikit Putih merata tanpa warna
agakkemerahan atau cokelat asing lain.
muda hingga cokelat muda agak
keputihan atau abu-abu. Warna
tersebut merata tanpa warna lain
yang menggangu
Bau Bau khas daging segar rebus Bau khas ikan segar rebus
dominan, tanpa bau tengik, dominan dan bau bumbu
masam, basi atau busuk, bau tajam. Tidak terdapat bau
bumbu cukup tajam amis, tengik, masam, basi,
atau bau busuk
Rasa Rasa lezat, enak, rasa daging Rasa enak, lezat, rasa ikan
dominan dan rasa bumbu dominan sesuai jenis ikan dan
menonjol tetapi tidak rasa bumbu menonjol tetapi
berlebihan. Tidak terdapat rasa tidak berlebihan. Tidak
asing yang mengganggu terdapat rasa asing yang
mengganggu dan tidak terlalu
asin.
Tekstur Tekstur kompak, elastis, kenyal, Tekstur kompak, tidak liat,
tetapi tidak iat atau membal, elastis, tidak ada serat daging,
tidak ada serat daging, tidak tanpa duri dan tulang, tidak
lembek. Tidak basah berair dan lembek, tidak basah berair,
tidak rapuh dan tidak rapuh.
Sumber: Wibowo, (1995).
14
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
2.2 Tinjauan Umum Tentang Bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur,
Merah antosianin, kaemferol, karbohidrat, dan serat
Menurut Tjitrosoepomo (1993) (Rodrigues, 2003).
klasifikasi dari tanaman bawang merah b. Khasiat bawang Merah
adalah sebagai berikut: Mengonsumsi bawang merah dalam
Kingdom : Plantae masakan sangat sedap.Namun jika
Divisio : Spermatophyta dikonsumsi langsung, bawang merah
Subdivisio : Angiospermae mempunyai bau yang sangat tajam dan perih
Class : Monocotyledonae dimata.Bawang merah memiliki banyak
Ordo : Liliaceae khasiat bagi kesehatan seprti pencegah
Family : Liliales kanker lambung, kanker kolorektal, kanker
Genus : Allium prostat, kanker esofagus dan kanker
Species : Allium Cepa perut.Bawang merah juga mempunyai
a. Kandungan gizi bawang Merah khasiat dalam mengatur tidur dan suasana
Bawang merah mengandung kalori, hati karena adanya kandungan folat dalam
karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin C, bawang merah. Kandungan folat ini
Vitamin B-6 dan Mangan (Mn).Bawang mencegah kelebihan homosistein dari
merah juga mengandung sejumlah pembekuan dalam tubuh yang dapat
kandungan kalsium, zat besi, asam folat, mencegah darah dan nutrisi lain untuk
magnesium, fosfor dan kalium antioksidan mencapai otak. Homosistein mempengaruhi
quercetin dan sulfur.Umbi bawang merah produksi hormone serotonin, dopamine dan
mengandung senyawa - senyawa yang norepinephrine yang mengatur tidak hanya
dipercaya berkhasiat sebagai antiinflamasi suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu
dan antioksidan seperti kuersetin yang makan yang baik.
bertindak sebagai agen untuk mencegah sel Kandungan sulfide methylallyl dan asam
kanker. Kuersetin, selain memiliki aktivitas amino sulfur pada bawang merah,
sebagai antioksidan, juga dapat beraksi memberikan efek penurunan pada kadar
sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, kolesterol jahat dalam darah dan
berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER) meningkatkan pada kadar kolesterol baik
tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase manfaat bawang merah juga mengontrol
(Klohs, 1997). Kandungan lain dari bawang tekanan darah tinggi dan membuka arteri
15
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
16
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
17
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
18
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
19
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
20
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu
konsetrasinya tinggi akan terdesak keluar membasahi sampel. Proses ini sangat baik
dan diganti oleh cairan penyari dengan untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa panas.
tersebut berlangsung sampai terjadi b. Digesti
keseimbangan konsentrasi antara larutan di Digesti adalah maserasi dengan
luar sel dan di dalam sel. Selama proses pengadukan kontinu pada temperatur yang
maserasi dilakukan pengaduk dan lebih tinggi dari temperatur kamar yaitu
penggantian cairan penyari setiap hari. pada suhu 40-50°C.
Endapan yang diperoleh dipisahkan dan c. Refluks
filtratnya dipekatkan. Keuntungan dari Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut
metode ini ialah peralatannya yang pada temperatur titik didihnya selama waktu
sederhana, sedang kerugiannya antara lain tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas
waktu yang diperlukan untuk mengestrak yang relatif konstan dengan adanya
sampel cukup lama, cairan penyari yang pendingin balik.
digunakan lebih banyk, tidak dapat d. Infus
digunakan untuk bahan-bahan yang Infus adalah ekstraksi menggunakan
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, pelarut air pada temperatur penangas air
tiraks, dan lilin (Simanjuntak, 2008). (bejana infus tercelup dalam penangas air
b. Perkolasi mendidih, temperatur terukur 90°C) selama
Perkolasi merupakan proses 15 menit.
melewatkan pelarut organik pada sampel e. Dekok
sehingga pelarut akan membawa senyawa Dekok adalah ekstrasi dengan pelarut
organik bersama-sama pelarut. Tetapi air pada temperatur 90°C selama 30
efektifitas dari proses ini hanya akan lebih menit(Simanjuntak, 2008).
besar untuk senyawa organik yang sangat
METODE PENELITIAN
mudah larut dalam pelarut yang digunakan.
Cara Panas Pelaksanaan Kegiatan
a. Sokletasi Penelitian dilaksanakan pada bulan
Menggunakan soklet dengan pemanasan Juni – Juli 2015 di Laboratorium Bahan
dan pelarut akan dapat dihemat karena
21
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
Alam FSAINS Universitas Cokroaminoto di atas stirer dengan kecepatan 30 rpm pada
Palopo suhu ruang selama 1 jam.Setelah distirer,
1. Pengumpulan dan Preparasi Sampel maserasi selama 24 jam kemudian disaring
Sampel yang digunakan dalam untuk mendapatkan ekstraknya.
penelitian ini adalah ekstrak bawang merah b. Pembuatan Pengawet dari Campuran
dan asam asetat dimana bawang merah di Asam Asetat dan Ekstrak Bawang Merah
dapatkan dipasar, yang mana hanya pada dengan Konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%
bagian buahnya saja yang di ambil untuk di dan 25%.
ekstraksi, dan asam asetat yang digunakan Ekstrak bawang merah yang diperoleh
yaitu asam asetat yang di dapatkan dipasar dicampurkan dengan asam organik yaitu
dalam kemasan botol kemudian asam asetat asam asetat dengan perbandingan 10 : 1
di campurkan dengan ekstrak bawang merah yaitu, 100 ml ekstrak bawang merah dan 10
sebagai bahan pengawet alami pada bakso. ml asam asetat. Metode pengawetan yang
a. Pembuatan Ekstrak Bawang Merah digunakan adalah perendaman dengan
Bawang merah segar dicuci bersih larutan pengawet konsentrasi pengenceran
terlebih dahulu. Selanjutnya diiris tertentu.Konsentrasi pengenceran yang
memanjang dengan ketebalan 1-2 mm dibuat adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan
setelah itu bawang merah di hancurkan 25%.Waktu perendaman selama 10
menggunakan blender, setelah itu.Ekstraksi menit.Kemudian dilakukan pengujian
bawang merah dilakukan dengan ekstraksi terhadap bakso yang diberi perlakuan
bertingkat metode maserasi (perendaman) pengawetan untuk melihat perubahan-
menggunakan pelarut air.Perbandingan perubahan yang terjadi selama
bawang merah dengan pelarut adalah 1:1, penyimpanan. Parameter yang diuji adalah
yaitu 50 g bawang merah dengan 1000 ml tekstur, warna,aroma uji organoleptik.
pelarut dalam erlenmeyer dan ditempatkan
2. Metode Pengawetan
Kontrol,
K tidak mendapat perlakuan dengan larutan asam asetat dan ekstrak
: bawang merah.
Perendaman
A bakso ke dalam larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
: dengan pengenceran tertentu selama 10 menit.
3. Konsentrasi Larutan Pengawet
22
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
Kontrol,
A tanpa perendaman dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang
0 putih
Perendaman
A bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
1 dengan konsentrasi larutan biang sebesar 5%.
Perendaman
A bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
2 dengan konsentrasi larutan biang sebesar 10%.
Perendaman
A bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
3 dengan konsentrasi larutan biang sebesar 15%.
Perendaman
A bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
2 dengan konsentrasi larutan biang sebesar 20%.
Perendaman
A bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
3 dengan konsentrasi larutan biang sebesar 25%.
Data yang diperoleh berdasarkan dari Penggunaan indra peraba dalam hal ini
hasil pengujian organoleptik terhadap merasakan kepekaan tekstur pada sampel
ekstrak bawang merah dan asam asetat yang menunjukkan kualitas dari sampel.
sebagai bahan pengawet pada bakso.Dari Pengujian organoleptik ini di lakukan
hasil perendaman mie basah dengan larutan setiap 1 kali sehari yaitu, pada pukul (10:00
asam asetat dan ekstrak bawang merah. - sampai selesai).
1. Uji Warna
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan indra penglihatan dalam
mengetahui warna yang di miliki sampel 5.1 Uji Aktivitas Antibakteri Pada
sebagai indikator kuliatas sampel. Ekstrak Bawang Merah dan Asam
2. Uji Aroma Asetat
Penggunaan indra pembau dalam hal Pengujian aktivitas antibakteri dengan
pembauan untuk mengetahui aroma yang menggunakan Ekstrak Bawang Merah dan
dapat menjadi salah satu indikator terjadinya Asam Asetat dilakukan dalam beberapa
kerusaan pada sampel misalnya, saja ada variasi konsentrasi larutan biang.Konsentrasi
bau busuk yang menandakan produk yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%
tersebut mengalami kerusakan pada sampel. dan 25%.Pembuatan larutan biang dengan
3. Uji Tekstur berbagai variasi konsentrasi dibuat dengan
menggunakan campuran ekstrak bawang
23
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
merah dan larutan asam asetat yang telah dan asam asetat masing-masing 4 buah
diencerkan menjadi asam asetat 5%, 10%, bakso kemudian didiamkan selama 5
15%, 20% dan 25%. Ekstrak asam asetat menit.Sampel bakso yang sudah direndam
diperoleh dari proses ekstraksi maserasi kemudian disimpan dalam wadah plastik
(perendaman) yang dilakukan selama 24 dan diamati setiap 24 jam (1 hari) untuk
jam. melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak
Sampel bakso daging yang telah dibuat, bawang merah tersebut.
dimasukkan kedalam ekstrak bawang merah
5.1 Tabel Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat
Konsentrasi Larutan Biang Perlakuan Hari Berjamur
1 2
Kontrol
2 2
1 3
5%
2 4
1 9
10%
2 9
1 11
15%
2 11
1 6
20%
2 7
1 5
25%
2 6
24
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
10
8
Hari Berjamur
0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Kontrol 5% 10% 15% 20% 25%
Grafik 5.1 Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antibakteri Pada Ekstrak Bawang
merah dan Asam Asetat.
25
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
26
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
Dari Tabel 5.3 terlihat bahwa bakso direndam dalam larutan biang 20% dan 25%
yang tidak direndam dengan menggunakan menunjukkan tekstur bakso yang netral.
ekstrak bawang merah dan asam asetat Uji Aroma
menunjukkan tekstur yang sangat tidak Hasil uji Aroma dapat dilihat pada
kenyal.Bakso yang direndam dalam ekstrak Tabel 5.4 mengenai pengkategorian aroma
bawang merah dan asam asetat sebanyak 5% yang terdiri dari lima kategori aroma yakni
menunjukkan tekstur yang tidak Sangat harum, Harum, Netral, Tidak harum
kenyal.Bakso yang telah direndam dalam dan Sangat tidak harum.Hasil pengujian
ekstrak bawang merah dan asam asetat aroma pada bakso menunjukkan bahwa
sebesar 10% dan 15% menunjukkan tekstur bakso yang tidak direndam pada larutan
yang kenyal.Sedangkan bakso yang telah biang ekstrak bawang merah dan asam asetat
memiliki aroma yang sangat tidak
27
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
harum.Bakso yang telah direndam pada larutan biang 25% sangat tidak harum.Hal
larutan asam asetat 5% memiliki aroma yang ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
tidak harum.Sedangkan bakso yang telah konsentrasi larutan biang maka tingkat
direndam pada larutan biang 10% dan 15% keasamannya semakin tinggi yang
memiliki aroma yang netral.Bakso yang menyebabkan bakso memiliki aroma yang
telah direndam pada larutan biang 20% tidak tidak harum.
harum dan bakso yang direndam pada
Tabel 5. 4 Hasil Pengujian Aroma pada Bakso
Kategori Penilaian Aroma Rata- Kategori
Konsentrasi Pengulangan
1 2 3 4 5 Rata Aroma
Sangat Tidak
Kontrol 1 1 1 0 1 8 4.273
Harum
Sangat Tidak
2 1 1 0 1 8 4.273
Harum
5% 1 1 1 2 0 7 4.000 Tidak Harum
2 1 1 2 0 7 4.000 Tidak Harum
10% 1 1 5 2 1 2 2.818 Netral
2 1 5 2 1 2 2.818 Netral
15% 1 1 1 6 2 1 3.091 Netral
2 1 1 6 2 1 3.091 Netral
20% 1 1 1 0 4 5 4.000 Tidak Harum
2 1 1 0 4 5 4.000 Tidak Harum
Sangat Tidak
25% 1 1 1 0 0 9 4.364
Harum
Sangat Tidak
2 1 1 0 0 9 4.364
Harum
28
Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
Klohs WD, Fry DW, Kraker AJ. (1997). Tumbel, M. 2010. Analisis Kandungan
Inhibitors of tyrosine kinase.Curr Boraks dalam Mie Basah yang
Opin Oncol. 9:562-568. Beredar di Kota Makassar. Makssar:
Kimia. Universitas Negeri Makassar.
Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999.
Bawang Merah. Penebar Swadaya, Tritrosoepomo, 1993. Taksonomi Umum.
Jakarta. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
Rukmana.,1994, Bertanam Petsai & Sawi,
Kanisius, Yogyakarta. Wibowo, S., 1995. Budi Daya Bawang
Putih, Merah, dan Bombay. Penebar
Rodrigues A., Fogliano V., Graziani G., Swadaya, Jakarta.
Mendes, S., Vale, A. and Goncalves,
C., 2003. Nutrition Value of Onion Yohana, SKD., U.H. Asmara. 1998. Kajian
Regional Varieties in Northwest Nilai Gizi Bakso Sapi dan Bubur
Portugal, EJEAFChe 2(4): 519-524. Pedas sebagaiSumber Makanan
29
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
30