KINERJA TINGGI
INDRI KUSUMAWATI
0606109915
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Indri Kusumawati
0606109915
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
GlaxoSmithKline Indonesia yang telah dilaksanakan mulai tanggal 02 Maret sampai tanggal 02
Mei 2009.
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berjudul “ Penentuan Kadar Asam Benzoat
dan Kalium Sorbat sebagai Bahan Pengawet dalam Panadol® Syrup dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi di PT. GlaxoSmithKline Indonesia” adalah satu persyaratan
untuk menyelesaikan kuliah program D-3 Kimia Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Laporan ini disusun berdasarkan studi kepustakaan
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu, selain itu pula pada kesempatan ini penulis ingin
1. Kedua orang tua, adik, serta saudara-saudaraku yang telah memberikan dorongan dan
motivasi baik materil, spiritual, serta doa selama penulis melaksanakan PKL.
2. Bapak Drs. Riswiyanto, MS. selaku kepala program studi D-3 Kimia Terapan
3. Ibu Dra. Susilowati Hadisusilo, M.Sc selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
ii
Indonesia.
5. Bapak Budy Susanto, S. Far selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu serta
6. Ibu Pupu, Bapak Fajar, Mba Ari, Bapak Iwan, Ka Ihsan, Ka Hepy, Ka Maul, Ka Uchit,
Ka Gopur, Bapak Iman, Bapak Marsudi, Mas Berri, Mas Dawung, dan Mas Yan serta
seluruh karyawan PT. GlaxoSmithKline Indonesia atas bantuan, nasihat dan informasi
8. Bapak Antonius Herry Cahya selaku pembimbing akademis yang telah membimbing
dalam hal akademis selama penulis belajar di D-3 Kimia Terapan FMIPA Universitas
Indonesia.
9. Mas Hadi yang selalu membuatkan surat-surat dan memberikan informasi yang sangat
10. Dosen, Staf TU dan karyawan Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia.
11. Shufi Ramadiani Swari dan Paramita Vidya selaku rekan seperjuangan yang selalu
memberikan motivasi penulis dalam melaksanakan PKL dan dalam penyusunan laporan
PKL.
12. My Angels ( Anggi, Aya, Ayu, Dini, Esza, Nadia, Najma, Shufi, Riri, dan Vines) yang
13. Rekan-rekan seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
iii
laporan PKL.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan PKL ini.
Semoga Allah SWT jualah yang akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada
Penulis
iv
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2009
Penetapan Kadar Asam Benzoat dan Kalium Sorbat sebagai Bahan Pengawet dalam
Panadol® Syrup merupakan sediaan obat berbentuk sirup yang diberikan secara oral
kepada anak-anak yang berumur 1-12 tahun dan diberikan sesuai dengan dosisnya. Panadol®
Syrup untuk anak-anak yang diperuntukan menyembuhkan demam, sakit kepala, sakit tumbuh
gigi, sakit gigi, dan gejala flu dan cold. Panadol® Syrup merupakan obat analgesik-antipiretik
yang mengandung parasetamol sebagai bahan aktifnya, asam benzoat dan kalium sorbat sebagai
bahan pengawetnya. Pengontrolan mutu Panadol® Syrup dilakukan analisis rutin penetapan
kadar bahan pengawet yaitu asam benzoat dan kalium sorbat sehingga produk tersebut dapat
diketahui kualitas berdasarkan kesesuaiannya terhadap spesifikasi yang telah ditentukan oleh
GlaxoSmithKline. Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap Panadol® Syrup dengan
menganalisis empat batch produk Panadol® Syrup diperoleh kadar asam benzoat masing-masing
sebesar 3,003 mg/mL, 2,995 mg/mL, 2,998 mg/mL, 3,005 mg/mL dan kadar kalium sorbat
masing-masing sebesar 0.995 mg/mL, 1,008 mg/mL, 0,998 mg/mL, 1,001 mg/mL. Hasil yang
3.30 mg/mL untuk asam benzoat dan 0.80 - 1.10 mg/mL untuk kalium sorbat.
Kata Kunci ;
vi
ABSTRAK ................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
vii
viii
3.4.2.5 Analisis kadar asam benzoat dan kalium sorbat dengan menggunakan
4.3.2 Saran untuk program D-III Kimia Terapan Universitas Indonesia ... 51
ix
Tabel 1. Dosis Panadol® Syrup untuk anak-anak umur 1-12 tahun ............. 19
Tabel 2. Beberapa pengawet dan kisaran konsentrasi yang dipakai dalam preparat
farmasi .......................................................................................................... 23
Tabel 7. Hasil Pengukuran Kadar Asam Benzoat dan Kalium Sorbat ......... 44
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Program studi D-3 Kimia Terapan merupakan salah satu program studi
daya manusia yang tidak hanya berpotensi secara keilmuan tetapi juga
menjadi analis yang terdidik, terlatih dan terampil serta mampu meningkatkan
tersebut dapat dijadikan modal bagi para lulusannya untuk memasuki dunia
kerja. Hasil yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan dituangkan dalam
berbagai sumber dasar teori yang berhubungan dengan laporan tersebut dan
dapat dipertanggungjawabkan.
mental, diabetes dan kondisi pencernaan. Selain itu perusahaan ini sedang
Cold & Flu, Panadol® Cold & Flu Night, Insto Moist, Insto Mo Red, Scott’s
yang menganalisa produk non antibotik dari raw material hingga produk jadi
kerja.
kampus.
BAB II
Pulogadung, selesai pada tahun 1992, dan diresmikan pada tahun 1994 oleh
perusahaan yang berdiri dari hasil merger antara Glaxo Wellcome dan
Utara, Eropa Tengah, Eropa Selatan, Amerika Utara dan Amerika Latin.
Philadelphia pada tahun 1890 yaitu Smith Kline & Company. Perusahaan ini
obat cold dan flu, dan obat tukak lambung (Tagamet) menjadikan Smith
Sterling Health.
perusahaan besar yaitu Glaxo dan Burroughs Wellcome. Glaxo berawal dari
dari lima kelas terapeutik utama di dunia, yaitu saluran nafas (respiratory),
dari obat-obat tanpa resep (OTC), produk perawatan oral (gigi dan mulut)
karyawan dengan lebih dari 40.000 karyawan bekerja di bidang sales &
negara dan lebih dari 15.000 karyawan bekerja pada bagian Research &
tahun 2004, anggaran untuk Research & Development adalah sekitar 2,8
milyar poundsterling atau 5 milyar dollar per tahun. GSK menempati urutan
2.2.2.1 Visi
dipercaya.
terbaik.
4) Sense of Urgency
belajar.
mendapatkan penghargaan.
penghargaan.
2.2.2.2 Misi
terkemuka di dunia, dan didukung oleh keahlian serta sumber daya yang
terbesar yang menguasai pangsa pasar obat-obatan dunia setelah Pfizer yang
Directors) dan Corporate Executive Team. Dewan pengurus ini terdiri dari 5
Indonesia.
luas total mendekati 39.000 m2. Jaringan pemasaran meliputi hampir seluruh
persyaratan CPOB.
Wellcome Indonesia).
8.658,3 m2 sedangkan yang lain untuk kantor (office) 1.563,7 m2. Kegiatan
yang meliputi 34 brand family dan terdiri dari 101 SKU (Stock Keeping
Unit) dengan hasil produksi 3,6 juta pak per tahun. PT. Glaxo Wellcome
Janssen. Bogor Site mempunyai luas tanah 19.460 m2 dengan luas bangunan
6.407,5 m2. Bangunan tersebut juga dibagi menjadi 2 macam yaitu untuk
factory seluas 6.283,5 m2 dan untuk office 124 m2. Jumlah karyawan di
2.2.6 Kepegawaian
pegawai kontrak. Perusahaan ini beroperasi dari senin hingga jumat yang
Shift I : pukul 07.30 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 11.30 –
12.00 WIB.
Shift II : pukul 15.30 – 23.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 18.00 –
18.30 WIB.
didasari atas perjanjian kerja antara pekerja dengan perusahaan yang diatur
jaminan bagi serikat pekerja, aturan kerja, aturan penggajian, jaminan sosial,
a) Pengobatan
b) Makanan
makan.
disebabkan oleh perilaku dan lingkungan kerja yang tidak aman akan
macam sediaan yaitu obat tetes mata, sirup cair dan tablet. Semua produk
BAB III
Praktik Kerja Lapangan yang berlangsung mulai tanggal 02 Maret 2009 – 01 Mei
2009, dimulai dari pukul 07.30 – 16.00, setiap hari senin – jumat.
Laporan PKL ini berjudul “ Penentuan Kadar Asam Benzoat dan Kalium
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi “. Adapun kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini
meliputi :
a. Persiapan untuk analisis kimia terhadap obat Panadol® Syrup yang telah
c. Pelaporan
Obat adalah suatu zat atau campuran beberapa zat yang dibuat, ditawarkan
atau dianjurkan untuk disajikan dan atau dijual dengan kegunaan sebagai berikut :
Larutan adalah sediaan cair yang dibuat mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, misal: terdispersi dalam pelarut yang sesuai atau campuran
memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang jika larutan
Larutan obat oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian secara
oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran cosolven-air. Larutan
obat oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan
sebagai sirup. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair
lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral (Zairina,
2001).
Di samping sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti sorbitol
atau gliserin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran
dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain dari zat pembawa.
3.3.1.2 Sirup
kental dan memiliki kadar gula yang tinggi. Penambahan bahan obat atau sari
tumbuhnya jamur. Atas dasar daya tahan itulah maka sediaan berkonsentrasi
tinggi dinilai paling baik, meskipun harus diperhatikan pula, bahwa tingginya
kandungan gula dari sirup juga dapat menyebabkan berkurangnya kelarutan bahan
diberikan secara oral kepada anak-anak yang berumur 1-12 tahun dan diberikan
yang mengandung parasetamol sebagai bahan aktifnya, asam benzoat dan kalium
tidak menimbulkan efek samping untuk anak-anak. Panadol® Syrup untuk anak-
anak yang diperuntukkan menyembuhkan demam, sakit kepala, sakit tumbuh gigi,
sakit gigi, dan gejala flu dan cold. Adapun dosis yang harus diberikan terpapar
pada Tabel 1.
1 – 2 tahun 9,5 – 12 kg 4 – 5 mL
3 – 4 tahun 14 – 16 kg 6 – 7 mL
7 – 8 tahun 21,5-22.5 kg 8 – 9 mL
9 – 10 tahun 25 - 28.7 kg 10 – 12 mL
11 – 12 tahun 33 - 37.5 kg 13 – 15 mL
Pemberian obat Panadol® Syrup ini maksimal 4 kali sehari dan tidak
bakteri, jamur, dan ragi. Jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup
yang tersedia untuk pertumbuhan, sifat, dan aktivitas sebagai pengawet yang
dipunyai oleh beberapa bahan formulasi (beberapa minyak pemberi rasa dan
Beberapa dari mikroorganisme tersebut bisa saja berasal dari sediaan obat
cair itu sendiri atau mikroorganisme lainnya yang mungkin melalui kontak udara
atau pada saat proses. Secara umum ada empat metode yang diterima untuk
mengawetkan makanan, dalam hal ini untuk sediaan obat cair, yaitu :
mikroorganisme.
mikroorganisme.
aktivasi mikroorganisme.
Penambahan zat pengawet kimia digunakan dalam sediaan obat cair selain
pengawetan dengan larutan gula yang terkandung di dalamnya. Hal ini digunakan
Pengawet adalah bahan tambahan makanan atau suatu produk tertentu yang
Ada banyak sumber kontaminasi, diantaranya adalah raw material, wadah dan
2. Pengawet yang cukup larut dalam air untuk mencapai konsentrasi yang
keamanan atau rasa bila preparat tersebut diberikan dengan cara yang
lazim.
formulasi lain dan bahan tersebut tidak mengganggu keefektifan dari zat
pengawet.
7. Pengawet tidak dipengaruhi oleh komposisi bahan dari wadah atau tutup
preparat.
Tidak ada pengawet tunggal yang memenuhi semua persyaratan ini untuk
semua formulasi. Seringkali diperlukan kombinasi dari dua atau lebih pengawet
Zat pengawet terdiri dari senyawa organik dan anorganik dalam bentuk
asam atau garamnya. Aktivitas bahan pengawet tidak sama, misalnya ada yang
Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai adalah sulfit, nitrat dan
nitrit. Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada zat pengawet
anorganik. Bahan organik digunakan dalam bentuk asam maupun dalam bentuk
garamnya. Zat pengawet yang sering dipakai sebagai bahan pengawet ialah asam
sorbat, asam propionat, asam benzoat, asam asetat, dan epoksida (Suwafita,
2002).
preparat farmasi
yang paling terkenal, tetapi hanya sedikit digunakan dalam sediaan farmasi oral,
Jenis zat pengawet lain dari kelompok asam ini yaitu ester-ester asam
parahidroksibenzoat serta garam-garam dari asam benzoat dan asam sorbat. Bahan
pengawet tersebut mudah larut dalam sistem air, dan mempunyai sifat antibakteri
dan antifungi.
Seringkali kombinasi dari dua atau lebih pengawet golongan asam ini
dari satu zat pengawet jenis ini menyebabkan efek sinergis dan bertindak sebagai
dari konstituen, dan hidrolisis. Beberapa pengawet farmasi yang dapat digunakan
Asam benzoat, asam borat, asam sorbat mendenaturasi protein pada dinding sel
Fenol dan senyawa fenol terklorinasi melisis dan mendenaturasi protein pada
(Pratiwi, 2007)
benzoat secara alami terdapat dalam buah kranberri, kayu manis dan cengkeh.
pada makanan karena tujuan penggunaan zat pengawet ini untuk mencegah
Asam benzoat dan garam beserta derivatnya adalah suatu kelompok zat
pengawet kimia yang sudah digunakan secara luas. Garam asam benzoat seperti
garam natrium lebih disukai pemakaiannya karena lebih mudah larut di dalam air.
buah – buahan, minuman dan mentega. Tetapi pengawet ini juga digunakan untuk
mengawetkan suatu sediaan obat berbentuk cair (sirup) agar obat tidak ditumbuhi
Asam benzoat
Asam Benzenkarbosiklik,
Nama lain
Karboksibenzen
Sifat Kimia
Rumus Molekul C 6H 5COOH
Massa Molekul 122,12 g / mol
Aktivitas Antimikroba
jamur, ragi dan bakteri. Asam benzoat akan efektif sebagai antimikroba dalam
asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Sebagai zat antimikroba, asam benzoat
maksimum untuk aktivitas antimikroba terjadi pada pH sekitar 2,5 – 4,0. Pada pH
6,0 aktivitas antimikroba hanya 1 %, oleh karena itu senyawa ini lebih efektif
pada substrat yang bersifat asam. Asam benzoat yang digunakan sebagai
pengawet akan kurang efektif pada suatu bahan pangan yang mempunyai pH 7,0
umumnya aktivitas germisida dari asam benzoat meningkat menjadi sepuluh kali
penyerapan asam benzoat ke dalam sel. Aktivitas asam benzoat terjadi secara
langsung baik terhadap dinding sel dan menginhibisi enzim-enzim pada siklus
Toksisitas
Asam benzoat mempunyai peran toksisitas yang rendah untuk manusia dan
tidak memberikan efek yang merugikan bagi kesehatan. Hal ini disebabkan karena
Dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat karena dalam tubuh
oleh usus dan bereaksi dengan koenzim A membentuk benzoil CoA reaksi ini
dikatalisis oleh suatu enzim hasil sintesis tubuh. Selanjutnya benzoil CoA bereaksi
dengan glisin membentuk asam hipurat. Asam hipurat disintesis di dalam hati,
reaksi ini dikatalisis oleh enzim asiltransferase dan kemudian asam hipurat
90 % asam benzoat yang diubah menjadi asam hipurat. Mekanisme asam benzoat
pengujian secara klinis benzoat terhadap tubuh manusia atau hewan, pada kadar
O O
Asam Hipurat
Batas Maksimum
Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm
penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi
yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan
karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan
terhadap manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat
badan melalui injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10
mg/hari selama beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan
(Suwafita, 2002).
Kalium sorbat merupakan garam dari asam sorbat, yang berfungsi sebagai
bahan pengawet dalam makanan. Kalium sorbat efektif dalam berbagai aplikasi
Kalium sorbat diperoleh dari reaksi antara asam sorbat dengan kalium
O O
Rumus molekul dari kalium sorbat adalah C6H7O2K dengan nama IUPAC
Tingkat kelarutannya dalam air adalah 58.2% pada 20 oC. Kelarutan kalium sorbat
lebih tinggi dibandingkan dengan kelarutan asam sorbat (0.15% pada 20 oC), oleh
sebab itu kalium sorbat lebih banyak digunakan sebagai senyawa antimikroba.
Kalium Sorbat
IUPAC Kalium-2,4-heksadienoat
Sifat – Sifat
Aktivitas Antimikroba
dan Penicillium sp) dan khamir dapat mendetoksi sorbat berdasarkan reaksi
Toksisitas
panjang tidak berbahaya bagi kesehatan. Kalium sorbat juga tidak menyebabkan
Batas Maksimum
Kalium sorbat merupakan salah satu dari garam sorbat. Zat pengawet K-
sorbat mempunyai fungsi dan batasan maksimum penggunaan yang sama dengan
asam benzoat. Oleh karena itu penggunaan K-sorbat sebagai pengawet dalam
bahan makanan juga tidak boleh berlebihan agar tidak terjadi keracunan. ADI
maksimum K-sorbat dalam makanan berkisar antara 0,05 - 0,3 % untuk yang
permukaan makanan. Garam sorbat itu lebih sering digunakan karena mempunyai
kelarutan yang lebih baik dalam air dan bekerja dalam keadaan tidak terdisosiasi,
Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Namun metode yang sering digunakan untuk
3.3.4.1 Pendahuluan
Kromatografi adalah suatu teknik penentuan kadar suatu zat kimia dengan
perbedaan sifat komponen-komponen tersebut terhadap fase diam dan fase gerak
yang ada dalam sistem kromatografi. Komponen sampel secara selektif ditahan
oleh suatu fase diam, pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan keseimbangan
distribusi dari komponen sampel diantara dua fase yang tidak saling bercampur,
yaitu fase diam dan fase gerak. Sampel harus larut dalam fase gerak untuk
berinteraksi kuat dengan fase diam akan bermigrasi lebih lambat dibandingkan
adalah cairan yang melalui fase diam. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
adalah kromatografi cair yang dilakukan dengan menggunakan fase diam yang
terikat secara kimia pada penyangga halus yang sebaran ukurannya sempit dan
fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju terkendali menggunakan tekanan
dari kromatografi kolom yang sering digunakan dalam biokimia dan analisis
KCKT menggunakan suatu kolom sebagai fase diam, pompa yang dapat
membawa larutan fase gerak menuju fase diam, dan sebuah detektor yang dapat
kolom, apakah sebagai fase padat yang murni atau dilapisi dengan cairan.
dengan satu atau lebih macam pelarut. Dikenal dua sistem pompa pada KCKT,
atau lebih dari satu macam larutan pengembang (pelarut pengembang campur)
dengan perbandingan yang tetap. Komposisi fase gerak yang digunakan tidak
Pada dasarnya alat kromatografi cair terdiri dari sistem pompa, tempat
Pompa
Pompa berfungsi untuk mengalirkan fase gerak ke dalam kolom. Ada dua
jenis pompa, yaitu pompa tekanan tetap dan pompa kecepatan tetap. Beberapa
Injektor
kromatogram yang ditampilkan tidak akan memadai jika injeksi contoh yang
a) Aliran henti
ditutup, dan aliran dilanjutkan lagi (biasanya sistem aliran utama tetap
berada pada tekanan kerja). Cara ini dapat dipakai karena difusi di dalam
b) Septum
Septum adalah injektor langsung pada aliran, yang sama dengan injector
yang lazim dipakai pada kromatografi gas. Injektor tersebut dapat dipakai
dipakai untuk semua pelarut kromatografi cair. Selain itu, partikel kecil
Jenis injektor ini biasanya dipakai untuk menyuntikkan volum yang lebih
besar dari 10µL dan sekarang dipakai dalam sistem yang diotomatiskan
(volum yang lebih kecil dapat disuntikan secara manual memakai adaptor
Kolom
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kolom analitik dan kolom preparatif.
Ada tiga kualitas yang perlu diperhatikan dalam memilih kolom KCKT, yaitu
daya pisah, faktor kapasitas, dan faktor kecepatan yang digambarkan sebagai
selektivitas dan efesiensi kolom. Daya pisah atau sering disebut resolusi
Seperti lazimnya kromatografi cair, fase diam berupa permukaan zat padat
yang berfungsi sebagai medium yang menyerap, atau permukaaan zat cair yang
terdapat pada sejenis zat padat. Banyak sistem fase diam baru yang telah
– komponen sampel serta hasil akhir analisis dibuat dalam bentuk lurus (tidak
Dilihat dari jenis fase diam dan fase gerak maka KCKT (kolomnya)
konvensional dimana fase diamnya “normal” bersifat polar, misalnya silika gel,
merupakan kromatografi dimana fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase
geraknya bersifat polar. Untuk mendapatkan fase yang non polar silika gel
direaksikan dengan klorosilan Cl-Si-(R)n. fase diam non polar yang banyak
dipakai adalah jenis C18, C8, dan C2. Keuntungan kromatografi fase terbalik, yaitu
senyawa polar akan lebih baik pemisahannya pada kromatografi fase terbalik,
senyawa yang mudah terionkan (ionik) yang tidak terpisahkan pada kromatografi
cair kinerja tinggi “normal” akan dapat terpisahkan pada kromatografi fase
terbalik, dan dengan kromatografi fase terbalik dapat digunakan sebagai salah satu
Konvensional 10 – 20 4.5 10
Mikrobore 10 2.4 5
Detektor
yang ada di dalam sampel dan mengukur jumlanya. Idealnya, suatu detektor yang
baik harus mempunyai sensitifitas yang baik terhadap semua komponen yang
terdapat dalam sampel. Selain itu detektor juga dapat memberikan suatu
persamaan garis lurus yang baik sehingga dapat digunakan untuk analisa
kuantitatif dan akhirnya suatu detektor harus dapat dipercaya dan mudah
dioperasikan.
Pada umumnya, sinyal yang berasal dari detektor diperkuat terlebih dahulu
sebelum disampaikan pada alat perekam yang sesuai, biasanya berupa suatu
perekam potensiometrik; dalam hal ini sinyal merupakan fungsi dari waktu. Dapat
pula sinyal dikirimkan kepada suatu integrator digital elektronik untuk mengukur
3.4.1.1 Alat
- Autosampler - Syringe
3.4.1.2 Bahan
- NaOH padat
- Asetonitril
bercampur.
• Fase gerak yang digunakan untuk analisis kadar asam benzoat dan
labu ukur.
tersebut.
100 mL.
• Dibilas pipet tersebut dengan larutan fase gerak dan dilarutkan sampel
ultrasonic bath.
• Lalu dipipet kembali 5.0 mL larutan dalam labu ukur 100 mL tersebut
3.4.2.5 Analisis kadar asam benzoat dan kalium sorbat dengan menggunakan
kadar asam benzoat dan kalium sorbat maka diatur kondisinya sebagai
berikut :
(870:60:70)
- Temperatur : Ambien
dan dirata-ratakan, hasil dari setiap rata-rata ini disebut Ps. Diukur
dari asam benzoat dan kalium sorbat yang terkandung dalam standar,
Dari tabel 6. dapat dilihat bahwa kadar asam benzoat di dalam sampel
Panadol Syirup berkisar antara 2.995 sampai 3.005 mg/mL dan kadar kalium
sorbat berkisar antara 0.995 sampai 1.008 mg/mL. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kadar asam benzoat dan kalium sorbat di dalam sampel Panadol Syrup
2.40 sampai 3.30 mg/mL untuk asam benzoat dan 0.80 sampai 1.10 mg/mL untuk
kalium sorbat. Persen SBR yang diperoleh pada masing-masing sampel juga
memenuhi standar, yaitu ≤ 1.5 %. Nilai persen SBR yang cukup kecil pada
Keterangan :
Luas area sampel AB dan KS diperoleh dari kromatogram contoh tiap-tiap batch.
Luas area standar AB dan KS beserta konsentrasinya menggunakan luas area dan
Perhitungan kadar asam benzoat dan kalium sorbat dari empat batch yang
72146
72157 0.0
72169
72157
= 2.990 mg/ml
72157
= 3.000 mg/ml
664273
664333 0.0
664394
664333
= 1.008 mg/ml
664333
= 1.008 mg/ml
secukupnya dari poliol (seperti sorbitol, gliserin, propilen glikol, atau polietilen
glikol) mempunyai suatu efek ekso osmotik terhadap mikroorganisme, dan pula
menahan pertumbuhan bakteri (Pratiwi, 2007). Asam benzoat dan kalium sorbat
lebih efektif melawan jamur dan khamir, oleh karena itu keduanya ditambahkan
Dari kromatogram yang dihasilkan dapat dilihat bahwa asam benzoat dan
kalium sorbat yang terkandung di dalam sampel dapat dipisahkan dengan baik.
Jenis KCKT yang digunakan dalam penetapan kadar ini adalah KCKT fase
terbalik, sedangkan sistem elusinya adalah dengan sistem elusi isokratik, karena
komposisi fase geraknya tidak berubah dan sampel yang dianalisis tidak
mempunyai kepolaran yang beragam. KCKT jenis ini digunakan karena sampel
yang dianalisis, yaitu asam benzoat dan kalium sorbat merupakan senyawa
organik yang bersifat polar. Fase gerak yag digunakan bersifat polar karena
senyawa organik yang polar cenderung dapat larut dalam pelarut yang polar dan
Dari kromatogram yang dihasilkan juga dapat dilihat peak dari asam
benzoat memiliki waktu retensi yang lebih singkat dibandingkan dengan peak
kalium sorbat. Hal ini menunjukkan bahwa asam benzoat mengalami interaksi
yang lebih kuat dengan fase geraknya dan interaksi yang lemah dengan fase
diamnya sehingga keluar terlebih dahulu dari kolom. Sedangkan kalium sorbat
merupakan suatu garam yang akan berubah menjadi asam sorbat setelah
dilarutkan dengan fase gerak dan akan mengalami interaksi yang lebih kuat
dengan fase diamnya dibanding dengan fase geraknya sehingga akan keluar dari
kolom belakangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa asam benzoat lebih bersifat
3.6 Kesimpulan
berikut :
yang baik.
3. Dari keempat sampel yang dianalisis kadar asam benzoat dan kalium
sorbat dengan hasil sebagai berikut, bahwa kadar asam benzoat di dalam
sampel Panadol Syrup berkisar antara 2.995 sampai 3.005 mg/mL dan
kadar kalium sorbat berkisar antara 0.995 sampai 1.008 mg/mL. Hasil ini
BAB IV
PENUTUP
4.1 Hasil
Dari penentuan kadar asam benzoat dan kalim sorbat sebagai pengawet dalam
Panadol Syrup dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi didapatkan hasil
sebagai berikut, bahwa kadar asam benzoat di dalam sampel Panadol Syrup berkisar
antara 2.995 sampai 3.005 mg/mL dan kadar kalium sorbat berkisar antara 0.995
sampai 1.008 mg/mL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar asam benzoat dan
kalium sorbat di dalam sampel Panadol Syrup telah memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan oleh GlaxoSmithKline, yaitu 2.40 sampai 3.30 mg/mL untuk asam
1. Pengenalan alat baru yang tidak terdapat di perkuliahan seperti HPLC dengan
autosampler.
4.3 Saran
selama ini. Semoga tidak pernah lelah dalam membimbing kami, mahasiswa
Terapan, dapat menghasilkan hubungan kerja yang sangat baik dengan pihak
Indonesia.
Melyana. (2001). Analisa Pengawet Natrium Benzoat pada Bahan Makanan dan
Pratiwi, E. (2007). Penentuan Kadar Metil Paraben dan Propil Paraben sebagai
Suwafita, T. (2002). Analisis Kuantitatif Kadar Asam Benzoat dan Asam Sorbat
dalam Makanan dan Minuman. Depok: Program D-3 Kimia Terapan FMIPA UI.
Secretary
QA
Administration
EHS EHS Eng. Officer Logistic Mfg.
Manager Manager Officer Mgmt
Technical
Officer
EHS Supervisor Factor Factor
Services 2 Services 1 Warehouse Manufacturing
Superviso Supervisor Supervisor Supervisor QA Pharmacist
Janitor r
HPLC “Breeze”
59
Keterangan :
Luas area contoh AB dan KS diperoleh dari kromatogram contoh tiap-tiap batch. Luas
area standar AB dan KS beserta konsentrasinya menggunakan luas area dan konsentrasi
Perhitungan kadar asam benzoat dan kalium sorbat dari empat batch yang dihitung
72146
72157 0.0
72169
Sampel 1
72157
= 2.996 mg/ml
72157
= 3.006 mg/ml
Sampel 2
72157
72157
= 3.000 mg/ml
Sampel 3
72157
= 2.991 mg/ml
72157
= 3.002 mg/ml
Sampel 4
72157
= 3.000 mg/ml
72157
= 3.007 mg/ml
664273
664333 0.0
664394
664333
= 0.997 mg/ml
664333
= 0.993 mg/ml
Sampel 2
664333
= 1.008 mg/ml
664333
Sampel 3
664333
= 1.000 mg/ml
664333
= 0.996 mg/ml
Sampel 4
= 0.999 mg/ml
664333
= 1.001 mg/ml