1
IV.2 Desain Awal Area Reklamasi Pit Gosowong
Desain Awal Area Reklamasi Pit Gosowong menggunakan acuan
topografi rona akhir penambangan pit Gosowong, ini merupakan topografi update
Mei tahun 2014 dimana berakhirnya penambangan hingga contour terendah pada
level RL 95 dan kemiringan lahan rata-rata mencapai 80%. Dengan total Area
256.409,9 m2 Terlihat pada Gambar IV.2
2
merupakan volume keseluruhan yang ada di daerah stockpile top soil.
3
Sumber : Dept. Pertambangan PT. NHM, 2013
Gambar.IV 3 Peta Wastedump Sambiki
IV.3.2.2 Kebutuhan Top Soil Pada Area Bottom dan Top Pit Gosowong
Perhitungan kebutuhan volume top soil pada bottom dan top pit
Gosowong dengan ketebatalan yang sudah ditetapkan oleh PT NHM yaitu
berkisar ≥ 15 cm dengan luas area top sebesar 6,61 Ha dan luas bottom sebesar
4,05 Ha, perhitungan kebutuhan top soil menggunakan rumus sebagai berikut :
Volume Top Soil yang dibutuhkan
top = Luas Area X ketebalan. = 66.100 m2 X 0,15 m = 9915 m3
Volume Top Soil yang dibutuhkan
bottom = Luas Area X ketebalan = 40.500m2 X 0,15 m = 6075 m3
4
Tabel.IV 1 Kekurangan Top Soil Untuk Kegiatan Reklamasi Pada Pit Gosowong
Ketebalan Kebutuhan Volume
Luas Sisa
No Nama Rata-Rata Volume Total top
(m2) Volume
(m) (m3) soil
1 wastedump 251000 0.15 37650 28224.24 -9425.76
2 top pit 66100 0.15 9915 -9425.76 -19340.76
3 bench 92110.72 0 -19340.76 -19340.76
4 slope 164308.3 0 -19340.76 -19340.76
5 bottom pit 40500 0.15 6075 -19340.76 -25415.76
Dari Tabel IV.1 Top Soil yang di gunakan untuk reklamasi waste dump
sudah mengalami kekurangan sebanyak 9425,76 m3. Seperti disebutkan diatas
kekurangan top soil dikarenakan lapisan top soil sebelum dilakukan penambangan
sangat tipis sehingga tidak dapat di gunakan untuk kebutuhan reklamasi sebagian
dari Waste dump. Kekurangan top soil tersebut diatasi dengan top soil alternatif
yang diperoleh dari pengolahan dan penampungan kolam lumpur.
5
Tabel.IV 2 Lokasi sampling tanah di sekitar area tambang Blok Gosowong
No. Blok Lokasi Kode Tahun Koordinat
sampel Tanam
1 Gosowong Sambiki GSW1 2011 N 01° 08' 25.9"; E 127° 42'
WD 09.7"
2 Gosowong Sambiki GSW2 2012 N 01° 08' 29.3"; E 127° 42'
WD 07.3"
3 Gosowong Sambiki GSW3 2011 N 01° 08' 33.6"; E 127° 42'
WD 04.4"
4 Gosowong South GSW4 2002 N 01° 08' 34.1"; E 127° 41'
WD 45.3"
5 Gosowong Main GSW5 2013 N 01° 08' 29.5"; E 127° 41'
WD 35.7"
6 Gosowong Pit Area GSW6 2014 N 01° 08' 37.8"; E 127° 42'
15.5"
7 Gosowong Rompad GSW7 2015 N 01° 08' 43.8"; E 127° 41'
Ext 52.2"
8 Gosowong Main GSW8 Old N 01° 08' 52.7"; E 127° 41'
WD 50.2"
9 Gosowong Original GSW9 - N 01° 08' 58.3"; E 127° 41'
Forest 53.1"
6
1,47g/cm3, sementara lapisan bawahnya 0.87 hingga 1.71 g/cm3. Pertumbuhan
akar, secara umum, mulai terganggu ketika bobot isi mencapai 1,55 hingga 1,6
g/cm3 dan tidak dapat berkembang pada bobot isi sekitar 1,8 g/cm3 atau lebih.
Data tanah yang digunakan untuk top soil alternatif masih dikatakan baik dari
segi bobot ini dikarenakan hanya sebagian bobot isi yang melebihi 1,55 dan
masih dibatas wajar karena tidak melebihi 1,8 g/cm3
Tabel.IV 3 Sifat-sifat fisik contoh tanah di area revegetasi PT. Nusa Halmahera
Minerals
Sumber: Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah PT. NHM, 2018 oleh Laboratorium Fisika Tanah, DITSL-IPB,
7
Pada umumnya tanah di block gosowong memiliki porositas tanah di areal
revegetasi bervariasi antara 42.97 hingga 67.00% baik di lapisan atas maupun
lapisan bawah tergolong dalam kelas porositas kurang baik sampai porous
(Arsyad,1975).
Berdasarkan Tabel IV.3 dapat dilihat bahwa permeabilitas tanah dalam
keadaan yang baik, tidak ada permeabilitas yang lambat walaupun hasilnya sangat
bervariasi mulai dari aga lambat sampai aga cepat, namun hal tersebut masih
dibatas wajar.
Berdasarkan data analisa fisik tanah top soil alternatif layak untuk
digunakan dalam kegiatan revegetasi yang berada di pit Gosowong. Karena masih
dalam standar yang baik, top soil alternatif merupakan tanah yang tererosi dan
mengendap di kolam pengendapan lumpur. Karena faktor dari erosi kondisi
kandungan hara dalam tanah tergantung. Oleh sebab itu untuk perbaikan kualitas
tanah dalam rangka revegetasi, maka penambahan kompos ke lubang-lubang
tanam dalam jumlah yang mencukupi sangat dianjurkan.
8
agak masam yaitu 6.0 di lapisan atas dan agak alkalis yaitu 7.7 di lapisan
bawah.pH yang berada pada tanah daerah blok gosowong terbilang rendah. Pada
kondisi pH yang masam, maka tanah di lokasi-lokasitersebut memerlukan
perlakuan pengapuran. Selain itu, tanah di semua lokasi memiliki pH KCl yang
lebih rendah dibandingkan pH H2O yang menunjukkan bahwa koloid-koloid
tanah ini bermuatan negatif.
Tabel.IV 4 Hasil analisis sifat-sifat kimia sampel tanah di area revegetasi sekitar
blok gosowong
No Kode Lapisan Lokasi Tahun Tekstur (pipet) pH (1:5)
(cm) tanam
9
Penggunaan tanah didaerah blok gosowong untuk revegetasi harus
menggunakan pengelolahan yang baik guna meningkatkan nilai pH yang baik
bagi vegetasi yang akan tumbuh diatasnya, tritmen yang sudah dilakukan sejak
top soil alternatif berada di stockpile, keberhasilan nilai pH yang baik dilihat dari
tumbuhnya tanaman cover crop di sekitar stockpile. Setelah cover crop tumbuh,
soil alternatif dinyatakan sudah siap dipindahkan kearea revegetasi yang sudah
direncakan. Pada gambar IV.6 menunjukan kodisi top soil alternatif yang berada
di stockpile.
10
Tabel.IV 5 Hasil Analisa Tekstur Tanah
No Kode Lapisa Lokasi Tekstur (pipet) USDA Struktur
n (cm) Tekstur Tanah
tanah
Pasir Debu Liat
% % %
11
Dari hasil percobaan analisa kimia, analisa fisik dan tekstur struktur
menggunakan metode segitiga tekstur USDA.Berdasarkan data analisa fisik tanah
top soil alternatif layak untuk digunakan dalam kegiatan revegetasi yang berada
di pit Gosowong. Karena masih dalam standar yang baik, dari analisa
kimiamenunjukkan bahwa reaksi tanah di area revegetasi gosowong sangat
bervariasi dari masam (pH 4.7-6.0) hingga agak alkalis (7.7). Area revegetasi di
Gosowong memiliki pH yang tergolong masam, yaitu berkisar antara pH 4.7
hingga 5.5 dan memerlukan trimen berupa pengkapuran. Untuk analisa tekstur
dan struktur menunjukan bahwa tektur dan struktur tanah sangat berpengaruh
terhadap kondisi tanaman.berdasarkan hasil pengamatan secara langsung banyak
tamanan yang dapat tumbuh didaerah block gosowong, hal tersebut membuat
tekstur dan struktur tanah dalam keadaan normal untuk tanaman.
Sambiki
1 GSW-1 2011 SR ST SR S T R
WD
Sambiki
2 GSW-2 2012 SR T R S T R
WD
12
Sambiki
3 GSW-3 2011 R S SR S R R
WD
South
4 GSW-4 2002 SR SR SR T SR S
WD
Main
5 GSW-5 2013 SR T SR S S R
WD
Rompad
7 GSW-7 2015 SR ST SR R S R
Ext
Main
8 GSW-8 <2011 R T R S S R
WD
Hutan
9 GSW-9 - S R SR T S S
alami
Berdasarkan hasil analisis kimia, fisik dan biologi tanah terdapat beberapa
masalah tanah, yaitu beberapa lokasi memiliki kejenuhan Aluminium sedang
hingga sangat tinggi, kandungan C-organik, N-total, P-tersedia dan K rendah
hingga sangat rendah. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, maka ke
depan pada saat revegetasi perlu dilakukan penambahan bahan organik dalam
bentuk kompos dan pupuk NPK ke setiap lubang tanam.
Dibandingkan dengan tanah di hutan alami, tanah di area revegetasi juga
memiliki sifat fisik yang kurang baik, yaitu permeabilitas rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah relatif padat, sehingga akan mengganggu sirkulasi
udara dan air pada pertumbuhan akar tanaman. Proses pemadatan biasanya terjadi
pada saat penimbunan tanah pucuk dengan menggunakan alat-alat berat. Oleh
sebab itu penambahan bahan organik dalam bentuk kompos juga bermanfaat
untuk mengurangi pemadatan tanah
13
pada kolam sedimenpond. Penentuan tingkat erosi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus USLE (Universal Soil LossEquation)
14
diantaranya tanaman dapat bertahan dan tumbuh dengan subur, dapat
Menghembat waktu pada kegiatan revegetasi serta memiliki kekurangan
diantaranya lebih membutuhkan perawatan yang yang berkala seperti pemukan
dan pemantauan agar dapat tanaman yang ditanam dapat bertumbuh serta
pertumbuhan tanaman tidak terlalu baik. Penggunaan bahan dalam metode ini
juga terbilang mudah didapat berupa tanah, pupuk,serbuk gergaji, karung plastik,
tali dan tanaman yang sudah bertumbuh didalam polybag.
Selain metode panada ada juga metode penanaman pohon. Pada metode ini
menggunakan tanah sebagai media tumbuh tanaman. metode ini memiliki
kelebihan diantaranyatanaman dapat tumbuh lebih cepat karena sudah berbentuk
tanaman bukan bibit lagi,tanaman dapat beradaptasi dengan cepat pada area yang
akan dilakukan kegiatan revegetasi, Pertumbuhan tanaman dapat dipastikan lebih
baik. Serta memiliki kekurangan berupa perlu adanya perawatan secara berkala
yaitu penyulaman, pemupukan, pembersihan gulma, pemangkasan cabang liar.
Bahan – bahan yang digunaka pada metode ini berupa tanaman yang sudah di
tumbuh dalam polibag, tanah dan serbuk gergaji serta pupuk, Alcosorb.
Penggunaan kedua metode ini saling melengkapi untuk menunjang
rencana revegetasi didaerah bottom pit dan salah satu cara untuk menanggulangi
kekurangan dari top soil itu sendiri. Pada gambar IV.7 dan gambar IV.8
merupakan gambaran metode yang di terapkan di lapangan.
15
Sumber : Dept Enviro PT NHM
Gambar.IV 7 Metode Panada
16
bisa juga menggunakan ecomesh,jerami
kawat dan bibit cover crop. Pada gambar IV.9 dan Gambar IV.10 merukan cara
pembuatan metode sosis serta penerapan metode dilapangan.
17
adanya perawatan secara berkala. Bahan – bahan yang digunakan pada metode
coconet yaitu serbuk kelapa yang telah dianyam sehingga berbentuk seperti jaring
atau bisa juga menggunakan ecomesh, jerami, kapur, bibit Cover Crop. Pada
gambar IV.11 merupakan sebuah penerapan metode coconet dilapangan.
18
tanaman jenis pioner lebih cocok dipakai dengan jarak tanaman yaitu 4 meter.
19
Gambar.IV 13 Metode Penanaman Pohon
20
Tabel.IV 10 Perbandingan Luas Rencana dan Realisasi Penanaman
Area Tahap Luas Rencana (m3) Realisasi Lapangan (m3)
Tahun 2013 tahun 2019
21
Tabel.IV 11 Perbandingan Rencana Revegetasi dan Realisasi Vegetasi
Area Tahap Luas Rencana Realisasi Lapangan persen
Bottom (m3) Tahun 2013 (m3) tahun 2019 Keberhasila
n
LCC 1 40500 40500 100%
Pionir 2 40500 40500 100%
Lokal 3 40500 40500 100%
22
perlukan penanganan untuk mengatasi permasalahan air asam, yang merupakan
faktor utama penyebab area tersebut mengalami perubahan pH untuk itu perlu
adanya pembuatan saluran untuk penyaliran air asam agar air asam tersebut tidak
terkena area yang sudah di rencanakan untuk kegiatan revegetasi
Pionir 2 0 0 0
Lokal 3 0 0 0
23
Tabel.IV 14 Perbandingan Rencana Revegetasi dan Realisasi Vegetasi
Area Tahap Luas Rencana Realisasi Lapangan persen
Slope (m3) Tahun (m3) tahun 2019 Keberhasilan
2013
LCC 1 164308,3 137509,6 83,69%
Pionir 2 0 0 0%
Lokal 3 0 0 0%
24
dengan tanaman penutup, memiliki luas area yaitu 169732,69 𝑚2 jika
dipresentasikan yaitu 47% dari total luas area yang tertutupi oleh tanaman Pioner.
Dengan hasil didapat presentasi keberhasilan penanaman tanaman pionir berikut
ini beberapa jenis tanaman pionir yang ditanami yaitu Jabon, Binuang, Ranga,
Ketapang, Tagalolo, Linggua, Senggon buto, Gamelina, Gamal, Johar, Kembang
Kuning, Spatudia.
25
Tabel.IV 15 Jumlah Vegetasi Rencana
No. Name Rencana Revegetasi (pohon)
Pionir
2 Tranbesi 220
3 Hirabanga 40
4 Sengon Lokal 40
5 Ketapang 80
6 Johar 20
7 Jabon 20
8 Linggua 20
Lokal
9 Lamtoro 40
10 Sukun Hutan 20
11 Hiru 40
TOTAL 800
26
Tabel.IV 16 Jumlah vegetasi Realisasi
Area Bottom
Pionir
2 Tranbesi 216
3 Hirabanga 33
4 Sengon Lokal 37
5 Ketapang 71
6 Johar 18
7 Jabon 16
8 Linggua 15
Lokal
9 Lamtoro 34
10 Sukun Hutan 16
11 Hiru 32
TOTAL 740
27
Tabel.IV 17 Perbandingan Vegetasi Rencana dan Realisasi
Area Bottom
No. Name Rencana Revegetasi Aktual Revegetasi
(pohon) (revegasi)
Pionir
1 Sengon Buto 260 252
2 Tranbesi 220 216
3 Hirabanga 40 33
4 Sengon Lokal 40 37
5 Ketapang 80 71
6 Johar 20 18
7 Jabon 20 16
8 Linggua 20 15
Lokal
9 Lamtoro 40 34
10 Sukun Hutan 20 16
11 Hiru 40 32
TOTAL 800 740
97%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 216
- Tumbuh Trambesi = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% = 220 X 100%
=98%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 33
- Tumbuh Hirabanga = X 100% = X 100% =83%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 40
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 37
- Tumbuh Sengon Lokal= X100%= 40 X 100%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
=93%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 71
- Tumbuh Ketapang = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =80X100% = 89%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 18
- Tumbuh Johar = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% = X 100% = 90%
20
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 16
- Tumbuh Jabon = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =20 X 100% = 80%
28
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 15
- Tumbuh Linggua = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =20 X 100% = 75%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 34
- Tumbuh Lamtoro = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =40 X 100% = 85%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 16
- Tumbuh Sukun hutan= 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X100% = 20 X 100% =
80%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 32
- Tumbuh Hiru= 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =40 X 100% = 89%
Daya pertumbuhan untuk daerah bottom Pit sangat baik dengan jumlah
tubuh 740 batang pohon dari total 800 rencana yang telah ditanam. Untuk
tumbuhan pionir, sengon buto merupakan tanaman yang memiliki daya tumbuh
yang paling tinggi diantara yang lainya dengan persenan 98%, dengan daya
tumbuh 216 dari rencanaya 220. Sedangkan untuk tanaman lokal adalah tanaman
lamtoro dengan persen daya tumbuh 85%, yang tumbuh sebanyak 34 batang
bohon dengan rencana 40 batang pohon.
29
tingkat pH yang rendah pada area yang tingkat pHnya rendah, sedangkan metode
panada menggunakan media yang digunakan yaitu tanah, serbuk gergaji, karung
plastik, tali dan tanaman yang sudah tumbuh dalam polybag. Dari hasil
pemantauan dilapangan menyatakan keberhasilan dari dua metode ini cukup
rendah yaitu 35% yang disebabkan oleh kadar keasam pada tanah area yang akan
di revegetasi, oleh karena itu perlu ada pengaturan drainase untuk menggatur air
asam yang menjadi faktor utama tanah tersebut menjadi asam sehingga tanah
dapat terjaga keasamannya.
Area Top
1 Tranbesi 180
2 Johar 40
5 Ketapang 40
6 Linggua 40
7 Hirabanga 20
8 Spatudia 60
9 Jabon 20
TOTAL 700
30
Tabel.IV 19 Jumlah vegetasi Realisasi
Area Top
No. Local Name Aktual Revegetasi
(pohon)
1 Tranbesi 174
2 Johar 34
3 Sengnon Lokal 112
4 Sengon Buto 174
5 Ketapang 33
6 Linggua 32
7 Hirabanga 17
8 Spatudia 52
9 Jabon 17
TOTAL 645
2 Johar 40 34
5 Ketapang 40 33
6 Linggua 40 32
7 Hirabanga 20 17
8 Spatudia 60 52
9 Jabon 20 17
31
Perhitungan Presentasi Tumbuh setiap Vegetasi
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 174
- Tumbuh Tranbesi = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% = X 100% =
180
97%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 34
- Tumbuh Johar = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =40 X 100% =85%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 112
- Tumbuh Sengon Lokal= 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X100%=120X 100%=93%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 174
- Tumbuh Sengon Buto= X100%= 180 X 100%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
=97%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 33
- Tumbuh Ketapang = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =40X100% = 83%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 32
- Tumbuh Linggua = X 100% = X 100% =
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 40
80%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 17
- Tumbuh Hirabanga = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =20 X 100%= 85%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 32
- Tumbuh Linggua = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% = X 100% = 80%
40
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 52
- Tumbuh Spatudia = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =60 X 100% =87%
𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 17
- Tumbuh Jabon = 𝑉𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 X 100% =20 X 100% =85%
Daya pertumbuhan untuk daerah top Pit sangat baik dengan jumlah tubuh
645 batang pohon dari total 700 rencana yang telah ditanam. Untuk tumbuhan
sengon buto dan trambesi merupakan tanaman yang memiliki daya tumbuh yang
paling tinggi diantara yang lainya dengan persenan 97%, Sengon buto merupakan
tanaman jenis non lokal yang memiliki pertumbuhan yang pesat sedangkan
trambesi merupakan tamanan lokal yang memiliki pertumbuhan yang lambat.
Untuk tanaman yang memiliki daya tumbuh yang kecil persentasenya adalah
tanaman linggau dengan persentase 80%. Linggau adalah tanaman lokal yang
memiliki pertumbuhan yang cepat.
Dari hasil perhitungan didapat hasil daya tumbuh vegetasi yang digunakan
di PT Nusa Halmahera Mineral bertujuan untuk mengetahui presentasi
pertumbuhan tanaman sesuai dengan Permen ESDM No. 1827/2018 yaitu harus
diatas 80 %. Dengan keseluruhan jumlah tanamana 2200 Pohon yang dapat hidup
32
total 1632 Pohon berdasarlan hasil di atas dapat dibuat grafik. Grafik yang
tersebut menerangkan presentasi tumbuh pada setiap jenis vegetetasi dan daya
tumbuh pada lokasi pit Gosowong.
Grafik diatas merupakan perbandingan rasio tumbuh tanaman dalama
kegiatan revegetasi lahan bekas tambang PT. Nusa Halmahera Mineral dari hasil
yang didapat prentasi tumbuh tanaman pada area Bottom pit nilai presentase
sebesar 93%, area Top pit sebesar 92%, area bench sebesar 35% dan area Slope
sebesar 28% artinya pada area bottom pit dan Top pit sudah memenuhi standart
penilaian pertumbuhan tanaman yaitu tingkat presentasinya diatas dari >80%
sedangkan pada area Bench dan Slope belum memenuhi standart yang mengacu
pada peraturan pemeritah
33
Peta di atas menggambarkan pola penanaman tanaman pioneer dan
tanaman lokal yang dilakukan oleh PT Nusa Halmahera Mineral dan pada kondisi
saat ini PT Nusa Halmahera Mineral dalam tahap penyulaman tanaman pionir dan
penanaman tanaman lokal.
Sengon
1 < 1700 2000 - 3000 21 - 30 Asam - Netral
Buto
Netral - Agak
6 akasia < 1500 1000 - 2500 20 - 34
basa
Netral - Agak
7 Mahoni 50 - 4000 1600 - 4000 18 - 34
basa
Sukun
9 < 1.500 > 1.500 22 - 38 Asam - Netral
Hutan
34
Syarat Tempat Tumbuh
Nama
no
Tanaman
ketinggian Curah Hujan
Suhu ( C ) pH Tanah
(mdpl) (mm/tahun)
10 Hirabanga
13 hiru
Netral - Agak
14 Linggua <500 1300 - 4000 18 - 24
basa
Asam -
18 Pala 700 2000 - 3500 20 - 30
Netral
Sengon
20 < 1700 2000 - 3000 21 - 30 Asam - Netral
Lokal
Dari total yang direncanakan 1500 batang dan yang berhasil tumbuh 1385
batang dengan presentasi 74% dari total tanaman yang hidup dan hidup dengan
kondisi yang baik Berikut merupakan kondisi tanaman dari lokasi penanaman.
35
Tabel.IV 22 Kondisi Tanaman Di Bottom Pit
36
Jenis Jumlah warna Tinggi diameter Kondisi Pensentase
No Kondisi Batang Jumlah
vegetasi total Daun (m) (cm) Vegetasi kondisi vegetasi
Lurus dan
Hijau 0,21 13 Sehat 32 80%
bebas Gulma
5 0 40
Lurus dan
kuning terserang
gulam
Lurus dan
Hijau 1 35 Sehat 32 80%
bebas Gulma
6 0 40
Lurus dan
kuning terserang
gulam
Lurus dan
Hijau 0,25 16 Sehat 17 85%
bebas Gulma
7 4 20
Lurus dan
kuning terserang
gulam
Lurus dan
Hijau 1,55 17 Sehat 174 97%
bebas Gulma
8 0 180
Lurus dan
kuning terserang
gulam
37
Pensentase
Jenis Jumlah warna diameter Kondisi
No Kondisi Batang Tinggi (m) Jumlah kondisi
vegetasi total Daun (cm) Vegetasi
vegetasi
Lurus dan
Hijau 2,5 10,1 Sehat 252 97%
bebas Gulma
1 0.825 260 Lurus dan
kuning terserang
gulam
38
Jenis warna diameter Kondisi Pensentase
No Jumlah total Kondisi Batang Tinggi (m) Jumlah
vegetasi Daun (cm) Vegetasi kondisi vegetasi
Lurus dan bebas
Hijau 2,1 10 Sehat 216 98%
Gulma
2 0.925 220
Lurus dan
kuning
terserang gulam
Lurus dan bebas
Hijau 1,7 30 Sehat 33 83%
Gulma
3 0.8875 40
Lurus dan
kuning
terserang gulam
Lurus dan bebas
Hijau 1,6 79 Sehat 37 93%
Gulma
4 0.9 40
Lurus dan
kuning
terserang gulam
Lurus dan bebas
Hijau 1,15 21 Sehat 71 89%
Gulma
5 0.8 80
Lurus dan
kuning
terserang gulam
Lurus dan bebas
Hijau 2,5 27 Sehat 18 90%
Gulma
6 0.75 20
Lurus dan
kuning
terserang gulam
39
Jenis Jumlah warna Kondisi diameter Kondisi Pensentase
No Tinggi (m) Jumlah
vegetasi total Daun Batang (cm) Vegetasi kondisi vegetasi
Lurus dan
Hijau 2,26 37 Sehat 16 80%
bebas Gulma
7 0.85 20 Lurus dan
kuning terserang
gulam
Lurus dan
Hijau 1,7 27 Sehat 15 75%
bebas Gulma
8 0.8 20 Lurus dan
kuning terserang
gulam
Lurus dan
Hijau 2,7 49 Sehat 34 85%
bebas Gulma
9 0.8 40 Lurus dan
kuning terserang
gulam
Lurus dan
Hijau 1,6 21 Sehat 16 80%
bebas Gulma
10 0 20 Lurus dan
kuning terserang
gulam
40
Jenis Jumlah warna Kondisi diameter Kondisi Pensentase
No Tinggi (m) Jumlah
vegetasi total Daun Batang (cm) Vegetasi kondisi vegetasi
Lurus dan
Hijau 1,17 84 Sehat 32 80%
bebas Gulma
11 0 40
Lurus dan
kuning terserang
gulam
Kondisi vegetasi baik 740 93%
Total Vegetasi 800
Kondisi vegetasi tidak baik 0
41
Perhitungan kondisi tanaman bertujuan untuk mengetahui presentasi tanaman
yang hidup dan tanaman yang mati, sehingga bisa melihat kesesuaian tumbuh
tanaman dan standart presentasi yang ditetapkan oleh Permenhut No 60 tahun
2009 dan Permen ESDM No. 1827/2018 yaitu mengharuskan diatas 80%.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat dibuat grafik untuk
menggambarkan presentasi tumbuh tanaman pada setiap daerah dan jenis
tanaman yang digunakan untuk kegiatan revegetasi.
120%
97% 98%
100% 93% 89% 90%
83% 80% 85% 80% 80%
75%
80%
60%
40%
20%
0%
Persenan Keberhasialan
pada area Top pit dapat dibuat grafik untuk presentase tingkat tumbuh tanaman
diarea tersebut oleh karena itu pada grafik dibawah ini menggambarkan
presentase tumbuh tanaman pada area Top pit.
Kondisi Vegetasi
150%
96% 87% 93% 97%
100% 85% 80% 80% 85% 85%
50%
0%
Persenan Keberhasialan
81
dapat dilihat pada area Top pit tanaman yang di tanaman dapat tumbuh dengan
sehat dikarena pada PT Nusa Halmahera Mineral jika terdapat tanaman yang
kurang sehat pada area reklamasi maka akan langsung dilakukan proses
penyulama dengan menggunankan tanaman baru, karena pada PT Nusa
Halmahera Mineral melakukan proses maintenance tanaman dengan waktu 1
bulan sekali oleh karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat
terpantau dan terkontrol dengan baik.
82
Tabel.IV 24 Nilai pH air pada kolam penampungan Air Asam Tambang
83
Tabel.IV 25 Keberhasilan Revegetasi Bagian Top
Kegiatan Objek
Parameter Standart Penilaian nilai Keterangan (%)
Reklamasi Kegiatan
Revegetasi Penanamana a. Luas Area penanaman
1. Ditanami Cover crop ≥ 90
Tanaman Cover Crop 3
%
2. Ditanami Cover crop 70 % - 100.00%
Tanaman Pionir 2
90 %
Tanaman Lokal 3. Ditanami cover crop < 70 % 1
b. Pertumbuhan Tanaman
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tanaman Cover Crop 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 100.00%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tanaman Pionir 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2
3. < 60 % Sesuai Rencana 1 100.00%
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tanaman Lokal 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 100.00%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
81
Kegiatan Objek Keterangan
Parameter Standart Penilaian nilai
Reklamasi Kegiatan (%)
c. Jenis Vegetasi
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Johar 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 85%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Sengon Buto 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 96%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Revegetasi Penanamana
Spatudia 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 87%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Sengon Lokal 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 93%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Ketapang 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 80%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
82
Kegiatan Keterangan
Reklamasi Objek Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai (%)
Revegetasi Penanamana c. Jenis Vegetasi
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Linggua 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 80%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Hirabanga 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 85%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tranbesi 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 97%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
jabon 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 85%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
d. Kondisi Vegetasi 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 92%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
83
Kegiatan
Objek Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai Keterangan (%)
Reklamasi
a. Pengelolaan
2. Material AAT 70%-90% diisolasi 2 0
Material
1. Memenuhi BML 3
c. Kolam Pengendap
2. Ambang batas BML 2 0
Sedimen
84
Tabel.IV 26 Keberhasilan Revegetasi Bagian Bottom
Kegiatan Objek Keterangan
Reklamasi Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai (%)
Revegetasi Penanamana
a. Luas Area penanaman
Tanaman Cover Crop 1. Ditanami Cover crop ≥ 90 % 3
Tanaman Pionir 2. Ditanami Cover crop 70 % - 90 % 2 100%
85
Kegiatan
Reklamasi Objek Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai Keterangan (%)
Revegetasi Penanamana
c. Jenis Vegetasi
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 97%
86
Kegiatan Objek
Reklamasi Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai Keterangan (%)
Revegetasi Penanamana 1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Johar 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 90%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Jabon 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 80%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Linggua 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 75%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Lamtoro 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 85%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Sukun
2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 85%
Hutan
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Hiru 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 80%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
87
Kegiatan Keterangan
Reklamasi Objek Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai (%)
Revegetasi 1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Penanaman 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 93%
d. Kondisi Vegetasi 3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. Material AAT > 90% diisolasi 3
2. Material AAT 70%-90% diisolasi 2 0
a. Pengelolaan Material 3. Material AAT < 70% diisolasi 1
1. Tidak terjadi Alur-alur erosi sampai ringan <
Pengelolaan Air 5% 3
Pembangkit 0
b. Bangunan Pengendali 2. Alur erosi ringan 5%-10% 2
AAT
Erosi 3. alur erosi sedang 10%-15% 1
1. Memenuhi BML 3
c. Kolam Pengendap 2. Ambang batas BML 2 0
Sedimen 3. Tidak memenuhi BML 1
88
Tabel.IV 27 Tingkat Keberhasilan Top dan Bench
b. Pertumbuhan Tanaman
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tanaman Cover Crop 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 27.90% 63.96%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tanaman Pionir 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 0.00% 0.00%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
Tanaman Lokal 2. 60% - 80% Sesuai Rencan 2 0.00% 0.00%
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
89
Kegiatan Objek Keterangan Keterangan
Parameter Standart Penilaian nilai
Reklamasi Kegiatan Top % Bench (%)
Revegetasi Penanamana c. Jenis
Vegetasi
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
2. 60% - 80% Sesuai
2 0% 0%
Rencan
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
2. 60% - 80% Sesuai
2 0% 0%
Rencan
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
2. 60% - 80% Sesuai
2 0% 0%
Rencan
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
2. 60% - 80% Sesuai
2 0% 0%
Rencan
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
1. ≥ 80 % Sesuai Rencana 3
2. 60% - 80% Sesuai
2 0% 0%
Rencan
3. < 60 % Sesuai Rencana 1
90
Kegiatan Keterangan Keterangan
Objek Kegiatan Parameter Standart Penilaian nilai
Reklamasi Top % Bench (%)
91
Tabel.IV 28 Perhitungan Keberhasilan Revegetasi Setiap Area
Penilaian
Pertumbuhan Tanaman
Luas Area
No Area Tanaman
penanaman Tanaman Tanaman
Cover
Pionir Lokal
Crop
1 Top 3 3 3 3
2 Slope 3 3 0 0
3 banch 1 1 0 0
4 Bottom 3 3 3 3
Penilaian
No Area Jenis Vegetasi
Sengon Sengnon Sukun
Johar Spatudia Ketapang Linggua Hirabanga Tranbesi Jabon Lamtoro Hiru
Buto Lokal Hutan
1 Top 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0
2 Slope 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 banch 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bottom 3 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 3
92
Pengelolaan Air Pembangkit AAT
Nilai
Kondisi Bangunan Kolam Nilai
No Area Pengelolaan Keberhasilan
Vegetasi Pengendali Pengendap Keberhasilan
Material Tiap Area
Erosi Sedimen
1 Top 3 0 0 0 82%
2 Slope 3 0 0 0 50%
61%
3 banch 3 0 0 0 28%
4 Bottom 3 0 0 0 82%
Tingkat keberhasilan revegetasi lahan pada area bekas penambangan pit Gosowong PT Nusa Halmahera Mineral yaitu pada area Top
sebesar 82%, pada area Slope 50%, pada area bench 28% dan pada area Bottom yaitu 82%. Dengan Keberhasilan Rata-Rata 61%.
93
81