Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alda Salsabrina

NPM/Kelas : 192121014/2A

Mata Kuliah : Kajian Puisi

Dosen Pengampu : Budi Riswandi.,S.Pd.,M.Pd.

Analisis Puisi “Pukul 4 Pagi”

Karya : Aan Mansyur

Melalui Pendekatan Objektif.

Pendekatan Objektif adalah pendekatan yang memberikan perhatian penuh pada kerya sastra
sebagai  struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra
secara strukturaklisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan  juga pendekatan
objektif.

PUKUL 4 PAGI - AAN MANSYUR

Tidak ada yang bisa diajak berbincang.


Dari jendela kau lihat
bintang-bintang sudah lama tanggal.
Lampu-lampu kota
bagai kalimat selamat tinggal.
Kau rasakan seseorang di kejauhan
menggeliat dalam dirimu.
Kau berdoa: semoga kesedihan
memperlakukan matanya dengan baik.

Kadang-kadang, kau pikir,


lebih mudah mencintai semua orang
daripada melupakan satu orang. Jika ada seseorang
yang terlanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian
hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan.

Dirimu tidak pernah utuh.


Sementara kesunyian
adalah buah yang menolak dikupas.
Jika kaucoba melepas kulitnya,
hanya akan kau temukan
kesunyian yang lebih besar.

Pukul 4 pagi. Kau butuh kopi segelas lagi

Unsur Lahir

a.      Tipografi

Puisi Pukul 4 Pagi Karya Aan Mansyur terdiri dari enam bait yang masing-masing baitnya
terdiri dari jumlah baris yang berbeda-beda. Bait pertama terdiri dari lima baris, bait kedua
terdiri dari empat baris, bait ketiga terdiri dari tiga baris, bait keempat terdiri dari lima baris,
bait kelima terdiri dari enam baris, dan bait keenam terdiri dari satu baris. Masing-masing
baris tidak lebih dari sebelas suku kata.

b.      Diksi

Pilihan kata yang digunakan oleh Aan Mansyur adalah kata-kata yang menunjukkan
kedalaman makna. Kata-kata tersebut adalah bintang-bintang tanggal, seseorang di kejauhan
menggeliat dalam diri , berdoa, melupakan seseorang, dan kesunyian. Kata-kata tersebut
mewakilkan apa yang terjadi, terlihat, dan terpikirkan pada pukul 4 pagi. Diksi yang ada pada
puisi ini masih relatif mudah untuk dipahami.

c.       Pengimajian / Citraan

Pengimajian yaitu kata/susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan/imajinasi. Citraan


perasaan merupakan citraan yang sangat dominan dalam puisi Pukul 4 Pagi karya Aan
Mansyur. Selain itu ada beberapa pengimajian lain dalam puisi tersebut.

Salah satu bait yang paling kuat menunjukkan citra perasaan adalah bait berikut ini :
Kadang-kadang, kau pikir,
lebih mudah mencintai semua orang
daripada melupakan satu orang.

Mencintai dan melupakan merupakan perasaan yang pasti ada pada setiap manusia yang
pernah mengalami fase jatuh cinta.
Selain citra perasaan, juga ada citra penglihatan yang terdapat pada bait pertama, yaitu :

Tidak ada yang bisa diajak berbincang.


Dari jendela kau lihat
bintang-bintang sudah lama tanggal.

 Bintang-bintang merupakan benda langit yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan.

d.      Majas / Gaya Bahasa

Puisi Pukul 4 Pagi memiliki tiga majas diantaranya, Majas simile terdapat pada bait pertama,
baris keempat yaitu “ Lampu- lampu kota bagai kalimat selamat tinggal”, lalu majas
personifikasi terdapat pada bait kelima baris kedua dan ketiga yaitu “Sementara kesunyian
adalah buah yang menolak dikupas”, dan majas antiklimaks terdapat pada bait kelima baris
keempat hingga keenam yaitu “jika kaucoba melepas kulitnya, hanya akan kau temukan
kesunyian yang lebih besar”.

Kesimpulan

            Proses pemaknaan karya sastra dapat dipahami dengan menggunakan berbagai


pendekatan, pendekatan objektif atau struktural merupakan salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam menganalisis karya sastra. Karena arti sesungguhnya dari sebuah karya
sastra hanya yang tahu si pemiliknya. Dengan menganalisis dan membahami arti puisi
tersebut kita sudah mengapresiasi karya sastra tersebut.

    

Anda mungkin juga menyukai