Anda di halaman 1dari 15

KEGAWATDARURATAN TRAUMA MUSKULOSKELETAL

Oleh :

Ryan Faisaldo Sirad

1733021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

PALEMBANG 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esayang
telah memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kegawatdaruratan Trauma Muskuloskeletal”. Makalah
ini di buat sebagai tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat. Penulis
banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
pembaca yang sekiranya dapat membangun dan memotivasi penulis untuk
berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini dengan baik.

Palembang

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar belakang......................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................4
C. Tujuan penulisan..................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6
A. Pengertian.............................................................................................................6
B. Klasifikasi............................................................................................................6
C. Faktor risiko.........................................................................................................8
D. Penatalaksanaan...................................................................................................9
E. Komplikasi.........................................................................................................11
BAB III ANALISA KASUS........................................................................................12
A. Kasus..................................................................................................................12
B. Pengkajian..........................................................................................................12
C. Diagnosa.............................................................................................................12
D. Intervensi............................................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang teridiri dari tulang, otot,
ligamen kartilago, tendon, facia dan brusae serta persendian. Trauma pada sistem
muskuloskeletal ini sering terjadi pasien yang datang ke unit gawat darurat
dengan berbagai keluhan dan merasa sakit, pada pemeriksaan ditemukan memiliki
ketegangan pada tendon atau kesleo (ligamen), fraktur, dislokasi dan cedera
muskulo lainya. Banyak trauma muskuloskeletal ini diakibatkan oleh aktivitas
yang berlebih atau berat yang dilakukan terus menerus (Alsheihly and Alsheikhly,
2018).
Trauma pada bagaian muskulkoskeletal disebabkan oleh cedera atau
disfungsi struktur pada sekitarnya dan struktur yang disangga dan dilindunginya.
Penanganan pada trauma muskulo dapat dilakukan dengan memberi dukungan
pada bagian yang cedera sampai trauma hilang atau sembuh. Dukungan yang
diberikan pada trauma dapat diberikan dengan internal maupun eksternal. Setelah
efek trauma yaitu nyeri dan cedera hilang, penanganan akan berfikus pada
pencegahan fibrosis, kekakuan pada tulang atau organ yang cedera melalui latihan
yang baik, proses penyembhan, dan pengembalian fungsi dapat dipercepat dengan
terapi fisik (Suratun, 2008, p. 139).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengeritan trauma muskuloskeletal?
2. Bagaimana klasifikasi trauma muskuloskeletal?
3. Apasaja faktor risiko trauma muskuloskeletal?
4. Bagaimana penatalaksanaan trauma muskuloskeletal?
5. Bagaimana komplikasi trauma muskuloskeletal

C. Tujuan penulisan
1. Sistem muskulahami pengertian trauma muskuloskeletal

4
2. Memahami bagaimana klasifikasi trauma muskuloskeletal
3. Memahami apasaja faktor risiko trauma muskuloskeletal
4. Memahami bagaimana penatalaksanaan trauma muskuloskeletal
5. Memahami bagaimana komplikasi trauama muskuoskeletal

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, otot,
kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian. Trauma merupakan
keadaan ketika seseorang mengalami cedera dan mengakibatkan trauma yang
disebabkan paling umum adalah kecelakaan lalulintas, industri, olahraga, dan
pekerjaan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal adalah kondisi dimana
terjadinya cedera atau trauma pada sistem muskuloskeletal yang menyebabkan
disfungsi struktur disekitarnya dan struktur pada bagian yang dilindungi dan
penyangganya (Wijaya, 2019, p. 204). Trauma muskuloskeletal merupakan suatu
keadaan ketika seseorang mengalami cedera pada sistem muskuloskeletal, yaitu
tulang, sendi otot, ligamen, kartilago, tendon, fascia, persendian dan brusae yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga dan rumah tangga.
Sehingga menyebabkan disfungsi pada struktur sistem muskuloskeletal

B. Klasifikasi
Klasifikasi trauma muskulo dapat dibagi menjadi berikut (Alsheihly and
Alsheikhly, 2018, pp. 173–189):
1. Trama jaringan lunak
Jaringan lunak adalah istilah yang mencakup semua jaringan yang ada
pada tubuh kecuali tulang. Trauma ini mencangkup kulit, otot, pembuluh,
ligamen, tendon, dan saraf. Trauma yang disebabkan dapat dibedakan dari
yang ringan, seperti lutut tergores, hingga kritis yang mencangkup perdarahan
internal, yang melibatkan kulit dan otot-otot , luka ini dibagi menjadi luka
tertutup dan terbuka.
a. Luka tertutup
Cedera dumana tidak ada jalur terbuka dari luar lokasi yang terluka
dibedakan menjadi

6
1) Kontusio yaitu cedera traumatis pada jaringan di bawah kulit.
2) Ecchymosis yaitu perubahan warna pada kulit yang disebabkan darah
bocor ke jaringan lunak disekitarnya menyebabkan kulit berubah
warna.
3) Edema yaitu pembekakan akibat peradangan atau caian abnormal
dibawah kulit.
4) Strain yaitu robeknya otot yang dihasilkan dari peregangan berlebihan
atau terlalu banyak tenaga.
5) Kesleo, cedera sendi yang mengakibatkan kerusakan pada ligan=men
dan dislokasi sebagian atau sementara dari ujung tulang, robekan atau
peregangan ligamen penyokong.
b. Luka terbuka
Cedera dimana kulit terganggu atau rusak, mengekspos jaringan
dibawahnya dapat dibagimenjadi
1) Abrasi yaitu hilangnya lapisan kulit atas.
2) Laserasi yaitu potongan kulit dengan tepi bergerigi.
3) Sayatan yaitu ditandai dengan tepi halus dan menyerupai potongan
kertas.
4) Tusukan yaitu biasanya luka yang didalam dan sempit seperti luka
tusukan akibat paku atau pisau.
5) Avulsi yaitu dimana lipatan kulit secara paksa terkoyak dari
perekatanya
6) Amputasi yaitu pelepasan sebagian atau seluruh anggota badan atau
pelengkap tubuh lainya.
2. Fraktur
Patahnya tulang yang mengakibatakan gangguan tualng parsial atau total.
Faraktur diklasifikasikan menjadi tertutup dan terbuka.
a. Fraktur tertutup yaitu dimana tulang patah tanpa penetrasi kulit atau
koneksi dengan permukaan luar.
b. Fraktur terbuka yaitu dimana adanya luka pada kulit atau jaringan ikat
diatasnya karena adanya paparan dari patah tulang.

7
3. Dislokasi
Sebuah perpindahan daru ujung tulang pada sendi yang mengakibatkan tidak
normalnya ligamen disekitar sendi.juga disebut dengan luxation, terjadi ketika
ada pemisahan abnormal pada sendi diman dua atau lebih tulang bertemu.
Gejala dislokasi meliputi :
a. Gerak terbatas bahkan hilang.
b. Nyeri saat bergerak.
c. Mati rasa disekitar area
d. Parathesia dan perasaan gili dianggota badan.

C. Faktor risiko
Faktor risiko trauma muskulo dapat dibedakan sebagai berikut (Lukman, 2012):
1. Usia
Usia seseorang yang lanjut atau lansia cenderung mengalami nyeri pada tulang
atau pada muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan, dan
dapat beresiko patah tulang dikarenakan kekuatan tulang yang menurun dapat
disebabkan karena jatuh.
2. Pekerjaan
Pekerjaan yang berada pada satu tempat yang sama dan tidak berpindah atau
sikap tubuh yang buruk dapat menyebabkan gangguan pada muskuloskeletal.
Pekerjaan yang berat juga dapat beresiko terjadinya trauma akibat dari beban
berlebih pada otot dan tulang.
3. Tingkat aktivitas
Hal ini dikarenakan aktivitas penggunaan otot yang berlebihan atau terlalu
lama tanpa istirahat seperti para olahragawan hal ini dapat menyebabkan
gangguan atau trauma pada muskuloskeletal.
4. Gaya hidup
Gaya hidup ini dipengaruhi dengan kebiasaan seseorang yang berlebihan
dalam menggunakn sistem muskuloskeletal seperti kebiasaan olahraga tanpa
prosedur yang tepat.

8
D. Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan yang dapt dilakukan antaralain (Alsheihly and
Alsheikhly, 2018, pp. 173–187; Pangaribuan, 2019):
1. Penatalaksanaan trauma muskulo dilakukan sesuai klasifikasi kejadian,
tindakan umum yang dapat dilakukan, yaitu:
a. menghilangkan nyeri akibat trauma.
b. Terapi obat-obatan, seperti analgetik, obat anti inflamasi non-streroid,
kartikosteroid.
c. Fisioterapi dan terapi okupasi
Terapi ini digunakan dalam rangka membantu pasien untuk
menghilangkan rasa nyeri yang dialami, serta menjaga rentang gerak agar
tidak terdapat kekakuan, menjaga kekuatan dan juga menyesuakan
kegiatan aktivitas sehari-hari sesuai dengan konsisi saat ini.
2. Penatalaksanaan pada cedera jaringan lunak.
a. Pada cedera tertutup
1) Strain dan kesleo
Pasien dengan kondisi ini biasanya mengaami rasa nyeri dan sensasi
terbakar dengan atau tanpa ekimosis, terdapat kelainan pada bentuk
sendi, kehilangan pergerakan sendi. Tindakan yang dilakukan adalah
dengan pengobatan kontrol nyeri, strapping atau perban suportif, dan
mobilisasi dengan splinting senhingga otot yang terkena pada posisi
yang rileks. Kompres dingin juga dapat dilakukan untuk mengurangi
rasa nyeri.
b. Luka terbuka
1. Abrasi
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan pembersiahan luka,
menutup luka dengan perban. Dialanjutkan dengan tindakan sekunder
yang berfokus dengan pencegahan infeksi
2. Leserasi dan sayatan
Perawatan yang dilakukan umumnya sama dengan perawatan abrasi.
Mengaliri luka dengan NaCl, menghilangkan benda asing yang

9
menempel, mengontrol perdarahan dengan menerapkan kompresi dan
pembalutan luka setempat, memberikan cairan intravena jika
diperlukan (mus, pada kasus perdarahan dan kemungkinan terjadi
hemodinamik). Jika tendon dan otot utama terpotong maka dilakukan
imobilisasi.
3. Avulsi
Penatalaksanaan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk
mengindari cedera vaskular dan neurologis. Perdarahan harus dikontrol
dengan tekanan langsung pada tempat perdarahan, bagian avulsi harus
dikelola dengan menerapkan beberapa pembalut yang kuat.
Kontaminasi harus dihindari pastikan penutup avulsi harus rata dengan
posisi normal.
4. Amputasi
Perawatan dinilai dengan ABCDE, yang menerapkan managemen
jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, kecacartan dan lingkungan pasien
dan jontrol perdarahan dengan tekanan langsung atau aplikasi
torniquet. Jika torniquet di aplikasikan harus menutup aliran arteri,
karena sistem vena yang dapat menigkatkan perdarahan.
Penatalaksanaan dengan pengobatan syok melalui cairan IV dan atau
tranfusi darah, vasopresor jika perlu, kontrol rasa sakit dan
pemantauan terus menerus tanda vital pasien.
c. Fraktur
Penatalaksanaan pada pasien fraktur dimulai dengan ABCDE, mengontrol
perdarahan, perawatan syok, menringankan rasa sakit, obati cedera terkait
dan tutupi area yang terluka dengan pembalut steril, imobilisasi fraktur,
pemberian antibiotik IV, jangan menempatkan kembali tulang yang patah,
tunggu dokter ortopedi.
d. Dislokasi
Perawatan dislokasi tergantung pada tempat terjadinya dan tingkat
keparahan, pengobatan awal yang dilakukan adalah istirahat, es, kompresi
dan ketinggian. Manipulasi dan reposisi obat penenang atau anestesi

10
diperlukan untuk membuat pasien nyaman dan juga memungkinkan otot
didekat sendi yang cidera utnuk rileks dan memudahkan prosedur, lalu
lakukan imobilisasi (sling, spint dan gips beberapa minggu untuk
mencegah terulangnya cedera, pemberian obat-obatan (pereda nyeri dan
pelemas otot), yang terakhir adalah rehabilitasi. Prosedur pembedahan
dilakukan hanya jika ada saraf atau pembuluh darah yang rusak atau pada
cedera berulang.

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul akibat trauma muskulo adalah sidrom
kompartemen akut yaitu peningkatan tekanan jaringan intrastitial yang
berkepanjangan didalam kpmpartemen yang ada di fasia yang mneyebabkan
gangguan perfusi dan kerusakan jarignan. Terkait dengan peningkatan
premeabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma ke ruang itraselular
menyebabkan tekanan yang lebih lanjut pada otot dan saraf

11
BAB III
ANALISA KASUS
A. Kasus
Seorang laki-laki 24 tahun dengan inisial Tn A mengalami kecelakaan lalu lintas
dibawa ke UGD dan didiagnosis dengan close fractur manus (D) . Klien
mengatakan mengalami KLL (Kecelakaan Lalu Lintas) Sepeda Motor dengan
Truk 1 jam sebelumnya (jam 09.00 WIB). Klien dibawa ke UGD RSK
Mojowarno oleh warga setempat. Klien mengatakan sebelumnya ia hendak ke
kota M, lalu tiba-tiba tertabrak Truk. Didapatkan hasil TTV: Tekanan darah
130/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, Suhu 36,5OC, RR 24x/menit, dan GCS e3 v5 m6
(total 14). Pada hasil pemeriksaan fisik ditemukan luka robekan di pelipis kiri ± 3
cm dan pada jari kelingking tangan kanan ± 4 cm dengan kedalaman ± 0,5 cm.
Terdapat perdarahan pada luka robekan. terdapat bengkak berwarna merah
kebiruan pada kulit sekitar luka. Klien mengatakan merasa nyeri pada bagian
kepala dan lengan dengan VAS 4 (skala 1 – 10).

B. Pengkajian

Ds:
 Klien mengatakan sebelumnya ia hendak ke kota M, lalu tiba-tiba
tertabrak Truk.
 Klien mengatakan merasa nyeri pada bagian kepala depan dan lengan
kanan.
Do:
 Terdapat luka robekan di pelipis kiri ± 3 cm dan pada jari kelingking
tangan kanan ± 4 cm dengan dalam ± 0,5 cm.
 VAS nyeri 4 (skala 1 – 10)

C. Diagnosa
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik

12
D. Intervensi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI


1 Nyeri akur b.d agen pencedera Setelah dilakuakn asuhan keperawatan Managemen nyeri
fisik 2x24 jam pasien diharapkan - Identifikasi lokasi, karakteristik, lokasi,
Ds: 1. Tingkat nyeri kualitas, intensitas nyeri
 Klien mengatakan - Keluhan nyeri pada skala 2 - Identifikasi skala nyeri
sebelumnya ia hendak ke ditingkatkan pada skala 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
kota M, lalu tiba-tiba - Meringis pada skala 2 mengurangi rasa nyeri
tertabrak Truk. ditingkatkan pada skala 4 - Jelaskan penyebab, periode, dan
 Klien mengatakan merasa 2. Mobilitas fisik pemicunyeri
nyeri pada bagian kepala - Pergerakan ekstremitas pada - Anjurkan monitur nyeri secara mandiri
depan dan lengan kanan. skala 2 ditingkatkan pada skala - Ajarkan teknik non farmakologis untuk
Do: 4 mengurangi nyeri
 Terdapat luka robekan di - Gerakan terbatas pada skala 2 - Kolaborasi pemberian analgetik
pelipis kiri ± 3 cm dan dirtingkatkan pada skala 4
pada jari kelingking
tangan kanan ± 4 cm
dengan dalam ± 0,5 cm.
 VAS nyeri 4 (skala 1 – 10)

13
BAB IV

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, otot,
kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian. Trauma merupakan
keadaan ketika seseorang mengalami cedera dan mengakibatkan trauma yang
disebabkan paling umum adalah kecelakaan lalulintas, industri, olahraga, dan
pekerjaan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal adalah kondisi dimana
terjadinya cedera atau trauma pada sistem muskuloskeletal yang menyebabkan
disfungsi struktur disekitarnya dan struktur pada bagian yang dilindungi dan
penyangganya. Penanganan pada trauma muskulo dapat dilakukan dengan
memberi dukungan pada bagian yang cedera sampai trauma hilang atau sembuh.

B. Saran
Penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, jadi pembaca bisa
memvalidasi dengan referensi yang tersedia untuk mendapatkan teori yang lebih
baik. Kritik dan saran penulis diharapkan demi perbaikan makalah tentang trauma
muskuloskeletal ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

ADDIN CSL_CITATION {"citationItems":[{"id":"ITEM-1","itemData":


{"author":[{"dropping-particle":"","family":"Alsheihly","given":"Ahmad
Subhy","non-dropping-particle":"","parse-names":false,"suffix":""},{"dropping-
particle":"","family":"Alsheikhly","given":"Mazin Subhy","non-dropping-
particle":"","parse-names":false,"suffix":""}],"container-
title":"Intechopen","id":"ITEM-1","issued":{"date-parts":
[["2018"]]},"title":"Musculoskeletal Ijuri : Type and Management Protocol For
Emergency Care","type":"article-journal"},"uris":
["http://www.mendeley.com/documents/?uuid=ad2c960a-1055-4c01-a2e8-
b86b23679ce9"]}],"mendeley":{"formattedCitation":"(Alsheihly and Alsheikhly,
2018)","plainTextFormattedCitation":"(Alsheihly and Alsheikhly,
2018)","previouslyFormattedCitation":"(Alsheihly and Alsheikhly,
2018)"},"properties":{"noteIndex":0},"schDAFTAR PUSTAKA

Alsheihly, A. S. and Alsheikhly, M. S. (2018) ‘Musculoskeletal Ijuri : Type and


Management Protocol For Emergency Care’, Intechopen.

Lukman, N. N. (2012) Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem


Muskuloskeletal. Jakarta: Selemba Medika.

Pangaribuan, R. (2019) Keperawatan Kegawatdarurat dan Managemen Bencana.


Jakarta: CV. Trans Info Media.

Suratun (2008) Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.


Jakarta: EGC.

Wijaya, A. S. (2019) Kegawatdaruratan Dasar. Jakarta: Tran Info Media.

15

Anda mungkin juga menyukai