Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK

K E S E H ATA N D A N
K E S E L A M ATA N
KERJA

TO K S I KO L O G I
DISPERSI DAN
PELEPASAN ZAT TOKSIK
Pola Penyebaran Toksik
1. Udara
– Udara merupakan tempat berbagai polutan seperti uap zat kimia dari industri dan gas buangan
kendaraan bermotor
– Diudara terjadi berbagai proses kimia yang dapat merubah bentuk maupun tingkat toksisitas polutan
udara. Diantaranya, inversi atmosfer, pergerakan udara dan angin, pengendapan polutan di udara,
komposisi kimia udara termasuk reaksi fotokimia yang terjadi di udara
– Polutan yang ada di udara berbentuk gas, suspensi dari partikel kecil (aerosol),larut dalam awan atau
butir-butir hujan.
– Polutan dari udara mencapai tubuh melalui pernafasan, kontak dengan kulit, makanan atau air
2. Air
• Melalui hidrosfir, air mengalami siklus sehingga polutan (bahan toksik) yang dikandung di dalam
air juga mengalami pergerakan
• Air dapat melarutkan bahan-bahan polutan dan mempercepat rekasi kimia diantara bahan
terlarut
• Penyebaran toksik dalam air dapat berupa aliran dan pencampuran, proses kimia dalam air, dan
kondisi air (suhu, tingkat keasaman)
3. Tanah
• Polutan/zat toksik di udara biasanya jatuh ke permukaan bumi dan masuk ke dalam tanah dan
mengalami transformasi kimiawi oleh organisme yang hidup di dalam tanah.
• Perubahan kimiawi zat polutan dalam tanah dapat mengalami peristiwa seperti diserap oleh
tanaman, terperangkap di air dan mengalir ke badan air, menguap dan masuk ke atmosfer,,
ataupun tetap berada di dalam tanah
MODEL DISPERSI
• Model dispersi bervariasi tergantung pada matematika yang digunakan untuk mengembangkan
model, tetapi semua membutuhkan masukan data yang mungkin termasuk:
• Kondisi meteorologi seperti kecepatan dan arah angin, jumlah turbulensi atmosfer (yang dicirikan
oleh apa yang disebut ‘kelas stabilitas’), suhu udara sekitar, ketinggian ke dasar dari setiap
inversi tinggi yang mungkin ada, tutupan awan dan radiasi sinar matahari.
• Istilah sumber (konsentrasi atau jumlah racun dalam emisi atau istilah sumber pelepasan yang tidak
disengaja) dan suhu bahan
• Emisi atau parameter pelepasan seperti lokasi dan ketinggian sumber, jenis sumber (yaitu, kebakaran,
kumpulan atau tumpukan ventilasi) dan kecepatan keluar, suhu keluar dan lajualir massa atau laju
pelepasan.
• Ketinggian medan di lokasi sumber dan di lokasi penerima, seperti rumah, sekolah, bisnis, dan rumah
sakit terdekat.
• Lokasi, tinggi dan lebar penghalang (seperti bangunan atau bangunan lain) di jalur asap gas yang
dipancarkan, kekasaran permukaan atau penggunaan parameter medan "pedesaan" atau "kota" yang
lebih umum.
• Pada saat kecelakaan, equipment dapat melepaskan bahan beracun secara cepat
dan dalam jumlah yang cukup signifikan, dalam penyebarannya (melalui media
angin) cukup berbahaya pada area kejadian dan lingkungan setempay.
• Contoh kasus:
• Pecahnya vessel dalam satu proses yang menimbulkan ledakan, akibat dari
tekanan yang berlebihan
• Pecahnya pipa dalam jalurnya dimana pipa mengandung bahan beracun
Pecahnya tangki pada kereta api atau truk transportasi karena suatu kecelakaan
• Kecelakaan serius yang terjadi menegaskan pentingnya perencanaan dalam
kondisi darurat dan merancang pabrik untuk meminimalisasi suatu kejadian dan
konsekuensi dari racun yang terlepas
• Perancangan suatu model untuk memperkirakan efek dari penyebaran racun
pada area kejadian dan lingkungan masyarakat setempat
• Model yang dirancang dapat mengidentifikasi masalah sebelum terjadi
• Faktor atau aspek-aspek terkait model yang dibuat harus difahami dengan baik
untuk mencegah dan mengurangi dampak dari penyebaran racun jika terjadi
3 langkah prosedur pemodelan penyebaran racun:
1. Identifikasi kejadian penyebaran racun (dalam situasi proses bagaimana yang
menyebabkan racun tersebut menyebar?
2. Kembangkan sumber model untuk menjelaskan bagaimana karakteristik
material yang membuat pencemaran dan bagaimana tingkat pencemarannya
3. Estimasi konsentrasi angin dari material beracun denga menggunakan model
dispersi
• Opsi yang dapat dibuat berdasarkan prediksi dari model dispersi:
1. Kembangkan rencana emergency response dengan masyarakat sekitar
2. Kembangkan modifikasi rekayasa untuk menghilangkan sumber racun yang
menyebar]Lampirkan potensi penyebaran dan tambahakn vent scrubber atau
equipment vapor removal lainnya dengans esuai
3. Kurangi persediaan material berbahaya untuk mengurangi kuantitas
penyebarannya
4. Tambahkan area untuk memonitor yang medeteksi terjadinya kebocoran baru
dan sediakan blok valve dalam mengontrol sistem rekayasa untuk
menghilangkan tingkat pencemaran tumpahan dan kebocoran
Kasus dispersi
Kasus 1: Keadaan stabil, penyebaran kontinu terjadi dengan tidak ada angin
Kasus 2: Asap (puff) terlepas tanpa ada arah angin
Kasus 3: Keadaan tidak stabil, penyebaran kontiniu terjadi dengan tidak ada angin
Kasus 4: Keadaan stabil, penyebaran kontiniu dengan adanya arah angin
Kasus 5: Asap (puff) tanpa adanya angin, pusaran difusifitas merupakan fungi dari arah
pusaran
Kasus 6: Keadaan stabil, sumber titik pelepasan berkesinambungan, pusaran difusifitas
merupakan fungsi dari arah pusaran
Kasus 7: Asap (puff) dengan arah angin
Kasus 8: Asap (puff) terlepas tanpa arah angin dengansumber pada tanah )ground)
Kasus 9: Asap (plume) keadaan stabil, perlepasan bersumber pada tanah (ground)
Kasus 10: Kontiniu, sumber pada keadaan stabil, sumber pada ketinggian (Ht), diatas
permuakaan tanah

Anda mungkin juga menyukai