Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I, BAB II, BAB III

KELOMPOK IV

Ajrin Bagus Nugraha (17734050)

Wiegy Aditya (17734018)

Desy Leviana (1774064)

Sendi Seftianita (17734035)

Dosen Pengampu

Raden Rudi Alhempi, S.E., M.M

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERSADA BUNDA

PEKANBARU

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan

Secara etimologis, istilah wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Kata “Wira”
bermakna: berani, utama, atau perkasa. Sedangkan “usaha” bermakna kegiatan dengan
mengerahkan tenaga pikiran dan fisik untuk mencapai sesuatu maksud. Secara terminologis,
wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam
menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan.

Di dalam Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomorr 961/KEP/M/ XI/1995,


disebutkan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Sedangkan wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.

B. Pendekatan dan Teori Kewirausahaan.

Terkait dengan entrepreneurship atau kewirausahaan terdapat 2 pendekatan sebagaimana


dijelaskan Barringer dan Ireland (2008) yaitu:

1. Pendekatan Makro.

Pendekatan makro menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sukses gagalnya


suatu entrepreneurship. Faktor-faktor ini umumnya merupakan kondisi eksternal yang
berada di luar kontrol seorang entrepreneur.

2. Pendekatan Mikro.

Entrepreneur potensial memiliki kemampuan atau kontrol untuk mengarahkan atau


menyesuaikan keluaran dari setiap pengaruh dalam pendekatan ini. Terdapat 3 aliran pemikiran
pada pendekatan mikro yaitu:

 Aliran pemikiran trait entrepreneurial Terdapat ciri-ciri umum dari entrepreneur


sukses seperti kreatif, rasa percaya diri tinggi, keinginan untuk maju dan berani
menempuh resiko.
 Aliran pemikiran peluang usaha ini berfokus pada aspek peluang dari
pengembangan suatu usaha.
 Aliran pemikiran formulasi strategis ini berpendapat bahwa proses perencanaan
merupakan bagian terpenting dalam pengembangan suatu usaha.

C. Keunggulan dan Kelemahan Menjadi Entrepreneur

Zimmerer, Scarborough, dan Wilson (2008) memaparkan 6 (enam) peluang keunggulan


dengan menjadi entrepreneur sebagai berikut:

 Peluang menentukan nasib sendiri Dengan memiliki usaha sendiri, seseorang


dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung pada keberadaan orang
lain selaku pemilik usaha.
 Peluang melakukan perubahan. Entrepreneur dapat melakukan perubahan dengan
usaha yang dilakukan.
 Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya. seseorang dapat merasakan
kebosanan, kejenuhan, kurang memperoleh tantangan, melalui aktivitas membuka
usaha maka suasana rutinitas bekerja sebagai karyawan tidak akan dialami, hidup
menjadi lebih berdinamika.
 Peluang untuk memperoleh keuntungan yang menakjubkan. Entrepreneur dengan
kemungkinan memperoleh penghasilan tanpa batas memberikan peluang bagi
setiap orang untuk memenuhi segala yang diinginkannya.
 Peluang untuk berperan besar dalam masyarakat dan memperoleh
pengakuan.Entrepreneur yang merupakan pemilik usaha dapat menjadi warga
masyarakat yang dihormati karena perannya yang berarti bagi kelangsungan
hidup bangsa dan negara.
 Peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan bersenang-senang dalam
mengerjakannya.

D. Karakteristik Wirausahawan

Alma (2009) menjelaskan 9 (sembilan) karakteristik wirausahawan yaitu:

 Memiliki disiplin tinggi.


 Selalu awas terhadap tujuan yang hendak dicapai.
 Selalu mendengarkan rasa intuisinya
 Sopan pada orang lain
 Mau belajar apa saja yang memudahkan untuk mencapai tujuan.
 Mau belajar dari kesalahan.
 Selalu mencari peluang baru
 Memiliki ambisi, berpikiran positif.
 Senang menghadapi resiko dengan membuat perhitungan yang matang
sebelumnya.
BAB II
ETIKA, FUNGSI DAN PRINSIP WIRAUSAHA

A. Pengertian Etika Usaha


Etika adalah kumpulan ilmu dan nilai tentang ukuran benar atau salah, baik atau
buruk yang dianut dalam masyarkat. Etika secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Etika Umum
Berkaitan dengan kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,
mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan
2. Etika Khusus
Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Misalnya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, dapat juga berwujud bagaimana menilai perilaku diri pribadi dengan
orang lain dalam kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh
kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis.

Etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukan perilaku etika
dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi. Dapat diartikan bahwa etika bisnis
merupakan suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma
yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi dalam suatu perusahaan.

B. Etika Wirausahawan
Etika usaha adalah prinsip-prinsip atau pandangan-pandangan dalam kegiatan
bidang usaha dengan segala persoalannya untuk mencapai suatu tujuan serta
melaksanakan nilai-nilai yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan usaha sehari-
hari. Etika entrepreneur terkait kepada hal-hal sebagai berikut:

1) Memiliki usaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik


2) Menempa pikiran untuk maju
3) Kebiasaan membentuk watak
4) Membersihkan diri dari kebiasaan berfikir negatif
5) Kebiasaan berprakarsa
6) Kepercayaan kepada diri sendiri
7) Membersihkan hambatan buatan sendiri
8) Mempunyai kemauan, daya upaya dan perencanaan

C. Tujuan dan Manfaat Etika Usaha


Etika merupakan pedoman dan petunjuk bagi seorang entrepreneur. Etika yang
mengikat pada diri entrepreneur bertujuan dan bermanfaat sebagai berikut untuk
persahabatan dan pergaulan, menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan,
mempertahankan pelanggan. membina dan menjaga hubungan

D. Fungsi Wirausaha
Setiap entrepreneur memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan dalam
berwirausaha. Fungsi pokok entrepreneur sebagaimana dijelaskan Basrowi (2011)
sebagai berikut:

1) Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan


sasaran perusahaan
2) Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan
3) Menetapkan bidang usaha yang diinginkannya
4) Menghitung skala usaha yang diinginkannya
5) Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)
dengan komposisi yang menguntungkan
6) Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya
7) Mengendalikan secara efektif dan efisien
8) Mencari dan menciptakan berbagai cara baru
9) Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau inout, serta
mengolahnya menjadi barang dan atau jasa yang menarik
10) Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan
sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal
11) Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan
peluang usaha
12) Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan
13) Menjaga lingkungan perusahaan agar tidak merugikan masyarakat maupun
merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya
14) Meluangkan dan peduli atas terhadap lingkungan sosial di sekitarnya
E. Prinsip Berwirausaha
Basrowi (2011) memaparkan ada 13 (tiga belas) prinsip terkait dengan aktivitas
berwirausaha, yaitu:

1) Jangan takut gagal


2) Penuh semangat
3) Kreatif dan inovatif
4) Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko
5) Sabar, ulet dan tekun
6) Optimis
7) Ambisius
8) Pantang menyerah
9) Peka terhadap pasar dan dapat membaca peluang pasar
10) Berbisnis dengan standar etika
11) Mandiri
12) Jujur
13) Peduli lingkungan

BAB III
JENIS DAN BIDANG USAHA

A. Jenis Usaha
Seorang wirausahawan atau Entrepreneur harus dapat menentukan Jenis dan
bidang usaha yang ingin digeluti dan jenis usaha tersebut sebaiknya bisa bersinergi
dengan passion dari calon Entrepreneur tersebut.

Terdapat beberapa hal yang dapat jadi bahan pertimbangan dalam menentukan
jenis usaha yang ingin dijalankan yaitu memilih kelompok bidang usaha (sandang,
pangan, kecantikan, dll), menentukan posisi usaha, tentukan target, memilih fokus bisnis,
dan tentukan posisi tawar dalam persaingan. Terdapat 3 jenis kategori umum jenis usaha:
1) Usaha Produksi (Manufacturing)
2) Usaha Perdagangan (Trading)
3) Usaha Jasa (Service/hospitality)
B. Bidang Usaha
Dari ketiga jenis usaha yang telah disebutkan sebelumnya, maka tiga hal tersebut
memiliki bidang-bidang usaha tersendiri, yaitu:

1. Bidang Usaha Produksi


Dalam menentukan bidang usaha yang dijalankan harus mempertimbangkan:
Lokasi, pilihan produksi, kualitas produk, ketepatan menghasilkan produk, variasi
produk, hubungan dengan pemasok dan distributor (Fadiati dan Purwana, 2011).
Saat ini bidang usaha seperti Home Industry banyak di minati oleh kalangan
pemuda pemudi (milenial) yang bergerak dalam skala kecil unit usaha. Menurut
Tyler, Home Industry memiliki kelebihan, yaitu: jam kerja yang fleksibel, tidak
terkekang oleh atasan karena kita yang jadi bos nya, dapat dijalankan oleh siapa
saja, tempat kerja yang nyaman, mengoptimalkan skill dan kreatifitas, bebas
pajak, menghemat biaya produksi, lebih dekat dengan anggota keluarga,
meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan keluarga. Namun, ada beberapa
hambatan dari Home Industry, yaitu: pengetahuan dasar yang rendah,
keterbatasan waktu, Modal usaha kecil, tingkat profesionalisme dan manajemen
yang rendah, serta ruang lingkup pemasaran yang kecil.

2. Bidang Usaha Perdagangan


Usaha bidang perdagangan dikelompokan atas dua macam, usaha retail dan
distributor.
a) Usaha Retail
Merupakan jenis usaha yang menjual barang dan jasa kepada konsumen
akhir. Pedagang retail mempunyai peranan sangat penting dalam
mempromosikan/memasarkan hasil produksi ke masyarakat. Karena
melalui pedagang retail, produsen mendapatkan informasi berharga
tentang produksinya. Jenis produk yang diproduksi ditawarkan ke warung,
toko, minimarket, dll. Usaha retail memiliki kekuatan karena
berhubungan langsung dengan konsumen sehingga kebutuhan konsumen
dapat diketahui secara terukur dan tepat sasaran.

b) Usaha Distributor
Berfungsi dalam pendistribusian barang-barang hasil produksi ke
pedagang retail, jadi distributor tidak berhubungan langsung dengan
konsumen. Jumlah transaksi relatif besar dan harga tidak mengikat.

3. Bidang Usaha Jasa


Usaha jasa mengandalkan pemasaran interaktif yang dilakukan interpreneur
kepada para pelanggan secara langsung melalui aktivitas pemasaran internal.

Anda mungkin juga menyukai