Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KDK 1

PEMROSESAN ALAT
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keterampilan dasar kebidanan 1

Disusun oleh Kelompok 3 :

Ifa Laili Rachmawati

Lia Ariyana

Linda Puspita Sari

Riyana Dewi lestari


Kata Pengantar
Alhamdhulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa
menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridhonya. Syukur Alhamdulilah kami dapat
mengerjakan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas ini
berisikan tentang Pemrosesan Alat, dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan 1.

Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan didalamnya. Karena kami menyadari bahwa dalam
penyusunannya makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
makalah kami selanjutnya. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami sendiri umumnya dan khususnya bagi pembaca.

Margorejo, 19 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang........................................................................................................................

1.2. Tujuan.....................................................................................................................................

BAB II Pembahasan

2.1. Definisi....................................................................................................................................

2.2. Melakukan pemrosesan alat..................................................................................................

v Dekontaminasi alat.......................................................................................................

v Pencucian atau bilas.....................................................................................................

v Desinfeksi Tingkat Tinggi..............................................................................................

BAB III Penutup

3.1. Kesimpulan.............................................................................................................................

3.2. Saran.......................................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pemrosesan alat bekas pakai adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan medis, sarung tangan,
meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Maka penting bagi bidan untuk
mengetahui cara mengamankan peralatan medis yang belum atau sudah terpakai. Pemrosesan
alat sangat penting dilakukan untuk membunuh mikroorganisme agar alat kesehatan menjadi
steril kembali.

1.2.TUJUAN

Makalah ini disusun dengan tujuan :

1. Mempelajari dan memahami tata cara pemrosesan alat bekas pakai dengan benar.

2. Dapat melakukan tata cara pemrosesan alat bekas pakai dengan cara dekontaminasi,
pencucian, dan pembilasan, DTT.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI

Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah terpakai.
Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman pada
alatalat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara
dekontaminasi, mencuci atau membilas, dan DTT.

2.2.PEMROSESAN ALAT

 Tujuan pemproesan alat :


 Mengurangi resiko perlukaan aksidental atau terpapar darah terhadap setiap pembersih
dan ruang tangga.
 Membersihkan hasil akhir berkualitas tinggi (umpamanya instrumen atau benda lain yang
steril atau yang didesinfeksi tingkat tinggi (DTT).
 Memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien, petugas
kesehatan, penjunjung ligkungan RS
 Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan, atau untuk menjamin alat tersebut
dalam kondisi steril dan siap pakai.

 Jenis – jenis pemrosesan alat, antara lain :


A. Dekontaminasi
1. Pengertian Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan,
perlengkapan,sarung tangan, dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi.
Proses yang membuat benda mati menjadi lebih aman untuk di tangani oleh staf sebelum di
bersihkan (umpamanya menginaktivikasi HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi tapi tidak
menghilangkan jumlah mikroorganisme byang mengkontaminasi.
Dekontaminasi yakni suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis atau objek, sehingga aman
untuk penanganan selanjutnya.
Dekontaminasi termasuk pembersihan, disinfeksi, sterilisasi.
Metode dekontaminasi apa yang di lakukan tergantung dari pada klasifikasi peralatan medis
tersebut
2. Tujuan Dekontaminasi
 Mencegah penyebaran infeksi.
 Mematikan mikroorganisme dan kotoran lain yang tidak tampak.
 Mempersiapkan alat untuk kontak langsung dengan desinfektan.
 Melindungi petugas dan pasien.

3. Indikasi Dekontaminasi
 Alat kesehatan bekas pakai terkena tumpahan darah atau cairan tubuh.
 Permukaan meja atau permukaan lainnya yang mungkin tercemar darah atau cairan
tubuh lainnya.
 Linen habis pakai yang tercemar oleh cairan tubuh pasien.

4. Prinsip Dekontaminasi
Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan atau suatu permukaan benda
dengan membuat firus yaitu firus HIV.
Alat kesehatan menjadi aman.
Dikerjakan sebelum mencuci alat atau melepas sarung tangan.

5. Prosedur dekontaminasi alat medis habis pakai :


Cuci tangan.
Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri.
Rendam alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10-15 menit.
Seluruh alat harus terendam.
Lanjutkan dengan pembersihan.
Cuci tangan.

6. Langkah-langkah Dekontaminasi secara umum :

Larutan natrium hipoklorit 0,5% untuk dekontaminasi alat kesehatan dan tumpahan
darah atau cairan tubuh, linen tercemar.
Larutan natrium hipoklorit 0,5% untuk dekontaminasi meja periksa atau permukaan
meja bedah atau bahan lain yang tidak berpori-pori.
Air mengalir.
Gelas ukur.
Wadah plastik untuk mengapung larutan natrium hipoklorit.
Sarung tangan rumah tangga.
Jubah atau arpon kedap air.
Kaca mata atau pelindung wajah.
Sepatu pelindung.
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkontaminasi :
Tumpulnya pisau (misalnya gunting) saat bersentuhan dengan kontener logam
Berkaratnya instrumen reaksi kimia (elektrolisis) yang terjadi antara dua logam yang
berbeda bila di rendam dalam air
Jangan rendam intrumen logam yang berlapis elektro (artinya tidak 100% baja tahan
gores) meski dalam air selama beberapa jam karena akan berkarat.
Setelah dekontaminasi, instrumen harus segera di cuci dengan air dingin untuk
menghilangkan beban organik sebelum dibersihkan secara menyeluruh.
Jarum habis pakai dan semprit harus di letakkan pada wadah yang bocor untuk
dilakukan pemusnahan.
Apabila akan digunakan kembali jarum harus di bersihkan dan di cuci menyeluruh
setelah didekontaminasi selanjutnya di proses denfan aman.

B. Pencucian atau bilas

pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan dan instrument yang kotor atau sudah digunakan. Baik
seterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya. Jika benda benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah
didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan
bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.

1. Perlengkapan/ bahan – bahan untuk mencuci peralatan:

a. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks

b. Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi)

c. Tabung suntik (minimal ukuran 10ml : untuk membilas bagian dalam kateter, termasuk
kateter penghisap lendir)

d. Wadah plastik atau baja anti katat (stainless steel)

e. Air bersih

f. Sabun dan detergent

2. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan

a. Gunakan sarung tangan yang tebal pada kedua tangan.

b. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah di dekontaminasi (hatihati bila memegang
peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit).

c. Agar tidak merusak bendabenda yang terbuat dari plastik atau karet,jangan dicuci
secara bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam.

d. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati


Caranya :

1) Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran.

2) Buka engsel gunting dan klem

3) Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan dan pojok peralatan

4) Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal di peralatan

5) Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau
detergent.

6) Bilas benda-benda tersebut dangan air bersih

e. Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain.

f. Jika peralatan akan di desinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalnya dalam larutan
klorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
memulai proses DTT.

g. Peralatan yang akan di desinfeksi Tingkat Tinggi dangan cara dikukus atau di rebus atau
disterilisasi di dalam autoklaf atau open panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum
proses DTT atau sterilisasi dimulai.

h.Selagi masih memakai sarung tangan , cuci sarung tangan dengan air dan sabun
kemudian dibilas secara seksama dangan menggunakan air bersih.

i.Gantungkan sarung tangan dan biarkan dengan cara di angin-anginkan


C. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

DDT adalah cara efektif untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dari
peralatan, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT bisa dijangkau
dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Ini dapat menghilangkan semua
organisme kecuali beberapa bakteri endospora sebesar 95%.

1. DTT dengan cara merebus


Merebus merupakan cara efektif dan praktis untuk DTT. Perebusan dalam air selama 20
menit setelah mendidih, dimana semua alat jika mungkin harus terendam semua,
ditutup rapat dan dibiarkan mendidih serta berputar.

a. Gunakan panci dengan penutup yang rapat

b. Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan

c. Rendam peralatan sehingga semuanya terendam dalam air

d. Mulai panaskan air

e. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih

f. Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu
dimulai :

1) Rebus selama 20 menit

2) Catat lama waktu perebusan pelaratan di dalam buku khusus

3) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau


disimpan

4) Setelah peralatan kering,gunakan segera atau simpan dalam wadah DTT dan penutup.
Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka.

2. DTT dengan uap panas

Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci maka sarung tangan siap DTT dengan
uap tanpa diberi talk.

a. Gunakan panci perebus yang memiliki 3 susunan nampan pengukus.

b. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung tangan dapat
dipakai tanpa membuat kontaminasi baru

c. Letakkan sarung tangan pada baki atau tampan pengukus yang berlubang di
bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari panci,letakkan sarung tangan dengan bagian
jarinya kearah tengah panci. jangan menumpuk sarung tangan.
d. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan terisi dengan menyusun tiga nampan
pengukus yang brisi air.

e.Letakkan penutup di atas panci paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika uap
airnya sedikit, suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme.

f.Catat lamanya waktu pengukusan jika uapa air mulai keluar dari celah panci.

g. Kukus sarung tangan 20 menit

h. Angkat nampan pengukus paling atas dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang
tersisa menetes keluar.

i. Letakkan nampan pengukus di atas panci yang kosong disebelah kompor

j. Ulangi langkah tersebut hingga nampan tersebut berisi sarung tangan susun di atas
panci perebus yang kosong.

k. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan di dalam panci sampai 4 – 6


jam.

l. Jika sarung tangan tidak akan segera dipakai, setelah kering gunakan pinset DTT untuk
memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan dalam wadah DTT lalu tutup
rapat.

3. DTT dengan kimiawi

a. Letakkan peralatan kering yang sudah didekontaminasi dan dicuci dalam wadah yang
sudah berisi laruta kimia.

b. Pastikan bahwa peralatan terendam semua dalam larutan.

c. Rendam selama 20 menit.

d. Catat lama waktu perendaman

e. Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan di wadah DTT yang berpenutup

f. Setelah kering peralatan dapat digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang
bersih.
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan
antara lain :

1. Untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat pada alat kesehatan yang sudah
terpakai, tenaga kesehatan dapat melakukannya dengan cara dekontaminasi,pencucian atau bilas,
dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi.

2. Pemrosesan alat bekas pakai penting dilakukan untuk mencegah penularan penyakit menular.

3. Dekontaminasi, pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi merupakan
langkah awal yang dilakukan untuk pemrosesan alat bekas pakai.

3.2.SARAN

Demi meningkatkan kualitas tenaga kesehatan mendatang, penulis memberikan saran sebagai
berikut :

1. Sebaiknya setelah menggunakan alat kesehatan segeralah melakukan dekontaminasi,pencucian


atau pembilasan, desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi.

2. Tenaga kesehatan harus benarbenar memastikan bahwa alat kesehatan yang akan dipakai sudah
steril, agar tidak ada korban yang terjangkit penyakit menular akibat kelalaian tenaga kesehatan.

3. Selain dapat menstrerilkan alat kesehatan dari mikroorganisme berbahaya, tenaga kesehatan
juga harus dapat merawat alat kesehatan dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat, (2006), Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan, Jakarta:
Salemba Medika

Kusmiyati, Yuni, (2007), Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jogjakarta: Fitramaya

Ambarwati, Eni Ratna dan Tri Sunarsih, (2009), KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi, Jogjakarta: Nuha
Medika.
http://pusparinidias.wordpress.com/2012/12/17/pemrosesan-alat/

http://cewexsweetiya.blogspot.com/2010/11/pemprosesan-alat-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai