“Observasi Alat Dan Fungsi Sistem Gerak Tubuh Pada Penjual Es Krim Roll
Melalui Video”
BLOK IV
KELOMPOK 4
Anggota:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Pengenalan
Profesi Blok IV “Sistem Tubuh Manusia” Tentang Observasi alat dan funsgi sistem
gerak tubuh pada penjual es krim roll melalui video sebagai tugas kompetensi
kelompok. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa proposal ini belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan di
masa mendatang.
Selain itu, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Wieke
Anggraini selaku dosen pembimbing kelompok 4 blok VI angkatan 2020 karena atas
bimbingan beliau akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal TPP ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan proposal ini, karena jika tidak ada kerja sama yang baik
penulis kira proposal ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga proposal
tugas pengenalan profesi ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul ................................................................................................i
Kata Pengantar………………………………………………………………ii
Daftar Isi ……………………...…………..…………………………………iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Rumassan Masalah ...................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum………………………………2
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………2
1.4 Manfaat ........................................................................ 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Observasi………... ............................................... 3
2.1.1 Pengertian Observasi………………………3
2.1.2 Jenis-Jenis Observasi………………………3
2.2 Sistem Gerak………..............................................5
2.2.1 Pengertian Sistem Gerak…………...............5
2.2.2 Komponen Sistem Gerak..............................6
Bab III Metode Pelaksanaan
3.1 Lokasi Penelitian .........................................................26
3.2 Waktu Pelaksanaan .....................................................26
3.3 Subjek Tugas Mandiri .................................................26
3.4 Alat Dan Bahan ...........................................................26
3.5 Langkah Kerja……......................................................26
iii
BAB I
1
1. Apa saja organ-organ yang terlibat pada gerakan penjual es krim roll?
2. Bagaimana aplikasi anggota gerak tubuh pada penjual es krim roll?
3. Apa saja dampak dan keluhan yang dialami saat melakukan Gerakan
pada penjual es krim roll?
1.3 Tujuan Kegiatan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengamati serta memahami Tugas Pengenalan Profesi dengan
judul “Observasi Alat Dan Fungsi Sistem Gerak Tubuh Pada Penjual
Es Krim Roll Melalui Video”
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui organ-organ apa saja yang terlibat pada
gerakan penjual es krim roll.
2. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi anggota gerak tubuh
pada penjual es krim roll.
3. Untuk mengetahui apa saja dampak dan keluhan yang dialami
oleh penjual es krim roll.
1.4 Manfaat Kegiatan
Mahasiswa dapat mengetahui alat dan fungsi system gerak tubuh pada
penjual es krim roll.
2
BAB II
2.1 Observasi
3
Observasi systematic biasa disebut juga observasi terstruktur yaitu
observasi yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap
faktor yang diamati. Menekankan pada segi frekuensi dan interval
waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit). . Observasi sistematik, isi
dan luasnya observasi lebih terbatas, disesuaikan dengan tujuan
observasi, biasanya telah dirumuskan pada awal penyusunan
rancangan observasi, respon dan peristiwa yang diamati dapat dicatat
secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan.
Observasi unsystematic dilakukan tanpa adanya persiapan yang
sistematisa tau terencana tentang apa yang akan diobservasi, karena
peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Pada observasi
ini, observer membuat rancangan observasi namun tidak digunakan
secara baku seperti dalam observasi sistematik, artinya observer dapat
mengubah subjek observasi berdasarkan situasi lapangan.
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan cara
mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa,
untuk mengetahui apakah perilaku yang muncul benar-benar
disebabkan oleh faktor yang telah dikendalikan sebelumnya.
Observasi natural, observasi yang dilakukan pada lingkungan alamiah
subjek, tanpa adanya upaya untuk melakukan kontrol atau
direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek.
Observasi Partisipan. Orang yang mengadakan observasi turut ambil
bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Umumnya
observasi partisipan dilakukan untuk penelitian yang bersifat
eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti
cara hidup, hubungan sosial dalam masyarakat, dan lain-lain.
Observasi unobtrusive biasa disebut sebagai unobtrusive measures-
unobtrusive methods non reactive methods merupakan observasi yang
tidak mengubah perilaku natural subjek. Observasi jenis ini dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ataupun
4
menyembunyikan identitas sebagai observer. Contoh observasi
unobtrusive methods adalah observasi yang dilakukan pada naskah,
teks, tulisan, dan rekaman audio visual, materi budaya (objek fisik),
jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di
museum, isi dari bukubuku di perpustakaan, observasi sederhana,
hardware techniques; kamera, video, dll, rekaman politik, dan
demograf.
Observasi formal. Ciri dari observasi formal mempunyai sifat
terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian.
Dalam observasi formal, Hasyim Hasanah, Teknik-Teknik Observasi
(Sebuah Alternatif ... | 37 definisi observasi ditetapkan secara hati-hati,
data disusun sedemikain rupa, observer dilatih secara khusus, dan
reliabilitas antar rater pun sangat dijaga.
Observasi Informal memiliki sifat yang lebih longgar dalam hal
kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan
pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih
berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. Observasi
informal sering disebut juga naturalistic observation.
5
otot memiliki senyawa kimia yangmembentuk aktomiosin sehingga dapat
bergerak. Maka otot memiliki sifat yang lentur untuk kontraksi dan relaksasi.
Anggota gerak dikelompokkan menjadi anggota gerak atas dan anggota
gerak bawah. Tulang anggota gerak atas terdiri dari lengan, tulang hasta,
tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan dan
tulang jari tangan. Tulang anggota gerak bawah terdiri dari tulang paha, tulang
kering, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang
jari kaki.
Susunan dan bentuk tulang anggota gerak atas sesuai dengan fungsi
lengan, misalnya untuk mengangkat, melempar, memukul, memegang,
menggenggam, memungut, dan menjumput. Tulang Anggota gerak bawah
mempunyai bentuk dan susunan tulang anggota gerak bawah lebih
disesuaikan untuk berjalan, berlari, dan menahan beban tubuh.
(Kurnadi, Kemal Adyana. 1992)
1. Tulang
6
vertebrae dan sacrum). Kerangka apendikular yaitu kerangka
tambahan terdiri dari tulang-tulang ekstremitas baik ekstremitas atas
maupun ekstremitas bawah dengan total 126 segmen tulang (Moore
dan Agur, 2002).
Sebuah tulang terdiri atas beberapa jaringan berbeda yaitu
jaringan osseus, tulang rawan (cartilago), jaringan penghubung,
jaringan adiposa, dan jaringan saraf yang tersusun menjadi
satu.Keseluruhan dari tulang beserta tulang rawan bersama ligamen
dan tendon membentuk sistem rangka (Tortora dan Derrickson, 2011).
Perbandingan antara tulang dan tulang rawan dalam kerangka
berubah seiring dengan pertumbuhan tubuh. Semakin muda usia
seseorang, semakin besar bagian kerangka yang berupa tulang rawan
(Moore dan Agur, 2002).
Gambar 2.1.1 Skeleton dan struktur tulang panjang
7
a. Anatomi Tulang
b Jenis Rangka
Rangka aksial
Rangka apendikular
8
penghubung antara rangka aksial dan tulang kaki.
Rangka tubuh bagian bawah terdiri dari 30
tulang: tulang paha, tulang kering, tulang betis, dan
tulang tempurung lutut. Tulang pergelangan kaki,
telapak kaki, dan jari-jari kaki juga masuk di bagian ini.
a. Tulang Panjang
9
Tulang-tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki. Contoh
jenis tulang ini antara lain os Schapoideum, os lunatum,dan talus.
Tulang ini terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selaput
tipis tulang kompakta.Tulang-tulang pendek diliputi periosteum dan
facies articularis diliputi oleh kartilago hialin.
c. Tulang Pipih
Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri atas lapisan tipis tulang
kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan oleh selaput tipis tulang
spongiosa, disebut diploe.Scapula termasuk di dalam kelompok tulang
ini walaupun bentuknya iregular.Selain itu tulang pipih ditemukan
pada tempurung kepala seperti os frontale dan os parietale.
d. Tulang Iregular
Tulang-tulang iregular merupakan tulang yang tidak termasuk
di dalam kelompok yang telah disebutkan di atas (contoh, tulangtulang
tengkorak, vertebrae, dan os coxae).Tulang ini tersusun oleh selapis
tipis tulang kompakta di bagian luarnya dan bagian dalamnya dibentuk
oleh tulang spongiosa.
e. Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada
tendo-tendo tertentu, tempat terdapat pergeseran tendo pada
permukaan tulang.Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di dalam
tendon dan permukaan bebasnya ditutupi oleh kartilago.Tulang
sesamoid yang terbesar adalah patella, yang terdapat pada tendo
musculus quadriceps femoris. Contoh lain dapat ditemukan pada tendo
musculus flexor pollicis brevis dan musculus flexor hallucis brevis,
fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi pada tendo, dan
merubah arah tarikan tendo (Snell, 2012).
c Fungsi Tulang
a.Menopang Tubuh
10
Sistem kerangka adalah sistem yang memberikan bentuk pada
tubuh juga menopang jaringan lunak dan sebagai titik perlekatan
tendon dari sebagian besar otot.
b. Proteksi Sistem
kerangka melindungi sebagian besar organ dalam tubuh yang
sangan penting untuk berlangsungnya kehidupan, seperti otak yang
dilindungi oleh tulang cranial, vertebrae yang melindungi sistem saraf
dan tulang costa yang melindungi jantung dan paruparu.
c. Mendasari Gerakan
Sebagian besar dari otot melekat pada tulang, dan ketika otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang untuk melakukan
pergerakan.
d. Homeostasis Mineral (penyimpanan dan pelepasan)
Jaringan tulang menyimpan beberapa mineral khususnya
kalsium dan fosfat yang berkontribusi untuk menguatkan
tulang.Jaringan tulang menyimpan 99% dari kalsium dalam tubuh.
Apabila diperlukan, kalsium akan dilepaskan dari tulang ke dalam
darah untuk menyeimbangkan krisis keseimbangan mineral dan
memenuhi kebutuhan bagian tubuh yang lain.
d Pertumbuhan Tulang
11
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi (ossi = tulang,
fikasi = pembuatan) atau disebut juga osteogenesis (Tortora dan
Derrickson, 2011). Semua tulang berasal dari mesenkim, tetapi
dibentuk melalui dua cara yang berbeda. Tulang berkembang melalui
dua cara, baik dengan mengganti mesenkim atau dengan mengganti
tulang rawan. Sususan histologis tulang selalu bersifat sama, baik
tulang itu berasal dari selaput atau dari tulang rawan (Moore dan Agur,
2002).
e Faktor Pertumbuhan
Tulang Tinggi badan berbeda-beda antara individu yang satu
dengan individu yang lain. Menurut Supariasa (2002) hal tersebut
berdasarkan dua faktor, yaitu:
a. Faktor Internal
1. Genetik
Faktor genetik dikaitkan dengan adanya kemiripan anak-anak
dengan orangtuanya dalam hal bentuk tubuh, proporsi tubuh dan
kecepatan perkembangan.Diasumsikan bahwa selain aktivitas nyata
dari lingkungan yang menentukan pertumbuhan, kemiripan ini
mencerminkan pengaruh gen yang dikontribusi oleh orang tuanya
kepada keturunanannya secara biologis. Gen tidak secara langsung
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi ekspresi gen
yang diwariskan kedalam pola pertumbuhan dijembatani oleh
beberapa sistem biologis yang berjalan dalam suatu lingkungan yang
tepat untuk bertumbuh. Misalnya gen dapat mengatur produksi dan 18
pelepasan hormon seperti hormon pertumbuhan dari glandula endokrin
dan menstimulasi pertumbuhan sel dan perkembangan jaringan
terhadap status kematangannya (matur state) (Supariasa, 2002).
2. Jenis Kelamin
Pertumbuhan manusia dimulai sejak dalam kandungan, sampai
usia kira-kira 10 tahun anak pria dan wanita tumbuh dengan kecepatan
12
yang kira-kira sama. Sejak usia 12 tahun, anak pria sering mengalami
pertumbuhan lebih cepat dibandingkan wanita, sehingga kebanyakan
pria yang mencapai remaja lebih tinggi daripada wanita. Secara teori
disebutkan bahwa umumnya pria dewasa cenderung lebih tinggi
dibandingkan wanita dewasa dan juga mempunyai tungkai yang lebih
panjang, tulangnya yang lebih besar dan lebih berat serta massa otot
yang lebih besar dan padat. Pria mempunyai lemak subkutan yang
lebih sedikit, sehingga membuat bentuknya lebih angular. Sedangkan
wanita dewasa cenderung lebih pendek dibandingkan pria dewasa dan
mempunyai tulang yang lebih kecil dan lebih sedikit massa otot.
Wanita lebih banyak mempunyai lemak subkutan. Wanita mempunyai
sudut siku yang lebih luas, dengan akibat deviasi lateral lengan bawah
terhadap lengan atas yang lebih besar (Snell, 2012).
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan Lingkungan
pra natal adalah terjadi pada saat ibu sedang hamil, yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari masa
konsepsi sampai lahir seperti gizi ibu pada saat hamil 20 menyebabkan
bayi yang akan dilahirkan menjadi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
dan lahir mati serta jarang menyebabkan cacat bawaan.
Lingkungan post natal mempengaruhi pertumbuhan bayi
setelah lahir antara lain lingkungan biologis, seperti ras/suku bangsa,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit infeksi dan kronis, adanya gangguan fungsi metabolisme dan
hormon. Selain itu faktor fisik dan biologis, psikososial dan faktor
keluarga yang meliputi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat
turut berpengaruh (Supariasa, 2002).
2. Gizi
13
Gizi yang buruk pada anak-anak dapat menyebabkan
berkurangnya asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk
tumbuh. Sedangkan gizi yang baik akan mencukupi kebutuhan tubuh
dalam rangka pertumbuhan (Supariasa, 2002).
3. Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan dapat mempengaruhi hormon
pertumbuhan seperti growth hormon atau hormon tiroid.Penggunaan
obat dengan dosis yang salah dapat menyebabkan terganggunya
hormon tersebut dan dapat mempercepat berhentinya
pertumbuhan.Pemakaian beberapa jenis obat juga dapat mengganggu
metabolisme tulang. Jenis obat tersebut antara lain kortikosteroid,
sitostatika (metotreksat), anti kejang, anti koagulan (heparin,
warfarin). Beberapa obat tertentu dapat meningkatkan resiko terkena
osteoporosis.Obat tersebut tampaknya meningkatkan kehilangan
tulang dan menurunkan laju pembentukan tulang. Obat tersebut antara
lain kortison. Tetapi efek ini hanya terjadi jika obat tersebut digunakan
dalam dosis tinggi, atau diberikan selama 3 bulan atau
lebih.Penggunaan obat ini selama beberapa hari, atau beberapa
minggu, biasanya tidak meningkatkan resiko timbulnya
osteoporosis.Pengobatan tiroid juga berperan terhadap timbulnya
osteoporosis (Supariasa, 2002).
2. Sendi
Sendi disebut juga joint atau arthron. Arthrologi merupakan bagian
dari anatomi yang mempelajari tentang persambungan dan persendian
dalam tubuh manusia. Mekanisme arthron adalah mekanisme yang
mengulas tentang persendian dan persambungan. Mekanisme arthron
ini diulas lengkap dalam cabang keilmuannya disebut arthrologi.
Arthrologi berasal dari kata arthron (sendi) dan logos (ilmu).
Persendian berperan mempertahankan kelenturan kerangka tubuh.
Tanpa persendian, tubuh tidak mungkin melakukan berbagai gerakan.
Persambungan adalah perhubungan dua buah tulang atau lebih secara
14
langsung. Pada persambungan sedikit sekali kemungkinan
bergeraknya, atau dapat dikatakan hampir tidak ada gerakan
( Tangkudung, J., 2016). Secara umum, sendi-sendi di tubuh manusia
bisa dibedakan menjadi:
Sendi tidak bergerak atau sendi fibrosa
15
Sendi ball and socket, yang bisa bergerak paling bebas.
Pada sendi ini, ujung satu tulang berada di cekungan tulang
yang lain, seperti pada sendi pinggul dan bahu
16
Bagian dalam kapsula dibatasu oleh membran jaringan
ikat disebut membran sinovial yang menghasilkan
cairan pelumas untuk mengurangi gesekan.
Kapsula fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligamen
dan ada yang tidak.
Di dalam kapsula biasanya terdapat bantalan kartilago
serabut.
Karakteristik articulatio synovialis mempunyai: cavitas
synovialis, cartilago articularis, dan capsula articularis.
c. Macam-Macam Sendi
a. Synartrosis sinfibrosis
b. Synartrosis sinkondrosis
17
2. Diarthrosis (Articulation Synovialis)
1. Ujung-ujung sendi.
2. Simpai sendi.
3. Rongga sendi.
18
Gerakan pada diarthrose dikelompokan menjadi 3
(tiga) kelompok gerakan, yaitu sebagai berikut:
19
• Persendian sinovial, yaitu: persendian yang
gerakannya bebas, merupakan bagian terbesar dari
persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya: sendi
bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-
tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan
kaki.
1. Terkilir (sprain)
2. Dislokasi (dislocation)
3. Arthritis
20
Arthritis merupakan radang sendi yang memberikan
rasa sakit dan terkadang terjadi perubahan posisi pada
tulang. Infeksi yang disebabkan oleh peradangan dalam
rongga sendi, keadaan inilah yang disebut arthritis.
4. Ankilosis (ankylosis)
(Tangkudung, J. 2016.)
3. Otot
1. Otot Rangka
21
Ciri-ciri
Serat bersifat multinukleus dengan nukleus terletak dí
perifer
Banyaknya nukleus disebabkan oleh fusi mioblast-
mioblast mesenkim sewaktu perkembangan masa
embrional
Setiap serat otot tersusun dari miofibril dan miofilamen
Filamen aktin dan miosin membentuk pola seranlintang
(lurik) yang khas
Pita I yang terang mengandung pita tipis aktin, dan pita
gelap A mengandung filamen tebal miosin
Garis Z padat merbagi pita I merjadí dua; di antara dua
garis Z terdapat unit kontraktil, sarkomer
Protein-protein aksesori menyatukan dan menstabilkan
filamen aktin dan miosin
Protein titin merekatkan filamen míosin, dan ∝-aktinin
mengaitkan filamen aktin pada garis Z
Titin mengetengahkan, menentukan posisi, dan
berfungsi sebagai pegas antara miosin dan garis Z
Otot dikelilingi oleh jaringan ikat epimisium
Fasikulus otot dibungkus oleh jaringan ikat perimisium
Setiap serat otot dibungkus oleh jaringan ikat
endomisium
Otot volunter berada di bawah kontrol sadar
Gelendong neuromuskulus adalah reseptor regang
khusus di hampir semua otot rangka
22
Serat intrafusal dan ujung saraf ditemukan di kapsul
gelendong
regangan otot menyebabkan refleks regang dan gerakan
memperpendek otot
2. Otot Jantung
Ciri-Ciri
Terletak di jantung dan pembuluh darah besar yang
melekat pada jantung
Seran-lintang aktin dan miosin membentuk pita I, pita
A, dan garis Z yang serupa dengan yang ditemukan
diotot rangka
Ditandai dengan kompleks taut padat yang disebut
diskus interkalaris yang mengandung taut celah
Mengandung satu atau dua nukleus di tengah, serat
lebih pendek, dan memperlihatkan percabangan
Tubulus terletak di garis Z dan lebih besar daripada
yang di otot rangka
Retikulum sarkoplasma kurang berkembang daripada
yang dí otot rangka
Mitokondria lebih besar dan lebih banyak dí serat otot
jantung
Taut celah menyatukan semua serat agar dapat
berkontraksi secara ritmik dan membentuk sinsitium
fungsional
23
Untuk kontraksi, kalsium diimpor dari luar sel dan dari
retikulum sarkoplasma
Memperlihatkan, autoritmisitas dan pembentukan
rangsangan secara spontan
Sistem saraf autonom menyarafi jantung dan
memengaruhi kecepatan denyut jantung dan tekanan
darah
3. Otot Polos
Ciri-Ciri
Ditemukan dí organ berongga dan pembuluh darah
Zonula adheren mengikat sel otot, sementara taut celah
nenghasilkan penggabungan fungsional
Mengandung filamen aktin dan miosin tanpa pola
seran-lintang
serat berbentuk fusiform dan memiliki satu nukleus di
rengah
Di usus, otot tersusun dalam lapisan konsentrik, dan di
pembuluh darah dalam pola sirkular
Terdapat filamen aktin dan miosin, tetapi keduanya
tidak memperlihatkan pola teratur atau seran-lintang
Aktin dan miosin membentuk anyaman kisi-kisi, dan
keduanya melekat pada badan padat di sarkoplasma dan
sitoplasma
24
Badan padat mengandung aktinin dan protein-protein
diskus Z lainnya
Retikulum sarkoplasma tidak berkembang dengan
cukup baik untuk menyimpan kalsium
Sarkolema memperlihatkan invaginasi yang dinamai
kaveola
Kaveola mungkin mengontrol influks kalsium ke dalam
sel setelah stimulasi
Setelah stimulasi, kalsium masuk ke sarkoplasma dari
kaveola dan retikulum sarkoplasma
Kalmodulin, suatu protein pengikat kalsium,
merangsang interaksi aktin dan miosin
Aktin dan miosin memendekkan otot dengan
mekanisme geser serupa dengan yang terjadi di otot
rangka
Hubungan badan padat antara sel-sel yang
bersampingan menyalurkan gaya kontraksi ke semua
sel
Memperlihatkan aktivitas spontan dan mempertahankan
tonus organ berongga
Kontraksi peristaltik mendorong isi di organ
Taut celah menyatukan otot-otot dan memungkinkan
komunikasi ionik antara semua serat
25
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Hari:
Tanggal:
Subjek tugas mandiri pada pelaksanaan tugas pengenalan profesi ini adalah
penjual es krim roll.
1. Alat tulis
2. Laptop
3. Checklist pertanyaan
26
3.5 Langkah-Langkah Kerja
27
DAFTAR PUSTAKA
Buku Anatomi tubuh manusia: Tulang pembentuk rangka manusia dan fungsinya
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.Jakarta
: EGC, 1022
Gunstream, Stanley E., 2013. Anatomy and Fhysiology with Integrated Study
Guide. Mc Graw Hill, New York.
Keith, Moore & Agur Anne. 2002. Anatomi Klinik Dasar. Jakarta: Hipokrates.
28
Moore, KL. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. Hlm. 109-111.
Mustiadi, I., 2017, ‘Klasifikasi Sinyal EMG Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan dan
Discrete Wavelet Transform’, Jurnal Teknoin UII.
29