Financial Leverage Ratio
Financial Leverage Ratio
Financial leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya
beban/biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan.
Namun secara umum, financial leverage merupakan penggunaan dana dengan beban tetap
dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lembar
saham. Financial leverage akan muncul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban
tetap.
Dept to equity ratio adalah rasio leverage yang menghitung bobot total hutang dan
kewajiban keuangan terhadap total ekuitas pemegang saham. Berbeda dengan rasio hutang-
aset yang menggunakan total aset sebagai penyebut, Rasio D / E menggunakan ekuitas total.
Rasio ini menyoroti bagaimana struktur permodalan perusahaan condong ke arah pembiayaan
hutang atau ekuitas.
Contoh :
Rasio Hutang terhadap Ekuitas dalam praktek Jika, menurut neraca, total hutang bisnis
bernilai $ 50 juta dan total ekuitas bernilai $ 120 juta, maka hutang terhadap ekuitas adalah
0,42. Ini berarti bahwa untuk setiap dolar dalam ekuitas, perusahaan memiliki leverage 42
sen.
Pengertian debt to assets ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar aset perusahaan
dapat menanggung hutang yang dimiliki korporasi tersebut. Apabila hasil dari debt to asset
ratio tinggi maka semakin tinggi resiko perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
Rumus dan Contoh Perhitungan Debt to Asset Ratio
Debt to assets ratio : Total Hutang / Total Aset.
Total hutang disini meliputi hutang jangka panjang maupun jangka pendek
Contoh :
PT KLM diketahui memiliki total aset sebesar 5 miliar rupiah sementara total kewajibannya
mencapai 4 miliar rupiah yang terdiri dari hutang bank dan hutang dagang. Dari data ini bisa
diketahui besaran debt to assets ratio sebagai berikut :
= (Rp.4.000.000.000 : Rp. 5.000.000.000 ) x 100 %
= 0.8 x 100 %
= 80 %
Ini artinya kebanyakan aset dalam PT.KLM dibiayai oleh hutang. Tingginya DER juga
kurang baik bagi PT.KLM sehingga penting melakukan efisiensi serta menyediakan aset
likuid untuk mengangsur hutang yang dimilikinya.