Daftar Gambar
Gambar 1 Arus Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok.............................................................................. 6
Gambar 2 Layout Pelabuhan Tanjung Priok............................................................................................ 7
Gambar 3 STS Crane.............................................................................................................................. 19
Gambar 4 Harbour Mobile Crane ......................................................................................................... 20
Gambar 5 Rubber Tyred Gantry Crane ................................................................................................. 21
Gambar 6 Reach Stacker ....................................................................................................................... 22
Gambar 7 Forklift .................................................................................................................................. 23
Gambar 8 STS Crane Terpakai ............................................................................................................... 32
Gambar 9 RTGC Terpakai ...................................................................................................................... 34
Gambar 10 Spesifikasi Truk dan Chassis ............................................................................................... 35
Gambar 11 Forklift Terpakai ................................................................................................................. 36
Gambar 12 Lokasi Pelabuhan Tanjung Priok......................................................................................... 37
Gambar 13 Layout Terminal Petikemas ................................................................................................ 39
Gambar 14 Layout Lapangan Penumpukan .......................................................................................... 39
Daftar Tabel
Tabel 1 Tahap Pengembangan Pelabuhan .............................................................................................. 8
Tabel 2 Basic Manuevering Line............................................................................................................ 10
Tabel 3 Bank Clearance Lane ................................................................................................................ 10
Tabel 4 Ship Clearance Lane ................................................................................................................. 10
Tabel 5 Penentuan Radius Free Swinging Mooring .............................................................................. 12
Tabel 6 Penentuan Kondisi Luas Kolam Putar....................................................................................... 13
Tabel 7 Rekomendasi BOR Maksimum ................................................................................................. 14
Tabel 8 Perhitungan Lebar dan Kedalaman Alur Pelayaran.................................................................. 24
Tabel 9 Perhitungan Radius Area Kolam Labuh .................................................................................... 25
Tabel 10 Perhitungan Luas Kolam Putar ............................................................................................... 25
Tabel 11 Rekomendasi BOR Maksimum ............................................................................................... 26
Tabel 12 Perhitungan Jumlah Tambatan, BOR, dan Panjang Dermaga ................................................ 27
Tabel 13 Perhitungan Luas Lapangan Penumpukan dan Ground Slot .................................................. 30
Tabel 14 Perhitungan Luas Container Freight Station .......................................................................... 31
Tabel 15 Perhitungan Kapasitas Blok .................................................................................................... 32
Tabel 16 Perhitungan Kebutuhan RTG Dan Reach Stacker ................................................................... 33
Tabel 17 Kebutuhan Truk ...................................................................................................................... 35
Tabel 18 Perhitungan Kebutuhan Forklift ............................................................................................. 36
Tabel 19 Kebutuhan Fasilitas Perairan .................................................................................................. 37
Tabel 20 Kebutuhan Fasilitas Darat ...................................................................................................... 38
Tabel 21 Kebutuhan Peralatan.............................................................................................................. 38
Bab 1. Tinjauan Umum
1.1. Trend Petikemas di Indonesia
Seiring dengan berkembangnya ekonomi dunia, proses pengiriman barang
melalui jalur laut dengan menggunakan kapal dan pengelolaan Pelabuhan sebagai
tempat kapal melakukan kegiatan bongkar muat juga turut mengalami perubahan
untuk menyesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pasar.
Salah satu dampak dari perkembangan ekonomi tersebut adalah munculnya
trend Kontainerisasi untuk meningkatkan efisiensi penanganan muatan.
Kontainerisasi adalah penggunaan petikemas untuk pengangkutan barang
menggunakan angkutan laut. Peningkatan efisiensi dari adanya trend
kontainarisasi ini dapat dilihat melalui perbandingan waktu dan cara bongkar
muat dimana biasanya dibutuhkan 14 – 15 pekerja dan 1 crane untuk membongkar
atau memuat 20 – 30 ton per-jam nya, sedangkan dengan mengumpulkan barang
atau muatan tersebut kedalam satu petikemas, hanya dibutuhkan 1 ganrty crane
yang mampu memindahkan 25 – 30 petikemas per-jam nya. Atau setara dengan
500 – 600 ton per-jam. Hal ini terntunya dapat menghemat waktu dan
meningkatnya efisiensi alat karena jumlah pekerja yang membantu proses
bongkar muat dapat menjadi lebih sedikit.
Adanya trend kontainerisasi ini membuat cukup banyak pengguna kapal
general cargo yang akhirnya beralih menggunakan kapal container. Tidak hanya
kapal, Pelabuhan dan terminal petikemas sebagai tempat kapal bersandar dan
melakukan bongkar muat juga terus berkembang untuk dapat memberikan
pelayanan terbaik. Salah satu Pelabuhan dengan terminal petikemas tersibuk di
Indonesia adalah Pelabuhan Tanjung Priok yang berada di Jakarta.
1.2. Lokasi Pelabuhan
Salah satu Pelabuhan dengan arus petikemas tertinggi adalah Pelabuhan
Tanjung Priok. Sebagai salah satu gerbang kegiatan ekspor dan impor, Pelabuhan
Tanjung Priok memiliki enam Terminal Petikemas yang menangani penanganan
petikemas ekspor dan impor. Ke-enam terminal petikemas tersebut adalah; PT
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta International Container Terminal (JICT),
Terminal Petikemas Koja (TPK Koja), dan yang terbaru adalah New Priok
Container Terminal I.
Arus petikemas yang dibongkar muat melalui Pelabuhan Tanjung Priok juga
terus mengalami peningkatan pertahunnya dengan rata-rata peningkatan
mencapai 6% denga throughput tertinggi mencapai 7,660,485 TEUs pada tahun
2019 ((Persero), 2019) dengan pertumbuhan sebagai berikut;
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
0
2015 2016 2017 2018 2019
Lebar dari sebuah Alur Pelayaran juga sangat tergantung pada ukuran
kapal yang direncanakan dapat memasuki Pelabuhan, kemampuan manuver
kapal, dan pengaruh angin, arus, dan gelombang. Lebar alur pelayaran dibagi
menjadi tiga bagian yaitu;
1. Basic Manuvering Lane (Wm) yaitu jalur utama dari Alur Pelayaran
sebuah Pelabuhan yang besarannya dihitung dengan
mempertimbangkan manuver kapal dan didapat melalui kriteria
berikut;
Tabel 2 Basic Manuevering Line
2. Bank Clearance Lane (Wb) yaitu jarak aman yang disediakan untuk
menghindari pergolakan air pada tepi alur Ketika kapal melakukan
manuver yang besarannya dihitung dengan mempertimbangkan
manuver kapal dan didapat melalui kriteria berikut;
3. Ship Clearance Lane (Ws) merupakan jarak aman yang diberikan pada
alur yang dapat dilalui dua kapal untuk mengurangi suction dan
repulsion forces antara dua kapal saat berpapasan.
Kebutuhan radius area labuh pada sistem labuh Free Swinging Mooring
dapat dihitung berdasarkan dua kondisi berikut;
𝑇0
𝐵𝑂𝑅 (%) = × 100%
𝑇𝑡
Dimana;
Dimana;
𝑁20 ′ + 2𝑁40′
𝑓𝑇𝐸𝑈 =
𝑁20′ + 𝑁40′
Dimana;
𝑇𝑡 = 𝐵𝑁 × 𝑊𝐷𝐻 × 𝑊𝐷𝑌
Dimana;
BN = Jumlah tambatan
Dimana;
b) Reach Stacker
Alur Pelayaran
Lebar Alur
Wa
Asumsi
Kecepatan angin = 9 (sedang)
B Kapal = 20,4 m
Kecepatan Arus Melintang = 0,33 knots
Kecepatan Kapal = 10 knots
Kecepatan Arus Memanjang = 2,5 knots
Tinggi Gelombang = <= 1
Sarana bantu navigasi = sangat baik
Permukaan laut = >= 1.5 T
Kedalaman alur = 14 m
Perhitungan Wa
Wa = faktor nilai
Wa angin = 0,2 4,08
Wa Vs = 0,1 2,04
Wa Arus Melintang = 0,25 5,1
Wa Arus Memanjang = 0,1 2,04
Wa kedalaman alur = 0 0
Wa Sarana Bantu = 0 0
Wa Permukaan laut = 0 0
Wa = 13,26
Wb
Asumsi
Kemiringan lereng alur = sedang
Perhitungan Wb
Wb = faktor nilai
Wb = 0,5 10,2
Wm
Asumsi = Manuver kapal sedang
Perhitungan Wm
faktor nilai
Wm 1,5 B 30,6
Lebar Alur (W) = 54,06
Kedalaman alur
Asumsi = tinggi gelombang <= 1 m
LWS Alur = 1,3 T
LWS Alur = -14 m
Kolam Labuh
Asumsi = Kapal berlabuh saat menunggu sandar
= Penjangkaran Baik
Perhitungan Radius Area
Penjangkaran baik = L + 6D
Penjangkaran baik = 272
Sehingga didapatkan untuk Radius area penjangkaran kapal adalah 272 m 2
Kolam Putar
Asumsi = Kapal dibantu tugboat
LOA = 200 meter
Perhitungan Luas Kolam Putar
Penjangkaran baik = 2 x LOA
Penjangkaran baik = 400 meter 2
Sehingga didapatkan kebutuhan Luas Kolam Putar untuk Terminal Petikemas
dengan Throughput 1,500,000 TEUs adalah 400m2
3.2. Perencanaan Fasilitas Daratan
Berdasarkan penjelasan pada Bab 2, perhitungan perencanaan fasilitas daratan
dilakukan dengan menghitung kebutuhan Dermaga, Lapangan Penumpukan dan
Container Freight Station (CFS) dengan perhitungan sebagai berikut;
3.2.1. Perencanaan Dermaga
Untuk menghitung kebutuhan panjang demaga, terlebih dulu dilakukan
perhitungan kebutuhan jumlah tambatan dengan persamaan;
𝑄𝑎
𝑛=
𝑄𝑐 × 𝑓𝑇𝐸𝑈 × 𝑁𝑐𝑏 × 𝑊𝐻𝐷 × 𝑊𝐷𝑌 × 𝑈𝐵
Dimana;
n = jumlah tambatan
Qa = total rencana throughput per-tahun
Qc = produktivitas alat bongkar muat yang digunakan
fTEU = TEUs faktor
NCB = jumlah alat bongkar muat per-tambatan
WHD = Jumlah jam kerja dalam 1 hari
WDY = Jumlah hari kerja dalam 1 tahun
UB = Berth Occupancy Ratio (BOR)
Dengan acuan bor maksimum untuk tiap jumlah tambatan adalah sebagai
berikut;
Tabel 11 Rekomendasi BOR Maksimum
Dermaga
Data dan Asumsi
Throughput = 1.500.000 TEUs/th
Alat Bongkar Muat = STS Crane
Jumlah = 2 unit
Kecepatan = 25 boxes/hr
WHD = 24 jam
WDY = 355 hari
BOR Max = 55%
Perhitungan jumlah Tambatan
n = 4
Penyesuaian BOR dengan Produktivitas Crane
Alat Bongkar Muat = STS Crane
Jumlah = 2 unit
Kecepatan = 25 boxes/hr
Jam Operasional = 24 jam
Asumsi Shifting Operator = 4 shift
Hari Kerja = 355 hari
Total Crane yang digunakan = 8 unit
Produktivitas Crane = 200 box/jam
= 4.800 box/hari
= 1.704.000 box/tahun
Throughput = 1.500.000 TEUs/th
Selisih = 14%
DITERIMA
Perhitungan Panjang Dermaga
LOA max = 200 m
Jarak antar kapal = 0,1 x LOA
= 20 m
Jarak ujung kapal - bangunan = 0,15 x LOA
= 30 m
Panjang Dermaga = 920 m
Area Apron
Data dan Asumsi
Lebar palkah = 11 m
Lebar kaki STS = 35 m
Perhitungan Lebar Area Apron
Jalur Layan = 5 m
Jarak kaki STS = 35 m
Belakang crane = 0 m
Jalur Lalu Lintas = 6 m
Lebar Area Apron = 57 m
Dimana;
ACY = Kebutuhan luas lapangan penumpukan
QCY = Arus bongkar muat petikemas per tahun
TDW = Dwelling Time
ATEU = Luas penumpukan per TEU, termasuk jalur alat B/M
H = rasio tinggi rata rata
m = Yard Occupancy Ratio yang dapat diterima (0,65 – 0,7)
Lapangan Penumpukan
Data dan Asumsi
% Petikemas Impor = 60% dari total
% Petikemas Ekspor = 35% dari total
% Petikemas Kosong = 5% dari total
Tdw Impor = 4 hari
Tdw Ekspor = 3 hari
Tdw Kosong = 7 hari
rasio tinggi (H) = 0,8
dimensi TEU (aTEU) = 6
Tinggi max 4 tier
YOR = 0,7
Total Petikemas / tahun = 1.500.000 TEUs/th
Perhitungan Kebutuhan Luas Lapangan Penumpukan
Jumlah Impor = 900.000 TEUs
Jumlah Ekspor = 525.000 TEUs
Jumlah Kosong = 75.000 TEUs
Acy Impor = 105.675 m2
Acy Ekspor = 46.233 m2
Acy Kosong = 15.411 m2
Perhitungan Ground Slot
Ngs Impor = 4.404 GS
Ngs Ekspor = 1.927 GS
Ngs Kosong = 642 GS
Lapangan Penumpukan
kapasitas Kebutuhan Produktivitas
slot bay tier block block kapasitas min RTG RTG
2.027.760
36 9 4 2 2.592 2.568 2 box/tahun
Melalui perhitungan tersebut didapatnya kebutuhan alat bongkar muat untuk
Lapangan Penumpukan dengan kebutuhan RTG sejumlah 17 unit dengan tipe
1 over 5. Dan dengan selisih antara throughput dengan produktivitas RTG
sebesar 35%, dengan nilai ini, jumlah RTG tersebut dapat dibilang sesuai dan
tidak over investment.
RTG tersebut memiliki Lifting Capacity 40t, Span >23 meter dan lifting
height 15,4 – 18,2 meter.
Forklift
Jumlah Petikemas LCL = 356.250 TEUs
Asumsi berat petikemas = 20 ton/TEU
Tabel Total Ton = 7.125.000 ton 18
Dengan forklift yang dipilih adalah forklift dengan kapasitas 5 – 7,5 Ton.
Bab. 4 Desain Tata Letak Terminal Petikemas
Dalam perancangan Pelabuhan maupun Terminal Petikemas, dibutuhkan layout atau
gambaran tata letak untuk dapat mengetahui posisi dan luasan masing-masing
fasilitas dan penempatan peralatan yang telah dihitung dalam Bab 3 sebelumnya.
Terminal Petikemas yang dirancang untuk tugas ini berlokasi di Jakarta, tepatnya
berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Lokasi dan tampilan Pelabuhan Tanjung Priok
dapat dilihat pada gambar berikut;
Dalam pembuatan layout atau tata letak terminal petikemas, dimasukkan data yang
telah didapat melalui perhitungan sebelumnya yaitu;
1. Kebutuhan fasilitas perairan yang terdiri dari rincian kebutuhan kedalaman, lebar,
maupun luasan
Summary Peralatan
Peralatan Dermaga
Jenis = STS Crane
Jumlah = 12 unit
Peralatan Lapangan Penumpukan
Jenis = RTGC
Jumlah = 17 unit
Jenis = Truk + Chassis
Jumlah = 45 unit
Peralatan CFS
Jenis = Froklift
Jumlah = 11 unit
Layout
Gambar 13 Layout Terminal Petikemas
Kolam Labuh
Asumsi = Kapal berlabuh saat menungug sandar
= Penjangkaran Baik
Perhitungan Radius Area
Penjangkaran baik = L + 6D
Penjangkaran baik = 272
Penjangkaran 4 kapal = 1088
Melalui perhitungan tersebut didapatkan luasan kolam labuh untuk 4 kapal adalah
1088m2
Kolam Putar
Asumsi = Kapal dibantu tugboat
LOA = 200 meter
Perhitungan Luas Kolam Putar
Penjangkaran baik = 2 x LOA
Penjangkaran baik = 400 meter 2
Melalui perhitungan tersebut didapatkan luas kolam putar yang dibutuhkan untuk 4
kapal adalah 1600m2
Daftar Pustaka
(Persero), P. P. (2019). Laporan Tahunan 2019. Jakarta: PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero).
Team, J. (2012). Master Plan Study On Port Development And Logistics In Greater
Jakarta Metropolitan Area. JICA Team.
Pembagian Nilai
Refiantika Rachma 04411740000037 (69%)
Candra Hidayat 04411840000018 (11%)
Anton Oki Pradana 04411840000038 (20%)