DI
Disusun Oleh :
21603018
PROGRAM STUDI :
2018-2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nrp : 21603018
Laporan Pratik Kerja Lapangan ini telah diperiksa pada Rabu 19 Juni 2019
di Jakarta dan Kamis20 juni 2019 di Jakarta
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
ii
tertib yang berlaku diAkademi Maritim Nasional Jakarta Raya (AMAN
JAYA).
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
iv
PENUTUP ......................................................................................................... 28
A. Identifikasi Masalah .............................................................................. 28
B. Kesimpulan............................................................................................ 29
C. Saran ...................................................................................................... 30
D. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 30
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai
jenis macam potensi dalam bidang transportasi laut. Sebagai negara
maritim, angkutan laut merupakan tulang punggung sistem transportasi.
Pelabuhan memegang peranan penting. Salah satu fungsi pelabuhan
yaitu sebagai mata rantai transportasi atau titik temu moda transportasi
sebenarnya diperankan oleh terminal. Terminal merupakan bagian dari
pelabuhan untuk melayani kapal dan melaksanakan kegiatan bongkar
muat barang ataupun penumpang.
1
dimiliki oleh PT Multi Terminal Indonesia.Perusahaan ini mulai beroperasi
pada 1 Juli 2015.
Saat ini IPC TPK telah mengoperasikan kegiatan di 2 cabang IPC
yaitu Pontianak dan Jambi. Jasayang disediakan oleh IPC TPK pada 2
Cabang ini antara lain jasa dermaga, bongkar muat barang danpetikemas,
jasa gudang dan penimbunan barang, alat bongkar muat serta peralatan
pelabuhan, jasaterminal petikemas, curah air, curah kering, dan Ro-ro.
C. Sejarah perusahaan
PT IPC Terminal Petikemas, selanjutnya disebut sebagai
“Perusahaan” atau “IPC TPK”, didirikan pada tanggal 10 Juli 2013 melalui
Akta Pendirian No.25 yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo
Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, dan telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Keputusan No. AHU-40641.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 25 Juli 2013.
Perusahaan didirikan sebagai upaya dari pendiri sekaligus entitas induk,
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (Indonesia Port Company, “IPC”)
untuk memberikan pelayanan petikemas dengan sistem jaringan yang
terintegrasi antar pelabuhan dan terkelola secara profesional. Perusahaan
telah memiliki izin Badan Usaha Pelabuhan (BUP) melalui Keputusan
Menteri Perhubungan No. KP 853 Tahun 2014 tanggal 13 November
2014, yang memberikan izin kepada Perusahaan untuk menyediakan jasa
pengelolaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya. Hingga akhir tahun
2
2017, Perusahaan mengelola terminal petikemas di 5 (lima) pelabuhan,
yaitu Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Pajang, Pelabuhan Palembang,
Pelabuhan Teluk Bayur, dan Pelabuhan Jambi. Selain itu, Perusahaan
memiliki saham di PT New Priok Container Terminal One (NPCT1)
sebesar 51,00%. NPCT1 merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang penanganan bongkar muat petikemas dan berlokasi di Kali Baru,
Tanjung Priok.
1. Anak panah yang melesat di atas air atau horison dan menjadi
representasi dari konsep pergerakan perusahaan yang dinamis.
2. Cahaya matahari pagi yang merepresentasi perubahan, kekuatan,
optimisme dan simbol kebanggaan seluruh karyawan terhadap
perusahaannya dalam usaha bersama untuk meraih tujuan
perusahaan.
3. Melambangkan bahwa Perusahaan dan seluruh karyawan masuk
ke dalam era baru yang dinamis sehingga seluruh komponen
perusahaan dapat bergerak secara fleksibel dalam menghadapi
tantangan di depan. Dengan selalu berpikir selangkah ke depan
serta bekerja dengan fokus dan cekatan, karyawan bergerak untuk
mencapai tujuan perusahaan bersama-sama.
4. IPC dengan warna tulisan abu-abu gelap merupakan nama merk
yang merepresentasikan cita modern, keyakinan dan
profesionalitas serta menginspirasikan kepercayaan kepada
seluruh pemangku kepentingan.
5. Container Terminal, yang artinya Terminal Peti Kemas, merupakan
nama perusahaan yang memiliki makna bahwa Perusahaan
mempunyai maksud dan tujuan untuk melakukan kegiatan
pengusahaan di pelabuhan berupa pelayanan jasa terminal
3
petikemas antar pulau dan internasional serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dana tau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan atau mengejar keuntungan
guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-
prinsip Perseroan Terbatas.
Sumber www.ipctpk.co.id
VISI
Berstandar internasional:
4
Unggul:
Operasional:
Layanan:
MISI
5
E. Struktur Organsasi
6
b. Bertanggung jawab dalam kepemimpinan dan pengelola bisnis
perusahaan dalam bidang komersial dan pengembangan bisnis
sesuai arah dan strategi implementasi perusahaan
3. Senior Manager dan Pengembangan Bisnis
a. Meriset pasar, mencari peluang pelanggan baru, dan menjaga
hubungan dengan pelanggan
b. Bekerja sama dengan divisi lain seperti divisi teknis untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan/pasar
c. Menyusun dan mempresentasikan rencana pengembangan bisnis
perusahaan
d. Update pengetahuan mengenai perkembangan pasar serta
kompetitor
e. Melakukan riset perkembangan bisnis perusahaan secara berkala
4. Senior Manager Komersial
a. Membantu direktur komersial dan pengembangan bisnis dalam
merumuskan, merencanakan, mengendalikan, dan
mengoordinasikan, strategi implementasi program kerja
manajemen dalam bidang komersial
b. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program kerja manajemen
dalam bidang komersial
5. Senior Manager Hubungan Pelanggan
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Umum
b. Menetapkan tujuan dan sasaran jalannya operasional perusahaan
dan strategi penjualan kepada konsumen.
c. Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi
penjualan terhadap konsumen atau pelanggan.
d. Menganalisis laporan yang dibuat oleh bawahannya.
e. Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya
untuk mencapai tujuan perusahaan.
f. Memberikan pelayanan yang prima kepada setiap konsumen atau
pelanggan.
7
g. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil
penjualan dan penggunaan dana promosi
h. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing
seluruh karyawan dibagian pemasaran.
6. Direktur Operasi dan Teknik
a. Rencana produksi, alokasi mesin produksi / teknik, kebutuhan
bahan baku, bahan langsung lainnya, bahan pembantu, suku
cadang, energi dan tenaga kerja.
b. Mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan
perusahaan dibidang produksi dan teknik sesuai RKAP.
c. Menetapkan kebijakan dan mengendalikan pemakaian bahan baku,
bahan pembantu energi, bahan dalam proses, dan barang jadi, baik
secara kwantitas maupun kwalitas.
d. Menetapkan kebijakan dan mengendalikan pemeliharaan mesin-
mesin produksi dan teknik.
7. Senior Manager Operasi
a. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi
perusahaan
b. Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak
menguntungkan perusahaan
c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi
d. Mengawasi produksi barang atau penyediaan jasa
e. Mengawasi tata letak operasional , persediaan dan distribusi
barang
f. Membuat atau merencanakan pengembangan operasi dalam
jangka pendek maupun panjang
g. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam
mendukung visi dan misi perusahaan
h. Melakukan pertemuan rutin dengan direktur eksekutif secara
berkala
i. Melakukan pencairan cek untuk biaya agen
8
j. Mengatur anggaran dan mengelola biaya
k. Mengelola program jaminan kualitas
8. Senior Manager Sistem Informasi
a. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu
dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya
perantara sistem informasi.
b. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam
memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
c. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan
pendukung sistem informasi.
e. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
f. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi
ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
g. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
h. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah
transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan
pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
i. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek
nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan
transaksi yang terjadi.
9. Senior Manager Teknik
a. Menyusun schedule maintenance dan melakukannya secara tepat.
b. Menyusun data aset IT.
c. Membuat laporan pekerjaan mingguan dan bulanan.
d. Mengelola Teknologi Informasi dan sistem komputer
e. Memberikan solusi Teknologi Informasi
f. Pengawasan dan perawatan Teknologi Informasi
10. Direktur Keuangan dan SDM
a. Melakukan pengawasan terhadap transaksi dan saldo kas/bank.
9
b. Memberikan penilaian dan pengawasan terhadap kinerja karyawan.
11. Senior Manager Keuangan
a. Merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam
perusahaan termasuk perpencanaan umum keuangan perusahaan
b. Mengambil keputusan penting investasi dan berbagai pembiayaan
serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut
c. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan
seefisien mungkin dengan menjalin kerja sama dengan manajer
lainnya
d. Penghubung antara perusahaan dengan pasar keuangan sehingga
bisa mendapatkan dana dan memperdagangkan surat berharga
perusahaan
12. Senior Manager SDM dan Umum
a. Melakukan perencanaan, mengembangkan dan implementasi
strategi pada bidang pengelolaan dan juga pengembangan SDM,
seperti merekrut karyawan, kebijakan, kontrak kerja, konsultasi,
penggajian, peraturan, pelatihan, membangun motivasi, evaluasi
dan lain sebagainya.
b. Penetapan dan pemeliharaan sistem yang ada dengan tujuan untuk
mengukur aspek penting dari pengembangan sumberdaya
manusia.
c. Monitoring, mengukur dan melakukan pelaporan mengenai
masalah, strategi dalam mengembangkan SDM dan
pencapaiannya sesuai kesepakatan.
13. Kepala Biro Hukum dan Kepatuhan
a. Bertanggung jawab mengenai hukum dan kepatuhan internal untuk
mendukung terselenggaranya kelancaran kegiatan perusahaan
b. Membantu direktur utama dalam merencanakan, mengendalikan,
mengoordinasikan program kerja dan melaksanakan pengawasan
tahunan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
14. Kepala Biro Pengadaan dan Logistik
10
a. Bertanggung jawab atas pengadaan dan logistik pendukung agar
terselenggaranya kelancaran kegiatan perusahaan
b. Membantu Direktur utama dalam merencanakan, mengendalikan,
mengoordinasikan program kerja dan melaksanakan pengawasan
terhadap pengadaan dan logistik
15. Kepala Audit
a. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)
b. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan
dengan auditee
c. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan
audit secara terperinci
d. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist
e. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
f. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan
relevan
g. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan
selama audit internal
h. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan
selesai
16. Corporate Secretary dan Hubungan Eskternal
a. Bertanggung jawab terselenggaranya hubungan dengan berbagai
media secara sinergis, efektif dan efisien.
b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan media komunikasi
perusahaan.
c. Penyelesaian Annual Report sesuai ketentuan, peraturan, dan
batas waktu yang ditetapkan.
d. Sebagai pelaksana tugas sekretaris perusahaan secara efektif dan
efisien.
e. Menjalankan fungsi Compliance Officerdenganmengikuti
perkembangan pasar dan kondisi eksternal Bank Riau Kepri,
khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang PerBankan.
11
f. Sebagai mediator antara manajemen kepada pegawai, dan direksi
kepada komisaris.
g. Sebagai mediator atau perwakilan antara Bank Riau Kepri dengan
lembaga atau institusi eksternal.
h. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham .
17. Manager Area
a. Membantu direktur utama, direktur komersial dan pengembangan
bisnis, direktur operasi dan teknik, dan direktur keuangan dan SDM
dalam merumuskan, merencanakan, mengendalikan, dan
mengoordinasikan strategi implementasi program kerja manajemen
dalam bidang operasi masing-masing area terkait.
b. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program kerja manajemen
dalam bidang operasi masing-masing area terkait
F. Lokasi Perusahaan
Tempat penulis melakukan PKL yaitu di PT. IPC Terminal
Petikemas Tanjung Priok, Lokasi perusahaan yang menjadi tempat
pelaksanaan PKL dan memperoleh data-data ketika penulis
menjalankan program PKL selama kurang lebih 3 bulan.
12
BAB II
PEMBAHASAN
B. PLANNING
Planning atau Perencanaan sebenarnya adalah suatu cara
“rasional” untuk mempersiapkan masa depan Becker (2000) dalam
Rustiadi (2008 h.339). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam Rustiadi
(2008 h.339) menyatakan bahwa :
13
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan
rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang
harus dilakukan.
Fungsi Perencanaan
14
melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan
perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
15
3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat
tercapainya Tujuan.
C. CONTROL
Pengendalian manajemen (controlling) ini oleh para penulis di
definisikan sebagai berikut :
16
R Terry. Pengertian Pengendalian dapat di definisikan sebagai
proses penentuan, apa yang harus di capai yaitu standar, apa yang
sedang di lakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila
perlu melakukan perbaikan perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai
dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
TUJUAN PENGENDALIAN
17
D. Divisi planning and control sendiri dibagi menjadi 4
sub divisi :
1. Berth allocation (alokasi dermaga)
yaitu suatu sub divisi yang bertugas untuk mengatur jadwal
kedatangan dan keberangkatan kapal, juga ketersediaan crane
bongkar muat dan dermaga untuk melayani kapal beserta rata-rata
lamanya kapal tersebut akan sandar. Alokasi dermaga yang sudah
sesuai dengan sistem plan & control ini juga harus dilengkapi
dengan petugas yang akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
penambatan kapal dan perlatan lainnya sebagai sarana pendukung
bongkar muat petikemas.
2. Ship planning (perencanaan kapal)
yaitu sub divisi yang bertugas untuk melakukan
perencanaan efektif terhadap penggunaan crane untuk sarana
bongkar muat di kapal dan penggunaan crane untuk sarana
bongkar muat itu. Untuk pencapaian rate crane yang tinggi (jumlah
pergerakan petikemas per jam), maka planner harus
mengoptimalkan tahap kerja crane dalam bentuk daftar detil
pergerakan crane sehingga tidak ada benturan antar crane yang
berdekatan dan pada saat yang sama memastikan forklift dapat
bekerja dengan aman di bawah crane dermaga. Bagian ini juga
berfungsi untuk menempatkan kontainer di kapal yang terintegrasi
dengan lokasi kontainer di yard agar tetap terencana dengan baik,
serta membuat perencanaan muat petikemas sesuai pelabuhan
mana yang dituju dahulu dengan pelabuhan terakhir. Dalam
perencanaan ini, pihak kapal (chief mate/ mualim 1) sudah
menyiapkan dokumen apa saja sebagai pendukung bongkar muat
petikemas tersebut. Koordinasi dan hubungan kerja yang baik
antara pihak kapal dan planner serta tallyman dapat membantu
terlaksananya kegiatan bongkar muat di kapal berjalan dengan baik
dan aman.
18
3. Yard planning (perencanaan halaman untuk kontainer)
Yaitu sub divisi yang tugasnya sangat berhubungan dengan
perencanaan kapal, dimana dalam perencanaan yard perlu
pengawasan yang baik sehingga peletakan kontainer tidak salah
tempat antara ukuran slot, rownya dan block kontainer tersebut.
Perencanaan dan pengawasan yang tepat, tidak akan membuat
delay time dan dwell time. Perlunya koordinasi dan hubungan kerja
yang baik antara pihak perencanaan kapal, dermaga dan yard
sendiri, serta peralatan dan operator peralatan yang baik
kondisinya agar proses kegiatan di terminal kontainer berjalan
dengan lancar dan aman.
4. Control Tower
Yaitu sub divisi yang bertugas dalam pengawasan setiap
kegiatan yang berlangsung di area pelabuhan tanjung priuk, seperti
mengatur trucking di lapangan, kegiatan B/M kapal serta
memberikan job untuk alat dilapanga seperti RTG, RMBC, RS dll,
dapat di artikan bahwa control tower berperan penting dalam
semua kegiatan yang berlangsung dilapangan secara real/nyata
setiap detiknya.
Vessel talker adalah pembicara yang berada di control tower
yang memandu forman diatas kapal.
Yard talker adalah pembicara yang berada di control tower
yang mengatur kegiatan di lapangan seperti B/M dalam
operasinal alat-alat berat pendukung kerja.
19
BAB III
PROSES KERJA
A. Flow Chart Proses Kerja Pemuatan (Outbound) hingga
Pembongkaran (Inbound) pada PT IPC Terminal Peti
Kemas
Dalam menjalankan kegiatan Bongkar dan Muat PT. IPC Terminal
Peti Kemas mempunyai Flow Chart proses kerja dari Pemuatan
(Outbound) hingga Pembongkaran (Inbound) yang secara garis besar
dapat dilihat pada gambar II.1.
Outbound
Proses
Perencanaan Pembayaran Penerimaan Penumpukan Pemuatan
Inbound
Proses
Perencanaan Bongkar Penumpukan Pembayaran Pengiriman
20
importir maupun eskportir untuk memudahkan proses kegiatan ekspor dan
impor di IPC Terminal Petikemas.
2. Request
receiving & proses
pembayaran
Gate
11. Truk
3. Penerimaan
keluar dari
kontainer di gate
terminal
Penumpukn
Lapangan
4. Penumpukan di
lapangan
Dermaga
9. Pengiriman
8. Pengambilan
7. Kapal muatan dari 10. Operasi
kontainer dan
Sandar lapangan ke pemuatan
lapangan
dermaga
21
4. Setelah proses pengecekan pengguna jasa (shipping line) menuju ke
lapangan penumpukan dengan alamat container yang sudah ada.
5. Planning and control menerima data SI dari pelayaran untuk
dilakukan perencanaan tata letak di atas kapal (Bay plan) dengan
saling berkoordinasi dengan chef kapal
6. Chef kapal menyetujui hasil rencana planning and control kemudian
planning and control merencanakan alat yang akan digunakan pada
kegiatan muat berlangsung (CWP) dengan melihat SI dari pelayaran
7. Setelah semua di proses kemudian kapal sandar
8. Keadaan kapal sudah di dermaga kemudian kegiatan muat langsung
bisa berlangsung dengan pengambilan kontainer di lapangan
penumpukan dengan truck yang telah di sediakan sesuai apa yang
sudah di rencanakan planning and control
9. Truck kemudian menuju ke dermaga untuk dilakukannya kegiatan
muat ke kapal dengan alat yang telah di tentukan
10. Truck keluar dari terminal
22
Ruang lingkup proses Pembongkaran (Inbound) PT IPC Terminal Petikemas
Perencanaan Operasi Bongkar & Penumpukan Pembayaran Pengiriman
Planning &
Control 1. Permintaan
2. Pembuatan
sandar dan
rencana sandar
penerimaan data
dan bongkar
bongkar
Billing
7. Request
delivery dan
pembayaran
Gate
10. Pengeluaran
8. Penerimaan
kontainer dari
kontainer di gate
terminal
Penumpukan
Lapangan
6. Operasi 9. Pengambilan
penumpukan di kontainer di
lapangan lapangan
5. Pengiriman
Dermaga
23
10. Truck keluar dari terminal.
D. Status kontainer
Status kontainer export
1. 49 : kontainer posisi masih di luar lapangan penumpunkan
2. 50 : kontainer sudah di area gate masih dalam proses
3. 51 : kontainr sudah stacking atau berada di apangan penumpukan
4. 56 : kontainer sudah loading atau berada di atas kapal
Status kontainer import
1. 01 : kontainer posisi masih diatas kapal
2. 02 : Kontainer sudah didermaga sedang kegiatan bongkar
3. 03 : kontainer sudah stacking dilapangan penumpukan
4. 10 : proses truck memasukin gate membawa sp2 yang diupdate ke
sistem
5. 09 : kontainer sudah keluar dari lapangan penumpukan
24
F. Deskripsi Praktek Kerja Lapangan
Berdasarkan ketentuan dari Jurusan Ketatalksanaan Pelayaran dan
Kepelabuhanan Program Studi D3, mahasiswa yang berada di semester 6
diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL),
oleh sebab itu penulis melaksanakan kegiatan tersebut selama 3 bulan
terhitung sejak tanggal 11 Maret 2019 hingga tanggal 17 Juni 2019 di PT.
IPC Terminal Petikemas (planning and control) yang berlokasi di Jl. Raya
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara 14310, Indonesia.
Ketentuan hari kerja dan waktu kerja karyawan yang berlaku di PT.
IPC Terminal Petikemas (Planning and Control) terbagi menjadi beberapa
shift. Berikut adalah pembagian Shift yang berlaku di perusahaan :
3. Jam Istirahat
a. Keseluruhan : Pk. 12.00-13.00 WIB
Dalam hal ini, penulis mendapatkan kesempatan menggunakan
Shift 1. aktifitas yang dilakukan penulis selama kegiatan PKL berlangsung
adalah aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan yang tertera dalam
table.
BA : Batch Allocation
25
SPL : Ship Planner
RC : Receiving card
PA : Prefareed area
SI : Stowage Instruction
SS : Special stowage
26
jadi semua kegiatan di dermaga (import) sudah lakukan semua secara
sistem dengan real kegiatan di lapangan.
ITOS : Aplikasi atau sistem sama hal nya dengan OPUS akan
tetapi sistem ini hanya di gunakan indonesia saja untuk kegiatan eskpor
penggunaan aplikasi ini sama saja dengan OPUS akan tetapi aplikasi ini
tidak seutuh nya secara sistem melainkan secara manual.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Identifikasi Masalah
28
ruang distribusi barang dan lapangan penumpukan. Jumlah arus container
yang masuk dan keluar sudah melebihi kapasitas Pelabuhan Tanjung
Priok saat ini. Fakta ini didukung oleh tingkat isian lapangan penumpukan
(YOR) sudah melebihi 100%, dampak yang terjadi akibat kelebihan
kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok adalah terjadi kongesti (kemacetan) di
Pelabuhan Tanjung Priok
3. Kepastian kedatangan truck di pelabuhan
Tidak ada akses jalan darat langsung dari sentra industri di
Jabodetabek menuju Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga sering terjadi
kemacetan panjang dari dalam pelabuhan sampai jalan raya Cakung
Cilincing Raya, Jakarta Utara terutama pada hari-hari ekspor yaitu hari
Kamis, Jum’at dan Sabtu. Kemacetan bertambah bila keadaan hujan dan
jalan rusak berlubang sehingga memerlukan waktu 5 hingga 10 jam
berada di jalan. Penyebab lain kemacetan adalah karena tidak adanya
tempat tunggu truk sebelum masuk ke Pelabuhan Tanjung Priol.
4. Ketersediaan Alat Terbatas
Minimnya jumlah peralatan bongkar muat yang memadai, seperti
quay container crane, shore crane atau harbour crane yang
mengakibatkan kegiatan bongkar muat tidak efektif dan efisien sehingga
berakibat menghambat kecepatan perkembangan volume barang peti
kemas. Fasilitas suatu pelabuhan sangat mempengaruhi kinerja kegiatan
pelabuhan tersebut, baik itu kegiatan untuk membongkar dan memuat
barang ke dalam kontainer atau gudang yang berupa alat-alat berat untuk
mengangkut dan menyusun barang.
B. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan bab sebelunya dalam laporan ini,
akhirnya penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian terhadap
beberapa faktor yang mempengaruhi proses kegiatan bongkar muat milik
29
PT.IPC TPK belom maksimal karena sering terganggunya koneksi/trouble
internet serta gangguan kerusakan alat kerja saat proses berlangsung.
Kejadian ini terjadi karena proses yang ada di dalam perusahaan berada
pada sistem (opus&itos) serta keadaan alat kerja yang sudah berumum
yang membutuhkan perbaharuan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengemukakan
saran bagi pihak PT.IPC TPK agar dapat memciptakan alternatif lain yang
lebih baik lagi serta untuk memperbaharui alat-alat kerja.
D. DAFTAR PUSTAKA
https://lailaallatief.wordpress.com/2014/10/10/pengertian-perencanaan-
planning-dan-langkah-langkahnya/
https://jurnalmanajemen.com/pengertian-pengendalian/
30