Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PARASITOLOGI FLAGELATA / MASTIGOPHORA

HAMLIA KASMADI
J1A119124
KESLING

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
Kata pengantar

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah BIOMEDIK. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia , manusia paling baik akhlaknya yaitu nabi
Muhammad SAW , kepada keluarganya , para sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir
jaman. Aamiin.

Makalah ini berjudul “ PARASITOLOGI KELAS MASTIGOPHORA\ FLAGELATA “. Semoga dengan


adanya makalah ini akan memberikan manfaat kepada para pembaca. Saya menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh karena itu , kritik dan saran sangat penulis harapkan
dari para pembaca .

KENDARI, 28 MARET 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………..
C. TUJUAN……………………………………………………………………………………………
D. MANFAAT………………………………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………….
A. Pengertian………………………………………………………………………………………….
B. Morfolog………………………………………………………………………………………….
C. Hospes……………………………………………………………………………………………….
D. Epidemiologi\Penyebaran…………………………………………………………………….
E. Siklus hidup\Daur hidup……………………………………………………………………….
F. Patologi………………………………………………………………………………………………
G. Diagnosis…………………………………………………………………………………………..
H. Penyakit dari Genus Giardia lamblia dan Tricomonas vaginalis………….
I. Gejala klinik………………………………………………………………………………………..
J. Cara pencegahan………………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..............
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk. Ciri khas dari
kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang berupa cambuk getar (Sudewa, 2010). Selain
berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor
di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan. Flagelata memiliki 1 inti atau
lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas dan flagel.
Kinetoplas terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang ada benda parabasal. Aksonema merupakan
bagian flagel yang terdapat di dalam badan parasit. Kadang-kadang ada struktur yang nampak
sebagai satu garis mulai dari anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping
badan parasit terdapat membran bergelombang dan kosta yang merupakan dasarnya. Beberapa
spesies flagelata mempunyai sitostoma (Margono, 1998).

Parasit dari kelas Flagellata/ Mastigophora dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan


habitatnya yaitu Flagellata intestinal, oral, genital dan golongan flagellata darah dan jaringan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai golongan flagellata intestinal, oral, dan genital yang
meliputi 2 spesies patogen yaitu Giardia lamblia dan Trichomonas vaginalis. Parasit ini di
temukan oleh Antoni van leeuwenhoek (1618), sebagai mikroorganisme yang bergerak-gerak di
dalam tinjanya. Flagelata ini pertama kali di kenal dan di bahas oleh Lambl (1859), yang
memberinya nama “intestinalis” kemudian Stiles (1951) memberikan nama baru, Giardia
lamblia, untuk menghormati Prof.A.Giard dari paris dan doctor F. Lambl dari Prague

Giardia lamblia merupakan penyebab utama penyakit giardiasis yaitu penyakit yang
menyerang bagian usus manusia, dimana penderitanya akan mengalami semacam diare yang
walaupun tidak terlalu parah namun lamanya penyakit ini bisa sampai berbulan-bulan. Sejatinya
penyakit ini sangat jarang dijumpai di Indonesia terutama pada orang dewasa, karena sebagian
besar orang telah kebal oleh parasit Giardia lamblia ini. Penyakit ini lebih banyak menyerang
anak kecil terutama dalam masa pembentukan kekebalan tubuh.
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogen dengan derajat tertentu yang sebagian
besar menyerang wanita pada traktus urogenitalis bagian bawah. Infeksi ini mungkin bergejala
atau mungkin tidak bergejala dan merupakan infeksi menular seksual. Ada dua jenis spesies
lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup di rongga mulut dan
Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang keduanya terbukti tidak menimbulkan
penyakit. Pertama kali divisualisasikan oleh Donne pada tahun 1836, T. vaginitis pertama kali
ditunjukkan pada awal abad ke-20, sebagai akibat dari studi inokulasi yang merupakan protozoa
patogenik (Cook, 2009).

B . Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Mastigophora/Flagelata


2. Bagaimana morfologi Mastigophora/Flagelata
3. Bagaimana hospes Mastigophora/Flagelata
4. Bagaimana epidemiologi Mastigophora/Flagelata
5. Bagaimana siklus hidup Mastigophora/Flagelata
6. Bagaimana patologi Mastigophora/flagelata
7. Bagaimana diagnosis penyakit Mastigophora/Flagelata
8. Apa penyakit dari Genus Giardia lamblia dan Tricomonas vaginalis
9. Apa saja gejala klinik Genus Giardia lamblia dan Tricomonas vaginalis
10. Bagaimana cara pencegahan Genus Giardia lamblia dan Tricomonas vaginalis
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian Mastigophora/Flagelata


2. Untuk mengetahui morfologi Mastigophora/Flagelata
3. Untuk mengetahui hospes Mastigophora/Flagelata
4. Untuk mengetahui epidemiologi Mastigophora/Flagelata
5. Untuk mengetahui siklus hidup Mastigophora/Flagelata
6. Untuk mengetahui patologi Mastigophora/Flagelata
7. Untuk mengetahui diagnosis Mastigophora/Flagelata
8. Untuk mengetahui penyakit dari Genus Giardia lamblia dan Tricomonas vaginalis
9. Untuk mengetahui gejala klinik Genus Giardia lamblia dan Tricomonas vaginalis
10. Untuk mengetahui cara pencegahan Genus Giardia lamblia dan Tricoonas vaginalis
Bab II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mastigophora/Flagelata

Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti “bulu cambuk”. Flagellata juga sering disebut
sebagai Mastigophora. Kata “mastigophora” berasal dari bahasa Yunani yaitu mastig yang
berarti “cambuk” dan phoros yang berarti “gerakan”. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Flagellata adalah jenis Protozoa yang memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela).

Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan tumbuhan. Flagela pada Flagellata letaknya
berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya dan mengumpulkan makanan dengan cara
menghasilkan aliran air di sekitar mulut sehingga makanan dapat memasuki mulut. Sitoplasma
Flagellata dikelilingi oleh pelikel atau pembungkus yang nyata sehingga memberikan bentuk
tubuh yang tetap.
B. Morfologi Mastigophora/Flagelata

Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan ada
yang berkoloni.
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya volvox.
ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. pelikel adalah lapisan luar yang
terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
Bentuk tubuh zooflagelata mirip dengan sel leher porifera. Zooflagelatamempunyai flagel yang
berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga
berfungsi sebagai alat gerak.
Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membrane selulosa. Salah
satu spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena
viridis. Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh tumpul dan
bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh pelikel dan
dilengkapi dengan satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak
untuk berpindah tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.
Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior dan
melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau
stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya, sehingga
berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intensitas cahaya di
lingkungan. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus,
vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
C . Hospes Mastigophora/Flagelata

Giardia lamblia

Hospes penyakit ini adalah manusia dan hospes reservoirnya adalah tikus.
Penyakit yang ditimbulkan disebut Giardiasis atau Lambliasis. Manusia adalah hospes
alamiah G.lamblia, tetapi tikus kadang mendapat infeksi untuk sementara waktu.
G.lamblia tiga kali lebih sering ditemukan pada anak daripada pada orang dewasa,
terutama pada golongan umur 6 sampai 10 tahun. Penularan terjadi dengan perantaraan
makanan dan air yang dikotori oleh air selokan, lalat ataupun orang yang menyajikan
makanan (Brown, 1979 )

Trichomonas vaginalis

Hospes dari Trichomonas vaginalis adalah manusia. Parasit ini terdapat pada
genital wanita dan pria, terutama ditemukan pada saluran kencing kedua jenis kelamin
tersebut. Wanita frekuensi lebih banyak dijumpai daripada pria, dan penyakit ini bersifat
kosmopolit. Trichomoniasis adalah nama penyakit yang disebabkan oleh parasit
Trichomonas vaginalis. Parasit ini hidup di makosa vagina dengan makan bakteri dan
leukosit. Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel
epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel antesias dan membran bergelombang.
(Dian, 2011)

Pada wanita, parasit ini hidup di vagina dan servik dan bisa juga ditemukan di
glandula Bartholini, uretra maupun urinary bladder. Pada laki laki ditemukan terutama
pada urethra bagian anterior, tapi mungkin juga ditemukan di prostate dan preputial sac.
(Sitti, 2012)

.
D . Epidemiologi Mastigophora/flagelata

Giardia lamblia

Giardiasis adalah infeksi protozoa usus yang umum di seluruh dunia dan bersifat
kosmopolit. World Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang
akan terinfeksi setiap tahun (Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering
ditemukan di daerah beriklim tropik dan subtropik daripada di daerah beriklim dingin.
Terutama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian
barat Amerika Selatan yang akses pada air bersih dan sanitasi dasar yang kurang.
Giardia lamblia sedikitnya menginfeksi 2% orang dewasa dan 6%-8% anak-anak diseluruh
negara berkembang di dunia. Manusia terkena infeksi karena makan air atau makanan yang
terkontaminasi dengan tinja yang mengandung kista Giardia atau karena kontaminasi tinja
secara langsung, dapat timbul pada tempat seperti pusat penitipan anak, kampung pengungsi,
penjara atau rumah sakit.
Perjangkitan edemik telah dilaporkan dari daerah permainan ski dan daerah-daerah lain di
Amerika Serikat dimana fasilitas air buangan menanggung beban berlebihan atau
kontaminasi persediaan air mengakibatkan penjangkitan giardiasis yang mendadak.

Trichomonas vaginalis

Trikomoniasis vagina ditemukan di mana-mana, sukar untuk menentukan frekuensi


penyakit ini di suatu daerah atau negeri, karena kebanyakan penelitian dilakukan pada
golongan tertentu saja seperti golongan wanita hamil (18 – 25 % di AS) dan dari klinik
ginekologi ( 30 – 40 % di Eropa timur ). Di Indonesia berdasar hasil penelitian di RSCM
Jakarta terdapat 16% kasus dari klinik kebidanan dan 25 % wanita dari klinik ginekologi
( sample sebanyak 1146 orang ). Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual dan ternyata organisme ini dapat bertahan hidup selama 45 menit di
tempat dudukan toilet, pakaian mandi dan air hangat. Penularan perinatal ditemukan sekitar
5 % dari ibu yang terinfeksi trikomoniasis, tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya ( self
– limited ) oleh karena metabolism dari hormon ibu.(Prasetyo H.R,2002).
Pada wanita Trichomonas vaginalis  sering diketemukan pada kelompok usia 20 – 49
tahun , berkembang pada usia muda dan usia lanjut dan jarang terjadi pada anak gadis. Pada
penelitihan sekitar tahun enampuluhan angka infeksi Trichomonas vaginalis  mencapai tiga
kali lipat dari infeksi candida pada wanita yang telah menikah. Dan angka ini bervariasi
dapat mencapai 15 % atau lebih terutama pada wanita yang kurang memperhatikan kualitas
kebersihan pribadinya (Chin J,1973).

E . Siklus hidup Mastigophora/Flagelata

Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit merupakan waktu aktif untuk
mencari makan dan tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista, Flagellata dapat bertahan hidup kondisi
yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa
akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Pada Zooflagellata, menjadi
bentukan kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan terjadinya
transmisi dari satu host ke host yang lain. Proses dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista disebut
encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.

F . Patologi Mastigophora/Flagelata

Dengan melekatnya parasit pada mukosa usus dapat menyebabkan peradangan kataral
yang ringan. Dan kegiatan mekanik dan toksik menggangu penyerapan Vitamin A dan lemak.
Giardiasis pada binatang tidak menyebabkan lesi, tukak yang luas di usus muda bagian
proksimal pernah ditemukan pada autopsi seorang penderita dengan perjalanan penyakit yang
tiba-tiba hebat. Kecendrungan gejala klinis yang di sebabkan oleh Giardiasis tidak ada
(asymtomatik).
Macam macam flagellata yang menyebabkan patologi:
1.Leishmania donovani,menyebabkan penyakit kalaazar yang ditandai dengan demam dan juga
anemia. Jenis ini banyak ditemuka di mesir, disekitar laut tengah, dan India.
2.L.tropica,L.braciliensis,menyebabkan penyakit kulit yang disebut penyakit oriental. Jenis ini
banyak ditemukan di Asia (daerah mediterania) dan sebagian di Amerika Selatan
3.Trypanosoma evansi,menyebabkan penyakit sura (malas) pada ternak, hospes, perantaranya
adalah lalat tabanus.
4.Trypanosoma brucei,menyebabkan penyakit nagana pada ternak, hospes perantaranya adalah
lalat tse-tse
5.Trypanosoma gambiense,menyebabkan penyakit tidur. Penyakit ini pernah menyerang orang
Afrika bagian barat dengan gejala awal si penderita suka tidur dan dikenal dengan penyakit tidur.
Trypanosoma gambiense hidup di dalam kelenjar ludah lalat Tsetse (Glossina palpalis). Pada
saat menusuk kelenjar yang mengandung parasit tersebut masuk ke dalam darah manusia yang
menyerang getah bening (kelenjar limfa) dan akibatnya kelenjar limfa si penderita
membengkak/membesar dan terasa nyeri disertai demam tinggi
6.Trichomonas vaginalis,menyebaabkan penyakit alat kelamin wanita yang ditandai dengan
keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal.
Karena pengobatan dengan kuinakrin aman dan efektif, semua infeksi di obati secara
rutin dengan dosis sebagai berikut :  Dewasa ; 100 mg x 3/hari selama 5 hari, Anak-anak; 8
mg/kg BB/hari selama 5 hari. Untuk pencegahan di ambil tindakan yang sama seperti yang di
pakai untuk Entamoeba histolytica.

G . Diagnosis Mastigophora/Flagelata

Giardia lamblia

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk mendiagnosis


Giardiasis antara lain sebagai berikut.
a) Pemeriksaan feses/tinja: ditemukan trofozoit dalam feses yang cair. Dilakukan pada
sediaan basah dengan pewarnaan lugol-iodin, pewarnaan trikrom, atau metode konsentrasi
(dengan formalin etil asetat). Identifikasi Giardia lamblia pada feses didasarkan pada kista
berbentuk oval, dengan empat inti (nuclei); trofozoit berbentuk buah pir (pear-shaped),
parasit rata (flattened parasites) dengan dua nuclei dan empat pasang flagella.
b) Entero test, dengan mengambil sampel mukus duodenum.
c) Pemeriksaan Sekret duodenal.
d) Biopsi jejunum dengan endoskopi atau kapsul Crosby Kugler
(paling sensitif sekaligus paling mahal).
e) IFA dan ELISA (Enzyme-Linked-Immunosorbent Serologic Assay).
Trichomonas vaginalis

Diagnosis penyakit Trikomoniasis bisa dilakukan dengan dua cara yaitu gejala klinis dan
pemeriksaan mikroskopik.

1. Gejala Klinis
Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis baik yang subyektif maupun obyektif. Tetapi
diagnosis sulit ditegakkan pada penderita pria dimana trikomoniasis pada pria hanya
dijumpai sedikit organisme Trichomonas vaginalis   dibandingkan dengan wanita
penderita trikomoniasis (Chin J,2000).

2. Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan sampel yang
digunakan sebagai bahan pemeriksaan yaitu :
a. Sediaan sekret vagina
Pengambilan sampel sekret vagina dilakukan dengan cara – cara pap smear.
Kemudian buat sediaan lalu dilakukan pengecatan dan lihat di bawah mikroskop.
Pemeriksaan mikroskopis secara langsung dapat juga dilakukan dengan cara membuar
sediaan dari sekret vagina yang dicampur dengan satu tetes garam fisiologis diatas gelas
obyek dan langsung dilihat dibawah mikroskop.
Pemberian beberapa tetes KOH 10 – 20 % pada cairan vagina yang diperiksa ,
dapat menimbulkan bau yang tajam dan amis pada 75% wanita yang positif trikomoniasis
dan infeksi bacterial vaginosis. Tetapi tidak pada mereka yang menderita vulvovaginal
kandidiasis.untuk menyingkirkan bacterial vaginosis dari infeksi trikomoniasis dapat
diketehui dengan memeriksa konsentrasi lactobacillus yang jelas berkurang pada
trikomoniasis dan pH vagina yang basa. Pada pria pengambilan sekret dilakukan dengan
memencet gland penis sampai cairan terkumpul diujung gland penis lalu dibuka. Pada
pemeriksaan sekret secara mikroskopik pada mereka yang terinfeksi trikomoniasis sering
dijumpai sel – sel PMN yang sangat banyak , coccobacillus , serta organisme
Trichomonas vaginalis yang pada sediaan yang segar dapat kelihatan motil (Mulyati
Ompungsu,1995).
b. Sediaan sedimen urin
Urin yang akan diperiksa, sebelumnya diputar terlebih dahulu dengan kecepatan
rendah selama 5 menit, kemudian dibuang supernatannya. Sedimen yang mengendap
pada dasar tabung tersebut diperiksa secara mikroskopis dengan lensa obyektif 10 kali
atau memakai lensa obyektif 40 kali untuk mengamatiTrichomonas vaginalis . Setelah
itu segera dilakukan pengecatan (Gracia L.S,2006).

H . Penyakit dari Genus Giardia lamblia dan tricomonalis vaginalis

Genus giardia lamblia dapat menyebapkan penyakit disentri/diare dan kejang-kejang di bagian
perut.

Tricomonalis vaginalis dapat menyebapkan penyakit vaginitis, yaitu merupakan peradangan pada
vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa
gatal

I. Gejala klinik Mastigophora/Flagelata

Genus Giardia lamblia


Gejala Giardiasis yang umum adalah menceret, kejang perut, kembung, mual, kotorannya
pucat berminyak, badan terasa lelah dan terjadi penurunan berat badan. Ada yang tidak
menunjukkan gejala/tanpa gejala (asimtomatis), namun penderita masih bisa menularkan
penyakit ini pada orang lain. Masa inkubasi dari Giardia sekitar 1-3 minggu, gejala infeksi
akut akan mulai muncul sesudah masa inkubasi awal kurang lebih 2 minggu. Keluhan pokok
yang terjadi setelah masa inkubasi adalah sebagai berikut (Mubin, 2008).
a. Diare atau fulminant diarrhea (dengan tinja khas: berbau menusuk, seperti minyak dan
mengapung, dapat bercampur lendir dan darah).
b. Mual (nausea) dan muntah (vomiting), muntah dapat berlangsung lebih dari 1 minggu.
c. Nyeri dan kram daerah epigastrium atau nyeri perut (abdominal pain), perut kembung
(bloating), bersendawa/glegeken (belching).
d. Flatulent (sering kentut).
e. Penurunan berat badan.
f. Terjadi sindrom malabsorbsi (dalam kondisi kronis).
g. Keluhan berlangsung 5-7 hari atau berbulan-bulan.

Tricomonas vaginalis

Pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina. Pada kasus akut terlihat :
a. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan
sampai hijau, seringkali lebih kental, berbusa, dan berbau. Trichomonas vaginalis
menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan
menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya
bau pada flour albus pada vaginosis bacterial.
b. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab (Strawberry Appearance)

c. Perdarahan kecil – kecil pada permukaan serviks.

d. Didapatkan rasa gatal dan panas di vagina.


e. Dysuria
f. Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual (dispareunia) mungkin juga merupakan
keluhan utama yang dirasakan penderita dengan trikomoniasis.
g. Dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah.
h. Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar
bibir vagina.
Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.
Pada pria biasanya tidak memberikan gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala lebih
ringan dibandingkan dengan wanita. Gejalanya antara lain :
a. iritasi di dalam penis
b. keluar cairan keruh namun tidak banyak
c. rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau setelah ejakulasi
J . Cara pencegahan penyakit Genus Giardia lamblia dan Tricomonas
vaginalis

Genus Giardia lamblia

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan agar tidak
terserang Giardiasis, diantaranya sebagai berikut (NSW, tanpa tahun).
a) Pastikan air yang akan diminum bersih. Bila bepergian ke daerah endemis
giardiasis, gunakanlah larutan iodin 2% untuk mensterilkan air minum. Pemanasan air
minum hingga 50 derajat Celsius dapat membunuh kista Giardia lamblia.
b) Pengelolaan sistem pembuangan (septic tank) dan sanitasi yang baik.
c) Menghindari memakan sayuran dan makanan yang tidak dimasak terlebih dahulu.
d) Hindari memakan buah yang tidak dikupas terlebih dahulu.
e) Selalu cucin tangan dengan seksama memakai sabun, dan kucuran air sesudah ke WC,
menangani binatang, mengganti popok, tersentuh kotoran, dan sebelum menyiapkan
makanan dan minuman.

Tricomonas vaginalis

Guna mengurangi risiko terinfeksi trikomoniasis dan penyakit menular seksual lainnya,
lakukanlah beberapa langkah di bawah ini:

 Tidak bergonta-ganti pasangan seksual.


 Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
 Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap selesai digunakan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, Pengertian Fagellata (Mastigophora) adalah Protozoa yang bergerak
dengan menggunakan flagel (bulu cambuk). Istilah flagellata dalam bahasa latin ialah berasal
dari kata flagel yaitu cambuk. Sedangkan Mastigophora dalam bahasa Yunani terdiri dari kata
mastig yang berarti cambuk, dan phoros yang berarti geraka

.    Secara morfologi, bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai
bola, memanjang, dan polimorfik. Hidup soliter atau berkoloni. Bergerak dengan bantuan flagella.
Struktur tubuh Flagellata ada yang diselubungi oleh membrane selulosa dan ada yang terlindungi oleh
selaput pelikel. Terdapat stigma dan di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida,
kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.

B. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami Protista lebih dalam lagi
terutama mengenai Flagellata (Mastigophora).
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani , Yunilda 2005. Trichomonas vaginalis – Protozoa Patogen Saluran
Urogenital. Universitas Sumatera Utara Repository.
Brown, W Harold. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Terjemahan Bintari Rukmono.
Jakarta: Gramedia.
Chin J, Ascher MS. 2000. Trichomoniasis. In Control of Communicable Disease Manual.
17th ed. Washington DC. American Public Health Ass
Cook, G. 2009. Trichomonal Infection. Saunders Elsevier, Amsterdam.
Dian Meutia Putri. 2011. Parasitologi. Bandung: yrama widya.
Djayakusumah S.T. Trikomoniasis. Penyakit Menular Seksual. Ed. 2, 2001
Djuanda, A. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Herbowo, Agus Firmansyah. 2003. Diare Akibat Infeksi Parasit. Sari Pediatri, Vol. 4, No.
4, Maret 2003: 198 – 203
Margono, Sri S. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Mubin, H. 2008. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan Terapi Edisi 2.
Jakarta: EGC.
NSW. Tanpa tahun. Multi Cultural Health Comunication: Giardiasis. Indonesia: NSW
Goverment.
Prasetyo, R. H. 2002. Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, ED 2. Surabaya :
Airlangga University Press.
Prasetyo H. R. 2000.Pemeriksaan Eksudat Urogenital dan Pemeriksaan Urine.
Safar, Rosdiana. 2010. Parasitologi Kedokteran. Bandung: CV. Yrama Widya.
Sitti Wahyuni,Dr. 2012. Parasit Pada Organ Urogenitalia Dan Parasit Yang Mengganggu
Kehamilan. Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai