Anda di halaman 1dari 2

1. Untuk tes Koebner, ditunggu berapa hari untuk melihat lesi baru pada pasien?

Apakah
pasien diobati terlebih dahulu atau tidak?
Jawaban: Untuk pengobatan, Kembali lagi, dari pemeriksaan yang sudah ada harus
sudah ada diagnosis kerja, bukan diagnosis definitive. Meskipun hasil tes Koebner
belum ada, namun dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
lainnya, kita harus tetap punya diagnosis kerja, jadi pasien tetap diber treatment tapi
mungkin pada kasus terntentu diberikan terapi yang mengobati pasien tanpa
mengganggu pemeriksaan. Kita tidak bisa menunda pengobatan.
Ada beberapa penyakit yang tidak kita beri treatment dulu, contohnya morbus
Hansen, walaupun Sebagian besar pemeriksaan sudah mengarah ke MH, biasanya
tidak diberi treatment terlebih dahulu, kadang pemeriksaan butuh 1-2 hari, kalua
masih bisa ditunda, kita tunda. Tapi kalua tidak bisa ditunda, seperti psoriasis,
biasanya diberikan terapi topical dulu, belum diberikan terapi-terapi invasive seperti
obat, karena kadang untuk memberikan terapi invasive pun diperlukan pemeriksaan
penunjang lain, atau kadang beberapa kasus harus menunggu histopatologi yang
pastinya lebih lama lagi. Intinya, treatment tetap bisa diberikan selama memang
mengobati, terutama keluhan subjektif (gatal ,nyeri, kulit kering), utk penyakit
spesifiknya ditunda apabila bisa ditunda, tergantung kedaruratannya.

2. Apakah pemeriksaan dermografisme termasuk dalam pemeriksaan dermatologi


manual? Apa perbedaan antara pemeriksaan dermografisme dan triple response of
Lewis?
Jawaban: Demografisme dan triple response of Lewis termasuk dalam uji
dermatologi manual juga, prinsip kerja sebenarnya sama, terkadang perbedaan hanya
pada penamaan. Triple response of Lewis dan white dermographism, biasa pada orang
dengan dermatitis atopic, pada penyakit tertentu memiliki patofisiologi spesifik
mengapa bisa muncul/tidak. Penilaian dari interpretasinya sama saja. Beda lagi
dengan isomorfik/koebner itu berbeda. Triple response of Lewis menilai tiga, white
dermographism kesannya sama, apakah terbentuk gambaran atau tidak.
Triple response of Lewis lebih ke reaksi yang disebabkan oleh pelepasan histamin,
sehingga muncul warna merah, sedangkan kalau pada dermographism biasanya yang
muncul warna putih karena terjadi vasokonstriksi (pada orang atopi). Tapi putih ini
hanya sebentar, jadi tidak bisa dinilai secara lama, berbeda dengan isomorfik, justru
reaksi imun baru terbentuk beberapa hari kemudian.
3. Misal dapat kasus psoriasis (anamnesis dan pemeriksaan fisik, tes Auspitz dan
goresan lilinmengarah ke sana), apakah masih perlu dilakukan tes Koebner?
Jawaban: Ya. Secara teori, prinsipnya semua kita kerjakan, yang berbeda adalah
mana yang bisa dikerjakan langsung dan mana yang tidak bisa. Di lapangan, mungkin
praktiknya tidak semua bisa langsung kita kerjakan. Untuk kepentingan ujian, SOP-
nya, untuk lesi yang memang kita curigai untuk terjadi respon tertentu, kita curigai
kea rah penyakit tertentu, maka kita kerjakan. Kalau pada ujian, atau keperluan
laporan kasus, misal tes Koebner, pasien akan diperiksa lagi atau diminta control lagi
dalam 7-14 hari. Jadi, bedanya untuk praktik kita sesuaikan dengan lapangan, namun
untuk saat ini kita kerjakan sesuai SOP untuk kempentingan pembelajaran. Bukan
berarti diagnosis tidak tegak; misalnya dengan Auspitz dan goresan lilin, sudah bisa
kita tegakkan diagnosis kerja. Prinsipnya, diagnosis definitive utk penyakit kulit perlu
dilakukan pemeriksaan histopatologis dan pemeriksaan penunjang (infeksi  gold
standard adalah biakan).

Anda mungkin juga menyukai