1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini pengertian
yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi terhadap kuman
Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan menunjukkan hasil
positif dianggap masih menderita tifus, ini juga pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal
tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan
sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.
Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi hasil uji widal karena kita tinggal
di daerah endemik,yang mana sebagian besar populasi sehat juga pernah kontak
atau terinfeksi, sehingga menunjukkan hasil uji widal positif. Hasil survei pada
orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal positif pada 78%
populasi orang dewasa. Untuk itu perlu kecermatan dan kehatihatian dalam
interpretasi hasil pemeriksaan widal.
PENILAIAN
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika
ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+)
pada pasien dengan gejala klinis khas.
Uji Widal didasarkan pada :
- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )
Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi
makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi
normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada
nilai minimal titer tertentu.