Anda di halaman 1dari 2

Beberapa hal yang sering disalahartikan :

1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini pengertian
yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi terhadap kuman
Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan menunjukkan hasil
positif dianggap masih menderita tifus, ini juga pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal
tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan
sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.

Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat pengobatan tifus,


bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bilamana tidak lagi didapatkan
gejala yang sesuai.

Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :


Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi.
Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa hari, sering kali hasilnya
masih negatif dan baru akan positif bilamana pemeriksaan diulang. Dengan
demikian,hasil uji widal negatif,terutama pada beberapa hari pertama demam
belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus.

Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid :


1. Tetap harus didasarkan adanya gejala yang sesuai dengan penyakit tifus.
2. Uji widal hanya sebagai pemeriksaan yang menunjang diagnosis.
Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita
tifus.

Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi hasil uji widal karena kita tinggal
di daerah endemik,yang mana sebagian besar populasi sehat juga pernah kontak
atau terinfeksi, sehingga menunjukkan hasil uji widal positif. Hasil survei pada
orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal positif pada 78%
populasi orang dewasa. Untuk itu perlu kecermatan dan kehatihatian dalam
interpretasi hasil pemeriksaan widal.

PENILAIAN

Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika
ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+)
pada pasien dengan gejala klinis khas.
Uji Widal didasarkan pada :
- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )

Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi.


ANTIBODI terhadap :
Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.

Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).


Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa
mencapai 30 persen.
Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:
1. Negatif Palsu

Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling


sering di negara kita, demam → di beri antibiotika → tidak sembuh dalam 5
hari → dilakukan test Widal) menghalangi respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
2. Positif Palsu

Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C)


memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan
jenis bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.

Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi
makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi
normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada
nilai minimal titer tertentu.

Anda mungkin juga menyukai