Anda di halaman 1dari 12

NOTULENSI HASIL WEBINAR FK USU

Tema : Update Management in ENT


Moderator : Dr. dr. H.R. Yusa Herwanto, Sp. THT-KL (K)
Narasumber :Dr. dr. Andriani Y.M . Rambe , Sp. THT-KL (K)
Dr. dr. Yuliani M. Lubis, Sp. THT-KL (K)

Tempat : Aplikasi zoom meeting


Hari/ Tanggal : Jum’at, 19 Maret 2022
Waktu : 09.00 WIB – 12.00 WIB

Pada sebelum 2020 kita masih mengikuti Epos 2012 yang mana pada EPOS 2020 banyak sekali perub
ahan , Sebagai pendahuluan Kita mengulang sedikit tentang Rinosinusitis (RSK) adalah inflamasi pada
hidung dan sinus paranasal yang ditandai oleh dua atau lebih gejala , satu diantaranya adalah hidung
tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau adanya nasal discharge( anterior/ Post Nasal drip) Disertai:
- Nyeri wajah/ Rasa tertekan pada wajah
- Penurunan/ Hilang Funsi Penghidu
Ditambah hasil pemeriksaan Berikut
Temuan Nasoendoskopi:
- Polip hidung
- Secret mokopurulen
- Edema
CT-SCAN
- Penebalan mukosa di kompleks Ostiomeatal dan/ di sinus

Dan kita ketahui klasifikasinye berdasarkan waktu Akut < 12 minggu dan Kronik >12 minggu sementa
ra untuk beratnya penyakit terbagi 3 ringan , sedang dan berat berdasarkan Visual Analogue Scale (V
AS) dan berikut Faktor-faktor Terkait Rinosinusitis

Kenapa kita Perlu Mempelajari ronosinusitis Akut dikarenakan tinkat prevelensinya sangat tinggi 6 –
15 % yang awalnya DI INFEKSI OLEH Viral Commoncold yang berubah menjadi post viral maupun Bak
terial yang jadi masalah adalah kapan kita mengetahui RSA Viral berubah Menjadi RSA Bakterial kare
na pada penelitiannya banyak peresepan antibiotic di Indonesia , di Asia Bahkan di negara Maju Seka
lipun peresepan antibiotic Sangatlah tinggi di AS 82-88 % dan di Thailand 81,3%, apa akibatnya , ove
r use antibiotic mengakibatkan Resistensi antibiotic Meningkat .

Apa problemanya :
 Perjalanan Penyakit Rinosinusitis Akut
 Kriteria Rinosinusitis akut
 Penggunaan antibiotic
 Tatalaksana Rinosinusitis akut

kita mengacu pada EPOS, EPOS Menjadi 3 , pertama Infeksi viral atau Commoncold yang kedua Post
Viral dan jika tidak sembuh juga rhinosinusitis bacterial, RSA viral itu terjadi di 0-5 hari pertama, kem
udian gejalanya meningkat setelah hari ke 5 dan menetap sampai hari ke 10 kita masuk ke rhinosinus
itis akut post viral , kapan kita sebut RSA Bakterial , apabila setelah melewati watu sebelumnya kita j
umpai 3 dari gejala ini:
1. Demam >38 derajat
2. Double Sickening
3. Gejalnya di satu sisi
4. Severe pain
5. Laboratorium darah / CRP
Dan berikut adalah Etiologi dan Faktor Predisposisi

Disini adalah tatalaksana RSA Menurut EPOS disini kita lihat ada tanda tanda tadi 2 tanda utama Nas
al Obstruksi dan Nasal Discharge ditambah dengan Facial Pain / Pressure dan smuanya ini di bawah 1
0 hari ini pada Self- Care Pharmacy memenuhi persyaratan Rinosinusitis Bakterian Dengan adanya mi
nimal 3 gejala Sebaiknya dia asudah berobat ke Pimary Care, tapi apabila tidak ada tanda tanda ini ki
ta self education , Dekongestan <10 hari, NSAID, Herbal Medicine, Zinc, Vitamin C , Bilas Hidung, Tida
k memerlukan Antibiotik. Tetapi jika sudah ada gejala tadi Perlu Menggunakan Antibiotik.dan beriku
t syarat penggunaan Antibiotik Pada Rinosinusitis Bakterial.
Ini adalah rekomendai yang dikeluarkan EPOS 2020 Boleh diberikan antibiotik tapi pada tempatnya

ini adalah sistematik Riview Claritromycin dan Amoxicillin Clavulanat

Rinosinusitis Kronis gejalanya sama dengan yang disebutkan tadi tetapi pada anak anak yang tadinya
ganguan penciuman , di ganti dengan adanya batuk atau tidak yang dialami pasien lebih dari 12 ming
gu
Pada EPOS 2020 sangatlah rumit karena menggunakan klasifikasi yang baru
Apa yang baru
 Etiologi dan Patogenesis multi factorial
 Klasifikasinya baru
 Tatalaksana terkini
 Ada penilai keberhasilan tatalaksana

EPOS menggunakan etiologic dan patogenesisnya berdasarkan endotype , lingkungan sangat berpen
garuh dan host sangat berpengaruh, Enviroment dan Host mempengaruhi Barrier pada hidung , pada
RSK ini terjadi penetrasi yang berulang Pada Barriernya dan prosesnya lama sehingga pertahannanya
tembus mengakibatkan tissue Remodeling maka terjadilah gejala klinis Rinosinusitis Kronik. Jadi EPO
S 2012 berfokus pada endotype
Apa yang beda dari EPOS 2012 dan EPOS 2020
Kalua EPOS 2012 hanya membagi :
 Rinosinusitis kronis dengan polip nasi
 Rinosinusitis kronis tanpa polip nasi
Sedangkan pada EPOS 2020 membagi pada rinosinusitis kronik Primer dan rinosinusitis kronik Sekun
der

Pada EPOS 2020 membagi berdarakan Primary nya , letak Anatominya , Endotype , penyertanyanya.
Bagai mana cara membedakan Non tipe 2 dan tipe 2
Padakeluhan utama non tipe 2: Discharge dan nyeri wajah , tidak ada Asma dan Riwayat Atopi
Sedangkan pada tipe 2 : keluhan utamanya hilanya penghidu dan Hidung tersumbat disertai Riwayat
Asma dan Riwayat Atopi.

Pada Sedondary rhinosinusitis kronis dibagi atas locelize dilihat dari endotype nya itu patologinya lo
cal seperti odontogenic sinusitis, Fynggal ball, tumor. Sedangkan pada Diffuse dibagi menjadi Mecha
nical didalamnya PCD dan CF, Inflamatory termasuk GPA dan EGPA, Imunitu termasuk selective imm
unodeficiency

Pada Penatalaksanaan EPOS 2020 dikeluarkan kriteria untuk RSK dengan mengenal tanda- tanda tadi
pada selfcare nya dilakukan ini
 sels education
 cuci hidung
 intra nasal kortiko steroid
 antibiotik
Setelah 6-12 minggu apakah ada perbaikan jika tidak ada kita anjurkan ke primary care nanti sejawat
kita dokter umum dari kormorbit dan faktor-faktor yang lain dan dilihat 6-12 minggu jika tidak ada p
erbaikan di rujuk ke secondary care
Nanti di periksa oleh dokter THT dan ditambah pemeriksaan pemeriksaan endoskopi dan kita bagi de
ngan Kriteria RSK tersebut .

Apabila bilateral RSK di primary bisa di berikan


 Nasal Steroid
 Cuci Hidung
 Edukasi
 Pertimbangkan pemberian oral Kortikosteroid
Di berikan 6-12 minggu jika ada perbaikan dilanjutakan tetapi jika tidak ada perbaikan setelah 6-
12 minggu pertimbangka pemeriksaan penunjang lainnya perlu CT-SCAN , Skin priktest, laborato
rium jika sudah ada hasil ini bisa langsung kita bagi non tipe 2 dan tipe 2. Disini kalau dia
tipe 2 di lakukan AMT dan pembedahan . Tetapi kalau non tipe 2 AMT dan pertimbangkan Longt
erm Antibiotik atau pembedahan . Di lihat setelah 6-12 minggu jika ada improvement dan kemba
li ke terapi awal dan di tambah Aditional Therapy
 Biologis
 Koreksi pembedahan
 longterm antibiotik

Berikut penggunaan antibiotic jangka panjang dan jangka pendek beserta efek sampingnya dan bebe
rapa penelitian .

Ini ada juga sustematik riview yang dilakukan di thailand disini juga juga membandingkan antara Mak
rolide dengan adanya polip dan tanpa poli di bandingka dengan jangka waktu 8 minggu , 12 minggu ,
dan 24 minggu menunjukan perbaikan . Kesimpulan sistematik riview ini low dose makrolide ini me
mberikan efek yang terbaik pada RSK ini . penetian yang lain juga menyatakan hal yang sama pembe
rian Claritromicin dosis rendah memberikan perbaikan gejala yang baik . tetapi tetap berhati-Hati ter
hadap kardiovaskuler.

Ini adalah daftar obat yang dpat diberikan menurut gejala dan indikasinya walaupun masih ada bebe
rapa yang ditahap penelitian.
Pada terapi untuk anak dengan RSK , selfcarenya adalah
 self education
 cuci hidung
 inhalasi corticosteroid
 NSID
Kemudian pada prinary care periksa kelinis secara menyeluruh karena beberapa keadaan dapat me
mpengaruhi proses penyembuhan .jika di jumpai kelainan segera dirujuk ke spesialis THT tapi jika tid
ak ada hipertrofi adenoid cukup di berikan intranasal kortikosteroid setelah 6-12 minggu . Apa yang k
ita lakukan dilakukan di tersier care kita harus melakukan anamnesis dan pemeriksaan tht penuh dan
disertai nasal endoskopi dan jika ada ditemukan hipertrofi adenoid lakukan adenoidektokmi lalu kala
u tidak ada kembalikan ke primary care

Ini adalah skema yang disarankan EPOS antibiotik tetap 1 b (-), nasal Kortikosteroid 5 , nasal irigasi 1
b (+) adenoidectomy dan FEES jika ada penghalang proses penyembuh
Evaluasi tatalaksana stelah pemberian AMT yang ploptimal Terbagi menjadi:
 Terkontrol
 Terkontrol sebagian
 Tidak terkontrol
Ada 7 kriteria, 4 kardinal simtomp ditambah 3 kriteria tambahan kardinal simptomnya adalah nasal b
locked, post nasal drip, facial pain dan smell, sedangkan kriteria tambahan sleep distrubace, Nasal En
doscopi, Rescue treatmen hal ini yang kita nilai dalam 1 bulan.

Ini adalah terapi masa den walaupun pada saat ini telah dilakukan beberapa penelitian , seperti tera
pi biologi terapi biologis ini dilakukan dengan RSK dengan Polip, jadi RSK primer yang difuse yang tip
e 2 jadi ini ada 3 kriteria dari 5 ini harus dipenuhiuntuk terapi biologis
1. Inflamasi Tipe 2
2. Adanya kebutuhan untuk kortikosteroid sistemik
3. Adanya ganguan kualitas hidup
4. Ganguan penciuman yang signifikan
5. Adanya riwayat asma
Ada 3 dari 5 gejala di atas terpenuhi sudah bisa diberikan terapi biologis

Kesimpulan
 Rinosinusitis probelmnya cukup besar dan tatlaksananya harus disesuaikan dengan gejala
 RSA tidak memerlukan antibiotik tetapi jika sudah memenuhi 3 dari 5 kriteria baru diberikan
 Rinosinusitus kronik etiopatogenesisnya sangat kompleks dan multifactorial merupakan disf
ungsi interaksi berbagai factor lingkungan dan system imun host
 Tatalaksana RSK appropriate medical therapi dan pembedahan
 Evaluasi keberhasilan Tatalaksana RSK: Kualitas hidup, nasal endoskopi, dan respon terapi ya
ng diberika
Diskusi:
1. FKUSK_Felicia Damayanti ,Apa pemeriksaan water position dibutuhkan sebagai pemeriksaan
penunjang pada kasus CRS?
Jawaban :
Untuk saat ini gold standart pemeriksaan rinosinusitis adalah CT-SCAN potongan Coronalde
ngan bone window setting dengn ketebalan irisan 2-3 ml, tetapi apabila keterbatasan alat di
daerah mungkin masih bisa dilakukan kalau ada CT-SCAN , pemeriksaan foto polos ini bukan
merupakan gold standart lagi

2. Cut Aja Chairuna_USU_Izin bertanya, Dokter, terkait penentuan tipe 2 dan non tipe 2, beber
apa kasus memiliki kriteria yang tumpang tindih antara tipe 2 dan non tipe 2. Contohnya, ad
a pasien dengan riwayat asma, tapi NE dijumpai sekret purulen, dengan eosinofil yang norm
al. Apakah kita mengikuti dengan temuan kriteria yang paling banyak? Atau ada pertimbanga
n lain?
Jawab :
Dalam kenyataan sehari-hari RSK ini masih tanda tanya besar karena etio patogenesisnya ma
sih sangat komplek dan multi faktorial jadi bisa saja kita tidak menjumpai keseluruhan gejala
tersebut pada tipe 2 , bisa saja dia ada riwayat asma tapi kok sekretnya purulen kan tidak co
cok bahkan eusinofilnya normal .jadi kita tidak bisa perpatokan pada pada satu kriteria saja

3. Benny MS USU_izin bertanya dokter, kapan pemberian saline irrigation pada rinosinusitis da
n berapa lama pemberian saline irrigation tersebut? Terimakasih
Jawab:
Nasal saline irigasi ini yang isotonik dari semua algoritma itu boleh diberikan mulai dari paso
en sendiri , kapan diberikannya kalau udah ada tanda-tandanya nasal dischart , berapa lama ?
Tidak ada batasan dalam pemakaiannya, karena nasal salin irigation ini bukan untuk hidung
yang sakit saja

4. Danio J Bunda , Ijin bertanya dok, apakah boleh pemberian steroid pada pasien Rinosinusitis
yang mengalami inflamasi mukosa yang berat / tidak membaik dg dekongestan? terima kasih
Jawab:
Steroid itu adalah anti inflamasi yang kuat hanya pemakaiannya saja yang harus selektif teru
tama yang oral kortikosteriod , kalau dekongestan hanya vasokonstriktor kalau anti inflamasi
adalah kita butuh steroit. Yang paling aman itu adalah steroid inhalasi dan relatif aman , teta
pi inflamasi mukosnya tidak teratasi bisa di petimbangkan steroid oral tetapi dengan pertimb
angan yang matang kita tahu efek samping pemberian steroid oral ini banyak efek sampingn
ya

5. Muhammad Gusti Haryandi, izin bertanya dokter, apa efek samping yang dapat terjadi dari p
emberian ICS jangka panjang dokter? terima kasih dokter
Jawab:
Apa efek samping pemberian intranasal kortikosteriot ini emang relatif aman , kalau kita me
milih yang bioafabilitasnya rendah dan asobsi ke sistemiknya yang sedikit , kalau dari peneliti
an dari efek sampinya yang panjang ada beberapa yang dilaporkan , adanya krusta di cavum
nasi dan adanya rasa kering dihidung atau kadang kadang bisa epistaksis tapi jumlahnya kecil
. Kita juga tidak bisa bilang tidak di asobsi karena bisa saja tertelan jadi kalau memang tertela
n kita takutkan mengaggu hormon pertumbuhan pada anak , saat ini yang sudah ada peneliti
annya pemakaian selama 2 tahun terus menerus relatif aman
6. FK USK - Karina , izin dokter bertanya bagaimana mengenai apabila terjadi isolated frontal si
nus, apakah termasuk tjd gangguan ventilasi atau apakah ad hal lain terimakasih dokter
Jawab :
Isolated frontal sinus yang artinya terbatas di frintal saja , jadi kalau isolated sinusitis ini me
mang dimasukkan kedalam RSK primer yang lokal non tipe 2 . Non tipe 2 ini murni adanya g
anguan pada ostiumny dan terjadi ganguan ventilasi dan drainasenya

7. Coryza Gabrie , Assamlamu alaikum dokter, izin bertanya dokter, berapa lama durasi pembe
rian antibiotic jangka pendek, dan memerlukan berapa lama evaluasi?
Jawab :
Kalau short time itu apabila pemberinaya kurang dari 4 minggu dan long time itu lebih dari 4
minggu jadi dalam 4 minggu ini kita harus tetap lakukan evaluasi , setiap satu minggu kita ev
aluasi efeksampingbobat yang kita berikan

8. Nurul Yusfani ,Assalammualaikum dokter izin bertanya dokter, kapan kita perlu curiga terjadi
primary ciliary dyskinesia pada pasien rhinosinusitis? Terima kasih dokter.
Jawab :
Primary siliary diskenesia ini termasuk RSK sekunder yang diffuse dan terjadi ganguan mekan
ikal , primary siliary diskenesia ini adalah ganguan genetik walaupun jarang yang diturunkan
autosomal resesive , Apa yang terjadi , ganguan gerakan dari silia , silianya imotil tidak bisa b
ergerak, apa akibatnya tentu terjadi ganguan mukosiliar , dan ini terjadi di seluruh mukosa re
spirasi , apa tandanya dia berupa sindroma bukan hanya satu gejala ,kita liat mukosiliarnya p
asti terganggu dang mengeluhkan rhinosinusitis Kadang kadang ditambah otitis media , bron
kitis daan pneumonia .

9. Zuhdina Kamaliah , Assalamu'alaikum izin bertanya dokter berapa lama waktu post op yang
dibutuhkan untuk menentukan bahwa pasien tersebut memerlukan operasi ulangan? terima
kasih dokter
Jawab:
Sebernernya anti histamin pada vertigo itu bekerja pada daerah perifer untuk menekan di da
erah vestibuler sehingga anti histamin dapat mengurangi gejala vertigo itu sendiri

10. Yohana Simanjuntak, Izin bertanya dokter. Bagaimana mekanisme kerja antihistamin sehingg
a dapat digunakan sebagai tatalaksana pada vertigo? Terima kasih dokter
jawab :
Pemeriksaan keseimbangan sederhana saja dulu post pointing test atau dengan romberg at
au romberg yang dipertajam seperti itu . Biasanya kalau sudah terjadi ganguan koordinasi itu
sudah sifatnya sentral dan pemeriksaan lain seperti pada BPVP kita bisa menentukan pemeri
ksaan keseimbangan untuk mentukan kanal mana itu sudah dan sudah terjadi nistagmus bit
u sudah terjadi di perifer atau ada hal hal lain yang besifat sentral di otak ataupun di batang
otak bisa di deteksi dengan menggunakan imaging untuk menentukan adanya tumor yang da
pat mengagnggu keseimbangan dan untuk kesmbuhan kita harus menilai gejala dan penyeb
apnya terlebih dahulu tetapi jikapun sembuh pasti mennggalkan gejala sisa.

Anda mungkin juga menyukai