Anda di halaman 1dari 5

Notulensi : Salma Wangie F

NRP : 1920221146
Judul Jurnal : Evaluation of Diagnosis and Management of Anaphyactic shock in
Emergency Room: A Literature Review

1. Pertanyaan (Rizqi Aminullah). Mengapa pada syok anafilaksis diberikan


kortikosteroid? Bukannya seharusnya diberikan adrenalin?
Jawaban : Pada reaksi anafilaksis dapat terjadi reaksi susulan atau yang disebut
reaksi bifasik yang terjadi karena keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit,
sehingga pemberian adrenalin dapat terlambat juga, maka ketika menerima pasien
dengan syok anafilaksis dimonitoring dulu selama 72 jam. Tujuan pemberian
kortikosteroid adalah untuk menghindari reaksi bifasik tersebut.

2. Pertanyaan (Andriyanto Fadhil). Bagaimana cara menghindari allergen ketika


pasien hendak di operasi?
Jawaban : Ketika terdapat pasien yang sebelumnya mengalami reaksi anafilaksis,
maka sebelum di operasi dilakukan tes primer dan tes sekunder. Tes primer seperti
pengambilan serum darah biasanya eosinofilnya meningkat, lalu hitung serum tripase
kalau meningkat berarti ada aktivasi dari sel Mast yang meningkat juga, selanjutnya
bisa juga periksa RAS (radioimmuno-assay) yaitu tes darah untuk mengetahui zat-zat
yang menyebabkan alergi, jika yang membuat alergi obat maka dapat dihindari
penggunaan obat tersebut. Tes sekunder dilakukan setelah 6 minggu pasien recovery
dari operasinya, seperti dilakukan skin prick test, TTO dilakukan kalo yang dicurigai
nya obat. Cara lain bisa nanti ditulis di rekam medis kalo pasiennya ini pernah terjadi
anafilaktik saat operasi.

3. Pertanyaan (Deny Evander). Mengapa kortikosteroid harus di tapering off?


Bagaimana cara tapering off kortikosteroid?
Jawaban : Harus di tapering off karena tidak bisa langsung putus obat kortikosteroid
karena akan menyebabkan timbulnya gejala putus obat, seperti munculnya gejala
yang lebih parah dari gejala yang sebelumnya. Cara tapering off misal pemberian
metilprednisolone IV 2 mg/kgbb pasien, nanti bisa diganti ke oral misal prednisone 1
mg/kgbb dan setelah ditentukan dosisnya nanti setelah 7 hari diturunkan sebanyak 10
mg sampai mencapai dosis harian itu 10 mg, jika sudah tercapai dosis harian 10mg,
dapat diturunkan kembali sebanyak 5 mg kurang lebih 5 – 7 hari, setelah itu boleh di
stop.

4. Pertanyaan (dr. Lundu). Apa definisi syok?


Jawaban : gangguan perfusi oksigen ke jaringan

5. Pertanyaan (dr. Lundu). Patofisiologi nya syok ada berapa macam? Apa saja?
Jawaban : Ada 4 macam-macam syok. Pertama syok obstruktif karena emboli,
pneumothorax, pericarditis, akibat tamponade jantung, hipertensi pulmonal. Kedua
ada syok hipovolemik ada yang non-haemoragik seperti diare, mual-muntah dan ada
haemoragik seperti trauma dan perdarahan massif gastroinestinal. Ketiga ada syok
distrbutif seperti syok anafilaksis, syok neurogenik, syok sepsis. Keempat ada syok
kardiogenik seperti infark, miokarditis, kardiomiopati (penurunan fungsi jantung),
gangguan katup.

6. Pertanyaan (dr. Lundu). Distributif artinya apa?


Jawaban : gangguan aliran darah terganggu karna tadi bisa karena infeksi untuk
sepsis, adanya allergen untuk anafilaksis, dan kalo neurogenik ada dari neuronnya.

(+) dr. Lundu


Jadinya menyeluruh di seluruh tubuh ya karena dia bersirkulasi. Kalo obstruktif dia
menghambat ya karna tadi lokasinya disitu. Kalo tadi yang hipovolemik itu karna
isinya yang sedikit. Kalo distributif semuanya kena mediator inflamasi kena semua
reaksi antigen antibody yang bersirkulasi. Kalo kardiogenik biasanya hambatannya
karena pumping jadi gabisa mompa dari dalam jantungnya.

7. Pertanyaan (dr. Lundu). Anafilaksis terjadi pada hipersensitifitas tipe berapa?


Jawaban : tipe 1

8. Pertanyaan (dr. Lundu). Penyebab anafilaksis biasanya apa?


Jawaban : yang dimediasi antigen biasanya obat, makanan dan yang tidak dimediasi
antigen karna autoimun.
9. Pertanyaan (dr. Lundu). Apa gejala klinis yang membedakan syok anak filaksis
dengan syok yang lain? Apa gejala klinis syok?
Jawaban : karena sebelumnya ada paparan antigen. Gejala klinis syok tensinya
rendah, wheezing dan dypsnea, kulit gatal pruritus dan urtikaria, kalo ke GI ada mual
muntah.

(+) dr. Lundu


Sesak, wheezing, kulit gata-gatal, baru aja dikasi obat, hipotensi, berdebar-debar itu
jadi kemungkinan syok anafilaksis.

10. Pertanyaan (dr. Lundu). Apa gold Standard diagnostic syok anafilaksis?
Jawaban : tes darah 1 – 4 jam setelah paparan biasanya eosinophil tinggi, cek serum
tryptase.

(+) dr. Lundu


Intinya gaboleh terlambat karena syok anafilaksis itu mengancam jiwa, karena pasien
seperti tercekik. Dan terapi juga harus segara dilakukan.

11. Pertanyaan (dr. Lundu). Apa terapi syok anafilaksis?


Jawaban : 0.3 – 0.5 Epinefrin IM, oksigen, terapi cairan

(+) dr. Lundu


Epinefrin boleh dikasih 1 mg IV. Jadi prinsipnya penatalaksanaan syok adalah
penatalaksanaan suportif, setelah suportif baru ditangani penyababnya.

12. Pertanyaan (dr. Lundu). Jadi apa yang kamu lakukan pertama kali pada pasien syok
anafilaksis?
Jawaban : epinefrin dulu atau antihistamin.

(+) dr. Lundu


Penatalaksanaan kan dari suportif dulu berarti dari Airway Breathing dikasi oksigen
kalo gabisa nafas di pompa, kalo ada wheezing dikasih epinefrin atau adrenalin atau
aminofilin boleh. Cairan jangan lupa dikasih karena heart ventricular takikardi. Jadi
talaknya harus komprehensif. Anafilaktik syok yang penting ditangani secara cepat
jangan terlambat. Jadi sebagiknya di IGD selalu dekat dengan emergency trolley.

13. Pertanyaan (dr. Lundu). Untuk intubasi alat apa yang harus tersedia?
Jawaban : pipa endotrakel sama laringoskopi.

(+) dr. Lundu


Kalo intubasi harus tersedia alat yang namanya STATIC. Scope harus ada
laryngoscope. Tube itu pipa trakea. Airway itu orofaringeal airway. Tape itu plester.
Introducer itu mandrin. Conector. Jadi itu harus tersedia kalo nanganin pasien
emergency

14. Pertanyaan (dr. Lundu). Target untuk mengatasi syok apa?


Jawaban : perbaikan hemodinamik

15. Pertanyaan (dr. Lundu). Perbaikan hemodinamik itu apa yang ditargetin?
Jawaban : cairannya mencukupi dihitung menggunkan rumus Holiday-Segar 421.
MAP > 65. Nadi nya normal diraba kuat angkat.

(+) dr. Lundu


Nadi normal itu teraba pulsasinya, ngga sempit harus lebar. CRT itu penting pada
anak-anak untuk mengetahui waktu pengisiannya udah cukup atau belum. Lalu di cek
urin outputnya dihitung 0.5 – 1 cc/kgbb produksi urinnya, kalau misalnya kurang masi
bisa diberikan cairan maintenance holiday-segar 421 kalo pada anak, kalau dewasa
maintenance nya 1 – 2 cc/kgbb.

16. Pertanyaan (dr. Lundu). Cairan resusitasi berapa jumlahnya yang diberikan untuk
syok? Dan pakai apa?
Jawaban : pakai NaCl 0,9% karena kristaloid isotonis.

(+) dr. Lundu


Kalo NaCl 0,9% itu ada risikonya yaitu bisa jadi hiperkloremik. Yang bagus
sebenernya ringer laktat karena memiliki nilai buffer juga. Jadi diberikan cairannya
sebanyak 20 cc/kgbb/jam selama 1 jam macrodrip, setelah 1 jam baru di maintenance
pakai holiday-segar. Setelah itu monitor tekanan darahnya, heart rate.

17. Pertanyaan (dr. Lundu).?


Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai