Makalah Sterilisasi
Makalah Sterilisasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2006). Faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial adalah faktor endogen
dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor yang ada di dalam penderita itu sendiri,
misalnya karena faktor umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksogen adalah faktor
yang berasal dari luar penderita, misalnya lama penderita dirawat di rumah sakit dan
tindakan dalam pencegahan infeksi mempunyai dampak positif pada biaya operasional,
keselamatan pasien, kepuasan serta reputasi terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Beban karena infeksi nosokomial dari segi finansial sangat besar. Hal ini dirasakan oleh
pemerintah, pembayar pajak, maupun bagi pasien. Selain itu, pasien 2 mengalami banyak
ketidaknyamanan dan merasa tertekan dengan keadaannya (Gould dan Brooker, 2003).
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Salah satu upaya pengendalian infeksi di
rumah sakit dapat berupa pencegahan infeksi nosokomial dengan metode sterilisasi
(Endarini, 2006).
infeksi di rumah sakit (Darmadi, 2008). Central Sterile Supply Department (CSSD)
merupakan salah satu unit pelayanan penunjang medik di rumah sakit yang menghasilkan
produk steril (dapat berupa linen, instrumen medik pakai ulang, sarung tangan, dan bahan
habis pakai). Upaya menghasilkan produk yang steril bertujuan untuk membantu
meningkatkan kualitas pelayanan pasien dan mencegah dampak merugikan bagi pasien
(Anonim, 2006).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Sterilisasi
mikroorganismedari sediaan.
vegetatif bakteri dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam
waktu 5 – 10 menit. Namun spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80
°C dan spora bakteri baru mati di atas suhu 120 °C selama 15 menit.
Sterilisasi dan pasteurisasi dapat di capai dengan cara pemanasan lembab,
ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang
B. Istilah Sterilisasi
a. Sterilisasi Mutlak/Absolut
b. Sterilisasi Komersial
pangan karena tidak bisa diberi perlakuan suhu tinggi. Apabila produk
pangan tersebut disterilisasi dengan suhu tinggi maka dapat merubah sifat
organoleptiknya sehingga kualitasnya menurun. Pada sterilisasi komersial,
bertahan pada suhu tinggi. Pada kondisi penyimpanan yang benar, spora
ini tidak bergerminasi, tetapi pada suhu penyimpanan yang salah (suhu
c. Pasteurisasi
susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah
d. Blanching
suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif
bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa
C. Metode Sterilisasi
1. Sterilisasi Fisik
1. Pemanasan Kering
uap destilasi dalam udara panas - oven. Yang termasuk dalam bahan ini
Serbuk steril seperti talk kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain.
efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah. Ini harus
yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen
disterilkan.
anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121 oC (suhu yang biasanya
Untuk alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk
bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada
umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan
bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121 °C selama 12 menit adalah
penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 162 °C. larutan jenuh
panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai
pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah.
c. Pemijaran langsung
batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut
botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat
lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping
2. Panas lembab
a. Uap bertekanan
Uap panas pada suhu 100 °C dapat digunakan dalam bentuk uap
ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang
sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-
bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus
b. Aksi letal
c. Radiasi pengion
(Hadada, A W, 2009).
2. Sterilisasi Kimiawi
3. Golongan zat yang mampu mengubah grup protein dan asam amino
yang fungsional
digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan
gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah
gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas,
disterilkan melalui cara ini adalah bahan yang mengandung senyawa tidak
tahan suhu tinggi atau tekanan tinggi seperti serum darah, antibiotik,
glukosa dll. Filter apparatus umumnya terdiri dari corong, filter base,
dengan prinsip yang sama dengan sterilisasi filtrasi. Kertas membran filter
memiliki pori-pori yang sangat kecil, lebih kecil dari ukuran bakteri pada
umumnya. Diameter pori-pori dapat berukuran 0,2 um, 0,45 um, 0,65 um
dll.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP