Anda di halaman 1dari 4

1.

Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua
bentuk organisme (Purnawijayanti, 2001). Suatu benda yang steril, dipandang
dari sudutmikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup yang tidak
diinginkan. Suatu bendaatau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak
akan mungkin setengah steril atauhampir steril (Pelozar, 1988). Sedangkan
menurut Fardiaz, sterilisasi yaitu suatu prosesuntuk membunuh semua jasad
renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatumedium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembang biak (Fardiaz, 1992).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semuaorganisme yang terdapat pada atau didalam sutu benda. ketika
melakukan pemindahan biakkan bakteri secara aseptik. Di dalam pengamatan
tentang mikrobiologi, sterilisasi merupakan bagian yang sangat penting atau
merupakan suatu keharusan, baik pada alatmaupun media. Hal ini penting
karena jika alat atau media tidak steril, akan sulitmenentukan apakah mikroba
merupakan akibat dari percobaan yang dilakukan ataumerupakan kontaminan.
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik
didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi ternal
kering atau sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-), atau pada pemisahan
secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan
etilen oksida atau gas lainnya dan menyampurkan agens pensteril (misalnya
glutalardehid) pada larutan desinfektan (Pruss, et al ., 2002).
Sterilisasi dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan oven.
Sterilisasi dengan panas kering sering kali digunakan untuk mensterilkan
perangkat kaca. Dalam keadaan kering, struktur protein bersifat lebih sabil dan
tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organism diperlukan suhu panas
kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila dibandingkan dengan suhu pada
pemanasan lembap (Gunawan A. W, 2008).
Metode sterilisasi steam yaitu dengan cara penguapan dalam tekanan
meresap kedalam benda yang permeabel dan menyebabkan koagulasi protein
selular, yang dapat mematikan mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi
kimiawi caranya yaitu dengan menghentikan metabolisme protein seluler
sehingga mematikan mikroba dan spora (Baradero, et al., 2009).
Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk
semua kirgi dan instrumen genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau
kimia. Instrument yang telah dibungkus kasa diautoklafkan selama 20 menit
pada suhu 121C dan tekanan 15 psi. Ini akan membunuh semua bakteri, spora,
dan virus (Walton dan Torabinejad, 2008).

2. Sterilisasi Komersial

Sterilisasi komersial yaitu suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang dapat menyebabkan kebusukan makanan pada kondisi suhu penyimpanan
yang ditetapkan. Makanan yang telah mengalami sterilisasi komersial mungkin
masih mengandung sejumlah jasad renik yang tahan proses sterilisasi, tetapi
tidak mampu berkembang biak pada suhu penyimpanan normal yang ditetapkan
untuk makanan tersebut.
Pengertian sterilisasi komersial ini menunjukkan bahwa bahan pangan yang
telah mengalami proses sterilisasi mungkin masih mengandung spora bakteri
(terutama bakteri non-patogen), namun setelah proses pemanasan tersebut
spora bakteri non-patogen tersebut bersifat dorman (tidak dalam kondisi aktif
bereproduksi), sehingga keberadaannya tidak membahayakan jika produk
tersebut disimpan pada kondisi normal. Dengan demikian, produk pangan yang
telah mengalami sterilisasi komersial akan mempunyai daya awet yang tinggi,
yaitu beberapa bulan sampai beberapa tahun. Sterilitas komersial (menurut FDA)
atau stabilitas penyimpanan (menurut USDA) adalah kondisi bebas dari mikroba
yang dapat berkembang biak dalam makanan pada kondisi penyimpanan atau
distribusi yang normal tanpa bantuan pendingin.
Pada produk steril komersial yang berasam rendah, terdapat resiko keamanan
pangan yang cukup tinggi. Pada kondisi penyimpanan normal tanpa pendinginan,
pangan berasam rendah yang belum mencapai kecukupan proses steril
komersial akan beresiko ditumbuhi mikroba. Selain itu spora yang tertinggal di
dalam makanan tersebut dapat bergerminasi kembali dan menyebabkan
kebusukan atau kerusakan makanan. Di lain pihak penggunaan suhu yang tinggi
pada proses sterilisasi produk pangan secara berlebihan, memungkinkan
terjadinya kerusakan nilai gizi maupun organoleptik produk pangan tersebut,
sehingga proses sterilisasi komersial perlu dikontrol dengan baik.
Produksi pangan steril komersial mencakup dua operasi yang esensial, yaitu:

Bahan pangan harus dipanaskan secara cukup (pada suhu yang cukup
tinggi dan waktu yang cukup lama) untuk memastikan bahwa kondisi steril
komersial telah tercapai.
Pangan yang telah disterilisasi komersial harus dikemas dan ditutup
dengan menggunakan wadah yang hermetik atau kedap udara (seperti
kaleng, gelas, alumnium foil, retort pouch, dll), sehingga mampu
mencegah timbulnya rekontaminasi setelah produk tersebut disterilkan.

Spora bakteri umumnya mempunyai ketahanan panas yang lebih tinggi


daripada sel vegetatifnya. Karena itulah, proses pemanasan pada sterilisasi
komersial bertujuan untuk menginaktifkan spora bakteri, terutama spora bakteri
patogen yang tahan panas. Proses sterilisasi komersial dilakukan melalui
pemanasan pada suhu tinggi. Karena tujuan sterilisasi adalah untuk membunuh
semua sel vegetatif dan semua spora bakteri, maka bahan pangan berasam
rendah yang disterilisasi komersial membutuhkan suhu proses yang tinggi. Untuk
itu perlu dikendalikan dengan baik karena bila tidak terkontrol dengan baik,
pemanasan yang berlebihan dapat merusak mutu organoleptik dan gizi produk
pangan tersebut.

Berdasarkan prosesnya, sterilisasi dapat dilakukan dengan metode sebagai


berikut:

Proses pengalengan konvensional, dimana produk dimasukkan dalam


kaleng, lalu ditutup secara hermetis, dan setelah itu produk dalam kaleng
dipanaskan/disterilisasikan
dengan
menggunakan
retort.
Setelah
kecukupan panas yang diperlukan tercapai, produk dalam kaleng tersebut
didinginkan.
Proses aseptis, yaitu suatu proses dimana produk dan kemasan
disterilisasi secara terpisah, kemudian produk steril tersebut diisikan ke
dalam wadah steril pada suatu ruangan yang steril.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka produk pangan steril komersial dapat


didefinisikan sebagai produk pangan berasam rendah (low acid foods) yang telah
mengalami proses pemanasan, sehingga bisa dipastikan bahwa produk tersebut
telah bebas dari mikroba yang dapat berkembang biak dalam makanan pada
kondisi penyimpanan atau distribusi yang normal tanpa bantuan pendingin.
Istilah pangan steril komersial selama ini sering pula dikenal sebagai makanan
dalam kaleng.

3. Desinfeksi
Desinfeksi adalah suatu proses menghilangkan sebagian atau semua
mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali endospore bakteri. Biasanya
menggunakan cairan kimia, pasteurisasi atau perebusan. Efikasinya dipengaruhi
berbagai factor diantaranya adalah proses yang dilakukan sebelumnya, seperti
pencucian, pengeringan, adanya zat organic, tingkat pencemaran, jenis
mikrooganisme pada alat kesehatan, suhu, dan pH. Bila factor-faktor tersebut
ada yang diabaikan maka mengurangi efektivitas desinfeksi.
Macam desinfeksi antara lain desinfeksi kimiawi dan desinfeksi cara lainnya.
Pada desinfeksi kimiawi dapat menggunakan alcohol, klorin dan ikatan klorin,
formaldehyde, glutaraldehyde, H2O2, asam parasetat, fenol, dan ikatan
ammonium kuartener. Sedangkan pada desinfeksi fisik dapat menggunakan
radiasi dengan ultraviolet (UV), pasteurisasi, dan mesin desinfektor.
Selain itu, desinfeksi dapat menggunakan cara Desinfeksi Tingkat Tinggi
(DTT) yang merupakan alternative penatalaksaan alat kesehatan bila sterilisasi
tidak tersedia atau tidak mungkin terlaksana. DTT dapat membunuh semua
mikroorganisme, tetapi tidak dapat membunuh endospore dengan sempurna.
Cara melakukan DTT antara lain:

Merebus dalam air mendidih selama 20 menit,


Rendam dalam desinfeksi kimiawi seperti
formaldehyde 80%,
Steamer.

glutaraldehyde

dan

4. Aseptik
Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau
menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar
tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer
aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang harus
diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelzcar,
M.J. Chan, 2007).
Teknik aseptic sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari
kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic
digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar
maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode
sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode
permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).

Daftar pustaka:
https://www.academia.edu/4776324/Sterilisasi diakses pada tanggal 25 Mei 2015
pukul 07.52 WIB
https://www.academia.edu/5131612/ACARA_1_STERILISASI diakses pada tanggal
25 Mei 2015 pukul 08.20 WIB
http://itp.fateta.ipb.ac.id/id/index.php?
option=com_content&task=view&id=109&Itemid=94 diakses pada tanggal 25
Mei 2015 pukul 08.30 WIB
Nursalam. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:
Salemba
http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/materi-praktikum-mikrobiologi-teknik.html
diakses pada tanggal 25 Mei 2015 pukul 10.23 WIB
https://www.academia.edu/9191019/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_2_STE
RILISASI_ALAT_DAN_BAHAN_BIAKAN diakes pada tanggal 25 Mei 2015 pukul
10.56 WIB

Anda mungkin juga menyukai