Anda di halaman 1dari 16

MODUL KLASIFIKASI, KODEFIKASI SISTEM SARAF, CEDERA DAN ORGAN

TERKAIT
(RMK321)

MODUL SESI 1
PENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00-H59)

DISUSUN OLEH
LAELA INDAWATI, Amd.PK,SSt.MIK,MKM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


TAHUN 2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0/
SUBTOPIK 1 TOPIK SESI INI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


Mahasiswa mampu menentukan Kode ICD-10 Bab 7 Diseases Of The Eye And Adnexa
(H00 – H59) dan kode ICD-9 CM Bab 3 operation on the eye dengan tepat.

B. Uraian dan Contoh

PENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00-H59)

Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, not elsewhere classified (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external (S00-T98)

Bab ini mengandung blok-blok berikut:


H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
H10-H13 Kelainan konjunctiva
H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
H25-H28 Kelainan lensa
H30-H36 Kelainan khoroid dan retina
H40-H42 Glaukoma
H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata
H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan
H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain (c.e.)
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1/
H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita (H00-H06)


H00 Hordeolum dan chalazion
H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
Abses, furuncle, atau stye pada kelopak
[hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak]
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat]
H01 Peradangan lain pada kelopak
H01.0 Blepharitis – radang pinggir kelopak
Kecuali: blepharokonjungtivitis (H10.5)
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak
Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan
H02 Kelainan lain kelopak
Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3)
H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
[Entropion - melipat ke dalam)
[Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata]
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]
H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku]
H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]
H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak
Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak
Kecuali: blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic psychogenic (F95.-)
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli
Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak
H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing tertahan di kelopak
H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan
H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.
H03.0* Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0†)
Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-†), onchocerciasis (B73†)
loiasis (B74.3†), phthiriasis (B85.3†)
H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
Keterlibatan kelopak pada: TB (A18.4†), lepra (A30.-†), yaws (A66.-†), zoster
(B02.3†)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), molluscum contagiosum (B08.1†)
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e
Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0†)
H04 Kelainan sistem lakrimalis
Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2/
H04.0 Dacryoadenitis
Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis
akut, subakut, atau tak dijelaskan
Kecuali: dacryocystitis neonatus (P39.1)
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis
Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
Fistula lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis
H04.9 Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan
H05 Kelainan orbita
Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7)
H05.0 Radang akut orbita
Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos
H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita
Benda asing retrobulbar
H05.8 Kelainan lain orbita
Kista orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H06.0* Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-†), myiasis orbita (B87.2†)
H06.2* Dysthyroid exophthalmos (E05.-†)
H06.3* Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13)


H10 Konjungtivitis
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
Kecuali: ophthalmia neonatorum NOS (P39.1)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/
H10.4 Konjungtivitis kronis
H10.5 Blepharokonjungtivitis
H10.8 Konjungtivitis lain
H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan
H11 Kelainan lain pada konjungtiva
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H11.0 Pterygium
Kecuali: pseudopterygium (H11.8)
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
Symblepharon
H11.3 Perdarahan konjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
Pseudopterygium
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-†)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Konjungtivitis (akibat): difteri (A36.8†), meningokokus (A39.8†), gonokokus
(A54.3†),
chlamydia (A74.0†), herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), zoster (B02.3†),
adenovirus follikularis (akut) (B30.1†), perdarahan (akut)(epidemik) (B30.3†),
Newcastle (B30.8†), Acanthamoeba (B60.1†)
H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-†)
H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris (H15-H22)


H15 Kelainan sklera
H15.0 Scleritis
H15.1 Episcleritis
H15.8 Kelainan lain sklera
Staphyloma equator, ektasia sklera
Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon
Ulkus Mooren
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan
H17 Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea
H17.0 Adherent leukoma
H17.1 Keopakan kornea sentral lain
H17.8 Parut dan keopakan kornea lain
H17.9 Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan
H18 Kelainan lain pada kornea
H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli
H18.1 Keratopati bullosa
H18.2 Edema kornea lainnya
H18.3 Perubahan pada membran kornea
Lipatan atau robekan pada membran Descemet
H18.4 Degenerasi kornea
Arcus senilis, band keratopathy
Kecuali: ulkus Mooren (H16.0)
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice, makularis
H18.6 Keratokonus
H18.7 Deformitas kornea lainnya
Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele
Kecuali: malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4)
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan
H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
Episkleritis TB (A18.5†), episkleritis sifilitika (A52.7†), skleritis Zoster (B02.3†)
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5†)
Keratitis dendritic dan diskiformis
H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0†)
Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB (A18.5†), syphilis (A50.3†),
zoster (B02.3†), measles (B05.8†), acanthamoebiasis (B60.1†)
H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.
Keratokonjungtivitis sicca (M35.0†)
H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.
Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-†)
H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5/
H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris
Kecuali uveitis simpatis (H44.1)
H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous humour)]
Kecuali hyphaema traumatika (S05.1)
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris
Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris (essensial)(progresif),
miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang]
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik
Kecuali miotic pupillary cyst (H21.2)
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
Iris bombé, penyempitan pupil, penutupan pupil
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber
Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior
Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil]
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris
H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H22.0* Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Iridosiklitis pada: TB (A18.5†), sifilis (sekunder) (A51.4†), infeksi gonokokus
(A54.3†) infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), zoster (B02.3†)
H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8†), ankylosing spondylitis (M45†)
H22.8* Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28)


H25 Katarak senilis
Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa (H40.1)
H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)
Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata
Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water clefts
H25.1 Katarak neuklearis senilis
Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis
H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni
Katarak hipermatur senilis
H25.8 Katarak senilis lainnya
Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis
H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan
H26 Katarak lain
Kecuali katarak kongenital (Q12.0)
H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1 Katarak traumatika
H26.2 Katarak komplikasi
Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata
Glaucomatous flecks (subcapsular)
H26.3 Katarak akibat obat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6/
H26.4 After-cataract
Katarak sekunder, cincin Soemmerring
H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9 Katarak, tidak dijelaskan
H27 Kelainan lain pada lensa
Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1), komplikasi mekanis
dari lensa intraokuli (T85.2)
H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1 Dislokasi lensa
H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa
H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H28.0* Katarak diabetes (E10-E14†, karakter keempat .3)
H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya
Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-†), katarak malnutrisi-dehidrasi (E40-E46†)
H28.2* Katarak pada penyakit lain c.e.
Katarak myotonik (G71.1†)
H28.8* Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36)


H30 Peradangan khorioretina
H30.0 Peradangan khorioretina terfokus
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata
Kecuali retinopati exudatif (H35.0)
H30.2 Siklitis posterior
Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS
H31 Kelainan-kelainan lain khoroid
H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma), retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7/
H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H32.0* Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5†), sifilis lanjut (A52.7†), toxoplasma (B58.0†)
H32.8* Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.
H33 Pelepasan dan robekan retina
Kecuali pelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
Pelepasan retina rhegmatogenosa
H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)

H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan


Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan
Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina (H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya
H34 Sumbatan pembuluh darah retina
Kecuali amaurosis fugax (G45.3)
H34.0 Sumbatan a. retina sementara
H34.1 Sumbatan a. retina sentralis
H34.2 Sumbatan a. retina lainnya
Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme
Plaque Hollenhorst
H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya
Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang
H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan
H35 Kelainan lain pada retina
H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina
Perubahan bentuk pembuluh darah retina
Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau
vasculitis pada retina
Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
Fibroplasia retrolentis [belakang lensa]
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
Vitreo-retinopati proliferatif
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4)
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering pada macula
Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik
Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative)
H35.4 Degeneration retina perifer
Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8/
Kecuali: dengan robekan retina (H33.3)
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)(pigmentary)(vitelliform)
Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt
H35.6 Perdarahan retina
H35.7 Pemisahan lapisan-lapisan retina
Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina
H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9 Kelainan retina, tidak dijelaskan
H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.
H36.0* Retinopati diabetikum (E10-E14† , angka keempat .3)
H36.8* Kelainan lain retina pada penyakit c.e.
Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- †), retinopati aterosklerotik (I70.8†)
Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- †),

Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir (P15.3), kongenital
(Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
H40.1 Primary open-angle glaukoma
Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment,
chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis, intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H42.0* Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0†), amyloidosis (E85.-†)
H42.8* Glaukoma pada penyakit lain c.e.
Glaukoma in onchocerciasis (B73†)

Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43-H45)


H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous
H43.0 Prolaps vitreous
Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0)
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous
H43.3 Keopakan vitreous lainnya
Selaput dan benang-benang vitreous
H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous
Degenerasi atau pelepasan vitreous
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9/
H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan
H44 Kelainan bola mata
Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata
H44.0 Endophthalmitis purulenta
Panophthalmitis, abses vitreous
H44.1 Endophthalmitis lainnya
Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata
Chalcosis, siderosis mata
H44.4 Hipotonia mata
H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata
Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi

H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik


Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris,
lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous
H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik
Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior chamber, kropus siliaris,
iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
Haemophthalmos, luxasio bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan
H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0* Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1†), onchocerciasis (B73†), toxocariasis (B83.0†)
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan n. optikus dan jarak penglihatan (H46-H48)


H46 Neuritis optikus
Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS
Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik [Devic] (G36.0)
H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras penglihatan
H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2 Atrofi optik
Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus
H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan
Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum
H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
H48.0* Atrofi optik pada penyakit c.e.
Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1†)
H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
Neuritis retrobulbar pada:
infeksi meningokokus (A39.8†), sifilis lanjut (A52.1†), multiple sclerosis (G35†)
H48.8* Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi (H49-H52)


Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55)
H49 Strabismus paralitik
Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1),
ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia internal (H52.5)
H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]
H49.1 Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]
H49.2 Kelumpuhan NC VI [n. abducent]
H49.3 Ophthalmoplegia (external) total
H49.4 Ophthalmoplegia external progressif
H49.8 Strabismus paralitik lainnya
Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre
H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan
H50 Strabismus lainnya
H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus - serentak
Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.2 Strabismus vertikal
Hypertropia, hypotropia
H50.3 Intermittent heterotropia
Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular)
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria
H50.6 Strabismus mekanis
Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi,
Hambatan gerak otot mata akibat trauma
H50.8 Other specified strabismus
Sindroma Duane
H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan
H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)
H51.0 Kelumpuhan conjugate gaze
H51.1 Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi
H51.2 Ophthalmoplegia internuklearis
H51.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler
H51.9 Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan
H52 Kelainan refraksi dan akomodasi
H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina]
Kecuali myopia degeneratif (H44.2)
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda]
H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]
H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi
Ophthalmoplegia internal (complete)(total)
Paresis atau spasme akomodasi
H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54)


H53 Gangguan visus
H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik

H53.1 Gangguan penglihatan subjektif


Metamorphopsia [objek terlihat distorsi],
Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah],
Asthenopia [kelelahan mata],
Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang],
Photophobia [tak menyukai cahaya],
Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak],
Kecuali halusinasi visual (R44.1)
H53.2 Diplopia
Double vision [penglihatan kembar]
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler
Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi,
H53.4 Defek lapangan pandang
Pembesaran bintik buta
Penyempitan umum lapangan pandang
Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous)
Quadrant anop(s)ia
Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna
Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau],
Protanomaly, protanopia [buta merah],
Tritanomaly, tritanopia [buta biru]
Kecuali day blindness (H53.1)
H53.6 Night blindness [rabun senja]
Kecuali akibat defisiensi vitamin A (E50.5)
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan
H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah
Note: Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di bawah
Kecuali: amaurosis fugax (G45.3)

H54.0 Buta, kedua mata

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada kedua mata.
H54.1 Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya
Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata, dan kategori 1 atau 2 pada mata
lainnya.
H54.2 Rabun, kedua mata
Kategori gangguan visus 1 atau 2 pada kedua mata.
H54.3 Unqualified visual loss, pada kedua mata
Kategori gangguan visus 9 pada kedua mata.
H54.4 Buta, satu mata
Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya].
H54.5 Rabun, satu mata
Kategori gangguan visus 1 or 2 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya].
H54.6 Unqualified visual loss, satu mata
Kategori gangguan visus 9 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya].
H54.7 Visual loss yang tidak dijelaskan
Kategori gangguan penglihatan 9 NOS.

Catatan khusus dari Volume 2 untuk kategori H54


Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebabnya tercatat, kecuali
kalau episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Sebagai penyebab, H54.- bisa
digunakan sebagai kode tambahan.
Tabel berikut memberikan klasifikasi beratnya gangguan visus yang dianjurkan oleh
WHO Study Group on the Prevention of Blindness, Geneva, 6-10 November l972.
Istilah rabun (“low vision”) pada kategori H54 sesuai dengan kategori 1 dan 2; buta
(“blindness”) dengan kategori 3, 4 dan 5, dan "unqualified visual loss" dengan kategori 9.
Kalau luas lapangan pandang diperhitungkan, pasien dengan derajat lapangan >50 dan
≤10 di sekitar fiksasi sentral harus masuk kategori 3, dan pasien dengan lapangan pandang
0

≤50 harus masuk kategori 4, walau pun ketajaman sentralnya tidak terganggu.

Kategori gangguan Ketepatan penglihatan dengan Ketepatan penglihatan dengan


penglihatan koreksi terbaik yang mungkin koreksi terbaik yang mungkin
Maximum kurang dari Minimum sama atau lebih baik
daripada
1 6/18 6/60
3/10 (0.3): 1/10 (0.1)
20/70 20/200
2 6/60 3/60
1/10 (0.1) 1/20 (0.05)
20/200 20/400
3 3/60 1/60 (hitung jari pada 1 meter)
1/20 (0.05) 1/50 (20/1200)
20/400 5/300 (20/1200)
4 1/60 (hitung jari 1 meter) Persepsi cahaya
1/50 (0.02)
5/300
5 Tidak ada persepsi cahaya Tidak ada persepsi cahaya
9 Tidak bisa ditentukan atau tidak Tidak bisa ditentukan atau tidak
dinyatakan dinyatakan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa (H55-H59)
H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata
Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent
H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa
H57.0 Kelainan fungsi pupil
H57.1 Nyeri mata
H57.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa
H57.9 Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan
H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.
H58.0* Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1†)
H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.
H58.8* Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit c.e.
Okulopati sifilitika NEC:
kongenital dini (A50.0†), kongenital lanjut (A50.3†)
dini (sekunder) (A51.4†), lanjut (A52.7†)
H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC
Kecuali: komplikasi mekanis dari:
lensa intraokuli (T85.2)
alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya (T85.3)
pseudophakia (Z96.1)
H59.0 Sindroma vitreous menyusul operasi katarak
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya
Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan

C. Latihan

1. Juvenile cataract
2. Tuberculosis choioretinitis
3. Progressive external ophthalmoplegia
4. Blindness right eye, with concurrent low vision left eye
5. Chronic simple glaucoma, both eye
6. Rabun dekat
7. Buta senja akibat hipovitamonisis A
8. Mata kering
9. Konjungivitis post olah raga renang
10. Blepharoptosis
11. Exophthalmia pada hyperthyroidea

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
D. Kunci Jawaban
Diskusi Soal 1
• Juvenile cataract
(91, 99-100) Cataract (cortical)(immature)
(incipient)(see also Cataract) H26.9
- juvenile H26.0
[442, 413]
H26 Other cataract
Excludes: congenital cataract (Q12.0)
H26.0 Infantile, juvenile, presinile cataract

Dx: Kode:
MC: Juvenile cataract H26.0

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /

Anda mungkin juga menyukai