Anda di halaman 1dari 2

F1 – Penyuluhan Bahaya Penyakit Diare

Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan di negara Indonesia. Berdasarkan
data dari Subdit Diare, Departemen Kesehatan, terjadi peningkatan kasus diare dari tahun
2000 hingga 2010, yaitu dari 301 kasus per 1000 penduduk menjadi 411 kasus per 1000
penduduk. Diare juga menjadi salah satu penyebab kematian bayi terbanyak. Pada tahun
2017, terjadi 21 kali KLB diare yang tersebar di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota dengan
jumlah penderita 1.725 orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%). Angka kematian (CFR)
saat KLB diare diharapkan kurang dari 1%.
Secara klinis diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya infeksi, malabsorpsi,
alergi, keracunan, imunodefisiensi, dan sebab lainnya. Lingkungan, sosial, dan ekonomi juga
menjadi faktor risiko penting terhadap penyakit ini. Kematian pada penyakit diare disebabkan
kekurangan cairan (dehidrasi) yang terlambat mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan.
Pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dehidrasi akibat penyakit diare perlu diketahui
oleh masyarakat agar kedepannya tidak terjadi kematian akibat penyakit tersebut.
Permasalahan
Pada tahun 2017, angka kematian saaat KLB diare lebih dari 1%. Kematian pada penyakit
diare diakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare, sehingga tidak
mendapatkan penanganan awal lebih dini.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diadakan intervensi terkait seputar bahaya penyakit
diare. Intervensi dapat dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan baik di dalam maupun di
luar gedung. Penyuluhan di dalam gedung dilakukan di Puskesmas dengan sasaran pasien
yang sedang berkunjung. Sementara penyuluhan di luar gedung dapat dilakukan di Posyandu,
sekolah, maupun saat kunjungan rumah. Intervensi yang dilakukan adalah penyuluhan
kesehatan di Posyandu, dikarenakan peserta dapat mencakup semua kalangan.
Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2019, bertempat di
Posyandu RW 10 Kelurahan Harjamukti, Kota Cirebon. Penyuluhan ini dibawakan oleh
dokter intership, diikuti oleh masyarakat dan kader Posyandu. Disela-sela materi yang
disampaikan, pemateri memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya langsung
apabila ada materi yang tidak dimengerti.
Monitoring dan Evaluasi
Peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut sekitar 15 orang. Penyuluhan berlangsung
selama 15 menit. Selama penyuluhan berlangsung, peserta menyimak dengan antusias.
Penyampaian materi juga dilakukan secara 2 arah agar masyarakat dapat lebih menyimak
materi yang ingin disampaikan dan agar mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
mengenai bahaya penyakit diare. Setelah diberikan penyuluhan dilanjutkan diskusi tanya
jawab. Keterbatasan dari kegiatan ini adalah tidak disediakan media penyuluhan seperti
leaflet atau powerpoint. Diharapkan kedepannya penyuluhan mengenai bahaya penyakit diare
ini bisa disertai dengan persiapan yang lebih baik dan media penyuluhan visual yang lebih
menarik agar masyarakat bisa menyerap informasi lebih banyak dari materi yang
disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai