Anda di halaman 1dari 29

1

KODE FL3032

PROPULSI KAPAL
Mohammad Danil Arifin B.Eng M.Eng

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN - FTK - UNSADA 2019 1


MATERI PERKULIAHAN
1. PENGENALAN PROPULSI KAPAL
2. PENGENALAN PROPULSI KAPAL (Lanjutan)
3. MACAM-MACAM PROPULSOR
4. MACAM-MACAM PROPULSOR (Lanjutan)
5. TEORI DESAIN PROPELLER
6. TEORI DESAIN PROPELLER (Lanjutan)
7. HIDRODINAMIKA PROPELLER
8. Ujian Tengah Semester
9. REVIEW TAHANAN KAPAL
10. REVIEW DAYA MOTOR PENGGERAK
11. EFISIENSI SISTEM PENGGERAK
12. KARAKTERISTIK LAMBUNG & BALING-BALING
13. KARAKTERISTIK MOTOR PENGGERAK
14. ENGINE PROPELLER MATCHING (EPM)
15. SISTEM PROPULSI KAPAL CEPAT
16. Ujian Akhir Semester
2
1. PANDANGAN UMUM

3
Total resistance

4
Total resistance

5
Tahanan kapal laut atau sering disebut hambatan kapal (ship resistance)
harus di perhatikan. Dalam merancang kapal, bentuk badan kapal diusahakan
mempunyai tahanan kapal yang rendah bila kapal bergerak diatas air. Sistim
propulsor kapal /pendorong, mesin penggerak dan lambung kapal harus
dirancang yang paling efisien, yaitu jumlah energi yang diperlukan untuk
propulsi kapal harus sekecil mungkin tapi harus mampu memenuhi
kecepatan kapal rancang.

6
HAMBATAN KAPAL DI LAUT TENANG
Hambatan Badan Kapal Yang Bergerak Di Fluida Berpermukaan Bebas.
Badan kapal bila bergerak disuatu fluida berpermukaan bebas pada
kondisi tenang tidak terganggu, maka pada saat bergerak akan
menimbulkan gelombang sehingga badan kapal akan mengalami
hambatan kapal/ tahanan kapal laut. Dalam ilmu fisika fluida dibagi
menjadi :
1. Fluida ideal/tidak berviskositas
2. Fluida berviskositas

7
Komponen – Komponen Hambatan Kapal/Tahanan Kapal
1. Hambatan Gesekan (RF)
Merupakan hambatan kapal yang ditimbulkan oleh media fluida
berviskositas yang ikut terseret badan kapal, sehingga terjadi frictional
force. Frictional force berakibat harus keluarnya energi yang terbuang
percuma.

8
2. Hambatan Gelombang (RW)
Merupakan hambatan kapal yang timbul akibat bergeraknya kapal.
Dapat terjadi meskipun fluidanya ideal (nonviscous), Gaya yang
terlibat adalah potential force.

9
10
11
3. Hambatan Tekanan (RP)
Merupakan Hambatan kapal yang timbul akibat gerakan kapal atau
benda pada fluida non-ideal (fluida yang berviskositas) akan
menimbulkan gaya pressure forces.

12
13
4. Hambatan Udara (RA)
Merupakan hambatan kapal yang timbul akibat bangunan atas kapal
(superstructure) yang tinggi dengan bentuk tidak streamline.

14
Tahanan ini dialami oleh bagian dari badan utuma kapal yang berada diatas
permukaan air dan bangunan kapal (superstructure) karena gerakan kapal
yang juga menyusuri udara.

15
5. Hambatan Apendix (RAPP)
Merupakan hambatan kapal yang timbul akibat adanya appendages
pada lambung kapal di bawah garis air antara lain lunas sayap (bilge
keels), penumpu poros propeller, lubang Bow Thruster.

16
2. PENGENALAN MOTOR PENGGERAK KAPAL
Di dalam sejarah perkembangan motor penggerak kapal terdapat beberapa tipe
yang mendominasi hingga kurun waktu tertentu, adalah sebagai berikut :
a) Reciprocating Steam Engine;
b) Marine (Steam) Turbines;
c) Internal Combustion Engines;
d) Gas Turbines;

17
2. PENGENALAN MOTOR PENGGERAK KAPAL
a) Reciprocating Steam Engine;
Mendominasi dunia ship propulsion (sistem penggerak kapal) hingga
sekitar tahun 1910-an.
 Keunggulannya adalah terletak pada pengaturan beban, khususnya
untuk arah reversed (arah mundur) yang mana Reciprocating Steam
Engine memberikan kemudahan serta lebih efisien pada range
kecepatan rotasi tertentu agar match dengan kinerja screw propeller.
 Kelemahannya Reciprocating Steam Engine adalah pada instalasinya
yang relatif berat, kebutuhan space yang besar, output power per
cylinder-nya masih sangat terbatas. Selain itu, Steam tidak dapat
bekerja secara efektif pada tekanan relatif rendah. Serta kebutuhan fuel
consumption yang tinggi, 18
a) Reciprocating Steam Engine;

19
b) Marine (Steam) Turbines;
Marine (Steam) Turbines; yang pertama diinstal oleh Sir Charles Parsons
ke kapal Turbinia pada tahun 1894, dengan kecepatan mencapai 34 knots.

Kemudian turbines mengalami kemajuan pesat hingga pada tahun 1906,


yang mana diaplikasikan sebagai tenaga penggerak untuk kapal perang
HMS. Dreadnought dan kapal Atlantic Liner – Mauretania. Kebutuhan
bahan bakar (fuel consumption) secara rata-rata untuk suatu Large Turbine
adalah 0.30 kg per kWh. Namun demikian, keunggulan segi ekonomis
tersebut mengalami suatu tantangan dari sisi Non-reversible dan Rotational
Speed, yang mana memerlukan pertimbangan teknis lebih lanjut.

20
b) Marine (Steam) Turbines;

21
c) Internal Combustion Engines;

Yang digunakan dalam propulsi kapal, pada umumnya adalah


Reciprocating engines yang beroperasi dengan prinsip-prinsip diesel
(compression ignation) yang mana kemudian dikenal dengan nama Diesel
Engines.

Berbagai ukuran untuk Diesel Engines ini kemudian dibuat, mulai dari
kebutuhan untuk pleasure boats hingga ke modern supertankers dan
passenger liners. Engine ini dapat dikembangkan hingga memberikan
lebih dari 2500 kW per cylinder, maka output power bisa mencapai 30,000
kW untuk 12

22
lanjutan

cylinders (40,200 HP). Torsi yang diproduksi oleh Diesel Engine, adalah
dibatasi oleh maximum pressure dari masing-masing silinder-nya.
Sehingga, ketika engine memproduksi maximum torque, maka artinya,
maximum power hanya dapat dicapai pada kondisi maximum RPM. Diesel
Engine secara konsekuensi, mungkin memproduksi power sedemikian
hingga proporsional dengan RPM untuk masing-masing throttle setting-
nya. Pembatasan ini kemudian menyebabkan masalah tersendiri didalam
melakukan matching antara Diesel Engine dan Propeller.

23
24
25
26
d) Gas Turbines;

Juga telah dikembangkan dalam dunia ship propulsion yang mana bahan
bakar (fuel) dibakar melalui proses udara yang dikompresikan, dan gas
panas hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memutar turbine. Gas
turbine umumnya diaplikasikan pada dunia kedirgantaraan, dan
perkembangannya sangat tergantung pada teknologi metal yang mampu
menahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi.
 Keunggulan dari gas turbine ini terletak pada ukuran dan kapasitas
power yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak lainnya.
Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi fullload sangat
cepat, yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period

27
28
TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai