1. Berdasarkan uraian kasus di atas, apakah terdapat tindak pidana perbankan atau tindak
pidana korupsi, atau bahkan tidak ada tindak pidana sama sekali? Silahkan dilakukan analisa
mendalam secara argumentative berikut bangunan teori-teori yang terkait dengan Tindak
Pidana Khusus.
Jb : Menurut saya sebelum tahapan pemutusan suatu kredit, pihak bank tentunya wajib
melakukan analisis mendalam dan penilaian terhadap hal-hal tersebut di atas. Dalam hal
analisis dan penilaian tersebut pada umumnya dilakukan oleh analis kredit yang kemudian
diputus oleh pemutus kredit apabila penilaian tersebut telah memenuhi segala persyaratan
yang telah ditetapkan. Pemutus kredit sebagaimana dimaksud adalah pegawai struktural bank
yang memiliki kewenangan untuk memutus pemberian kredit kepada nasabah debitur.
Wewenang sebagaimana dimaksud berdasar pada suatu perintah, contohnya pemutus kredit
pada BNI Unit LNC Yogyakarta adalah Kepala Unit.
Berlandaskan pada hal tersebut maka penting untuk selanjutnya membahas perbuatan
yang disebut dengan melawan hukum dan penyalahgunaan kewenangan yang mana sebagai
unsur-unsur perbuatan dalam ketentuan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, khususnya pada pasal 2 ayat (1) dan pasal 3.
Sanksi pidana bagi pegawai pada bank pemerintah yang atas ketidakhati-hatiannya
menimbulkan kerugian keuangan negara merujuk pada Undang-Undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, khususnya dalam pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 yaitu :
Pasal 2
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam
keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).