Modul 5 Penentuan ABK
Modul 5 Penentuan ABK
SUB KOMPETENSI
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini adalah
sebagai berikut :
- Mahasiswa mengetahui bagaimana cara menentukan jumlah anak buah kapal
dalam menencanakan rencana umum kapal.
- Mahasiswa mampu melakukan perhitungan penentuan jumlah anak buah kapal
yang digunakan dalam rencana umum kapal.
URAIAN MATERI
5.1. Umum
Dalam menentukan jumlah dan komposisi Anak Buah Kapak ( ABK) akan tergantung
dari
- Ukuran Kapal (BRT)
- Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc
- Tingkat otomatisasi Mesin Penggerak
- Radius dan wilayah pelayaran
Kapal Eropa pada umumnya memiliki 22-24 ABK.
Kapal Asia di Perairan Internasional memiliki 28-36 ABK .
Kapal penyusur pantai (Coaster) memiliki ABK yang lebih kecil.
Komposisi ABK/Crew
- Deck crew
- Engine crew
- Service crew
52
5.2. Penentuan Jumlah Abk dan Tugasnya
Jumlah ABK merupakan fungsi terkait dari pelayanan terhadap system - system
yang berada di dalam kapal. Penentuan jumlah ditentukan oleh pemilik kapal dan badan –
badan terkait dengan pembuatan kapal. Tingkat otomatisasi sebuah kapal juga akan
sangat berpengaruh pada jumlah ABKnya.
Penentuan Jumlah Crew kapal dapat menggunakan rumus pendekatan sebagai berikut :
a. Penentuan Jumlah Crew
Dengan rumus pendekatan (Santosa, I.G.M., Diktat Perencanaan Kapal) sebagai
berikut:
Zc = Cst x [Cdk(L.B.H x 35/105)1/16 + Ceng(BHP/105)1/5 + Cadet]
Dimana:
Zc = jumlah crew
Cst = Coefficient for steward department (1,2 – 1,33), diambil Cst = 1,2
Cdk = Coefficient for deck department (11,5 – 14,5), diambil Cdk = 11,5
Ceng = Coefficient for engine department (8,5 – 11), diambil Ceng = 8,5
Cadet = 1
Maka:
Zc = Cst x [Cdk(L.B.H x 35/105)1/16 + Ceng(BHP/105)1/5 + Cadet]
53
Perencanaan jumlah ABK dan pembagian menurut fungsinya:
1. Master
Captain ( Nahkoda ) : 1 orang
2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang
3. Second Officer ( Mualim II ) : 1 orang
Bintara :
1. Seaman ( Kelasi ) : ....... orang
2. Quarter Master ( Juru Mudi ) :........ orang
3. Boatswain (Kepala Kelasi) : ........ orang
3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang
2. Second Engineer : 1 orang
3. Electrican : 1 orang
Bintara :
1. Fireman : 1 orang
2. Oiler : … orang
3. Pumpman : 1 orang
4. Service Crew
Perwira :
1. Chief Cook : 1 orang
Bintara :
1. Assist. Cook : 1 orang
2. Steward : 1 orang
3. Boys : ……. orang +
54
5. Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti
pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan
keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar, bongkar
– muat dan penanganan muatan dikapal.
Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando, mengambil
keputusan dan penangung jawab secara umum.
Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd ).
Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak aktif ( istirahat, sakit
dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan pertanggungjawaban kepada
master. Juga melakukan fungsi mengatur anak buah kapal di departementnya serta
melakukan pekerjaan administrasi di kapal.
Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah kapal yang
ditentukan.
Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan mesin geladak,
penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di kapal dan pengoperasian
serta perawatan peralatan keselamatan.
Radio Operator.
Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai anak buah biasa
dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus. Sehingga sering kali digolongkan ke
dalam staf.fungsinya adalah untuk melakukan komunikasi baik dengan daratan ataupun
dengan kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi harus selalu sedia (standby). Karena
itu kamar tidur untuk markonis harus diletakkan dekat dengan tempat kerjanya dengan
akses yang harus baik.
1. Engineering Departement
Chief Engineer.
55
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau master.
Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya besrta segala isinya.
Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap operasional kamar
mesin.
Technician.
Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan – peralatan
didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada mekanik untuk
pekerjaan – pekerjaan tertentu.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan permesinan
dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya adalah 8 jam.
2. Service Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan untuk seluruh
anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak buah kapal dan
menyajikannya ke pantry.
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin anak buah kapal,
laundry dan setrika.
56
b. Dimensi ruangan berdasarkan pada kebutuhan untuk sholat
berjamaah, yang mampu untuk menampung minimal setengah jumlah awak kapal
diatur sedemikian rupa untuk arah kiblat yang diatur sesuai kebutuhan.
57
Gambar 5.1. Contoh ruang kamar tidur
Perabot dalam ruang tidur
a. Ruang tidur Kapten :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,
tv, kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.
b. Ruang tidur Perwira :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,
kamar mandi, shower, washbasin, wc.
c. Ruang tidur Bintara :
- Tempat tidur ( single bed dan double bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan
kursi putar
d. Ruang tidur spare:
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 95 cm
- Tingkatan lain : 200 x 80 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
58
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.
2. Mess room
Setiap kapal harus tersedia mess room yang cukup.
Untuk kapal yang lebih besar dari 1.000 BRT harus tersedia mess room
terpisah untuk perwira, bintara dan kelasi.
Mess room harus dilengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain yang
dapat menampung seluruh jumlah pemakai dalam waktu yang bersamaan.
3. Sanitary accomodation
Setiap kapal harus dilengkapi dengan sanitary accomodation minimal 1
toilet, 1 wash basin, 1 bath tub/shower untuk 8 orang ABK.
Jumlah minimum kamar kecil (WC) di atas kapal 4 buah untuk kapal dengan
BRT 800 – 3.000 ton.
Untuk kapal dengan tempat radio officer terpisah maka fasilitas sanitary
harus tersedia di sana.
Toilet dan shower untuk deck engine dan steward department harus
disediakan secara terpisah.
Fasilitas sanitair umum.
59
- 1 tub atau bath maksimal untuk 8 orang.
- 1 WC maksimal untuk 8 orang.
- 1 wash basin maksimal untuk 8 orang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 3 shower
- 3 Wc .
- 3 Washbasin.
b. Di Poop Deck :
- 2 Kamar mandi
- 2 Washbasin di ruang makan Perwira.
c. Di Boat Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang Kapten (shower, washbasin dan wc).
- 1 Washbasin di office room.
d. Di Wheel House
- 1 Lavatory (washbasin dan wc).
4. Hospital accomodation
Untuk kapal yang ABK-nya lebih dari 15 orang atau kapal berlayar lebih
dari 3 hari harus dilengkapi dengan satu ruang hospital accomodation
dengan perlengkapan khusus.
Dilengkapi dengan toilet, wash basin dan bath tub/shower sendiri.
60
Harus tersedia minimal 1 tempat tidur, maksimal 6 buah.
6. Galley
Diletakkan dekat dengan mess room.
61
Tidak ada opening/hubungan langsung antara galley dan sleeping room.
Harus terhindar dari asap, debu dan tempat penimbunan bahan bakar.
Luas galley diperkirakan sebesar 0,5 m2/ABK, jadi luas galley diperkirakan
14 m2.
62
Gambar 5.8. Contoh navigasi room
2. Chart room
Terletak tepat di belakang wheel house dengan ukuran minimal 5 – 7 m 2
atau 2,4 m x 2,4 m.
Meja peta diletakkan melintang kapal merapat ke dinding depan dengan
panjang meja adalah 1,2 m – 1,8 m.
Antara chart room dengan wheel house dihubungkan dengan pintu geser.
63
Gambar 5.10. Contoh radio room
64
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 750 mm
- Tinggi ambang : 200 mm
Ukuran jendela
- Untuk bridge deck dan navigation deck berbentuk segi empat, sedangkan
poop deck dan main deck berbentuk lingkaran.
- Semua jendela untuk wheel house bagian depan harus membentuk sudut
keluar sebesar 15.
- Jarak antara jendela tidak boleh lebih dari 100 mm dan bagian sisi bawah
jendela 1,2 m – 2 m di atas deck.
- Jendela bundar tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO 1751), direncanakan
menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 400 mm.
Jendela empat persegi panjang, direncanakan:
1. Panjang ( W1 ) = 400 mm Tinggi ( h1 ) = 560 mm
Radius ( r1 ) = 50 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm
2. Panjang ( W1 ) = 500 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm
Radius ( r1 ) = 100 mm
65
faktor keamanan crew kapal supaya dapat menjangkau seluruh bagian kapal
saat melakukan pekerjaan di atas geladak diluar area flying bridge. Menurut
Practical Ship Building seri B, terdapat beberapa persyaratan perencanaan gang
sebagai berikut, dimana ukuran ini dibuat untuk mencegah selip karena jalanan
yang licin, mengingat letak flying bridge di tempat terbuka.:
a. lebar minimum 56 cm, direncanakan lebar flying bridge 80 cm.
b. tinggi minimum 85 cm, direncanakan tinggi flying bridge 1 m.
66
Lebar
Lebar mesin……………. mm diambil lebar ………………. m.
BRT =LxBxT
3,5
= ............................... BRT
67
Gambar 5.14. Anchor light
Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor
light.
Warna : Putih.
Jumlah : 1 buah.
Visibilitas : 3 mil ( minimal )
Sudut Sinar : 3600 horisontal.
Tinggi : 6,4 meter.
Letak : Forecastle.
Warna : Putih.
Visibilitas : 2 mil ( minimal )
68
Sudut Sinar : 1350 horisontal
Jumlah : 1 buah.
Tinggi : 3,5 meter.
Letak : Buritan
Warna : Putih.
Visibilitas : 6 mil ( minimal )
Sudut Sinar : 2250 horisontal
Tinggi : 5,5 meter
69
pada lampu sebelah kiri, dan bersudut 112.5o dari sisi lambung dalam bidang
horisontal ke arah luar, dan diletakkan pada geladak navigasi dan dapat dilihat kurang
lebih 2 mil.
5. Morse Light
Warna : putih.
Sudut Sinar : 3600 horisontal
Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
70
6. Lampu diluar kendali (not under command).
Lampu diluar komando (not undercommand) berwarna merah terdiri dari dua lampu
yang diletakkan dalam satu garis vertikal berjarak satu terhadap yang lain sejarak
1.8m dan dapat dilihat disemua keliling horisontal berjarak sedikit-dikitnya 2 mil dan
instalasinya dapat portable atau permanen.
8. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan
dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih
dari 12 m harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
71
10. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro
compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel
house.
a = ( H + 2,4 ) - TE
Jadi:
72
- Width of ladder : 600 mm – 800 mm
- Height of handrail : 1000 mm
- The handrail : 1500 mm
- Step space : 200 mm -300 mm
73
c. Ship Steel Vertical Ladders
Digunakan untuk tangga yang menuju ke cargo hold dari main deck. Type
A19 jarak dari dinding 150 mm, interval treads 300 s/d 340 mm, lebar tangga 250 mm.
RANGKUMAN
- Jumlah ABK merupakan fungsi terkait dari pelayanan terhadap system - system
yang berada di dalam kapal. Penentuan jumlah ditentukan oleh pemilik kapal dan
badan – badan terkait dengan pembuatan kapal.
- Penentuan dimensi dan penentuan ukuran peralatan akomodasi, navigasi dan
tangga kapal.
REFERENSI
Khetagurov., (1964). Marine Auxiliarry and Machines, Mir Publisher Moscow.
Soekarsono N.A., (1995). Sistem dan Perlengkapan Kapal, Penerbit PT. Pamator
Pressindo, Jakarta.
Schneekluth, H., Bertram V., (1998). Ship Design for Efficiency and Economy, 2nd
Ed.,Butterworth-Heinemann, Oxford.
Watson, D.G.M., (1998). Practical Ship Design, Elsevier, Amsterdam.
LATIHAN SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan Anak Buah Kapal (ABK)?
2. Sebutkan bagian – bagian sistem akomodasi yang ada pada kapal.
3. Sebutkan beberapa alat navigasi yang biasa digunakan di kapal.
LEMBAR KERJA
Kerjakan untuk menghitung jumlah anak buah kapal yang berada pada kapal.
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
74
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
75