BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil,
Indonesia sangat potensial dalam pengembangan bidang maritim. Kapal laut misalnya,
merupakan sarana yang paling penting dalam transportasi laut. Sehingga laut bukan lagi
jurang pemisah antara pulau yang satu dengan pulau yang lain.
Jasa transportasi laut telah dimanfaatkan sejak dulu. Terbukti dengan kemampuan
pelaut-pelaut kita menjelajahi dunia dengan segala keterbatasan perahu Pinisi,
Pengembangan perdagangan juga memanfaatklan jasa laut. Hal ini disebabkan karena
penggunaan kapal laut jauh lebih murah dibandingkan dengan jasa dirgantara, kapasitas muat
yang lebih banyak dan lain-lain.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan akan kapal laut tidak bisa di tunda lagi.
Semakin ketatnya persaingan dibidang ekonomi, sosial, politik dan pertahanan keamanan
merupakan motivasi bagi kita untuk meningkatkan kemampuan didalam mendesain suatu
kapal yang direncanakan dalam pengoperasiannya layak teknis dan layak ekonomis,serta
mampu bersaing dengan negara-negara lain.
1.2. Permasalahan
Setelah melalui proses Prarancangan Kapal dan Lines Plan & Hydrostatic Curve yang
dikerjakan pada Semester sebelumnya, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan Rencana
Umum dan Tonase.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami teori dasar didalam merancang suatu kapal dan
langkah - langkah penggambarannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai tata letak dari pembagian ruangan – ruangan
diatas kapal.
3. Mahasiswa mampu merencanakan deck, tangki-tangki, ruangan-ruangan pada deck,
alat angkat, serta alat keselamatan diatas kapal. Dari perencanaan itu diharapkan kita
dapat membuat rancangan sesuai kebutuhan owner.
4. Mahasiswa mampu membuat gambar Rencana Umum dan menghitung Tonasenya.
BAB II
khusus di atas kamar mesin yang berupa bukaan dan dinamakan engine
casing (selubung kamar mesin).
Bukaan di atas kamar mesin tidak boleh lebih besar dari kebutuhan yang
ada dengan memperhatikan kekuatan dibagian bukan tersebut. Pada sudut
bukaan dibundarkan dan diberi penguat atau double plate.
Poop deck merupakan bangunan atas kapal yang lebarnya selebar kapal
dimana Bagian belakang Poop deck harus terdapat ruang terbuka paling
kurang 5 meter dari stern untuk memberi ruang yang cukup bagi penempatan
mesin-mesin geladak pada bagian buritan, seperti capstan, bollard, winch,
emergency exit ruang kemudi.
Kamar muallim 2
Kamar muallim 3
Toilet
Kamar masinis 2
Kamar masinis 3
Kamar electrician
Ruang santai
Kamar pumpman
Mushallah
Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus
memiliki lebar yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-
mesin/peralatan lainnya yang berhubungan dengan mooring (penambatan)
dan anchoring (jangkar), kebutuhan lebar fore castle akan tercukupi bila
gading (frame) 5% LBP dibelakang Fpmemiliki lebar pada fore castle
selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan memiliki lebar yang
cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80% hingga
95%) Bmld. (Gaguk, “general arrangement”)
2) Bridge deck
Bridge deck merupakan ruangan yang berada diatas boat deck yang
menjadi ruang bagi kamar tidur serta beberapa ruang untuk mendukung
akamodasi crew (Ruang Sanitari, Ruang makan , Kontor , Ruangan Dapur
dan Stworage Room). Berdasarkan Buku Tentang Rencana Umum karya
Gaguk halaman 9 Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio
Operator.
2.4. Ruang navigasi
Navigation Room merupakan ruangan yang berada pada posisi paling tinggi diatas
kapal dimana secara umum berfungsi sebagai ruangan untuk mengendalikan
proses pongoprasian kapal. Pada navigation deck tidak terdapat ruang tidur namun
terdapat ruangan yang berfungsi sebagai kantor (office) bagi perwira kapal.
2) Ruang radio
Diletakan setinggi mungkin di ata kapal dan harus terlindungi dari air dan
gangguan suara. Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain. Ruang tidur radio
operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh dalam waktu 3
menit.
3) Ruang peta
Terletak di dalam ruang wheel house. Ukuran ruang peta 2,4 m x 2,4 m.
Ukuran meja peta 1,8 m x 11,2 m. Antara ruang peta dan wheel house bisa
langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat
menghubungkan keduanya.
Ruang baterai
Battery Room merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat
menyipan emergency source of electrical power (ESEP) ditempatkan pada
daerah yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu
dan harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam saat kapal
dalam keadaan darurat.
BAB III
KEBUTUHAN RUANGAN DAN JUMLAH CREW
Dalam proses analisis kebutuhan terlebih dahulu saya akan melakukan perhitungan
beberapa komponen yang mendukung penentuan besarnya ruangan yang akan digunakan
oleh kapal rancangan diantaranya daya mesin kapal rancangan yang memiliki output
terhadap dimensi mesin yang akan digunakan dan akan berimplikasi pada besarnya ruangan
kamar mesin (engine room) kapal dan berat bersih kapal yang akan berimplikasi pada
besarnya payload pada kapal rancangan. Adapun perhitungan tersebut yakni sebagai berikut
3.1.Penentuan Daya Mesin
Adapun untuk penentuan daya mesin, digunakan metode berikut :
Break Horse Power (BHP)
Perhitungan tenaga penggerak menggunakan formula berdasarkan buku “ Ship Design and
Ship Theory by Harvald POEHLS halaman 20/4
BHP 2 = ( 3620,56 ton / 4057,16 ton )2/3 × ( 11 knot / 11,5 knot )3 × 2000 KW
BHP 2 = 1622 KW
Adapun mesin yang dipilih adalah sebagai berikut :
Merk : ABC
Model : 8DZC-1000-166
Daya mesin : 1768 KW
2371 HP
Jumlah silinder :4
Cycle :4
Bore : 256 mm
Stroke : 310 mm
Berat : 13,9 ton
Panjang : 4,7 mm
Lebar :
Tinggi :
Rpm :
Dari buku Ship Design and Efficiency, asumsi untuk mencari daya mesin bantu :
Berdasarkan hasil perhitungan mesin bantu diatas, maka diperoleh data mesin bantu sebagai
berikut :
Berdasarkan data diatas bahwa untuk mendapatkan jumlah crew maka terlebih
dahulu mengetahui nilai Gross Tonnage dan tenaga penggerak kapal rancangan. Dari hasil
kalkulasi didapatkan harga Gross Tonnage sebesar 1940,79 m3 dan tenaga penggerak
sebesar 1768 kW.
Untuk Kategori Kapten Deck, Deck Departement, Staff, dan Steward Departement
(Pasal 13 poin B, hal 16). Untuk kapal tonase kotor GT 1500 s.d kurang dari GT
3000, jumlah awak kapal 11 (sebelas) orang dengan rincian sebagai berikut :
No Jabatan Jumlah
1 NAKHODA 1 orang
2 MUALIM I 1 orang
3 MUALIM II 1 orang
4 RADIO OPERATOR 1 orang
5 SERANG 1 orang
6 JURU MUDI 3 orang
7 KELASI 1 orang
8 KOKI 1 orang
9 PELAYAN 1 orang
11 orang
Untuk Engineering Departement (Pasal 14 poin b, hal 24). Untuk kapal tonase dengan
tenaga penggerak 750 kW s.d kurang dari 3000 kW , jumlah awak kapal 7 orang
dengan rincian sebagai berikut :
No Jabatan Jumlah
1 KEPALA KAMAR MESIN 1 orang
2 MASINIS II 1 orang
3 MASINIS 1 orang
4 MANDOR MESIN 1 orang
5 JURU MINYAK 3 orang
7 orang
Jadi, total jumlah crew berdasarkan komponen Gross Tonnage dan tenaga
penggerak sebesar 18 orang.
Lama Pelayaran
Berdasarkan buku Ship Design and Ship Theory oleh H. Poels, halaman 12 :
T = S/V + 5%
Ket :
S = 413 seamil (jarak pelayaran)
V = 11 knot
T = (413/11) + 0.05
T = 37,55 jam
Waktu Bongkar Muat (B/M)
Dalam perhitungan waktu bongkar muat saya melakukan estimasi perhitungan dengan
menggunakan beberapa variabel yakni payload , estimasi jumlah crane pada kapal , estimasi
SWL crane dan estimasi satu periode proses pengangkutan crane. Sehingga dihasilkan
formula sebagai berikut :
Bongkar
Nunukan 1 jam 2 jam 29,4jam 61,8 jam
Muat
Berdasarkan hasil kalkulasi diatas maka dapat ditentukan jumlah penggunaan air tawar pada
kapal rancangan yakni sebagai berikut :
Penggunaan Hari berlayar terlama pada perhitungan berat air minum dan berat MCK
karena pertimbangan bahwa di setiap pelabuhan yang disinggahi saya asumsikan memiliki
pengisian air tawar.
= 25,87 ton
Berat Crew
Dalam buku “Ship Design and Ship Theory” oleh H. Phoels, hal. 13 :
Rata-rata berat crew adalah = 75 kg/orang
Jumlah crew = 20 orang
Wcrew = ( rata-rata berat crew × jumlah crew ) / 1000
Wcrew = ( 75 Kg × 18 Orang ) / 1000
Wcrew = 1,35 Ton
Berat Provision dan Bawaan
Dalam penentuan berat crew Berdasarkan buku Ship Design and Ship Theory oleh H.
Phoels, halaman 13 maka berat provision dan bawaan dapat di gunakan persamaan
empiris yakni :
Ket :
Jarak Gading (Frame spacing), BKI 2014 vol II, jarak gading normal/main frame (ao)
untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah
ao = ao = (L/500) + 0,48
= (78,77/500) + 0,48
= 0.05 x 78,77
• Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah air- harus
memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller post yang sesuai
berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini seringkali dibuat
stern bulb untuk meningkatkan kinerja propeller atau bahkan bentuk stern asimetri.
• Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang mesin paling
kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini haris menerus hingga
poop deck
Sekat tabung buritan kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri, maka jarak
sekat tabung buritannya adalah :
Sb = (3 -5) ao dari box propeller
= 3 x 0,6
= 1.8 meter dari Boss Propeller.
Terletak pada gading 8 dan gading 12
Menurut buku Ship design and Ship theory oleh Prof Harvald Phoels letak sekat kamar
mesin.
Sehingga : 11 % . 78,77 m
• Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan
keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk sekat
tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk
• Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan sekat di
Ruang muat)
• Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada ruang muat)
selanjutnya untuk setiap penambahan panjang 20 meter diperlukan tambahan sekat 1
(satu) buah.
Panjang maksimum ruang muat adalah 30 m, sehingga dari perhitungan diatas dan
mengingat kapal adalah jenis kapal General Cargo maka Ruang muat dibagi atas 2
bagian yaitu :
Ruang Muat 1 terletak antara sekat haluan, gading 30 sampai pada gading 78.
Ruang Muat 2 terletak antara sekat haluan, gading 78 sampai pada gading 124.
Jadi sekat ruang muat terletak pada gading 78
Merk : ABC
Model : 8DZC-1000-166
Jumlah Silinder :4
Rpm : 1000
BHP : 1768 Kw = 2371 Hp
Bore : 256 mm
Stroke : 310 mm
Berat : 13,9 ton
Panjang : 4,7 m
Dari data mesin diatas, maka direncanakan Engine Cashing sebagai berikut :
Panjang : 7.14 Meter
Lebar : 2.94 Meter
Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter tidak
disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi mensyaratkan
double bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung buritan (stern tube
bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B, untuk alasan praktis
dimana orang bisa bekerja didalamya, tinggi double bottom paling tidak adalah 0,75
meter. Pada kamar mesin, tinggi double bottom disesuaikan dengan dengan
kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada umumnya lebih tinggi dibanding double
bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan untuk air
tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air minum, Minyak
pelumas hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal memiliki separator
(purifier) untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau kotoran lainnya. Semua
tangki ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk bahan bakar atau minyak
pelumas, antara tangki minyak dan tangki air harus dipisahkan oleh koferdam untuk
menghidari kontaminasi akibat kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan
belakang hanya digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.
hdb = 350 + 45 . B
Perletakan Ruangan
1. Ruang Mesin
Ruang mesin ini terletak pada daerah buritan kapal, yang dibatasi oleh dua sekat yaitu
:
Sekat kedap buritan
Sekat kedap ruang mesin
Jadi panjang kamar mesin adalah = 12,6 m , peralatan – peralatan dalam kamar mesin
akan diatur sedemikian rupa. Dalam kamar mesin akan di tempatkan berupa mesin
bantu, pompa –pompa, gear box serta peralatan lainnya yang mendukung.
Ruang muat direncanakan yaitu antara sekat ruang mesin sampai sekat haluan, yang
panjangnya adalah sebagai berikut :
= 28,8 + 27,6
= 56,4 m
Poop Deck
Pada poop deck di tempatkan ruangan-ruangan sebagai berikut :
1. Kamar Masinis 1
Dimana terletak antara gading 24 – 30 ukuran 3,4 x 2,82 m
2. Kamar Masinis 2
Dimana terletak antara gading 24 – 30 ukuran 3,4 x 2,82 m
3. Kamar Juru Mudi 3
Dimana terletak antara gading 16 – 21 ukuran 2,85 x 2.4 m
4. Kamar Koki
Dimana terletak antara gading 16 – 21 ukuran 2,85 x 2.4 m
5. Toilet Umum
Dimana terletak antara gading 24-30 ukuran 2.86 x 4,6 m
6. Ruangan Penyimpanan Makanan
Dimana terletak antara gading 4 – 8 ukuran 3 x 1,8 m
7. Ruang Dapur
Dimana terletak antara gading 7 - 12 ukuran 2,64 x 1,8 m
8. Ruang CO2
Dimana terletak antara gading 22 – 25 ukuran 1.8 x 3.35 m
9. Ruang Merokok
Dimana terletak antara gading 4 – 8 ukuran 5,78 x 1,4
10. Ruang Mencuci
Dimana terletak antara gading 4 – 8 ukuran 5,78 x 1,4
11. Ruang Makan Perwira
Dimana terletak antara gading 12 – 17 ukuran 3 x 2,1
12. Provision Room
Dimana terletak antara gading 4 – 8 ukuran 5,78 x 1,4
Boat Deck
Pada boat deck di tempatkan ruangan-ruangan sebagai berikut :
1. Kamar Kepala kamar Mesin
Dimana terletak antara gading 24 – 30 ukuran 2,8 x 6,1 m
2. Kamar Owner
Dimana terletak antara gading 24 – 30 ukuran 2,8 x 6,1 m
3. Kamar Muallim 1
Dimana terletak antara gading 19 – 24 ukuran 3.7 x 3,3 m
4. Kamar Muallim 2
Dimana terletak antara gading 19 – 24 ukuran 3.7 x 3,3 m
5. Kamar Juru Mudi 1
Dimana terletak antara gading 13 -19 ukuran 3,24 x 3,44 m
6. Kamar Juru Mudi 2
Dimana terletak antara gading 13 -19 ukuran 3,24 x 3,44 m
7. Ruang Santai Perwira
Dimana terletak antara gading 7 - 14 ukuran 3,9 x 2,9 m
8. Ruang Rapat ABK
Dimana terletak antarA gading 7 - 14 ukuran 3,9 x 2,9 m
9. Perpustakaan
Dimana terletak antara gading 7 – 12 ukuran 2,8 x 1,8
Bridge Deck
Pada poop deck di tempatkan ruangan-ruangan sebagai berikut :
1. Kamar Operator Radio
Dimana terletak antara gading 24 – 30 ukuran 2,8 x 6,1 m
2. Kamar Kapten
Dimana terletak antara gading 24 – 30 ukuran 2,8 x 6,1 m
3. Kantor Kapten
Dimana terletak pada gading 18 - 24 ukuran 3,5 x 3,7 m
4. Mushollah
Dimana terletak pada gading 14 - 18 ukuran 2,9 x 3,5 m
5. Ruang Rapat Perwira
Dimana terletak pada gading 15 - 24 ukuran 5,7 x 3,62 m
6. Ruang GYM
Dimana terletak pada gading 9 - 15 ukuran 3,7 x 3 m
Navigation Deck
1. Ruang Kemudi
Dimana terletak xl v
2. Ruang Peta
Dimana terletak pada gading 19 - 24 ukuran 2,9 x 1,7 m
3. Ruang Radio
Dimana terletak pada gading 19 - 24 ukuran 2,9 x 1,7 m
4. Ruang Baterai
Dimana terletak pada gading 13 -19 ukuran 3,4 x 1,4 m
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PERHITUNGAN ALAT ANGKAT
4.1. Alat Bongkar Muat
Adapun perhitungan alat bongkar muat kapal rancangan yakni sebagai berikut
:
Pada perencenaan SWL ini saya menyesuaikan dengan kapasistas cargo hold
dari kapal rancangan dikarenakan kapal rancangan terdiri atas 3 cargo hold maka
saya menggunakan 2 buah alat angkat dengan perhitungan SWL masing-masing
seperti dibawah ini :
1.1 Perencanaan SWL ( Safe Working Load ) untuk melayani cargo hold I , II, dan
III
𝒑𝒂𝒚𝒍𝒐𝒂𝒅 𝒙 𝑻
SWL = 𝒕
Dimana,
= 4 jam
Waktu 1 kali bongkar muat (T) = 19 jam ( dengan kapasitas crane 30 ton )
Sehingga,
0.5 (0.5 𝑥 𝐵) + 3
𝑆=
sin 600
Dimana ,
Sehingga,
S = 8.135 m
Pe = ( W x V )/ ( 735.5 ) ( HP )
Dimana:
Pe = Effective Power ( HP )
W = Rated Load ( kg )
1. Untuk alat bongkar muat yang melayani cargo hold I,II dan II
Pe = ( W x V )/ ( 735.5 ) ( HP )
Pe = ( W x V )/ ( 735.5 ) ( HP )
Dimana:
Pe = Effective Power ( HP )
Sehingga ,
Pe = 1346 HP
Pe = 1003 Kw
Dimana:
Pe = Effective Power ( HP )
Sehingga ,
Pe = 815 HP
Pe = 607 Kw
Pada kapal rancangan ini saya menggunkan sistem buka tutup palka dengan jenis
single cover. Oleh karena itu dibawah ini saya akan menampilkan perencanaan palka
yang saya akan gunakan.
Masing - masing panel dari jenis penutup palka single cover biasanya dirancang
dari bahan mild steel plate. Stowage space untuk menempatkan panel harus diberikan
pada sisi dari hatch way.
Dimana :
Untuk penentuan harga N dipilih dalam batasan 2 -11 buah. Akan tetapi biasanya
dipilih antara 5-6 buah panel.
Celah antara kurang lebih 0,5 m harus diberikan untuk dapat digunakan sebagai
ruangan untuk lalu lalang crew.
BAB V
Kapal harus dilengkapi alat keselamatan selama pelayaran demi menjaga keselamatan para
crew dan ABK kapal serta mentaaati peraturan Internasional mengenai keselamatan kapal
misalnya SOLAS (Safety Of Life At Sea). Menurut fungsinya alat keselamatan kapal dibagi
menjadi :
5.1 Sekoci
Berdasarkan Buku Tentang Rencana Umum, Halaman 36 yang dikutip pada aturan SOLAS
Dengan jumlah crew kapal yaitu 18 orang maka di pilih sekoci dari brousur Survival
Craft Inspectorat yaitu sebagai berikut :
Maka di pilih sekoci model 5C50C Dry cargo Version mengingat kapal yang di rancang
adalah kapal general cargo.
Dimensi sekoci : 5 m x 2.2 m 3 m
Kapasiitas maximum sekoci 16 orang untuk berat per orang 98 kg
Kapasiitas maximum sekoci 21 orang untuk berat per orang 82.5 kg
Dalam buku SOLAS edition 2001 hal. 302 jumlah baju penolong 10 % lebih
banyak dari jumlah orang yang ada dikapal. Jadi jumlah keseluruhan adalah 21
buah.Jumlah ABK adalah 19 orang berdasarkan jumlah ABK pada kapal rancangan,
maka jumlah baju penolong adalah
19 +(19x10 %) = 21 buah dan diletakkan dibawah tempat tidur pada tiap-tiap kamar.
Dengan rincian :
- Main Deck sebanyak 11 buah
- Poop Deck sebanyak 3 buah
- Boat Deck sebanyak 4 buah
- Bridge Deck sebanyak 2 buah
- 2 buah cadangan
-
Alat pemadam yang sering tersedia dengan mudah dikapal adalah air karena mudah
diperoleh dalam jumlah yang tak terbatas. Air adalah alat pemadam yang baik karena akan
mendinginkan barang-barang dibawah suhu panas sehingga akan melindungi barang lain
yang belum terbakar.
Dalam beberapa hal, penggunaan air untuk pemadam kebakaran tidak diperkenankan
yaitu :
- Apabila dengan adanya air dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi atau
menimbulkan gas-gas yang ledak misalnya acetelin, Na, Ca, K dan kebakaran batu
bara.
- Apabila adanya air menyebabkan menjalarnya kebakaran pada benda itu misalnya
kebakaran minyak.
- Apabila persenyawaan yang akan menimbulkan ledakan
BAB VI
2/3
Z =D + 2hB + A/10
dimana : D = Lwl x B x T x Cb
= 3620,56 ton
B = Lebar kapal
= 13,08 m
h = fb +
= (H - T) + 8.8
= 12
A = Luas penampang membujur dari bangunan atas diatas sarat air pada centre line
m2
Maka,
A1 = Forecastle Deck
= 5,554m2
A2 = Navigation deck
= 26,097m2
A3 = Bridge deck
= 31,451 m2
A4 = Boat deck
= 36,695 m2
A5 = Poop deck
= 46,295 m2
A6 = Forecastle deck
= 5,554 m2
A7 = Lambung Timbul (LWL x (H-T))
= 256,363 m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7
= 456,055 m2
maka : Z = 641,056 m2
Karakteristik peralatan jangkar dapat ditentukan atau dilihat berdasarkan harga Z
pada table BKI volume II 2014 section 18, Z = 720 – 78 0, sehingga diperoleh data
jangkar sebagai berikut :
- Jangkar tanpa tongkat :
a. Jumlah jangkar = 2 buah
b. berat 1 jangkar = 1920 kg
- Rantai untuk jangkar
a. Panjang total = 440 m
b. d1 = 44 mm
c. d2 = 38 mm
d. d3 = 34 mm
- Tali tarik
a. panjang = 190 m
b. beban putus = 370 kN
- Tali tambat
a. Jumlah = 4 buah
b. Panjang = 160 m
c. beban putus = 145 kN
S = 9,37 m3
= 2,22 m3
Sehingga dimensi masing-masing mud box sebelah kiri dan kanan adalah :
P×L×T = 3 × 0.74 × 1
= 2,22 m3
Kemudian dari data tersebut dapat diambil ukuran yang ada pada jangkar, diambil
dari katalog dengan tipe Hall.
Berat jangkar = 2280 Kg, dan dari katalog diambil berat jangkar yaitu 2460 kg
dari table dimensi jangkar dapat diketahui dimensi jangkar yang akan dipakai pada
kapal ini yaitu :
A = 2120 mm
B = 4183 mm
C = 667 mm
D = 1367 mm
E = 1076 mm
ǾF = 75 mm
Setelah diketahui data-data dari jangkar, maka dipilih rantai jangkar dari katalog,
yaitu dengan :
a. Ordinary link
1). 1,00 d = 48 mm
b. Large Link
1) 1,1 d = 52.8 mm
2) 6,6 d = 316.8 mm
3) 4,0 d = 192 mm
c. End Link
1) 1,2 d = 47 mm
2) 6,75 d = 324 mm
3) 4,0 d = 192 mm
d. Connecting shackle
1) A = 312 mm
2) B = 218 mm
3) C = 95 mm
4) R = 234 mm
5) 2E = 70 mm
1) A = 8,00 d = 384 mm
2) B = 5,95 d = 285 mm
3) C = 1,08 d = 51.84 mm
4) D = 1,54 d = 73.92 mm
5) E = 2,7 d = 108 mm
6) F = 0,75 d = 129 mm
7) G = 1,21 d = 58.08 mm
8) H = 3,4 d = 163 mm
9) I = 1,05 d = 50.4 mm
10) J = 1,75 d = 84 mm
f. Swivel
1) A = 9,7 d = 465.6 mm
2) B = 6,3 d = 302.4 mm
3) C = 4,7 d = 225 mm
4) D = 3,6 d = 172.8 mm
5) E = 3,4 d = 163.2 mm
6) F = 1,1 d = 52.8 mm
7) G = 1,2 d = 57.6 mm
g. Kenter shackle
Untuk hal ini dipilih kenter shackle pada Tabel di Buku Practical Ship Building
Vol. III B part 1, dengan anchor
chain diameter 38 mm.
1) 6,00 d = 288 mm
2) 4,20 d = 201 mm
3) 4 d = 192 mm
4) d = 48 mm
5) 1,52 d = 72.96 mm
A. Penentuan Bollard
Gambar Bollard
F Weight
Type D c e h i1 i2
M T kg
250 13.2 37.2 273 125 315 500 630 903 124
400 28.5 75.4 406 175 435 700 1000 1406 356
630 62.7 158.1 610 225 615 1000 1570 2180 1084
710 83.1 219.3 711 250 675 1100 1750 2461 1532
Dari Partical Ship Building halaman 189 (Ship And Marine Enginee Vol IIIB) dipilih
type vertical bollard dan didapatkan ketentuan sebagai berikut :
- Ukuran Bollard adalah :
Type = 200 mm
M = 10,2 Ton
T = 29 ton
h = 400 mm
d = 219 mm
c = 100 mm
e = 250 mm
i1 = 500 mm
i2 = 719 mm
Berat Bollard = 75 kg
Jumlah baut = 8 buah
Diameter = 1 1/8 inch
r1 = 45 mm
r2 = 105 mm
B. Penentuan Fairlaid
Dari Breaking Stress tali penarik maka diambil ukuran fairlaid berdasarkan
Practical Ship Building dan didapatkan ketentuan sebagai berikut:
Diameter D of Roller = 200 mm
Breaking stress of hawses = 45 ton
Diameter Bollard = 300 mm
Diameter of fastering bolt = 32 mm
Lenght ( L ) = 1400 mm
Breadht ( B ) = 350 mm
= 530 mm
Weight Design I = 350
Design II = 435
C. Hawse Pipe
Berdasarkan Practical Ship Building yang penentuannya tergantung dari ukuran
dan diameter rantai jangkar maka dipilih bahan hawse pipe dari besi tuang.
Untuk diameter rantai jangkar 40 mm
Bagian :
A = 9,0 d = 432 mm
B = 0,6 d = 29 mm
C = 0,7 d = 33 mm
D = 3,5 d = 168 mm
E = 5,0 d = 240 mm
F = 1,4 d = 67.2 mm
G = 47 d = 2256 mm
H = 37 d = 1776 mm
Bahan hawse pipe : Besi tuang
Tebal atas pipa : 26 mm
Tebal bawah pipa : 38 mm
Diameter dalam : 390 mm
= 125.19 m
Va = Kecepatan rantai jangkar ( m/s )
= 0,2 m/s
Dd = 0,013 x d = 0,62
Ƞm = 523 ~ 1165 , diambil 1165
Tcl = 5477,76 kg
Torsi pada Cable Lifter
τcl = ( Tcl x Dcl ) / ( 2 x ƞcl ) kg.m
dimana :
ƞcl = ( 0,9 ~ 0,92 ), diambil = 0,92
Dcl = Dd
τcl = 1548 kg.m
Gambar. Capstan
VC VC VC VC VC VC VC VC VC
Model Number
2000-26 5000-30 5000-45 8000-13 8000-30 12000-17 15000-13 18000-17 22000-17
ft/min 26 30 45 13 30 17 13 17 17
Rope Speed
m/min 8 9 14 4 9 5 4 5 5
Dimensions in 14.66 26.39 26.39 27.62 27.62 30.00 32.00 32.66 51.66
C
mm 372 670 670 702 702 762 813 830 1312
- Weight = 215 kg
1. Anchor Light
Setiap kapal dengan l > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.
• Warna : Putih.
•Jumlah : 1 buah.
•Visibilitas : 3 mil ( minimal )
•Sudut Sinar : 360ᵒ horisontal.
•Tinggi : 6 meter dari geladak utama
•Letak : Forecastle.
•Warna : Putih.
•Visibilitas : 2 mil ( minimal )
•Sudut Sinar : 1350 horisontal
•Jumlah : 1 buah.
•Tinggi : 3,5 meter.
•Letak : Buritan
(di tiang agung depan jadi satu tiang dengan anchor ligth) : 12 meter .
5. Morse Light
•Warna : putih.
•Sudut Sinar : 3600 horisontal
Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan
dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari
12 m harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
9. Kompas
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro
compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel
house.
Gambar. Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel Water Tight Door)
• Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
• Tinggi : 1800 mm
• Lebar : 800 mm
• Tinggi ambang : 300 mm
2. Pintu Dalam
• Tinggi : 1800 mm
• Lebar : 750-800 mm
• Tinggi ambang : 200 mm
B. Ukuran Jendela
Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut DIN ISO 1751 ), direncanakan
menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 400 mm.
Jendela empat persegi panjang, direncanakan:
1. Panjang ( W1 ) = 400 mm, Tinggi ( h1 ) = 560 mm
Radius ( r1 ) = 50 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm
2. Panjang ( W1 ) = 500 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm
Radius ( r1 ) = 100 mm
Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ships budges :
= 2.12 m
a = (H + 2,4) – Te
= 8.46 m
Jadi:
a
Panjang tangga akomodasi ( L ) =
sin 45
= 911.86 m
Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )
- Width of ladder = 600 s/d 800 mm
- Height of handrail = 1200 mm
Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan
digunakan untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan:
- Lebar tangga = 350 mm
- Interval treads = 300 s/d 340 mm
- Jarak dari dinding = 150 mm
Luas Kemudi
Berdasarkan buku “Ship Design and Contruction”, luas permukaan kemudi
menggunakan rumus sebagai berikut :
A’ = ((T x Lbp)/100) x (1+25 (B/Lbp2))
= (( 6.39 x 94,70)/100) x ( 1 + 25 (16.18/ 94.702))
= 6.324 m3
Tinggi Kemudi (h)
Berdasarkan buku “ Perlengkapan Kapal Oleh Ir. Lukman Bochary, MT halaman 39,
Bab IV “, tinggi kemudi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
h = 0,7 × T
Dimana :
T = Sarat kapal yaitu 6.39 m
Sehingga :
h = 0,7 × T
= 0,7 × 6.39 m
= 4.26 m
Lebar Kemudi (b)
Berdasarkan buku “ Perlengkapan Kapal Oleh Ir. Lukman Bochary, MT halaman 38,
Bab IV “, lebar kemudi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
𝒉
b = 𝟏,𝟖
Dimana :
h = Tinggi kemudi yaitu 3,22 m
Sehingga :
ℎ
b =
1,8
4.26 𝑚
=
1,8
= 2.366 m
Dari perhitungan di atas, diperoleh ukuran kemudi adalah sebagai berikut :
Luas Daun Kemudi (A) = 6.314 m2
Tinggi Daun kemudi (h) = 4.26 m
Lebar Daun Kemudi (b) = 2.36 m
Dt = 9 x 3√𝑀𝑝 ( mm )
= 37.51 mm
BAB VII
PERENCANAAN TANGKI-TANGKI DAN RUANG MUAT
7.1. VOLUME RUANG MUAT
Volume ruang muat dihitung dengan mengambil luasan tiap section dengan menggunakan
kurva hidrostatic. Luasan section diukur dari main deck kapal hingga tinggi double bottom.
Adapun perhitunganx menggunakan Simpson yakni sebagai berikut
fs ORDINAT HK
1 81,708 81,708
4 86,577 346,308
2 87,461 174,921
4 87,030 348,121
2 86,729 173,458
4 86,929 347,716
1 87,701 87,701
Ʃ 1559,935
Panjang = 22,32
Jarak Titik Panjang (a)= 3,72
fs ORDINAT HK
1 87,701 87,701
4 88,579 354,314
2 88,280 176,559
4 84,029 336,115
2 74,035 148,069
4 56,194 224,777
1 31,445 31,445
1358,982
Panjang = 22,32
Jarak Titik Panjang (a)= 3,72
Volume Ruang muat Total = Volume Ruang Muat 1 + Volume Ruang Muat 2
= 1934,319 + 1685,137
=3619,456
VOLUME MUATAN
35 9,79 4 39,15
36 10,16 1,5 15,24
36,5 10,34 2 20,68
37 10,48 0,5 5,24
Jumlah 193,67
Volume =1/3 × Ʃ × ao 38,73
Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
38,73 m3 > 33,77 m3 (memenuhi)
Tangki Minyak Pelumas
Perencanaan penggunaan lube oil untuk main engine
Berdasarkan brosur main engine (terlampir)
volume lube oil = 5.2 m^3 4.68 ton
oil consumsion = 0.5 gr/kwh 4680000 gr
2000 gr/h
penggunaan lube oil = 2340 jam
97.5 hari habis
perncanaan cadangan
180 hari
lub oil =
cadangan lube oil
untuk perencanaan
1.846153846
penggunaan 6
bulan
volume tangki lube oil = 9.6 m^3
Volume Simpson
NO ORDINAT FS HK
51 14.8425 1 14.8425
52 15.1046 4 60.4184
53 15.339 1 15.339
JUMLAH ( ) 90.59
Vol = 1/3 × × ao 36.23
Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
36.23 m3 > 15.48 m3 (memenuhi)
Tangki Air Tawar
Wair tawar prarancangan = 25,87 ton
air tawar = 1,00 m3/ton
Vair tawar =25,87 ton × 1,00 m3/ton
= 25,87 m3
Hdaouble bottom =1m
ao = 0,6 m
Volume Simpson
Air Tawar
Gading Luasan FS HK
45 11,57 1 11,57
46 11,61 4 46,43
47 11,65 2 23,30
48 11,70 4 46,79
49 11,75 2 23,49
Jumlah 151,58
Volume =1/3 × Ʃ × ao 30,32
Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
25,87 m3 > 30,32 m3 (memenuhi)
TANGKI SANITARI
Estimasi jumlah pembuangan air sisa (kotoran) yakni 200 L /orang/hari, sehingga volume
pembuangan air sisa dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan variable lama
waktu pelayaran dan jumlah crew sehingga yang dbutuhkan yaitu
Volume tangki : (5 x waktu pelayaran x jumlah crew) /1000
: (200 x 4,1 x 18 )/1000
: 13,88 m3
Volume simpson
Gading Luasan FS HK
42 11,52 1 11,52
43 11,57 4 46,26
44 11,61 1 11,61
Jumlah 69,39
Volume =1/3 × Ʃ × ao 13,88
Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
14,76 m3 > 13,88 m3 (memenuhi)
Tangki Ballast
Wair ballast = 1137 ton
air tawar = 1,025 m3/ton
Vair tawar = 1137 ton × 1,025 m3/ton
= 1109 m3
Hdaouble bottom =1m
ao = 0,6 m
Ballast 1
Ballast 1
Gading Luasan FS HK
51 11,86 1 11,86
54 11,90 4 47,59
57 11,90 1 11,90
60 11,90 4 47,60
63 11,90 1 11,90
66 11,90 4 47,60
69 11,90 1 11,90
72 11,90 4 47,60
75 11,90 1,5 17,85
76,5 11,90 2 23,80
78 11,90 0,5 5,95
Jumlah 285,54
Volume 171,33
Tambahan Ballast 1
Gading Luasan FS HK
50 11,80 1 11,80
50,5 11,82 4 47,28
51 11,86 1 11,86
Jumlah 70,94
Volume 7,09
Volume Ballast 1 = 171,33 + 7,09
= 178,42
Ballast 2
Ballast 2
Gading Luasan FS HK
81 11,83 1 11,83
84 11,68 4 46,71
87 11,49 1 11,49
90 11,19 4 44,77
93 11,19 1 11,19
96 10,96 4 43,83
99 10,61 1 10,61
102 9,89 4 39,56
105 8,92 1 8,92
108 7,87 4 31,49
111 6,77 1 6,77
114 5,42 4 21,67
117 4,09 1 4,09
120 2,78 4 11,13
123 1,60 1 1,60
Jumlah 305,67
Volume 183,40
Tambahan Ballas 2
Gading Luasan FS HK
40 1,60 1 1,60
40,5 1,41 4 5,63
41 1,21 1 1,21
Jumlah 8,44
Volume 0,84
Volume Ballast 2 = 183,4 + 0,84
=184,25
Volume tangki Ballast Total = Volume tangki ballast 1 + Volume tangki ballast 2
= 178,42 + 184,25
= 362,67 m3
Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
1336 m3 > 1109 m3 (memenuhi)
BAB VIII
TONASE KAPAL
Adapun besarnya tonase kapal yang didesain dengan tonase kapal yang didapat
setelah dilakukan pengukuran oleh ahli ukur tidak boleh terlalu jauh perbedaannya karena
akan menyebabkan kerugian, baik kerugian untuk pemilik kapal atau pemerintah.
Tonase pada kapal ada dua macam, yaitu:
8.2. Pengukuran
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : PM 8 TAHUN 2013
2. Dua bagian terakhir di haluan dan buritan masing-masing dibagi 2 (dua) yang
jaraknya sama panjang.
3. Pada setiap posisi titik bagi, termasuk kedua titik ujung dari panjang geladak ukur
diambil penampang melintang tegak lurus pada bidang tengah, sejajar dengan sekat-
sekat melintang kapal atau gading-gading dan diberi nomor urut mulai dari depan ke
belakang.
Bagian paling bawah dari pembagian tinggi tersebut dibagi 2 yang jaraknya sama
panjang.
5. Luas penampang melintang dihitung sebagai berikut:
7. Volume ruangan dibawah geladak ukur diperoleh dengan mengalikan sepertiga jarak
antara titik-titik bagi dari panjang geladak ukur dengan jumlah perkalian luas
penampang-penampang sebagai mana dimaksud diatas atau ditulis dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
V ruangan dibawah gldk ukur = 1/3 x jp x ∑Lp
DWI RESTU AFDILLAH/D311 16 008 Page 74
RENCANA UMUM DAN TONASE KAPAL
Dimana:
Jp : jarak titik bagi panjang geladak ukur
Tinggi dari setiap penampang melintang hasil pembagian di atas selanjutnya akan
disebut Tinggi Seluruhnya. Untuk perhitungan tonase tinggi yang akan digunakan bukanlah
tinggi seluruhnya kapal melainkan tinggi hasil pengurangan dari tinggi seluruhnya dengan
koreksi lengkung geladak yang disebut Tinggi Perhitungan. Koreksi lengkung geladak
didapat dari tinggi lengkung geladak pada tengah-tengah lebar kapal dibagi 3 untuk geladak
yang melengkung searah melintang kapal. Untuk tinggi perhitungan masing-masing
penampang. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 8 Tahun 2013 untuk
tinggi lebih 6 meter penampang akan dibagi menjadi 7 bagian yang jaraknya sama, yang
kemudian disebut Jarak titik Bagi Tinggi. Bagian paling bawah hasil pembagian tersebut
dibagi 2 yang jaraknya sama panjang, sehingga terdapat 9 bagian.
Luas masing-masing penampang didapat dari 1/3 jarak titik bagi tinggi dikali
dengan jumlah hasil perkalian lebar-lebar yang telah dikalikan dengan faktor masing-masing.
Faktor untuk lebar I (terbawah), lebar II, lebar III, lebar IV, lebar V, lebar VI dan lebar VII
(teratas) masing-masing adalah 0,5; 2; 1,5; 4; 2; 4; 1, atau untuk lebih rincinya dapat dilihat
pada lampiran 5.
B2. Volume Akil, Kimbul dan bangunan yang merupakan Akil atau
Kimbul yang diperpanjang serta bangunan lain yang dibatasi oleh dinding
lengkung, diukur dan dihitung sebagai berikut:
a. Menarik garis lurus pada bidang tengah lebar ruangan yang menghubungkan
titik tengah dari tinggi yang diukur pada bagian depan dan belakang ruangan
hingga memotong dinding depan dan dinding belakang ruangan;
b. Panjang ruangan diperoleh dengan cara mengukur jarak mendatar kedua titik
potong garis tersebut dengan dinding depan dan dinding belakang ruangan;
Bagian paling depan pada Akil dan paling belakang pada Kimbul dibagi 2
(dua) yang sama panjang;
d. Pada setiap posisi titik bagi termasuk kedua titik ujung dari panjang diambil
penampang melintang tegak lurus pada bidang tengah, sejajar dengan sekat-
sekat melintang kapal atau gading-gading dan diberi nomor urut mulai dari
depan untuk Akil dan dari belakang untuk Kimbul;
catatan:
3. Volume ruangan bangunan atas lainnya dan kepala palka dihitung sebagai
berikut:
a. panjang diukur pada seperempat lebar bangunan dari sebelah dalam dinding
ruangan;
GT = K1 x V
Dimana :
Dimana:
b. Dalam hal nilai faktor (4d/3D)2 lebih besar dari 1 (satu). Dipergunakan nilai
faktor sama dengan 1.
c. Dalam hal nilai faktor K2 . Vc (4d/3D)2 kurang dari 0,25 GT, dipergunakan nilai
faktor sama dengan 0,25 GT.
Forecastle Deck
Main Deck
Poop Deck
Nomor Luas
Tinggi Lebar Faktor Hasil Kali
penampang penampang
6 2,400 10,369 24,886 1 24,886
5 2,400 10,059 24,142 4 96,566
4 2,400 9,536 22,886 2 45,773
3 2,400 8,855 21,252 4 85,008
2 2,400 7,981 19,154 1,5 28,732
1,5 2,400 7,380 17,712 2 35,424
1 2,400 6,654 15,970 0,5 7,985
Jumlah hasil kali : 324,373
1/3 jarak titik-titik bagi panjang : 1,160
Volume : 376,273
Boat Deck
Bridge Deck
bridge deck
Panjang 15.60 meter
Jarak titik-titik bagi panjang 5.2 Meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.20 3.35 7.37 0.5 3.6861
1.5 2.20 3.97 8.73 2
2 2.20 4.57 10.06 1.5 15.0827
3 2.20 5.70 12.53 4 50.1257
4 2.20 9.79 21.54 1 21.5431
5 2.20 10.7302 23.6064 4 94.4258
6 2.20 11.3675 25.0085 2 50.017
Jumlah hasil kali 234.88
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.733
Isi dengan m3 407.13
Navigation Deck
navigation deck
Panjang 14.39 meter
Jarak titik-titik bagi panjang 4.797 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.20 3.83 8.42 0.5 4.21179
1.5 2.20 4.75 10.45 2 20.9062
2 2.20 5.61 12.35 1.5 18.5292
3 2.20 8.23 18.10 4 72.402
4 2.20 13.23 29.12 1 29.115
Jumlah hasil kali 145.164
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.599
3
Isi dengan m 232.12
Ambang Palka 1
Panjang 12.00 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 4 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 0.65 7 4.55 0.5 2.275
1.5 0.65 7 4.55 2 9.1
2 0.65 7 4.55 1.5 6.825
3 0.65 7 4.55 4 18.2
4 0.65 7 4.55 1 4.55
Jumlah hasil kali 40.95
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.333
Isi dengan m3 54.60
Ambang Palka 2
Panjang 12.60 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 4.2 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 0.65 8.09 5.26 0.5 2.62925
1.5 0.65 8.09 5.26 2 10.517
2 0.65 8.09 5.26 1.5 7.88775
3 0.65 8.09 5.26 4 21.034
4 0.65 8.09 5.26 1 5.2585
Jumlah hasil kali 47.3265
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.400
Isi dengan m3 66.26
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.400
Isi dengan m3 92.76
Ambang Palka 3
Panjang 12.60 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 4.2 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
0 0.65 8.09 5.26 0.5 2.62925
1.5 0.65 8.09 5.26 2 10.517
2 0.65 8.09 5.26 1.5 7.88775
3 0.65 8.09 5.26 4 21.034
4 0.65 8.09 5.26 1 5.2585
Jumlah hasil kali 47.3265
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.400
Isi dengan m3 66.26
Funnel
Funnel Casing
Panjang 3.20 meter
Jarak titik-titik bagi panjang 1.06667 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 3.00 3 9.00 0.5 4.5
1.5 3.00 3 9.00 2 18
2 3.00 3 9.00 1.5 13.5
3 2.14 3 6.43 4 25.7148
4 1.00 3 3.00 1 3
Jumlah hasil kali 64.7148
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 0.356
Isi dengan m3 23.01
Jadi total volume adalah = volume dibawah geladak ukur + volume diatas geladak
V. dibawah geladak ukur = 8978 m3
V. diatas geladak ukur = 2902.06m3
Nomor-nomor
6 5 4 3 2 1 0
Penampang
Tinggi seluruhnya 7.85 7.72 7.63 7.60 7.43 7.43 7.43
Geladak lengkung 0.31 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
Koreksi geladak
0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
lengkung
Tinggi Perhitungan 7.75 7.61 7.53 7.50 7.32 7.32 7.32
Ruang Muat I
RUANG MUAT I
3 4 118.517 474.067
4 2 114.858 229.716
5 4 109.319 437.278
6 1 101.759 101.759
Jumlah hasil kali 2069.885
1/3 jarak titik-titik bagi dari 1.100
panjang
Volume (m3) 2276.874
Volume RM 1 = 2276.874
Nomor-nomor
13 12 11 10 9 8 7
Penampang
Tinggi seluruhnya 7.43 7.43 7.43 7.43 7.43 7.43 7.74
Geladak lengkung 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
Koreksi geladak
0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
lengkung
Tinggi Perhitungan 7.33 7.33 7.33 7.33 7.33 7.33 7.63
Ruang Muat II
RUANG MUAT II
Volume RM 2 = 2443.562
Nomor-nomor
Penampang 20 19 18 17 16 15 14
Tinggi seluruhnya 7.7409 7.90 8.05 8.21 8.38 8.56 8.81
Geladak lengkung 0.32 0.30 0.27 0.24 0.20 0.15 0.09
Koreksi geladak
lengkung 0.11 0.10 0.09 0.08 0.07 0.05 0.03
Tinggi Perhitungan 7.64 7.80 7.96 8.13 8.31 8.51 8.77
Ruang Muat III
Jumlah hasil kali lebar 283.9803 262.8249 230.45 192.3846 150.958 108.378 70.2529
1/3 jarak titik bagi tinggi 0.42 0.43 0.44 0.45 0.46 0.47 0.49
Luas penampang A 120.47 113.96 101.94 86.91 69.70 51.25 34.24
Luas penampang B*)
Jumlah A 120.5 114.0 101.9 86.9 69.7 51.2 34.24
= 6226.90 m3
4. TONASE
10000 15000
11881 15000
Pengujian :
30 % x GT = 30 % x 11881
= 708 Ton
Nilai NT memenuhi syarat 30% dari GT, karena nilai NT lebih besar dari nilai 30% GT.
Seingga NT yang diambil adalah 2359 Ton
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Pada tugas mata kuliah “GENERAL ARRANGEMENT AND TONASE” diberi 2 sub
tugas yaitu menyelesaikan paletakan ruanagn, perhitungan dan gambar dari:
a. General arrangement (rencana umum) yang meliputi penetuan letak - letak ruangan yang
ada di atas kapal, penataan perlengkapan kapal, serta penataan alat keselamatan kapal
b. Tonase yaitu menghitung Tonase bersih (NT) dan Tonase kotor (GT) dengan tujuan
untuk mengetahui biaya yang harus dibayarkan pada saat kapal bersandar di pelabuhan
untuk melakukan bongkar muat.
c. Dalam penentuan luas kamar tiap crew kapal termasuk kapten, untuk kapal dengan DWT
diatas 3000 ditentukan berdasarkan layout atau berdasarkan kebutuhan
9.2 Saran
a. Perlunya pemahaman dan pemberian materi yang sama oleh tiap Dosen Pembimbing
agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengerjaan tugas
b. Reverensi yang di gunakan kadang tidak dimengerti, oleh karena itu diharapkan agar
dosen dapat memberikan bimbingan tambahan kepada mahasiswa.
c. Perlu adanya banyak literature, agar dalam pengerjaan tugas, tidak terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA