OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak sudah menjadi kebutuhan pokok hampir seluruh manusia didunia ini. Walaupun
kurang ramah lingkungan, minyak memiliki harga yang jauh lebih ekonomis dibandingkan
energi terbarukan dan memiliki kepadatan energi yang tinggi (40-50 KJ/g). Minyak berasal
dari endapan organik yang ada didalam bumi yang terkumpul dan terendap selama jutaan
tahun. Dalam proses mengambil atau eksploitasi minyak disebut pengeboran minyak dan
karena minyak berasal dari bawah permukaan bumi, pengeboran dapat saja dilakukan didarat
maupun dilaut.
Proses eksploitasi minyak dilaut lebih rumit dan susah dilakukan dibandingkan didarat untuk
itu diperlukan fasilitas yang lebih memadai untuk melakukannya di laut atau lepas pantai.
Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pengeboran lepas pantai adalah sebuah
struktur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran dan
produksi. Sekarang ini berbagai macam anjungan telah dibuat, seperti anjungan permanen
(fixed) yang berdiri diatas kaki-kaki beton bertulang. Jenis ini umumnya digunakan pada laut
dangkal dan pada lapangan pengembangansehingga dapat sekaligus menjadi anjungan
pemborandan produksi, fasilitas ini salah satunya ialah Jack Up Rig. Selain itu, karena
banyaknya sumur minyak dan tidak memungkinkan untuk membangun anjungan secara
permanen maka dibuatlah Floating Production Storage Offloading (FPSO) yang lebih efisien
dalam melakukan proses eksploitasi, namun memiliki biaya yang tinggi dalam investasi
pembuatan per unitnya. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Jack
Up Rig dan juga FPSO
1. Apa yang dimaksud Jack Up Rig dan Floating Production Storage Offloading (FPSO)?
2. Bagaimana karateristik Jack up Rig dan Floating Production Storage Offloading (FPSO)?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud Jack Up Rig dan Floating Production Storage Offloading
(FPSO)
2. Mengetahui karateristik Jack up Rig dan Floating Production Storage Offloading (FPSO)
PEMBAHASAN
II.1.1 Pengertian
Jack Up Rig ini banyak digunakan pada pengeboran lepas pantai dengan kedalaman operasi
15 – 250 feet. Rig ini memiliki badan rig atau sering disebut platform. Platform ini berdiri
diatas permukaan air, yang ditopang oleh kaki-kaki (biasanya terdiri dari 3 atau 4 kaki) yang
terbuat dari baja. Saat dioperasikan, kaki-kaki baja tersebut berpijak pada dasar laut. Setelah
itu platform tersebut kemudian diangkat keatas permukaan air. Saat mobilisasi, maka kaki-
kaki baja tersebut kemudian diangkat, sehingga badan rig (platform) tersebut mengapung
diatas permukaan air. Saat terapung, maka plaform dapat mudah dimobilisasi dengan cara
ditarik menggunakan kapal jenis tug boat. Rig jenis ini bisa dipakai untuk melakukan
pengeboran sumur-sumur eksplorasi. Ciri utama rig ini adalah adanya menara yang terbuat
dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur. Dengan tiga atau
ada juga yang empat kaki yang dimiliki maka Jack Up Rig mempunyai tingkat keseimbangan
yang baik
Leg : Leg berfungsi untuk mengangkat hull keatas, melawan ombak dan arus, dll.
Spudcan : Sepatu leg yang nantinya akan masuk dan menyentuh sea bed sebagai
pondasi jack up.
Cantilever : Tempat drilling dioperasikan, dapat bergerak kearah X and Y
Hull : berisi beberapa tanki yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
compartment untuk memasang beberpa equiptment dan machinery untuk drilling
operation.
Accomodation atau living quarter dimana para pekerja akan bekerja dan tempat
istirahat dengan berbagai macam fasilitas.
Hellipad : Deck untuk menempatkan halikopter.
LEGS
HELIPAD
CANTILEVER
HULL
LIVING
QUARTER
LEGS
Leg : berfungsi untuk mengangkat hull keatas, melawan ombak dan arus, dll. Leg dari jack
up bisa berupa truss ataupun juga dalam bentuk cylindrical. Cylindrical leg berbentuk
difabrikasi dari plat yang di roll menjadi tube yang didlamnya bisa ada stiffener ataupun
tidak. Leg jenis ini lebih cocok untuk shallow water dan membutuhkan sedikit area hull dan
jufa equipment yang lebih sederhana dari trussed leg. Trussed leg terdiri dari Rack yang
didesign cutting untuk membentuk teeth sebagai tempat bergeraknya roda pengangkat dari
motor. Bracing kemudian disambungkan ke chord yang menempel di rack. Semua material
dari Leg ini memiliki kekuatan tensile, yield yang tinggi yang didapat dari Quenched
tempered process.
Cantilever: biasanya terdiri dari 2 longitudinal beam yang disatukan searah transversal untuk
dapat bergerak kearah X dan Y dengan kemampuan yang disesuaikan dengan engineering
design. Pipe rack dibangun didekatnya cantilever untuk memudahkan proses pengeboran.
Hull: didesign secara watertight sebagai support untuk housingnya berbagai macam
machinery dan equipment, system, dan juga personel. Besar kecilnya hull akan berpengaruh
langsung terhadap stability, flexibility dalam loading operation. Design hull yang optimum
sesuai dengan service yang dihadapi akan meningkatkan live operation Jack up.
II.2.1 Pengertian
FPSO merupakan bangunan pengeboran dan penyimpanan minyak lepas pantai yang bersifat
portable. Dalam artian dapat berpindah – pindah. Adapun hasil pemisahan dari produk
pengeboran adalah crude oil, air dan gas. FPSO bisa menjadi konversi dari kapal tangker
minyak atau bisa menjadi kapal yang dibangun khusus untuk aplikasi tersebut. Sebuah kapal
yang digunakan untuk menyimpan minyak hanya disebut sebagai floating storage dan
offloading vessel (FSO)
FPSO pertamakali di dunia adalah Shell Castellon yang beroperasi mulai tahun 1977 di laut
mediterania pada kedalaman 117 meter. Saat ini ada lebih dari 270 FPSO sedang dan telah
beroperasi di dunia (Wikipedia). Pada 2016, Shell Turritella FPSO akan menjadi FPSO
system paling dalam di dunia dengan kedalaman 2,896 meter (9,500 feet). Jika kita lihat juga
proyek FLNG Shell Prelude, sepertinya Shell adalah pioneer di bidang FPSO.
Gambar 2.3 FPSO
Konstruksi gading – gading lebih kuat daripada kapal dengan ukuran yang sama,
disebabkan danya beban di atas deck yang sangat besar berupa equipment/pabrik
produksi minyak dan gas.
Tempat akomodasi lebih besar, terdapat hampir sekitar 300 orang tinggal di atasnya
(lifing quarter).
Untuk melangsungkan fungsinya, unit FPSO tidak berdiri sendiri melainkan didukung oleh
beberapa komponen produksi yaitu :
Sumur satelit & flexible risers/flow line – FPSO biasanya menerima sumber fluida
migas dari beberapa sumur satelit dari lokasi yang berbeda. Ini berbeda dibanding
fixed platform dimana sumur produksi terletak tepat dibawah platform. Dengan
konsep seperti ini, FPSO bisa mendapatkan sumber dari lokasi sumur yang berjauhan
sehingga karakteristik sumur dan jumlah recovered oil bisa lebih efisien. Karena
bentuknya yang terapung, pergerakaan FPSO saat kondisi terpasang (Moored) akan
lebih besar dibanding fixed platform. Oleh karena itu FPSO juga dilengkapi dengan
flexible flow line/riser yang bisa mengkompensasi pergerakan FPSO terhadap sumur2
satelit.
FPSO – Komponen penerima dan pengolahan fluida migas yang kemudian disimpan
di dalam kapal untuk kemudian disalurkan ke kapal transporter. Pada prinsipnya
FPSO tidak mengolah fluid sumber menjadi bahan bakar konsumsi seperti bensin atau
solar. FPSO mengolah fluida sumber menjadi minyak mentah yang layak simpan dan
layak ditransportasikan. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa fasilitas pengolahan
fluida sumber menjadi minyak mentah tersebut. Komponen utama dalam pengolahan
fluida sumber minyak pada FPSO biasanya terdiri dari Receiving/Manifolds,
Separation, Oil Treating, Gas Treating/Compression, Water Treating, Oil Transfer
dan Vent/Flare tower .
FPSO akan terus mengolah fluida sumber sebagaimana fasilitas migas di darat. Di
lain pihak, kapal transporter biasanya datang dalam jangka waktu tertentu agar bisa
menggunakan kapal berukuran besar demi efisiensi pengiriman. Oleh karena itu
FPSO dilengkapi dengan fasilitas Storage untuk menyimpan dan mengumpulkan
FPSO agar dapat diangkut menggunakan kapal transporter dengan kapasitas tertentu.
Gas export line / reinjection – FPSO tidak didesain untuk menyimpan gas alam oleh
karena itu gas yang dihasilkan (jika ada) di transfer melalui pipa ke fasilitas penerima
diluar system FPSO. Beberapa FPSO yang tidak menyediakan pipa transfer gas
melakukan reinjeksi gas kembali kedalam reservoir.
Cargo Offloading system – Sistem yang menyalurkan kargo minyak dari FPSO ke
kapal transporter. Sistem ini juga sangat penting bagi operasi FPSO dan desainnya
pun mempertimbangkan berbagai hal seperti faktor metocean, jenis kargo (minyak /
LNG), dan juga faktor ketersediaan kapal di pasaran. System bisa berupa Tandem
Offloading, Single Point Mooring, atau Side to Side. Paper dari Oise Ihonde
memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai jenis-jenis offloading system
dan karakteristiknya.
Sumber fluid lainnya – Selain menerima fluida sumber dari sumur-sumur satelit,
FPSO juga bisa menerima sumber fluida dari wellhead platform lainnya (bisa dari
fixed platform atau dari floating system lain)
Seringkali solusinya adalah kapal tanker minyak dinonaktifkan yang telah dipreteli dan
dilengkapi dengan fasilitas untuk dihubungkan ke mooring booy. Minyak terakumulasi dalam
FPSO sampai ada jumlah yang cukup untuk mengisi tanker, di mana salah satu titik kapal
tanker terhubung ke buritan unit FPSO.
Ada dua jenis utama FPSO, kapal tanker minyak yang dimodifikasi atau banguna baru yang
dibangun untuk tujuan tersebut.FPSO designnya tergantung pada daerah operasi. Di perairan
tenang FPSO mungkin memiliki bentuk sederhana atau mungkin kapal tanker yang
dikonversi. Garis injeksi yang terhubung ke area kapal disebut menara, yang bisa eksternal
dan tergantung dari sisi FPSO di perairan tenang seperti di Afrika Barat. Untuk lingkungan
yang keras lebih mirip Laut Utara, sebuah menara internal terletak di pusat dan di bawah
FPSO dan kapal harus memiliki bentuk yang halus. Ini untuk memposisikan diri ke arah
angin dan mengurangi kekuatan lingkungan di tambatan. Semua bentuk kapal FPSO di Laut
Utara dibangun secara permanen untuk ditambatkan. FPSO juga mungkin jenis platform
semi-submersible dengan penyimpanan atau cylindrically berbentuk. Jenis ini adalah
ditambatkan dalam orientasi tetap.
Sebuah FPSO memiliki kemampuan untuk melaksanakan proses pemisahan minyak yang
ditempatkan pada sebuah platform minyak. Jika unit tidak memiliki fasilitas tersebut itu
adalah FSO (Floating Storage) dan unit Pembongkaran, dan akan dioperasikan dalam
hubungan dengan unit produksi seperti platform.
Gambar 2.4 FPSO Brotojoyo
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Jack Up Rig ini banyak digunakan pada pengeboran lepas pantai dengan kedalaman operasi
15 – 250 feet. Rig ini memiliki badan rig atau sering disebut platform. Platform ini berdiri
diatas permukaan air, yang ditopang oleh kaki-kaki (biasanya terdiri dari 3 atau 4 kaki) yang
terbuat dari baja. Ciri utama rig ini adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang
digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur. Dengan tiga atau ada juga yang
empat kaki yang dimiliki maka Jack Up Rig mempunyai tingkat keseimbangan yang baik.
FPSO merupakan bangunan pengeboran dan penyimpanan minyak lepas pantai yang bersifat
portable. Dalam artian dapat berpindah – pindah. Adapun hasil pemisahan dari produk
pengeboran adalah crude oil, air dan gas. FPSO bisa menjadi konversi dari kapal tangker
minyak atau bisa menjadi kapal yang dibangun khusus untuk aplikasi tersebut. Sebuah kapal
yang digunakan untuk menyimpan minyak hanya disebut sebagai floating storage dan
offloading vessel (FSO). Adapun ciri umum FPSO yaitu, Konstruksi gading – gading lebih
kuat daripada kapal dengan ukuran yang sama, disebabkan danya beban di atas deck yang
sangat besar berupa equipment/pabrik produksi minyak dan gas serta tempat akomodasi lebih
besar, terdapat hampir sekitar 300 orang tinggal di atasnya (lifing quarter).
III.2 Saran
Johan Avianto,https://johanavianto.wordpress.com/2012/11/07/fpso-floating-production-
storage-and-offloading/ 7 November 2012