Anda di halaman 1dari 4

RSGM UMY  Rumah sakit khusus gigi dan mulut milik PT.

AMB
Rs Khusus tipe B  Memiliki dental unit sebanyak 83 buah dan tempat tidur 3 buah
Pelayanan berupa rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, bedah sentral,intensif, dan
penunjang medis
Struktur Organisasi Rumah Sakit RSGM UMY (RS Khusus Tipe B)
RSK kelas B dipimpin oleh seorang kepala  Direktur Utama
Direktur Utama membawahi 2 (dua) Direktorat
Masing-masing Direktorat terdiri dari 2 (dua) Bidang atau 2 (dua) Bagian
Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subagian

1. Unit-unit non-struktural
a. Satuan Pengawas Internal  Satuan kerja fungsional yang bertugas
melaksanakan pengawasan internal rumah sakit.
b. Komite wadah non-struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk
untuk memberikkan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
c. Instalasi unit pelayanan non-struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikkan dan penelitian rumah sakit.
2. Kelompok jabatan fungsional  terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlianya
masing-masing tenaga fungsional berada di lingkungan unit kerja rumah sakit sesuai
dengan kompetensinya.
3. Staf medik fungsional  kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional  mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.
4. Tim koordinasi pendidikan  mengatur manajemen pendidikan koas kedokteran
gigi UMY
Source : (Permenkes No. 1045/Menkes/Per/2006. Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan

Bagian Kelima
Keselamatan Pasien
Pasal 43

1. Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.


2. Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelaporan
insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan.
3. Rumah Sakit melaporkan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh Menteri.
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat secara anonim
dan ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pelatihan Service Excellent

Anda mungkin juga menyukai