Anda di halaman 1dari 277

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
P U T U S AN

a
No. 100 PK/Pid.Sus/2009

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
memeriksa perkara pidana khusus tindak pidana korupsi dalam peninjauan
kembali telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terpidana :

do
gu Nama
Tempat Lahir
: DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
: Sanggau, Kalimantan Barat

In
Umur/Tanggal Lahir : 49 tahun / 27 Agustus 1950
A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
ah

lik
Tempat Tinggal : Jalan Simprug Blok I Kav. 89 RT.03 /
08, Grogol Selatan, Jakarta Selatan
am

ub
Agama : Kristen
Pekerjaan : Direktur PT. Era Giat Prima ;
Mahkamah Agung tersebut ;
ep
k

Membaca surat dakwaan Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan


ah

Negeri Jakarta Selatan sebagai berikut :


R

si
PRIMAIR :
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA baik selaku pribadi

ne
ng

atau selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R. Setya
Novanto, Rudy Ramli, Pande Nasorahona Lubis dan orang lain yaitu A.A.

do
Baramuli, Tanri Abeng, Syahril Sabirin, Marimutu Manimaren, Firman
gu

Soetjahya, Rusli Suryadi, Bambang Subianto yang masing-masing peranan


perbuatannya akan diuraikan di bawah ini dan penuntutan hukumnya terpisah
In
A

satu dengan yang lain maupun bertindak sendiri-sendiri, pada tanggal dan
bulan dalam tahun 1997, 1998 dan 1999 bertempat di Kantor PT. Era Giat
ah

lik

Prima, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan dan atau di Hotel Mulia
Senayan, Jakarta Selatan dan atau di rumah saksi Tanri Abeng, Jalan
m

ub

Simprug Golf 12 Blok A.3, Jakarta Selatan dan atau di rumah saksi Bambang
Subianto, Jalan Widya Chandra I Nomor 3, Jakarta Selatan, dan atau di
ka

Kantor Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Wisma Danamon,


ep

Jalan Jenderal Sudirman Kav. 45-46, Jakarta Selatan, dan atau di Kantor
ah

1
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Indonesia, Jalan M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta Pusat, dan atau di

a
Kantor PT. Bank Bali Tbk, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 27, Jakarta Selatan,

si
dan atau Kantor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang H. R. Rasuna Said,
Jakarta Selatan, atau setidak-tidaknya perbuatan dilakukan dalam tahun

ne
ng
1997 sampai dengan tahun 1999 di wilayah hukum Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

do
gu
berwenang mengadili perkara ini, secara berturut-turut beberapa kali yang
merupakan beberapa perbuatan yang berhubungan sedemikian rupa
sehingga dapat dipandang sebagai perbuatan berlanjut (voortgezette

In
A
handeling), terdakwa melakukan perbuatan :
"Dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
ah

lik
orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara atau diketahui
am

ub
atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara", dengan cara :
A. Melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum sebagai berikut :
ep
k

Dalam rangka pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan
ah

Bank Indonesia atas transaksi SWAP dan money market antara PT. Bank
R

si
Bali Tbk dengan PT. BDNI sebanyak 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2
(dua) transaksi money market sebesar Rp. 436.717.230.723,00 dan USD

ne
ng

45,000,000.00 dimana sesungguhnya pengajuan klaim tersebut tidak


memenuhi syarat penjamin yang ditentukan dalam Keppres Nomor 26

do
Tahun 1998 jo Surat Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor
gu

26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 jo Surat Keputusan Bersama


Ketua BPPN dengan Direksi Bank Indonesia No. 30/270/KEP/DIR
In
A

I/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998, atau


setidak-tidaknya sudah beberapa kali ditolak karena tidak memenuhi
ah

lik

syarat, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA secara bersama-sama


dengan Rudy Ramli, Drs. R. Setya Novanto, Ir. Pande Nasorahona Lubis,
Erman Munzir dan Tanri Abeng secara melawan hukum melakukan
m

ub

serangkaian perbuatan :
ka

1. Pada awalnya Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk
ep

atau setidak-tidaknya diwakili oleh anggota Direksi lainnya mengajukan


ah

2
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
klaim atas transaksi SWAP dan money market dengan PT. BDNI yang

a
telah dibekukan (BBO) kepada BPPN dan Bank Indonesia akan tetapi

si
klaim tersebut selalu ditolak dengan alasan tidak memenuhi
persyaratan yaitu :

ne
ng
 Surat No. DIR/98016/DN/UM tanggal 10 Maret 1998, perihal
Penyelesaian Transaksi Foreign Exchange PT. BDNI ;

do
gu Surat No. DIR/98055/DN/UM tanggal 3 Juni 1998, perihal Penyele-
saian Tagihan Ke Bank-bank BTO ;

In
Surat No. DIR/98056/DN/UM tanggal 8 Juni 1998, perihal Tagihan
A
Ke Bank-bank Yang Manajemennya Diambil-alih Oleh BPPN;

ah

Surat No. DIR-APN/Kel/014/VI/1998 tanggal 19 Juni 1998, perihal

lik
Tagihan PT. Bank Bali Ke Bank-bank Yang Manajemennya
Diambil- alih Oleh BPPN;
am

ub
 Surat No. 170/CL/08/1998 tanggal 6 Agustus 1998, perihal
Transaksi PT. Bank Bali Dengan Bank-bank Yang Manajemennya
ep
Diambil Oleh BPPN;
k

 Surat Keberatan PT. Bank Bali Tbk No. 208/ CL/09/98 tanggal 28
ah

September 1998 perihal Klaim PT. BDNI Tbk Atas Kewajiban


R

si
Kepada PT. Bank Bali Tbk;

ne
Surat Keberatan PT. Bank Bali Tbk No. 313/CL/10/98 tanggal 5
ng

Oktober 1998 perihal Klaim PT. BDNI Tbk Atas Kewajiban Kepada
PT. Bank Bali Tbk;

do
gu

 Surat No. 318/CL/10/98 tanggal 21 Oktober 1998, perihal Transaksi


PT. Bank Bali Dengan Bank-bank Yang Manajemennya Diambil-
In
A

alih Oleh BPPN / Bank Indonesia;


 Surat No. 344/CL/12/98 tanggal 23 Desember 1998, perihal
ah

Transaksi PT. Bank Bali Dengan Bank-bank Yang Manajemennya


lik

Diambil-alih Oleh BPPN/Bank Indonesia;


 Surat No. 012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 perihal Transaksi
m

ub

PT. Bank Bali Dengan Bank Beku Operasi BBO,


Dan juga klaim yang diajukan oleh PT. BDNI kepada BPPN dengan
ka

ep

alamat Bank Indonesia yaitu :


ah

3
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Surat PT. BDNI No. 283/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal

a
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

si
 Surat PT. BDNI No. 284/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal

ne
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

ng
 Surat PT. BDNI No. 309/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

do
gu Surat PT. BDNI No. 310/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

In

A
Surat PT. BDNI No. 311/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

ah

lik
Surat PT. BDNI No. 313/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
 Surat PT. BDNI No. 314/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998 perihal
am

ub
Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
 Surat PT. BDNI No. 154/MGT/06/1998 tanggal 20 Juli 1998 perihal
ep
k

Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;


Terhadap permohonan PT. Bank Bali Tbk dan PT. BDNI ditolak oleh
ah

R
Bank Indonesia dengan surat yang ditujukan kepada Tim Pemberesan

si
PT. BDNI (BBO) yang tembusannya kepada : (1). Ketua BPPN, (2).

ne
ng

Direksi PT. Bank Bali Tbk, (3). Urusan Bank-Bank pada Bank
Indonesia, (4). Bagian Administrasi dan Informasi Pengawasan Intern
Bank Indonesia, yaitu :

do
gu

 Surat No. 31/631/UPPB/AdP tanggal 23 September 1998 perihal


Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
In

A

Surat No. 31/635/UPPB/AdP tanggal 24 September 1998 perihal


Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
ah


lik

Surat No. 31/653/UPPB/AdP tanggal 28 September 1998 perihal


Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
 Surat No. 31/687/UPPB/AdP tanggal 5 Oktober 1998 perihal Klaim
m

ub

PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.



ka

Surat No. 31/713/UPPB/AdP tanggal 13 Oktober 1998 perihal laim


ep

PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.


ah

4
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Surat No.31/738/UPPB/AdP tanggal 16 Oktober 1998 perihal klaim

a
PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.

si
 Surat No.31/775/UPPB/AdP tanggal 20 Oktober 1998 perihal klaim

ne
PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.

ng
Alasan penolakan Bank Indonesia adalah klaim dari PT. Bank Bali Tbk
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu :

do
gu Kewajiban Debitur kepada PT. Bank Bali Tbk terlambat didaftarkan
kepada BPPN dan Bank Indonesia.

In

A
Debitur terlambat mengajukan klaim atas kewajibannya kepada PT.
Bank Bali Tbk.
ah

2. Setelah usaha pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk maupun oleh PT.

lik
BDNI tersebut ditolak, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R.
am

ub
Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat Prima bekerja
sama dengan Rudy Ramli melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
ep
berikut :
k

2.1. Mengadakan pertemuan dengan saksi Rudy Ramli pada bulan


ah

November dan Desember 1998 bertempat di Kuningan Plaza


R

si
Jalan H. R. Rasuna Said Jakarta Selatan dan di PT. Bank Bali
Tbk yang membicarakan tentang tagihan PT. Bank Bali Tbk

ne
ng

kepada PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) terhadap


transaksi SWAP dan Money Market yang telah jatuh tempo

do
gu

pada bulan Maret 1998 dan saksi Rudy Ramli meminta bantuan
kepada Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA untuk
menagih kepada BPPN karena Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
In
A

TJANDRA mempunyai banyak kenalan kepada pejabat-pejabat


pemerintah, sedangkan piutang PT. Bank Bali Tbk kepada PT.
ah

lik

BDNI telah dijamin oleh Pemerintah RI berdasarkan Keppres


Nomor : 26 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Menteri
m

ub

Keuangan RI Nomor: 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari


1998. Oleh karena PT. Bank Bali Tbk telah 10 kali mengajukan
ka

permohonan klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT. BDNI
ep

kepada BPPN dan Bank Indonesia, tetapi selalu ditolak dengan


ah

5
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
alasan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan karena

a
bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama antara Ketua

si
BPPN dengan Direktur Bank Indonesia Nomor : 30/270/KEP/DIR
tanggal 6 Maret 1998.

ne
ng
I/BPPN/1998
Pada pertemuan itu Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
menyanggupi untuk menagih piutang PT. Bank Bali Tbk kepada

do
gu BPPN dengan cara mempengaruhi pejabat yang mempunyai
otoritas untuk pencairan dana piutang PT. Bank Bali Tbk, diluar

In
A
ketentuan yang berlaku (SKB tanggal 6 Maret 1998) tersebut.
Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi
ah

lik
Money Market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank
Dagang Nasional Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun
1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,- dan USD 45.000.000
am

ub
ternyata bertentangan/tidak sesuai dengan prosedur dan
persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 atau (2)
ep
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No. 10
k

Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib
ah

memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-


R

si
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas
management, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain

ne
ng

yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan


kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan

do
gu

kenyataannya bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di


Bank Indonesia pada tanggal 27 November 1997 telah overdraft
In
sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT.
A

BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30 Desember 1997 telah


overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,- yang seharusnya
ah

lik

PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu pula PT.


Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap
m

ub

keadaan keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi


SWAP dan Money Market, namun ketentuan tersebut tidak
ka

ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu
ep

melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk.


ah

6
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI

a
sebagai Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan

si
permasalahan dan pengelolaannya kepada Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN).

ne
ng
2.2. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku
Direktur PT. Era Giat Prima mengikat Perjanjian

do
gu Pengalihan/Cessie Tagihan dengan PT. Bank Bali Tbk yang
diwakili oleh saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank
Bali Tbk dan saksi Rusli Suryadi selaku Direktur PT. Bank Bali

In
A
Tbk dengan Surat Perjanjian Nomor : 002/P.EGP/I-99 tanggal
11 Januari 1999 yang isinya antara lain bahwa pihak PT. Bank
ah

lik
Bali Tbk mengalihkan tagihan sebesar Rp.798.091.770.000,00
terhadap PT.BDNI dan PT. BUN dimana Surat Perjanjian
am

ub
tersebut tanpa diikuti dengan penyerahan dokumen bukti
transaksi oleh pihak PT. Bank Bali Tbk dan tanpa penyerahan
dana pembayaran atau jaminan pembayaran oleh Terdakwa
ep
k

DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat


ah

Prima, sehingga Surat Perjanjian Pengalihan Cessie Tagihan


R

si
tersebut merupakan perjanjian yang bersifat proforma;
Kemudian Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku

ne
ng

Direktur PT. Era Giat Prima membuat dan menandatangani


Surat Pernyataan Nomor :002/SP-EGP/I-99 tanggal 11 Januari

do
1999 yang isinya antara lain "Bahwa sesuai dengan Pasal 2
gu

Perjanjian Cessie PT. Era Giat Prima akan menyerahkan surat-


surat berharga yang diterbitkan oleh PT. Bank Bali Tbk dan
In
A

Bank-Bank Pemerintah atau BUMN sebesar Rp.


798.091.770.000,- kepada Bank-Bank, selambat-lambatnya 3
ah

lik

(tiga) bulan sejak penanda-tanganan perjanjian tersebut", dan


Surat Pernyataan inipun bersifat proforma, karena tidak
dipenuhi oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA;
m

ub

Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA membuat


ka

Surat Kuasa Nomor : 02/SK-EGP/III-99 tanggal 29 Maret 1999


ep

dan memerintahkan agar surat tersebut ditandatangani oleh


ah

7
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Drs. R. Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat

a
Prima dan memberi kuasa kembali kepada Rudy Ramli selaku

si
Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk serta Rusli Suryadi selaku
Direktur PT. Bank Bali Tbk yang isinya antara lain bahwa PT.

ne
ng
Era Giat Prima memberi kuasa kepada PT. Bank Bali Tbk untuk
menagih kepada PT. BDNI Tbk (Debitur) sesuai Surat

do
gu Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan Nomor : 02/PEGP/I-99
tanggal 11 Januari 1999 sebesar Rp. 1.277.543.706.583,-, hal
ini bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum

In
A
perjanjian/persetujuan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
ah

lik
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA membuat
Surat Pernyataan Nomor: 005/SP-EGP/IV-99 tanggal 12 April
am

ub
1999 yang ditandatangani oleh DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
selaku Direktur PT. Era Giat Prima yang isinya antara lain
bahwa sesuai dengan Pasal 2 Perjanjian Pengalihan/Cessie
ep
k

Tagihan Nomor : 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 akan


ah

menyerah-kan kepada PT. Bank Bali Tbk surat-surat berharga


R

si
PT. Bank Bali Tbk atau Bank-Bank Pemerintah atau BUMN
seluruhnya senilai Rp. 789.91.777.000,- selambat-lambatnya

ne
ng

tanggal 11 Juni 1999, dilaksanakan oleh Terdakwa DJOKO


SOEGIARTO TJANDRA. Bahwa Terdakwa DJOKO

do
SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima
gu

sesuai dengan perjanjian/cessie dengan PT. Bank Bali Tbk


kemudian mengajukan 10 buah Surat Permohonan Klaim PT.
In
A

Bank Bali Tbk kepada BPPN dengan surat Nomor :


 002/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
ah

lik

 007/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


 008/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
m


ub

011/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


 014/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
ka

 015/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


ep

 018/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


ah

8
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 021/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

a
 024/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

si
 027/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

ne
ng
Surat-surat tersebut ditandatangani oleh Drs. Setya Novanto
dan Drs. Tjahja Sathiadi.
2.3. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDARA bersama

do
gu Setya Novanto, Rudy, Firma Sutjahya, Pande Nasorahona
Lubis secara melawan hukum bersepakat untuk menempuh
cara mempercepat proses pencairan dana piutang PT. Bank
Bali Tbk di luar prosedur yang berlaku yaitu menyimpang dari

In
A
Surat Keputusan Bersama No. 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret
1998
I/BPPN/1998
ah

lik
dengan cara terobosan mempengaruhi pejabat-pejabat yang
mempunyai otoritas memproses dan mencairkan dana jaminan
pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum,
am

ub
khususnya klaim PT. Bank Bali Tbk;
Cara-cara yang ditempuh antara lain :
ep
a. Dari hasil pertemuan di Bank Indonesia tanggal 8 dan 11
k

Februari 1999 pagi antara pihak BPPN (Pande Nasorahona


ah

Lubis), Bank Indonesia (Dragono Lisan, Firman Munsir) dan


R

si
PT. Bank Bali Tbk (Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi dan
Hendri Kurniawan), yang membahas tentang klaim PT. Bank

ne
ng

Bali Tbk, namun pihak Bank Indonesia tetap menolak karena


tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan;

do
gu

b. Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA mengambil


inisiatif mengadakan pertemuan-pertemuan dan
In
pembicaraan antara DJOKO SOEGIARTO TJANDRA,
A

Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi, Setya Novanto, A.A.


Baramuli, Tanri Abeng, Pande Nasorahona Lubis, dan
ah

lik

Syahril Sabirin pada tanggal 11 Februari 1999 sore hari di


Hotel Mulia Jakarta.
m

ub

c. Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel


Mulia Jakarta dibicarakan masalah pencairan piutang PT.
ka

Bank Bali Tbk, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan


ep

mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Pertemuan


ah

9
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dipimpin oleh A. A. Baramuli, selanjutnya Firman Soetjahja

a
selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande

si
Nasorahona Lubis tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi,
diminta segera membuat surat kepada Ketua BPPN;

ne
ng
Selanjutnya PT. Bank Bali Tbk dengan Surat Nomor :
012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan

do
gu kepada Ketua BPPN yang isinya menguraikan tentang
transaksi PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang
Negara Indonesia (BDNI) yang ditandatangani oleh Rudy

In
A
Ramli dan Firman Soetjahja.
2.4. Sehubungan dengan Surat Permohonan Klaim PT.Bank Bali
ah

lik
Tbk Nomor : 012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang
dibuat dan disampaikan kepada BPPN sesuai pertemuan
am

ub
tanggal 11 Februari 1999 di Hotel Mulia Senayan Jakarta
Selatan kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan
pertemuan di Kantor BPPN di Gedung Danamon Lantai 30
ep
k

Jalan Sudirman Jakarta antara BPPN, Bank Indonesia, PT.Bank


ah

Bali Tbk pada tanggal 16 dan 17 Februari 1999 yang dipimpin


R

si
oleh Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN, yang
membicarakan tentang upaya untuk pencairan klaim dana PT.

ne
ng

Bank Bali Tbk oleh BPPN dan Bank Indonesia, disamping itu
membahas pula mengenai verifikasi terhadap PT. Bank Bali

do
Tbk;
gu

Tindak lanjut dari hasil pertemuan tersebut saksi Pande


Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN mengirim surat
In
A

kepada Erman Munzir yaitu Kepala UPPB Bank Indonesia


dengan Surat Nomor : S-100/PB/BPPN/II/1999 tanggal 18
ah

lik

Februari 1999 untuk meminta bantuan Bank Indonesia


melakukan verifikasi terhadap tagihan-tagihan PT. Bank Bali
Tbk kepada PT. BDNI dan PT. BUN dari segi kewajaran dan
m

ub

kebenarannya, berdasarkan Surat Permohonan PT. Bank Bali


ka

Tbk Nomor : 012/CL/02/1999 tanggal 12 Februari 1999;


ep

Kemudian oleh Bank Indonesia dilakukan verifikasi on-site pada


ah

10
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PT. Bank Bali Tbk, dan dengan hasil pemeriksaan tersebut

a
telah diberitahukan oleh Bank Indonesia kepada BPPN melalui

si
Surat Nomor 31/1658/UPPB/AdP tanggal 22 Maret 1999 yang
antara lain menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan PT. Bank

ne
ng
Bali Tbk tidak ditemukan indikasi ketidakwajaran dan
ketidakbenaran transaksi, serta telah sesuai dengan ketentuan

do
gu internal, ketentuan lain dan kelaziman transaksi valas atau forex
antara PT. Bank Bali Tbk. dan PT. BDNI. Selain itu Bank
Indonesia juga menyatakan bahwa sistem kontrol intern PT.

In
A
Bank Indonesia juga menyatakan bahwa sistem kontrol intern
PT. Bank Bali Tbk telah memadai, verifikasi hanya dilakukan
ah

lik
sepihak terhadap dokumen-dokumen yang ada pada PT. Bank
Bali Tbk selaku Kreditur, sedangkan verifikasi terhadap PT.
am

ub
BDNI selaku Debitur tidak dilakukan sebagaimana ditentukan
dalam SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR
I/BPPN/1998
ep
k

tanggal 6 Maret 1998, terhadap transaksi SWAP dan Money Market antara
PT.Bank Bali dengan PT. BDNI yaitu :
ah

PT. BDNI
R

si
JENIS TANGGAL TAGIHAN KEPADA
NO JATUH TEMPO KBWAJIBAN KE BANK BALI
TRANSAKSI TRANSAKSI BANK BALI
1. SWAP 01-12-1997 02-03-1998 IDR 64.754.250.000,00
2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00

ne
ng

3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00


4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00
7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00

do
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00
gu

9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR 162.000.000.000,00


10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00
TOTAL IDR 436.717.230.723,00 IDR 185.125.000.000,00
US$ 45,000,000.00 US$ 0
BTO, 4 APRIL 1999
In
A

BBO 21 AGUSTUS 1998


2.5. Bahwa dalam memproses permohonan PT.Bank Bali Tbk oleh
BPPN yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu :
ah

lik

SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998


I/BPPN/1998
m

ub

hal ini sejalan dengan memori internal BPPN Nomor : 008 BL


tanggal 9 April 1999 yang ditandatangani oleh Indra R. Sunyoto,
ka

Toto Budiarso dan Edgar Affandi dari Divisi Liabilities, yang


ep

isinya bahwa saksi Pande Nasorahona Lubis telah


ah

11
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
merekomendasikan klaim PT.Bank Bali Tbk terhadap PT.BDNI

a
diselesaikan sebagai berikut :

si
a. Adanya pengecualian terhadap ketentuan SKB Nomor :
30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998,

ne
I/BPPN/1998

ng
yang tidak dipenuhi persyaratan administratif yakni di luar
kendali Kreditur (PT. Bank Bali Tbk), maka harus dimintakan

do
gu persetujuan Menteri Keuangan RI.
b. Klaim PT. Bank Bali Tbk dapat dibayarkan setelah
rekomendasi (a) dilakukan dengan catatan :

In
A
 Netting transaksi forward senilai Rp. 1.131.250.000,00
dikeluarkan dari klaim karena menurut verifikasi Bank
ah

lik
Indonesia bukan jenis kewajiban yang dijamin.
 Mengingat SKB tidak secara spesifik mengatur overdue
am

ub
interest klaim PT. Bank Bali Tbk untuk memperoleh
overdue interest tidak dilayani.
Dan Nota Dinas Ketua BPPN kepada Menteri Keuangan
ep
k

Nomor : ND-05/BPPN/ 04/99 tanggal 22 April 1999 perihal


ah

Klaim PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI yang isinya
R

si
antara lain agar klaim PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI
dapat dibayarkan. Namun Bambang Subianto selaku

ne
ng

Menteri Keuangan pada waktu itu tidak menyetujui karena


klaim PT. Bank Bali Tbk belum memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan yang berlaku.

do
gu

2.6. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA pada


tanggal awal bulan Mei 1999 bertempat di rumah saksi Tanri
In
A

Abeng di Jalan Simprug Golf 12 Blok A.3 Jakarta Selatan telah


mengadakan pertemuan sebanyak 10 (sepuluh) kali yang
ah

lik

dihadiri oleh saksi A. A. Baramuli, Drs. R. Setya Novanto. Materi


pembicaraan Tanri Abeng dan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA berupaya untuk mencairkan klaim PT. Bank Bali Tbk
m

ub

yang akan diatur strategi dan teknisnya oleh Pande Nasorahona


ka

Lubis.
ep

2.7. Bahwa Terdakwa. DJOKO SOEGIARTO TJANDRA


ah

12
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengadakan pertemuan dengan A.A. Baramuli, Tanri Abeng,

a
Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu Manimaren bertempat di

si
rumah A.A. Baramuli sebanyak 2 (dua) kali pada bulan Mei
1999 yang membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali Tbk.

ne
ng
Dalam setiap pertemuan, Tanri Abeng selalu bertindak sebagai
pemimpin dalam usaha pencairan klaim PT. Bank Bali Tbk dan

do
gu menentukan peran-peran apa yang harus dilakukan oleh A.A.
Baramuli, Drs. R. Setya Novanto, Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA, masing-masing mereka telah diberi

In
A
tugas oleh Tanri Abeng. Tanri Abeng selalu mengatakan bahwa
setelah klaim PT. Bank Bali Tbk dananya dapat kita cairkan
ah

lik
maka kita akan memproses pencairan lagi bank-bank yang
bermasalah yang mempunyai kewajiban tagihan antar bank
am

ub
yang sudah masuk ke BPPN.
2.8. Pada tanggal-tanggal dalam bulan Mei 1999 bertempat di
rumah Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA sebanyak 2
ep
k

(dua) kali pertemuan yang dihadiri oleh Terdakwa DJOKO


ah

SOEGIARTO TJANDRA, Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu


R

si
Manimaren.
Pada pertemuan itu membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali

ne
ng

Tbk kepada BPPN dan telah diatur oleh Tanri Abeng.


Selanjutnya Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA

do
mengatakan bahwa ia sudah mengatur rapi orang-orang di
gu

Bank Indonesia dan BPPN untuk memperlancar pencairan


klaim PT. Bank Bali Tbk.
In
A

2.9. Pertemuan di Kantor Bank Indonesia pada tanggal 24 Mei 1999


yang dihadiri oleh Bambang Subianto (Menteri Keuangan),
ah

lik

Ketua BPPN dan Gubernur Bank Indonesia yang


membicarakan tentang obligasi untuk rekapitulasi perbankan
dan mengenai pembayaran klaim PT. Bank Bali Tbk.
m

ub

Pada tanggal 25 Mei 1999 jam 09.30 wib Marimutu Manimaren


ka

menelepon Bambang Subianto dengan memberikan nomor


ep

telepon Rudy Ramli. Selanjutnya Marimutu Manimaren


ah

13
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menelpon Rudy Ramli dan sepakat untuk bertemu di Coffee

a
Shop Grand Hyatt Hotel, kemudian di Hotel Grand Hyatt

si
diadakan pertemuan antara Rudy Ramli dan Marimutu
Manimaren yang membicarakan tentang Klaim PT. Bank Bali

ne
ng
Tbk.
2.10. Pada tanggal 26 Mei 1999 sore hari Terdakwa DJOKO

do
gu SOEGIARTO TJANDRA menghubungi Marimutu Manimaren
dengan maksud untuk minta diperkenalkan dengan Bambang
Subianto, kemudian Marimutu Manimaren menghubungi

In
A
Bambang Subianto untuk minta ijin datang kerumahnya,
disepakati berkumpul di Hotel Mulia Jakarta Selatan.
ah

lik
Selanjutnya Marimutu Manimaren dan Terdakwa DJOKO
SOEGIARTI TJANDRA bersama Rudy Ramli sudah menunggu
am

ub
di Lobby Hotel Mulia Jakarta Selatan, kemudian pada jam 20.30
Wib bersama-sama ke rumah Bambang Subianto.
Sesampai di rumah Bambang Subianto Terdakwa DJOKO
ep
k

SOEGIARTO TJANDRA menanyakan mengenai masalah


ah

tagihan beberapa perusahaan di bawah Group Mulia kepada


R

si
BPPN termasuk membicarakan klaim PT. Bank Bali Tbk.,
pertemuan berjalan ± 20 menit;

ne
ng

Selanjutnya Menteri Keuangan RI (Bambang Subianto) dengan


Surat Nomor: SK-176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999 perihal

do
Surat Kuasa Umum dalam rangka pembayaran jaminan
gu

pemerintah terhadap kewajiban Bank, bahwa Menteri Keuangan


RI. memberikan otorisasi pendebetan Rekening Nomor :
In
A

502.000.002 atas nama Bendaharawan Umum Negara untuk


obligasi dalam rangka penjaminan terhadap kewajiban dari
ah

lik

Bank-Bank Umum dan BPR yang realisasinya diserahkan


kepada BPPN untuk dibayarkan oleh Bank Indonesia, tanpa
melalui Dirjen Anggaran Departemen Keuangan. Besarnya
m

ub

Surat Utang Pemerintah sebagai jaminan senilai Rp.


ka

53.779.000.000.000,-;
ep

3. Pelaksanaan verifikasi on-site tersebut yang bersumber dari


ah

14
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permohonan PT. Bank Bali Tbk dan permohonan Terdakwa DJOKO

a
SOEGIARTO TJANDRA sebagaimana diuraikan di atas telah diproses

si
saksi Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN tanpa
dilakukan verifikasi terhadap debitur (PT. BDNI) dinilai tidak sesuai

ne
ng
dengan SKB tanggal 6 Maret 1998 yang menyatakan bahwa klaim
yang tidak memenuhi persyaratan tidak dapat diproses lebih lanjut

do
gu
oleh Bank Indonesia termasuk tidak perlu dilakukan verifikasi on-site
pada Bank Kreditur. Sedangkan yang wajib dilakukan verifikasi adalah
terhadap PT. BDNI oleh Bank Indonesia dan BPPN sebagai syarat

In
A
mutlak sebelum memproses permohonan klaim PT. Bank Bali Tbk.
Oleh karenanya pencairan dana terhadap PT. Bank Bali Tbk tidak sah
ah

lik
tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI selaku Debitur.
Selanjutnya atas kesepakatan BPPN dan Bank Indonesia diterbitkan
am

ub
Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dengan Ketua
BPPN Nomor : 32/46/KEP/DIR tanggal 14 Mei1999
181/BPPN/05/99
ep
k

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah


Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
ah

R
Yang isinya antara lain : "Perjanjian klaim dapat dimintakan oleh

si
Kreditur (PT. Bank Bali Tbk) kepada BPPN dan Bank Indonesia.

ne
ng

Dalam hal Kreditur mengetahui bahwa kewajiban Bank tidak dapat


didaftarkan, Kreditur yang bersangkutan dapat langsung melakukan
pendaftaran kepada BPPN dengan menggunakan formulir 5 ".

do
gu

Bahwa Surat Keputusan Bersama tersebut terdapat cacat hukum


karena diberi tanggal mundur dan belum disosialisasikan oleh saksi
In
A

Pande Nasorahona Lubis sesuai memo dari Indra R. Sunyoto dan


Toto Budiarso kepada Pande Nasorahona Lubis sebagai Wakil Ketua
BPPN Nomor : 14-07.BL tanggal 30 Mei 1999 tentang Laporan
ah

lik

Permasalahan Penting yang isinya antara lain "Kami menunggu Bapak


untuk mendistribusikan SKB baru tentang Penjaminan Pemerintah
m

ub

Untuk Kewajiban Pembayaran Bank Umum Kepada Seluruh


Perbankan (BTO dan BBKO/BBO) yang menurut Bapak untuk
ka

ep

dilaksanakan pada minggu pertama, Juni 1999 yakni setelah


ah

15
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
selesainya masalah penyusunan rencana penerbitan obligasi

a
pemerintah";

si
Bahwa Surat Keputusan Bersama ini dimaksudkan untuk
menghalalkan penyimpangan dalam pencairan dana kepada PT. Bank

ne
ng
Bali Tbk yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia atas perintah
BPPN;

do
gu
4. BPPN dengan Surat Nomor : PB-380/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999
dan Nomor : PB-385/BPPN/ 0699 tanggal 1 Juni 1999 perihal
Pendebetan R/K 502.000.002 yang ditandatangani oleh Farid Harianto

In
A
dan Pande Nasorahona Lubis yang ditujukan kepada Kepala Urusan
Akunting dan Sistim Pembayaran, yang isinya antara lain : meminta
ah

lik
kepada Bank Indonesia agar membayarkan kepada PT.Bank Bali Tbk
Rekening Nomor : 523.013.000 atas beban R/K 502.000.002
am

ub
Bendaharawan Umum Negara untuk obligasi dalam rangka
penjaminan sebesar Rp. 904.642.428.369,- dengan rincian sebagai
berikut :
ep
k

1) Transaksi yang telah dinetting Rp. 435.585.980.723,-;


ah

2) Overdue Interest sebesar Rp. 228.781.447.646,-;


R

si
3) Transaksi SWAP yang masih terbuka/ belum dinetting yaitu
kewajiban BDNI kepada PT. Bank Bali Tbk sebesar US$

ne
ng

45.000.000,- sesuai ketentuan SKB dibayarkan dalam rangka mata


uang rupiah dengan kurs pasar pada hari pembayaran (US$1 = Rp.

do
8.120,-) setelah dikurangi dengan kewajiban PT. Bank Bali Tbk
gu

kepada PT. BDNI sebesar Rp.185.125.000.000,00. Semua


transaksi tersebut harap dibukukan dengan valuta tanggal hari ini
In
A

(1 Juni 1999);
Bahwa BPPN memproses klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT.
ah

lik

BDNI tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI yang merupakan


syarat untuk penilaian keabsahan transaksi, selanjutnya BPPN (Pande
Nasorahona Lubis) menentukan besarnya bunga sehingga tagihan PT.
m

ub

Bank Bali Tbk menjadi Rp. 904.642.428.369,00 yang bersumber dari


ka

permohonan yang telah ditolak karena tidak memenuhi syarat


ep

dan/atau menggunakan dasar cessie yang cacat hukum. Selanjutnya


ah

16
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
BPPN meminta kepada Bank Indonesia untuk melakukan pembayaran

a
kepada PT. Bank Bali Tbk tanpa persetujuan Menteri Keuangan, tanpa

si
penunjukan spesimen tanda tangan dari Ketua BPPN yang
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan administratif perbankan

ne
ng
pada umumnya;
Bahwa permintaan BPPN tersebut telah dibayarkan kepada PT. Bank

do
gu
Bali Tbk dana sebesar Rp.904.642.428.369,00 yang pencairannya
dilakukan secara cepat dalam satu hari ke rekening PT. Bank Bali Tbk
Nomor : 523.013.000 oleh Bank Indonesia atas persetujuan Syahril

In
A
Sabirin selaku Gubernur Bank Indonesia;
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era
ah

lik
Giat Prima bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank Bali
Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat
am

ub
Prima akan memperoleh 60 % dari nominal klaim dengan melakukan
upaya-upaya untuk mempercepat proses pencairan dana klaim PT.
Bank Bali Tbk secara melawan hukum yang menyimpang di luar
ep
k

ketentuan-ketentuan SKB Nomor: 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret


ah

1998
R

si
I/BPPN/19998
dengan kegiatan-kegiatan antara lain sesuai dengan kesepakatan

ne
ng

antara PT. Era Giat Prima (DJOKO SOEGIARTO TJANDRA) dengan


PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia, seolah-olah
proses pencairan dilakukan sesuai prosedur.

do
gu

B. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
badan yaitu :
In

A

Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era


Giat Prima bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank Bali
ah

Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat
lik

Prima akan memperoleh 60 % dari nominal klaim dengan melakukan


upaya-upaya untuk mempercepat proses pencairan dana PT. Bank
m

ub

Bali Tbk secara melawan hukum yang menyimpang di luar ketentuan-


ketentuan SKB Nomor: 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998
ka

ep

I/BPPN/1998
ah

17
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan kegiatan-kegiatan antara lain sesuai dengan kesepakatan

a
antara PT. Era Giat Prima (DJOKO SOEGIARTO TJANDRA) dengan

si
PT. Bank Bali Tbk (Rudy Ramli) bahwa permohonan tetap diajukan
oleh PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia, seolah-

ne
ng
olah proses pencairan dilakukan sesuai prosedur;
 Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.

do
gu
Era Giat Prima pada tanggal 3 Juni 1999 menerima dana dari PT.
Bank Bali Tbk sebesar Rp. 404.642.428.369,- masuk ke rekening

In
PT.Era Giat Prima No. 0701026934 di PT. Bank Bali Tbk Sudirman
A
Jakarta. Selanjutnya pada tanggal 10 Juni 1999 menerima lagi
sebesar Rp. 141.826.116.369,- dengan demikian jumlah seluruh dana
ah

lik
yang dipindahbukukan ke rekening PT. Era Giat Prima di PT. Bank
Bali Tbk menjadi sebesar Rp. 546.468.544.738,- yang merupakan
am

ub
komisi atau fee atau hadiah bagi Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima;
Setelah Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur
ep
k

PT. Era Giat Prima menerima dana sebesar Rp. 546.468.544.738,-


ah

dari pembayaran klaim oleh BPPN, kemudian Terdakwa DJOKO


R

si
SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima meminta
kepada PT. Bank Bali Tbk Sudirman Jakarta agar ditransfer ke

ne
ng

rekening PT. Era Giat Prima Nomor 246.0000. 42755.001 sebesar Rp.
120.000.000.000,- dan rekening Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

do
TJANDRA Nomor 246.0000.44664.001 sebesar Rp. 426.466.119.369,-
gu

pada BNI Rasuna Said Jakarta;


Dana dari rekening tersebut dipindahkan/ditransfer ke bank lain yaitu :
In
A

pemindahan dana dari rekening PT. Era Giat Prima untuk :


NAMA NAMA BANK/
NO TANGGAL JUMLAH (Rp)
PENERIMA NO.REK
ah

lik

1 2 3 4 5
1. 04-06-1999 PT. UNGARAN BNI. JPU 40.000.000.000
04-06-1999 SARI GARMENT JAKARTA 10.000.000.000
04-06-1999 259.000.623.036.2 21.700.000.000
m

ub

08-06-1999 01 3.000.000.000
09-06-1999 1.500.000.000
ka

2. 04-06-1999 DJOKO BNI RASUNA 7.800.000.000


SOEGIARTO SAID
ep

TJANDRA 246.0000.44664.0
01
ah

18
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. 09-06-1999 PT. LIPPO PLAZA 30.000.000.000

a
UNGARAN BII
SARI 573.30.00022.9

si
GARMENT
4. 09-06-1999 MANIMAREN LIPPO PLAZA 5.000.000.000
IND

ne
ng
572.30.00021.1
5. 09-06-1999 M.S. RALIE NIAGA GAJAH 1.000.000.000
SIREGAR MADA

do
NO
gu
Pemindahan Dana dari rekening DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
TANGGAL
NAMA
PENERIMA
NAMA BANK/
NO.REK
JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 5

In
A
1. 08-06-1999 SETYA NOVANTO BNI,PONDOK 1.500.000.000
INDAH
617.687.001
2. 08-06-1999. TIDAK JELAS BANKER TRUST 7.790.000.000
ah

lik
CO. SING. CUST.
NO. 004968
3. 08-06-1999 MULIA, INC USA WELL FARGO 799.000.000
BANK,
am

ub
022.1780133
4. 08-06-1999 ANNA BNI, RASUNA 200.000.000.000
BOENTARAN SAID
DEPOSITO 1
BULAN
ep
k

AD645276,AD645
277
ah

5. 09-06-1999 ENGGARTIASTO LIPPO, 10.000.000.000


LUKITO PANGLIMA
R

si
POLIM
706.30.016171
6. 09-06-1999 ARUNG GAUK LIPPO, LIPPO 43.300.000.000

ne
ng

JARE CENTER
38.30.01870.8
7. 10-06-1999 BONG NO LIE BNI, JPU 5.000.000.000
259.000.762.131.
901

do
gu

8. 11-06-1999 TARIK TUNAI BNI, JPU 134.100.000


9. 14-06-1999 PT. SANIHARTO 43.675.000
10. 14-06-1999 O.C.KALIGIS BCA, DUTA 500.000.000
MERLIN
In
DIPO INT
A

11. 14-06-1999 IWAN 400.000.000


TJAHJADIKARTA PECENONGAN
12. 14-06-1999 DOC A.N BNI, RASUNA 120.000.000.000
DJOKO S. SAID
ah

lik

TJANDRA
13. 14-06-1999 PT. INDONWOOD BNI,RASUNA 5.000.000.000
RIMBA PRATAMA SAID
246.0000.1073.00
m

ub

3
14. 15-06-1999 - COUTTS 7.385.000.000
BANKSAID
(SCHWWLZ)
ka

15. 17-06-1999 DJOKO S LIPPO, 105.696.956


ep

TJANDRA KUNINGAN
PLAZA
16. 18-06-1999 GANI DJEMAT & DEUTSCHE BANK 2.000.000.000
ah

PARTNERS 0008813000
19
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
17. 18-06-1999 - PT. BANK BALI 22.800.000.000

a
Tbk
18. 18-06-1999 PT.UNGARAN BNI, JPU 1.000.000.000

si
SARI 250.000.623.036.
GARMEN
19. 23-06-1999 PT. ASTRIA BCA, KEMANG 907.980.000

ne
ng
24-06-1999 PERKASA - SDA - 779.153.630
. VALASINDO
- SDA -
20. 24-06-1999 DJOKO S TARIK TUNAI 100.000.000
TJANDRA

do
21.
22.
gu
25-06-1999
25-06-1999
JUDITH DIRKIN
PT. CITRA CIPTA
BIKA
AMEX BANK
BCA WAHID
HASYIM
500.000.000
127.630.000

23. 06-07-1999 DEPOSITO BNI, RASUNA 5.000.000.000

In
A
DJOKO S SAID
TJANDRAO
24. 09-07-1999 DEPOSITO ANNA MANDIRI WISMA 200.000.000.000
BOENTARAN STACO
ah

lik
25. 13-07-1999 PT. GELORA LIPPO CENTER 25.437.500.000
RAYA
26. 14-07-1999 DJOKO S MANDIRI WISMA 93.000.000.000
TJANDRA STACO
am

ub
27. 14-07-1999 LIEM CHEE DBS BANK 198.500.000
CHIAN SINGAPORE
0010883470
28. 14-07-1999 SCHOENI ART HONGKONG 67.954.400
GALLERY LTD
ep
29. 19-07-1999 LIEM CHEE DBS BANK 198.500.000
k

CHIAN SINGAPORE
0010883470
ah

30. 20-07-1999 R.C. MANDIRI PLAZA 500.000.000


R
MURSINAWATI BAPINDO

si
31. 27-07-1999 TARIK TUNAI - 69.950.000
32. 05-08-1999 MULTICO SIME BANK BHD 113.599,974
BUILDING A SINGP.058004949

ne
ng

PRODUCT PTE. -5
LTD
33. 05-08-1999 UNITED - 64.573.493
WORLD

do
gu

COLLEGE
JUMLAH 755.016.814.253
 Surat Keputusan Ketua BPPN Nomor : SK.423/BPPN/2099 tanggal 15
In
Oktober 1999 yang isinya :
A

1. Membatalkan Perjanjian Cessie, PP 007 dan PP 008 antara PT.


Bank Bali Tbk dengan PT. Era Giat Prima;
ah

lik

2. Memerintahkan kepada PT. Bank Bali Tbk untuk memindahkan


seluruh jumlah yang telah diterima sebagai pembayaran dalam
m

ub

rangka penjaminan pemerintah sebesar Rp. 904.642.428.369,-


dalam rekening PT. Bank Bali Tbk di Bank Indonesia Nomor :
ka

523.013.000 agar untuk selanjutnya sepenuhnya dikuasai dan


ep

dimiliki oleh PT. Bank Bali Tbk dan dengan demikian seluruh
ah

20
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
jumlah dana tersebut digunakan sebagai dana rekapitalisasi PT.

a
Bank Bali Tbk.

si
C. Yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara
dan atau perekonomian negara atau diketahui atau patut disangka

ne
ng
olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dilakukan dengan perbuatan-perbuatan yaitu :

do
 gu
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
mengadakan pertemuan-pertemuan dan pembicaraan antara DJOKO
TJANDRA mengambil inisiatif

In
SOEGIARTO TJANDRA, Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi, Setya
A
Novanto, A. A. Baramuli, Tanri Abeng, Pande Nasorahona Lubis dan
Syahril Sabirin pada tanggal 11 Februari 1999 sore hari di Hotel Mulia
ah

lik
Jakarta.
Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel Mulia
am

ub
Jakarta dibicarakan masalah pencairan piutang PT. Bank Bali Tbk,
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencari jalan keluar untuk
mengatasinya. Pertemuan dipimpin oleh A. A. Baramuli, selanjutnya
ep
k

Firman Soetjahja selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande
ah

Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN tentang kesulitan-


R

si
kesulitan yang dihadapi, selanjutnya diminta segera melaporkan
kepada Ketua BPPN. Atas saran saksi Pande Nasorahona Lubis

ne
ng

tersebut, kemudian PT. Bank Bali Tbk dengan surat Nomor


:012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan kepada Ketua

do
BPPN yang isinya menguraikan tentang Transaksi PT. Bank Bali Tbk
gu

dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (PT. BDNI) yang


ditandatangani oleh Rudy Ramli dan Firman Soetjahja.
In
A

Sedangkan verifikasi terhadap PT. BDNI selaku Debitur yang


merupakan syarat yang diwajibkan tidak dilakukan sebagaimana
ditentukan dalam SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998,
ah

lik

I/BPPN/1998
terhadap transaksi SWAP dan Money Market antara PT. Bank Bali Tbk
dengan PT. BDNI yaitu :
m

ub

PT. BDNI
ka

JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA


NO
ep

TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI


ah

21
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00

a
. 01-12-1997 02-03-1998

si
2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00
3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00
4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00

ne
ng
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00
7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00

do
9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00
10. SWAPgu 12-12-1997 12-06-1998
TOTAL
US$ 5,000,000.00
IDR 436.717.230.723,00
US$ 45,000,000.00
IDR 23.125.000.000,00
IDR185.125.000.000,00
US$ 0
BTO, 4 APRIL 1999

In
A
BBO 21 AGUSTUS 1998

Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi money


ah

lik
market antara PT.Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional
Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp.
436.717.230.723,- dan USD 45,000,000,- ternyata ketentuan/tidak
am

ub
sesuai dengan prosedur dan persyaratan menurut ketentuan dalam
Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-
ep
Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk
k

wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-


ah

R
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas management,

si
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan

ne
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai
ng

dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya bahwa saldo


giro rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada tanggal 27

do
gu

November 1997 telah overdraft sebesar


Rp. 1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT. BDNI di Bank
In
Indonesia pada tanggal 30 Desember 1997 telah overdraft sebesar
A

Rp. 8.463.711.000.000,- yang seharusnya PT. BDNI tidak melakukan


transaksi apapun, begitu pula PT. Bank Bali Tbk berkewajiban
ah

lik

melakukan analisis terhadap keadaan keuangan PT. BDNI sebelum


melakukan transaksi SWAP dan money market, namun ketentuan
m

ub

tersebut tidak ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak
mampu melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk;
ka

Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI sebagai


ep

Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan permasalahan dan


ah

22
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pengelo-laannya kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional

a
(BPPN).

si
 BPPN dengan surat Nomor : PB-380/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999
dan Nomor : PB-385/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999 perihal

ne
ng
Pendebetan R/K 502.000.002 yang ditandatangani oleh Farid Harianto
dan Pande Nasorahona Lubis yang ditujukan kepada Kepala Urusan

do
gu
Akunting dan sistem Pembayaran yang isinya antara lain : Meminta
kepada Bank Indonesia agar membayarkan kepada PT. Bank Bali Tbk

In
Rekening Nomor : 523.013.000 atas beban R/K 502.000.002
A
Bendaharawan Umum Negara untuk obligasi dalam rangka
penjaminan sebesar Rp. 904.642.428.369,- dengan rincian sebagai
ah

lik
berikut :
1) Transaksi yang telah dinetting Rp. 435.585.980.723,-;
am

ub
2) Overdue Interest sebesar Rp. 228.781.447.646,-;
3) Transaksi SWAP yang masih terbuka/belum dinetting yaitu
kewajiban BDNI kepada PT. Bank Bali Tbk sebesar US $
ep
k

45.000.000,- sesuai ketentuan SKB dibayarkan dalam rangka mata


ah

uang rupiah dengan kurs pasar pada hari pembayaran (US$1 =


R

si
Rp.8.120,00) setelah dikurangi dengan kewajiban PT. Bank Bali
Tbk kepada PT. BDNI sebesar Rp. 185.125.000.000,-. Semua

ne
ng

transaksi tersebut harap dibukukan dengan valuta tanggal hari ini


(1 Juni 1999);

do
Bahwa BPPN memproses klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT.
gu

BDNI tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI yang merupakan


syarat untuk penilaian keabsahan transaksi, selanjutnya BPPN (Pande
In
A

Nasorahona Lubis) menentukan besarnya bunga sehingga tagihan PT.


Bank Bali Tbk menjadi Rp. 904.642.428.369,00 yang bersumber dari
ah

lik

permohonan yang telah ditolak karena tidak memenuhi syarat


dan/atau menggunakan dasar cessie yang cacat hukum. Selanjutnya
m

BPPN meminta kepada Bank Indonesia untuk melakukan pembayaran


ub

kepada PT. Bank Bali Tbk tanpa persetujuan Menteri Keuangan, tanpa
ka

penunjukan specimen tanda tangan dari Ketua BPPN yang


ep

bertentangan dengan ketentuan-ketentuan perbankan pada umumnya;


ah

23
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Bahwa permintaan BPPN tersebut telah dibayarkan oleh Bank

a
Indonesia kepada PT. Bank Bali Tbk dana sebesar Rp.

si
904.642.428.369,00 yang pencairannya dilakukan secara cepat dalam
satu hari ke rekening PT. Bank Bali Tbk Nomor : 523.013.000 pada

ne
ng
Bank Indonesia atas persetujuan Syahril Sabirin selaku Gubernur
Bank Indonesia;

do
 gu
Akibat perbuatan Terdakwa
bersama-sama dengan Rudy Ramli, Drs. R. Setya Novanto, Pande
DJOKO SOEGIARTO TJANDRA

In
Nasorahona Lubis, Tanri Abeng, A.A. Baramuli, Syahril Sabirin,
A
Marimutu Manimaren, Firman Soetjahja, Rusli Suryadi dan Bambang
Subianto tersebut keuangan negara telah dirugikan sebesar Rp.
ah

lik
904.642.428.369,- (sembilan ratus empat milyar enam ratus empat
puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu tiga ratus enam
am

ub
puluh sembilan rupiah) atau setidak-tidaknya merugikan perekonomian
negara.
Perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA merupakan
ep
k

kejahatan yang diatur dan diancam dalam Pasal 1 ayat (1) sub a jo Pasal 28
ah

jo Pasal 34 c Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 1971 jo Undang-Undang


R

si
Nomor : 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64 ayat (1) jo Pasal
1 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

ne
ng

SUBSIDAIR :

do
gu

Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku pribadi atau


selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R. Setya
Novanto, Rudy Ramli, dan orang lain yaitu Pande Nasorahona Lubis A.A.
In
A

Baramuli, Tanri Abeng, Syahril Sabirin, Marimutu Manimaren, Erman Munzir,


Firman Soetjahya, Rusli Suryadi dan Bambang Subianto yang masing-masing
ah

lik

peranannya akan diuraikan di bawah ini dan penuntutan hukumnya terpisah


satu dengan yang lain, maupun bertindak sendiri-sendiri, pada waktu dan
m

ub

tempat sebagaimana diuraikan pada Dakwaan Primair tersebut di atas,


secara berturut-turut beberapa kali yang merupakan beberapa perbuatan
ka

yang berhubungan sedemikian rupa sehingga dapat dipandang sebagai


ep

perbuatan berlanjut (voortgezette handeling), Terdakwa DJOKO


ah

24
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
SOEGIARTO TJANDRA bersama Drs. Setya Novanto, A.A. Baramuli, Tanri

a
Abeng, Syahril Sabirin, Marimutu Manimaren, Firman Soetjahja, Rusli

si
Suryadi, Bambang Subianto turut serta melakukan perbuatan dengan saksi
Pande Nasorahono Lubis selaku pejabat Wakil Ketua Badan Penyehatan

ne
ng
Perbankan Nasional Bidang Divisi Bank Liabilities dan saksi Erman Munzir
selaku Kepala Urusan Pengaturan dan Pengembangan Perbankan pada

do
gu
Bank Indonesia, melakukan perbuatan :
"Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya

In
A
karena jabatan atau kedudukan, yang secara langsung atau tidak langsung
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara" , dengan
ah

lik
cara :
A. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
am

ub
badan, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan, yaitu :
1. Atas dasar kesepakatan antara Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
ep
k

TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima dengan Rudy Ramli
ah

selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk bahwa Terdakwa DJOKO
R

si
SOEGIARTO TJANDRA menyanggupi untuk menagih klaim PT. Bank
Bali Tbk. kepada BPPN dan Bank Indonesia diluar ketentuan-

ne
ng

ketentuan yang berlaku yaitu menyimpang dari SKB Gubernur Bank


Indonesia dengan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional

do
dengan Ketua
gu

Badan Penyehatan Perbankan Nasional Nomor : 30/270/KEP/DIR


I/BPPN/1998
tanggal 6 Maret 1998, karena Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
In
A

TJANDRA mempunyai banyak kenalan dengan pejabat-pejabat


pemerintah yang mempunyai otoritas untuk pencairan dana
ah

lik

perbankan. Kemudian disepakati bahwa PT. Bank Bali Tbk akan


memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat Prima akan
m

ub

memperoleh 60 % dari jumlah nominal pokok dan bunga, sedangkan


PT. Bank Bali Tbk tetap mengajukan permohonan kepada BPPN dan
ka

Bank Indonesia sesuai dengan Surat Kuasa Terdakwa DJOKO


ep

SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima kepada


ah

25
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk Nomor : 02/SK-

a
EGP/III-99 tanggal 29 Maret 1999 yang sengaja dibuat secara

si
formalitas sebagai kelanjutan dari Surat Perjanjian Pengalihan/Cessie
Tagihan Nomor: 002/P.EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 yang

ne
ng
terdapat cacat hukum yaitu tanpa diikuti dengan penyerahan dokumen
bukti transaksi oleh pihak PT. Bank Bali Tbk dan tanpa penyerahan

do
gu
dana pembayaran atau jaminan pembayaran oleh Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima.
Sedangkan urusan untuk memperlancar pencairan dana klaim PT.

In
A
Bank Bali Tbk yang dijamin oleh Pemerintah tetap diurus dan
diperjuangkan oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA;
ah

lik
2. Oleh karena dari hasil pertemuan di Bank Indonesia tanggal 8 dan 11
Februari 1999 antara pihak BPPN (Pande Nasorahona Lubis) Bank
am

ub
Indonesia (Dragono Lisan, Erman Munzir) dan PT. Bank Bali Tbk
(Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi dan Hendri Kurniawan) yang
membahas tentang klaim PT. Bank Bali Tbk yang oleh pihak Bank
ep
k

Indonesia tetap menolak karena tidak memenuhi persyaratan yang


ah

ditentukan maka Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA


R

si
mengambil inisiatif mengadakan pertemuan-pertemuan dan
pembicaraan antara Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA

ne
ng

selaku Direktur Era Giat Prima, Firman Soetjahja selaku Direktur PT.
Bank Bali Tbk, Irvan Gunardwi selaku Legal Manager PT. Bank Bali

do
Tbk, Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat Prima, A. A.
gu

Baramuli selaku Ketua Dewan Pertimbangan Agung RI, Tanri Abeng


selaku Menteri Negara Pembinaan BUMN, Pande Nasorahona Lubis
In
A

selaku Wakil Ketua BPPN Bidang Divisi Bank Liabilitities dan Syahril
Sabirin selaku Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 11 Februari
ah

lik

1999 sore hari di Hotel Mulia Jakarta;


Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel Mulia
Jakarta dibicarakan masalah pencairan klaim PT. Bank Bali Tbk.,
m

ub

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencari jalan keluar untuk


ka

mengatasinya. Pertemuan dipimpin oleh A. A. Baramuli, selanjutnya


ep

Firman Soetjahja selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande
ah

26
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Nasorahona Lubis yang mempunyai jabatan Wakil Ketua BPPN yang

a
membidangi Divisi Bank Liabilities yang berwenang memproses dan

si
mencairkan dana penjaminan pemerintah terhadap kewajiban
pembayaran Bank Umum, agar melaporkan tentang kesulitan-

ne
ng
kesulitan yang dihadapi, selanjutnya diminta segera melaporkan
kepada Ketua BPPN. Selanjutnya PT. Bank Bali Tbk dengan Surat

do
gu
Nomor : 012/ CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan
kepada Ketua BPPN yang isinya menguraikan tentang transaksi PT.
Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (PT.

In
A
BDNI) yang ditandatangani oleh Rudy Ramli dan Firman Soetjahja,
sesuai dengan hasil pembicaraan pada pertemuan tanggal 11 Februari
ah

lik
1999 di Hotel Mulia Senayan Jakarta Selatan.
Karena Pande Nasorahona Lubis adalah Wakil Ketua BPPN yang
am

ub
mempunyai kewenangan besar dan otoritas karena kedudukannya
sebagai Wakil Ketua BPPN yang membidangi Divisi Bank Liabilities
pemroses permohonan PT. Bank Bali Tbk untuk pencairan dana
ep
k

piutang PT. Bank Bali Tbk yang dijamin oleh pemerintah, serta Pande
ah

Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN akan mengurus pen-


R

si
cairan dana tersebut pada Bank Indonesia, padahal diketahui bahwa
permohonan PT. Bank Bali Tbk tersebut tidak memenuhi persyaratan

ne
ng

yang ditentukan karena bertentangan dengan SKB Nomor :


30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998, yaitu :

do
I/BPPN/1998
gu

 Kewajiban debitur kepada PT. Bank Bali Tbk terlambat didaftarkan


kepada BPPN/BI.
In

A

Debitur terlambat mengajukan klaim atas kewajiban kepada PT.


Bank Bali Tbk.
ah

3. Sehubungan dengan surat permohonan klaim PT. Bank Bali Tbk


lik

tersebut kemudian diadakan pertemuan di kantor BPPN di Gedung


Danamon lantai 30, Jalan Sudirman, Jakarta, antara BPPN, Bank
m

ub

Indonesia, PT. Bank Bali Tbk, pada tanggal 16 dan 17 Februari 1999
yang dipimpin oleh Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua
ka

ep

BPPN, yang membicarakan tentang upaya untuk pencairan klaim dana


ah

27
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PT. Bank Bali Tbk oleh BPPN dan Bank Indonesia, disamping itu

a
membahas pula mengenai verifikasi terhadap PT. Bank Bali Tbk.

si
Tindak lanjut dari hasil pertemuan tersebut saksi Pande Nasorahona
Lubis selaku Wakil Ketua BPPN menggunakan wewenangnya dengan

ne
ng
mengirim surat kepada Erman Munzir Kepala UPPB Bank Indonesia
Nomor : S-100/PB/BPPN/II/1999 tanggal 18 Februari 1999 untuk

do
gu
meminta bantuan Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap
tagihan-tagihan PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI dan PT. BUN dari
segi kewajaran dan kebenarannya, berdasarkan Surat Permohonan

In
A
PT. Bank Bali Tbk Nomor : 012/CL/02/1999 tanggal 12 Februari 1999.
4. Bahwa pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank
ah

lik
Indonesia atas transaksi SWAP dan money market antara PT. Bank
Bali Tbk dengan PT. BDNI sebanyak 8 (delapan) transaksi SWAP dan
am

ub
2 ( dua) transaksi money market sebesar Rp. 436.717.230723,00
dan USD 45,000,000.00 dimana sesungguhnya pengajuan klaim
tersebut tidak memenuhi syarat penjaminan yang ditentukan dalam
ep
k

Keppres Nomor 26 Tahun 1998 jo Surat Keputusan Menteri Keuangan


ah

RI Nomor 26/KMK. 017/1998 tanggal 28 Januari 1998 jo Surat


R

si
Keputusan Bersama Ketua BPPN dengan Direksi Bank Indonesia No.
30/270/KEP/DIR

ne
ng

I/BPPN/1998
tanggal 6 Maret 1998, setidak-tidak sudah beberapa kali ditolak karena
tidak memenuhi syarat, kemudian Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

do
gu

TJANDRA secara bersama-sama dengan Rudy Ramli, Drs. R. Setya


Novanto, Ir. Pande Nasorahona Lubis, Erman Munzir dan Tanri Abeng,
In
A

A.A. Baramuli, Marimutu Manimaren, Firman Soetjahja, Rusli Suryadi,


Syahril Sabirin dan Bambang Subianto secara melawan hukum
melakukan serangkaian perbuatan :
ah

lik

a. Pada awalnya Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk atau setidak-
tidaknya diwakili oleh anggota Direksi lainnya mengajukan klaim atas transaksi
m

ub

SWAP dan money market dengan PT. BDNI yang telah dibekukan (BBO) kepada
BPPN dan Bank Indonesia akan tetapi klaim tersebut selalu ditolak dengan
ka

alasan tidak memenuhi persyaratan yaitu :



ep

Surat PT. BDNI No. 283/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998


ah

28
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

a
 Surat PT. BDNI No. 284/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998

si
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
 Surat PT. BDNI No. 309/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998

ne
ng
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
 Surat PT. BDNI No. 310/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998

do
gu 
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
Surat PT. BDNI No. 311/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998

In
A
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
 Surat PT. BDNI No. 313/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
ah

perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;

lik
 Surat PT. BDNI No. 314/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
am

ub
 Surat PT. BDNI No. 154/MGT/06/1998 tanggal 20 Juli 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban;
ep
Terhadap permohonan PT. Bank Bali Tbk dan PT. BDNI ditolak
k

oleh Bank Indonesia dengan surat yang ditujukan kepada Tim


ah

R
Pemberesan PT. BDNI (BBO) yang tembusannya kepada : (1).

si
Ketua BPPN, (2). Direksi PT. Bank Bali Tbk, (3). Urusan Bank-

ne
Bank pada Bank Indonesia, (4). Bagian Administrasi dan informasi
ng

pengawasan intern Bank Indonesia, yaitu :


 Surat No. 31/631/UPPB/AdP tanggal 23 September 1998

do
gu

perihal Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali
Tbk.
In

A

Surat No. 31/635/UPPB/AdP tanggal 24 September 1998


perihal Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali
ah

Tbk.
lik

 Surat No. 31/653/UPPB/AdP tanggal 28 September 1998


perihal Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali
m

ub

Tbk.

ka

Surat No. 31/687/UPPB/AdP tanggal 5 Oktober 1998 perihal


ep

Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
ah

29
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Surat No. 31/713/UPPB/AdP tanggal 13 Oktober 1998 perihal

a
Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.

si
 Surat No. 31/738/UPPB/AdP tanggal 16 Oktober 1998 perihal

ne
Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.

ng
 Surat No. 31/775/UPPB/AdP tanggal 20 Oktober 1998 perihal
Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.

do
gu Alasan penolakan Bank Indonesia adalah klaim dari PT. Bank Bali
Tbk tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu :

In

A
Kewajiban Debitur kepada PT. Bank Bali Tbk terlambat
didaftarkan kepada BPPN dan Bank Indonesia.

ah

Debitur terlambat mengajukan klaim atas kewajibannya kepada

lik
PT. Bank Bali Tbk.
b. Setelah usaha pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk maupun oleh
am

ub
PT. BDNI tersebut ditolak, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama
ep
dengan Drs. R.Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat
k

Prima bekerja sama dengan Rudy Ramli melakukan kegiatan-


ah

kegiatan sebagai berikut :


R

si
 Mengadakan pertemuan dengan saksi Rudy Ramli pada bulan
November dan Desember 1998 bertempat di Kuningan Plaza

ne
ng

Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan dan di PT. Bank Bali


Tbk yang membicarakan tentang tagihan PT. Bank Bali Tbk

do
gu

kepada PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) terhadap


transaksi SWAP dan Money Market yang telah jatuh tempo
In
pada bulan Maret 1998 dan saksi Rudy Ramli meminta bantuan
A

kepada Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA untuk


menagih kepada BPPN karena Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
ah

lik

TJANDRA mempunyai banyak kenalan kepada pejabat-pejabat


pemerintah, sedangkan piutang PT. Bank Bali Tbk kepada PT.
m

ub

BDNI telah dijamin oleh Pemerintah RI berdasarkan Keppres


Nomor : 26 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Menteri
ka

Keuangan RI Nomor: 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari


ep

1998. Oleh karena PT. Bank Bali Tbk telah 10 kali mengajukan
ah

30
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permohonan klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT. BDNI

a
kepada BPPN dan Bank Indonesia, tetapi selalu ditolak dengan

si
alasan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan karena
bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama antara Ketua

ne
ng
BPPN dengan Direktur Bank Indonesia Nomor :
30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.

do
gu I/BPPN/1998
Pada pertemuan itu Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
menyanggupi untuk menagih piutang PT. Bank Bali Tbk kepada

In
A
BPPN dengan cara mempengaruhi pejabat yang mempunyai
otoritas untuk pencairan dana piutang PT. Bank Bali Tbk, di luar
ah

lik
ketentuan yang berlaku (SKB tanggal 6 Maret 1998) tersebut.
Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi
am

ub
Money Market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank
Dagang Nasional Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun
1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,- dan USD 45.000.000,-
ep
k

ternyata bertentangan / tidak sesuai dengan prosedur dan


ah

persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 atau (2)


R

si
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No.
10 Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib

ne
ng

memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-


ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas

do
manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain
gu

yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan


kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan
In
A

kenyataannya bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di


Bank Indonesia pada tanggal 27 November 1997 telah overdraft
ah

lik

sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT.


BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30 Desember 1997 telah
overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,- yang seharusnya
m

ub

PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu pula PT.


ka

Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap


ep

keadaan keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi


ah

31
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
SWAP dan Money Market, namun ketentuan tersebut tidak

a
ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu

si
melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk.
Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI

ne
ng
sebagai Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan permasa-
lahan dan pengelolaannya kepada Badan Penyehatan

do
gu 
Perbankan Nasional (BPPN).
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku

In
Direktur PT. Era Giat Prima mengikat Perjanjian Pengalihan /
A
Cessie Tagihan dengan PT. Bank Bali Tbk yang diwakili oleh
saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk dan
ah

lik
saksi Rusli Suryadi selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk dengan
Surat Perjanjian Nomor : 002/P.EGP/I-99 tanggal 11 Januari
am

ub
1999 yang isinya antara lain bahwa pihak PT. Bank Bali Tbk
mengalihkan tagihan sebesar Rp. 798.091.770.000,00 terhadap
PT. BDNI dan PT. BUN di mana Surat Perjanjian tersebut tanpa
ep
k

dikuti dengan penyerahan dokumen bukti transaksi oleh pihak


ah

PT. Bank Bali Tbk dan tanpa penyerahan dana pembayaran


R

si
atau jaminan pembayaran oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima, sehingga Surat

ne
ng

Perjanjian Pengalihan Cessie Tagihan tersebut merupakan


perjanjian yang bersifat proforma;

do
Kemudian Terdakwa DJOKO SOEGIATRO TJANDRA selaku
gu

Direktur PT. Era Giat Prima membuat dan menandatangani


Surat Pernyataan Nomor: 002/SP-EGP/I-99 tanggal 11 Januari
In
A

1999 yang isinya antara lain "Bahwa sesuai dengan Pasal 2


Perjanjian Cessie PT. Era Giat Prima akan menyerahkan surat-
ah

lik

surat berharga yang diterbitkan oleh PT. Bank Bali Tbk dan
Bank-Bank Pemerintah atau BUMN sebesar Rp.
m

798.091.770.000,00 kepada Bank-Bank, selambat-lambatnya 3


ub

(tiga) bulan sejak penandata-nganan perjanjian tersebut". Dan


ka

Surat Pernyataan inipun bersifat proforma, karena tidak


ep

dipenuhi oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA ;


ah

32
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDARA membuat

a
Surat Kuasa Nomor : 02/SK-EGP/III-99 tanggal 29 Maret 1999

si
dan memerintahkan agar surat tersebut ditandatangani oleh
Drs. R. Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat

ne
ng
Prima dan memberi kuasa kembali kepada Rudy Ramli selaku
Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk serta Rusli Suryadi selaku

do
gu Direktur PT. Bank Bali Tbk yang isinya antara lain bahwa PT.
Era Giat Prima memberi kuasa kepada PT. Bank Bali Tbk untuk
menagih kepada PT. BDNI Tbk (Debitur) sesuai Surat

In
A
Perjanjian Pengalihan / Cessie Tagihan Nomor : 02/P-EGP/I-99
tanggal 11 Januari 1999 sebesar Rp. 1.277.543.706.583,00, hal
ah

lik
ini bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum
perjanjian/persetujuan sebagaimana diatur dalam peraturan
am

ub
perundang-undangan;
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA membuat
Surat Pernyataan Nomor : 005/SP.EGP/IV-99 tanggal 12 April
ep
k

1999 yang ditandatangani oleh DJOKO SOEGIARTO TJANDRA


ah

selaku Direktur PT. Era Giat Prima yang isinya antara lain
R

si
bahwa sesuai dengan Pasal 2 Perjanjian Pengalihan/Cessie
Tagihan Nomor : 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 akan

ne
ng

menyerahkan kepada PT. Bank Bali Tbk surat-surat berharga


PT. Bank Bali Tbk atau Bank-Bank Pemerintah atau BUMN

do
seluruhnya senilai Rp. 789.91.777.000,00 selambat-lambatnya
gu

tanggal 11 Juni 1999, dilaksanakan oleh Terdakwa DJOKO


SOEGIARTO TJANDRA;
In
A

Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku


Direktur PT. Era Giat Prima sesuai dengan perjanjian cessie
ah

lik

dengan PT. Bank Bali Tbk kemudian mengajukan 10 buah


Surat Permohonan Klaim PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN
dengan surat Nomor :
m

ub

o 002/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999;


ka

o 007/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999;


ep

o 008/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999;


ah

33
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
o 011/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999;

a
o 014/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999;

si
o 015/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
o 018/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

ne
ng
o 021/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
o 024/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

do
gu o 027/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
Surat-surat tersebut ditandatangani oleh Drs. Setya Novanto

In
A
dan Drs. Tjahja Sathiadi.
 Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDARA bersama
ah

Setya Novanto, Rudy Ramli, Firman Sutjahya, Pande

lik
Nasorahona Lubis secara melawan hukum bersepakat untuk
menempuh cara mempercepat proses pencairan dana piutang
am

ub
PT. Bank Bali Tbk di luar prosedur yang berlaku yaitu
menyimpang dari Surat No. 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret
ep
1998
k

I/BPPN/1998
ah

dengan cara terobosan mempengaruhi pejabat-pejabat yang


R

si
mempunyai otoritas memproses dan mencairkan dana jaminan
pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum,

ne
ng

khususnya klaim PT. Bank Bali Tbk;


Cara-cara yang ditempuh antara lain :

do
gu

o Dari hasil pertemuan di Bank Indonesia tanggal 8 dan 11


Februari 1999 pagi antara pihak BPPN (Pande Nasorahona
Lubis), Bank Indonesia (Dragono Lisan, Erman Munzir) dan
In
A

PT. Bank Bali Tbk (Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi dan


Hendri Kurniawan), yang membahas tentang klaim PT. Bank
ah

lik

Bali Tbk, namun pihak Bank Indonesia tetap menolak karena


tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
m

ub

o Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA mengambil


inisiatif mengadakan pertemuan-pertemuan dan
ka

pembicaraan antara DJOKO SOEGIARTO TJANDRA,


ep

Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi, Setya Novanto, A. A.


ah

34
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Baramuli, Tanri Abeng, Pande Nasorahona Lubis, dan

a
Syahril Sabirin pada tanggal 11 Februari 1999 sore hari di

si
Hotel Mulia Jakarta;
o Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel

ne
ng
Mulia Jakarta dibicarakan masalah pencairan piutang PT.
Bank Bali Tbk, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan

do
gu mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Pertemuan
dipimpin oleh A.A. Baramuli, selanjutnya Firman Soetjahja
selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande

In
A
Nasorahona Lubis tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi,
diminta segera membuat surat kepada Ketua BPPN.
ah

lik
Selanjutnya PT. Bank Bali Tbk dengan surat Nomor :
012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan
am

ub
kepada Ketua BPPN yang isinya menguraikan tentang
Transaksi PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang
Negara Indonesia (BDNI) yang ditandatangani oleh Rudy
ep
k

Ramli dan Firman Soetjahja;


ah

 Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA pada


R

si
tanggal-tanggal awal bulan Mei 1999 bertempat di rumah saksi
Tanri Abeng di Jalan Simprug Golf 12 Blok A.3 Jakarta Selatan

ne
ng

telah mengadakan pertemuan sebanyak 10 (sepuluh) kali yang


dihadiri oleh Saksi A.A. Baramuli, Drs. R. Setya Novanto.

do
Materi pembicaraan Tanri Abeng dan Terdakwa DJOKO
gu

SOEGIARTO TJANDRA berupaya untuk mencairkan Klaim PT.


Bank Bali Tbk yang akan diatur strategi dan teknisnya oleh
In
A

Pande Nasorahona Lubis.


 Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
ah

lik

mengadakan pertemuan dengan A. A. Baramuli, Tanri Abeng,


Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu Manimaren bertempat di
m

ub

rumah A. A. Baramuli sebanyak 2 (dua) kali pada bulan Mei


1999 yang membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali Tbk.;
ka

Dalam setiap pertemuan, Tanri Abeng selalu bertindak sebagai


ep

pemimpin dalam usaha pencairan klaim PT. Bank Bali Tbk dan
ah

35
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menentukan peran-peran apa yang harus dilakukan oleh A.A.

a
Baramuli, Drs. R. Setya Novanto, Terdakwa DJOKO

si
SOEGIARTO TJANDRA, masing-masing mereka telah diberi
tugas oleh Tanri Abeng. Tanri Abeng selalu mengatakan bahwa

ne
ng
setelah klaim PT. Bank Bali Tbk dananya dapat kita cairkan
maka kita akan memproses pencairan lagi bank-bank yang

do
gu bermasalah yang mempunyai kewajiban tagihan antara bank
yang sudah masuk ke BPPN;
 Pada tanggal-tanggal dalam bulan Mei 1999 bertempat di

In
A
rumah Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA sebanyak 2
(dua) kali pertemuan yang dihadiri oleh Terdakwa DJOKO
ah

lik
SOEGIARTO TJANDRA, Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu
Manimaren. Pada pertemuan itu membicarakan tentang klaim
am

ub
PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan telah diatur oleh Tanri
Abeng.
Selanjutnya Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
ep
k

mengata-kan bahwa ia sudah mengatur rapi orang-orang di


ah

Bank Indonesia dan BPPN untuk memperlancar pencairan


R

si
klaim PT. Bank Bali Tbk.
5. Bahwa dalam memproses permohonan PT. Bank Bali Tbk oleh BPPN

ne
ng

yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu SKB Nomor :
30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998 hal ini

do
I/BPPN/1998
gu

sejalan dengan memori internal BPPN Nomor : 008 BL tanggal 9 April


1999 yang ditandatangani oleh Indra R. Sunyoto, Toto Budiarso dan
In
A

Edgar Affandi dari Divisi Liabilities, yang isinya bahwa saksi Pande
Nasorahona Lubis telah merekomendasikan klaim PT. Bank Bali Tbk
ah

lik

terhadap PT. BDNI diselesaikan sebagai berikut :


a. Adanya pengecualian terhadap ketentuan SKB Nomor:
30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998
m

ub

I/BPPN/1998
ka

yang tidak dipenuhi persyaratan administratif yakni di luar kendali


ep

Kreditur (PT. Bank Bali Tbk), maka harus dimintakan persetujuan


ah

36
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menteri Keuangan RI.

a
b. Klaim PT. Bank Bali Tbk dapat dibayarkan setelah rekomendasi (a)

si
dilakukan dengan catatan :
o Netting transaksi forward senilai Rp. 1.131.250.000,-

ne
ng
dikeluarkan dari klaim karena menurut verifikasi Bank Indonesia
bukan jenis kewajiban yang dijamin.

do
gu o Mengingat SKB tidak secara spesifik mengatur overdue interest
klaim PT. Bank Bali Tbk untuk memperoleh overdue interest

In
tidak dilayani.
A
Dan Nota Dinas Ketua BPPN kepada Menteri Keuangan Nomor
: ND-05/BPPN/04/99 tanggal 22 April 1999 perihal Klaim PT.
ah

lik
Bank Bali Tbk Kepada PT. BDNI yang isinya antara lain agar
klaim PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI dapat dibayarkan.
am

ub
Namun Bambang Subianto selaku Menteri Keuangan pada
waktu itu tidak menyetujui karena klaim PT. Bank Bali Tbk
belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.
ep
k

6. Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi money


ah

market antara PT. Bank bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional
R

si
Indonesia (PT.BDNI) yaitu :
PT. BDNI

ne
ng

JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA


NO
TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00
. 01-12-1997 02-03-1998

do
gu

2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00


3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00
4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
In
A

6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00


7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00
9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00
ah

lik

10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00


TOTAL IDR 436.717.230.723,00 IDR185.125.000.000,00
US$ 45,000,000.00 US$ 0
BTO 4 APRIL 1999
m

ub

BBO 21 AGUSTUS 1998


Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi money
market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional
ka

ep

Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp.


436.717.230.723,00 dan USD 45,000,000.00 ternyata
ah

37
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bertentangan/tidak sesuai dengan prosedur dan persyaratan menurut

a
ketentuan dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

si
1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan
PT.Bank Bali Tbk wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai

ne
ng
dengan ketentuan-ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas
management, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang

do
gu
berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya
bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada

In
A
tanggal 30 Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp.
1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT. BDNI di Bank Indonesia
ah

lik
pada tanggal 30 Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp.
8.463.711.000.000,- yang seharusnya PT. BDNI tidak melakukan
am

ub
transaksi apapun, begitu pula PT. Bank Bali Tbk berkewajiban
melakukan analisis terhadap keadaan keuangan PT. BDNI sebelum
melakukan transaksi SWAP dan money market, namun ketentuan
ep
k

tersebut tidak ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak
ah

mampu melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk.


R

si
Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI sebagai
Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan permasalahan dan

ne
ng

pengelolaan-nya kepada Badan Penyehatan Perbankan nasional


(BPPN);

do
Dengan demikian kewajiban pembayaran PT. BDNI kepada PT. Bank
gu

Bali Tbk tidak termasuk dalam program penjaminan pemerintah


sebagaimana yang ditentukan dalam Keppres Nomor 26 Tahun 1998
In
A

jo Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 26/KMK.017/1998


tanggal 28 Januari 1998 jo SKB Direksi Bank Indonesia dengan Ketua
ah

lik

BPPN Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.


I/BPPN/1998
7. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.
m

ub

Era Giat Prima bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank
ka

Bali Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat
ep

Prima akan memperoleh 60 % dari jumlah klaim dengan melakukan


ah

38
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
upaya-upaya untuk mempercepat proses pencairan dana klaim PT.

a
Bank Bali Tbk secara menyimpang di luar ketentuan-ketentuan SKB

si
Nomor: 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998
I/BPPN/1998

ne
ng
dengan kegiatan-kegiatan antara lain sesuai dengan kesepakatan
antara PT. Era Giat Prima (DJOKO SOEGIARTI TJANDRA) dengan

do
gu
PT. Bank Bali Tbk (Rudy Ramli) bahwa permohonan tetap diajukan
oleh PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia, seolah-
olah proses pencairan dilakukan sesuai prosedur.

In
A
8. Pada tanggal 26 Mei 1999 sore hari Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA menghubungi Marimutu Manimaren dengan maksud untuk
ah

lik
minta diperkenalkan dengan Bambang Subianto, kemudian Marimutu
Manimaren menghubungi Bambang Subianto untuk minta ijin datang
am

ub
ke rumahnya, disepakati berkumpul di Hotel Mulia Jakarta Selatan.
Selanjutnya Marimutu Manimaren dan Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA bersama Rudy Ramli sudah menunggu di
ep
k

Lobby Hotel Mulia Jakarta Selatan, kemudian pada jam 20.30 WIB
ah

bersama-sama ke rumah Bambang Subianto. Sesampai di rumah


R

si
Bambang Subianto, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
menanyakan mengenai masalah tagihan beberapa perusahaan di

ne
ng

bawah Group Mulia kepada BPPN termasuk membicarakan klaim PT.


Bank Bali Tbk, pertemuan berjalan ± 20 menit ;

do
Selanjutnya Menteri Keuangan RI (Bambang Subianto) dengan Surat
gu

Nomor : SK-176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999 perihal Surat Kuasa


Umum Dalam Rangka Pembayaran Jaminan Pemerintah Terhadap
In
A

Kewajiban Bank, bahwa Menteri Keuangan RI memberikan Otorisasi


Pendebetan Rekening Nomor 502.000.002 atas nama Bendaharawan
ah

lik

Umum Negara untuk obligasi dalam rangka penjaminan terhadap


kewajiban dari Bank-Bank Umum dan BPR .yang realisasinya
diserahkan kepada BPPN untuk dibayarkan oleh Bank Indonesia,
m

ub

tanpa melalui Dirjen Anggaran Departemen Keuangan. Besarnya


ka

Surat Utang Pemerintah sebagai jaminan senilai Rp.


ep

53.779.000.000.000,-.
ah

39
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
9. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.

a
Era Giat Prima pada tanggal 3 Juni 1999 menerima dana dari PT.

si
Bank Bali Tbk sebesar Rp. 404.642.428.369,- masuk ke rekening PT.
Era Giat Prima No. 0701026934 di PT. Bank Bali Tbk Sudirman

ne
ng
Jakarta. Selanjutnya pada tanggal 10 Juni 1999 menerima lagi
sebesar Rp. 14.826.116. 369,00 dengan demikian jumlah seluruh

do
gu
dana yang dipindahbukukan ke rekening PT. Era Giat Prima di PT.
Bank Bali Tbk menjadi sebesar Rp. 546.468.544.738,00, yang
merupakan keuntungan bagi Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

In
A
TJANDRA selaku Direktur Era Giat Prima.
B. Yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan
ah

lik
negara atau perekonomian negara dengan perbuatan sebagai berikut :
1. Bahwa saksi Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua Bidang
am

ub
Devisi Bank Liabilities BPPN yang menyalahgunakan kewenangan
dengan turut sertanya Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
bersama saksi-saksi Drs. R. Setya Novianto, Rudy Ramli, Firman
ep
k

Soetjaja, Syahril Sabirin, A.A. Baramuli dan Tanri Abeng, Marimutu


ah

Manimaren, Bambang Subianto, telah memproses klaim dana PT.


R

si
Bank Bali Tbk atas PT. BDNI tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT.
BDNI yang merupakan syarat untuk penilaian keabsahan transaksi,

ne
ng

disamping itu BPPN (Pande Nasorahona Lubis) menentukan besarnya


bunga sehingga tagihan PT. Bank Bali Tbk menjadi Rp.

do
904.642.428.369,00 yang bersumber dari permohonan yang telah
gu

ditolak karena tidak memenuhi syarat dan/atau menggunakan dasar


cessie yang cacat hukum. Selanjutnya BPPN meminta kepada Bank
In
A

Indonesia untuk melakukan pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk


tanpa persetujuan Menteri Keuangan, tanpa penunjukan sepeciment
ah

lik

tanda tangan dari Ketua BPPN yang bertentangan dengan SKJB Bank
Indonesia dengan BPPN Nomor 30/270/KEPIDIR
I/BPPN/1998
m

ub

tanggal 6 Maret 1998 ;


ka

2. Bahwa permintaan saksi Pande Nasorahona Lubis Selaku Wakil Ketua


ep

BPPN tersebut dengan surat Nomor : PB-385/BPPN/0699 tanggal 1


ah

40
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Juni 1999 perihal Pendebetan R/K 502.000.002 yang ditandatangani

a
oleh Farid Harianto dan Pande Nasorahona Lubis yang ditujukan

si
kepada Kepala Urusan Akunting dan Sistem Pembayaran yang isinya
antara lain : Meminta kepada Bank Indonesia agar membayarkan

ne
ng
kepada PT. Bank Bali Tbk Rekening Nomor : 523.013.000 atas beban
R/K 502.000. 002 Bendaharawan Umum Negara untuk obligasi dalam

do
gu
rangka penjaminan sebesar Rp. 904.642.428.369,00 telah dibayarkan
oleh Bank Indonesia kepada PT. Bank Bali Tbk dana sebesar Rp.
904.642.428.369,00 dengan tujuan untuk menguntungkan orang lain

In
A
yaitu Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk dan
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur Era Giat
ah

lik
Prima, yang pencairannya dilakukan secara cepat dalam satu hari ke
rekening PT. Bank Bali Tbk Nomor : 523.013.000 oleh Bank Indonesia
am

ub
atas persetujuan Syahril Sabirin selaku Gubernur Bank Indonesia.
Yang seharusnya saksi Pande Nasorahona Lubis yang mempunyai
kewenangan selaku Wakil Ketua BPPN Bidang Divisi Bank Liabilities
ep
k

tidak memproses dan tidak meminta pembayaran kepada Bank


ah

Indonesia untuk klaim PT. Bank Bali Tbk.


R

si
Sedangkan verifikasi terhadap PT. BDNI selaku Debitur yang
merupakan syarat yang diwajibkan tidak dilakukan sebagaimana

ne
ng

ditentukan dalam SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998,


I/BPPN/1998

do
terhadap transaksi SWAP dan Money Market antara PT. Bank Bali Tbk
gu

dengan PT. BDNI yaitu :


PT. BDNI
In
JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA
A

NO
TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00
. 01-12-1997 02-03-1998
ah

lik

2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00


3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00
4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
m

ub

6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00


7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00
ka

9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00


ep

10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00


TOTAL IDR 436.717.230.723,00 IDR185.125.000.000,00
US$ 45,000,000.00 US$ 0
ah

41
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
BTO, 4 APRIL 1999

a
BBO 21 AGUSTUS 1998
Bahwa 10 (sepuluh) transaksi SWAP dan money market antara PT.

si
Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI)
yang dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,00 dan

ne
ng
USD 45,000,000.00 ternyata bertentangan/tidak sesuai dengan
prosedur dan persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 ayat (2)

do
gu
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib memelihara

In
tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-ketentuan
A
kecukupan modal, kualitas asset, kualitas management, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan
ah

lik
usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya bahwa saldo giro
am

ub
rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada tanggal 27
November 1997 telah overdraft sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan
posisi keuangan PT. BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30
ep
k

Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,- yang


ah

seharusnya PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu pula


R

si
PT. Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap keadaan
keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi SWAP dan money

ne
ng

market, akan tetapi pihak PT. Bank Bali Tbk maupun PT. BDNI tidak
menaati ketentuan peraturan tersebut di atas sehingga pada saat jatuh

do
tempo PT. BDNI tidak mampu melakukan kewajiban pembayaran
gu

kepada PT. Bank Bali Tbk. Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan


bahwa PT. BDNI sebagai Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan
In
A

permasalahan dan pengelolaannya kepada Badan Penyehatan


Perbankan Nasional (BPPN).
ah

lik

3. Surat Keputusan Ketua BPPN Nomor : SK. 423/ BPPN/1099 tanggal


15 Oktober 1999 yang isinya :

m

ub

Membatalkan Perjanjian Cessie, PP 007 dan PP 008 antara PT.


Bank Bali Tbk dengan PT. Era Giat Prima.
ka

 Memerintahkan kepada PT. Bank Bali Tbk untuk memindahkan


ep

seluruh jumlah yang telah diterima sebagai pembayaran dalam


ah

42
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
rangka penjaminan pemerintah sebesar Rp. 904.642.428.369,-

a
dalam rekening PT. Bank Bali Tbk di Bank Indonesia Nomor :

si
523.013.000 agar untuk selanjutnya sepenuhnya dikuasai dan
dimiliki oleh PT. Bank Bali Tbk dan dengan demikian seluruh

ne
ng
jumlah dana tersebut digunakan sebagai dana rekapitalisasi PT.
Bank Bali Tbk. Akibat perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

do
gu TJANDRA bersama Drs. R. Setya Novanto, Rudy Ramli, A.A.
Baramuli, Tanri Abeng, Syahril Sabirin, Marimutu Manimaren,
Firman Soetjahja, Rusli Suryadi dan Bambang Subianto yang turut

In
A
serta melakukan perbuatan dengan Pande Nasorahona Lubis dan
saksi Erman Munzir tersebut, keuangan negara telah dirugikan
ah

lik
sebesar Rp. 904.642.428.369,- (sembilan ratus empat milyar enam
ratus empat puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu tiga
am

ub
ratus enam puluh sembilan rupiah), atau setidak-tidaknya telah
merugikan perekonomian negara.
Perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA merupakan
ep
k

kejahatan yang diatur dan diancam dalam Pasal 1 ayat (1) sub b jo Pasal 28
ah

jo Pasal 34 c Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 jo Undang-Undang


R

si
Nomor 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64 ayat (1) jo Pasal
1 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

ne
ng

do
gu

LEBIH SUBSIDAIR :
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.
In
A

Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R. Setya Novanto, Rudy Ramli,
Pande Nasorahona Lubis, A.A. Baramuli, Tanri Abeng, Firman Soetjahja,
ah

lik

Rusli Suryadi, Marimutu Manimaren, Syahril Sabirin Erman Munzir dan


Bambang Subianto dan masing-masing peranannya akan diuraikan di bawah
ini dan penuntutan hukumnya terpisah satu dengan yang lain, maupun
m

ub

bertindak sendiri-sendiri, pada waktu dan tempat sebagaimana diuraikan


ka

pada Dakwaan Primair tersebut di atas, secara berturut-turut beberapa kali


ep

yang merupakan beberapa perbuatan yang berhubungan sedemikian rupa


ah

43
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sehingga dapat dipandang sebagai perbuatan berlanjut (voortgezette

a
handeling), Terdakwa melakukan perbuatan yaitu : "Melakukan permufakatan

si
untuk melakukan tindak pidana tersebut dalam ayat (1) sub a pasal ini";
Pasal 1 (1) sub a :

ne
ng
"Dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung

do
gu
merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara atau diketahui
atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara", dengan cara :

In
A
A. Melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum sebagai berikut :
Dalam rangka pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan
ah

lik
Bank Indonesia atas transaksi SWAP dan money market antara PT. Bank
Bali Tbk dengan PT. BDNI sebanyak 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2
am

ub
(dua) transaksi money market sebesar Rp. 436.717.230.723,00 dan USD
45,000,000.00 dimana sesungguhnya pengajuan klaim tersebut tidak
memenuhi syarat penjamin tersebut tidak memenuhi syarat penjaminan
ep
k

yang ditentukan dalam Keppres Nomor 26 Tahun 1998 jo Surat


ah

Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor 26/KMK.017/1998 tanggal 28


R

si
Januari 1998 jo Surat Keputusan Bersama Ketua BPPN dengan
Direksi Bank Indonesia

ne
ng

No.30/270/KEP/DIR Tanggal 6 1998,


I/BPPN/1998

do
atau setidak-tidaknya sudah beberapa kali ditolak karena tidak memenuhi
gu

syarat, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA secara bersama-sama


dengan Rudy Ramli, Drs. R. Setya Novanto, Ir. Pande Nasorahona Lubis,
In
A

Erman Munzir dan Tanri Abeng secara melawan hukum melakukan


serangkaian perbuatan :
ah

lik

1. Pada awalnya Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk
atau setidak-tidaknya diwakili oleh anggota Direksi lainnya mengajukan
klaim atas transaksi SWAP dan money market dengan PT. BDNI yang
m

ub

telah dibekukan (BBO) kepada BPPN dan Bank Indonesia akan tetapi
ka

klaim tersebut selalu ditolak dengan alasan tidak memenuhi


ep

persyaratan yaitu :
ah

44
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Surat No. DIR/98016/DN/UM tanggal 10 Maret 1998, perihal

a
Penyelesaian Transaksi Foreign Exchange PT.BDNI.

si
 Surat No. DIR/98055/DN/UM tanggal 3 Juni 1998, perihal

ne
Penyelesaian Tagihan Ke Bank-bank BTO.

ng
 Surat No. DIR/98056/DN/UM tanggal 8 Juni 1998, perihal Tagihan
Ke Bank-bank Yang Manajemennya Diambil-alih Oleh BPPN.

do
gu Surat No. DIR-APN/Kel/014/VI/1998 tanggal 19 Juni 1998, perihal
Tagihan PT. Bank Bali Ke Bank-bank Yang Manajemennya Diambil

In
A
alih Oleh BPPN.
 Surat No. 170/CL/08/1998 tanggal 6 Agustus 1998, perihal
ah

Transaksi PT. Bank Bali Dengan Bank-bank Yang Manajemennya

lik
Diambil-alih Oleh BPPN.
 Surat Keberatan PT. Bank Bali Tbk No. 208/CL/09/98 tanggal 28
am

ub
September 1998 perihal Klaim PT. BDNI Tbk Atas Kewajiban
Kepada PT. Bank Bali Tbk.
ep
 Surat Keberatan PT. Bank Bali Tbk No. 313/CL/10/98 tanggal 5
k

Oktober 1998 perihal Klaim PT. BDNI Tbk Atas Kewajiban Kepada
ah

R
PT. Bank Bali Tbk.

si
 Surat No. 318/CL/10/98 tanggal 21 Oktober 1998, perihal Transaksi

ne
ng

PT. Bank Bali Dengan Bank-bank Yang Manajemennya Diambil-


alih Oleh BPPN/Bank Indonesia.
 Surat No. 344/CL/12/98 tanggal 23 Desember 1998, perihal

do
gu

Transaksi PT. Bank Bali Dengan Bank-bank Yang Manajemennya


Diambil-alih Oleh BPPN/Bank Indonesia.
In

A

Surat No. 012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 perihal Transaksi


PT. Bank Bali Dengan Bank Beku Operasi (BBO).
ah

lik

Dan juga klaim yang diajukan oleh PT. BDNI kepada BPPN dengan
alamat Bank Indonesia yaitu :
 Surat PT. BDNI No. 283/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
m

ub

perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.



ka

Surat PT. BDNI No. 284/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998


ep

perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.


ah

45
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Surat PT. BDNI No. 309/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998

a
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

si
 Surat PT. BDNI No. 310/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998

ne
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

ng
 Surat PT. BDNI Mo. 311/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

do
gu  Surat PT. BDNI No. 313/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

In

A
Surat PT. BDNI No. 314/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

ah

lik
Surat PT. BDNI No. 154/MGT/06/1998 tanggal 20 Juli 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.
Terhadap permohonan PT. Bank Bali Tbk dan PT. BDNI ditolak oleh
am

ub
Bank Indonesia dengan surat yang ditujukan kepada Tim Pemberesan
PT. BDNI (BBO) yang tembusannya kepada : (1). Ketua BPPN, (2).
ep
Direksi PT. Bank Bali Tbk, (3). Urusan Bank-Bank pada Bank Indo-
k

nesia, (4). Bagian Administrasi dan Informasi Pengawasan Intern Bank


ah

Indonesia, yaitu :
R

si
 Surat No. 31/631/UPPB/AdP tanggal 23 September 1998 perihal

ne
Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
ng

 Surat No. 31/635/UPPB/AdP tanggal 24 September 1998 perihal


Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.

do
gu

 Surat No. 31/653/UPPB/AdP tanggal 28 September 1998 perihal


Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
In

A

Surat No. 31/687/UPPB/AdP tanggal 5 Oktober 1998 perihal klaim


PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
ah


lik

Surat No. 31/713/UPPB/AdP tanggal 13 Oktober 1998 perihal


Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
 Surat No. 31/738/UPPB/AdP tanggal 16 Oktober 1998 perihal
m

ub

Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT.Bank Bali Tbk.



ka

Surat No. 31/775/UPPB/AdP tanggal 20 Oktober 1998 perihal


ep

Klaim PT. BDNI Atas Kewajiban Kepada PT. Bank Bali Tbk.
ah

46
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Alasan penolakan Bank Indonesia adalah klaim dari PT.Bank Bali Tbk

a
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu :

si
 Kewajiban Debitur kepada PT. Bank Bali Tbk terlambat didaftarkan
kepada BPPN dan Bank Indonesia.

ne
ng
 Debitur terlambat mengajukan klaim atas kewajibannya kepada PT.
Bank Bali Tbk.

do
gu
2. Setelah usaha pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk maupun oleh PT.
BDNI tersebut ditolak, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA

In
selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R.
A
Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat Prima bekerja
sama dengan Rudy Ramli, A. A. Baramuli, Tanri Abeng, Marimutu
ah

lik
Manimaren, Bambang Subianto, Syahril Sabirin, Erman Munzir, Firman
Soetjahja, Rusli Suryadi melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
am

ub
2.1. Mengadakan pertemuan dengan saksi Rudy Ramli pada bulan
November dan Desember 1998 bertempat di Kuningan Plaza
Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan dan di PT. Bank Bali
ep
k

Tbk yang membicarakan tentang tagihan PT. Bank Bali Tbk


ah

kepada PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) terhadap


R

si
transaksi SWAP dan Money Market yang telah jatuh tempo
pada bulan Maret 1998 dan saksi Rudy Ramli meminta bantuan

ne
ng

kepada Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA untuk


menagih kepada BPPN karena Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

do
gu

TJANDRA mempunyai banyak kenalan kepada pejabat-pejabat


pemerintah, sedangkan piutang PT. Bank Bali Tbk kepada PT.
BDNI telah dijamin oleh Pemerintah RI berdasarkan Keppres
In
A

Nomor 26 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan


RI Nomor 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998. Oleh
ah

lik

karena PT. Bank Bali Tbk telah 10 kali mengajukan


permohonan klaim dana PT. Bank Bali Tbk atas PT. BDNI
m

ub

kepada BPPN dan Bank Indonesia, tetapi selalu ditolak dengan


alasan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan karena
ka

bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama antara Ketua


ep

BPPN dengan Direktur Bank Indonesia


ah

47
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.

a
I/BPPN/1998

si
Pada pertemuan itu Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
menyanggupi untuk menagih klaim PT. Bank Bali Tbk kepada

ne
ng
BPPN dengan cara mempengaruhi pejabat yang mempunyai
otoritas untuk pencairan dana piutang PT. Bank Bali Tbk, diluar

do
gu ketentuan yang berlaku (SKB tanggal 6 Maret 1998) tersebut.
Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi
Money Market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank

In
A
Dagang Nasional Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun
1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,- dan USD 45.000.000,-
ah

lik
ternyata bertentangan / tidak sesuai dengan prosedur dan
persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 ayat (2)
am

ub
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No.
10 Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib
memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-
ep
k

ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas


ah

manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain


R

si
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan

ne
ng

kenyataannya bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di


Bank Indonesia pada tanggal 27 November 1997 telah overdraft

do
sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT.
gu

BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30 Desember 1997 telah


overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,- yang seharusnya
In
A

PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu pula PT.


Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap
ah

lik

keadaan keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi


SWAP dan Money Market, namun ketentuan tersebut tidak
ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu
m

ub

melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk.


ka

Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI


ep

sebagai Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan


ah

48
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permasalahan dan pengelolaannya kepada Badan Penyehatan

a
Perbankan Nasional (BPPN).

si
2.2. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku
Direktur PT. Era Giat Prima mengikat Perjanjian Pengalihan /

ne
ng
Cessie Tagihan dengan PT. Bank Bali Tbk yang diwakili oleh
saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT.Bank Bali Tbk dan

do
gu saksi Rusli Suryadi selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk dengan
Surat Perjanjian Nomor 002/P.EGP/I-99 tanggal 11 Januari
1999 yang isinya antara lain bahwa pihak PT. Bank Bali Tbk

In
A
mengalihkan tagihan sebesar Rp. 798.091.770.000,00 terhadap
PT.BDNI dan PT. BUN dimana Surat Perjanjian tersebut tanpa
ah

lik
diikuti dengan penyerahan dokumen bukti transaksi oleh pihak
PT. Bank Bali Tbk dan tanpa penyerahan dana pembayaran
am

ub
atau jaminan pembayaran oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima, sehingga Surat
Perjanjian Pengalihan Cessie Tagihan tersebut merupakan
ep
k

perjanjian yang bersifat proforma. Kemudian Terdakwa DJOKO


ah

SOEGIATRO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima


R

si
membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Nomor
002/SP-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 yang isinya antara

ne
ng

lain "Bahwa sesuai dengan Pasal 2 Perjanjian Cessie PT. Era


Giat Prima akan menyerahkan surat-surat berharga yang

do
diterbitkan oleh PT. Bank Bali Tbk dan Bank-Bank Pemerintah
gu

atau BUMN sebesar Rp. 798.091.770.000,00 kepada Bank-


Bank, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak penandata-
In
A

nganan perjanjian tersebut". Dan surat pernyataan inipun


bersifat proforma, karena tidak dipenuhi oleh Terdakwa DJOKO
ah

lik

SOEGIARTO TJANDRA;
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDARA membuat
Surat Kuasa Nomor 02/SK-EGP/III-99 tanggal 29 Maret 1999
m

ub

dan memerintahkan agar surat tersebut ditandatangani oleh


ka

Drs. R. Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat


ep

Prima dan memberi kuasa kembali kepada Rudy Ramli selaku


ah

49
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk serta Rusli Suryadi selaku

a
Direktur PT. Bank Bali Tbk yang isinya antara lain bahwa PT.

si
Era Giat Prima memberi kuasa kepada PT. Bank Bali Tbk untuk
menagih kepada PT. BDNI Tbk (Debitur) sesuai Surat

ne
ng
Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan Nomor 02/PEGP/I-99
tanggal 11 Januari 1999 sebesar Rp. 1.277.543.706.583,-, hal

do
gu ini bertentangan dengan
perjanjian/persetujuan sebagaimana diatur dalam peraturan
prinsip-prinsip hukum

perundang-undangan;

In
A
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA membuat
Surat Pernyataan Nomor 005/SP-EGP/IV-99 tanggal 12 April
ah

lik
1999 yang ditandatangani oleh DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
selaku Direktur PT. Era Giat Prima yang isinya antara lain
am

ub
bahwa sesuai dengan Pasal 2 Perjanjian Pengalihan/Cessie
Tagihan Nomor : 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 akan
menyerahkan kepada PT. Bank Bali Tbk surat-surat berharga
ep
k

PT. Bank Bali Tbk atau Bank-Bank Pemerintah atau BUMN


ah

seluruhnya senilai Rp. 789.91.777.000,- selambat-lambatnya


R

si
tanggal 11 Juni 1999, dilaksanakan oleh Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA. Bahwa Terdakwa DJOKO

ne
ng

SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima


sesuai dengan perjanjian cessie dengan PT. Bank Bali Tbk

do
kemudian mengajukan 10 buah Surat Permohonan Klaim PT.
gu

Bank Bali Tbk kepada BPPN dengan surat Nomor :


 002/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
In
A

 007/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


 008/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
ah

lik

 011/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


 014/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
m

ub

 015/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


 018/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
ka


ep

021/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.


ah

50
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 024/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

a
 027/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

si
Surat-surat tersebut ditandatangani oleh Drs. Setya Novanto

ne
dan Drs. Tjahja Sathiadi.

ng
2.3. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDARA bersama
Setya Novanto, Rudy Ramli, Firman Sutjahya, Pande

do
gu Nasorahona Lubis bersepakat untuk menempuh cara memper-
cepat proses pencairan dana piutang PT. Bank Bali Tbk diluar

In
prosedur yang berlaku yaitu menyimpang dari Surat Keputusan
A
Bersama No. 30/270/KEP/DIR
I/BPPN/1998
ah

lik
tanggal 6 Maret 1998 dengan cara terobosan mempengaruhi
pejabat-pejabat yang mempunyai otoritas memproses dan
am

mencairkan dana jaminan pemerintah terhadap kewajiban

ub
pembayaran Bank Umum, khususnya klaim PT. Bank Bali Tbk.
Cara-cara yang ditempuh antara lain :
ep
k

a. Dari hasil pertemuan di Bank Indonesia tanggal 8 dan 11


Februari 1999 pagi antara pihak BPPN (Pande Nasorahona
ah

R
Lubis), Bank Indonesia (Dragono Lisan, Erman Munzir) dan

si
PT. Bank Bali Tbk (Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi dan

ne
ng

Hendri Kurniawan), yang membahas tentang klaim PT. Bank


Bali Tbk, namun pihak Bank Indonesia tetap menolak karena
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan;

do
gu

b. Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA mengambil


inisiatif mengadakan pertemuan-pertemuan dan
In
A

pembicaraan antara DJOKO SOEGIARTO TJANDRA,


Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi, Setya Novanto, A .A.
ah

Baramuli, Tanri Abeng, Pande Nasorahona Lubis, dan


lik

Syahril Sabirin pada tanggal 11 Februari 1999 sore hari di


Hotel Mulia Jakarta ;
m

ub

c. Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel


Mulia Jakarta dibicarakan masalah pencairan piutang
ka

ep

PT.Bank Bali Tbk, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan


ah

51
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Pertemuan

a
dipimpin oleh A.A. Baramuli, selanjutnya Firman Soetjahja

si
selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande
Nasorahona Lubis tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi,

ne
ng
diminta segera membuat surat kepada Ketua BPPN.
Selanjutnya PT. Bank Bali Tbk dengan surat Nomor

do
gu 012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan
kepada Ketua BPPN yang isinya menguraikan tentang
Transaksi PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang

In
A
Negara Indonesia (BDNI) yang ditandatangani oleh Rudy
Ramli dan Firman Soetjahja ;
ah

lik
2.4. Sehubungan dengan surat permohonan klaim PT. Bank Bali
Tbk Nomor 012/CL/ 02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang
am

ub
dibuat dan disampaikan kepada BPPN sesuai pertemuan
tanggal 11 Februari 1999 di Hotel Mulia Senayan Jakarta
Selatan kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan
ep
k

pertemuan di Kantor BPPN di Gedung Danamon Lantai 30


ah

Jalan Sudirman Jakarta antara BPPN, Bank Indonesia, PT.


R

si
Bank Bali Tbk pada tanggal 16 dan 17 Februari 1999 yang
dipimpin oleh Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua

ne
ng

BPPN, yang membicarakan tentang Upaya untuk Pencairan


Klaim dana PT. Bank Bali Tbk oleh BPPN dan Bank Indonesia,

do
di samping itu membahas pula mengenai verifikasi terhadap PT.
gu

Bank Bali Tbk.


Tindak lanjut dari hasil pertemuan tersebut saksi Pande
In
A

Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN mengirim surat


kepada Erman Munzir yaitu Kepala UPPB Bank Indonesia
ah

lik

dengan surat Nomor : S-100/PB/BPPN/II/1999 tanggal 18 Fe-


bruari 1999 untuk meminta bantuan Bank Indonesia melakukan
verifikasi terhadap tagihan-tagihan PT. Bank Bali Tbk kepada
m

ub

PT. BDNI dan PT. BUN dari segi kewajaran dan kebenarannya,
ka

berdasarkan surat permohonan PT. Bank Bali Tbk Nomor


ep

012/CL/02/1999 tanggal 12 Februari 1999 ;


ah

52
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kemudian oleh Bank Indonesia dilakukan verifikasi on-site pada

a
PT. Bank Bali Tbk, dan dengan hasil pemeriksaan tersebut

si
telah diberitahukan oleh Bank Indonesia kepada BPPN melalui
surat Nomor 31/1658/UPPB/AdP tanggal 22 Maret 1999 yang

ne
ng
antara lain menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan PT. Bank
Bali Tbk tidak ditemukan indikasi ketidakwajaran dan

do
gu ketidakbenaran transaksi, serta telah sesuai dengan ketentuan
internal, ketentuan lain dan kelaziman transaksi valas atau forex
antara PT. Bank Bali Tbk. dan PT. BDNI. Selain itu Bank

In
A
Indonesia juga menyatakan bahwa sistem kontrol intern PT.
Bank Indonesia juga menyatakan bahwa sistem kontrol intern
ah

lik
PT. Bank Bali Tbk telah memadai, verifikasi hanya dilakukan
sepihak terhadap dokumen-dokumen yang ada pada PT. Bank
am

ub
Bali Tbk selaku Kreditur, sedangkan verifikasi terhadap PT.
BDNI selaku Debitur tidak dilakukan sebagaimana ditentukan
dalam SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR
ep
k

I/BPPN/1998
ah

tanggal 6 Maret 1998, terhadap transaksi SWAP dan Money


R

si
Market antara PT. Bank Bali dengan PT. BDNI yaitu :
PT. BDNI
JENIS TANGGAL JATUH TAGIHAN KEPADA

ne
ng

NO KBWAJIBAN KE BANK BALI


TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BANK BALI
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00
. 01-12-1997 02-03-1998

do
2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00
gu

3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00


4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00
In
7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
A

8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00


9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR 162.000.000.000,00
10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00
TOTAL
ah

IDR 436.717.230.723,00 IDR 185.125.000.000,00


lik

US$ 45,000,000.00 US$ 0


BTO, 4 APRIL 1999
BBO 21 AGUSTUS 1998
m

ub

2.5. Bahwa dalam memproses permohonan PT. Bank Bali Tbk oleh
BPPN yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu
ka

ep

SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998


I/BPPN/1998
ah

53
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hal ini sejalan dengan memori internal BPPN Nomor: 008 BL

a
tanggal 9 April 1999 yang ditandatangani oleh Indra R. Sunyoto,

si
Toto Budiarso dan Edgar Affandi dari Divisi Liabilities, yang
isinya bahwa saksi Pande Nasorahona Lubis telah mereko-

ne
ng
mendasikan klaim PT. Bank Bali Tbk terhadap PT. BDNI
diselesaikan sebagai berikut :

do
gu a. Adanya pengecualian terhadap ketentuan SKB Nomor :
30/270/KEP/DIR
I/BPPN/1998
tanggal 6 Maret 1998

yang tidak dipenuhi persyaratan administratif yakni di luar

In
A
kendali Kreditur (PT. Bank Bali Tbk), maka harus dimintakan
persetujuan Menteri Keuangan RI.
ah

lik
b. Klaim PT. Bank Bali Tbk dapat dibayarkan setelah
rekomendasi (a) dilakukan dengan catatan :
am

ub
 Netting transaksi forward senilai Rp. 1.131.250.000,00
dikeluarkan dari klaim karena menurut verifikasi Bank
Indonesia bukan jenis kewajiban yang dijamin.
ep
k

 Mengingat SKB tidak secara specifik mengatur overdue


ah

interest klaim PT. Bank Bali Tbk untuk memperoleh


R

si
overdue interest tidak dilayani.
Dan Nota Dinas Ketua BPPN kepada Menteri Keuangan

ne
ng

Nomor ND-05/BPPN/04/99 tanggal 22 April 1999 perihal


Klaim PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI yang isinya

do
gu

antara lain agar klaim PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI
dapat dibayarkan. Namun Bambang Subianto selaku
Menteri Keuangan pada waktu itu tidak menyetujui karena
In
A

klaim PT. Bank Bali Tbk belum memenuhi persyaratan


sesuai ketentuan yang berlaku.
ah

lik

2.6. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA pada


tanggal awal bulan Mei 1999 bertempat di rumah saksi Tanri
m

ub

Abeng di Jalan Simprug Golf 12 Blok A.3, Jakarta Selatan telah


mengadakan pertemuan sebanyak 10 (sepuluh) kali yang
ka

dihadiri oleh saksi A. A. Baramuli, Drs. R. Setya Novanto, Materi


ep

pembicaraan Tanri Abeng dan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO


ah

54
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
TJANDRA berupaya untuk mencairkan klaim PT. Bank Bali Tbk

a
yang akan diatur strategi dan teknisnya oleh Pande Nasorahona

si
Lubis;
2.7. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA

ne
ng
mengadakan pertemuan dengan A. A. Baramuli, Tanri Abeng,
Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu Manimaren bertempat di

do
gu rumah A. A. Baramuli sebanyak 2 (dua) kali pada bulan Mei
1999 yang membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali Tbk.
Dalam setiap pertemuan, Tanri Abeng selalu bertindak sebagai

In
A
pemimpin dalam usaha pencairan klaim PT. Bank Bali Tbk dan
menentukan peran-peran apa yang harus dilakukan oleh A.A.
ah

lik
Baramuli, Drs. R. Setya Novanto, Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA, masing-masing mereka telah diberi
am

ub
tugas oleh Tanri Abeng. Tanri Abeng selalu mengatakan bahwa
setelah klaim PT. Bank Bali Tbk dananya dapat kita cairkan
maka kita akan memproses pencairan lagi bank-bank yang
ep
k

bermasalah yang mempunyai kewajiban tagihan antara bank


ah

yang sudah masuk ke BPPN.


R

si
2.8. Pada tanggal-tanggal dalam bulan Mei 1999 bertempat di
rumah Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA sebanyak 2

ne
ng

(dua) kali pertemuan yang dihadiri oleh Terdakwa DJOKO


SOEGIARTO TJANDRA, Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu

do
Manimaren;
gu

Pada pertemuan itu membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali


Tbk kepada BPPN dan telah diatur oleh Tanri Abeng.
In
A

Selanjutnya Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA


mengatakan bahwa ia sudah mengatur rapi orang-orang di
ah

lik

Bank Indonesia dan Bank Indonesia dan BPPN untuk


memperlancar pencairan klaim PT. Bank Bali Tbk.
2.9. Pertemuan di Kantor Bank Indonesia pada tanggal 24 Mei 1999
m

ub

yang dihadiri oleh Bambang Subianto (Menteri Keuangan),


ka

Ketua BPPN dan Gubernur Bank Indonesia yang


ep

membicarakan tentang obligasi untuk rekapitulasi perbankan


ah

55
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan mengenai pembayaran klaim PT. Bank Bali Tbk.

a
Pada tanggal 25 Mei 1999 jam 09.30 wib Marimutu Manimaren

si
menelepon Bambang Subianto dengan memberikan nomor
telepon Rudy Ramli. Selanjutnya Marimutu Manimaren

ne
ng
menelpon Rudy Ramli dan sepakat untuk bertemu di Caffee
Shop Grand Hyatt Hotel, kemudian di Hotel Grand Hyatt

do
gu diadakan pertemuan antara
Manimaren yang membicarakan tentang Klaim PT. Bank Bali
Rudy Ramli dan Marimutu

Tbk. ;

In
A
2.10. Pada tanggal 26 Mei 1999 sore hari Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA menghubungi Marimutu Manimaren
ah

lik
dengan maksud untuk minta diperkenalkan dengan Bambang
Subianto, kemudian Marimutu Manimaren menghubungi
am

ub
Bambang Subianto untuk minta ijin datang kerumahnya,
disepakati berkumpul di Hotel Mulia Jakarta Selatan.
Selanjutnya Marimutu Manimaren dan Terdakwa DJOKO
ep
k

SOEGIARTI TJANDRA bersama Rudy Ramli sudah menunggu


ah

di Lobby Hotel Mulia Jakarta Selatan, kemudian pada jam 20.30


R

si
WIB bersama-sama ke rumah Bambang Subianto. Sesampai di
rumah Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA menanyakan

ne
ng

mengenai masalah tagihan beberapa perusahaan di bawah


Grup Mulia kepada BPPN termasuk membicarakan klaim PT.

do
Bank Bali Tbk., pertemuan berjalan ± 20 menit ;
gu

Selanjutnya Menteri Keuangan RI (Bambang Subianto) dengan


Surat Nomor SK-176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999 perihal
In
A

Surat Kuasa Umum Dalam Rangka Pembayaran Jaminan


Pemerintah Terhadap Kewajiban Bank, bahwa Menteri
ah

lik

Keuangan RI memberikan Otorisasi Pendebetan Rekening


Nomor 502.000.002 atas nama Bendaharawan Umum Negara
untuk obligasi dalam rangka penjaminan terhadap kewajiban
m

ub

dari Bank-Bank Umum dan BPR yang realisasinya diserahkan


ka

kepada BPPN untuk dibayarkan oleh Bank Indonesia, tanpa


ep

melalui Dirjen Anggaran Departemen Keuangan. Besarnya


ah

56
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Surat Utang Pemerintah sebagai jaminan senilai Rp.

a
53.779.000.000.000,00.

si
3. Pelaksanaan verifikasi on-site tersebut yang bersumber dari
permohonan PT. Bank Bali Tbk dan permohonan Terdakwa DJOKO

ne
ng
SOEGIARTO TJANDRA sebagaimana diuraikan di atas telah diproses
saksi Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN tanpa

do
gu
dilakukan verifikasi terhadap debitur (PT. BDNI) dinilai tidak sesuai
dengan SKB tanggal 6 Maret 1998 yang menyatakan bahwa klaim
yang tidak memenuhi persyaratan tidak dapat diproses lebih lanjut

In
A
oleh Bank Indonesia termasuk tidak perlu dilakukan verifikasi on-site
pada Bank Kreditur. Sedangkan yang wajib dilakukan verifikasi adalah
ah

lik
terhadap PT. BDNI oleh Bank Indonesia dan BPPN sebagai syarat
mutlak sebelum memproses permohonan klaim PT. Bank Bali Tbk.
am

ub
Oleh karenanya pencairan dana terhadap PT. Bank Bali Tbk tidak sah
tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI selaku Debitur.
Selanjutnya atas kesepakatan BPPN dan Bank Indonesia diterbitkan
ep
k

Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dengan Ketua


ah

BPPN Nomor : 32/46/KEP/DIR tanggal 14 Mei1999


R

si
181/BPPN/05/99
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah

ne
ng

Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.


Yang isinya antara lain : "Perjanjian klaim dapat dimintakan oleh

do
Kreditur (PT.Bank Bali Tbk) kepada BPPN dan Bank Indonesia. Dalam
gu

hal Kreditur mengetahui bahwa kewajiban Bank tidak dapat


didaftarkan, Kreditur yang bersangkutan dapat langsung melakukan
In
A

pendaftaran kepada BPPN dengan menggunakan formulir 5".


Bahwa Surat Keputusan Bersama tersebut terdapat cacat hukum
ah

lik

karena diberi tanggal mundur dan belum disosialisasikan oleh saksi


Pande Nasorahona Lubis sesuai memo dari Indra R. Sunyoto dan
Toto Budiarso kepada Pande Nasorahona Lubis sebagai Wakil Ketua
m

ub

BPPN Nomor 14-07.BL tanggal 30 Mei 1999 tentang Laporan


ka

Permasalahan Penting yang isinya antara lain "Kami menunggu Bapak


ep

untuk mendistribusikan SKB baru tentang Penjaminan Pemerintah


ah

57
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Untuk Kewajiban Pembayaran Bank Umum Kepada Seluruh Perban-

a
kan (BTO dan BBKO/BBO) yang menurut Bapak untuk dilaksnakan

si
pada minggu pertama, Juni 1999 yakni setelah selesainya masalah
penyusunan rencana penerbitan obligasi pemerintah";

ne
ng
Bahwa Surat Keputusan Bersama ini dimaksudkan untuk
menghalalkan penyimpangan dalam pencairan dana kepada PT. Bank

do
gu
Bali Tbk yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia atas perintah
BPPN.
4. BPPN dengan Surat Nomor PB-380/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999

In
A
dan Nomor PB-385/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999 perihal
Pendebetan R/K 502.000.002 yang ditandatangani oleh Farid Harianto
ah

lik
dan Pande Nasorahona Lubis yang ditujukan kepada Kepala Urusan
Akunting dan Sistim Pembayaran yang isinya antara lain : meminta
am

ub
kepada Bank Indonesia agar membayarkan kepada PT. Bank Bali Tbk
rekening Nomor 523.013.000 atas beban R/K 502.000.002
Bendaharawan Umum Negara untuk obligasi dalam rangka
ep
k

penjaminan sebesar Rp. 904.642.428.369,00 dengan rincian sebagai


ah

berikut :
R

si
1) Transaksi yang telah dinetting Rp. 435.585.980.723,-;
2) Overdue Interest sebesar Rp. 228.781.447.646,-;

ne
ng

3) Transaksi SWAP yang masih terbuka/belum dinetting yaitu


kewajiban BDNI kepada PT. Bank Bali Tbk sebesar US$

do
45.000.000,- sesuai ketentuan SKB dibayarkan dalam rangka mata
gu

uang rupiah dengan kurs pasar pada hari pembayaran (US$1


Rp.8.120,-) setelah dikurangi dengan kewajiban PT. Bank Bali Tbk
In
A

kepada PT. BDNI sebesar Rp. 185.125.000.000,00. Semua


transaksi tersebut harap dibukukan dengan valuta tanggal hari ini
ah

lik

(1 Juni 1999);
Bahwa BPPN memproses klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT.
BDNI tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI yang merupakan
m

ub

syarat untuk penilaian keabsahan transaksi, selanjutnya BPPN (Pande


ka

Nasorahona Lubis) menentukan besarnya bunga sehingga tagihan PT.


ep

Bank Bali Tbk menjadi Rp. 904.642.428.369,00 yang bersumber dari


ah

58
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permohonan yang telah ditolak karena tidak memenuhi syarat dan /

a
atau menggunakan dasar Cessie yang cacat hukum. Selanjutnya

si
BPPN meminta kepada Bank Indonesia untuk melakukan pembayaran
kepada PT. Bank Bali Tbk tanpa persetujuan Menteri Keuangan, tanpa

ne
ng
penunjukan specimen tanda tangan dari Ketua BPPN yang
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan administratif perbankan

do
gu
pada umumnya;
Bahwa permintaan BPPN tersebut telah dibayarkan kepada PT. Bank
Bali Tbk dana sebesar Rp. 904.642.428.369,00 yang pencairannya

In
A
dilakukan secara cepat dalam satu hari ke rekening PT. Bank Bali Tbk
Nomor 523.013.000 oleh Bank Indonesia atas persetujuan Syahril
ah

lik
Sabirin selaku Gubernur Bank Indonesia;
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era
am

ub
Giat Prima bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank Bali
Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat
Prima akan memperoleh 60 % dari nominal klaim dengan melakukan
ep
k

upaya-upaya untuk mempercepat proses pencairan dana klaim PT.


ah

Bank Bali Tbk secara melawan hukum yang menyimpang di luar


R

si
ketentuan-ketentuan
SKB Nomor: 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998

ne
ng

I/BPPN/19998
dengan kegiatan-kegiatan antara lain sesuai dengan kesepakatan

do
antara PT. Era Giat Prima (DJOKO SOEGIARTO TJANDRA) dengan
gu

PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia, seolah-olah
proses pencairan dilakukan sesuai prosedur.
In
A

B. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
badan yaitu :
ah


lik

Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era


Giat Prima bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank Bali
m

Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat
ub

Prima akan memperoleh 60 % dari nominal klaim dengan melakukan


ka

upaya upaya untuk mempercepat proses pencairan dana PT. Bank


ep

Bali Tbk secara melawan hukum yang menyimpang di luar ketentuan-


ah

59
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ketentuan SKB Nomor: 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998

a
I/BPPN/1998

si
dengan kegiatan-kegiatan antara lain sesuai dengan kesepakatan
antara PT. Era Giat Prima (DJOKO SOEGIARTO TJANDRA) dengan

ne
ng
PT. Bank Bali Tbk (Rudy Ramli) bahwa permohonan tetap diajukan
oleh PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia, seolah-

do

gu
olah proses pencairan dilakukan sesuai prosedur;
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.

In
Era Giat Prima pada tanggal 3 Juni 1999 menerima dana dari PT.
A
Bank Bali Tbk sebesar Rp. 404.642.428.369,00 masuk ke rekening
PT. Era Giat Prima No. 0701026934 di PT. Bank Bali Tbk Sudirman
ah

lik
Jakarta. Selanjutnya pada tanggal 10 Juni 1999 menerima lagi
sebesar Rp. 141.826.116.369,00 dengan demikian jumlah seluruh
am

ub
dana yang dipindahbukukan ke rekening PT. Era Giat Prima di PT.
Bank Bali Tbk menjadi sebesar Rp. 546.468.544.738,- yang
merupakan komisi atau fee atau hadiah bagi Terdakwa DJOKO
ep
k

SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima;


ah

 Setelah Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur


R

si
PT. Era Giat Prima menerima dana sebesar Rp.546.468.544.738,00
dari pembayaran klaim oleh BPPN, kemudian Terdakwa DJOKO

ne
ng

SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima meminta


kepada PT. Bank Bali Tbk Sudirman Jakarta agar ditransfer ke

do
gu

rekening PT. Era Giat Prima Nomor 246.0000.42755.001 sebesar Rp.


120.000.000.000,- dan rekening Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA Nomor 246.0000.44664.001 sebesar Rp. 426.466.119.369,-
In
A

pada BNI Rasuna Said Jakarta ;


Dana dari rekening tersebut dipindahkan/ditransfer ke bank lain yaitu :
ah

lik

pemindahan dana dari rekening PT. Era Giat Prima untuk:


NAMA NAMA BANK/
NO TANGGAL JUMLAH (Rp)
PENERIMA NO.REK
m

ub

1 2 3 4 5
104-06-1999 PT. UNGARAN BNI. JPU 40.000.000.000
.
04-06-1999 SARI GARMENT JAKARTA 10.000.000.000
ka

04-06-1999 259.000.623.036.2 21.700.000.000


01 3.000.000.000
ep

08-06-1999
09-06-1999 1.500.000.000
ah

60
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. 04-06-1999 DJOKO BNI RASUNA 7.800.000.000

a
SOEGIARTO SAID
TJANDRA 246.0000.44664.0

si
01
3. 09-06-1999 PT. LIPPO PLAZA 30.000.000.000
UNGARAN BII

ne
ng
SARI 573.30.00022.9
GARMENT
4. 09-06-1999 MANIMAREN LIPPO PLAZA 5.000.000.000

do
IND

5.
gu
09-06-1999 M.S. RALIE NIAGA GAJAH
572.30.00021.1
1.000.000.000
SIREGAR MADA

In
A
Pemindahan Dana dari rekening DJOKO SOEGIARTO TJANDRA :
NAMA NAMA BANK/
NO TANGGAL JUMLAH (Rp)
PENERIMA NO.REK
ah

1 2 3 4 5

lik
1. 08-06-1999 SETYA NOVANTO BNI,PONDOK 1.500.000.000
INDAH
617.687.001
2. 08-06-1999. TIDAK JELAS BANKER TRUST 7.790.000.000
am

ub
CO. SING. CUST.
NO. 004968
3. 08-06-1999 MULIA, INC USA WELL FARGO 799.000.000
BANK,
022.1780133
ep
k

4. 08-06-1999 ANNA BOENTARAN BNI, RASUNA 200.000.000.000


SAID
ah

DEPOSITO 1
BULAN
R

si
AD645276,AD64527
7
5. 09-06-1999 ENGGARTIASTO LIPPO, PANGLIMA 10.000.000.000

ne
ng

LUKITO POLIM
706.30.016171
6. 09-06-1999 ARUNG GAUK LIPPO, LIPPO 43.300.000.000
JARE CENTER

do
38.30.01870.8
gu

7. 10-06-1999 BONG NO LIE BNI, JPU 5.000.000.000


259.000.762.131.
901
8. 11-06-1999 TARIK TUNAI BNI, JPU 134.100.000
In
A

9. 14-06-1999 PT. SANIHARTO 43.675.000


10. 14-06-1999 O.C.KALIGIS BCA, DUTA 500.000.000
MERLIN
11. 14-06-1999 IWAN DIPO INT 400.000.000
ah

lik

TJAHJADIKARTA PECENONGAN
12. 14-06-1999 DOC A.N BNI, RASUNA SAID 120.000.000.000
DJOKO S.
TJANDRA
m

ub

13. 14-06-1999 PT. INDONWOOD BNI,RASUNA SAID 5.000.000.000


RIMBA PRATAMA 246.0000.1073.003
14. 15-06-1999 - COUTTS 7.385.000.000
ka

BANKSAID
(SCHWWLZ)
ep

15. 17-06-1999 DJOKO S LIPPO, KUNINGAN 105.696.956


TJANDRA PLAZA
ah

16. 18-06-1999 GANI DJEMAT & DEUTSCHE BANK 2.000.000.000


PARTNERS 610008813000
R

17. 18-06-1999 - PT. BANK BALI Tbk 22.800.000.000


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
18. 18-06-1999 PT.UNGARAN SARI BNI, JPU 1.000.000.000

a
GARMEN 250.000.623.036.
19. 23-06-1999 PT. ASTRIA BCA, KEMANG 907.980.000

si
24-06-1999 PERKASA - SDA - 779.153.630
. VALASINDO
- SDA -

ne
ng
20. 24-06-1999 DJOKO S TARIK TUNAI 100.000.000
TJANDRA
21. 25-06-1999 JUDITH DIRKIN AMEX BANK 500.000.000
22. 25-06-1999 PT. CITRA CIPTA BCA WAHID 127.630.000

do
BIKA HASYIM
23. gu
06-07-1999 DEPOSITO
DJOKO S
TJANDRAO
BNI, RASUNA SAID 5.000.000.000

24. 09-07-1999 DEPOSITO ANNA MANDIRI WISMA 200.000.000.000

In
A
BOENTARAN STACO
25. 13-07-1999 PT. GELORA RAYA LIPPO CENTER 25.437.500.000
26. 14-07-1999 DJOKO S MANDIRI WISMA 93.000.000.000
TJANDRA STACO
ah

lik
27. 14-07-1999 LIEM CHEE DBS BANK 198.500.000
CHIAN SINGAPORE
0010883470
28. 14-07-1999 SCHOENI ART HONGKONG 67.954.400
am

ub
GALLERY LTD
29. 19-07-1999 LIEM CHEE DBS BANK 198.500.000
CHIAN SINGAPORE
0010883470
30. 20-07-1999 R.C. MANDIRI PLAZA 500.000.000
ep
MURSINAWATI BAPINDO
k

31. 27-07-1999 TARIK TUNAI - 69.950.000


32. 05-08-1999 MULTICO SIME BANK BHD 113.599,974
ah

BUILDING A SINGP.058004949-5
R
PRODUCT PTE.

si
LTD
33. 05-08-1999 UNITED - 64.573.493
WORLD

ne
ng

COLLEGE
JUMLAH 755.016.814.253

do

gu

Surat Keputusan Ketua BPPN Nomor : SK.423/ BPPN/1099 tanggal 15


Oktober 1999 yang isinya :
1. Membatalkan Perjanjian Cessie, PP 007 dan PP 008 antara PT.
In
A

Bank Bali Tbk dengan PT. Era Giat Prima.


2. Memerintahkan kepada PT. Bank Bali Tbk untuk memindahkan
ah

lik

seluruh jumlah yang telah diterima sebagai pembayaran dalam


rangka penjaminan pemerintah sebesar Rp. 904.642.428.369,00
m

ub

dalam rekening PT. Bank Bali Tbk di Bank Indonesia Nomor :


523.013.000 agar untuk selanjutnya sepenuhnya dikuasai dan
ka

dimiliki oleh PT. Bank Bali Tbk dan dengan demikian seluruh
ep

jumlah dana tersebut digunakan sebagai dana rekapitalisasi PT.


ah

62
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Bali Tbk.

a
C. Yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara

si
dan atau perekonomian negara atau diketahui atau patut disangka
olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara atau

ne
ng
perekonomian negara, dilakukan dengan perbuatan-perbuatan yaitu :
 Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA mengambil inisiatif

do
gu
mengadakan pertemuan-pertemuan dan pembicaraan antara DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA, Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi, Setya

In
Novanto, A. A. Baramuli, Tanri Abeng, Pande Nasorahona Lubis dan
A
Syahril Sabirin pada tanggal 11 Februari 1999 sore hari di Hotel Mulia
Jakarta;
ah

lik
Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel Mulia
Jakarta dibicarakan masalah pencairan piutang PT. Bank Bali Tbk,
am

ub
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencari jalan keluar untuk
mengatasinya. Pertemuan dipimpin oleh A.A. Baramuli, selanjutnya
Firman Soetjahja selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande
ep
k

Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN tentang kesulitan-


ah

kesulitan yang dihadapi, selanjutnya diminta segera melaporkan


R

si
kepada Ketua BPPN. Atas saran saksi Pande Nasorahona Lubis
tersebut, kemudian PT. Bank Bali Tbk dengan surat Nomor

ne
ng

012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan kepada Ketua


BPPN yang isinya menguraikan tentang Transaksi PT. Bank Bali Tbk

do
dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (PT. BDNI) yang
gu

ditandatangani oleh Rudy Ramli dan Firman Soetjahja;


Sedangkan verifikasi terhadap PT.BDNI selaku Debitur yang
In
A

merupakan syarat yang diwajibkan tidak dilakukan sebagaimana


ditentukan dalam SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret
ah

lik

1998
I/BPPN/1998
terhadap transaksi SWAP dan Money Market antara PT. Bank Bali Tbk
m

ub

dengan PT. BDNI yaitu :


ka

PT. BDNI
ep

JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA


NO
TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI
ah

63
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00

a
. 01-12-1997 02-03-1998

si
2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00
3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00
4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00

ne
ng
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00
7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00

do
9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00
10. SWAPgu 12-12-1997 12-06-1998
TOTAL
US$ 5,000,000.00
IDR 436.717.230.723,00
US$ 45,000,000.00
IDR 23.125.000.000,00
IDR185.125.000.000,00
US$ 0
BTO, 4 APRIL 1999

In
A
BBO 21 AGUSTUS 1998
 Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi money
market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional
ah

lik
Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp.
436.717.230.723,- dan USD 45,000,000.- ternyata ketentuan/tidak
am

ub
sesuai dengan prosedur dan persyaratan menurut ketentuan dalam
Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk
ep
k

wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-


ah

ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas management,


R

si
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai

ne
ng

dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya bahwa saldo


giro rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada tanggal 27

do
gu

November 1997 telah overdraft sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan


posisi keuangan PT. BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30
Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,-
In
A

yang seharusnya PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu


pula PT. Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap
ah

lik

keadaan keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi SWAP


dan money market, namun ketentuan tersebut tidak ditaati sehingga
m

ub

pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu melakukan kewajiban
pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk;
ka

Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI sebagai


ep

Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan permasalahan dan


ah

64
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pengelo-laannya kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional

a
(BPPN);

si
Dengan demikian kewajiban pembayaran PT. BDNI kepada PT. Bank
Bali Tbk tidak termasuk dalam program penjaminan pemerintah

ne
ng
sebagaimana yang ditentukan dalam Keppres Nomor 26 Tahun 1998
jo Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 26/KMK.017/1998

do
gu
tanggal 28 Januari 1998 jo SKB Direksi Bank Indonesia dengan Ketua
BPPN Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.
I/BPPN/1998

In
A
 BPPN dengan Surat Nomor : PB-380/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999
dan Nomor: PB-385/BPPN/ 0699 tanggal 1 Juni 1999 perihal
ah

lik
Pendebetan R/K 502.000.002 yang ditandatangani oleh Farid Harianto
dan Pande Nasorahona Lubis yang ditujukan kepada Kepala Urusan
am

ub
Akunting dan sistem Pembayaran yang isinya antara lain : Meminta
kepada Bank Indonesia agar membayarkan kepada PT. Bank Bali Tbk
rekening Nomor 523.013.000 atas beban R/K 502.000.002
ep
k

Bendaharawan Umum Negara untuk obligasi dalam rangka


ah

penjaminan sebesar Rp. 904.642.428.369,- dengan rincian sebagai


R

si
berikut :
1) Transaksi yang telah dinetting Rp. 435.585.980.723,-;

ne
ng

2) Overdue Interest sebesar Rp. 228.781.447.646,-;


3) Transaksi SWAP yang masih terbuka/belum dinetting yaitu

do
kewajiban BDNI kepada PT. Bank Bali Tbk sebesar US$
gu

45.000.000.00 sesuai ketentuan SKB dibayarkan dalam rangka


mata uang rupiah dengan kurs pasar pada hari pembayaran US $1
In
A

(Rp.8.120,00) setelah dikurangi dengan kewajiban PT. Bank Bali


Tbk kepada PT. BDNI sebesar Rp. 185.125.000.000,00. Semua
ah

lik

transaksi tersebut harap dibukukan dengan valuta tanggal hari ini


(1 Juni 1999).
m

Bahwa BPPN memproses klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT.
ub

BDNI tanpa dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI yang merupakan


ka

syarat untuk penilaian keabsahan transaksi, selanjutnya BPPN (Pande


ep

Nasorahona Lubis) menentukan besarnya bunga sehingga tagihan PT.


ah

65
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Bali Tbk menjadi Rp. 904.642.428.369,00 yang bersumber dari

a
permohonan yang telah ditolak karena tidak memenuhi syarat

si
dan/atau menggunakan dasar Cessie yang cacat hukum. Selanjutnya
BPPN meminta kepada Bank Indonesia untuk melakukan pembayaran

ne
ng
kepada PT. Bank Bali Tbk tanpa persetujuan Menteri Keuangan, tanpa
penunjukan spesimen tanda tangan dari Ketua BPPN yang

do

gu
bertentangan dengan ketentuan ketentuan perbankan pada umumnya;
Bahwa permintaan BPPN tersebut telah dibayarkan oleh Bank

In
Indonesia kepada PT. Bank Bali Tbk dana sebesar Rp.
A
904.642.428.369,- yang pencairannya dilakukan secara cepat dalam
satu hari ke rekening PT. Bank Bali Tbk Nomor 523.013.000 pada
ah

lik
Bank Indonesia atas persetujuan Syahril Sabirin selaku Gubernur
Bank Indonesia;
am

ub
 Akibat perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA bersama
Rudy Ramli, Drs. R. Setya Novanto, Tanri Abeng, Syahril Sabirin,
Marimutu Manimaren, Bambang Subianto, Firman Soetjahja, Rusli
ep
k

Suryadi, yang turut serta melakukan perbuatan dengan Pande


ah

Nasorahona Lubis dan Erman Munzir tersebut, keuangan negara telah


R

si
dirugikan sebesar Rp. 904.642.428.369,00 (sembilan ratus empat
milyar enam ratus empat puluh dua juta empat ratus dua puluh

ne
ng

delapan ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) atau setidak-
tidaknya telah merugikan perekonomian negara;

do
gu

Perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA merupakan


kejahatan yang diatur dan diancam dalam Pasal 1 ayat (2) jo Pasal 1 ayat (1)
sub a jo Pasal 28 jo Pasal 34 c Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 jo
In
A

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64


ayat (1) jo Pasal 1 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
ah

lik

LEBIH SUBSIDAIR LAGI :


m

ub

Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku pribadi atau


selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R. Setya
ka

Novanto, Rudy Ramli, dan orang lain yaitu Firman Soetjahja, Rusli Suryadi,
ep

Tanri Abeng, A. A. Baramuli, Marimutu Manimaren, Syahril Sabirin dan


ah

66
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bambang Subianto yang masing-masing peranannya akan diuraikan di

a
bawah ini dan penuntutan hukumnya terpisah satu dengan yang lain, maupun

si
bertindak sendiri-sendiri, pada waktu dan tempat sebagaimana diuraikan
pada Dakwaan Primair tersebut di atas, secara berturut-turut beberapa kali

ne
ng
yang merupakan beberapa kali yang merupakan beberapa perbuatan yang
berhubungan sedemikian rupa sehingga dapat dipandang sebagai perbuatan

do
berlanjut gu (voortgezette handeling),
TJANDRA bersama Drs. R. Setya Novanto, Rudy Ramli, Firman Soetjahja,
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

Rusli Suryadi, Tanri Abeng, A.A. Baramuli, Syahril Sabirin, Marimutu

In
A
Manimaren, telah turut serta dengan saksi Pande Nasorahono Lubis dan
saksi Erman Munzir melakukan perbuatan yaitu : " Melakukan permufakatan
ah

lik
untuk melakukan tindak pidana tersebut dalam ayat (1) sub b Pasal ini", yaitu
:
am

ub
"Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan, yang secara langsung atau tidak langsung
ep
k

dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara" dengan cara


ah

:
R

si
A. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
badan, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

ne
ng

ada padanya karena jabatan atau kedudukan, yaitu :


1. Atas dasar kesepakatan antara Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

do
TJANDRA selaku Direktur PT. Era giat Prima dengan Rudy Ramli
gu

selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk bahwa Terdakwa DJOKO
SOEGIARTO TJANDRA menyanggupi untuk menagih klaim PT. Bank
In
A

Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia di luar ketentuan-


ketentuan yang berlaku yaitu menyimpang dari SKB Gubernur Bank
ah

lik

Indonesia dengan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional


dengan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional Nomor :
30/270/KEP/DIR
m

ub

I/BPPN/1998
tanggal 6 Maret 1998,
ka

karena Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA mempunyai banyak


ep

kenalan dengan pejabat-pejabat pemerintah yang mempunyai otoritas


ah

67
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
untuk pencairan dana perbankan. Kemudian disepakati bahwa PT.

a
Bank Bali Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era

si
Giat Prima akan memperoleh 60 % dari jumlah nominal pokok dan
bunga, sedangkan PT. Bank Bali Tbk tetap mengajukan permohonan

ne
ng
kepada. BPPN dan Bank Indonesia, sesuai dengan Surat Kuasa
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era

do
gu
Giat Prima kepada Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali
Tbk Nomor : 02/SKEGP/III-99 tanggal 29 Maret 1999 yang sengaja
dibuat secara formalitas sebagai kelanjutan dari Surat Perjanjian

In
A
Pengalihan/Cessie Tagihan Nomor: 002/P.EGP/I-99 tanggal 11
Januari 1999 yang terdapat cacat hukum yaitu tanpa diikuti dengan
ah

lik
penyerahan dokumen bukti transaksi oleh pihak PT. Bank Bali Tbk dan
tanpa penyerahan dana pembayaran atau jaminan pembayaran oleh
am

ub
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era
Giat Prima;
Sedangkan urusan untuk memperlancar pencairan dana klaim PT.
ep
k

Bank Bali Tbk yang dijamin oleh Pemerintah tetap diurus dan
ah

diperjuangkan oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA.


R

si
2. Oleh karena dari hasil pertemuan di Bank Indonesia tanggal 8 dan 11
Februari 1999 antara pihak BPPN (Pande Nasorahona Lubis) Bank

ne
ng

Indonesia (Dragono Lisan, Erman Munzir) dan PT. Bank Bali Tbk
(Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi dan Hendri Kurniawan) yang

do
membahas tentang klaim PT. Bank Bali Tbk yang oleh pihak Bank
gu

Indonesia tetap menolak karena tidak memenuhi persyaratan yang


ditentukan maka Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
In
A

mengambil inisiatif mengadakan pertemuan-pertemuan dan


pembicaraan antara Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
ah

lik

selaku Direktur Era Giat Prima, Firman Soetjahja selaku Direktur PT.
Bank Bali Tbk, Irvan Gunardwi selaku Legal Manager PT. Bank Bali
Tbk, Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat Prima, A. A.
m

ub

Baramuli selaku Ketua Dewan Pertimbangan Agung RI, Tanri Abeng


ka

selaku Menteri Negara Pembinaan BUMN, Pande Sasorahona Lubis


ep

selaku Wakil Ketua BPPN Bidang Divisi Bank Liabilitities dan Syahril
ah

68
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sabirin selaku Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 11 Februari

a
1999 sore hari di Hotel Mulia Jakarta;

si
Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel Mulia
Jakarta dibicarakan masalah pencairan Klaim PT. Bank Bali Tbk,

ne
ng
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencari jalan keluar untuk
mengatasinya. Pertemuan dipimpin oleh A. A. Baramuli, selanjutnya

do
gu
Firma Soetjahja selaku Direktur PT. Bank Bali Tbk didikte oleh Pande
Nasorahona Lubis yang mempunyai jabatan Wakil Ketua BPPN yang
membidangi Divisi Bank Liabilities yang berwenang memproses dan

In
A
mencairkan dana penjaminan pemerintah terhadap kewajiban
pembayaran Bank Umum, agar melaporkan tentang kesulitan-
ah

lik
kesulitan yang dihadapi, selanjutnya diminta segera melaporkan
kepada Ketua BPPN. Selanjutnya PT. Bank Bali Tbk dengan Surat
am

ub
Nomor : 012/ CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 yang ditujukan
kepada Ketua BPPN yang isinya menguraikan tentang transaksi PT.
Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (PT.
ep
k

BDNI) yang ditandatangani oleh Rudy Ramli dan Firman Soetjahja,


ah

sesuai dengan hasil pembicaraan pada pertemuan tanggal 11 Februari


R

si
1999 di Hotel Mulia Senayan Jakarta Selatan;
Karena Pande Nasorahona Lubis adalah Wakil Ketua BPPN yang

ne
ng

mempunyai kewenangan besar dan otoritas karena kedudukannya


sebagai Wakil Ketua BPPN yang membidangi Divisi Bank Liabilities

do
pemproses permohonan PT. Bank Bali Tbk untuk pencairan dana
gu

piutang PT. Bank Bali Tbk yang dijamin oleh Pemerintah, serta Pande
Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN akan mengurus
In
A

pencairan dana tersebut pada Bank Indonesia, padahal diketahui


bahwa permohonan PT. Bank Bali Tbk tersebut tidak memenuhi
ah

lik

persyaratan yang ditentukan karena bertentangan dengan SKB Nomor


30/270/KEP/DIR
m

ub

I/BPPN/1998

tanggal 6 Maret 1998 yaitu :


ka

ep

Kewajiban debitur kepada PT. Bank Bali Tbk terlambat didaftarkan


ah

69
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada BPPN/BI;

a
o Debitur terlambat mengajukan klaim atas kewajiban kepada PT.

si
Bank Bali Tbk.
3. Sehubungan dengan surat permohonan klaim PT. Bank Bali Tbk

ne
ng
tersebut kemudian diadakan pertemuan di kantor BPPN di Gedung
Danamon lantai 30 Jalan Sudirman Jakarta antara BPPN, Bank

do
gu
Indonesia, PT. Bank Bali Tbk. pada tanggal 16 dan 17 Februari 1999
yang dipimpin oleh Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua
BPPN, yang membicarakan tentang upaya untuk Pencairan Klaim

In
A
Dana PT. Bank Bali Tbk oleh BPPN dan Bank Indonesia, disamping itu
membahas pula mengenai verifikasi terhadap PT. Bank Bali Tbk.
ah

lik
Tindak lanjut dari hasil pertemuan tersebut saksi Pande Nasorahona
Lubis selaku Wakil Ketua BPPN menggunakan wewenangnya dengan
am

ub
mengirim surat kepada Erman Munzir Kepala UPPB Bank Indonesia
Nomor : S-100/PB/BPPN/ II/1999 tanggal 18 Februari 1999 untuk
meminta bantuan Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap
ep
k

tagihan-tagihan PT. Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI dan PT.BUN dari
ah

segi kewajaran dan kebenarannya, berdasarkan surat permohonan


R

si
PT. Bank PT. Bank Bali Tbk Nomor : 012/CL/02/1999 tanggal 12
Februari 1999.

ne
ng

4. Bahwa pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank
Indonesia atas transaksi SWAP dan money market antara PT. Bank

do
Bali Tbk dengan PT. BDNI sebanyak 8 (delapan) transaksi SWAP dan
gu

2 (dua) transaksi money mareket sebesar Rp. 436.717.230723,00 dan


USD 45,000,000.00 dimana sesungguhnya pengajuan klaim tersebut
In
A

tidak memenuhi syarat penjaminan yang ditentukan dalam Keppres


Nomor 26 Tahun 1998 jo Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
ah

lik

Nomor 26/KMK. 017/1998 tanggal 28 Januari 1998 jo Surat Keputusan


Bersama Ketua BPPN dengan Direksi Bank Indonesia No.
30/270/KEP/DIR
m

ub

I/BPPN/1998
tanggal 6 Maret 1998, setidak-tidak sudah beberapa kali ditolak karena
ka

ep

tidak memenuhi syarat, kemudian Terdakwa DJOKO SOEGIARTO


TJANDRA secara bersama-sama dengan Rudy Ramli, Drs. R. Setya
ah

70
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Novanto, Ir. Pande Nasorahona Lubis, Erman Munzir dan Tanri Abeng,

a
A. A. Baramuli, Syahril Sabirin, Firman Soetjahja Rusli Suryadi,

si
Bambang Subianto dan Marimutu Manimaren secara melawan hukum
melakukan serangkaian perbuatan :

ne
ng
a. Pada awalnya Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali
Tbk atau setidak-tidaknya diwakili oleh Anggota Direksi lainnya

do
gu mengajukan klaim atas transaksi SWAP dan money market dengan
PT. BDNI yang telah dibekukan (BBO) kepada BPPN dan Bank
Indonesia akan tetapi klaim tersebut selalu ditolak dengan alasan

In
A
tidak memenuhi persyaratan yaitu :
o Surat No. DIR/98016/DN/UM tanggal 10 Maret 1998, perihal
ah

lik
penyelesaian transaksi foreign exchange PT. BDNI.
o Surat No. DIR/98055/DN/UM tanggal 3 Juni 1998, perihal
am

ub
penyelesaian tagihan ke bank-bank BTO.
o Surat No. DIR/98056/DN/UM tanggal 8 Juni 1998, perihal
tagihan ke bank-bank yang manajemennya diambil alih oleh
ep
k

BPPN.
ah

o Surat No. DIR-APN/Kel/014/VI/1998 tanggal 19 Juni 1998,


R

si
perihal tagihan PT.Bank Bali ke bank-bank yang manajemennya
diambil alih oleh BPPN.

ne
ng

o Surat No. 170/CL/08/1998 tanggal 6 Agustus 1998, perihal


transaksi PT. Bank Bali dengan bank-bank yang manajemennya

do
gu

diambil oleh BPPN.


o Surat keberatan PT. Bank Bali Tbk No. 208/CL/09/98 tanggal 28
September 1998 perihal Klaim PT. BDNI Tbk atas kewajiban
In
A

kepada PT. Bank Bali Tbk.


o Surat Keberatan PT. Bank Bali Tbk No. 313/CL/10/98 tanggal 5
ah

lik

Oktober 1998 perihal Klaim PT. BDNI Tbk atas kewajiban


kepada PT. Bank Bali Tbk.
m

ub

o Surat No.318/CL/10/98 tanggal 21 Oktober 1998, perihal


transaksi PT. Bank Bali dengan bank-bank yang manajemennya
ka

diambil alih oleh BPPN/Bank Indonesia.


ep

o Surat No. 344/CL/12/98 tanggal 23 Desember 1998, perihal


ah

71
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
transaksi PT. Bank Bali dengan bank-bank yang manajemennya

a
diambil alih oleh BPPN/ Bank Indonesia.

si
o Surat No. 012/CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999 perihal
transaksi PT. Bank Bali dengan Bank Beku Operasi (BBO).

ne
ng
Dan juga klaim yang diajukan oleh PT. BDNI kepada BPPN dengan
alamat Bank Indonesia yaitu :

do
gu o Surat PT. BDNI No. 283/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

In
o Surat PT. BDNI No. 284/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
A
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.
o Surat PT. BDNI No. 309/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
ah

lik
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.
o Surat PT. BDNI No. 310/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
am

ub
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.
o Surat PT. BDNI No. 311/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
ep
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.
k

o Surat PT. BDNI No. 313/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998


ah

perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.


R

si
o Surat PT. BDNI No. 314/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998
perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

ne
ng

o Surat PT. BDNI No. 154/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998


perihal Pemberitahuan Ketidakmampuan Membayar Kewajiban.

do
gu

Terhadap permohonan PT. Bank Bali Tbk dan PT. BDNI ditolak
oleh Bank Indonesia dengan surat yang ditujukan kepada Tim
Pemberesan PT. BDNI (BBO) yang tembusannya kepada : (1).
In
A

Ketua BPPN, (2). Direksi PT. Bank Bali Tbk, (3). Urusan Bank-
Bank pada Bank Indonesia, (4). Bagian Administrasi dan Informasi
ah

lik

Pengawasan Intern Bank Indonesia, yaitu :


o Surat No.31/631/UPPB/AdP tanggal 23 September 1998 perihal
m

ub

klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.
o Surat No. 31/635/UPPB/AdP tanggal 24 September 1998
ka

perihal klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali
ep

Tbk.
ah

72
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
o Surat No. 31/653/UPPB/AdP tanggal 28 September 1998

a
perihal klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali

si
Tbk.
o Surat No. 31/687/UPPB/AdP tanggal 5 Oktober 1998 perihal

ne
ng
klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.
o Surat No. 31/713/UPPB/AdP tanggal 13 Oktober 1998 perihal

do
gu klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.
o Surat No. 31/738/UPPB/AdP tanggal 16 Oktober 1998 perihal

In
klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.
A
o Surat No. 31/775/UPPB/AdP tanggal 20 Oktober 1998 perihal
klaim PT. BDNI atas kewajiban kepada PT. Bank Bali Tbk.
ah

lik
Alasan penolakan Bank Indonesia adalah klaim dari PT. Bank Bali
Tbk tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu :
am

ub
 Kewajiban Debitur kepada PT. Bank Bali Tbk terlambat
didaftarkan kepada BPPN dan Bank Indonesia.

ep
Debitur terlambat mengajukan klaim atas kewajibannya kepada
k

PT. Bank Bali Tbk.


ah

b. Setelah usaha pengajuan klaim PT. Bank Bali Tbk maupun oleh
R

si
PT. BDNI tersebut ditolak, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima bersama-sama

ne
ng

dengan Drs. R. Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat
Prima bekerja sama dengan Rudy Ramli, Firman Soetjahja, Rusli

do
gu

Suryadi, Tanri Abeng, A. A. Baramuli, Marimutu Manimaren, Erman


Munzir, Pande Nasorahona Lubis melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
In
A

 Mengadakan pertemuan dengan saksi Rudy Ramli pada bulan


November dan Desember 1998 bertempat di Kuningan Plaza
ah

lik

Jalan H. R. Rasuna Said Jakarta Selatan dan di PT. Bank Bali


Tbk yang membicarakan tentang tagihan PT. Bank Bali Tbk
m

ub

kepada PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) terhadap


transaksi SWAP dan Money Market yang telah jatuh tempo
ka

pada bulan Maret 1998 dan saksi Rudy Ramli meminta bantuan
ep

kepada Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA untuk


ah

73
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menagih kepada BPPN karena Terdakwa DJOKO SOEGIARTO

a
TJANDRA mempunyai banyak kenalan kepada pejabat-pejabat

si
pemerintah, sedangkan piutang PT. Bank Bali Tbk kepada PT.
BDNI telah dijamin oleh Pemerintah RI berdasarkan Keppres

ne
ng
Nomor 26 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
RI Nomor 26/ KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998. Oleh

do
gu karena PT. Bank Bali
permohonan klaim piutang PT. Bank Bali Tbk atas PT. BDNI
Tbk telah 10 kali mengajukan

kepada BPPN dan Bank Indonesia, tetapi selalu ditolak dengan

In
A
alasan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan karena
bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama antara Ketua
ah

lik
BPPN dengan Direktur Bank Indonesia Nomor :
30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.
am

ub
I/BPPN/1998
Pada pertemuan itu Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
menyanggupi untuk menagih piutang PT. Bank Bali Tbk kepada
ep
k

BPPN dengan cara mempengaruhi pejabat yang mempunyai


otoritas untuk pencairan dana piutang PT. Bank Bali Tbk, di luar
ah

R
ketentuan yang berlaku (SKB tanggal 6 Maret 1998) tersebut.

si
Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi

ne
ng

Money Market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank
Dagang Nasional Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun
1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,00 dan USD 45.000.000,-

do
gu

ternyata bertentangan/ tidak sesuai dengan prosedur dan


persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 atau (2)
In
A

Undang-Undang Nomor: 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No.


10 Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib
memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-
ah

lik

ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas


manajemen,likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain
m

ub

yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan


kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan
ka

ep

kenyataannya bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di


Bank Indonesia pada tanggal 27 November 1997 telah overdraft
ah

74
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT.

a
BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30 Desember 1997 telah

si
overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,- yang seharusnya
PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu pula PT.

ne
ng
Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap
keadaan keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi

do
gu SWAP dan Money Market, namun ketentuan tersebut tidak
ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu
melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk.

In
A
Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI
sebagai Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan
ah

lik
permasalahan dan pengelolaannya kepada Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN);
am

ub
 Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku
Direktur PT. Era Giat Prima mengikat Perjanjian
Pengalihan/Cessie Tagihan dengan PT. Bank Bali Tbk yang
ep
k

diwakili oleh saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank
ah

Bali Tbk dan saksi Rusli Suryadi selaku Direktur PT. Bank Bali
R

si
Tbk dengan Surat Perjanjian Nomor 002/P.EGP/I-99 tanggal 11
Januari 1999 yang isinya antara lain bahwa pihak PT. Bank Bali

ne
ng

Tbk mengalihkan tagihan sebesar Rp. 798.091.770.000,-


terhadap PT. BDNI dan PT. BUN dimana Surat Perjanjian

do
tersebut tanpa diikuti dengan penyerahan dokumen bukti
gu

transaksi oleh pihak PT. Bank Bali Tbk dan tanpa penyerahan
dana pembayaran atau jaminan pembayaran oleh Terdakwa
In
A

DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat


Prima, sehingga Surat Perjanjian Pengalihan Cessie Tagihan
ah

lik

tersebut merupakan perjanjian yang bersifat proforma;


 Kemudian Terdakwa DJOKO SOEGIATRO TJANDRA selaku
m

ub

Direktur PT. Era Giat Prima membuat dan menandatangani


Surat Pernyataan Nomor 002/SP-EGP/I-99 tanggal 11 Januari
ka

1999 yang isinya antara lain "Bahwa sesuai dengan Pasal 2


ep

Perjanjian Cessie PT. Era Giat Prima akan menyerahkan surat-


ah

75
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
surat berharga yang diterbitkan oleh PT. Bank Bali Tbk dan

a
Bank-Bank Pemerintah atau BUMN sebesar Rp.

si
798.091.770.000,00 kepada Bank-Bank, selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sejak penandata-nganan perjanjian tersebut". Dan

ne
ng
Surat Pernyataan inipun bersifat proforma, karena tidak
dipenuhi oleh Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA;

do
gu Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA membuat
Surat Kuasa Nomor : 02/SK-EGP/III-99 tanggal 29 Maret 1999
dan memerintahkan agar surat tersebut ditandatangani oleh

In
A
Drs. R. Setya Novanto selaku Direktur Utama PT. Era Giat
Prima dan memberi kuasa kembali kepada Rudy Ramli selaku
ah

lik
Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk serta Rusli. Suryadi selaku
Direktur PT. Bank Bali Tbk yang isinya antara lain bahwa PT.
am

ub
Era Giat Prima memberi kuasa kepada PT. Bank Bali Tbk untuk
menagih kepada PT. BDNI Tbk (Debitur) sesuai Surat
Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan Nomor : 02/ P-EGP/I-99
ep
k

tanggal 11 Januari 1999 sebesar Rp. 1.277.543.706.583,00, hal


ah

ini bertentangan dengan prinsipprinsip hukum


R

si
perjanjian/persetujuan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;

ne
ng

Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA membuat


Surat Pernyataan Nomor : 005/SP-EGP/IV-99 tanggal 12 April

do
1999 yang ditandatangani oleh DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
gu

selaku Direktur PT. Era Giat Prima yang isinya antara lain
bahwa sesuai dengan Pasal 2 Perjanjian Pengalihan/Cessie
In
A

Tagihan Nomor 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 akan


menyerahkan kepada PT. Bank Bali Tbk surat-surat berharga
ah

lik

PT. Bank Bali Tbk atau Bank-Bank Pemerintah atau BUMN


seluruhnya senilai Rp. 789.91.777.000,- selambat-lambatnya
tanggal 11 Juni 1999, dilaksanakan oleh Terdakwa DJOKO
m

ub

SOEGIARTO TJANDRA. Bahwa Terdakwa DJOKO


ka

SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima


ep

sesuai dengan perjanjian cessie dengan PT. Bank Bali Tbk


ah

76
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kemudian mengajukan 10 buah Surat Permohonan Klaim PT.

a
Bank Bali Tbk kepada BPPN dengan surat Nomor :

si
o 002/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
o 007/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

ne
ng
o 008/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
o 011/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

do
gu o 014/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
o 015/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

In
o 018/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999..
A
o 021/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
ah

o 024/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.

lik
o 027/EGP/RSN-TJS/III-99 tanggal 29 Maret 1999.
Surat-surat tersebut ditandatangani oleh Drs. Setya Novanto
am

ub
dan Drs. Tjahja Sathiadi.
 Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA bersama
ep
Setya Novanto, Rudy Ramli, Firman Sutjahya, Pande
k

Nasorahona Lubis bersepakat untuk menempuh cara


ah

mempercepat proses pencairan dana piutang PT. Bank Bali Tbk


R

si
di luar prosedur yang berlaku yaitu penyimpang dari Surat No.
30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998

ne
ng

I/BPPN/1998
dengan cara terobosan mempengaruhi pejabat-pejabat yang

do
gu

mempunyai otoritas memproses dan mencairkan dana jaminan


pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum,
In
khususnya klaim PT. Bank Bali Tbk.
A

Cara-cara yang ditempuh antara lain :


 Dari hasil pertemuan di Bank Indonesia tanggal 8 dan 11
ah

lik

Februari 1999 pagi antara pihak BPPN (Pande Nasorahona


Lubis), Bank Indonesia (Dragono Lisan, Erman Munzir) dan PT.
m

ub

Bank Bali Tbk (Firman Soetjahja, Irvan Gunardwi dan Hendri


Kurniawan), yang membahas tentang klaim PT. Bank Bali Tbk,
ka

namun pihak Bank Indonesia tetap menolak karena tidak


ep

memenuhi persyaratan yang ditentukan;


ah

77
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA mengambil inisiatif

a
mengadakan pertemuan-pertemuan dan pembicaraan antara

si
DJOKO SOEGIARTO TJANDRA, Firman Soetjahja, Irvan
Gunardwi, Setya Novanto, A.A. Baramuli, Tanri Abeng, Pande

ne
ng
Nasorahona Lubis, dan Syahril Sabirin pada tanggal 11 Februari
1999 sore hari di Hotel Mulia Jakarta;

do
gu  Pada pertemuan tanggal 11 Februari 1999 sore itu di Hotel
Mulia Jakarta dibicarakan masalah pencairan piutang PT. Bank

In
Bali Tbk, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencari jalan
A
keluar untuk mengatasinya. Pertemuan dipimpin oleh A.A.
Baramuli, selanjutnya Firman Soetjahja selaku Direktur PT.
ah

lik
Bank Bali Tbk didikte oleh Pande Nasorahona Lubis tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi, diminta segera membuat
am

ub
surat kepada Ketua BPPN. Selanjutnya PT. Bank Bali Tbk
dengan surat Nomor 012/ CL/02/99 tanggal 12 Februari 1999
yang ditujukan kepada Ketua BPPN yang isinya menguraikan
ep
k

tentang Transaksi PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang
ah

Negara Indonesia (BDNI) yang ditandatangani oleh Rudy Ramli


R

si
dan Firman Soetjahja;
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA pada

ne
ng

tanggal-tanggal awal bulan Mei 1999 bertempat di rumah saksi


Tanri Abeng di Jalan Simprug Golf 12 Blok A.3 Jakarta Selatan

do
gu

telah mengadakan pertemuan sebanyak 10 (sepuluh) kali yang


dihadiri oleh Saksi A.A. Baramuli, Drs. R. Setya Novanto;
Materi pembicaraan Tanri Abeng dan Terdakwa DJOKO
In
A

SOEGIARTO TJANDRA berupaya untuk mencairkan Klaim PT.


Bank Bali Tbk yang akan diatur strategi dan teknisnya oleh
ah

lik

Pande Nasorahona Lubis;


Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
m

ub

mengadakan pertemuan dengan A.A. Baramuli, Tanri Abeng,


Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu Manimaren bertempat di
ka

rumah A.A. Baramuli sebanyak 2 (dua) kali pada bulan Mei


ep

1999 yang membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali Tbk.;


ah

78
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dalam setiap pertemuan, Tanri Abeng selalu bertindak sebagai

a
pemimpin dalam usaha pencairan klaim PT. Bank Bali Tbk dan

si
menentukan peran-peran apa yang harus dilakukan oleh A.A.
Baramuli, Drs. R. Setya Novanto, Terdakwa DJOKO

ne
ng
SOEGIARTO TJANDRA, masing-masing mereka telah diberi
tugas oleh Tanri Abeng. Tanri Abeng selalu mengatakan bahwa

do
gu setelah klaim PT. Bank Bali Tbk dananya dapat. kita cairkan
maka kita akan memproses pencairan lagi bank-bank yang
bermasalah yang mempunyai kewajiban tagihan antara bank

In
A
yang sudah masuk ke BPPN;
Pada tanggal-tanggal dalam bulan Mei 1999 bertempat di rumah
ah

lik
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA sebanyak 2 (dua)
kali pertemuan yang dihadiri oleh Terdakwa DJOKO SOEGI-
am

ub
ARTO TJANDRA, Drs. R. Setya Novanto dan Marimutu
Manimaren;
Pada pertemuan itu membicarakan tentang klaim PT. Bank Bali
ep
k

Tbk kepada BPPN dan telah diatur oleh Tanri Abeng.


ah

Selanjutnya Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA


R

si
mengatakan bahwa ia sudah mengatur rapi orang-orang di Bank
Indonesia dan BPPN untuk memperlancar pencairan klaim PT.

ne
ng

Bank Bali Tbk.


5. Bahwa dalam memproses permohonan PT. Bank Bali Tbk oleh BPPN

do
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu SKB Nomor :
gu

30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998


I/BPPN/1998
In
A

hal ini sejalan dengan memori internal BPPN Nomor : 008 BL tanggal
9 April 1999 yang ditandatangani oleh Indra R. Sunyoto, Toto Budiarso
ah

lik

dan Edgar Affandi dari Divisi Liabilities, yang isinya bahwa saksi Pande
Nasorahona Lubis telah merekomendasikan klaim PT. Bank Bali Tbk
terhadap PT.BDNI diselesaikan sebagai berikut :
m

ub

a. Adanya pengecualian terhadap ketentuan SKB Nomor :


ka

30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998


ep

I/BPPN/1998
ah

79
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang tidak dipenuhi persyaratan administratif yakni di luar kendali

a
Kreditur (PT.Bank Bali Tbk), maka harus dimintakan persetujuan

si
Menteri Keuangan RI.
b. Klaim PT. Bank Bali Tbk dapat dibayarkan setelah rekomendasi (a)

ne
ng
dilakukan dengan catatan :
 Netting transaksi forward senilai Rp. 1.131.250.000,00

do
gu dikeluarkan dari klaim karena menurut verifikasi Bank Indonesia
bukan jenis kewajiban yang dijamin.

In
Mengingat SKB tidak secara spesifik mengatur overdue interest
A
klaim PT. Bank Bali Tbk untuk memperoleh overdue interest
tidak dilayani.
ah

lik
Dan Nota Dinas Ketua BPPN kepada Menteri Keuangan Nomor :
ND-05/BPPN/04/99 tanggal 22 April 1999 perihal Klaim PT. Bank
am

ub
Bali Tbk kepada PT. BDNI yang isinya antara lain agar klaim PT.
Bank Bali Tbk kepada PT. BDNI dapat dibayarkan, namun
Bambang Subianto selaku Menteri Keuangan pada waktu itu tidak
ep
k

menyetujui karena klaim PT. Bank Bali Tbk belum memenuhi


ah

persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.


R

si
6. Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi money
market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional

ne
ng

Indonesia (PT. BDNI) yaitu :

do
gu

PT. BDNI
JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA
NO
TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00
. 01-12-1997 02-03-1998
In
A

2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00


3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00
4. 16-03-1998
ah

SWAP IDR 1.131.250.000,00


lik

5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00


6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00
7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00
m

ub

9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00


10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00
TOTAL IDR 436.717.230.723,00 IDR185.125.000.000,00
ka

US$ 45,000,000.00 US$ 0


ep

BTO, 4 APRIL 1999


BBO 21 AGUSTUS 1998
Bahwa 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua) transaksi money
ah

80
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
market antara PT. Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional

a
Indonesia (BDNI) yang dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp.

si
436.717.230.723,00 dan USD 45,000,000.00 ternyata
bertentangan/tidak sesuai dengan prosedur dan persyaratan menurut

ne
ng
ketentuan dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 jo Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan

do
gu
PT. Bank Bali Tbk wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan-ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas
management, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang

In
A
berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya
ah

lik
bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada
tanggal 30 Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp.
am

ub
1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT. BDNI di Bank Indonesia
pada tanggal 30 Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp.
8.463.711.000.000,- yang seharusnya PT. BDNI tidak melakukan
ep
k

transaksi apapun, begitu pula PT. Bank Bali Tbk berkewajiban


ah

melakukan analisis terhadap keadaan keuangan PT. BDNI sebelum


R

si
melakukan transaksi SWAP dan money market, namun ketentuan
tersebut tidak ditaati sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak

ne
ng

mampu melakukan kewajiban pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk;


Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI sebagai

do
Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan permasalahan dan
gu

pengelolaannya kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional


(BPPN);
In
A

Dengan demikian kewajiban pembayaran PT. BDNI kepada PT. Bank


Bali Tbk tidak termasuk dalam program penjaminan pemerintah
ah

lik

sebagaimana yang ditentukan dalam Keppres Nomor 26 Tahun 1998


jo Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 26/KMK.017/1998
tanggal 28 Januari 1998 jo SKB Direksi Bank Indonesia dengan Ketua
m

ub

BPPN Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.


ka

I/BPPN/1998
ep

7. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.


ah

81
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Era Giat Prima bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank

a
Bali Tbk akan memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat

si
Prima akan memperoleh 60 % dari jumlah klaim dengan melakukan
upaya-upaya untuk mempercepat proses pencairan dana klaim PT.

ne
ng
Bank Bali Tbk secara menyimpang di luar ketentuan-ketentuan SKB
Nomor: 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998

do
gu I/BPPN/1998
dengan kegiatan-kegiatan antara lain sesuai dengan kesepakatan
antara PT. Era Giat Prima (DJOKO SOEGIARTI TJANDRA) dengan

In
A
PT. Bank Bali Tbk (Rudy Ramli) bahwa permohonan tetap diajukan
oleh PT. Bank Bali Tbk kepada BPPN dan Bank Indonesia, seolah-
ah

lik
olah proses pencairan dilakukan sesuai prosedur;
8. Pada tanggal 26 Mei 1999 sore hari Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
am

ub
TJANDRA menghubungi Marimutu Manimaren dengan maksud untuk
minta diperkenalkan dengan Bambang Subianto, kemudian Marimutu
Manimaren menghubungi Bambang Subianto untuk minta ijin datang
ep
k

kerumahnya, disepakati berkumpul di Hotel Mulia Jakarta Selatan.


ah

Selanjutnya Marimutu Manimaren dan Terdakwa DJOKO


R

si
SOEGIARTO TJANDRA bersama Rudy Ramli sudah menunggu di
Lobby Hotel Mulia Jakarta Selatan, kemudian pada jam 20.30 WIB

ne
ng

bersama-sama ke rumah Bambang Subianto. Sesampai di rumah


Bambang Subianto, Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA

do
menanyakan mengenai masalah tagihan beberapa perusahaan di
gu

bawah Group Mulia kepada BPPN termasuk membicarakan klaim PT.


Bank Bali Tbk, pertemuan berjalan ± 20 menit. Selanjutnya Menteri
In
A

Keuangan RI (Bambang Subianto) dengan Surat Nomor: SK-


176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999 perihal Surat Kuasa Umum
ah

lik

Dalam Rangka Pembayaran Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban


Bank, bahwa Menteri Keuangan RI memberikan Otorisasi Pendebetan
Rekening Nomor 502.000.002 atas nama Bendaharawan Umum
m

ub

Negara untuk obligasi dalam rangka penjaminan terhadap kewajiban


ka

dari Bank-Bank Umum dan BPR yang realisasinya diserahkan kepada


ep

BPPN untuk dibayarkan oleh Bank Indonesia, tanpa melalui Dirjen


ah

82
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Anggaran Departemen Keuangan. Besarnya Surat Utang Pemerintah

a
sebagai jaminan senilai Rp. 53.779.000.000.000,-.

si
9. Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.
Era Giat Prima pada tanggal 3 Juni 1999 menerima dana dari PT.

ne
ng
Bank Bali Tbk sebesar Rp. 404.642.428.369,00 masuk ke rekening
PT. Era Giat Prima No. 0701026934 di PT. Bank Bali Tbk Sudirman

do
gu
Jakarta.
Selanjutnya pada tanggal 10 Juni 1999 menerima lagi sebesar Rp.
14.826.116.369,00 dengan demikian jumlah seluruh dana yang

In
A
dipindahbukukan ke rekening PT. Era Giat Prima di PT. Bank Bali Tbk
menjadi sebesar Rp. 546.468.544.738,00, yang merupakan
ah

lik
keuntungan bagi Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku
Direktur Era Giat Prima.
am

ub
B. Yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara dengan perbuatan sebagai berikut :
1. Bahwa saksi Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua Bidang
ep
k

Devisi Bank Liabilities BPPN yang menyalahgunakan kewenangan


ah

dengan turut sertanya Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA


R

si
bersama saksi-saksi Drs. R. Setya Novanto, Rudy Ramli, Firman
Soetjaja, Syahril Sabirin, A.A. Baramuli dan Tanri Abeng, telah

ne
ng

memproses klaim dana PT. Bank Bali Tbk atas PT. BDNI tanpa
dilakukan verifikasi terhadap PT. BDNI yang merupakan syarat untuk

do
penilaian keabsahan transaksi, selanjutnya BPPN (Pande Nasorahona
gu

Lubis) menentukan besarnya bunga sehingga tagihan PT. Bank Bali


Tbk menjadi Rp. 904.642.428.369,00 yang bersumber dari
In
A

permohonan yang telah ditolak karena tidak memenuhi syarat


dan/atau menggunakan dasar Cassie yang cacat hukum. Selanjutnya
ah

lik

BPPN meminta kepada Bank Indonesia untuk melakukan pembayaran


kepada PT. Bank Bali Tbk tanpa persetujuan Menteri Keuangan, tanpa
penunjukan sepecimen tanda tangan dari Ketua BPPN yang
m

ub

bertentangan dengan SKB Bank Indonesia dengan Nomor :


ka

30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998.


ep

I/BPPN/1998
ah

83
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Bahwa permintaan saksi Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua

a
BPPN tersebut dengan surat Nomor : PB-380/BPPN/0699 tanggal 1

si
Juni 1999 dan Nomor: PB-385/BPPN/0699 tanggal 1 Juni 1999 perihal
Pendebetan R/K 502.000.002 yang ditandatangani oleh Farid Harianto

ne
ng
dan Pande Nasorahona Lubis yang ditujukan kepada Kepala Urusan
Akunting dan Sistem Pembayaran yang isinya antara lain : Meminta

do
gu
kepada Bank Indonesia agar membayarkan kepada PT.Bank Bali Tbk
Rekening Nomor 523.013.000 atas beban R/K 502.000.002
Bendaharawan Umum Negara untuk obligasi dalam rangka

In
A
penjaminan sebesar Rp. 904.642.428.369,00 telah dibayarkan oleh
Bank Indonesia kepada PT. Bank Bali Tbk dana sebesar Rp.
ah

lik
904.642.428.369,00 dengan tujuan untuk menguntungkan orang lain
yaitu Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk dan
am

ub
Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur Era Giat
Prima, yang pencairannya dilakukan secara cepat dalam satu hari ke
rekening PT. Bank Bali Tbk Nomor : 523.013.000 oleh Bank Indonesia
ep
k

atas persetujuan Syahril Sabirin selaku Gubernur Bank Indonesia;


ah

Yang seharusnya saksi Pande Nasorahona Lubis yang mempunyai


R

si
kewenangan selaku Wakil Ketua BPPN Bidang Divisi yang mempunyai
kewenangan selaku Wakil Ketua BPPN Bidang Divisi Bank Liabilities

ne
ng

tidak memproses dan tidak meminta pembayaran kepada Bank


Indonesia untuk klaim PT. Bank Bali Tbk;

do
Sedangkan verifikasi terhadap PT. BDNI selaku Debitur yang
gu

merupakan syarat yang diwajibkan tidak dilakukan sebagaimana


ditentukan dalam SKB Nomor : 30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret
In
A

1998
I/BPPN/1998
ah

lik

terhadap transaksi SWAP dan Money Market antara PT. Bank Bali Tbk
dengan PT. BDNI yaitu :
PT. BDNI
m

ub

JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA


NO
TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI
1
SWAP IDR 64.754.250.000,00
ka

. 01-12-1997 02-03-1998
ep

2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00


3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00
ah

84
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00

a
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00

si
7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00
8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00
9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00

ne
ng
10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00
TOTAL IDR 436.717.230.723,00 IDR185.125.000.000,00
US$ 45,000,000.00 US$ 0
BTO, 4 APRIL 1999

do
BBO 21 AGUSTUS 1998
gu
Bahwa 10 (sepuluh) transaksi SWAP dan money market antara PT.
Bank Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI)

In
A
yang dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,00 dan
USD 45,000,000.00 ternyata bertentangan/tidak sesuai dengan
prosedur dan persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 ayat (2)
ah

lik
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 yaitu PT. BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib memelihara
am

ub
tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan-ketentuan
kecukupan modal, kualitas asset, kualitas management, likuiditas,
ep
rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan
k

usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan


ah

prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya bahwa saldo giro


R

si
rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada tanggal 27
November 1997 telah overdraft sebesar Rp. 1.715.690.000.000,- dan

ne
ng

posisi keuangan PT. BDNI di Bank Indonesia pada tanggal 30


Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,- yang

do
gu

seharusnya PT. BDNI tidak melakukan transaksi apapun, begitu pula


PT. Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan analisis terhadap keadaan
keuangan PT. BDNI sebelum melakukan transaksi SWAP dan money
In
A

market, akan tetapi pihak PT. Bank Bali Tbk maupun PT. BDNI tidak
mentaati ketentuan peraturan tersebut di atas sehingga pada saat
ah

lik

jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu melakukan kewajiban pembayaran


kepada PT. Bank Bali Tbk. Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan
m

ub

bahwa PT. BDNI sebagai Bank Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan
permasalahan dan pengelolaannya kepada Badan Penyehatan
ka

Perbankan Nasional (BPPN);


ep

3. Surat Keputusan Ketua BPPN Nomor SK.423/BPPN/1099 tanggal 15


ah

85
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Oktober 1999 yang isinya :

a
 Membatalkan Perjanjian Cessie, PP 007 dan PP 008 antara PT.

si
Bank Bali Tbk dengan PT.Era Giat Prima.
 Memerintahkan kepada PT. Bank Bali Tbk untuk memindahkan

ne
ng
seluruh jumlah yang telah diterima sebagai pembayaran dalam
rangka penjaminan pemerintah sebesar Rp. 904.642.428.369,-

do
gu dalam rekening PT. Bank Bali Tbk di Bank Indonesia Nomor
523.013.000 agar untuk selanjutnya sepenuhnya dikuasai dan

In
dimiliki oleh PT. Bank Bali Tbk dan dengan demikian seluruh
A
jumlah dana tersebut digunakan sebagai dana rekapitalisasi PT.
Bank Bali Tbk. Akibat perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO
ah

lik
TJANDRA bersama Rudy Ramli, Drs. R. Setya Novanto, Firman
Soetjahja, Rusli Suryadi, Tanri Abeng, Syahril Sabirin, Marimutu
am

ub
Manimaren dan Bambang Subianto yang turut serta melakukan
perbuatan dengan Pande Nasorahona Lubis dan Erman Munzir
tersebut, keuangan negara telah dirugikan sebesar Rp.
ep
k

904.642.428.369,- (sembilan ratus empat milyar enam ratus empat


ah

puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu tiga ratus enam
R

si
puluh sembilan rupiah), atau setidak-tidaknya telah merugikan per-
ekonomian negara.

ne
ng

Perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA merupakan


kejahatan yang diatur dan diancam dalam Pasal 1 ayat (2) jo Pasal 1 ayat (1)

do
gu

sub b jo Pasal 28 jo Pasal 34 c Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 1971 jo


Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal
64 ayat (1) jo Pasal 1 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
In
A

LEBIH-LEBIH SUBSIDAIR LAGI :


ah

lik

Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.


Era Giat Prima bersama-sama dengan Drs. R. Setya Novanto selaku Direktur
m

ub

Utama PT. Era Giat Prima yang penuntutan hukumnya terpisah, maupun
masing-masing bertindak sendiri-sendiri pada tanggal 10 Juni 1999 atau
ka

setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 1999, bertempat pada kantor
ep

PT. Bank Bali Tbk Jalan Jenderal Sudirman Kav. 27 Jakarta Selatan, di
ah

86
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kantor PT. Era Giat Prima Jalan H. R. Rasuna Said Jakarta Selatan, di kantor

a
Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang H. R. Rasuna Said Jakarta Selatan

si
atau setidak-tidaknya perbuatan dilakukan di wilayah hukum Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Terdakwa melakukan perbuatan :

ne
ng
"Menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan, menyimpan atau
menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus

do
gu
diduga, bahwa diperoleh dari kejahatan".
Dengan cara :

In
Bahwa Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.
A
Era Giat Prima pada tanggal 3 Juni 1999 menerima dana dari PT. Bank
Bali Tbk sebesar Rp. 404.642.428.369,00 masuk ke rekening PT. Era Giat
ah

lik
Prima No. 0701026934 di PT. Bank Bali Tbk Sudirman Jakarta.
Selanjutnya pada tanggal 10 Juni 1999 menerima lagi sebesar Rp.
am

ub
141.826.116.369,00 dengan demikian jumlah seluruh dana yang
dipindahbukukan ke rekening PT. Era Giat Prima di PT. Bank Bali Tbk
menjadi sebesar Rp. 546.468.544.738,-. Setelah Terdakwa DJOKO
ep
k

SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima menerima


ah

dana sebesar Rp. 546.468.544.738,00 dari pembayaran klaim BPPN,


R

si
kemudian Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT.
Era Giat Prima meminta kepada PT. Bank Bali Tbk Sudirman Jakarta agar

ne
ng

ditransfer ke rekening PT. Era Giat Prima Nomor 246.0000.42755.001


sebesar Rp. 120.000.000.000,- dan rekening Terdakwa DJOKO

do
SOEGIARTO TJANDRA Nomor 246.0000.44664.001 sebesar Rp.
gu

426.466.119.396,- pada BNI Rasuna Said Jakarta.


Dana dari rekening tersebut dipindahkan/ditransfer ke bank lain yaitu :
In
A

pemindahan dana dari rekening PT. PT. Era Giat Prima untuk :
NAMA NAMA BANK/
NO TANGGAL JUMLAH (Rp)
PENERIMA NO.REK
ah

lik

1 2 3 4 5
104-06-1999 PT. UNGARAN BNI. JPU 40.000.000.000
.
04-06-1999 SARI GARMENT JAKARTA 10.000.000.000
04-06-1999 259.000.623.036.2 21.700.000.000
m

ub

08-06-1999 01 3.000.000.000
09-06-1999 1.500.000.000
ka

2. 04-06-1999 DJOKO BNI RASUNA 7.800.000.000


SOEGIARTO SAID
ep

TJANDRA 246.0000.44664.0
01
ah

87
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. 09-06-1999 PT. LIPPO PLAZA 30.000.000.000

a
UNGARAN BII
SARI 573.30.00022.9

si
GARMENT
4. 09-06-1999 MANIMAREN LIPPO PLAZA 5.000.000.000
IND

ne
ng
572.30.00021.1
5. 09-06-1999
M.S. RALIE NIAGA GAJAH 1.000.000.000
SIREGAR MADA

do
NO
gu
Pemindahan Dana dari rekening DJOKO SOEGIARTO TJANDRA :

TANGGAL
NAMA
PENERIMA
NAMA BANK/
NO.REK
JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 5

In
A
108-06-1999 SETYA NOVANTO BNI,PONDOK 1.500.000.000
. INDAH
617.687.001
2. 08-06-1999. TIDAK JELAS BANKER TRUST 7.790.000.000
ah

lik
CO. SING. CUST.
NO. 004968
3. 08-06-1999 MULIA, INC USA WELL FARGO 799.000.000
BANK,
am

ub
022.1780133
4. 08-06-1999 ANNA BOENTARAN BNI, RASUNA 200.000.000.000
SAID
DEPOSITO 1
BULAN
ep
AD645276,AD64527
k

7
5. 09-06-1999 ENGGARTIASTO LIPPO, PANGLIMA 10.000.000.000
ah

LUKITO POLIM
R
706.30.016171

si
6. 09-06-1999 ARUNG GAUK LIPPO, LIPPO 43.300.000.000
JARE CENTER
38.30.01870.8

ne
ng

7. 10-06-1999 BONG NO LIE BNI, JPU 5.000.000.000


259.000.762.131.
901
8. 11-06-1999 TARIK TUNAI BNI, JPU 134.100.000

do
gu

9. 14-06-1999 PT. SANIHARTO 43.675.000


10. 14-06-1999 O.C.KALIGIS BCA, DUTA 500.000.000
MERLIN
11. 14-06-1999 IWAN DIPO INT 400.000.000
TJAHJADIKARTA PECENONGAN
In
A

12. 14-06-1999 DOC A.N BNI, RASUNA SAID 120.000.000.000


DJOKO S.
TJANDRA
13. 14-06-1999 PT. INDONWOOD BNI,RASUNA SAID 5.000.000.000
ah

lik

RIMBA PRATAMA 246.0000.1073.003


14. 15-06-1999 - COUTTS 7.385.000.000
BANKSAID
(SCHWWLZ)
m

ub

15. 17-06-1999 DJOKO S LIPPO, KUNINGAN 105.696.956


TJANDRA PLAZA
16. 18-06-1999 GANI DJEMAT & DEUTSCHE BANK 2.000.000.000
ka

PARTNERS 0008813000
ep

17. 18-06-1999 - PT. BANK BALI Tbk 22.800.000.000


18. 18-06-1999 PT.UNGARAN SARI BNI, JPU 1.000.000.000
GARMEN 250.000.623.036.
ah

88
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
19. 23-06-1999 PT. ASTRIA BCA, KEMANG 907.980.000

a
24-06-1999 PERKASA - SDA - 779.153.630
. VALASINDO

si
- SDA -
20. 24-06-1999 DJOKO S TARIK TUNAI 100.000.000
TJANDRA

ne
ng
21. 25-06-1999 JUDITH DIRKIN AMEX BANK 500.000.000
22. 25-06-1999 PT. CITRA CIPTA BCA WAHID 127.630.000
BIKA HASYIM
23. 06-07-1999 DEPOSITO BNI, RASUNA SAID 5.000.000.000

do
DJOKO S

24.
gu
09-07-1999
TJANDRAO
DEPOSITO ANNA
BOENTARAN
MANDIRI WISMA
STACO
200.000.000.000

25. 13-07-1999 PT. GELORA RAYA LIPPO CENTER 25.437.500.000

In
A
26. 14-07-1999 DJOKO S MANDIRI WISMA 93.000.000.000
TJANDRA STACO
27. 14-07-1999 LIEM CHEE DBS BANK 198.500.000
CHIAN SINGAPORE
ah

lik
0010883470
28. 14-07-1999 SCHOENI ART HONGKONG 67.954.400
GALLERY LTD
29. 19-07-1999 LIEM CHEE DBS BANK 198.500.000
am

ub
CHIAN SINGAPORE
0010883470
30. 20-07-1999 R.C. MANDIRI PLAZA 500.000.000
MURSINAWATI BAPINDO
31. 27-07-1999 TARIK TUNAI - 69.950.000
ep
k

32. 05-08-1999 MULTICO SIME BANK BHD 113.599,974


BUILDING A SINGP.058004949-5
PRODUCT PTE.
ah

LTD
R
33. 05-08-1999 UNITED - 64.573.493

si
WORLD
COLLEGE
JUMLAH 755.016.814.253

ne
ng

Sedangkan uang-uang yang diterima dari saksi Rudy Ramli selaku


Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk tersebut diketahui atau sepatutnya

do
harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan, yaitu :
gu

PT. BDNI
JENIS TANGGAL JATUH KBWAJIBAN KE BANK TAGIHAN KEPADA
NO
TRANSAKSI TRANSAKSI TEMPO BALI BANK BALI
In
A

1
SWAP IDR 64.754.250.000,00
. 01-12-1997 02-03-1998

2. SWAP 03-12-1997 03-03-1998 IDR 48.060.000.000,00


ah

lik

3. SWAP 12-12-1997 12-03-1998 IDR 51.600.000.000,00


4. SWAP 16-03-1998 IDR 1.131.250.000,00
5. SWAP 15-12-1997 16-03-1998 IDR 81.225.000.000,00
6. Money Market 02-03-1998 16-03-1998 IDR 66.139.271.458,00
m

ub

7. SWAP 12-09-1997 24-03-1998 IDR 61.830.000.000,00


8. Money Market 20-05-1997 12-06-1998 IDR 61.977.459.265,00
9. SWAP 05-12-1997 05-06-1998 US$ 40,000,000.00 IDR162.000.000.000,00
ka

10. SWAP 12-12-1997 12-06-1998 US$ 5,000,000.00 IDR 23.125.000.000,00


TOTAL
ep

IDR 436.717.230.723,00 IDR185.125.000.000,00


US$ 45,000,000.00 US$ 0
BTO, 4 APRIL 1999
ah

BBO 21 AGUSTUS 1998


89
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Bahwa 10 (sepuluh) transaksi SWAP dan money market antara PT. Bank

a
Bali Tbk dengan PT. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) yang

si
dilakukan pada tahun 1997 sebesar Rp. 436.717.230.723,00 dan USD
45,000,000.00 ternyata bertentangan/tidak sesuai dengan prosedur dan

ne
ng
persyaratan menurut ketentuan dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu PT.

do
gu
BDNI dan PT. Bank Bali Tbk wajib memelihara tingkat kesehatan bank
sesuai dengan ketentuan-ketentuan kecukupan modal, kualitas asset,

In
kualitas management, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain
A
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sedangkan kenyataannya
ah

lik
bahwa saldo giro rupiah PT. BDNI yang ada di Bank Indonesia pada
tanggal 27 November 1997 telah overdraft sebesar Rp.
am

ub
1.715.690.000.000,- dan posisi keuangan PT. BDNI di Bank Indonesia
pada tanggal 30 Desember 1997 telah overdraft sebesar Rp.
8.463.711.000.000,- yang seharusnya PT. BDNI tidak melakukan
ep
k

transaksi apapun, begitu pula PT. Bank Bali Tbk berkewajiban melakukan
ah

analisis terhadap keadaan keuangan PT. BDNI sebelum melakukan


R

si
transaksi SWAP dan money market, akan tetapi pihak PT. Bank Bali Tbk
maupun PT. BDNI tidak mentaati ketentuan peraturan tersebut di atas

ne
ng

sehingga pada saat jatuh tempo PT. BDNI tidak mampu melakukan
kewajiban pembayaran kepada PT.Bank Bali Tbk.;

do
Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa PT. BDNI sebagai Bank
gu

Beku Operasi (BBO) dan menyerahkan permasalahan dan


pengelolaannya kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
In
A

 Bahwa BPPN memproses permohonan klaim piutang transaksi SWAP


dan money market PT. Bank Bali Tbk atas PT. BDNI tanpa dilakukan
ah

lik

verifikasi terhadap PT. BDNI yang merupakan syarat untuk penilaian


keabsahan transaksi, selanutnya BPPN (Pande Nasorahona Lubis)
m

ub

menentukan besarnya bunga sehingga tagihan PT. Bank Bali Tbk menjadi
Rp. 904.642.428. 369,00 yang bersumber dari permohonan yang telah
ka

ditolak karena tidak memenuhi syarat dan / atau menggunakan dasar


ep

cessie yang cacat hukum. Selanjutnya BPPN meminta kepada Bank


ah

90
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Indonesia untuk melakukan pembayaran kepada PT. Bank Bali Tbk tanpa

a
persetujuan Menteri Keuangan, tanpa penunjukan specimen tanda tangan

si
dari Ketua BPPN yang bertentangan dengan SKB Bank Indonesia dengan
BPPN Nomor : 30/270/KEP/DIR. tanggal 6 Maret 1998

ne
ng
I/BPPN/1998
Bahwa permintaan saksi Pande Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua

do
gu
BPPN tersebut telah dibayarkan oleh Bank Indonesia kepada PT. Bank
Bali Tbk dana sebesar Rp. 904.642.428. 369,00 yang pencariannya
dilakukan secara cepat dalam satu hari ke rekening PT. Bank Bali Tbk

In
A
Nomor : 523.013.000 oleh Bank Indonesia;
Sedangkan dana tersebut dibagikan sesuai kesepakatan antara Terdakwa
ah

lik
DJOKO SOEGIARTO TJANDRA selaku Direktur PT. Era Giat Prima telah
bersepakat dalam realisasi Perjanjian Cessie PT. Bank Bali Tbk akan
am

ub
memperoleh 40 % dari nominal klaim dan PT. Era Giat Prima akan
memperoleh 60 % dari jumlah nominal klaim dengan melakukan upaya-
upaya untuk mempercepat proses pencairan dana klaim PT. Bank Bali
ep
k

Tbk secara menyimpang di luar ketentuan-ketentuan SKB Nomor


ah

30/270/KEP/DIR tanggal 6 Maret 1998;


R

si
I/BPPN/1998
Perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA merupakan

ne
ng

kejahatan yang diatur dan diancam dalam Pasal 480 ke-1 jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

do
Membaca tuntutan Jaksa / Penuntut Umum tanggal 31 Juli 2000, pada
gu

pokoknya mohon agar Terdakwa dinyatakan :


- Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
In
A

kejahatan " Turut serta melakukan tindak pidana korupsi dan berturut-
turut sebagai perbuatan berlanjut" ;
ah

lik

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 1 ayat (1) sub a
jo Pasal 28 jo Pasal 34 c Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 jo
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo
m

ub

Pasal 64 ayat (1) jo Pasal 1 ayat (2) KUHP dan untuk kesalahannya
ka

tersebut mohon agar Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA dijatuhi


ep

:
ah

91
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan, dengan ketentuan

a
pidana tersebut akan dikurangkan selama Terdakwa berada dalam

si
tahanan sementara, dan pidana denda sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan;

ne
ng
- Merampas untuk negara barang bukti berupa dana sebesar Rp.
546.468.544.738,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus

do
gu
enam puluh delapan juta lima ratus empat puluh empat ribu tujuh ratus
tiga puluh delapan rupiah);
- Sedangkan barang bukti berupa surat-surat sebagaimana tersebut

In
A
dalam daftar barang bukti digunakan untuk perkara lain ;
- Mohon agar Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 7.500, (tujuh
ah

lik
ribu lima ratus rupiah) ;
Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
am

ub
156/PID.B/2000/PN.Jak.Sel., tanggal 28 Agustus 2000 yang amar
lengkapnya sebagai berikut :
1. Menyatakan perbuatan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA
ep
k

tersebut di atas sebagaimana dalam dakwaan Primair terbukti, tetapi


ah

perbuatan itu tidak merupakan perbuatan pidana :


R

si
2. Menyatakan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA dilepas dari
segala tuntutan hukum (onslag van rechtvervolging) ;

ne
ng

3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat


serta martabatnya ;

do
4. Membebankan biaya perkara kepada negara ;
gu

5. Memerintahkan barang bukti berupa dana yang ada dalam escrow


account Bank Bali No. 0999.045197 sejumlah Rp. 546.166.116.369,-
In
A

dikembalikan kepada PT. Era Giat Prima;


Sedangkan barang bukti berupa dana yang ada pada BNI 46 Rasuna Said
ah

lik

Jakarta Selatan sejumlah Rp. 28.756.160,- dikembalikan kepada


Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA ;
6. Menyatakan barang bukti lainnya berupa surat-surat sebagaimana dalam
m

ub

daftar barang bukti digunakan dalam perkara lain ;


ka

Membaca putusan Mahkamah Agung RI No. 1688 K/PID/2000 tanggal


ep

28 Juni 2001 yang amar lengkapnya sebagai berikut :


ah

92
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : JAKSA

a
PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA

si
SELATAN, tersebut;
- Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada

ne
ng
negara;
Membaca putusan Peninjauan Kembali No. 12 PK/Pid.Sus/2009

do
-
gu
tanggal 11 Juni 2009 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
Mengabulkan permohonan peninjauan kembali Jaksa Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan tersebut ;

In
A
- Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1688 K/Pid/2000
tanggal 28 Juni 2001 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
ah

lik
Selatan Nomor 156/Pid.B/2000/PN.Jak.Sel. tanggal 28 Agustus
2000 ;
am

ub
MENGADILI KEMBALI :
1. Menyatakan Terdakwa DJOKO SOEGIARTO TJANDRA telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
ep
k

pidana "turut serta melakukan tindak pidana korupsi dan berlanjut” ;


ah

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan


R

si
pidana penjara selama 2 (dua) tahun ;
3. Menghukum pula Terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp.

ne
ng

15.000.000,-, (lima belas juta rupiah) dengan ketentuan apabila


denda tersebut tidak dibayar, maka kepada Terdakwa dikenakan

do
hukuman pengganti berupa pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan
gu

;
4. Menyatakan barang bukti berupa dana yang ada dalam escrow
In
A

account atas rekening Bank Bali No. 0999.045197 qq. PT Era Giat
Prima sejumlah Rp. 546.468.544.738,- (lima ratus empat puluh
ah

lik

enam milyar empat ratus enam puluh delapan juta lima ratus empat
puluh empat ribu tujuh ratus tiga puluh delapan rupiah) dirampas
untuk dikembalikan pada negara ;
m

ub

5. Menyatakan barang bukti lainnya berupa surat-surat sebagaimana


ka

dalam daftar barang bukti tetap terlampir dalam berkas ;


ep

Membebankan Termohon Peninjauan Kembali /


ah

93
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat

a
peradilan yang dalam tingkat peninjauan kembali ini sebesar Rp.

si
2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Membaca Akta Permohonan Peninjauan Kembali No. 06 / Akta Pid /

ne
ng
PK / 2009 / PN Jkt.Sel. tertanggal 22 Juni 2009 dari Terpidana, yang
memohon agar Putusan Peninjauan Kembali No. 12 PK / Pid.Sus / 2009

do
gu
tanggal 11 Juni 2009 tersebut dapat ditinjau kembali ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa putusan peninjauan kembali tersebut telah

In
A
diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali / Terpidana pada
tanggal 12 Juni 2009 ;
ah

lik
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali ini diajukan oleh
Terpidana terhadap Putusan Peninjauan Kembali No. 12 PK / Pid.Sus / 2009
am

ub
tanggal 11 Juni 2009 ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
Peninjauan Kembali / Terpidana pada pokoknya adalah sebagai berikut :
ep
k
ah

Alasan pengajuan peninjauan kembali adalah karena Putusan Nomor 12


R

si
PK/Pid.Sus/2009 memperlihatkan kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang
nyata, diuraikan sebagai berikut :

ne
ng

Penghukuman terhadap Pemohon Peninjauan Kembali dijatuhkan oleh


Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 dengan

do
melakukan penafsiran yang menghancurkan –interpretatio est perversio.
gu

Interpretasi terhadap ketentuan peninjauan kembali dalam KUHAP, baik yang


dilakukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM yang kemudian diterima dan
In
A

dibenarkan oleh Mahkamah Agung melalui Putusannya Nomor 12


PK/Pid.Sus/2009, tidak hanya bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-
ah

lik

ketentuan mengenai peninjauan kembali dalam KUHAP itu, tetapi juga


bertentangan prinsip yang berlaku universal yang terkandung dalam adagium
m

interpretatio cessat in claris, jika teks / kata-kata atau redaksi undang-


ub

undang telah terang dan jelas, maka tidaklah diperkenankan lagi melakukan
ka

penafsiran. Penafsiran yang dilakukan terhadap kata-kata atau redaksi


ep

undang-undang yang sudah terang, jelas, dan tegas itu menyebabkan


ah

94
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terjadinya interpretatio est perversio, penafsiran yang menghancurkan.

a
Terkait dengan soal penafsiran ini beberapa sarjana hukum

si
mengemukakan pandangan, sebagaimana dikutip oleh Andi Zainal Abidin,
Profesor Emeritus dari Universitas Hasanuddin, di antaranya, Prof.

ne
ng
Logemann yang mengatakan bahwa penafsiran undang-undang tidaklah
boleh memperkosa maksud dan jiwa undang-undang. Dengan kata lain,

do
gu
Hakim tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Segala sesuatu yang logis
dapat disimpulkan menjadi kehendak pembuat undang-undang. Prof. Mr van

In
Hamel menyatakan bahwa terhadap redaksi undang-undang yang
A
rumusannya sudah jelas dan tidak dapat diartikan jamak haruslah digunakan
strictissima interpretatio atau penafsiran yang striktif. Demikian pula
ah

lik
pendapat Prof. Mr. van Hattum. Itu juga yang dimaksud Prof. Mr. D. Simons
ketika menyatakan bahwa pada dasarnya undang-undang itu haruslah
am

ub
ditafsirkan menurut undang-undang itu sendiri. Jikalau kata-kata atau
rumusan undang-undang itu cukup jelas, maka Hakim tidak boleh
menyimpang dari kata-kata tersebut, walaupun maksud yang sungguh-
ep
k

sungguh pembuat undang-undang itu berlainan dengan arti kata tersebut.


ah

Berdasarkan ketentuan dalam KUHAP, terhadap putusan yang telah


R

si
berkekuatan hukum tetap, kita dapat menggunakan upaya hukum luar biasa
yang disebut Peninjauan Kembali (PK) yang diatur dalam Pasal 263, 264,

ne
ng

265, 266, 267, 268 KUHAP dengan memenuhi ketentuan dan syarat-syarat
dalam Pasal 263 KUHAP.

do
gu

Ketentuan peninjauan kembali dalam KUHAP merupakan upaya


hukum luar biasa yang diberikan undang-undang kepada Terpidana atau
ahli warisnya yang menjadi korban miscarriage of justice. Hak mengajukan
In
A

peninjauan kembali ini tidak diberikan kepada negara yang direpresentasikan


oleh Kejaksaan R.I., karena negara tidak pernah menjadi korban miscarriage
ah

lik

of justice. Negara adalah pihak yang melakukan tindakan miscarriage of


justice terhadap warga negaranya.
m

ub

Pasal 1 angka ke-12 KUHAP menyatakan:


“Upaya hukum adalah hak Terdakwa atau Penuntut Umum untuk tidak
ka

menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau


ep

kasasi atau hak Terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan


ah

95
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.”

a
Pasal 263 ayat (1) KUHAP menyatakan:

si
“Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum,

ne
ng
Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan
kembali kepada Mahkamah Agung”.

do
gu
Hak Terpidana atau ahli warisnya untuk mengajukan peninjauan kembali
dipertegas lagi dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

In
Nomor: M.01.PW.07.03 Tahun 1982 tentang Pedoman Pelaksanaan Kitab
A
Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pada bagian MEMUTUSKAN :
Menetapkan bagian Pertama keputusan ini dinyatakan bahwa Buku
ah

lik
Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
merupakan pedoman bagi seluruh aparatur penegak hukum, dalam
am

ub
melaksanakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
Dalam Buku Pedoman tersebut, Bab III Kitab Undang-Undang Hukum Acara
ep
k

Pidana, pada angka 6 : Upaya Hukum, di bawah judul Peninjauan Kembali


ah

Putusan, alinea ke-2, ditegaskan kembali:


R

si
“Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum,

ne
ng

Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan


kembali kepada Mahkamah Agung.”

do
Lebih lanjut hal ini dipertegas lagi dalam Buku Pedoman tersebut pada Bab V
gu

“UPAYA HUKUM BIASA DAN LUAR BIASA” – Ad.II. “Upaya Hukum Luar
Biasa” yang menyatakan :
In
A

“Hak permintaan untuk peninjauan kembali hanya diberikan kepada


Terpidana atau ahli-warisnya dan hanya terhadap putusan pengadilan yang
ah

lik

telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang tidak memuat putusan bebas
atau lepas dari segala tuntutan hukum.”
m

ub

Jadi, hak mengajukan peninjauan kembali tidak diberikan kepada Kejaksaan


karena logis kalau yang berkepentingan adalah Terpidana sendiri atau ahli
ka

warisnya.
ep

Dalam ketentuan mengenai pelaksanaan hak tersebut juga secara


ah

96
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
jelas menunjukkan bahwa hak tersebut hanya ditujukan kepada Terpidana

a
atau ahli warisnya yang dalam ketentuan-ketentuan itu disebut sebagai

si
“Pemohon”.
Dalam Pasal 264 ayat (1) KUHAP dinyatakan: “Permintaan peninjauan

ne
ng
kembali oleh Pemohon.....”
Dalam Pasal 264 ayat (4) KUHAP dinyatakan: “Dalam hal Pemohon

do
gu
peninjauan kembali adalah Terpidana yang kurang memahami hukum....”
Dalam Pasal 265 ayat (2) KUHAP dinyatakan: “Dalam pemeriksaan

In
sebagaimana tersebut pada ayat (1), Pemohon dan Jaksa ikut hadir dan
A
dapat menyampaikan pendapatnya.”
Dalam Pasal 265 ayat (3) KUHAP dinyatakan: “Atas permintaan tersebut
ah

lik
dibuat berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh Hakim, Jaksa,
Pemohon dan Panitera....”
am

ub
Dalam Pasal 265 ayat (4) KUHAP dinyatakan: “Ketua pengadilan ......, yang
tembusan surat pengantarnya disampaikan kepada Pemohon dan Jaksa.”
Dalam Pasal 266 ayat (2) KUHAP huruf a dinyatakan: “Apabila Mahkamah
ep
k

Agung tidak membenarkan alasan Pemohon,....”


ah

Dalam Pasal 266 ayat (2) huruf b KUHAP dinyatakan: “Apabila Mahkamah
R

si
Agung membenarkan alasan Pemohon, Mahkamah Agung membatalkan
putusan yang dimintakan peninjauan kembali itu dan menjatuhkan putusan

ne
ng

yang dapat berupa: 1. putusan bebas; 2. putusan lepas dari segala tuntutan
hukum; putusan tidak dapat menerima tuntutan Penuntut Umum; putusan

do
gu

dengan menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.”


Dalam Pasal 268 ayat (2) KUHAP dinyatakan: “ Apabila..... dan sementara
itu Pemohon meninggal dunia, mengenai diteruskan atau tidaknya
In
A

peninjauan kembali tersebut diserahkan kepada kehendak ahli warisnya.”


Dalam perkembangan praktik penegakan hukum dalam peradilan pidana
ah

lik

Indonesia dewasa ini, hak yang oleh undang-undang diberikan kepada


Terdakwa atau ahli waris itu untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai
m

ub

korban miscarriage of justice berhadapan dengan negara, justru diklaim


sebagai hak yang dimiliki oleh negara. Sehingga hak untuk mengajukan
ka

Peninjauan Kembali tersebut juga menjadi hak negara, si pelaku miscarriage


ep

of justice. Pengambilalihan hak ini dilakukan dengan cara melakukan


ah

97
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
interpretasi atas ketentuan Pasal 263 KUHAP. Dalam kasus yang dialami

a
oleh Pemohon Peninjauan Kembali, pengajuan peninjauan kembali oleh

si
negara yang direpresentasikan oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut ternyata
dibenarkan dan diterima oleh Mahkamah Agung R.I. dalam Putusannya

ne
ng
Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009.
Patutlah kiranya jika Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 dinyatakan

do
gu
sebagai putusan yang memperlihatkan kekhilafan Hakim atau kekeliruan
yang nyata. Sistem Peradilan Pidana untuk penegakan hukum, haruslah adil,
yakni hukum harus mempunyai suatu isi yang dapat dibenarkan sesuai

In
A
dengan prinsip-prinsip keadilan. Hukum tidak hanya richtiges recht,
melainkan juga harus gerechtes recht sama seperti semboyan skolastik, “ius
ah

lik
quia justum” (hukum karena adil).
am

ub
Putusan Mahkamah Agung Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 memperlihatkan
kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata karena melanggar KUHAP
Putusan Majelis Hakim Mahkamah Agung yang mengabulkan
ep
k

pengajuan permohonan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum


ah

jelas-jelas bertentangan dan melanggar ketentuan-ketentuan mengenai


R

si
peninjauan kembali dalam KUHAP dan telah mengabaikan ketentuan-
ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP tersebut di atas. Hal ini

ne
ng

menimbulkan pertanyaan : bolehkah suatu putusan Mahmakah Agung


bertentangan atau melanggar Undang-udang ? Dalam sumpah dan janji

do
Hakim Agung menurut Pasal 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
gu

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985, dinyatakan


kewajiban Hakim untuk menjalankan segala peraturan perundang-undangan
In
A

dengan selurus-lurusnya menurut UUD 1945.


Di dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
ah

lik

Mahkamah Agung ditetapkan bahwa dalam pemeriksaan permohonan


peninjauan kembali putusan perkara pidana yang telah memperoleh
m

ub

kekuatan hukum tetap digunakan acara peninjauan kembali sebagaimana


diatur dalam KUHAP. Hal ini berarti bahwa Hakim Agung yang melakukan
ka

pemeriksaan permohonan peninjauan kembali wajib untuk menjalankan


ep

ketentuan hukum acara peninjauan kembali sebagaimana diatur dalam


ah

98
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
KUHAP dengan selurus-lurusnya. Artinya, tidak boleh lain daripada

a
ketentuan-ketentuan mengenai peninjauan kembali di dalam KUHAP.

si
Di dalam KUHAP tidak ada satu ketentuanpun yang memberikan hak
kepada Jaksa Penutut Umum untuk mengajukan permohonan peninjauan

ne
ng
kembali. Putusan Mahkamah Agung Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 yang
mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Jaksa Penuntut Umum

do
gu
merupakan putusan yang memberikan hak kepada Jaksa Penuntut Umum
untuk mengajukan peninjauan kembali. Hal ini bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam KUHAP. Hal ini berarti Majelis Hakim Mahkamah

In
A
Agung dalam perkara peninjauan kembali Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 juga
telah melanggar ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
ah

lik
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung karena sudah tidak menjalankan KUHAP selurus-lurusnya.
am

ub
Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 memperlihatkan kekhilafan Hakim
atau kekeliruan yang nyata karena putusan tersebut melampaui
ep
k

Kewenangan Mahkamah Agung.


ah

Putusan Mahkamah Agung Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 yang


R

si
mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan Jaksa Penuntut
Umum ini berarti memberikan hak kepada Jaksa Penuntut Umum untuk

ne
ng

mengajukan peninjauan kembali sama seperti hak yang diberikan KUHAP


kepada Terdakwa atau ahli warisnya menurut ketentuan-ketentuan KUHAP

do
sebagaimana diuraikan di atas.
gu

Hak mengajukan permohonan peninjauan kembali yang diberikan


kepada Terpidana atau ahli warisnya adalah hak yang diberikan oleh / lahir
In
A

dari Undang-Undang. Dalam sistem ketatanegaraan kita menurut UUD 1945,


Undang-Undang adalah produk kekuasaan legislatif. Jadi, hak Terpidana
ah

lik

atau ahli warisnya untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali itu


adalah hak yang diberikan kekuasaan legislatif yang diatur dalam Undang-
Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
m

ub

Pertanyaannya adalah: Dapatkah Majelis Hakim Mahkamah Agung


ka

melalui Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 memberikan hak mengajukan


ep

permohonan peninjauan kembali kepada JAKSA PENUNTUT UMUM yang


ah

99
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sama seperti hak yang diberikan Undang-Undang (KUHAP) kepada

a
Terpidana atau ahli warisnya?

si
Jawabannya jelas. Tidak dapat.
Karena hak tersebut hanya lahir dari Undang-Undang yang berada di bawah

ne
ng
kekuasaan legislatif. Sementara Mahkamah Agung bukanlah pelaku
kekuasaan legislatif, tetapi pelaku kekuasaan yudikatif sebagaimana

do
gu
ditetapkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung, “Mahkamah Agung adalah salah satu pelaku kekuasaan Kehakiman

In
A
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945”.
ah

lik
Dengan demikian putusan Mahmakah Agung Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009
yang mengabulkan pengajuan permohonan peninjauan kembali dari JAKSA
am

ub
PENUNTUT UMUM yang berarti telah memberikan hak pengajuan
permohonan peninjauan kembali kepada Jaksa Penuntut Umum nyata-nyata
telah melampaui kewenangan Mahkamah Agung sebagai pelaku kekuasaan
ep
k

yudikatif.
ah

si
Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009
memperlihatkan kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata karena

ne
ng

tidak menghargai Putusan Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi yang


merupakan hukum karena telah mempunyai kekuatan hukum tetap

do
Mahkamah Agung dalam Putusannya Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009
gu

memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata karena tidak


menghargai Putusan Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi yang
In
A

merupakan hukum karena telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Hal ini
juga menunjukkan bahwa Mahkamah Agung melalui Putusannya Nomor 12
ah

lik

PK/Pid.Sus/2009 justru mengabaikan hukum dan tidak menghormati,


mempertahankan, dan menegakkan kepastian hukum;
m

Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 memperlihatkan kekhilafan


ub

Hakim dan kekeliruan yang nyata karena telah membiarkan dan


ka

membenarkan tindakan Jaksa Penuntut Umum yang tidak melaksanakan


ep

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap


ah

100
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 6 huruf a KUHAP yang

a
menetapkan bahwa Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh

si
undang-undang untuk bertindak sebagai Penuntut Umum serta
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

ne
ng
tetap. Dalam Pasal 270 KUHAP juga ditegaskan bahwa Jaksa adalah
pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

do
tetap; gu
Mahkamah Agung melalui Putusannya Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009
memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata karena telah

In
A
membenarkan tindakan Jaksa Penuntut Umum yang sejak Putusan Kasasi
yang mempunyai kekuatan hukum tahun 2001 itu telah menguasai dana
ah

lik
Rp. 546.466.166.369,- secara bertentangan dengan Putusan Mahkamah
Agung dalam tingkat Kasasi, dana mana harus diserahkan kepada PT ERA
am

ub
GIAT PRIMA sebagai pemilik sah berdasarkan Putusan Majelis Kasasi yang
menguatkan Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama;
Mahkamah Agung R.I. melalui Putusannya Nomor 12
ep
k

PK/PID.SUS/2009 memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang


ah

nyata karena membenarkan perbuatan Jaksa Penuntut Umum yang tidak


R

si
menghargai hak-hak badan hukum PT ERA GIAT PRIMA atas harta
kekayaan merupakan suatu bentuk pelanggaran hukum.

ne
ng

Dengan demikian Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 12


PK/PID.SUS/2009 yang memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan

do
yang nyata justru tidak menjamin kepastian hukum sebagaimana jadi tujuan
gu

hukum pemberantasan tindak pidana korupsi yang dinyatakan dalam Udang-


Undang No. 20 Tahun 2001.
In
A

Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor: 12 PK/PID.SUS/2009 yang


membenarkan tindakan Jaksa Penuntut Umum dalam mengajukan upaya
ah

lik

hukum luar biasa Peninjauan Kembali atas Putusan Majelis Kasasi yang
menyatakan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra
dilepaskan dari tuntutan hukum dengan dasar argumentasi demi kepentingan
m

ub

umum, menyalahkan putusan Hakim Kasasi Mahkamah Agung R.I.,


ka

menyalahkan Mahkamah Agung R.I. yang tidak menjalankan tugas dan


ep

tanggung jawab pembinaan dan pengawasan Hakim-Hakim di bawahnya,


ah

101
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan menciptakan justifikasi hak pengajuan peninjauan kembali dengan

a
melakukan penafsiran hukum yang melanggar asas hukum yang berlaku

si
universal nyata-nyata memperlihatkan kekhilafan dan kekeliruan yang nyata.
Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 12 PK/PID.SUS/2009 menciptakan

ne
ng
keragaman penafsiran hukum merupakan putusan yang memperlihatkan
kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata

do
gu
Tujuan yang merupakan itikad baik dari hukum pemberantasan tindak
pidana korupsi yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001

In
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh dari suatu sistem
A
hukum pemberantasan tindak pidana korupsi. Hal ini mencakup hukum
pidana material (substantif) dan hukum acara pidana yang tunduk pada
ah

lik
ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Hal ini
sesuai dengan pandangan tentang ilmu pengetahuan hukum yang
am

ub
diungkapkan para pakar hukum pidana, di antaranya Hazewinkel-Suringa.
Menurut Hazewinkel-Suringa ilmu pengetahuan hukum pidana mencakup
juga mempelajari hukum acara pidana, yaitu "aturan main", hak-hak atau
ep
k

wewenang serta kewajiban para pelaksana hukum dan perorangan. Bidang


ah

tersebut di dalam hukum pidana adalah paling penting, oleh karena melalui
R

si
hukum acara pidana, hukum pidana material (substantif) direalisasikan dan
seringkali hukum acara pidana sangat berpengaruh untuk menafsirkannya.

ne
ng

Misalnya pengertian tentang asas 'ne bis in idem', peninjauan kembali


(herziening, judicial review) dan lain sebagainya. Bahkan sebagian sarjana

do
hukum di Belanda memandang bahwa hukum acara pidana, di samping
gu

bertujuan memberantas kejahatan, pada hakikatnya merupakan tujuan


hukum pidana yang sebenarnya, karena ialah yang menentukan hak-hak
In
A

penduduk terhadap penguasa.


Majelis Hakim Mahkamah Agung selaku sub-sistem dalam Sistem
ah

lik

Peradilan Pidana dalam rangka penegakan hukum melalui Putusannya


Nomor: 12 PK/PID.SUS/2009 telah memperlihatkan kekhilafan Hakim atau
m

kekeliruan yang nyata dalam putusannya karena selaku salah satu unsur
ub

penegak hukum pemberantasan tindak pidana korupsi, berdasarkan jiwa,


ka

semangat, dan itikad baik Undang-Undang No. 20 Tahun 2001, harus


ep

menghindar dari keragaman penafsiran hukum baik hukum pidana material


ah

102
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
maupun hukum pidana formal. Sebab keragaman penafsiran akan

a
mengakibatkan apa yang dalam dunia hukum disebut “interpretatio est

si
perversio” – penafsiran yang menghancurkan. Penegak hukum memiliki
kewajiban secara hukum, moral, dan etika, untuk menghindar dari keragaman

ne
ng
penafsiran yang menghancurkan itu. Mengapa? Karena dalam penegakan
hukum, khususnya yang bersifat represif, Jaksa melakukan penegakan

do
gu
hukum terhadap orang-orang yang diduga melanggar hukum melalui proses
penyelidikan, penyidikan, penuntutan di pengadilan. Hakim mengadili dan
memutuskan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran

In
A
hukum yang dilakukan Terdakwa. Jika seseorang dihukum dengan cara-cara
melanggar hukum, pertanyaannya adalah: apa bedanya si Terdakwa yang
ah

lik
didakwa melanggar hukum dengan Jaksa yang untuk kepentingan
penuntutan si Terdakwa melakukan penafsiran hukum yang menghancurkan
am

ub
hukum itu? Bukankah si Terdakwa dituntut karena diduga menghancurkan
hukum? Dan bukankah penafsiran hukum oleh Jaksa yang tidak taat asas itu
pada hakikatnya juga menghancurkan hukum? Bukankah Hakim, termasuk
ep
k

Majelis Hakim pada Mahkamah Agung R.I. yang memeriksa dan memutus
ah

Perkara Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 tidak boleh menafsirkan ketentuan


R

si
hukum yang sudah jelas? Karena itu penegak hukum dalam melakukan
tindakan-tindakan penegakan hukum harus taat asas. Sebagaimana kita

ne
ng

pahami taat asas merupakan syarat dan karakter penting dari


profesionalisme dan integritas penegak hukum dan penegakan hukum,

do
termasuk penegakan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi.
gu

Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 jelas-jelas


memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata karena
In
A

membenarkan pengajuan peninjauan kembali atas Putusan Mahkamah


Agung dalam tingkat kasasi oleh JAKSA PENUNTUT UMUM dengan
ah

lik

justifikasi hak mengajukan peninjauan kembali berdasarkan hasil


penafsiran/intepretasi Pasal 263 KUHAP. Putusan Mahkamah Agung yang
demikian tidak hanya bertentangan dengan jiwa, semangat dan itikad baik
m

ub

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 yakni menghindari keragaman


ka

penafsiran hukum, tetapi telah bertentangan dan menghancurkan asas


ep

hukum yang berlaku universal, yakni asas yang terkandung dalam adagium
ah

103
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
interpretatio cessat in claris, yang berarti jika teks/kata-kata atau redaksi

a
undang-undang telah terang dan jelas, maka tidaklah diperkenankan lagi

si
melakukan penafsiran.
Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 yang

ne
ng
mengabulkan permohonan peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum
sepanjang mengenai dana sejumlah Rp. 546.466.116.369,- jelas-jelas

do
gu
memperlihatkan kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Sejak tanggal 19 November 1999 dana sejumlah Rp. 546.466.116.369,-

In
A
disita oleh Kejaksaan Agung RI sebagai barang bukti dan sejak tanggal
tersebut dana tersebut berada di bawah penguasaan Kejaksaan Agung
ah

lik
RI sebagaimana ternyata dari Berita Acara Penyitaan tanggal 19
November 1999. Penyitaan tersebut dilakukan berdasarkan Surat
am

ub
Perintah Penyitaan dan Penitipan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus Nomor: Prin-114/F/Fpk.1/9/1999 tanggal 28 September 1999.
Sejak saat itu Kejaksaan Agung Republik Indonesia pada tanggal 19
ep
k

November 1999 telah melakukan penyitaan terhadap uang sejumlah Rp.


ah

546.466.116.369,00 (lima ratus empat puluh enam miliar empat ratus


R

si
enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh
sembilan rupiah) yang ada di Bank Bali atas nama PT Bank Bali qq PT

ne
ng

Era Giat Prima dengan Nomor rekening 0999.045197 untuk dijadikan


barang bukti dalam perkara tindak pidana korupsi atas nama tersangka

do
Djoko Soegiarto Tjandra di mana barang bukti tersebut dititipkan oleh
gu

Kejaksaan Agung R.I. dan tetap berada pada PT Bank Bali Tbk.
b. Berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor:
In
A

1688/K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001, dana tersebut seharusnya telah


diserahkan kepada PT ERA GIAT PRIMA. Hal ini sesuai dengan
ah

lik

ketentuan Pasal 194 ayat (1) KUHAP yang menyatakan :


(1) Dalam hal putusan pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum, Pengadilan menetapkan supaya barang bukti yang
m

ub

disita diserahkan kepada pihak yang paling berhak menerima


ka

kembali yang namanya tercantum dalam putusan tersebut kecuali jika


ep

menurut ketentuan undang-undang barang bukti itu harus dirampas


ah

104
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
untuk kepentingan negara atau dimusnahkan atau dirusak sehingga

a
tidak dapat dipergunakan lagi.

si
(2) Kecuali apabila terdapat alasan yang sah, Pengadilan menetapkan
supaya barang bukti diserahkan segera sesudah sidang selesai.

ne
ng
(3) Perintah penyerahan barang bukti dilakukan tanpa disertai sesuatu
syarat apa pun kecuali dalam hal putusan Pengadilan belum

do
c.
gu
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Bahwa Djoko Soegiarto Tjandra diputus lepas dari segala tuntutan hukum
(lihat diktum angka 2 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang

In
A
dikuatkan oleh Mahkamah Agung R.I.);
d. Bahwa dalam putusan Pengadilan Tingkat Pertama yang dikuatkan oleh
ah

lik
Majelis Kasasi ditetapkan supaya barang bukti yang disita diserahkan
kepada pihak yang paling berhak menerima kembali yang namanya
am

ub
tercantum dalam putusan tersebut (lihat perintah Pasal 194 ayat 1
KUHAP dan diktum angka 5 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan);
ep
k

e. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 194 ayat 1, ayat 3 KUHAP, dan


ah

diktum angka 5 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, barang bukti


R

si
berupa dana yang ada pada Escrow Account Bank Bali No. 0999.045197
sejumlah Rp. 546.466.116.369,- harus dikembalikan kepada PT Era Giat

ne
ng

Prima;
f. Akan tetapi, sampai Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam perkara

do
Nomor 12 PK/PID.SUS/2009 memeriksa perkara tersebut, dana sejumlah
gu

Rp. 546.466.116.369,- tersebut tidak pernah diserahkan kepada PT Era


Giat Prima dan tetap berada di bawah penguasaan Kejaksaan Agung RI.
In
A

Akibat dari keadaan ini PT Era Giat Prima tidak dapat menikmati hak-
haknya atas dana tersebut; dan pada sisi lain negara juga tidak dapat
ah

lik

menggunakan dana tersebut karena negara bukan pihak yang berhak


menerima barang bukti tersebut yang namanya tercantum dalam putusan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
m

ub
ka

Mahkamah Agung dalam Putusannya Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 telah


ep

khilaf dan keliru karena tidak memberikan perlakuan secara adil dalam
ah

105
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pemberantasan tindak pidana korupsi

a
Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 memperlihatkan kekhilafan dan

si
kekeliruan yang nyata ketika membenarkan tindakan Jaksa Penuntut Umum
yang telah memberikan perlakuan secara adil ketika dia tidak melaksanakan

ne
ng
Putusan Judex Juris yang merupakan hak PT Era Giat Prima dan tetap
menguasai dana yang berada di bawah kekuasaan penyitaannya, ketika

do
gu
membenarkan tindakan Jaksa Penuntut Umum tidak memberikan perlakuan
secara adil ketika Jaksa, yang dalam keadaan tidak melaksanakan Putusan
Judex Juris, justru mengajukan upaya hukum peninjauan kembali dengan

In
A
dasar-dasar argumentasi yang mempersalahkan Judex Juris dan menuding
Mahkamah Agung R.I. tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab
ah

lik
pengawasan dan pembinaan Hakim-Hakim di pengadilan tingkat di bawah
Mahkamah Agung sebagaimana dinyatakan dalam Memori PK-nya dulu ?
am

ub
Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009
memperlihatkan kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata karena
ep
k

sama sekali tidak mempertimbangkan jawaban Termohon PK Djoko


ah

Soegiarto Tjandra ; tidak mempertimbangkan bukti-bukti yang


R

si
diserahkan oleh Termohon Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra
; tidak mempertimbangkan pendapat ahli yang didengar dalam

ne
ng

pemeriksaan permohonan peninjauan kembali JAKSA PENUNTUT


UMUM di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Putusan tersebut tidak

do
gu

dapat dipertahankan lagi dan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.


Hal tersebut ternyata dari pertimbangan pada halaman 84 Putusan Nomor 12
PK/Pid.Sus/2009 :
In
A

Membaca surat permohonan peninjauan kembali tertanggal 01


September 2008 yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri di
ah

lik

Jakarta Selatan pada tanggal 03 September 2008 dari Jaksa Penuntut


Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, yang memohon agar
m

ub

Putusan Mahkamah Agung RI tersebut dapat ditinjau kembali;


Dengan mengacu pada pertimbangan tersebut di atas ternyata bahwa
ka

Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 memperlihatkan kekhilafan Hakim dan


ep

kekeliruan yang nyata karena sama sekali tidak memuat dan


ah

106
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mempertimbangkan Jawaban Termohon Peninjauan Kembali Djoko

a
Soegiarto Tjandra; tidak mempertimbang-kan bukti-bukti yang diserahkan

si
oleh Termohon Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra, tidak
mempertimbangkan pendapat ahli yang didengar dalam pemeriksaan

ne
ng
permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

do
berjudul
gu
Berikut ini kami kutip pendapat M. Yahya Harahap dalam bukunya
”Pembahasan, Permasalahan, dan Penerapan KUHAP.
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali”

In
A
halaman 362 yang menyatakan sebagai berikut:
“.... Demikian juga mengenai pembelaan Terdakwa atau Penasihat Hukum
ah

lik
diuraikan serangkaian dengan pertimbangan fakta dan keadaan beserta alat
pembuktian. Argumentasi fakta dan keadaan serta alat pembuktian
am

ub
“dikonfrontir” oleh Hakim dengan argumentasi tuntutan pidana Penuntut
Umum dan pembelaan Terdakwa atau penasihat hukum. Konfrontasi semua
argumentasi ini yang harus jelas terbaca dalam putusan. Sepanjang
ep
k

manakah fakta dan keadaan serta pembuktian dapat mendukung tuntutan


ah

pidana Penuntut Umum. Atau sepanjang manakah fakta dan keadaan


R

si
serta pembuktian itu melumpuhkan pembelaan yang diajukan Terdakwa
atau penasihat hukum”

ne
ng

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, Yahya Harahap mengemukakan


bahwa tidak diuraikannya pembelaan Terdakwa atau Penasihat Hukum

do
gu

dalam Putusan dapat menyebabkan Putusan pemidanaan dapat batal demi


hukum sebagaimana yang diancam Pasal 197 ayat (2), karena Putusan
tersebut tidak memuat semua hal yang diatur dalam Pasal 197 ayat (1)
In
A

KUHAP. Dengan demikian Putusan No. 12 PK/Pid.Sus/2009 yang mana


dalam pertimbangannya tidak memuat dan mempertimbangkan Jawaban
ah

lik

Termohon Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra, tidak memuat dan


mempertimbangkan bukti-bukti yang diserahkan oleh Termohon Peninjauan
m

ub

Kembali Djoko Soegiarto Tjandra, dan tidak mempertimbangkan pendapat


ahli yang didengar pada pemeriksaan permohonan peninjauan kembali yang
ka

diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan


ep

menyebabkan Putusan tersebut BATAL DEMI HUKUM.


ah

107
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Keterangan Ahli di bawah sumpah yang tidak dimuat dan

a
dipertimbangkan dalam Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009:

si
Nama : Drs. Adami Chazawi S.H.
Tempat lahir : Lampung

ne
ng
Umur : 64 tahun
Alamat : Jl. Terusan Raya Dieng 59 B Malang

do
Agama
Pekerjaan
gu : Islam
: Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

In
Bahwa keahlian Ahli adalah di bidang hukum pidana;
A
 Bahwa Ahli menjadi dosen sejak tahun 1974;
 Bahwa Ahli sudah sering didengar keterangannya sebagai Ahli di
ah

lik
pengadilan;
 Bahwa unsur-unsur peninjauan kembali (PK) adalah:
am

ub
- Upaya hukum luar biasa;
- Terhadap putusan pemidanaan oleh pengadilan yang sudah
ep
mempunyai kekuatan hukum tetap;
k

- Putusan mana yang mengandung kesalahan, yang maksudnya tidak


ah

dapat diperbaiki dengan upaya hukum biasa;


R

si
- Untuk menegakkan dan mengembalikan hak-hak Terpidana yang
telah terampas oleh putusan tersebut;

ne
ng

- Hanya dapat dilakukan oleh Terpidana atau ahli warisnya.


 Landasan peninjauan kembali hanya boleh diajukan oleh Terpidana:

do
gu

a. Filosofi dan jiwa lembaga peninjauan kembali, dilandasi kepentingan


Terpidana untuk mengembalikan dan menegakkan hak-haknya yang
In
telah terlanjur terampas oleh putusan penghukuman. Terpidana
A

adalah yang salah. Maka negara tidak dibenarkan mengajukan


peninjauan kembali dengan tujuan untuk menghukum.
ah

lik

b. Jika diberi hak, (1) putusan bebas kehilangan kepastian hukum, (2)
bertentangan dengan fungsi hukum pidana & tujuan negara hukum,
m

ub

(3) perkosaan terhadap prinsip peninjauan kembali (untuk


memulihkan hak terhukumnya yang terlanjur dirampas negara).
ka


ep

Bahwa Mahkamah Agung (MA) telah melakukan empat pelanggaran bila


yang menerima peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum (JPU), yaitu:
ah

108
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a) Melanggar Pasal 263 (1), yang tidak membenarkan pihak lain

a
mengajukan peninjauan kembali.

si
b) Melanggar Pasal 263 (2), yang hanya dapat diajukan terhadap
putusan pemidanaan.

ne
ng
c) Melanggar Pasal 266 (2) huruf b, Mahkamah Agung hanya boleh
menjatuhkan 4 macam amar putusan, tidak pemidanaan.

do
gu
d) Melanggar Pasal 266 (3), yang melarang Mahmakah Agung memutus
melebihi pidana semula.
 Bahwa apabila Mahkamah Agung menerima peninjauan kembali Jaksa

In
A
Penuntut Umum maka Mahkamah Agung tidak dianggap melaksanakan
Pasal 28 ayat (1) UU No. 4/2004, karena:
ah

lik
1) Menggali nilai hukum dan keadilan masyarakat dibedakan, apabila
(1) hukumnya belum ada atau (2) hukumnya belum jelas dan
am

ub
memerlukan penafsiran. Norma yang sudah jelas tidak dapat
ditafsirkan lagi (adagium interpretatio cessat in claris).
2) Menggali nilai-nilai hukum masyarakat tidak boleh dengan melanggar
ep
k

hukum.
ah

 Bahwa pihak-pihak yang disebutkan dalam Pasal 23 ayat (1) Undang-


R

si
Undang No. 4 / 2004 tidak termasuk JAKSA PENUNTUT UMUM,
alasannya adalah :

ne
ng

a) Norma Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4 / 2004 merupakan


norma hukum untuk semua perkara baik itu perkara pidana, perkara

do
gu

TUN, perkara perdata. Sedangkan Pasal 263 ayat (1) merupakan


norma hukum khusus untuk perkara pidana. Norma khusus itulah
yang berlaku (azas lex specialis derogat legi generali).
In
A

b) Norma Pasal 263 ayat (1) KUHAP merupakan norma yang sudah
jelas dan tuntas. Norma yang sudah jelas dan tuntas tidak dapat
ah

lik

ditafsirkan lagi (adagium interpretatio cessat in claris). Sedangkan


Pasal 23 ayat (1) UU No. 4 / 2004 norma umum yang masih
m

ub

diperlukan penjabaran atau penafsiran lagi.


c) Rumusan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4 / 2004 jangan
ka

dibaca sepotong-potong, tapi harus menyeluruh. Di sana ada syarat-


ep

syarat yakni “bila terdapat hal atau keadaan tertentu dalam Undang-
ah

109
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Undang”. Dan untuk peninjauan kembali perkara pidana ada

a
ketentuan undang-undang sendiri yakni Pasal 263 ayat (1) KUHAP.

si
d) Syarat pengajuan peninjauan kembali dalam Pasal 263 ayat (2)
KUHAP tidak dapat dipisahkan dengan syarat subyek yang berhak

ne
ng
mengajukan PK dalam ayat (1). Artinya syarat-syarat mengajukan
peninjauan kembali dalam ayat (2) hanya dapat digunakan oleh

do
gu
subyek hukum dalam ayat (1) saja, yaitu
warisnya.
Terpidana atau ahli

e) Menurut dogma penafsiran, apabila dalam norma ditentukan syarat-

In
A
syarat mengenai suatu hal secara limitatif, tidak diperkenankan
menambah syarat lain. Pasal 263 ayat (1) disebutkan secara limitatif.
ah

lik
Menjadi rumusan tertutup.
f) Tugas JAKSA PENUNTUT UMUM adalah membuktikan Terdakwa
am

ub
bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan untuk memenuhi
syarat Pasal 183 KUHAP. Apabila pada akhirnya JAKSA PENUNTUT
UMUM tidak berhasil membuktikannya, maka JAKSA PENUNTUT
ep
k

UMUM tidak dibenarkan untuk berulang-ulang terus menerus


ah

sepanjang masa sekehendaknya tanpa batas waktu untuk


R

si
membuktikan surat dakwaannya.
g) Putusan Mahkamah Konstitusi No. 16/PUU-VI/2008 tanggal 15

ne
ng

Agustus 2008 dalam permohonan uji materiil Pasal 23 ayat (1) UU


No. 4/2004, menyatakan Hakim pidana harus tunduk dan

do
menerapkan aturan khusus peninjauan kembali dalam Undang-
gu

Undang.
 Akibat dari JAKSA PENUNTUT UMUM dibolehkan mengajukan
In
A

peninjauan kembali, yaitu:


a) Tidak ada kepastian hukum lagi di Indonesia, baik bagi negara,
ah

lik

masyarakat dan pribadi.


 Bagi negara adalah negara sudah melanggar hak asasi manusia.
m

Negara sudah menjalankan negara kekuasaan. Norma Pasal 263


ub

(1) KUHAP: (1) untuk membatasi kekuasaan negara (due process


ka

of law) agar tidak sewenang-wenang. (2) sebagai satu indikator


ep

dari negara hukum dan bukan negara kekuasaan. Oleh karena itu
ah

110
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sikap sebagian Hakim di Mahkamah Agung yang sudah keliru

a
tersebut harus segera dihentikan. Sesungguhnya Mahkamah

si
Agung sudah menghentikan dan mengakhirinya melalui Putusan
No. 84 PK/Pid/ 2006 tanggal 18 Juli 2007 dalam kasus Mulyar bin

ne
ng
Samsi.
 Bahaya bagi penduduk negara, khususnya Terdakwa.

do
gu Meskipun dibebaskan atau dilepaskan dari tuntutan hukum,
putusan tersebut tidak menjamin tenteram dan kedamaian
sepanjang hidupnya.

In
A
b) Negara telah meniadakan fungsi negara hukum. Sebaliknya
menjalankan fungsi negara kekuasaan.
ah

lik
c) Oleh karena itu menyerang rasa keadilan yang sudah ditegakkan
dengan melalui putusan pembebasan atau lepas dari tuntutan hukum
am

ub
yang sudah in kracht.
d) Telah mengacaukan sistem hukum acara pidana Indonesia,
khususnya tentang keberadaan lembaga Peninjauan Kembali. Lihat
ep
k

saja norma Pasal 264, 265, 266, dan 268 yang di dalamnya
ah

disebutkan subyek hukum Pemohon. Jika pengertian Pemohon


R

si
dianggap termasuk JAKSA PENUNTUT UMUM, maka norma pasal-
pasal tersebut menjadi berantakan. Lihat Pasal 268 ayat (2), kalau

ne
ng

Pemohon termasuk juga JAKSA PENUNTUT UMUM, siapa yang


menjadi ahli waris JAKSA PENUNTUT UMUM ?

do
Bahwa salah satu putusan Mahkamah Agung yang tidak menerima
gu

peninjauan kembali JAKSA PENUNTUT UMUM, yakni putusan


Mahkamah Agung No. 84/Pid/2006 (18 Juli 2007), Terdakwa Mulyar bin
In
A

Samsi. Pertimbangan hukumnya:


- Pasal 263 ayat (1) KUHAP telah mengatur secara tegas dan limitatif
ah

lik

bahwa yang dapat mengajukan peninjauan kembali hanyalah


Terpidana dan ahli warisnya, yang bukan Terpidana atau ahli
m

warisnya tidak dapat mengajukan peninjauan kembali.


ub

- Dengan telah diatur secara tegas dan limitatif, maka tidak diperlukan
ka

lagi ketentuan khusus.


ep

- Ketentuan tersebut merupakan due process of law yang berfungsi


ah

111
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
membatasi kekuasaan negara dalam bertindak terhadap warga

a
masyarakat, dan bersifat normatif. Bila disimpangi akan melanggar

si
keadilan dan kepastian hukum.
- Permohonan keninjauan kembali yang diajukan JAKSA PENUNTUT

ne
ng
UMUM merupakan kesalahan penerapan hukum acara.
 Bahwa kesalahan JAKSA PENUNTUT UMUM dalam hal pengajuan

do
gu
Peninjauan Kembali perkara DJOKO S TJANDRA lebih besar dari pada
kesalahan penerapan hukum oleh JAKSA PENUNTUT UMUM perkara

In
MULYAR bin SAMSI. Karena peninjauan kembali JAKSA PENUNTUT
A
UMUM terhadap putusan perkara DJOKO S TJANDRA ini melanggar dua
ketentuan, ialah: (1) larangan JAKSA PENUNTUT UMUM mengajukan
ah

lik
Peninjauan Kembali, dan (2) larangan putusan lepas dari tuntutan hukum
diajukan peninjauan kembali.
am

ub
 Bahwa putusan Mahkamah Agung yang terlanjur menerima peninjauan
kembali JAKSA PENUNTUT UMUM tidak bisa digunakan sebagai dasar
pertimbangan Mahkamah Agung berikutnya untuk melanggar ketentuan
ep
k

hukum undang-undang, sebab :


ah

a. Tingkatan keberlakuan undang-undang lebih tinggi dari putusan


R

si
Hakim. Putusan Mahkamah Agung tidak wajib diikuti, undang-
undang harus diikuti.

ne
ng

b. Putusan Mahkamah Agung tersebut telah melanggar norma hukum


acara.

do
gu

c. Putusan Mahkamah Agung yang menerima peninjauan kembali


JAKSA PENUNTUT UMUM bukan jurisprudensi, karena melanggar
hukum.
In
A

 Bahwa ada dua putusan Mahkamah Agung yang saling bertentangan.


Putusan yang mengabulkan dan yang menolak. Menurut prinsip hukum
ah

lik

pidana, dalam hal ada perbedaan antara yang memberatkan dan yang
meringankan, selalu harus menguntungkan Terdakwa, maka putusan
m

ub

Mahkamah Agung yang menguntungkan Terdakwa saja yang diikuti.


 Bahwa putusan Mahkamah Agung yang menerima peninjauan kembali
ka

JAKSA PENUNTUT UMUM tidak dapat dianggap yurispudensi, karena :


ep

bertentangan dengan hukum undang-undang atau azas-azas hukum.


ah

112
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Bahwa yang dimaksud dengan azas lex posterior derogat legi priori,

a
adalah asas yang mengatakan apabila ada dua norma mengatur hal yang

si
sama tetapi isinya saling bertentangan, maka yang dipakai norma yang
terakhir. Putusan Makhamah Agung yang terakhir misalnya putusan

ne
ng
peninjauan kembali POLYCARPUS tidak dapat dipakai sebagai dasar
putusan Mahkamah Agung dalam perkara peninjauan kembali Saudara

do
gu
DJOKO S. TJANDRA.
Alasannya, ialah :

In
a. Beberapa norma yang dimaksud dalam asas lex posterior derogat
A
legi priori haruslah sama tingkatannya. Tidak boleh yang satu
undang-undang sedang yang lain putusan Hakim. Putusan Hakim
ah

lik
tidak mengikat Hakim yang lain, tetapi undang-undang mengikat
semua Hakim.
am

ub
b. Menurut asas-asas hukum, setiap perbuatan (pribadi atau badan)
dengan sengaja melanggar hukum, maka perbuatan tersebut batal
demi hukum. Pengadilan sebagai badan tidak dibenarkan sengaja
ep
k

melanggar hukum undang-undang yang seharusnya ia tegakkan.


ah

Oleh karena itu, putusan Mahkamah Agung yang sengaja


R

si
melanggar ketentuan hukum undang-undang, mestinya juga
dikategorikan sebagai putusan yang batal demi hukum, meskipun

ne
ng

belum ada upaya hukum dan lembaga yang berwenang


menyatakan putusan semacam itu batal demi hukum.

do
gu

Cara penafsiran yang mengatakan jika tidak dilarang maka dibolehkan,


tidak dapat dibenarkan. Alasannya, adalah:
a) Dalam hukum sesuatu hal yang tidak secara tegas dilarang, tidak
In
A

berarti dibolehkan. Misalkan berjalan di sebelah kanan.


b) Dalam Pasal 263 ayat (1) telah disebutkan secara limitatif subyek
ah

lik

hukum yang berhak mengajukan peninjauan kembali. Menurut ilmu


penafsiran, terhadap penyebutan segala sesuatu secara limitatif,
m

ub

maka tidak boleh ditafsirkan ada sesuatu yang lain di luar dari yang
telah disebutkan.
ka

ep

Jawaban Termohon Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra yang


ah

113
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tidak dimuat dan dipertimbangkan dalam Putusan Nomor 12

a
PK/Pid.Sus/2009 :

si
Jakarta, 15 Oktober 2008
No. 1226/OCK.IX/08

ne
ng
Kepada
Yth. Bapak Ketua

do
gu
Mahkamah Agung R.I.
Jalan Medan Merdeka Utara 13
Jakarta Pusat

In
A
melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
HAL: Jawaban atas Memori Peninjauan Kembali terhadap Putusan MARI
ah

lik
No. 1688K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001 atas nama Djoko
Soegiarto Tjandra.
am

ub
--------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan hormat,
JALAN MENUJU MISCARRIAGE OF JUSTICE
ep
k

I. PENDAHULUAN
ah

“... [It’s true all the stories that you tell come back to haunt you”, demikan
R

si
diungkapkan Clive Walker, Professor & Director of the Centre for Criminal
Justice Studies, University of Leed.

ne
ng

Cuplikan kalimat ini dikutip Walker dari buku Tellin’ Stories (Blunt, Bookers,
Burgess, R. Collins, M. Collins, 1997). .... adalah benar semua cerita yang

do
gu

anda kisahkan kembali menghantui anda.


Pandangan ini nampaknya relevan menggambarkan narasi pengajuan
permintaan peninjauan kembali (PK) oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)
In
A

terhadap putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 1688/K/Pid/2000


tanggal 28 Juni 2001.
ah

lik

Jika kita umpamakan putusan kasasi Mahkamah Agung RI itu sebagai suatu
cerita yang dulu dituturkan Mahkamah Agung, cerita itu kembali memburu
m

ub

Mahkamah Agung dengan adanya klaim dari pihak Jaksa Penuntut Umum
sebagai pihak yang memiliki hak dan kewenangan yang sah menurut hukum
ka

untuk mengajukan peninjauan kembali sambil menyodorkan apa yang


ep

diyakini Jaksa Penuntut Umum sebagai bukti baru (novum) dan


ah

114
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengungkapkan bahwa Mahkamah Agung melalui Majelis Hakim Agung

a
tingkat kasasi telah inkonsisten, telah melakukan kekhilafan dan kekeliruan

si
yang nyata dalam putusannya, serta menuding Mahkamah Agung selaku
Judex Juris tidak melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap peradilan

ne
ng
di bawahnya sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang
No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 32 ayat (1)

do
gu
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-
Undang No. 5 Tahun 2005 tentang Mahkamah Agung.
Seandainya saja semua cerita yang dikemukakan Jaksa Penuntut

In
A
Umum dalam memori peninjauan kembali yang diajukannya ke Mahkamah
Agung itu benar, maka pengajuan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut
ah

lik
Umum pas dan tepat menggambarkan makna kalimat yang diungkapkan
Clive Walker di atas. Sebab, kalimat yang diungkapkan Clive Walker di atas
am

ub
menggambarkan makna dalam konteks adanya cerita Justice Error atau
Miscarriage of Justice dalam putusan pengadilan.
Tetapi sejatinya dan yang nyata-nyata dan yang sebenar-benarnya
ep
k

terjadi tidaklah demikian. Pengajuan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut


ah

Umum bukanlah cerita putusan Judex Juris yang kembali menghantui


R

si
Mahkamah Agung. Sebab, putusan Judex Juris itu bukanlah cerita Justice
Error atau Miscarriage of Justice karena adanya kesalahan, kekhilafan atau

ne
ng

kekeliruan, serta inkonsistensi putusan. Tidak juga ada cerita kelalaian


Mahkamah Agung selaku Judex Juris dalam melakukan tugas dan tanggung

do
jawab pembinaan dan pengawasan terhadap peradilan di bawahnya.
gu

Putusan Judex Juris itu sudah benar dan adil, dan memberikan kepastian
hukum.
In
A

Pertanyaan kita kemudian, narasi apakah yang diceritakan Jaksa Penuntut


Umum dalam memori peninjauan kembali yang diajukan ke Mahkamah
ah

lik

Agung itu ? Tidak lain daripada cerita seperti yang dimaksudkan Clive
Walker di atas. Narasi yang diceritakan Jaksa Penuntut Umum kembali
memburu diri Jaksa Penuntut Umum. Sebab, intisari dari pengajuan
m

ub

peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum tidak lain daripada upaya
ka

membangun cerita Miscarriage of Justice dan Mahkamah Agung ditarik dan


ep

digiring untuk menjadi pelaku utama cerita Miscarriage of Justice itu jika
ah

115
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menerima dan mengabulkan peninjauan kembali yang diajukan Jaksa

a
Penuntut Umum.

si
Pengajuan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap
putusan Judex Juris tidak lain daripada suatu upaya untuk membangun cerita

ne
ng
Miscarriage of Justice dalam peradilan di Indonesia yang dibungkus dalam
kemasan itikad baik memberantas tindak pidana korupsi.

do
gu
Dalam kaitan dengan praktik penegakan hukum pemberantasan tindak
pidana korupsi seperti ini, kiranya perlu kita cermati pandangan Paul Craig
Roberts, mantan arsitek kebijakan pemotongan pajak dalam pemerintahan

In
A
Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan, dan Chairman of The Institute for
the Political Economy, dan Lawrence M. Stratton, seorang advokat.
ah

lik
Pandangan mereka ditulis dalam buku berjudul: “The Tyranny of Good
Intentions : How Prosecutors and Bureaucrats Are Trampling the Constitution
am

ub
in the Name of Justice.” (Prima Publishing Forum, 2000) – “Tirani Itikad Baik :
Bagaimana Para Jaksa dan Birokrat Menginjak-injak Konstitusi Atas Nama
Keadilan”.
ep
k

Roberts dan Stratton menjelaskan dengan topeng itikad baik dalam


ah

memberantas berbagai kejahatan, Jaksa dan birokrat merampas kebebasan


R

si
warga negara, menghancurkan kehidupan individu dalam masyarakat dan
korbannya adalah orang-orang yang tidak bersalah. Roberts dan Stratton

ne
ng

mengupas habis dan menelanjangi praktik-praktik penegakan hukum yang


melanggar hak-hak konstitusional warga negara. Mereka menunjukkan

do
bagaimana hukum tidak lagi jadi tameng perlindungan warga negara yang
gu

tidak bersalah, tetapi telah menjadi senjata penuh kuasa di tangan para
Jaksa yang terlalu bersemangat (overzealous) dan bermental menang
In
A

dengan cara apapun mengorbankan pencarian kebenaran hanya demi


kemajuan karier dan mencapai target.
ah

lik

Praktik tirani itikad baik dalam penegakan hukum pemberantasan


tindak pidana korupsi yang didorong oleh mental menang dengan cara
m

apapun, yang mengabaikan jiwa, semangat, dan itikad baik hukum dan
ub

mengabaikan prinsip-prinsip hukum yang berlaku universal, akan selalu


ka

menghasilkan cerita Miscarriage of Justice.


ep

I. Pengabaian jiwa, semangat, dan itikad baik hukum pemberantasan


ah

116
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tindak pidana korupsi.

a
Jaksa Penuntut Umum mendasarkan pengajuan peninjauan kembali

si
pada pertimbangan bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan
keuangan negara dan menghambat pembangunan nasional. Jaksa

ne
ng
Penuntut Umum merujuk pada pertimbangan yang dinyatakan dalam
Konsideran Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

do
Tahun
gu
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-undang Nomor 31
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun

In
A
2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
ah

lik
Tetapi nampaknya Jaksa Penuntut Umum mengabaikan pertimbangan
lain yang penting yang melatarbelakangi lahirnya Undang-undang 20
am

ub
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pertimbangan
tersebut tercantum dalam huruf b bagian Menimbang dari Undang-
ep
k

undang Nomor 20 Tahun 2001 yang menyatakan sebagai berikut:


ah

“bahwa untuk lebih menjamin kepastian hukum, menghindari


R

si
keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan terhadap
hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil

ne
ng

dalam memberantas tindak pidana korupsi, perlu diadakan perubahan


atas Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

do
Tindak Pidana Korupsi”.
gu

Berdasarkan pertimbangan di atas sangat terang dan jelas dinyatakan


bahwa perubahan atas Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang
In
A

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bertujuan :


1. Lebih menjamin kepastian hukum;
ah

lik

2. Menghindari keragaman penafsiran hukum;


3. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat;
m

ub

4. Serta perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi.


ka

Keempat hal ini merupakan jiwa, semangat, dan itikad baik Undang-undang
ep

No. 20 Tahun 2001. Artinya, setiap upaya penegakan hukum pemberantasan


ah

117
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tindak pidana korupsi harus dijiwai, disemangati dengan itikad baik undang-

a
undang ini. Penegakan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi harus

si
dapat lebih menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran
hukum, memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi

ne
ng
masyarakat, serta adanya perlakuan secara adil dalam memberantas tindak
pidana korupsi.

do
gu
Jika penegakan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi tidak
mencerminkan keempat hal tersebut dan mengabaikan keempat hal tersebut
di atas, maka tindakan penegakan hukum tersebut merupakan pelanggaran,

In
A
pengabaian terhadap hukum pemberantasan tindak pidana korupsi.
Tindakan/upaya penegakan hukum seperti ini harus ditolak.
ah

lik
Ad.1) Jaksa Penuntut Umum tidak menjamin kepastian hukum
Hal inilah yang dilakukan Jaksa Penuntut Umum dalam pengajuan
am

ub
Peninjauan Kembali terhadap Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI
Nomor: 1688/K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001. Putusan Kasasi ini
telah memiliki kekuatan hukum tetap. Putusan yang telah mempunyai
ep
k

kekuatan hukum tetap itu harus dilaksanakan untuk menghormati,


ah

menegakkan, dan mempertahankan kepastian hukum. Menegakkan


R

si
dan mempertahankan kepastian hukum merupakan salah satu tugas
dan tanggung jawab penting dan utama dari Jaksa Penuntut Umum.

ne
ng

Yang terjadi dalam kasus ini justru sebaliknya. Sejak adanya Putusan
Kasasi tahun 2001 Jaksa Penuntut Umum tidak menjalankan Putusan

do
Kasasi tersebut di atas sepanjang mengenai dana sebesar Rp
gu

546.466.166.369,-Dana tersebut hingga saat ini tidak pernah


diserahkan kepada PT ERA GIAT PRIMA. Dana tersebut tetap dan
In
A

masih berada di bawah penguasaan Kejaksaan Agung RI sebagai


barang sitaan.
ah

lik

Apa artinya ini ?


Pertama, Jaksa Penuntut Umum tidak menghargai putusan Judex
Juris yang merupakan hukum karena telah mempunyai kekuatan
m

ub

hukum tetap. Hal ini menunjukkan juga Jaksa Penuntut Umum sebagai
ka

penegak hukum justru mengabaikan hukum dan tidak menghormati,


ep

mempertahankan, dan menegakkan kepastian hukum ;


ah

118
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kedua, Jaksa Penuntut Umum telah tidak melaksanakan putusan

a
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai

si
ditentukan dalam Pasal 1 poin 6 huruf a KUHAP yang menetapkan
bahwa Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-

ne
ng
undang untuk bertindak sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

do
gu
Dalam Pasal 270 KUHAP juga ditegaskan bahwa Jaksa adalah
pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap; Ketiga, sejak putusan kasasi tahun 2001 itu Kejaksaan

In
A
R.I. telah menguasai dana Rp. 546.466.166.369,- secara
bertentangan dengan putusan Judex Juris, dana mana harus
ah

lik
diserahkan kepada PT ERA GIAT PRIMA sebagai pemilik sah menurut
Judex Juris yang menguatkan putusan Judex Facti ;
am

ub
Keempat, Jaksa Penuntut Umum tidak menghargai hak-hak badan
hukum atas harta kekayaan merupakan suatu bentuk pelanggaran
hukum.
ep
k

Jadi, jelas Jaksa Penuntut Umum tidak menjamin kepastian hukum


ah

sebagaimana jadi tujuan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi


R

si
yang dinyatakan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. Hal ini
diperburuk lagi dengan tindakan Jaksa Penuntut Umum mengajukan

ne
ng

upaya hukum luar biasa peninjauan kembali atas putusan Judex Juris
dengan dasar argumentasi demi kepentingan umum, menyalahkan

do
putusan Hakim Kasasi Mahkamah Agung RI, menyalahkan Mahkamah
gu

Agung RI yang tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab


pembinaan dan pengawasan Hakim-Hakim di bawahnya, dan
In
A

menciptakan justifikasi hak pengajuan peninjauan kembali dengan


melakukan penafsiran hukum yang melanggar asas hukum yang
ah

lik

berlaku universal.

Ad.2) Jaksa Penuntut Umum menciptakan keragaman penafsiran


m

ub

hukum
ka

Tujuan yang merupakan itikad baik dari hukum pemberantasan tindak


ep

pidana korupsi yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun


ah

119
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2001 harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh dari

a
suatu sistem hukum pemberantasan tindak pidana korupsi. Hal ini

si
mencakup hukum pidana material (substantif) dan hukum acara
pidana yang tunduk pada ketentuan Kitab Undang-undang Hukum

ne
ng
Acara Pidana (KUHAP).
Hal ini sesuai dengan pandangan tentang ilmu pengetahuan hukum

do
gu
yang diungkap para pakar hukum pidana, di antaranya Hazewinkel-
Suringa. Menurut Hazewinkel-Suringa ilmu pengetahuan hukum
pidana

In
A
mencakup juga mempelajari hukum acara pidana, yaitu "aturan main",
hak-hak atau wewenang serta kewajiban para pelaksana hukum dan
ah

lik
perorangan. Bidang tersebut di dalam hukum pidana paling penting,
oleh karena melalui hukum acara pidana, hukum pidana material
am

ub
(substantif) direalisasikan dan seringkali hukum acara pidana sangat
berpengaruh untuk menafsirkannya. Misalnya pengertian tentang asas
'ne bis in idem', peninjauan kembali (herziening, judicial review) dan
ep
k

lain sebagainya. Bahkan sebagian sarjana hukum di Belanda


ah

memandang bahwa hukum acara pidana, di samping bertujuan


R

si
memberantas kejahatan, pada hakikatnya merupakan tujuan hukum
pidana yang sebenarnya, karena ialah yang menentukan hak-hak

ne
ng

penduduk terhadap penguasa.


Penegakan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi, berdasarkan

do
jiwa, semangat, dan itikad baik Undang-Undang No. 20 Tahun 2001,
gu

harus menghindar dari keragaman penafsiran hukum baik hukum


pidana material maupun hukum pidana formal. Sebab keragaman
In
A

penafsiran akan mengakibatkan apa yang dalam dunia hukum disebut


“interpretatio est perversio” – penafsiran yang menghancurkan.
ah

lik

Penegak hukum memiliki kewajiban secara hukum, moral, dan etika,


untuk menghindar dari keragaman penafsiran yang menghancurkan
itu. Mengapa? Karena dalam penegakan hukum, khususnya yang
m

ub

bersifat represif, Jaksa melakukan penegakan hukum terhadap orang-


ka

orang yang melanggar hukum melalui proses penyelidikan, penyidikan,


ep

penuntutan di pengadilan. Hakim mengadili dan memutuskan


ah

120
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran hukum yang

a
dilakukan Terdakwa. Jika seseorang dihukum karena melanggar

si
hukum, pertanyaannya adalah : apa bedanya si Terdakwa yang
didakwa melanggar hukum dengan Jaksa yang untuk kepentingan

ne
ng
penuntutan si Terdakwa melakukan penafsiran hukum yang
menghancurkan hukum itu? Bukankah si Terdakwa dituntut karena

do
gu
menghancurkan hukum? Dan bukankah penafsiran hukum oleh Jaksa
yang tidak taat asas itu pada hakikatnya juga menghancurkan hukum ?
Karena itu penegak hukum dalam melakukan tindakan-tindakan

In
A
penegakan hukum harus taat asas. Sebagaimana kita pahami taat
asas merupakan syarat dan karakter penting dari profesionalisme dan
ah

lik
integritas penegak hukum dan penegakan hukum, termasuk
penegakan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi.
am

ub
Tetapi, pengajuan peninjauan kembali atas putusan Judex Juris oleh
Jaksa Penuntut Umum dengan justifikasi hak mengajukan Peninjauan
Kembali berdasarkan hasil penafsiran/intepretasi Pasal 263 KUHAP
ep
k

tidak hanya bertentangan dengan jiwa, semangat dan itikad baik


ah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 yakni menghindari keragaman


R

si
penafsiran hukum, tetapi telah bertentangan dan menghancurkan asas
hukum yang berlaku universal, yakni asas yang terkandung dalam

ne
ng

adagium interpretatio cessat in claris, yang berarti jika teks/kata-kata


atau redaksi undang-undang telah terang dan jelas, maka tidaklah

do
diperkenankan lagi melakukan penafsiran.
gu

Ad.3). Memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi


In
A

masyarakat.
Bahwa hukum dan penegakan hukum pemberantasan tindak pidana
ah

lik

korupsi harus memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan


ekonomi masyarakat. Ini adalah kepentingan umum dan demi
kepentingan inilah Jaksa Penuntut Umum mengajukan Peninjauan
m

ub

Kembali atas Putusan Judex Juris. Tujuannya agar dana sebesar


ka

Rp.546.466.116.369,- yang diyakini Jaksa Penuntut Umum sebagai


ep

kerugian negara itu dikembalikan kepada Negara untuk kepentingan


ah

121
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pemenuhan hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat.

a
Terkait dengan hal tersebut di atas, penting kami jelaskan sebagai

si
berikut:
a. Sejak tanggal 19 November 1999 dana sejumlah Rp.

ne
ng
546.466.116.369,- disita oleh Kejaksaan Agung RI sebagai barang
bukti dan sejak tanggal tersebut dana tersebut berada di bawah

do
gu penguasaan Kejaksaan Agung RI sebagaimana ternyata dari
Berita Acara Penyitaan tanggal 19 November 1999. Penyitaan
tersebut dilakukan berdasarkan Surat Perintah Penyitaan dan

In
A
Penitipan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor : Prin-
114/F/Fpk.1/9/1999 tanggal 28 September 1999. Sejak saat itu
ah

lik
Kejaksaan Agung Republik Indonesia pada tanggal 19 November
1999 telah melakukan penyitaan terhadap uang sejumlah Rp.
am

ub
546.466.116.369,00 (lima ratus empat puluh enam miliar empat
ratus enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus
enam puluh sembilan rupiah) yang ada di Bank Bali atas nama PT
ep
k

Bank Bali qq PT Era Giat Prima dengan Nomor rekening


ah

0999.045197 untuk dijadikan barang bukti dalam perkara tindak


R

si
pidana korupsi atas nama tersangka Djoko Soegiarto Tjandra di
mana barang bukti tersebut dititipkan oleh Kejaksaan Agung R.I.

ne
ng

dan tetap berada pada PT Bank Bali Tbk. (Bukti Termohon 1,


Bukti Termohon 2, Bukti Termohon 3).

do
b. Berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor :
gu

1688/K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001, dana tersebut seharusnya


telah diserahkan kepada PT ERA GIAT PRIMA. Hal ini sesuai
In
A

dengan ketentuan Pasal 194 ayat (1) KUHAP yang menyatakan:


(1) Dalam hal putusan pemidanaan atau bebas atau lepas dari
ah

lik

segala tuntutan hukum, Pengadilan menetapkan supaya barang


bukti yang disita diserahkan kepada pihak yang paling berhak
m

menerima kembali yang namanya tercantum dalam putusan


ub

tersebut kecuali jika menurut ketentuan undang-undang barang


ka

bukti itu harus dirampas untuk kepentingan negara atau


ep

dimusnahkan atau dirusak sehingga tidak dapat dipergunakan


ah

122
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
lagi.

a
(2) Kecuali apabila terdapat alasan yang sah, Pengadilan

si
menetapkan supaya barang bukti diserahkan segera sesudah
sidang selesai.

ne
ng
(3) Perintah penyerahan barang bukti dilakukan tanpa disertai
sesuatu syarat apa pun kecuali dalam hal putusan Pengadilan

do
c.
gu belum mempunyai kekuatan hukum tetap.
Bahwa Djoko Soegiarto Tjandra diputus lepas dari segala tuntutan
hukum (lihat diktum angka 2 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta

In
A
Selatan yang dikuatkan oleh Mahkamah Agung R.I.);
d. Bahwa dalam putusan Judex Facti yang dikuatkan oleh Judex Juris
ah

lik
ditetapkan supaya barang bukti yang disita diserahkan kepada
pihak yang paling berhak menerima kembali yang namanya
am

ub
tercantum dalam putusan tersebut (lihat perintah Pasal 194 ayat (1)
KUHAP dan diktum angka 5 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan);
ep
k

e. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 194 ayat (1), ayat (3) KUHAP,
ah

dan diktum angka 5 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,


R

si
barang bukti berupa dana yang ada pada Escrow Account Bank Bali
No. 0999.045197 sejumlah Rp. 546.466.116.369,- harus

ne
ng

dikembalikan kepada PT Era Giat Prima; Sedangkan barang bukti


berupa dana yang ada pada BNI 46 Rasuna Said Jakarta Selatan

do
sejumlah Rp. 28.756.160,- harus dikembalikan kepada Djoko
gu

Soegiarto Tjandra;
f. Akan tetapi sampai dengan saat ini dana sejumlah Rp.
In
A

546.466.116.369,- tersebut tidak pernah diserahkan kepada PT Era


Giat Prima dan tetap berada di bawah penguasaan Kejaksaan
ah

lik

Agung RI. Akibat dari keadaan ini PT Era Giat Prima tidak dapat
menikmati hak-haknya atas dana tersebut; dan pada sisi lain negara
juga tidak dapat menggunakan dana tersebut karena negara bukan
m

ub

pihak yang berhak menerima barang bukti tersebut yang namanya


ka

tercantum dalam putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum


ep

tetap ;
ah

123
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
g. Kemudian pada tanggal 13 Juni 2008, dengan itikad baik, Djoko

a
Soegiarto Tjandra mengajukan surat penawaran untuk

si
menyerahkan dana yang telah menjadi hak PT Era Giat Prima yang
sah tersebut kepada Negara R.I. yang diwakili oleh Pemerintah R.I.

ne
ng
melalui Kejaksaan Agung RI (Bukti Termohon 4). Penyerahan
dana tersebut bertujuan:

do
gu g.1. Dana tersebut dapat
pemenuhan hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat;
digunakan untuk kepentingan

g.2. Membantu Kejaksaan Agung RI agar tidak perlu lagi

In
A
melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali untuk
mendapatkan dana tersebut apabila pengajuan Peninjauan
ah

lik
Kembali dikabulkan. Dengan demikian:
i.Kejaksaan Agung RI tidak perlu mengeluarkan sumber
am

ub
daya apapun untuk melakukan upaya hukum dimaksud;
ii. Karena Peninjauan Kembali tidak diajukan hal ini berarti
tidak menambah beban perkara Peninjauan Kembali di
ep
k

Mahkamah Agung RI sehingga tidak menambah beban


ah

biaya dan pengerahan sumber daya untuk penanganan


R

si
Peninjauan Kembali tersebut di Mahkamah Agung RI.
g.3. Berdasarkan kajian hukum yang kami lakukan, Pengajuan

ne
ng

Peninjauan Kembali oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan


dengan dasar hak mengajukan Peninjauan Kembali hasil

do
penafsiran hukum, khususnya terhadap Pasal 263 KUHAP,
gu

merupakan suatu upaya yang menghancurkan asas hukum


universal dan bertentangan dengan KUHAP itu sendiri dan
In
A

tidak sesuai dengan jiwa, semangat, dan itikad baik hukum


pemberantasan tindak pidana korupsi. Karena itu perlu ada
ah

lik

upaya mencegah terjadinya pengajuan upaya hukum


Peninjauan Kembali tersebut. Penyerahan dana tersebut oleh
Djoko Soegiarto Tjandra merupakan cara yang kami nilai
m

ub

tepat untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Karena hemat


ka

kami, dengan penyerahan dana tersebut Djoko Soegiarto


ep

Tjandra telah membantu pemenuhan hak-hak sosial dan


ah

124
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ekonomi masyarakat yang merupakan tujuan hukum

a
pemberantasan tindak pidana korupsi.

si
h. Penawaran penyerahan dana tersebut oleh Djoko Soegiarto Tjandra
tidak diterima Kejaksaan Agung RI.

ne
ng
Melalui Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Jaksa Penuntut Umum
tetap mengajukan Peninjauan Kembali atas Putusan Judex Juris.

do
gu Sikap Kejaksaan Agung RI ini menimbulkan sederet pertanyaan:
h.1. Untuk kepentingan apa dan untuk kepentingan siapakah upaya
hukum Peninjauan Kembali itu dilakukan? Jika untuk

In
A
kepentingan perlindungan hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat, bukankah hal tersebut berkaitan dengan dana
ah

lik
yang masih berada di bawah penguasaan Kejaksaan Agung RI
dan bukankah Djoko Soegiarto Tjandra dengan itikad baik
am

ub
telah menawarkan penyerahan dana tersebut kepada Negara
RI yang diwakili oleh Pemerintah RI melalui Kejaksaan Agung
RI untuk kepentingan pemenuhan hak-hak sosial dan ekonomi
ep
k

masyarakat?
ah

h.2. Mengapa Kejaksaan Agung RI lebih memilih mengeluarkan


R

si
biaya dan segala sumber daya untuk melakukan upaya hukum
Peninjauan Kembali yang belum tentu dikabulkan tersebut

ne
ng

daripada menerima penawaran penyerahan dana dari Djoko


Soegiarto Tjandra tanpa perlu mengerahkan sumber daya

do
apapun?
gu

h.3. Dalam memori Peninjauan Kembali yang diajukan dinyatakan


bahwa persoalan korupsi merugikan keuangan negara dan
In
A

melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat. Djoko


Soegiarto Tjandra telah menawarkan penyerahan dana yang
ah

lik

diyakini Jaksa Penuntut Umum sebagai kerugian negara dan


melanggar hak-hak sosial dan ekonomi, sekalipun, menurut
Putusan Judex Juris, pihak PT Era Giat Prima yang berhak
m

ub

atas dana tersebut. Artinya tidak lagi ada kepentingan bagi


ka

Kejaksaan Agung RI untuk melakukan upaya hukum apapun


ep

untuk memulihkan apa yang diyakininya sebagai kerugian


ah

125
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
negara dan melanggar hak-hak sosial ekonomi masyarakat

a
tersebut. Tetapi mengapa tetap mengajukan upaya hukum

si
Peninjauan Kembali untuk suatu kepentingan yang telah
terpenuhi?

ne
ng
i. Berdasarkan hal-hal tersebut kami menilai pengajuan peninjauan
kembali oleh Jaksa Penuntut Umum atas putusan Judex Juris tidak

do
gu didasarkan pertimbangan utama untuk memberikan perlindungan
terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, tetapi semata-
mata karena arogansi kekuasaan dan rivalitas Kejaksaan Agung RI

In
A
berhadapan dengan Mahkamah Agung RI yang telah menjatuhkan
putusan kasasi. Selebihnya, hanya menunjukkan praktik tirani itikad
ah

lik
baik sebagaimana diungkapkan Roberts dan Stratton di atas.
Yang jadi kepentingan adalah catatan prestasi memenangkan
am

ub
perkara kasus korupsi dengan mental menang dengan cara apapun
daripada kepentingan pemenuhan hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat. Dengan mental seperti ini segala upaya hukum
ep
k

dilakukan, sekalipun menabrak dan menghancurkan asas hukum


ah

yang berlaku universal. Praktik penegakan hukum seperti harus


R

si
ditolak.
Ad.4) Perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi

ne
ng

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, muncul pertanyaan: apakah


Jaksa Penuntut Umum telah memberikan perlakuan secara adil ketika

do
Jaksa tidak melaksanakan Putusan Judex Juris yang merupakan hak
gu

PT Era Giat Prima dan tetap menguasai dana yang berada di bawah
kekuasaan penyitaannya ?
In
A

Apakah Jaksa Penuntut Umum telah memberikan perlakuan secara


adil ketika Jaksa, yang dalam keadaan tidak melaksanakan putusan
ah

lik

Judex Juris, justru mengajukan upaya hukum peninjauan kembali


dengan dasar-dasar argumentasi yang mempersalahkan Judex Juris
dan menuding Mahkamah Agung RI tidak melaksanakan tugas dan
m

ub

tanggungjawab pengawasan dan pembinaan Hakim-hakim di


ka

pengadilan tingkat di bawah Mahkamah Agung sebagaimana


ep

dinyatakan dalam Memori Peninjauan Kembali-nya?


ah

126
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Apakah Jaksa Penuntut Umum telah memberikan perlakuan secara

a
adil ketika seorang warga negara Djoko Soegiarto Tjandra yang

si
dengan itikad baik menyerahkan dana yang telah jadi hak PT Era Giat
Prima untuk kepentingan pemenuhan hak-hak sosial dan ekonomi

ne
ng
masyarakat tetapi penyerahan dana tersebut tidak diterima oleh
Kejaksaan Agung RI yang memilih mengajukan Peninjauan Kembali

do
gu
atas dana tersebut dengan risiko biaya dan pengerahan sumber daya
yang pada akhirnya membebani keuangan negara ?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu : tidak ! Pengajuan

In
A
peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut sama sekali
mengabaikan unsur perlakuan yang adil dalam pemberantasan tindak
ah

lik
pidana korupsi baik terhadap Djoko Soegiarto Tjandra maupun
terhadap kepentingan perlindungan hak-hak sosial dan ekonomi
am

ub
masyarakat.
Jika Jaksa Penuntut Umum bermaksud memberikan perlakuan yang
adil dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dari perspektif
ep
k

perlindungan kepentingan hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat,


ah

maka tawaran penyerahan dana yang diajukan Djoko Soegiarto


R

si
Tjandra seharusnya diterima oleh Kejaksaan Agung RI. Karena
penawaran penyerahan dana tersebut menguntungkan Negara yang

ne
ng

akan menggunakan dana tersebut untuk pemenuhan hak-hak sosial


dan ekonomi masyarakat.

do
Bill Clinton, mantan Presiden Amerika Serikat dan mantan Jaksa,
gu

pernah mengungkapkan, “the road to tyranny, we must never forget,


begins with the destruction of the truth” – jalan menuju tirani, harus kita
In
A

ingat, mulai dengan penghancuran kebenaran.


Pertanyaannya adalah: apakah pengajuan Peninjauan Kembali oleh
ah

lik

Jaksa Penuntut Umum terhadap Djoko Soegiarto Tjandra merupakan


ekspresi sejati dari itikad baik atau tirani itikad baik? Apakah sidang
Mahkamah Agung tingkat Peninjaua Kembali terhadap Djoko
m

ub

Soegiarto Tjandra merupakan jalan menuju tirani itikad baik?


ka

Jawabannya tergantung pada empat hal berikut: pertama, apakah


ep

permohonan Peninjaua Kembali oleh Jaksa Penuntut Umum


ah

127
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
didasarkan alasan-alasan hukum yang benar yang merupakan hasil

a
dari pencarian kebenaran dan keadilan yang sejati; kedua, apakah

si
alasan-alasan yang dikemukakan dalam Memori Peninjauan Kembali
Jaksa Penuntut Umum benar-benar mencerminkan itikad baik dari

ne
ng
Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; ketiga,
sejauh mana Mahkamah Agung dalam tingkat Peninjaua Kembali

do
gu
memberikan perlakuan secara adil kepada Djoko Soegiarto Tjandra;
keempat, apakah terjadi penghancuran kebenaran dalam sidang
tingkat Peninjaua Kembali yang merupakan jalan menuju suatu tirani

In
A
itikad baik seperti diungkapkan Clinton?
Korban tirani itikad baik adalah orang yang tidak bersalah. Dan Djoko
ah

lik
Soegiarto Tjandra adalah orang yang tidak bersalah. Setidak-tidaknya
Djoko Soegiarto Tjandra bukan orang yang bertanggung jawab atas
am

ub
apa yang diuraikan dalam memori Peninjaua Kembali Jaksa Penuntut
Umum. Djoko Soegiarto Tjandra adalah korban dari tirani itikad baik.
Bagaimana Djoko Soegiarto Tjandra jadi korban itikad baik ini?
ep
k

Dengan mudah, jelas dan terang dapat kita lihat dalam uraian memori
ah

Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum untuk Djoko Soegiarto


R

si
Tjandra.
Guna memberi uraian yang cermat, jelas dan lengkap mengenai Djoko

ne
ng

Soegiarto Tjandra sebagai Korban Tirani Itikad baik, perkenankanlah


kami membuktikan suatu fakta bahwa Djoko Soegiarto Tjandra adalah

do
korban perlakuan hukum yang tidak adil/diskriminatif dari penegakan
gu

hukum pemberantasan tindak pidana korupsi.


Korban perlakuan hukum yang tidak adil/diskriminatif merupakan salah
In
A

satu ciri khas dari praktik tirani itikad baik. Sebagaimana diuraikan di
atas bahwa salah satu alasan dilakukan perubahan Undang-undang
ah

lik

Nomor 31 Tahun 1999 dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001


adalah untuk memberikan perlakuan secara adil dalam memberantas
tindak pidana korupsi (lihat bagian Menimbang poin b Undang-Undang
m

ub

Nomor 20 Tahun 2001). Pertimbangan ini sesuai dengan dua dari dua
ka

belas prinsip pokok Negara Hukum yang dikemukakan Jimly


ep

Asshiddiqie, yakni prinsip persamaan dalam hukum dan prinsip


ah

128
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
peradilan bebas dan tidak memihak.

a
Mengenai prinsip persamaan dalam hukum, menurut Jimly, berarti adanya

si
persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan, yang
diakui secara normatif dan dilaksanakan secara empirik. Dalam rangka

ne
ng
prinsip persamaan ini, segala sikap dan tindakan diskriminatif dalam segala
bentuk dan manifestasinya diakui sebagai sikap dan tindakan yang terlarang.

do
gu
Sedangkan prinsip peradilan bebas dan tidak memihak, menurut Jimly,
berarti adanya peradilan yang bebas mandiri dan tidak memihak. Peradilan
yang bebas mandiri dan tidak memihak ini mutlak harus ada dalam setiap

In
A
Negara Hukum. Dalam menjalankan tugas judisialnya, Hakim tidak boleh
dipengaruhi oleh siapapun juga, baik karena kepentingan jabatan (politik)
ah

lik
maupun kepentingan uang (ekonomi). Untuk menjamin keadilan dan
kebenaran, tidak diperkenankan adanya intervensi ke dalam proses
am

ub
pengambilan putusan keadilan oleh Hakim, baik intervensi dari lingkungan
kekuasaan eksekutif maupun legislatif ataupun dari kalangan masyarakat dan
media massa. Dalam menjalankan tugasnya, Hakim tidak boleh memihak
ep
k

kepada siapapun juga kecuali hanya kepada kebenaran dan keadilan.


ah

Namun demikian, dalam menjalankan tugasnya, proses pemeriksaan perkara


R

si
oleh Hakim juga harus bersifat terbuka, dan dalam menentukan penilaian dan
menjatuhkan putusan, Hakim harus menghayati nilai-nilai keadilan yang

ne
ng

hidup di tengah-tengah masyarakat. Hakim tidak hanya bertindak sebagai


“mulut” undang-undang atau peraturan perundang-undangan, melainkan juga

do
“mulut” keadilan yang menyuarakan perasaan keadilan yang hidup di tengah-
gu

tengah masyarakat.
Pandangan senada diungkapkan pula oleh Brian Barry dalam bukunya
In
A

Justice as Impartiality: Hakim-Hakim diharapkan tidak terpengaruh oleh


kepentingan-kepentingan pribadi atau kepribadian atau sebaliknya
ah

lik

terpengaruh oleh mereka yang hadir di hadapannya. Karena kami mengenal


adanya tekanan/pengaruh dari parsialitas, maka kami minta Hakim-Hakim
untuk mendiskualifikasi dirinya dari mengadili suatu perkara jika mereka
m

ub

memiliki kepentingan-kepentingan finansial di dalamnya atau jika mereka


ka

memiliki hubungan-hubungan pribadi dengan siapapun yang terlibat dalam


ep

perkara tesebut. Parsialitas, Hobbes menyebutnya, sebagai bentuk


ah

129
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
penerimaan orang-orang, sebagai pendahuluan/ permulaan atas hubungan-

a
hubungan privat yang masuk ke dalam pertimbangan-pertimbangan putusan

si
yang seharusnya didasarkan pada alasan-alasan publik.
Prinsip ketidakberpihakan ini juga berlaku bagi Jaksa Penuntut Umum yang

ne
ng
merupakan pejabat publik. Max Weber menekankan bahwa imparsialitas
sebagai satu kebajikan utama pejabat publik ditandai dengan dominasi dari

do
gu
jiwa kepribadian yang formal: “sine ira et studio”, tanpa adanya kebencian
ataupun semangat, sehingga dengan demikian juga tidak ada afeksi ataupun
antusiasme. Norma-norma dominan merupakan konsep tentang adanya

In
A
kewajiban yang langsung timbul tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan
pribadi. Setiap orang tunduk pada perlakuan formal yang sama, yaitu, setiap
ah

lik
orang berada dalam situasi empirik yang sama. Inilah semangat dari pejabat
yang ideal dalam menjalankan jabatannya.”
am

ub
Tirani itikad baik akan mengabaikan prinsip dan spirit impartialitas yang
disebut Weber sebagai kebajikan utama (prime virtue) ini. Tirani itikad baik
akan selalu mengkredokan dekralasi keadilan Thrasymachus, “I declare
ep
k

justice is nothing but the advantage of the stronger” – keadilan itu tidak lain
ah

daripada keuntungan dari yang lebih kuat. Maka, perlakuan secara adil
R

si
dalam pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana jadi salah satu
pertimbangan lahirnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 diabaikan. Hal ini

ne
ng

nampak jelas dalam Memori Jaksa Penuntut Umum terhadap Djoko


Soegiarto Tjandra.

do
Dalam Memori Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum halaman
gu

15 dinyatakan: “Di mana dalam pertimbangannya halaman 83 disebutkan


bahwa unsur “turut serta” telah terbukti bersama-sama dengan AA Baramuli,
In
A

Tanri Abeng, Djoko Soegiarto Tjandra, Drs. R. Setya Novanto, Syahril


Sabirin, Firman Soetjahha dan Irvan Gunardwi” Pada bagian awal surat
ah

lik

dakwaan Jaksa Penuntut Umum menguraikan “ bahwa Terdakwa Djoko


Soegiarto Tjandra baik selaku pribadi atau selaku Direktur PT Era Giat Prima
m

ub

bersama-sama dengan Drs. R. Setya Novanto, Rudy Ramli, Pande


Nasorahona Lubis dan orang lain yaitu AA Baramuli, Tanri Abeng, Syahril
ka

Sabirin, Marimutu Manimaren, Firman Soetjahja, Rusli Suryadi, Bambang


ep

Subianto dst........”
ah

130
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perlakuan diskriminatif juga terlihat pada halaman 17 Memori

a
Peninjaun Kembali yang menyebutkan bahwa: “putusan ini menimbulkan

si
ketidakpastian hukum dan ketidakadilan terhadap masing-masing Terdakwa
lainnya yaitu:

ne
ng
- Syahril Sabirin tidak terbukti secara sah dan menyakinkan atas
perbuatan yang didakwakan kepadanya sehingga membebaskan

do
-
gu
Terdakwa dari segala dakwaan (vrijspraak).
Pande N. Lubis terbukti secara sah dan menyakinkan telah melakukan

In
tindak pidana “KORUPSI YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-
A
SAMA DAN SEBAGAI PERBUATAN BERLANJUT”.
Selain Djoko Soegiarto Tjandra, Syahril Sabirin dan Pande
ah

lik
Nasorahona Lubis, nama-nama tersebut di atas tidak disidangkan oleh Jaksa
Penuntut Umum. Bukankah Jaksa Penuntut Umum telah memperlihatkan
am

ub
perlakuan yang tidak adil dan diskrimatif ?
Djoko Soegiarto Tjandra adalah korban perlakuan yang tidak adil
dalam pemberantasan tindak pidana korupsi – hal yang bertentangan dengan
ep
k

itikad baik dan alasan lahirnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 yang
ah

melakukan perubahan terhadap Undang-Undang No. 31 Tahun 1991. Dia


R

si
adalah korban dari diskriminasi dan keberpihakan penegakan hukum
pemberantasan tindak pidana korupsi.

ne
ng

Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas kiranya bahwa pengajuan


Peninjauan Kembali oleh Jaksa Penuntut Umum atas putusan Judex Juris

do
tidak sesuai dan bertentangan dengan jiwa, semangat dan itikad baik hukum
gu

pemberantasan tindak pidana korupsi, yakni Undang-undang Nomor: 20


Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
In
A

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Oleh karena itu harus


ditolak.
ah

lik

II. Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum berdasarkan “INTER-


m

PRETATIO EST PERVERSIO”


ub

Dalam Memori Peninjauan Kembali, Jaksa Penuntut Umum


ka

mengajukan dasar hukum pengajuan peninjauan kembali tersebut yang terdiri


ep

dari peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi / praktik peradilan.


ah

131
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dasar hukum yang digunakan tersebut merupakan hasil dari dan

a
berdasarkan interpretatio est perversio, yakni penafsiran yang

si
menghancurkan dan jelas-jelas mengabaikan dan melanggar KUHAP dan
asas hukum universal yang terkandung dalam adagium interpretatio cessat in

ne
ng
claris, yang berarti jika teks/kata-kata atau redaksi undang-undang telah
terang dan jelas, maka tidaklah diperkenankan lagi melakukan penafsiran.

do
gu
Penjelasan yang merupakan tanggapan kami atas dasar hukum yang
digunakan Jaks Penuntut Umum dalam Memori Peninjauan Kembali, sebagai
berikut :

In
A
A. Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman:
ah

lik
Ketentuan ini digunakan Jaksa Penuntut Umum sebagai dasar hukum
pengajuan Peninjauan Kembali. Jaksa Penuntut Umum menggunakan
am

ub
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 ini sebagai dasar hukum
Peninjauan Kembali suatu Putusan Kasasi tertanggal 18 Juni 2001 dan
atas suatu perkara yang terjadi sebelum adanya Undang-undang Nomor
ep
k

4 Tahun 2004 itu.


ah

Kita tahu bahwa tidak ada satu ketentuan dalam Undang-undang Nomor
R

si
4 Tahun 2004 ini yang menyatakan bahwa undang-undang tersebut
berlaku surut. Tetapi secara sadar Jaksa Penuntut Umum menggunakan

ne
ng

Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 dengan mengabaikan salah satu


prinsip penting dari negara hukum dan moralitas internal hukum yakni

do
tidak boleh terjadi ketentuan-ketentuan retroaktif. Demi menghargai dan
gu

menghormati prinsip negara hukum dan moralitas internal hukum, maka


penerapan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
In
A

2004 ini harus ditolak.


Jikapun ketentuan ini dipaksakan untuk digunakan dengan
ah

lik

mengorbankan penghargaan dan penghormatan prinsip negara hukum


dan moralitas internal hukum, maka penggunaan ketentuan Pasal 23
ayat (1) tersebut harus dikaitkan dan tunduk pada ketentuan-ketentuan
m

ub

KUHAP karena ketentuan-ketentuan KUHAP yang secara khusus (lex


ka

specialis) mengatur tentang hukum acara pidana, sementara Undang-


ep

undang Nomor 4 Tahun 2004 adalah bidang hukum yang mengatur


ah

132
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kekuasaan Kehakiman. Artinya dalam hal peninjauan kembali, kentuan-

a
ketentuan dalam KUHAP harus jadi dasar hukum pengaturan peninjauan

si
kembali. Itulah sebabnya dalam ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2004 dinyatakan “.... apabila terdapat hal atau

ne
ng
keadaan tertentu yang ditentukan dalam undang-undang”.
Karena ketentuan Pasal 23 ayat (1) ini harus dikaitkan dengan ketentuan-

do
gu
ketentuan dalam KUHAP dan segala hal berkaitan dengan hukum acara
pidana harus tunduk pada ketentuan-ketentuan dalam KUHAP, maka
Jaksa Penuntut Umum tidak dapat secara sumir mengartikan “pihak-

In
A
pihak yang bersangkutan” tiada lain adalah Jaksa Penuntut Umum dan
Terpidana.
ah

lik
Ketentuan Pasal 23 ayat (1) tersebut hanya menyatakan “pihak-pihak
yang bersangkutan”. Ketentuan ini tidak menyatakan “pihak-pihak
am

ub
yang bersangkutan dalam perkara pidana” seperti dinyatakan dalam
Memori Peninjauan Kembalinya Jaksa Penuntut Umum. Jaksa Penuntut
Umum bukanlah pembuat undang-undang yang dengan sekehendaknya
ep
k

dapat menambahkan kata-kata dalam suatu ketentuan undang-undang.


ah

Karena dalam Pasal 23 ayat (1) tersebut mengatur tentang pengajuan


R

si
Peninjauan Kembali yang secara umum menyebutkan “pihak-pihak yang
bersangkutan”, maka untuk mengetahui siapakah yang dimaksudkan

ne
ng

“pihak-pihak yang bersangkutan” yang dapat mengajukan Peninjauan


Kembali, maka dalam perkara pidana kita harus melihat ketentuan-

do
ketentuan dalam KUHAP mengenai pihak-pihak mana saja yang dapat
gu

mengajukan Peninjauan Kembali, sedangkan dalam perkara perdata kita


harus melihat ketentuan-ketentuan dalam hukum acara perdata
In
A

mengenai pihak-pihak mana saja yang dapat mengajukan Peninjauan


Kembali.
ah

lik

Dalam kententuan KUHAP secara limitatif ditentukan bahwa yang dapat


mengajukan Peninjauan Kembali adalah Terpidana atau ahli waris
m

Terpidana. Karena hanya Terpidana atau ahli warisnya sajalah yang


ub

oleh KUHAP diberikan hak untuk mengajukan permohonan peninjauan


ka

kembali sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan-ketentuan berikut:


ep

1. Pasal 1 angka12 KUHAP menyatakan:


ah

133
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Upaya hukum adalah hak Terdakwa atau Penuntut Umum untuk tidak

a
menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding

si
atau kasasi atau hak Terpidana untuk mengajukan permohonan
peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam

ne
ng
undang-undang ini.”
Dalam ketentuan ini telah sangat jelas, terang dan tegas dinyatakan

do
gu
bahwa pengajuan
merupakan hak Terpidana.
permohonan peninjauan kembali tersebut

2. Pasal 263 KUHAP

In
A
Ketentuan pada Pasal 1 angka ke-12 KUHAP tersebut diperjelas
dengan ketentuan Pasal 263 ayat (1) yang berbunyi, sebagai berikut:
ah

lik
“Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan
am

ub
hukum, Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung”.
Ketentuan ini secara terang, jelas, dan tegas menetapkan bahwa pihak
ep
k

yang dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada


ah

Mahkamah Agung adalah Terpidana atau ahli warisnya.


R

si
Kententuan ini konsiten dengan hak Terpidana untuk mengajukan
permohonan Peninjauan Kembali sebagaimana ditetapkan dalam

ne
ng

Pasal 1 angka ke-12 KUHAP. Dalam ketentuan-ketentuan selanjutnya,


yakni Pasal 264, 265, 266, 267, 268, secara konsisten menunjukkan

do
bahwa yang dimaksudkan pihak tersebut adalah Terpidana yang
gu

dalam ketentuan-ketentuan itu disebut sebagai “Pemohon”.


 Dalam Pasal 264 ayat (1) dinyatakan: “Permintaan peninjauan
In
A

kembali oleh Pemohon.....”


 Dalam Pasal 264 ayat (4) dinyatakan: “Dalam hal Pemohon
ah

lik

peninjauan kembali adalah Terpidana yang kurang memahami


hukum....”
m

ub

 Dalam Pasal 265 ayat (2) dinyatakan: “Dalam pemeriksaan


sebagaimana tersebut pada ayat (1), Pemohon dan Jaksa ikut
ka

hadir dan dapat menyampaikan pendapatnya.”


ep

 Dalam Pasal 265 ayat (3) dinyatakan: “Atas permintaan tersebut


ah

134
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dibuat berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh Hakim,

a
Jaksa, Pemohon dan panitera....”

si
 Dalam Pasal 265 ayat (4) dinyatakan: “Ketua pengadilan ......, yang
tembusan surat pengantarnya disampaikan kepada Pemohon dan

ne
ng
Jaksa.”
 Dalam Pasal 266 ayat (2) huruf a dinyatakan: “Apabila Mahkamah

do

gu Agung tidak membenarkan alasan Pemohon,....”
Dalam Pasal 266 ayat (2) huruf b, dinyatakan: “Apabila Mahkamah

In
A
Agung membenarkan alasan pemohon, Mahkamah Agung
membatalkan putusan yang dimintakan peninjauan kembali itu dan
ah

menjatuhkan putusan yang dapat berupa: 1. putusan bebas; 2.

lik
putusan lepas dari segala tuntutan hukum; putusan tidak dapat
menerima tuntutan Penuntut Umum; putusan dengan menerapkan
am

ub
ketentuan pidana yang lebih ringan.”
 Dalam Pasal 268 ayat (2), dinyatakan: “ Apabila..... dan sementara
ep
itu Pemohon meninggal dunia, mengenai diteruskan atau tidaknya
k

peninjauan kembali tersebut diserahkan kepada kehendak ahli


ah

warisnya.”
R

si
Dari ketentuan KUHAP tersebut sangat terang, jelas dan tegas
menyatakan bahwa hanya Terpidana atau ahli warisnya yang dapat

ne
ng

mengajukan permohonan Peninjauan Kembali. Tidak ada pihak lain.


Tidak juga pihak Jaksa Penuntut Umum.

do
gu

Apabila Jaksa Penuntut Umum mengklaim memiliki dasar hak yang


sama mengajukan permohanan Peninjauan Kembali seperti halnya
In
Terpidana atau ahli warisnya, maka semua ketentuan tersebut harus
A

diamandemen terlebih dahulu. Sebab ketentuan-ketentuan tersebut di


atas tidak untuk kepentingan Jaksa Penuntut Umum, tapi semata-mata
ah

lik

untuk kepentingan Terpidana atau ahli warisnya.


Beberapa contoh kekacauan penerapan Pasal-Pasal Peninjauan
m

ub

Kembali jika Jaksa Penuntut Umum juga mengklaim memiliki hak


mengajukan permohonan Peninjauan Kembali. Penerapan ketentuan
ka

Pasal 266 ayat (2) huruf b KUHAP: Pilihan putusan Mahkamah Agung
ep

dalam ketentuan ini adalah untuk kepentingan dan keuntungan


ah

135
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Terpidana atau ahli warisnya yang jelas bertentangan dengan

a
kepentingan Jaksa Penuntut Umum Contoh lain, penerapan Pasal 268

si
ayat (2): Jika benar Jaksa Penuntut Umum dapat mengajukan
Peninjauan Kembali. Permohonan Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut

ne
ng
Umum diterima oleh Mahkamah Agung. Si Jaksa Penuntut Umum yang
mengajukan Peninjauan Kembali tersebut meninggal. Lalu, siapa yang

do
gu
dapat disebut sebagai ahli warisnya si Jaksa Penuntut Umum?
Contoh-contoh di atas menggambarkan bahwa penafsiran Jaksa
Penuntut Umum atas Pasal 263 KUHAP itu akan mengacaukan

In
A
sistem hukum KUHAP, khususnya mengenai Peninjauan Kembali.
Sebab penafsiran Jaksa Penuntut Umum tersebut akan berdampak
ah

lik
pada perubahan seluruh ketentuan mengenai Peninjauan Kembali yang
terdapat dalam KUHAP, mulai dari Pasal 1 angka ke-12 KUHAP, Pasal
am

ub
264, 265, 266, 267, 268, sampai dengan Pedoman Pelaksanaan
KUHAP.
3. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor:
ep
k

M.01.PW.07.03 Tahun 1982 tentang Pedoman Pelaksanaan Kitab


ah

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.


R

si
Pada bagian MEMUTUSKAN: Menetapkan bagian Pertama Keputusan
ini dinyatakan bahwa Buku Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-

ne
ng

Undang Hukum Acara Pidana merupakan pedoman bagi seluruh


aparatur penegak hukum, dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor

do
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
gu

Dalam Buku Pedoman tersebut, Bab III Kitab Undang-Undang Hukum


Acara Pidana, pada poin 6: Upaya Hukum, di bawah judul Peninjauan
In
A

Kembali Putusan, alinea ke-2, ditegaskan kembali:


“Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
ah

lik

tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum,
Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan
m

peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung.”


ub

Pedoman ini secara jelas dan terang menetapkan hanya Terpidana


ka

atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali.


ep

Lebih lanjut hal ini dipertegas lagi dalam Buku Pedoman tersebut pada
ah

136
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bab V “UPAYA HUKUM BIASA DAN LUAR BIASA” – Ad. II. “Upaya

a
Hukum Luar Biasa” yang menyatakan:

si
“Hak permintaan untuk pinjauan kembali hanya diberikan kepada
Terpidana atau ahli-warisnya dan hanya terhadap putusan pengadilan

ne
ng
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang tidak memuat
putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum. Jadi, hak

do
gu
tersebut tidak diberikan kepada Jaksa Agung karena logis kalau yang
berkepentingan adalah Terpidana sendiri atau ahli warisnya.”
Dari ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan KUHAP bagian

In
A
Peninjauan kembali ini sudah sangat terang dan jelas bahwa:
 Hak permintaan peninjauan kembali hanya diberikan kepada
ah

lik
Terpidana atau ahli-warisnya;
 Hanya terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
am

ub
kekuatan hukum tetap yang tidak memuat putusan bebas atau lepas
dari segala tuntutan hukum;

ep
Hak tersebut tidak diberikan kepada Jaksa Agung karena logis
k

kalau yang berkepentingan adalah Terpidana sendiri atau ahli


ah

warisnya.
R

si
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangatlah jelas pengajuan
Peninjauan Kembali oleh Jaksa Penuntut Umum atas Putusan Judex

ne
ng

Juris merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan KUHAP dan


dapat merusak dan menghancurkan sistem hukum acara pidana di

do
gu

Indonesia.
Semangat memberantas tindak pidana korupsi tidak dapat dilakukan
dengan melanggar hukum dan undang-undang serta merusak suatu
In
A

sistem hukum yang telah dibangun dengan biaya besar dan menguras
sumber daya Negara yang tidak sedikit.
ah

lik

Kita harus mencegah terjadinya penegakan hukum pemberantasan


tindak pidana korupsi dengan cara-cara melanggar hukum dan oleh
m

ub

karena berdasarkan uraian tersebut, maka Mahkamah Agung sebagai


benteng terakhir peradilan dan penegakan hukum kiranya menolak
ka

permohonan peninjauan kembali Peninjauan Kembali yang diajukan


ep

Jaksa Penuntut Umum.


ah

137
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
B. Pasal 263 KUHAP

a
Dalam Memori Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum

si
menyatakan bahwa dasar hukum pengajuan Peninjauan Kembali oleh
Jaksa Penuntut Umum adalah ketentuan Pasal 263 ayat (1) dan (3).

ne
ng
Jaksa Penuntut Umum menyatakan: “Walaupun di dalam ketentuan
Pasal 263 ayat (1) KUHAP tidak secara tegas menyatakan bahwa Jaksa

do
gu
Penuntut Umum berhak untuk mengajukan permintaan Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung, namun jelas ketentuan Pasal ini tidak
melarang Jaksa Penuntut Umum untuk mengajukan Peninjauan

In
A
Kembali.”
Pandangan Jaksa Penuntut Umum seperti ini mengabaikan dan
ah

lik
menghancurkan asas universal yang terkandung dalam adagium hukum
interpretatio cessat in claris, yang berarti jika teks/kata-kata atau redaksi
am

ub
undang-undang telah terang dan jelas, maka tidaklah diperkenankan lagi
melakukan penafsiran.
Dari uraian tersebut pada poin A di atas, sudah sangat tegas, jelas dan
ep
k

terang dinyatakan bahwa satu-satunya yang memiliki hak mengajukan


ah

permohonan peninjauan kembali adalah Terpidana atau ahli warisnya.


R

si
Karena itu seluruh ketentuan mengenai peninjauan kembali ini hanya
berkaitan dengan pelaksanaan hak dari Terpidana atau ahli warisnya

ne
ng

tersebut. Bahkan dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP, sebagaimana


telah diuraikan di atas, secara jelas menyatakan bahwa hak mengajukan

do
peninjauan kembali tidak diberikan kepada Jaksa Agung karena logis
gu

kalau yang berkepentingan adalah Terpidana sendiri atau ahli warisnya.


Jadi, sudah sangat jelas, terang, dan tegas bahwa Jaksa Penuntut
In
A

Umum tidak berhak mengajukan permintaan peninjauan kembali. Artinya,


ketentuan-ketentuan dalam Pasal 263 ini sangat jelas tidak
ah

lik

membolehkan Jaksa Penuntut Umum mengajukan permintaan


peninjauan kembali.
m

ub

Jika kita menyetujui pandangan Jaksa Penuntut Umum berdasarkan


penafsirannya terhadap Pasal 263 tersebut, pertanyaannya kemudian:
ka

Apakah demi tegaknya hukum dan keadilan Jaksa Penuntut Umum dapat
ep

melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum ? Apakah demi


ah

138
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tegaknya hukum dan keadilan Jaksa Penuntut Umum dapat

a
mengabaikan, menabrak, dan menghancurkan asas hukum yang berlaku

si
universal sebagai terkandung dalam adagium hukum interpretatio cessat
in claris? Apakah demi tegaknya hukum dan keadilan Jaksa Penuntut

ne
ng
Umum dapat melakukan interpretatio est perversio – penafsiran yang
menghancurkan jiwa dan sistem hukum acara pidana ?

do
gu
Pandangan Jaksa Penuntut Umum berdasarkan penafsiran hukum
seperti dinyatakan dalam memori peninjauan kembali-nya tersebut tidak
hanya merusak ketentuan-ketentuan mengenai peninjauan kembali di

In
A
dalam KUHAP, tetapi juga menimbulkan kompleksitas persoalan hukum
yang pada akhirnya dapat menghancurkan sistem hukum dalam KUHAP
ah

lik
tersebut. Beberapa contoh dapat dikemukakan, sebagai berikut :
 Jika kita mengikuti cara pandang Jaksa Penuntut Umum
am

ub
berdasarkan penafsiran atas Pasal 263 KUHAP, maka cara
pandang yang sama dapat diterapkan dalam menafsirkan Pasal
259 KUHAP, yakni pihak lain di luar Jaksa Agung dapat mengajukan
ep
k

permohonan kasasi demi kepentingan hukum. Mengapa? Karena,


ah

seperti penafsiran Jaksa Penuntut Umum terhadap Pasal 263 ayat


R

si
(1) KUHAP, di dalam Pasal 259 ayat (1) KUHAP tidak melarang
pihak lain di luar Jaksa Agung untuk mengajukan permohonan

ne
ng

kasasi demi hukum.


 Contoh lain, ketentuan Pasal 137. Dengan mengikuti cara berpikir

do
gu

dan pandangan berdasarkan penafsiran yang dilakukan Jaksa


Penuntut Umum atas Pasal 263 KUHAP, maka polisi atau advokat
berwenang melakukan penuntutan terhadap siapapun yang didakwa
In
A

melakukan suatu tindak pidana dalam daerah hukumnya dengan


melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang mengadili.
ah

lik

Mengapa? Karena sekalipun Pasal 137 tersebut menetapkan


bahwa wewenang tersebut ada pada Penuntut Umum, tetapi Pasal
m

ub

tersebut tidak secara tegas melarang Polisi atau Advokat untuk


melakukan penuntutan.
ka

 Contoh lain, ketentuan Pasal 244. Dalam ketentuan ini ditetapkan


ep

bahwa Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan


ah

139
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali

a
terhadap putusan bebas. Dengan mengikuti cara berpikir dan

si
pandangan Jaksa Penuntut Umum berdasarkan penafsirannya atas
Pasal 263, maka pihak lain di luar Terdakwa atau Penuntut Umum,

ne
ng
umpamanya korban kejahatan yang dilakukan Terdakwa, dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah

do
gu Agung. Dasar hukumnya, seperti argumentasi Jaksa Penuntut
Umum dalam memori peninjauan kembalinya, sekalipun hak
mengajukan kasasi diberikan kepada Terdakwa atau Penuntut

In
A
Umum, tetapi ketentuan ini tidak secara tegas melarang pihak
korban mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi.
ah

lik
Beberapa contoh di atas memberikan gambaran cara berpikir dan
pandangan Jaksa Penuntut Umum berdasarkan penafsirannya terhadap
am

ub
Pasal 263 itu dapat merusak dan menghancurkan sistem hukum secara
umum, khususnya KUHAP. Karena itu disebut sebagai interpretatio est
perversio – penafsiran yang menghancurkan.
ep
k

Berdasarkan pertimbangan di atas, sangat penting bagi penegak


ah

hukum untuk taat pada asas interpretatio cessat in claris. Hal ini sesuai
R

si
dengan pandangan para pakar hukum sebagaimana dikutip oleh Andi
Zainal Abidin, Professor Emeritus pada Universitas Hasanuddin

ne
ng

(Republika online, Sabtu 18/1/1997), di antaranya, Prof. Logemann yang


mengatakan bahwa penafsiran undang-undang tidaklah boleh

do
memperkosa maksud dan jiwa undang-undang. Dengan kata lain, Hakim
gu

tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Segala sesuatu yang logis


dapat disimpulkan menjadi kehendak pembuat undang-undang. Oleh
In
A

Prof Mr van Hamel dinyatakan bahwa terhadap redaksi undang-undang


yang rumusannya sudah jelas dan tidak dapat diartikan jamak haruslah
ah

lik

digunakan strictissima interpretatio atau penafsiran yang striktif. Demikian


pula pendapat Prof Mr van Hattum. Itulah yang dimaksud Prof Mr D.
m

ub

Simons ketika menyatakan bahwa pada dasarnya undang-undang itu


haruslah ditafsirkan menurut undang-undang itu sendiri. Jikalau kata-
ka

kata atau rumusan undang-undang itu cukup jelas, maka Hakim tidak
ep

boleh menyimpang dari kata-kata tersebut, walaupun maksud yang


ah

140
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 140
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sungguh-sungguh pembuat undang-undang itu berlainan dengan arti kata

a
tersebut (vide Arrest Hoge Raad tanggal 21 Desember 1929 ( NJ 1929:79

si
).
C. Yurisprudensi/Praktik Peradilan

ne
ng
JPU mendasarkan pengajuan permohonan peninjauan kembali atas
Putusan Judex Juris pada beberapa Putusan Mahkamah Agung

do
gu
mengenai peninjauan kembali yang oleh Jaksa Penuntut Umum disebut
sebagai yurisprudensi tanpa menyebut putusan-putusan peninjauan
kembali dalam perkara-perkara atas nama Muchtar Pakpahan, perkara

In
A
atas nama Soetiyawati alias Ahua binti Kartaningsih, dan perkara atas
nama Ram Gulumal alias V. Ram sebagai putusan-putusan yang seolah-
ah

lik
olah adalah yurisprudensi. Putusan-putusan tersebut nyata-nyata
bukan yurisprudensi.
am

ub
Sebagaimana dikemukakan Jaksa Penuntut Umum, meskipun hukum
acara pidana Indonesia tidak menganut asas stare decisis atau preseden
sebagaimana dianut dalam sistem hukum common law, guna memelihara
ep
k

konsistensi dan keseragaman hukum, maka Jaksa Penuntut Umum


ah

merujuk pada beberapa putusan Mahkamah Agung tentang peninjauan


R

si
kembali ini.
Hal yang perlu diperhatikan dan dicermati adalah penggunaan

ne
ng

preseden dalam doktrin “stare decesis et non quieta movere” tidak


semata-mata demi kepentingan memelihara konsistensi dan

do
keseragaman. Tetapi yang paling penting adalah bahwa putusan-putusan
gu

yang dijadikan acuan tersebut merupakan putusan berdasarkan asas-


asas hukum dan prinsip rule of law. Suatu putusan secara umum
In
A

diikuti, demikian Blackstone seperti dikutip Ambrose Bierce, jika


putusan itu adil dan tidak absurd. Putusan yang tidak adil dan absurd
ah

lik

bukan hanya merupakan hukum yang buruk, tetapi bukan hukum.


Pandangan ini sesuai dengan doktrin lex iniusta non est – hukum yang
m

tidak adil sama sekali bukan hukum – yang diyakini Cicero, Agustine,
ub

dan Aquinas. Menurut Ambroce Bierce, preseden itu hanya dapat


ka

berguna ketika menunjukkan bahwa suatu kasus diputuskan berdasarkan


ep

prinsip-prinsip tertentu dan sama sekali tidak mengikat ketika


ah

141
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 141
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bertentangan dengan prinsip-prinsip itu. (http://www.lectlaw.com)

a
Berdasarkan uraian-uraian di atas, putusan-putusan Mahkamah Agung

si
tentang peninjauan kembali yang dijadikan dasar hukum oleh Jaksa
Penuntut Umum adalah putusan-putusan yang bertentangan dengan

ne
ng
maksud, jiwa, dan ketentuan-ketentuan dalam KUHAP serta
bertentangan dengan prinsip/asas interpretatio cessat in claris yang

do
gu
berlaku universal. Karena itu sudah seharusnya tidak digunakan sebagai
dasar dan acuan bagi Hakim untuk menerima permohonan pengajuan
peninjauankembali dari Jaksa Penuntut Umum.

In
A
Kita tentu tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Kita tidak ingin
memelihara, menjaga konsistensi dan keseragaman atas suatu
ah

lik
kesalahan atau kekeliruan yang sama. Kita mesti berhenti dan mencegah
upaya-upaya untuk meneruskan praktik penegakan hukum yang keliru
am

ub
yang justru bertentangan dengan undang-undang dan maksud serta jiwa
KUHAP itu. Hanya dengan itu kita dapat kembali ke fitrah penegakan
hukum yang sejati berdasarkan kesejatian maksud dan jiwa KUHAP.
ep
k

Karena itu hendaknya putusan-putusan yang dijadikan dasar oleh Jaksa


ah

Penuntut Umum dalam pengajuan memori peninjauan kembali tidak lagi


R

si
dijadikan acuan.

ne
ng

III. PK JPU adalah “THE ROAD TO MISCARRIAGE OF JUSTICE”


Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Pengajuan Peninjauan

do
Kembali atas Putusan Judex Juris tidak lebih daripada “the road to
gu

miscarriage of justice”. Hal ini dapat dilihat dari perspektif bagaimana


terjadinya Miscarriage of Justice, yakni ketika Terdakwa diperlakukan oleh
In
A

Negara yang direpresentasikan oleh Jaksa Penuntut Umum sedemikian rupa


sehingga melanggar hak-hak Terdakwa, karena :
ah

lik

pertama, defisiensi proses-proses, atau


kedua, hukum yang diterapkan, atau
ketiga, tidak adanya justifikasi faktual atas perlakuan atau hukuman yang
m

ub

diterapkan, atau
ka

keempat, ketika Terdakwa diperlakukan sebagai musuh oleh Jaksa Penuntut


ep

Umum yang merupakan representasi dari Negara hingga tingkat yang tidak
ah

142
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 142
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
seimbang dan sepadan dalam perbandingan dengan kepentingan untuk

a
melindungi hak-hak pihak lain, atau

si
kelima, ketika hak-hak pihak lain tidak secara efektif dan proporsional
dilindungi atau dipertahankan oleh tindakan Negara terhadap orang-orang

ne
ng
yang melakukan kesalahan, atau
keenam, oleh hukum Negara itu sendiri.

do
gu
Paling tidak lima dari kategori ini (tidak termasuk kategori keenam)
terdapat dalam memori peninjauan kembali yang diajukan Jaksa Penuntut
Umum. Oleh karena itu kami mohon agar Mahkamah Agung menolak

In
A
permohonan peninjauan kembali yang diajukan Jaksa Penuntut Umum.
ah

lik
IV. Pengajuan peninjauan kembali bertentangan dengan sikap Ketua
Mahkamah Agung R.I., Mahmakah Agung R.I., Pengadilan Negeri
am

ub
Jakarta Selatan, Kejaksaan Agung R.I., Kejaksaan Tinggi DKI
Jakarta, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
1. Mahkamah Agung Republik Indonesia berdasarkan suratnya Nomor:
ep
k

WKMA/73/VIII/2002 tanggal 22 Agustus 2002 yang ditujukan kepada


ah

Jaksa Agung R.I. menyatakan agar Jaksa Agung R.I. memerintahkan


R

si
Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk melaksanakan amar
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang dikuatkan oleh

ne
ng

Mahkamah Agung R.I. dalam perkara atas nama Terdakwa Djoko


Soegiarto Tjandra (Bukti Termohon 5).

do
2. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia berdasarkan suratnya
gu

Nomor: KMA/389/RHS/VI/2003 tanggal 9 Juni 2003 yang ditujukan


kepada Jaksa Agung R.I. menyatakan bahwa berdasarkan Pasal 270
In
A

KUHAP terhadap putusan Pengadilan yang telah memperoleh


kekuatan hukum tetap, pelaksanaannya/eksekusinya dilakukan oleh
ah

lik

Jaksa dan Mahkamah Agung memandang tidak perlu untuk


menyatakan pendapat ataupun penegasan mengenai hal itu karena
m

ub

undang-undang telah mengaturnya dengan tegas (Bukti Termohon


6).
ka

3. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia berdasarkan suratnya


ep

Nomor KMA/441/VI/2003 tanggal 25 Juni 2003 yang ditujukan


ah

143
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 143
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada Direktur Utama PT BANK PERMATA Tbk. menyatakan:

a
“Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 17 Juni 2003 Nomor Ref

si
: 293/BP/DIR/VI/2003 perihal tercantum pada pokok surat, dengan ini
dapat kami sampaikan bahwa pelaksanaan putusan Pengadilan

ne
ng
dalam perkara pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
berdasar Pasal 270 KUHAP dilakukan oleh Jaksa. Mahkamah Agung

do
gu
tidak dapat mencampuri
hukumnya telah menyebutkan dengan tegas dan jelas.” (Bukti
masalah tersebut karena ketentuan

In
Termohon 7).
A
4. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia berdasarkan suratnya
Nomor: KMA/552/VIII/2003 tanggal 7 Agustus 2003 yang ditujukan
ah

lik
kepada Saudara Syafruddin A. Temenggung, Ketua BPPN pada
halaman 2 alinea ke-3 menyatakan: “Bahwa ditinjau dari segi aspek
am

ub
perkara pidananya, yaitu perkara Nomor 1688 K/Pid/2000 atas nama
Terdakwa Djoko S. Tjandra, telah diputus dan memperoleh kekuatan
hukum tetap. Sehingga dengan demikian, berdasarkan Pasal 270
ep
k

KUHAP, eksekusi atau pelaksanaannya dilakukan oleh Jaksa.” Pada


ah

alinea terakhir dinyatakan: “Bahwa kewajiban BPPN untuk mengambil


R

si
alih kewajiban bank yang dikelola oleh BPPN, adalah termasuk
segala perjanjian yang dibuat sebagai bentuk hubungan hukum

ne
ng

keperdataan, yang hanya dapat dibatalkan secara hukum perdata,


bukan dengan menggunakan wewenang publik dalam suatu

do
keputusan administratif atau tata usaha negara.” (Bukti Termohon
gu

8).
5. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui Surat No.
In
A

W7.Dd.HT.04.10.01.1355 tanggal 29 April 2003 yang ditujukan


kepada Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan meminta agar
ah

lik

Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan melakukan eksekusi atas


Putusan Mahkamah Agung RI No. 1688 K/Pid/2000 tanggal 28 Juni
m

ub

2001 (Bukti Termohon 9).


6. Berdasarkan Surat Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta No. B-
ka

1790/0.1.5/Fu.1/05/2003 tertanggal 8 Mei 2003, Kepala Kejaksaan


ep

Negeri Jakarta Selatan diminta untuk melaksanakan eksekusi dana


ah

144
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 144
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebesar Rp. 28.756.160,- (Bukti Termohon 10).

a
7. Dalam rangka melaksanakan eksekusi Putusan Mahkamah Agung

si
R.I. No. 1688K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001 tersebut, Kejaksaan
Negeri Jakarta Selatan telah mengembalikan barang bukti berupa

ne
ng
uang sebesar Rp. 28.756.160,- pada tanggal 20 April 2004
sebagaimana ternyata dari Berita Acara Pengembalian Barang Bukti

do
gu
(BA-20) (Bukti Termohon 11).
Bukankah pengajuan peninjauan kembali yang dilakukan oleh
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan ini memperlihatkan inkonsistensi,

In
A
kontradiksi, dan sikap semena-mena ? dan bukankah perbuatan hukum
pengajuan peninjauan kembali mempermalukan Kejaksaan R.I. sendiri?
ah

lik
Pada tahun 2003 melaksanakan eksekusi Putusan Mahkamah Agung
No. 1688; Pada tahun 2008 mengajukan peninjauan kembali terhadap
am

ub
putusan yang sama.
Sekalipun uraian-uraian tersebut di atas kami yakini sebagai
argumentasi yang kuat dan valid untuk dijadikan dasar penolakan
ep
k

permohonan peninjauan kembali dari Jaksa Penuntut Umum, tetapi


ah

kami tetap merasa perlu dan penting untuk menanggapi alasan-alasan


R

si
Jaksa Penuntut Umum mengajukan permohonan peninjauan
kembalinya.

ne
ng

V. TANGGAPAN ATAS ALASAN PENGAJUAN PENINJAUAN KEMBALI

do
OLEH JPU
gu

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1688 K/Pid/2000


atas nama Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra Mahkamah Agung R.I.
In
A

menolak permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum dan menguatkan


Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 156/PID.B/2000/PN.JAK-
ah

lik

SEL.
Adapun amar Putusan Pengadilan No. 156/PID.B/2000/PN.JAK-SEL adalah
m

sebagai berikut:
ub

MENGADILI
ka

1. Menyatakan perbuatan Terdakwa, Djoko Soegiarto Tjandra tersebut di


ep

atas sebagaimana dalam dakwaan primer terbukti, tetapi perbuatan itu


ah

145
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 145
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tidak merupakan tindakan pidana;

a
2. Menyatakan Terdakwa, Djoko Soegiarto Tjandra, dilepas dari segala

si
tuntutan hukum (onstlag van rechtsvervolging);
3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, dan harkat

ne
ng
serta martabatnya;
4. Membebankan biaya perkara kepada negara;

do
gu
5. Memerintahkan barang bukti berupa dana yang ada dalam Escrow
Account Bank Bali No. 0999.045197 sejumlah Rp. 546.466.166.369,-
dikembalikan kepada PT Era Giat Prima;

In
A
6. Sedangkan barang bukti berupa dana yang ada pada BNI 46 Rasuna
Said Jakarta Selatan sejumlah Rp. 28.756.160,- dikembalikan kepada
ah

lik
Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra:
Menyatakan barang bukti lainnya berupa surat-surat sebagaimana dalam
am

ub
daftar barang bukti digunakan dalam perkara lain.
Bahwa berdasarkan Putusan No. 1688 K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001
Mahkamah Agung RI memutus sebagai berikut:
ep
k

MENGADILI:
ah

Menolak permohonan kasai dari Pemohon kasasi: JAKSA PENUNTUT


R

si
UMUM pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, tersebut;
Membebankan biaya perkara dalam semua tigkat peradilan kepada

ne
ng

Negara.
Huruf A halaman 9-11: “Terdapat keadaan baru yang menimbulkan

do
dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang
gu

masih berlangsung, hasilnya akan berupa putusan pemidanaan”.


Pengaturan alasan peninjauan kembali dalam Pasal 263 KUHAP tidak
In
A

mengatur alasan sebagaimana diuraikan Jaksa Penuntut Umum di atas.


Secara limitatif KUHAP antara lain mengatur :
ah

lik

Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya
m

ub

akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum
atau tuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu
ka

diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.


ep

Alasan adanya novum dalam pengajuan peninjauan kembali yang


ah

146
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 146
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
secara tegas dan limitatif dimaksudkan untuk menghasilkan putusan bebas

a
atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan Penuntut Umum

si
tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana
yang lebih ringan; Akan tetapi Jaksa Penuntut Umum menyimpangi ketentuan

ne
ng
tersebut dengan mendalilkan sebaliknya, seolah-olah, adanya novum dalam
peninjauan kembali dapat menghasilkan putusan pemidaaan. Dengan

do
gu
demikian, alasan peninjauan kembali yang dikemukakan Jaksa Penuntut
Umum pada bagian ini harus ditolak.
Meskipun kami telah mengemukakan penolakan alasan pengajuan

In
A
peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum, kiranya perlu kami sanggah
dalil-dalil yang dikemukan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam uraian
ah

lik
peninjauan kembali halaman 9-11.
Jaksa Penuntut Umum dalam memori peninjauan kembalinya halaman
am

ub
9 mengajukan peninjauan kembali dengan alasan ”Terdapat keadaan baru
yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui
pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan berupa putusan
ep
k

pemidanaan”, di mana keadaan baru yang diajukan oleh Jaksa Penuntut


ah

Umum berupa:
R

si
1. Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan Kembali TUN
No. 21 PK/TUN/2003 tanggal 6 Oktober 2004;

ne
ng

2. Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan Kembali Perdata


No. 59 PK/Pdt/2006 tanggal 29 Mei 2007.

do
gu

Kedua putusan tersebut bukan keadaaan baru (novum)


Dalam praktik peradilan tentu kita ingat peradilan sesat
In
A

Sengkon dan Karta yang dihukum karena tuduhan melakukan pembunuhan


pada tahun 1970-an. Mereka menjalani pidana di LP Cipinang karena
ah

lik

tuduhan merampok dan membunuh suami-istri Sulaiman - Siti Haya di


Cakung Payangan Pondok Gede, Bekasi. Sewaktu Sengkon sedang sekarat
m

di LP Cipinang, seorang narapidana bernama Gunel merasa iba. Dengan


ub

jujur dan merasa berdosa ia minta maaf kepada Sengkon yang harus
ka

mendekam di penjara karena perbuatan yang tidak dilakukannya. Gunel


ep

kemudian mengaku bahwa ia bersama teman-temannya telah membunuh


ah

147
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 147
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sulaiman dan Siti Haya, bukan Sengkon dan Karta. Pengakuan Gunel, yang

a
masuk LP Cipinang karena kasus lain itu, akhirnya diketahui media massa.

si
Timbul masalah waktu itu, Gunel telah dihukum sebagai pembunuh Sulaiman
- Siti Haya, bagaimana nasib Sengkon - Karta. Tidak mungkin Sulaiman-Siti

ne
ng
Haya dibunuh dua kali.
Pengakuan Gunel dan teman-temannya itulah yang dapat dikualifikasi

do
gu
sebagai keadaan baru/novum.
Yahya Harahap dalam bukunya berjudul ”Pembahasan,
Permasalahan, dan Penerapan KUHAP. Pemeriksaan Sidang Pengadilan,

In
A
Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali” halaman 619 mengemukakan
bahwa Keadaan baru yang dapat dijadikan landasan yang mendasari
ah

lik
permintaan adalah keadaan baru yang mempunyai sifat dan kualitas ”
menimbulkan dugaan kuat”:
am

ub
1. Jika seandainya keadaan baru itu diketahui atau ditemukan dan
dikemukakan pada waktu sidang berlangsung, dapat menjadi faktor dan
alasan untuk menjatuhkan putusan bebas atau putusan lepas dari segala
ep
k

tuntutan hukum, atau


ah

2. Keadaan baru itu jika ditemukan dan diketahui pada waktu sidang
R

si
berlangsung, dapat menjadi alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan
yang menyatakan tuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima, atau

ne
ng

3. Dapat dijadikan alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan dengan


menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.

do
Berdasarkan penjelasan di atas, maka suatu keadaan
gu

baru/novum sebagai landasan peninjauan kembali haruslah sesuatu yang


sudah ada pada waktu sidang berlangsung, namun keadaan baru tersebut
In
A

belum pernah diajukan sebelumnya pada saat persidangan, dan apabila


seandainya keadaan baru tersebut terungkap pada persidangan, maka akan
ah

lik

mempengaruhi putusan.
Dalam perkara a quo, Jaksa Penuntut Umum mengajukan suatu
Putusan MARI yang diputus pada tahun 2004 dan tahun 2007 atau dengan
m

ub

kata lain putusan tersebut dijatuhkan jauh setelah Putusan Mahkamah Agung
ka

RI dalam perkara a quo dijatuhkan, yakni pada tanggal 28 Juni 2001.


ep

Putusan mana tentu tidak dapat dikategorikan sebagai suatu keadaan baru,
ah

148
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 148
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengingat keadaan tersebut belum ada pada saat persidangan perkara a

a
quo berlangsung. Sehingga bagaimana mungkin suatu keadaan yang

si
notabene baru ada jauh setelah persidangan perkara a quo, dapat
mempengaruhi putusan menjadi putusan bebas atau lepas. Oleh karena itu

ne
ng
sudah sepatutnya kedua putusan Mahkamah Agung yang dinyatakan sebagai
keadaan baru oleh Jaksa Penuntut Umum ditolak.

do
gu
Keberadaan Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan
Kembali TUN No. 21 PK/TUN/2003 tanggal 6 Oktober 2004 dan Putusan
Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan Kembali Perdata No. 59

In
A
PK/Pdt/2006 tanggal 29 Mei 2007 adalah jauh setelah proses persidangan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2000 sehingga tidak dapat
ah

lik
disamakan dengan keadaan baru/novum sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan undang-undang.
am

ub
Selain itu, putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan
Kembali TUN No. 21 PK/TUN/2003 tanggal 6 Oktober 2004 sama sekali tidak
menyatakan bahwa PT Era Giat Prima bukan pemilik dana sebasar
ep
k

Rp. 546.466.166.369,-. Dalam perkara tersebut, PT Era Giat Prima


ah

mengajukan gugatan sengketa Tata Usaha Negara terhadap BPPN karena


R

si
secara melawan hukum BPPN membatalkan Perjanjian Cessie yang telah
selesai dilaksanakan. Perjanjian Penyelesaian Cessie antara PT BANK BALI

ne
ng

Tbk. dan PT ERA GIAT PRIMA tanggal 11 Januari 1999. Secara melawan
hukum BPPN membatalkan Perjanjian Cessie dan Perjanjian Penyelesaian

do
Cessie. Yang dimintakan pembatalannya oleh PT Era Giat Prima adalah SK
gu

Ketua BPPN No. 423/BPPN/1999.


Gugatan TUN PT Era Giat Prima diterima oleh PTUN Jakarta dan PT
In
A

TUN Jakarta. Di tingkat kasasi Mahkamah Agung melalui putusannya No.


447 K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2002 (Bukti Termohon 12) halaman 15
ah

lik

menguraikan:
Bahwa keberatan-keberatan ini dapat dibenarkan karena Judex Facti
telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan-pertimbangan
m

ub

sebagai berikut:
ka

Bahwa pembatalan Perjanjian Pengalihan (cessie) tagihan Nomor


ep

002/P-EGP/I-99 tertanggal 11 Januari 1999 merupakan masalah


ah

149
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 149
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
perdata sehingga apabila didalilkan bahwa Badan Penyehatan

a
Perbankan Nasional telah keliru membatalkan Perjanjian Pengalihan

si
(cessie) tersebut maka hal tersebut seharusnya dipersengketakan oleh
pihak Termohon Kasasi/Penggugat Asal terlebih dahulu ke Pengadilan

ne
ng
Perdata. Hakim Perdatalah yang berwenang untuk menilai apakah
Perjanjian Pengalihan (cessie) yang bersangkutan adalah sah atau

do
gu
tidak menurut hukum perdata, karena masalah tersebut menjadi
kompetensi absolut pengadilan perdata (Peradilan Umum).
Mahkamah Agung R.I. sama sekali tidak mempertimbangkan bahwa

In
A
Perjanjian Cessie antara PT Bank Bali Tbk. dengan PT Era Giat Prima
adalah tidak sah. Dalam pertimbangannya, Mahkamah Agung juga tidak
ah

lik
menyatakan apakah pembatalan Perjanjian Cessie oleh BPPN adalah sah
atau tidak sah.
am

ub
Putusan No. 447 K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2002 kemudian di-PK oleh PT
Era Giat Prima. Mahkamah Agung dalam tingkat Peninjauan Kembali
menolak Peninjauan Kembali PT Era Giat Prima. Pertimbangan hukum
ep
k

putusan peninjauan kembali tidak berbeda dari Putusan Mahkamah Agung


ah

No. 447 K/TUN/2000 tersebut di atas.


R

si
Halaman 11-16 huruf B : “Pada pelbagai putusan terdapat pernyataan

ne
ng

bahwa sesuatu telah terbukti akan tetapi hal atau keadaan sebagai
dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti itu ternyata

do
telah bertentangan satu dengan yang lain”
gu

Pengaturan kekuasaan kehakiman dinyatakan secara tegas dalam


Konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu Undang-undang Dasar 1945.
In
A

Dalam Pasal 24 dinyatakan bahwa “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh


sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan Kehakiman menurut undang-
ah

lik

undang”. Kekuasaan Kehakiman harus juga diartikan sebagai


independensi/kemandirian kekuasaan kehakiman. Dalam konteks ini, Hakim-
m

ub

hakim yang mengadili dan memutus perkara-perkara pada segala tingkat


harus menerapkan prinsip kemandirian peradilan (independency of judiciary).
ka

Prinsip tersebut tidak boleh dilanggar. Dalam perkara ini, Hakim-hakim di


ep

tingkat Pengadilan Negeri maupun di tingkat kasasi, dengan independensi


ah

150
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 150
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang melekat pada jabatan mereka, mengadili dan memutus perkara yang

a
mereka terima. Hakim-hakim tersebut tidak dibenarkan melakukan kontak

si
dengan Hakim-hakim lain yang juga memeriksa Terdakwa-Terdakwa lain
dalam perkara dengan register nomor yang berbeda, misalnya, dengan

ne
ng
maksud untuk bekerja sama dalam membuat pertimbangan-pertimbangan
hukum dalam putusan-putusan mereka.

do
gu
Penghormatan terhadap putusan Hakim yang telah berkekuatan
hukum juga terlihat dalam putusan pidana perkara atas nama Akbar
Tandjung, Winfried Simatupang, dan Dadang Sukandar. Mahkamah Agung

In
A
memutus bebas Akbar Tandjung, sedangkan Winfried Simatupang dan
Dadang Sukandar dihukum penjara. Putusan tersebut memperlihatkan
ah

lik
bahwa Hakim-hakim dalam segala tingkat pengadilan memiliki kewenangan
untuk mengadili tiga Terdakwa yang diberkas dalam satu perkara dan duduk
am

ub
sebagai “pesakitan” pada kursi yang sama di pengadilan, dengan putusan
yang berbeda.
Penerapan prinsip independency of judiciary, bukan hanya berlaku
ep
k

dalam tataran eksekutif ataupun yudikatif. Kejaksaan Agung Republik


ah

Indonesia melalui Jaksa-jaksa Penuntut Umum menuntut Terdakwa Djoko


R

si
Soegiarto Tjandra, Syahril Sabirin, dan Pande Nasorahona Lubis dalam
berkas perkara terpisah dan dimajukan ke Pengadilan Negeri dengan nomor

ne
ng

registrasi yang berbeda-beda. Hal ini pernah kami pertanyakan pada waktu
Kejaksaan Republik Indonesia melimpahkan berkas-berkas perkara untuk 3

do
(tiga) nama dengan nomor registrasi yang berbeda. Sepatutnya Jaksa
gu

Penuntut Umum dari semula menyadari bahwa Jaksa Penuntut Umum-Jaksa


Penuntut Umum tersebut menyerahkan tiga Terdakwa kepada tiga Majelis
In
A

Hakim yang berbeda.


Persidangan berjalan dan akhirnya Mahkamah Agung dengan tiga Majelis
ah

lik

Hakim yang berbeda pada intinya memutus sebagai berikut:


1. Pande Nasorahona Lubis dihukum 4 (empat) tahun penjara;
2. Syahril Sabirin diputus bebas;
m

ub

3. Djoko Soegiarto Tjandra diputus ontslag.


ka

Jaksa Penuntut Umum tanpa alas hak mengajukan permohonan peninjauan


ep

Kembali sebagaimana telah kami uraikan di muka. Jaksa Penuntut Umum


ah

151
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 151
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengemukakan argumentasi bahwa putusan-putusan atas nama tiga

a
Terdakwa tersebut di atas ternyata berbeda satu sama lain dan hal itu

si
kemudian dijadikan alasan untuk mengajukan peninjauan kembali terhadap
Djoko Soegiarto Tjandra. Inilah bukti inkonsistensi dari Kejaksaan Republik

ne
ng
Indonesia. Mengajukan tiga Terdakwa dengan tiga berkas yang berbeda
dengan resiko menghasilkan tiga putusan yang berbeda, akan tetapi

do
gu
mempertentangkan putusan-putusan tersebut sebagai putusan yang tidak
seragam.
Kalau kami mengikuti konstruksi berpikir Jaksa Penuntut Umum, maka kami

In
A
pun dapat dan dibenarkan mengajukan alasan yang sama: Kenapa Djoko
Soegiarto Tjandra dan Pande Nasorahona Lubis tidak diputus bebas seperti
ah

lik
halnya Syahril Sabirin? Ibarat kata, Jaksa Penuntut Umum lempar batu
sembunyi tangan.
am

ub
Halaman 16 huruf C: Terdapat kekhilafan atau suatu kekeliruan yang
nyata dalam putusan Hakim:
Putusan Judex Juris tidak mengandung kekhilafan atau kekeliruan yang
ep
k

nyata. Sebelum kami mengemukakan alasan tidak adanya kekhilafan Hakim


ah

atau kekeliruan yang nyata dalam putusan Judex Juris, perlu kami uraikan
R

si
terlebih dahulu mengenai pengertian kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang
nyata sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP.

ne
ng

Penjelasan ini perlu disampaikan dengan maksud agar kita tidak keluar dari
koridor kewenangan peradilan Peninjauan Kembali. Oleh karena itu, perlu

do
kiranya ditarik batas-batas letak ada tidaknya penerapan kekhilafan atau
gu

kekeliruan yang nyata sesuai dengan maksud dari ketentuan Pasal 263 ayat
(2) huruf c KUHAP.
In
A

Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP tidak mengatur secara rinci
pengertian kehilafan atau kekeliruan. Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP
ah

lik

hanya mengatur salah satu dasar atau alasan pengajuan permohonan


Peninjauan Kembali.
m

Pengertian umum “khilaf” menurut Kamus Umum bahasa Indonesia yang


ub

disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta halaman 504 adalah “keliru/salah”,


ka

sedangkan “kekhilafan” mempunyai pengertian “kekeliruan/kesalahan”. Dan


ep

selanjutnya “kehkilafan yang nyata” diartikan sebagai “kekeliruan/kesalahan”


ah

152
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 152
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang menyolok dan serius.

a
Pengertian tersebut kemudian diintrodusir ke dalam pengertian

si
kekhilafan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP,
di mana pengertian “kekhilafan yang nyata” dalam praktik hukum

ne
ng
dimaksudkan sebagai salah atau cacat dalam pertimbangan atau perbuatan.
Atau dengan kata lain: tidak sempurnanya pertimbangan putusan yang

do
gu
diambil. Atau juga diartikan: putusan atau tindakan yang diambil, atau
diartikan, atau dilakukan, menyimpang dari ketentuan yang semestinya.
Bahkan pertimbangan yang ringkas yang tidak cermat dan menyeluruh,

In
A
dikualifikasikan sebagai putusan yang mengandung kekhilafan.
Oleh karena itu, kurang cermat dan kurang hati-hati
ah

lik
mempertimbangkan semua faktor dan aspek yang relevan dan penting
dikualifikasi sebagai kekhilafan yang mengabaikan fungsi mengadili dan
am

ub
memutus perkara. Di bawah prinsip umum pertanggungjawaban peradilan,
kekhilafan adalah pelanggaran atas implementasi hukum yang mesti
dipertimbangkan dan diterapkan dalam putusan mengadili suatu perkara.
ep
k

Bahwa sebagai perbandingan, dalam common law system, dikenal


ah

berbagai istilah yang saling dapat dipertukarkan penggunaan dan


R

si
pengertiannya. Bisa dipergunakan istilah “fault atau negligence”. Terkadang
dipergunakan istilah “mistake atau omission”. Dengan mengemukakan istilah

ne
ng

hukum dalam “common law” di atas, dapat diambil perbandingan bahwa yang
memperjelas pengertian kekhilafan yang dirumuskan Pasal 263 ayat (2) huruf

do
c KUHAP yakni “putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan
gu

Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata”. Bahwa putusan yang mengandung
pertimbangan, pendapat atau kesimpulan yang didasarkan pada dasar
In
A

hukum yang keliru, menyebabkan terjadinya penyimpangan/deviasi pada


putusan itu sendiri.
ah

lik

Karena tidak adanya kekhilafan yang dilakukan oleh Judex Juris dan
karena hukum acara pidana yang merupakan undang-undang yang bersifat
imperatif/memaksa, maka tidak dapat ditafsirkan lain bahwa putusan Judex
m

ub

Juris dalam perkara ini tidak dapat di-PK. Putusan Mahkamah Agung
ka

merupakan panutan untuk kepentingan peradilan di bawahnya, apabila


ep

putusan Judex Juris tersebut tidak menyimpang.


ah

153
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 153
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Halaman 18 s/d halaman 34 angka I bahwa Putusan Judex Juris

a
merupakan kekhilafan atau kekliruan yang nyata, yaitu :

si
I. Salah dalam penafsiran unsur melawan hukum
Menurut JPU, Judex Juris telah salah menafsirkan unsur melawan

ne
ng
hukum. Judex Juris hanya mengambil alih pertimbangan Judex Facti
mengenai unsur melawan hukum dalam pertimbangannya mengenai:

do
gu
1. Transaksi PT BDNI dan PT. Bank Bali, Tbk pada halaman 182, dan pada
halaman 214, serta pada halaman 281 sampai dengan halaman 285;

In
2. Program Penjaminan Pemerintah pada halaman 214 dan halaman 290;
A
3. Perjanjian Pengalihan/Cessie pada halaman 177 dan halaman 210;
4. Peranan Terdakwa dalam Pencairan Klaim (halaman 182, halaman 216,
ah

lik
halaman 310 dan halaman 325-326;
Uraian pada halaman 21 sampai halaman 34 merupakan uraian yang tidak
am

ub
benar, tidak berdasarkan hukum, dan karenanya harus ditolak dengan alasan
sebagai berikut:
1. Tentang transaksi PT BDNI dan PT BANK BALI, Tbk.
ep
k

Transaksi antara PT BDNI dengan PT Bank Bali Tbk adalah sah.


ah

SAKSI SJAMSUL NURSALIM menerangkan:


R

si
 Bahwa Saksi adalah mantan Dirut BDNI dan sejak tahun 1980 adalah
pemegang saham mayoritas, sampai dengan tahun 1998, kemudian

ne
ng

diambil alih oleh BPPN.


 Bahwa masalah transaksi Bank Bali diserahkan kepada masing-masing

do
gu

bidang tugas tetapi saksi pernah diberitahukan tentang adanya


transaksi Bank Bali dan BDNI.
 Bahwa sejak bulan Oktober 1997, posisi BDNI mulai minus, maka
In
A

setiap transaksi dan penagihan harus mendapat persetujuan dari


Bank Indonesia.
ah

lik

 Pada bulan Juli 1997, Bank Indonesia sedang melakukan audit rutin di
BDNI sehingga Bank Indonesia mengetahui adanya transaksi Bank Bali
m

ub

dengan BDNI.
 Bahwa BDNI telah mengikuti aturan perbankan tentang transaksi-
ka

transaksi yang dilakukan oleh BDNI.


ep
ah

154
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 154
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Bahwa Bank Indonesia tidak melarang BDNI melakukan transaksi

a
perbankan.

si
 Bahwa semua bank pada saat itu dijamin oleh pemerintah, termasuk

ne
BDNI.

ng
 Bahwa sebagai Presiden Direktur BDNI, Saksi harus menandatangani
laporan ke Bank Indonesia.

do
 gu
Bahwa dalam Master Settlement of Acquisition Agreement, saksi
sebagai pemegang saham mayoritas menyerahkan aset senilai Rp. 27,3

In
A
triliun untuk menutupi kewajiban BDNI kepada BI.
 Bahwa aset yang diambil alih oleh BPPN, sebelum krisis moneter
ah

berupa cash capital atau modal sebesar US$ 1 miliar.

lik
 Bahwa Saksi mengetahui tagihan Bank Bali sudah dibayar oleh BDNI
melalui media massa.
am

ub
 Bahwa Saksi tidak pernah dihubungi oleh Pejabat Bank Indonesia,
Terdakwa maupun Firman Soetjahja.
ep

k

Bahwa Saksi tidak pernah dihubungi oleh Terdakwa tentang


pembayaran hutang BDNI.
ah


R
Bahwa pada akhir 1997 BDNI di-rush dan kemudian diadakan rapat

si
direksi sehubungan dengan rush tersebut untuk mencari jalan

ne
ng

keluarnya.
 Bahwa Saksi mengetahui tentang SKB I.

do
Bahwa modal terakhir BDNI adalah US$ 1 miliar.
gu

 Bahwa jumlah asset yang diambil BPPN adalah dari pemegang saham
mayoritas sebesar Rp. 27, 3 triliun, asset BDNI berbentuk fisik dan
In
A

tagihan-tagihan kepada pihak ketiga.


 Bahwa aset BDNI dinilai berdasarkan situasi dan kondisi bersama
ah

lik

antara BDNI dengan BPPN.


 Bahwa sejak adanya tim BDN yang ditunjuk oleh BPPN, ketika BDNI di
m

ub

BBO, maka semua ruangan di BDNI tidak boleh dimasuki oleh pejabat
lama.
ka

 Bahwa semua dokumen transaksi BDNI dengan Bank Bali masih ada.
ep

 Bahwa transaksi-transaksi BDNI dengan Bank Bali tidak melanggar


ah

155
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 155
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
peraturan perbankan.

a
 Bahwa BDNI belum dilikuidasikan, tapi sudah dibekukan.

si
 Bahwa setelah BDNI menjadi BBO, direksi tidak boleh ikut campur lagi,

ne
tapi staff-staff lama masih diperbantukan untuk melaksanakan kegiatan

ng
di BPPN.
 Bahwa saksi tidak pernah menerima laporan adanya transaksi

do
gu
fiktif.
Terungkap di persidangan, melalui keterangan saksi Rudy Ramli (Dirut

In
A
Bank Bali), Saksi Firman Soetjahja (Wakil Dirut Bank Bali) bahwa tidak ada
kewajiban bagi PT Bank Bali untuk melakukan analisis terhadap keuangan
PT BDNI sebelum transaksi.
ah

lik
Saksi Iwan Ridwan Prawiranata menerangkan bahwa meskipun saldo
giro BDNI di Bank Indonesia menunjukkan posisi debet sebesar Rp. 8,7 triliun
am

ub
pada 30 Desember 1997, BDNI masih dapat melakukan transaksi dengan
Bank Bali. Deputi Gubernur BI ini menjelaskan karena BDNI masih
beroperasi, belum insolven, maka ia bebas melakukan transaksi dengan
ep
k

Bank Bali.
ah

Ahli Sutan Remy Syahdeini mengemukakan pendapatnya bahwa BDNI


R

si
yang saldo gironya pada Bank Indonesia per 30-12-1997 menunjuk posisi
debet Rp. 8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank

ne
ng

Bali, karena pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional,
belum dibeku-operasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan

do
gu

perdata.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Erman Munzir,
dibenarkan oleh saksi Abdul Basit, Saksi Dody Rushendra, Saksi Ganjar
In
A

Mustika, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Glenn Yusuf, bahwa hasil
verifikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap PT. Bank Bali, BDNI,
ah

lik

BUN, dan Bank Tiara telah disampaikan oleh BI kepada BPPN dengan surat
No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999 yang isinya menyatakan :
m

ub

- Untuk bank kreditur:


 untuk Bank Bali sebagai bank kreditur tidak ditemukan indikasi
ka

ketidakbenaran dan ketidakwajaran transaksi SWAP, Forward dan


ep

L/C antara PT. Bank Bali dengan BDNI dan Bank Tiara. Adapun
ah

156
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 156
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
transaksi pembelian promes yang diendors oleh PT. BUN belum

a
sesuai dengan prinsip praktik perbankan yang berhati-hati.

si
- Untuk bank debitur:
 Pemeriksaan terhadap PT. BDNI (BBO) tidak dapat berjalan lancar

ne
ng
mengingat Tim Koordinator BPPN yang menangani PT. BDNI
sedang melakukan persiapan pindah lokasi dan sebagian besar

do
gu data yang berkaitan berada di ex Kantor cabang PT. BDNI
Tangerang.

In
Proses pembayaran kepada Bank Bali oleh BPPN dan Departemen
A
Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Surat BPPN kepada BI-UPPB No. S.100/PB/BPPN/II/99 tanggal 18
ah

lik
Pebruari 1999
Wakil Ketua BPPN (Saksi Pande N. Lubis) pada tanggal 18 Perbuari
am

ub
1999 telah mengirim surat kepada BI-UPPB dengan No.
S.100/PB/BPPN/II/99 tertanggal 18 Pebruari 1999 untuk meminta
bantuan kepada BI-UPPB, untuk melakukan verifikasi terhadap tagihan-
ep
k

tagihan Bank Bali kepada BDNI, BUN dan Bank Tiara.


ah

Fakta ini diperoleh dari saksi Pande N. Lubis, saksi Erman Munzir, saksi
R

si
Dragono Lisan, saksi Abdul Basit, saksi R. Dody Rushendra, saksi Ganjar
Mustika dikuatkan dengan bukti surat BPPN No. S-100/BPPN/II/99

ne
ng

tanggal 18 Pebruari 1999.


b. Verifikasi On Site terhadap Bank Kreditur dan Bank Debitur

do
gu

Verifikasi terhadap Bank Kreditur:


Pada tanggal 19 s/d 23 Pebruari 1999, BI-UPPB (UpmB1) yaitu saksi
Ganjar Mustika, saksi Abdul Basit dan saksi R. Dody Rushendra telah
In
A

melakukan verifikasi on site terhadap Bank Bali.


Verifikasi terhadap Bank Debitur :
ah

lik

Pada tanggal 3 Maret 1999, BI-UPPB yaitu saksi Elvina Simatupang dan
Guntar Kumala telah melakukan verifikasi on site terhadap BDNI.
m

ub

Fakta ini diperoleh dari saksi Abdul Basit, saksi Ganjar Mustika, saksi R.
Dody Rushendra, saksi Erman Munzir dan saksi Elvina Simatupang.
ka

c. Surat Bank Indonesia kepada BPPN No.31/1658/UPPB/Adp tanggal 22


ep

Maret 1999 perihal: Penyampaian Hasil Verifikasi


ah

157
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 157
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Hasil verifikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia telah disampaikan

a
oleh Bank Indonesia kepada BPPN melalui surat No. 31/1658/UPPB/Adp

si
tanggal 22 Maret 1999 yang antara lain mengatakan ”Bahwa dari hasil
pemeriksaan pada PT. Bank Bali (sebagai kreditur), tidak ditemukan

ne
ng
adanya indikasi ketidak-benaran dan ketidak-wajaran atas transaksi
SWAP, Forward dan L/C antara Bank Bali dengan BDNI. Bahwa sistem

do
gu
kontrol Bank Bali memadai dan sesuai dengan ketentuan internal
maupun ketentuan lain serta kelaziman transaksi valuta asing.
Fakta ini diperoleh dari saksi-saksi dari Bank Indonesia (saksi Erman

In
A
Munzir, saksi Dragono Lisan, saksi Abdul Basit, saksi Ganjar Mustika,
saksi R. Dody Rushendra, saksi Elvina Simatupang), saksi-saksi dari
ah

lik
BPPN (saksi Pande N Lubis, saksi Farid Harianto, saksi Glenn Yusuf,
saksi Toto Budiarso, saksi Edgar Affandi, saksi Indra Rastiko Sunyoto),
am

ub
saksi Bambang Subianto dikuatkan dengan bukti surat Bank Indonesia
No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999.
d. Verifikasi oleh BPPN dengan cara rekonsiliasi terhadap Bank Bali
ep
k

dan BDNI pada tanggal 5 April 1999


ah

Pada tanggal 5 April 1999 telah dilakukan verifikasi dengan cara


R

si
rekonsiliasi terhadap Bank Bali dan BDNI oleh BPPN untuk mencocokkan
jumlah klaim antara Bank Bali dengan BDNI, dengan hasil :

ne
ng

Jumlah klaim pokok menurut administrasi Bank Bali dan BDNI sebesar
Rp. 436.717.230.723,- dan USD 45,000,000. Sedangkan tagihan BDNI

do
ke Bank Bali sebesar Rp. 185.125.000.000,-
gu

Maksud diadakannya rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan jumlah


klaim antara administrasi Bank Bali dan BDNI.
In
A

Fakta ini diperoleh dari saksi dari Bank Bali (saksi Firman Soetjahja, saksi
Irvan Gunardwi), saksi dari BDNI (saksi Fetty Kwartati), saksi dari BPPN
ah

lik

(saksi Toto Budiarso, saksi Indra Rastiko Sunyoto, saksi FX Edgar


Affandi) dikuatkan dengan bukti notulen rekonsiliasi tanggal 5 April 1999.
e. Internal Memo BPPN No. 008 BL tanggal 9 April 1999
m

ub

Bahwa berdasarkan hasil verifikasi dari Bank Indonesia (sesuai surat BI


ka

kepada BPPN No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999, perihal:


ep

penyampaian hasil verifikasi dan hasil rekonsiliasi antara Bank Bali


ah

158
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 158
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan BDNI yang dilakukan pada tanggal 5 April 1999 di BPPN, divisi

a
Bank Liabilities BPPN melakukan evaluasi klaim Bank Bali atas dasar

si
peraturan yang ada yaitu Keppres No. 26/1998, SK Menteri Keuangan
No. 26/MK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 dan SKB BI-BPPN tanggal

ne
ng
6 Maret 1998 yang dituangkan dalam Internal Memo No. 008 BL tanggal
9 April 1999.

do
gu
f. Dalam Internal Memo No.008 BL tersebut yang dikemukakan adalah:
Fakta-fakta yang diketahui mengenai klaim Bank Bali kepada BDNI dan
BUN, evaluasi terhadap eligibilitynya dalam program penjaminan

In
A
pemerintah, pertimbangan yang digunakan dan usul termasuk klaim Bank
Bali yang tidak memenuhi syarat administratif pendaftaran dalam SKB I
ah

lik
tanggal 6 Maret 1998. Karena tidak memenuhi syarat administratif
diusulkan agar mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
am

ub
Fakta ini diperoleh dari saksi dari BPPN yaitu saksi Toto Budiarso, saksi
Indra Rastiko Sunyoto, saksi FX Edgar Affandi, saksi Pande N. Lubis
dikuatkan dengan bukti Internal Memo No. 008 BL tanggal 9 April 1999.
ep
k

g. BPPN mengeluarkan Nota Dinas No. ND-05/BPPN/0499 tanggal 22


ah

April 1999
R

si
Pada tanggal 22 April 1999, BPPN melalui Nota Dinas Ketua BPPN
(saksi Glenn M. Yusuf) No. ND-05/BPPN/0499 kepada Menteri Keuangan

ne
ng

(saksi Bambang Subianto), telah merekomendasikan agar klaim Bank


Bali terhadap BDNI dapat dibayarkan dalam rangka program penjaminan

do
pemerintah dengan rincian sebagai berikut:
gu

1. Transaksi yang telah dinetting :


- Jumlah yang telah direkonsiliasi Rp. 436.717.230.723,-
In
A

- Dikurangi transaksi forward yang


menurut BI tidak dijamin Rp. 1.131.250.000,-
ah

lik

Jumlah netto yang dapat dibayarkan Rp. 435.585.980.723,-


2. Overdue interest:
Overdue interest dihitung dari jumlah transaksi yang telah dinetting
m

ub

(butir a) atas dasar suku bunga SBI untuk periode yang


ka

bersangkutan. Jumlah overdue interest sejak tiap transaksi jatuh


ep

tempo sampai dengan 31 Maret 1999 adalah sebesar Rp.


ah

159
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 159
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
288.781.447.646,-

a
3. Transaksi SWAP yang masih terbuka/belum dinetting:

si
Kewajiban BDNI ke Bank Bali sebesar USD 45,000,000 sesuai
ketentuan SKB dibayarkan dalam mata uang Rupiah dengan kurs

ne
ng
pasar pada hari pembayaran, setelah dikurangi dengan kewajiban
Bank Bali kepada BDNI sebesar Rp. 185.125.000.000,-

do
gu
Fakta ini diperoleh dari saksi-saksi dari BPPN (saksi Pande N. Lubis,
saksi Glenn M. Yusuf, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso
Budianto, saksi Toto Budiarso, saksi FX Edgar Affandi, saksi Indra

In
A
Rastiko Sunyoto), Menteri Keuangan (saksi Bambang Subianto)
dikuatkan dengan bukti Nota Dinas Ketua BPPN No. ND-
ah

lik
05/BPPN/0499 tanggal 22 April 1999.
h. Surat Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Departemen
am

ub
Keuangan No. S-966/Sj/6/1999 tanggal 24 Mei 1999
Menanggapi Nota Dinas BPPN No. ND-05/BPPN/0499 tanggal 22 April
1999, maka pada tanggal 24 Mei 1999, Kepala Biro Hukum dan
ep
k

Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan dengan suratnya No. S-


ah

966/SJ.6/1999 mengusulkan agar:


R
 Terhadap SKB BI-BPPN tanggal 6 Maret 1998 dilakukan revisi

si
sehingga sejalan dengan peraturan yang lebih tinggi, yaitu Keppres

ne
ng

No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 dan Surat Keputusan Menteri


Keuangan R.I. No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998.
 Pembayaran

do
gu

klaim hendaknya didasarkan pada mekanisme


rekonsiliasi baku antara Bank Indonesia dan BPPN.
Fakta ini diperoleh dari saksi Pande Nasorahona Lubis, saksi Glenn M.
In
A

Yusuf, saksi Bambang Subianto dikuatkan dengan bukti Surat Kepala


Biro Hukum Dan Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan No. S-
ah

lik

966/Sj/6/1999 tanggal 24 Mei 1999.


i. Dasar pembayaran BPPN kepada Bank Bali:
m

ub

Landasan hukum dan ketentuan-ketentuan tentang proses pembayaran


klaim jaminan Pemerintah dan prosedur kegiatan pembayaran
ka

sebagaimana yang terungkap di persidangan adalah sebagai berikut:


ep

1. Atas dasar hasil verifikasi BI maupun tindak lanjut yang dilakukan


ah

160
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 160
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
BPPN (khususnya untuk Bank BBO/BBKU), BPPN akan memutuskan

a
dibayar tidaknya klaim tersebut baik pokok maupun perhitungan

si
bunganya. Hal ini mengingat BPPN mempunyai wewenang penuh
dalam program penjaminan pemerintah dan pelaksanaannya

ne
ng
berdasarkan Keppres No. 27/1998 tanggal 26 Januari 1998 dan SKB
antara Direksi BI dan Ketua BPPN (baik SKB I dan SKB II). Sementara

do
gu
itu sesuai dengan kesepakatan Direksi/Dewan Gubernur BI dan BPPN
tanggal 24 September 1998, dengan diketahui oleh Menteri Keuangan,
BI mempunyai tugas untuk melakukan verifikasi terhadap klaim yang

In
A
diajukan dalam membantu kewenangan BPPN itu.
2. Dalam hal BPPN memberikan persetujuan untuk membayar, maka
ah

lik
pembayaran dilakukan dengan mata uang rupiah dan untuk kewajiban
dalam valuta asing dibayar berdasarkan kurs rata-rata pasar pada hari
am

ub
itu sampai dengan pukul 12:00 WIB yang ditetapkan oleh BI.
3. Dalam hal nasabah dan pihak ketiga memiliki hutang kepada bank,
maka pembayaran dilakukan setelah kewajiban tersebut
ep
k

dikompensasikan dengan hutangnya.


ah

4. BPPN akan menerbitkan instruksi pembayaran kepada Bank


R

si
Indonesia.
5. Bank debitur wajib melaporkan kepada BPPN selambat-lambatnya 7

ne
ng

(tujuh) hari setelah dilakukan pembayaran dengan melampirkan foto


kopi surat konfirmasi pembayaran dari kreditur.

do
6. Bank debitur wajib memberikan surat utang minimal senilai jumlah
gu

jaminan yang dibayar oleh BPPN, dengan jangka waktu 6 (enam)


bulan dan tingkat bunga sebesar bunga rata-rata JIBOR 1 (satu) bulan
In
A

ditambah 5 %.
Fakta ini diperoleh dari saksi-saksi dari Bank Indonesia yaitu saksi
ah

lik

Erman Munzir, saksi Dragono Lisan, saksi Desmi Demas, saksi Adnan
Djuanda, saksi Syahril Sabirin, saksi Bambang Subianto, saksi-saksi dari
BPPN yaitu saksi Glenn M. Yusuf, saksi Pande N. Lubis, saksi Farid
m

ub

Harianto, saksi R.C. Eko Santoso Budianto, saksi Toto Budiarso, saksi FX
ka

Edgar Affandi, saksi Indra Rastiko Sunyoto dikuatkan dengan ketentuan-


ep

ketentuan tentang Program Penjaminan Pemerintah.


ah

161
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 161
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa selanjutnya, yang melakukan 8 (delapan) transaksi SWAP dan

a
2 (dua) transaksi money market adalah PT Bank Bali dengan PT. BDNI yang

si
subyek hukumnya bukanlah Djoko Soegiarto Tjandra.
Terungkap di persidangan melalui keterangan tim pemeriksa Bank Bali

ne
ng
(UPM B1-Bank Indonesia) saksi R. Dody Rushendra, Saksi Gandjar Mustika,
Saksi Abdul Basit, (ketiga saksi ini melakukan verifikasi terhadap Bank Bali

do
gu
atas transaksi Bank Bali dan BDNI), Saksi Erman Munzir sebagai Kepala
UPPB, bahwa transaksi yang dilakukan tersebut adalah sesuai dengan
prosedur dan sesuai dengan persyaratan, hal ini tertuang dalam surat Bank

In
A
Indonesia kepada BPPN No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999
Perihal penyampaian hasil verifikasi terhadap PT. Bank Bali sebagai kreditur
ah

lik
dan PT. BDNI sebagai debitur yang isinya:
“Bahwa tidak terdapat adanya indikasi ketidakbenaran dan
am

ub
ketidakwajaran atas transaksi yang dilakukan oleh PT. Bank Bali
dengan PT. BDNI, Bank Umum Nasional dan Bank Tiara dan
permeriksaan terhadap BDNI tidak berjalan lancar karena ada
ep
k

perpindahan kantor ke Atrium Senen”.


ah

Bahwa permintaan untuk melakukan verifikasi bukan berasal dari


R

si
Djoko Soegiarto Tjandra dan bukan didasarkan adanya perjanjian cessie,
tetapi atas permintaan dari BPPN sesuai dengan surat BPPN No.S-

ne
ng

100/PB/BPPN/II/99 tanggal 18 Pebruari 1999 yang meminta bantuan kepada


Bank Indonesia untuk melakukan verifikasi terhadap Bank Bali atas transaksi-

do
transaksi yang dilakukan oleh Bank Bali dengan BDNI, Bank Umum Nasional,
gu

dan Bank Tiara.


Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Rudy Ramli (Dirut Bank
In
A

Bali), Saksi Firman Soetjahja (Wakil Dirut Bank Bali) bahwa tidak ada
kewajiban bagi P.T Bank Bali untuk melakukan analisis terhadap keuangan
ah

lik

P.T. BDNI sebelum transaksi.


Saksi Iwan Ridwan Prawiranata menerangkan bahwa meskipun saldo
giro BDNI di Bank Indonesia menunjukkan posisi debet sebesar Rp. 8,7
m

ub

Triliun pada 30 Desember 1997, BDNI masih dapat melakukan transaksi


ka

dengan Bank Bali. Deputi Gubernur BI ini menjelaskan karena BDNI masih
ep

beroperasi, belum insolven, maka ia bebas melakukan transaksi dengan


ah

162
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 162
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Bali.

a
Ahli Sutan Remy Syahdeini mengemukakan pendapatnya bahwa BDNI

si
yang saldo gironya pada Bank Indonesia per 30-12-1997 menunjuk posisi
debet Rp. 8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank

ne
ng
Bali, karena pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional,
belum dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan perdata.

do
gu
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Erman Munzir,
dibenarkan oleh saksi Abdul Basit, Saksi Dody Rushendra, Saksi Ganjar
Mustika, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Glenn Yusuf, bahwa hasil

In
A
verifikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap PT. Bank Bali, BDNI,
BUN, dan Bank Tiara telah disampaikan oleh BI kepada BPPN dengan surat
ah

lik
No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999 yang isinya menyatakan:
- Untuk bank kreditur:
am

ub
 untuk Bank Bali sebagai bank kreditur tidak ditemukan indikasi
ketidakbenaran dan ketidakwajaran transaksi SWAP, Forward dan
L/C antara PT. Bank Bali dengan BDNI dan Bank Tiara. Adapun
ep
k

transaksi pembelian promes yang diendors oleh PT. BUN belum


ah

sesuai dengan prinsip praktik perbankan yang berhati-hati.


R

si
- Untuk bank debitur:
 Pemeriksaan terhadap PT. BDNI (BBO) tidak dapat berjalan lancar

ne
ng

mengingat Tim Koordinator BPPN yang menangani PT. BDNI


sedang melakukan persiapan pindah lokasi dan sebagian besar

do
gu

data yang berkaitan berada di ex Kantor cabang PT. BDNI


Tangerang.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Pande
In
A

Nasorahona Lubis (Wakil Ketua BPPN Divisi Bank Liabilities, bahwa sesuai
dengan SKB I tanggal 6 Maret 1998 dan SKB II tanggal 14 Mei 1999 tidak
ah

lik

ada ketentuan yang mewajibkan untuk melakukan verifikasi terhadap bank


debitur, verifikasi cukup dilakukan terhadap bank kreditur.
m

ub

Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Indra Rastiko


Sunyoto dibenarkan oleh saksi Toto Budiarso, dan saksi Edgar Affandi
ka

(ketiganya dari BPPN di Bagian Divisi Bank Liabilities) bahwa mereka


ep

menyaksikan rekonsiliasi yang dilakukan oleh BDNI dengan Bank Bali dalam
ah

163
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 163
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
rangka untuk mencocokkan angka-angka tagihan antara BDNI dan Bank Bali

a
yang dilakukan pada tanggal 5 April 1999 dan untuk semua pembayaran

si
tagihan antar bank maka harus dilakukan rekonsiliasi.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Indra R. Sunyoto,

ne
ng
saksi Toto Budiarso, saksi Edgar Affandi (ketiganya dari bagian Divisi Bank
Liabilities BPPN, saksi Firman Soetjahja, saksi Irvan Gunardwi dan saksi

do
gu
Fetty Kwartati dibenarkan oleh saksi Pande Nasorahona Lubis bahwa pada
tanggal 5 April 1999 telah dilakukan rekonsiliasi antara PT. Bank Bali dengan
BDNI yaitu untuk mencocokkan angka-angka tagihan antara Bank Bali

In
A
dengan BDNI yang dilakukan pada tanggal 5 April 1999 dengan disaksikan
oleh BPPN dan untuk semua pembayaran tagihan antar bank maka terlebih
ah

lik
dahulu harus dilakukan rekonsiliasi.
Rekonsiliasi antara BDNI dengan Bank Bali dihadiri oleh:
am

ub
1. BANK BALI :
 Firman Soetjahja, Wakil Presiden Direktur.
 Irvan Gunardwi, Legal Manager.
ep
k

1. BANK BDNI :
ah

 Marsello Taufik, Koordinator Divisi Treasury.


R

si
 Fetty Kwartati, koordinator Divisi Internasional.
1. BPPN DIVISI LIABILITIES :

ne
ng

 Indra R. Sunyoto, Kepala Divisi.


 Toto Budiarso.

do
gu

 Fx. Edgar Affandi.


Dalam rekonsiliasi tersebut dibicarakan verifikasi jumlah klaim dengan
In
cara rekonsiliasi jumlah hutang-piutang antara administrasi PT Bank Bali
A

dengan PT. BDNI. Maksud diadakannya rekonsiliasi adalah sebagai


pencocokan jumlah klaim antara administrasi Bank Bali dengan BDNI.
ah

lik

Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Risalah rapat tanggal 5 April 1999 yang
ditandatangani oleh para pihak yang hadir, dengan hasil sebagai berikut:
m

ub

1. Bahwa telah dilakukan rekonsiliasi 8 (delapan) transaksi SWAP yang telah


di- netting sebagaimana terlampir;
ka

ep

2. Bahwa telah dilakukan rekonsiliasi atas 2 (dua) transaksi SWAP yang


masih terbuka sebagai berikut:
ah

164
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 164
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Jenis Jatuh Nominal Kurs Keterangan Transaksi Tempo Kontrak

a
SWAP B/S 5-6-98 US$ 40 Juta 4,050 Bank Bali

si
mempu
nyai kewajiban

ne
ng
Rp. 162 M
SWAP B/S 12-6-98 US$ 5 Juta 4,625 Bank Bali

do
mempu gu nyai kewajiban
Rp. 23,125 M.

In
A
3. Belum mencapai kata sepakat mengenai cara settlement dari 2 (dua)
transaksi SWAP yang terbuka tersebut pada butir 2 di atas. Pihak Bank
ah

lik
Bali menginginkan agar dilakukan netting dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada saat transaksi tersebut jatuh tempo. Untuk
am

ub
transaksi tanggal 5 Juni 1998 menggunakan kurs Rp. 11.540/US $
sedangkan pada tanggal 12 Juni 1998 mengunakan kurs Rp. 12.613/US
$.
ep
k

Pihak Bank Bali menginginkan agar overdue interest dihitung atas dasar
ah

suku bunga maksimum deposito 1 bulan bank-bank yang dijamin oleh


R

si
Bank Indonesia. Sedangkan pihak BPPN meminta agar Bank Bali
mengajukan perhitungan alternatif dengan menggunakan suku bunga SBI

ne
ng

1 bulan.
Transaksi SWAP dan money market tidak melawan hukum (lihat

do
pertimbangan hukum Judex Juris halaman 214). Pertimbangan tersebut
gu

telah tepat dan benar dengan alasan sebagai berikut:


Saksi Iwan Ridwan Prawiranata menerangkan bahwa BDNI dapat
In
A

melakukan transaksi dengan Bank Bali meskipun saldo gironya di BI


menunjukkan posisi debet sebesar Rp. 8,7 triliun pada 30 Desember 1997
ah

lik

karena BDNI masih beroperasi, belum insolven, maka dia bebas


melakukan transaksi dengan Bank Bali;
m

ub

Ahli Sutan Remy Syahdeini mengemukakan pendapatnya bahwa BDNI


yang saldo gironya pada Bank Indonesia per 30-12-1997 menunjuk posisi
ka

debet Rp. 8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank


ep

Bali, karena pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional,
ah

165
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 165
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
belum dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan perdata.

a
Saksi Iwan Ridwan Prawiranata, Deputi Gubernur Bank Indonesia

si
sejak tanggal 17 Mei 1999, menerangkan bahwa dia diangkat sebagai Ketua
BPPN pada tanggal 3 Maret 1998 dan SKB I dibuat 3 hari setelah itu, yaitu

ne
ng
pada tanggal 6 Maret 1998, sehingga tanpa disadarinya, SKB I itu
menimbulkan banyak hambatan;

do
gu
SKB I yang merupakan tata cara yang mengatur adminsitrasi
pendaftaran dan pengajuan klaim adalah kelanjutan dari Keppres No.
26/1998 di mana dalam Keppres tersebut, Pemerintah menjamin seluruh

In
A
deposan dan kreditur dari bank umum yang didirikan menurut hukum
Indonesia; Latar belakang lahirnya Keppres ini lahir karena tekanan/rush
ah

lik
yang dilakukan masyarakat akibat ditutupnya 16 bank pada tanggal 1
November 1997, tanpa nasabah dilindungi dengan perangkat peraturan yang
am

ub
jelas tentang dana yang mereka simpan dalam bank umum; Oleh karena itu,
untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
nasional, Pemerintah mengeluarkan Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari
ep
k

1998, SK Menteri Keuangan No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998


ah

yang tata caranya diatur dalam SKB I;


R

si
Saksi Iwan R. Prawiranata yang ikut menandatangani SKB I kemudian
mendapatkan bahwa SKB I telah mengakibatkan banyak tagihan yang tidak

ne
ng

terdaftar karena bank debitur tidak atau terlambat mendaftar; Hal ini
menimbulkan banyak komplain, dari bank kreditur, baik lokal maupun asing,

do
dari Bank Dunia, dan IMF; Terhadap kreditur asing kemudian pemerintah
gu

menandatangani Frankfurt Agreement dan pesertanya mendapat jaminan


dari Pemerintah Indonesia;
In
A

Hanya karena kesalahan satu kata, pelaksanaan program penjaminan


pemerintah jadi berantakan. Kewajiban mendaftarkan hutang yang menurut
ah

lik

KMK 26/98 ada pada debitur dan kreditur, ternyata tertulis hanya ada pada
debitur dalam SKB I.
2. Tentang Program Penjaminan Pemerintah yang diuraikan pada
m

ub

halaman 23 s/d 28 Memori PK sangat tidak berdasar dan karenanya


ka

harus ditolak dengan alasan sebagai berikut:


ep

Pada tahun 1998 Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan


ah

166
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 166
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Keputusan tentang Program Penjaminan Pemerintah terhadap

a
Kewajiban Pembayaran Bank Umum

si
Dasar hukum penjaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran
bank umum adalah sebagai berikut:

ne
ng
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 26 tahun 1998 tanggal 26
Januari 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank

do
Umum. gu
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 tanggal 26
Januari 1998 tentang Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan

In
A
Nasional (BPPN).
c. Keputusan Menteri Keuangan No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari
ah

lik
1998 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah
terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
am

ub
d. Surat Keputusan Bersama Bank Indonesia dan BPPN No.
30/270/KEP/DIR dan 1/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998, sebagaimana
telah diganti dengan Surat Keputusan Bersama BI dan BPPN No.
ep
k

32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999.


ah

Maksud dari peraturan tersebut adalah untuk menanggulangi keadaan


R

si
darurat yang melanda perbankan sejak krisis ekonomi berlangsung, yaitu
merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan yang berakibat

ne
ng

penarikan dana besar-besaran oleh masyarakat. Dengan adanya penjaminan


pemerintah ini diharapkan penarikan dana tersebut dapat dihentikan.

do
Latar belakang lahirnya Keppres tentang Program Penjaminan
gu

Pemerintah adalah karena tekanan rush yang dilakukan masyarakat


akibat dilikuidasinya/ditutupnya 16 bank oleh Pemerintah R.I. pada
In
A

tanggal 1 November 1997 tanpa adanya perangkat peraturan yang


memberikan perlindungan kepada nasabah yang mempunyai dana
ah

lik

simpanan di bank umum


Fakta ini diperoleh dari saksi Iwan R. Prawiranata, saksi Subarjo
m

ub

Joyosumarto, saksi Ahli Djoeanda Kartawinata, saksi Bambang Subianto,


saksi Miranda Gultom, saksi Syahril Sabirin, saksi Dragono Lisan.
ka

Bahwa benar P.T. Bank Bali mempunyai tagihan/piutang kepada P.T. BDNI
ep

(Bank Dagang Nasional Indonesia), P.T. BUN (Bank Umum Nasional) dan
ah

167
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 167
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Tiara atas transaksi perbankan (SWAP, Forward, Money Market dan

a
L/C) yang jatuh tempo pada tahun 1998.

si
Bahwa pada saat tagihan Bank Bali ke BDNI jatuh tempo (ada yang
jatuh tempo sebelum diberlakukannya SKB I tanggal 6 Maret 1998),

ne
ng
pengelolaan BDNI diambil alih oleh BPPN, sehingga hak dan kewajibannya
telah diambil oper oleh BPPN.

do
gu
Status BDNI adalah:
 14 Pebruari 1998 termasuk bank yang tidak solvent (kekurangan modal

In
dari yang dipersyaratkan) dipindahkan pengelolaannya dari BI ke BPPN.
A
 3 April 1998, menjadi BTO (Bank Take Over) di BPPN.
 21 Agustus 1998 menjadi Bank Beku Operasi (BBO) di BPPN.
ah

lik
Fakta ini diperoleh dari saksi Iwan R. Prawiranata, saksi Pande N.
Lubis, saksi Glenn M. Yusuf, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso
am

ub
Budianto, saksi Sjamsul Nursalim, saksi Fetty Kwartati, saksi Catharina
Wijaya.
Bahwa berdasarkan SKB BI-BPPN tanggal 6 Maret 1998, BDNI sebagai bank
ep
k

debitur mempunyai kewajiban untuk mengajukan klaim kepada BPPN yaitu


ah

BDNI mendaftarkan kewajibannya (hutangnya terhadap Bank Bali) kepada


R

si
BPPN yaitu dengan surat-surat:
a. Surat BDNI kepada Bank Indonesia tanggal 16 Maret 1998 Ref

ne
ng

No.165/OL/DIR/II/1998.
b. Surat BDNI kepada Bank Indonesia tanggal 23 Maret 1998 Ref

do
gu

No.173/OL/DIR/III/1998, perihal: pinjaman interbank call money dari Bank


Bali.
c. Surat BDNI kepada BI No.314/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998,
In
A

Perihal: Pemberitahuan ketidak-mampuan membayar kewajiban berupa


transaksi swap dengan nilai Rp. 48.060.000.000,-.
ah

lik

d. Surat BDNI kepada Bank Indonesia No.283/MGT/06/1998 tanggal 23


Juni 1998, Perihal: Pemberitahuan ketidak-mampuan membayar
m

ub

kewajiban berupa transaksi money market dengan nilai sebesar


Rp.61.977.459.264,33.
ka

e. Surat BDNI kepada BPPN No.058/TP-BDNI/X/1998 tanggal 14 Oktober


ep

1998, Perihal: Klaim kewajiban BDNI kepada Bank Bali.


ah

168
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 168
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
f. Surat BDNI kepada BPPN No.038/TP-BDNI/IX/1998 tanggal 29

a
September 1998.

si
Atas tagihan Bank Bali kepada BDNI yang belum bisa dibayar tersebut,
Bank Bali telah mengirimkan surat-surat kepada BDNI, Bank Indonesia,

ne
ng
BPPN dan Menteri Keuangan.
Surat-surat tersebut di antaranya adalah:

do
gu
1. Surat tanggal 10 Maret 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR/98016/DN/UM ke Bank Indonesia
(BI) yang ditujukan kepada Bapak Iwan R. Prawiranata. Adapun pokok isi

In
A
surat tersebut adalah mohon bantuan BI agar dapat membantu
menyelesaikan tertundanya pembayaran atas transaksi foreign exchange
ah

lik
dengan BDNI yang sudah jatuh tempo (Rp. 64.754.250.000 pada tanggal
2 Maret 1998 dan Rp. 48.060.000.000,- pada tanggal 3 Maret 1998).
am

ub
2. Surat tanggal 3 Juni 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR/98055/DN/UM ke BPPN yang
ditujukan kepada Bapak Iwan R. Prawiranata. Adapun pokok isi surat
ep
k

tersebut adalah mohon bantuan BPPN agar dapat menyelesaikan


ah

transaksi antara Bank Bali dengan BDNI.


R

si
3. Surat tanggal 8 Juni 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR/98056/DN/UM ke BI yang ditujukan

ne
ng

kepada Bapak Achwan. Adapun pokok isi surat tersebut adalah mohon
bantuan BI agar dapat menyelesaikan transaksi antara Bank Bali dengan

do
BDNI, BUN dan Bank Tiara.
gu

4. Surat tanggal 19 Juni 1998


Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR-APN/Kel/014/VI/1998 ke Menteri
In
A

Keuangan (Bapak Bambang Subianto). Adapun pokok isi surat tersebut


adalah mohon bantuan Menteri Keuangan agar dapat membantu BI agar
ah

lik

dapat menyelesaikan transaksi antara Bank Bali dengan BDNI, BUN dan
Bank Tiara.
5. Surat tanggal 6 Agustus 1998
m

ub

Bank Bali mengirim surat No. 170/CL/08/98 ke BI yang ditujukan kepada


ka

Bapak Soebarjo Joyosumarto dengan tembusan kepada Menteri


ep

Keuangan (Bapak Bambang Subianto) dan Ibu Siti Chalimah Fadrijah (BI-
ah

169
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 169
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
UPB II). Adapun pokok isi surat tersebut mohon bantuan BI agar dapat

a
membantu menyelesaikan transaksi antara Bank Bali dengan BDNI, BUN

si
dan Bank Tiara.
6. Surat tanggal 28 September 1998

ne
ng
Bank Bali mengajukan surat keberatan atas surat BI No. 31/632/UPPB
/Adp tanggal 23 September 1998 dengan tembusan kepada Menteri

do
gu
keuangan, Gubernur BI dan Ketua BPPN.
7. Surat tanggal 5 Oktober 1998
Bank Bali mengajukan surat keberatan atas surat BI No. 31/653/UPPB/

In
A
Adp tanggal 28 September 1998 dengan tembusan kepada Menteri
Keuangan, Gubernur BI dan Ketua BPPN.
ah

lik
8. Surat tanggal 21 Oktober 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: 318/CL/10/98 yang ditujukan kepada
am

ub
Bpk. Glenn Yusuf. Adapun pokok isi surat adalah mohon agar BPPN
dapat membantu menyelesaikan transaksi-transaksi antara Bank Bali
dengan BDNI, BUN dan Bank Tiara yang tidak dapat diproses lebih lanjut.
ep
k

9. Surat tanggal 23 Desember 1998.


ah

Bank Bali mengirim surat No: 344/CL/12/1998 ke BPPN dengan mengacu


R

si
kepada surat Nomor: 318/CL/10/98. Adapun pokok isi surat tersebut
adalah permohonan Bank Bali kepada BPPN agar ketentuan mengenai

ne
ng

penjaminan pemerintah dapat diberlakukan terhadap seluruh transaksi


antara Bank Bali dengan BDNI, BUN dan Bank Tiara.

do
Fakta ini diperoleh dari saksi Rudy Ramli, Saksi Firman Soetjahja,
gu

saksi Irvan Gunardwi, Saksi Djoko Kurnijanto, Saksi Erman Munzir, saksi
Glenn Yusuf, Saksi Dragono Lisan, saksi Iwan Ridwan Prawiranata dan saksi
In
A

Subarjo Joyosumarto.
Klaim PT. Bank Bali kepada PT. BDNI yang ditujukan kepada BPPN
ah

lik

dan BI semuanya ditolak dengan alasan:


a. Transaksi dimaksud belum didaftarkan.
b. Transaksi dimaksud terlambat diajukan klaimnya.
m

ub

c. Sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam SKB


ka

Direksi BI dan Ketua BPPN No. 30/270/Kep/Dir dan No. 1/BPPN/1998


ep

tanggal 6 Maret 1998.


ah

170
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 170
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Surat-surat dari Bank Indonesia kepada Bank Bali mengenai

a
penolakan klaim yang diajukan oleh P.T. Bank Bali antara lain adalah:

si
a. Tanggal 23-09-1998 surat No. 31/631/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
Rp. 51,6 miliar.

ne
ng
b. Tanggal 24-09-1998 surat No. 31/635/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
Rp. 48,06 miliar.

do
gu
c. Tanggal 28-09-1998 surat No. 31/635/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
Rp. 64.754.250.000,- dan Rp. 66.139.271.458,-
d. Tanggal 05-10-1998 surat No. 31/687/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar

In
A
Rp. 61.977.459.264,33,-
e. Tanggal 13-10-1998 surat No. 31/713/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
ah

lik
Rp. 461.600.000.000,- dan Rp. 57.625.000.000,-
f. Tanggal 16-10-1998 surat No. 31/738/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
am

ub
Rp. 1.131.250-000,- dan Rp. 81.225.000.000,-
g. Tanggal 20-10-1998 surat No. 31/775/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
Rp. 61.830.000,-
ep
k

SKB I BI-BPPN tanggal 6 Maret 1998 isinya bertentangan dengan


ah

ketentuan yang tingkatannya lebih tinggi yaitu Surat Keputusan Menteri


R

si
Keuangan R.I. No. 26/MK.01/1998 tanggal 28 Januari 1998
Dalam Pasal 3 ayat 2 dari Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 26

ne
ng

tersebut ditentukan bahwa yang mempunyai kewajiban untuk melakukan


pendaftaran dan pengajuan klaim adalah kreditur tetapi dalam SKB I tanggal

do
6 Maret 1998 ditentukan yang melakukan pendaftaran dan pengajuan klaim
gu

adalah debitur. Ketentuan SKB I inilah yang menimbulkan banyak kendala


dan menghambat pelaksanaan program penjaminan pemerintah. Hal inilah
In
A

yang menyebabkan adanya komplain baik dari kreditur lokal maupun kreditur
luar negeri, Asian Development Bank, World Bank dan IMF yang mengatakan
ah

lik

bahwa pelaksanaan program penjaminan ini sangat merugikan kreditur.


Untuk itulah maka dilakukan perubahan SKB I tanggal 6 Maret 1998 menjadi
SKB II tanggal 14 Mei 1999, yang mana rencana perubahannya sudah
m

ub

dimulai sejak Oktober 1998.


ka

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya SKB II tanggal 14 Mei


ep

1999 adalah:
ah

171
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 171
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
A. FAKTOR EKSTERNAL

a
Program restrukturisasi perbankan dan rekapitalisasi perbankan yang

si
dimulai pada kwartal IV tahun 1998, mengakibatkan khususnya bank-
bank peserta rekapitalisasi yang mempunyai tagihan antar bank

ne
ng
diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan modal, sehingga apabila
tagihan antar bank itu menjadi macet atau tidak tertagih mengakibatkan

do
gu
kebutuhan modal rekapitalisasi menjadi semakin besar atau dengan
kata lain bagian penyertaan modal pemerintah kepada bank-bank rekap
menjadi bertambah besar. Tagihan antar bank tersebut khususnya

In
A
kepada bank-bank yang di BBO/BBKU, di mana menurut SKB I tanggal
6 Maret 1998 tidak dapat lagi diproses lebih lanjut karena tidak
ah

lik
memenuhi persyaratan administratif, terlambat mendaftarkan dan
terlambat mengajukan klaim.
am

ub
Adanya fasilitas Trade Maintenance Facility (TMF) dan Interbank Debt
yang berdasarkan Frankfurt Agreement hanya menyangkut
penyelesaian tagihan dari bank-bank kreditur luar negeri melalui
ep
k

Exchange Offer Program (EOP). Dengan demikian kreditur luar negeri


ah

telah terjamin pembayarannya dengan EOP tersebut yang pada bulan


R

si
Pebruari 1999 telah direalisasikan pembayaran bunganya, sedangkan
bagi bank kreditur dalam negeri tidak bisa memperoleh fasilitas tersebut

ne
ng

atau dengan kata lain diperlakukan tidak berimbang/adil (unequal


treatment), padahal menurut bank-bank, kreditur Pemerintah juga

do
memberikan jaminan yang sama.
gu

Tekanan IMF dan World Bank yang selalu mengkritik ketidaklancaran


program penjaminan dan terakhir dalam Letter of Intent yang
In
A

ditandatangani pada tanggal 14 Mei 1999 menyebutkan dalam salah


satu butir kesepakatan LoI bahwa tagihan antar bank bagi peserta
ah

lik

rekapitalisasi sudah harus selesai pada tanggal 28 Mei 1999.


Laporan tertulis misi IMF sejak bulan November 1998 menegaskan
perlunya pembayaran klaim dipercepat agar program rekapitalisasi
m

ub

perbankan tidak tertunda. Selain itu perwakilan IMF dan World Bank
ka

yang ada di Jakarta berulang-ulang kali meminta perubahan SKB I agar


ep

syarat administrasi dalam pembayaran klaim dapat diperlunak atau


ah

172
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 172
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dihilangkan.

a
a. Laporan misi IMF bulan November 1998, IMF menekankan bahwa

si
kredibilitas program penjaminan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu
penyelesaian pembayaran klaim yang tertunda harus segera

ne
ng
diselesaikan.
b. Laporan misi IMF bulan Desember 1998, IMF menekankan bahwa

do
gu penyelesaian tunggakan bank-bank yang berada di bawah BPPN
kepada bank-bank kreditur harus segera diselesaikan.
c. Laporan misi IMF bulan Pebruari 1999, IMF menegaskan bahwa

In
A
kewajiban-kewajiban yang tidak/belum terbayarkan semakin
meningkat, terutama kewajiban bank-bank yang telah dibekukan.
ah

lik
Keadaan ini diyakini akan mempengaruhi keberhasilan program
rekapitalisasi bank-bank. Oleh karena itu IMF sangat dianjurkan
am

ub
agar dilakukan pembayaran tunggakan-tunggakan tersebut. Dari
pembicaraan dengan anggota misi IMF, mereka mendesak
perlunya diubah SKB I karena telah menimbulkan hambatan-
ep
k

hambatan dalam pembayaran klaim.


ah

d. Laporan misi IMF bulan Juli 1999 (setelah SKB II tanggal 14 Mei
R

si
1999 dikeluarkan), IMF memuji bahwa program penjaminan telah
berhasil menciptakan kestabilan di sektor perbankan dan

ne
ng

pemerintah telah melakukan program restrukturisasi perbankan


yang benar.

do
B. FAKTOR INTERNAL
gu

a. Keluhan dan keberatan dari bank-bank kreditur maupun bank-bank


debitur mengenai tidak dapat diselesaikannya klaim antar bank
In
A

melalui program penjaminan.


b. Perbanas mengeritik ketidaklancaran program penjaminan dengan
ah

lik

mengemukakan bahwa akibat tidak terbayarnya tagihan dari bank-


bank kreditur, menyebabkan kondisi bank semakin memburuk
(Surat Perbanas kepada Gubernur Bank Indonesia tanggal 28
m

ub

Desember 1998).
ka

c. Dengan bertambah buruknya bank-bank yang dibekukan kegiatan


ep

usahanya (BBKU) mengakibatkan kewajiban dari BBKU tersebut


ah

173
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 173
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada bank kreditur tidak dapat diselesaikan.

a
Makna lahirnya SKB II tanggal 14 Mei 1999:

si
1. Macetnya pembayaran klaim penjaminan pemerintah adalah karena
persyaratan administrasi dalam SKB I mengharuskan dipenuhi oleh bank-

ne
ng
bank debitur. Padahal dalam proses rekapitalisasi perbankan, bank-bank
debitur banyak yang telah dibekukan operasinya/kegiatannya

do
gu
(BBO/BBKU), antara pertengahan Mei 1998 s/d Maret 1999, sehingga
bank-bank tersebut tidak dapat memenuhi syarat administratifnya.
2. Agar pembayaran klaim penjaminan dapat lancar, maka syarat

In
A
administrasi dalam SKB I perlu diubah terutama untuk bank-bank debitur
yang sudah di BBO/BBKU. Masalah itulah yang dimuat dalam SKB II
ah

lik
tanggal 14 Mei 1999.
3. Dengan lancarnya pembayaran klaim penjaminan, kebutuhan modal
am

ub
bank-bank yang direkapitalisasi akan berkurang, sehingga pemerintah
tidak perlu membayar dana rekapitalisasi terlalu besar pula.
4. Perubahan SKB I menjadi SKB II tidak ada hubungannya dengan proses
ep
k

pembayaran tagihan Bank Bali, karena perubahan SKB tersebut berlaku


ah

secara umum.
R

si
Rapat-rapat untuk pembahasan perubahan SKB BI-BPPN tanggal 6
Maret 1998:

ne
ng

Dalam rangka perubahan SKB tanggal 6 Maret 1998 telah dilakukan


beberapa kali rapat/pertemuan, yaitu:

do
1. Rapat Direksi Bank Indonesia.
gu

2. Pembahasan BPPN.
3. Pertemuan Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan BPPN serta Tim
In
A

Restrukturisasi Perbankan pada bulan Maret dan Mei 1999.


4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999.
ah

lik

Ad.1. Rapat Direksi BI tanggal 17 Desember 1998 dihadiri oleh:


a. Direksi Bank Indonesia : Syahril Sabirin, Iwan R. Prawiranata, Achwan,
Subarjo Joyosumarto, Achyar Iljas.
m

ub

b. Pejabat Bank Indonesia : Dragono Lisan, Adnan Djuanda (tim Verifikasi),


ka

Ananda Pulungan (Tim Pendaftaran), Budi Mulya, Peny Warjiyo, Difi


ep

Johansyah (ketiga nya dari biro Gubernur).


ah

174
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 174
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Materi yang dibahas dan disampaikan:

a
1. Terhadap klaim yang sudah disetujui untuk dibayar agar segera diadakan

si
pertemuan dengan BPPN, sehingga otorisasi BPPN untuk pembayaran
klaim tersebut dapat segera dikeluarkan.

ne
ng
2. Terhadap klaim yang ditolak atau belum dibayar agar dirumuskan tata
cara dan persyaratan tersendiri oleh Bank BTO/BBO termasuk untuk

do
gu
pembayaran trade finance mengenai maintaining bank dan antar bank
domestik yang selanjutnya menjadi addendum atas SKB antara Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.

In
A
Ad 2. Pertemuan Bank Indonesia dan BPPN tanggal 19 Maret 1999
dihadiri oleh:
ah

lik
a. Pejabat Bank Indonesia: Erman Munzir, Edi Siswanto, Adnan Djuanda;
b. Pejabat BPPN: Pande N. Lubis, Toto Budiarso, FX Edgar Affandi.
am

ub
Dengan kesepakatan:
 Tetap sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang terdapat dalam Keppres
26 tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 26/KMK.017/1998
ep
k

;
ah

 Pembayaran atas tagihan bank hanya dimungkinkan apabila transaksi


R

si
yang mendasarinya terbukti sah, layak dan wajar setelah memenuhi
prosedur yang ditetapkan.

ne
ng

 Ketentuan penjaminan harus secara eksplisit mengatur:


- Hal-hal yang berkaitan dengan Bank Beku Operasi atau Bank Beku

do
gu

Kegiatan Usaha sebagai debitur.


- Hal-hal yang berkaitan dengan lembaga keuangan yang bersifat
publik (misalnya perusahaan asuransi, dana pensiun) sebagai
In
A

kreditur.
Ad 3. Pertemuan Depkeu, BI dan BPPN serta tim restrukturisasi
ah

lik

Perbankan sekitar bulan Maret - Mei 1999 dihadiri antara lain oleh
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan peserta
m

ub

lainnya
Pertemuan tersebut tidak dibuatkan risalah rapat. Yang dibahas adalah
ka

hambatan-hambatan administratif sebagaimana tercantum dalam SKB


ep

tanggal 6 Maret 1998 tidak lagi dijadikan dasar dalam penyelesaian


ah

175
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 175
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
penjaminan atau dengan kata lain perlu dilakukan perubahan Pasal-Pasal

a
SKB penjaminan (SKB tanggal 6 Maret 1998).

si
Ad 4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999 dilakukan di Bank Indonesia
dengan dihadiri:

ne
ng
a. Menteri Keuangan;
b. Gubernur Bank Indonesia;

do
guc.
d.
Direktur Bank Indonesia (Iwan R. Prawiranata);
Pejabat Bank Indonesia dan Staf:
1. Erman Munzir;

In
A
2. Edi Siswanto;
3. Adnan Djuanda;
ah

lik
4. Alfano Gokmatua.
e. Pejabat dan Staf BPPN:
am

ub
1. Pande N. Lubis;
2. Indra R. Sunyoto;
3. Toto Budiarso;
ep
k

4. Argo Wibowo.
ah

Dengan kesimpulan:
R

si
Disetujui untuk melakukan penyempurnaan SKB tanggal 6 Maret 1998
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran dan pengajuan klaim;

ne
ng

Hal-hal yang diputuskan adalah:


a. Dalam melakukan verifikasi (on site dan off site) terhadap klaim yang

do
gu

diajukan agar pelaksanaannya dikoordinasikan antara Bank Indonesia


dan BPPN.
b. Tagihan dari kreditur luar negeri berkenaan dengan pembelian
In
A

Promissory Notes yang diterbitkan oleh P.T. Kiani dan diendors oleh BUN
(BBO) agar penyelesaiannya dibahas bersama antara BI (ULN dan UPPB
ah

lik

dengan BPPN).
Dengan SKB 14 Mei 1999, khusus untuk BBO/BBKU tidak diwajibkan
m

ub

menyampaikan pemberitahuan ketidakmampuan membayar karena Tim


Pemberesan atau Tim Pengelolaan Sementara atau pihak yang ditunjuk oleh
ka

BPPN akan melakukan verifikasi dan berdasarkan hasil verifikasi tersebut


ep

membuat rekomendasi (klaim) kepada BPPN mengenai kewajiban yang tidak


ah

176
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 176
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dapat dibayar melalui program penjaminan Pemerintah. Dengan demikian

a
tagihan dari bank-bank peserta rekap yang mempunyai tagihan terhadap

si
BBO/BBKU sepanjang dapat dibuktikan transaksi antar bank tersebut benar,
wajar dan sah serta adanya dokumen pendukung yang mendasari timbulnya

ne
ng
kewajiban bank dapat diproses pembayarannya, sehingga memberikan
dampak positif bagi bank peserta rekap yang saat ini mempunyai tagihan

do
gu
antar bank terhadap BBO/BBKU.
SKB I tanggal 6 Maret 1998 telah menghambat pelaksanaan program
penjaminan pemerintah, karena tidak mungkin bank debitur yang

In
A
statusnya BBO/BBKU yang banknya sendiri sudah tidak beroperasi
akan melakukan pendafataran dan pengajuan klaim kepada BPPN.
ah

lik
Fakta ini diperoleh dari saksi Iwan R. Prawiranata, saksi Subarjo
Joyosomarto, saksi Dragono Lisan, saksi Glenn Yusuf, saksi Farid Harianto,
am

ub
saksi R.C. Eko Santoso Budianto, saksi Pande Nasorahona Lubis, saksi
Syahril Sabirin, saksi Bambang Subianto dan saksi Erman Munzir.
Kewenangan untuk memutuskan pembayaran klaim ada pada BPPN
ep
k

yang diatur dalam:


ah

1. Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Jaminan


R

si
Terhadap Kewajiban pembayaran Bank Umum.
2. Keppres No. 27/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Pembentukan

ne
ng

BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).


3. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 26/MK.017/1998 tanggal 28

do
Januari 1998 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan
gu

Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.


4. SKB Direksi Bank Indonesia-BPPN No. 30/270/Kep/DIR dan
In
A

1/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998 dan No. 32/46/KEP/DIR dan


181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999, masing-masing tentang Petunjuk
ah

lik

Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban


Pembayaran Bank Umum.
m

5. Surat Menteri Keuangan No. SR-176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999


ub

Perihal: Surat Kuasa Umum Dalam Rangka Pembayaran Jaminan


ka

Pemerintah Terhadap Kewajiban Bank.


ep

3. Uraian tentang ‘Perjanjian Cessie; pada halaman 28 s/d 31 adalah


ah

177
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 177
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tidak berdasarkan hukum dan karenanya harus ditolak dengan

a
alasan sebagai berikut:

si
Sutan Remy Sjahdeini, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia
dan ahli hukum perbankan, di persidangan menerangkan sebagai berikut:

ne
ng
 Setiap badan hukum yang telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kumdang dapat melakukan transaksi Cessie; Bahkan cessie bukan saja

do
gu
dapat dilakukan oleh badan hukum, tetapi juga oleh Natuurlijk Persoon
(orang);

In
Tidak ada keharusan bahwa cessie hanya dilakukan oleh lembaga
A
factoring yang mempunyai ijin dari Menteri Keuangan, karena lembaga
cessie berbeda dari factoring. Factoring merupakan pengalihan hak
ah

lik
tagihan dagang dalam arti sebenarnya, yaitu berdasarkan faktur (invoice).
Sedangkan cessie merupakan suatu cara pengalihan tagihan;
am

ub
 Akta cessie dapat dibuat di bawah tangan, karena Pasal 613 KUH
Perdata hanya mengatakan akta, bisa otentik, bisa di bawah tangan;

ep
Pemberitahuan kepada Debitur BDNI sudah memenuhi syarat
k

mengikatnya cessie kepada pihak ke tiga karena Pasal 613 ayat 2


ah

KUHPerdata mensyaratkan pemberitahuan kepada pihak debitur tentang


R

si
adanya cessie tagihan, supaya mengikat debitur;
 Pengalihan tagihan berlaku sejak perjanjian cessie disepakati dan

ne
ng

ditandatangani oleh pihak-pihak dalam perjanjian. Cessie tidak dapat


digantungkan pada syarat telah dibayar atau tidaknya, karena piutang

do
gu

beralih kepada penerima cessie begitu akta cessie selesai ditandatangani


(Pasal 613 ayat (1) KUHPerdata). Cessie dapat dilakukan dengan hibah,
In
jual beli, tetapi hak tagihan beralih seketika akta cessie ditandatangani.
A

Dalam hal jual beli, pembayaran dapat dilakukan sebelum jatuh tempo
atau suatu waktu yang ditentukan ketika jatuh tempo.
ah

lik

 Pihak-pihak dalam cessie, setelah menandatangani perjanjian cessie,


bisa mengikat diri dalam perjanjian lain, yaitu pemberian kuasa untuk
m

ub

mengurus tagihan dan mengkreditkan hasilnya ke dalam rekening


pemberi kuasa setelah menerima cessie sebagaimana ternyata dari surat
ka

kuasa PT EGP kepada Bank Bali tanggal 29 Maret 1999 No. 02/SK-
ep

EGP/III-99 yang isinya adalah untuk 1) melakukan penagihan, 2)


ah

178
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 178
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengkreditkan hasil tagihan ke dalam rekening PT. EGP.

a
 Pemberian Kuasa yang diatur dalam Pasal 1792 KUHPerdata berbeda

si
dari cessie sebagaimana diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata.
Pemberian Kuasa tidak menyebabkan hak atas piutang kepada BDNI

ne
ng
yang dimiliki oleh cessionaris/PT EGP berpindah kembali kepada kreditur
lama (cedent / Bank Bali);

do
 gu
Dengan adanya surat kuasa dari PT EGP kepada Bank Bali, tidak berarti
bahwa PT EGP menyerahkan hak tagihannya berikut hasil tagihannya

In
kepada Bank Bali. Bank Bali sebagai pemegang kuasa hanya mengurus
A
kepentingan untuk dan atas nama PT EGP. Hal ini tidak sama dengan
eksistensi PT EGP selaku pemegang hak / title holder.
ah

lik
 Karena dalam cessie Bank Bali-PT EGP terdapat fakta-fakta 1) Bank Bali
mengalihkan piutangnya senilai Rp. 598 Miliar kepada PT EGP 2)
am

ub
Sebaliknya, PT EGP harus menyerahkan surat berharga senilai Rp. 598
miliar kepada Bank Bali selambat-lambatnya tanggal 11 Juni 1999; maka
PT EGP tetap harus menyerahkan surat berharga kepada Bank Bali
ep
k

apabila sampai dengan tanggal 11-6-99 BPPN belum membayar klaim


ah

Bank Bali yang dicessiekan tersebut. Dengan dikuasakannya pengurusan


R

si
tagihan, tidak berarti PT EGP terlepas dari kewajiban menyerahkan surat
berharga pada tanggal 11-6-1999.

ne
ng

 PT EGP tetap harus menyerahkan surat berharga yang telah diperjanjikan


dalam perjanjian cessie, karena perjanjian berlaku sebagai undang-

do
gu

undang bagi mereka yang membuatnya. Dalam hukum dikenal sebagai


pacta sunt servanda, setiap janji harus dipenuhi.

In
Transaksi-transaksi perbankan, misalnya swap, money market dan L/C
A

dapat dilakukan hanya dengan telepon, telex yang dilanjutkan dengan


konfirmasi antara kedua belah pihak, karena perjanjian itu bisa lisan, bisa
ah

lik

tertulis. Dalam transaksi perbankan dikenal kontrak dalam bentuk


konfirmasi teleks, telepon, dst. Selama persetujuan-persetujuan
m

ub

memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, maka Pasal 1338


KUHPerdata berlaku bagi pihak-pihak dalam persetujuan dan berlaku
ka

sebagai undang-undang.
ep

 BPPN selaku badan yang dibentuk berdasarkan Pasal 37A UU No.


ah

179
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 179
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
10/1998 dan Keppres No. 27/98 memiliki kewenangan untuk mengurus

a
semua kepentingan bank beku sebagaimana diatur dalam Keppres No.

si
34/1998. BPPN selaku manajer dari bank beku ataupun bank take over
kurang lebih sama dengan curator/pengampu eks Pasal 449 KUHPerdata

ne
ng
bagi BDNI yang telah dibekukan operasinya.
 BDNI selaku badan hukum yang masih ada, belum dilikuidasi, belum

do
gu
dipailitkan, meskipun telah
ketentuan Pasal 1131 KUHPerdata untuk membayar hutang-hutangnya,
dibekuoperasikan, tetap tunduk pada

In
tetapi dilaksanakan oleh BPPN karena hak dan kewajibannya telah
A
diambilalih oleh BPPN.
 BDNI yang saldo gironya di BI per 30-12-1997 menunjuk posisi debet Rp.
ah

lik
8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank Bali, karena
pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional, belum
am

ub
dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan Perdata.
 Kelalaian Bank Bali melakukan pelaporan adanya perjanjian cessie
kepada Bank Indonesia tidak dapat merugikan kepentingan PT EGP
ep
k

yang beritikad baik karena kewajiban pelaporan hanya mengikat Bank Bali
ah

dan Bank Indonesia. Bila terbukti perjanjian cessie tidak pernah


R

si
dilaporkan, sanksinya adalah teguran kepada Bank Bali, tetapi tidak
membatalkan perjanjian dengan pihak ketiga, karena pada prinsipnya

ne
ng

pihak ketiga yang beritikad baik harus dilindungi undang-undang. Bank


Indonesia tidak mempunyai kewenangan untuk menjangkau PT EGP.

do

gu

Pemerintah bukanlah pemegang saham Bank Bali atau dengan kata lain
Bank Bali bukan milik negara karena meskipun masuk dalam daftar
peserta program rekapitalisasi, tetapi belum menerima dana rekapitalisasi.
In
A

Pemegang Sahamnya masih sama seperti sebelumnya.


 Karena Bank Bali di-take-over oleh BPPN pada tanggal 23 Juli 1999,
ah

lik

maka sebelum tanggal tersebut BPPN tidak punya kewenangan untuk


mencampuri perbuatan hukum yang dilakukan oleh Bank Bali, dalam hal :
m

ub

1. Melakukan transaksi dengan BDNI di tahun 1997;


2. Menandatangani perjanjian cessie dengan PT EGP pada tanggal 11-1-
ka

1999;
ep

3. Menjalankan kuasa untuk melakukan penagihan tanggal 29-3-1999;


ah

180
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 180
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. Menandatangani perjanjian penyelesaian dengan PT EGP tanggal 9-6-

a
1999;

si
5. Melakukan pemindahbukuan dana hasil perjanjian cessie dan
perjanjian penyelesaian kepada PT EGP;

ne
ng
 Ketentuan tentang cessie hanya diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata dan
tidak diperlukan perjanjian obligatoir sebelum dilakukannya perjanjian

do
gu
cessie karena satu-satunya alas hak untuk memperoleh piutang-piutang
atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya adalah dengan membuat

In
akta, bisa otentik, bisa di bawah tangan. Kalau Perjanjian Cessie No. 002
A
ini dibaca, maka perjanjian obligatoir yang mendasari Perjanjian Cessie ini
sudah diterangkan, yaitu transaksi antar bank yang dilakukan oleh Bank
ah

lik
Bali dengan BDNI, di mana dari transaksi-transaksi tersebut telah lahir
piutang-piutang atas nama BDNI senilai Rp. 598 miliar. Dengan
am

ub
dicessiekannya piutang-piutang atas nama tersebut, maka seketika itu
pula piutang-piutang tersebut beralih. Selama transaksi-transaksi antara
BDNI-Bank Bali tersebut memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata,
ep
k

maka mengikat mereka sebagai undang-undang.


ah

 Cessie tidak ada hubungannya dengan Pasal 584 KUHPerdata.


R

si
 Selama transaksi antar bank antara BB-BDNI itu benar-benar terjadi dan
bukan rekayasa, maka transaksi itulah yang menjadi alas hak bagi

ne
ng

kreditur lama untuk mencessiekan piutang yang dimilikinya kepada


kreditur baru.

do

gu

Ahli tidak melihat adanya sesuatu yang tidak patut dan tidak wajar dalam
hal cessie, Surat Kuasa Pengurusan, Surat Pernyataan No. 005,
Perjanjian Penyelesaian No. 007 antara Bank Bali dengan PT EGP.
In
A

 Tidak ada yang tidak wajar dalam cessie Bank Bali-PT EGP. Cessie
adalah lembaga pengalihan piutang yang lazim dalam dunia bisnis, juga
ah

lik

dalam dunia perbankan.


 Perjanjian cessie Bank Bali dengan PT EGP adalah sah-sah saja.
m

ub

 PT. EGP baru dapat dipersalahkan apabila pada tanggal 11-6-1999 tidak
melakukan prestasinya menyerahkan surat berharga senilai tagihan
ka

ep

pokok.
ah

181
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 181
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Adalah sah BPPN sebagai badan publik yang memerintahkan

a
pembayaran klaim Bank Bali.

si
Terungkap di persidangan melalui Saksi Rudy Ramli sebagai Direktur Utama
P.T. Bank Bali Tbk dan Saksi Rusli Suryadi sebagai Wakil Direktur Utama

ne
ng
P.T. Bank Bali Tbk sebagai pihak yang menandatangani perjanjian cessie
dengan P.T Era Giat Prima bahwa perjanjian cessie No.002/P-EGP/I-99 yang

do
gu
ditandatangani oleh mereka dengan Djoko Soegiarto Tjandra bukanlah
perjanjian yang bersifat proforma, tetapi perjanjian yang memang terjadi dan

In
P.T. Bank Bali Tbk. serta P.T Era Giat Prima telah melaksanakan hak dan
A
kewajibannya terhadap yang lain.
Saksi Rudy Ramli menerangkan bahwa pada tanggal 5 Peburari 1999 P.T.
ah

lik
Bank Bali telah menyerahkan semua dokumen-dokumen transaksi antara
P.T. Bank Bali dengan BDNI dan Bank Umum Nasional kepada P.T. Era Giat
am

ub
Prima.
Terungkap di persidangan, melalui bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum maupun oleh Djoko Soegiarto Tjandra dan keterangan saksi-saksi
ep
k

tersebut di atas bahwa dalam perjanjian cessie No. 002/P-EGP/I-99 tanggal


ah

11 Januari 1999, dalam Pasal 2 dikatakan P.T. Era Giat Prima memberikan
R

si
prestasinya untuk membayar pembelian piutang P.T. Bank Bali kepada BDNI
(BBO) dengan menyerahkan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Bali,

ne
ng

Bank-bank pemerintah atau BUMN senilai Rp 598.091.770.00,- selambat-


lambatnya tanggal 11 Juni 1999.

do
Saksi Rudy Ramli (Direktur Utama Bank Bali), saksi Firman Soetjahja (wakil
gu

Direktur Bank Bali), saksi Rusli Suryadi (Direktur) dan saksi Irvan Gunardwi
(legal manager Bank Bali), bahwa pada tanggal 9 Juni 1999 telah
In
A

ditandatangani perjanjian penyelesaian No. 007 dan No. 008 yang isinya
antara lain:
ah

lik

Pasal 1 tentang penyelesaian dalam angka 1.1. dari perjanjian


penyelesaian disebutkan;
“Para pihak sepakat bahwa sebagai penyelesaian menyeluruh
m

ub

dari kewajiban para pihak berdasarkan perjanjian cessie,


ka

khususnya yang berkaitan dengan tagihan BDNI, maka para


ep

pihak setuju kewajiban pihak kedua (P.T. Era Giat Prima) untuk
ah

182
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 182
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menyerahkan surat berharga dengan jumlah tagihan BDNI

a
maupun kewajiban pihak pertama (P.T. Bank Bali) untuk

si
memindah bukukan pembayaran tagihan BDNI kepada pihak
kedua (P.T. Era Giat Prima) diubah menjadi pihak pertama (P.T.

ne
ng
Bank Bali) akan memindah bukukan dana sebesar Rp.
141.826.116.369,- (seratus empat puluh satu miliar delapan

do
gu
ratus dua puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus
enam puluh sembilan rupiah) dari sisa pembayaran BDNI
kepada pihak kedua ( P.T Era Giat Prima ) selambat-lambatnya

In
A
pada tanggal 11 Juni 1999”.
Bahwa sesuai dengan perjanjian penyelesaian No. 007 dan No. 008
ah

lik
tanggal 9 Juni 1999 kewajiban P.T Era Giat Prima untuk menyerahkan
surat-surat berharga kepada Bank Bali diganti dengan kewajiban untuk
am

ub
menyerahkan uang tunai.
4. Tentang uraian ‘peranan Terdakwa dalam pencairan klaim’ pada
halaman 31 s/d 34 memori peninjauan kembali sangat tidak berdasar
ep
k

dan karenanya harus ditolak dengan alasan sebagai berikut:


ah

Terungkap di persidangan, melalui keterangan saksi-saksi dari Bank


R

si
Indonesia (saksi Abdul Basit, saksi R. Dody Rushendra, saksi Erman Munzir,
saksi Dragono Lisan, saksi Desmi Demas, saksi Adnan Djuanda, saksi

ne
ng

DDjoko Kurniawan) dan saksi-saksi dari BPPN (saksi Glenn M. Yusuf, saksi
Pande Nasorahona Lubis, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso

do
Budiarto) bahwa saksi-saksi ini tidak kenal dengan Djoko Soegiarto Tjandra
gu

dan selama melakukan tugasnya tidak pernah dipengaruhi oleh Djoko


Soegiarto Tjandra, saksi-saksi ini dalam melakukan tugasnya sesuai dengan
In
A

prosedur kerja yang ada.


Saksi Rudy Ramli (Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk), saksi Firman
ah

lik

Soetjahja (wakil Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk) bahwa dalam pengajuan
klaim PT Bank Bali Tbk kepada BPPN, saksi-saksi ini tidak pernah
m

mempengaruhi pejabat-pejabat yang ada di Bank Indonesia maupun yang


ub

ada di BPPN. Yang mereka lakukan adalah mengajukan komplain/keberatan


ka

kepada Bank Indonesia karena klaim Bank Bali ditolak dengan alasan tidak
ep

memenuhi persyaratan adminstratif sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal


ah

183
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 183
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
6 Maret 1998, yaitu mengenai keterlambatan waktu pengajuan klaim yang

a
bukan merupakan kesalahan PT. Bank Bali Tbk sebagai bank kreditur tetapi

si
kesalahan PT. BDNI sebagai Direktur dan ini adalah di luar kendali PT Bank
Bali Tbk.

ne
ng
Terungkap di persidangan, diperoleh dari saksi Pande Nasorahona Lubis
(wakil Ketua BPPN), saksi Dragono Lisan, saksi Erman Munzir (Kepala

do
gu
UPPB-BI), saksi Firman Soetjahja (Wakil Direktur Utama PT Bank Bali Tbk),
saksi Irvan Gunardwi (legal manager), dan saksi Hendri Kurniawan (karyawan
PT Bank Bali Tbk), bahwa benar pada tanggal 8 dan 11 Pebruari 1999

In
A
diadakan pertemuan di BPPN untuk membahas klaim PT. Bank Bali Tbk,
yang ditolak oleh Bank Indonesia karena tidak memenuhi persyaratan
ah

lik
administratif sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret 1998 yaitu
terlambat didaftarkan.
am

ub
Dalam pertemuan tersebut pihak Bank Bali yang diwakili oleh saksi
Firman Soetjahja mempertanyakan mengapa hanya karena terlambat didaftar
saja mengakibatkan klaim Bank Bali tidak dapat diproses.
ep
k

Terungkap di persidangan, melalui keterangan saksi Irvan Gunardwi,


ah

saksi AA. Baramuli, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Setya Novanto,
R

si
dan saksi Syahril Sabirin bahwa mereka tidak mengetahui apakah ada
pertemuan pada tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia dan mereka tidak

ne
ng

pernah menghadiri pertemuan di Hotel Mulia pada tanggal 11 Pebruari 1999.


Keterangan saksi-saksi ini dibenarkan oleh Terdakwa Djoko Soegiarto

do
Tjandra.
gu

Saksi Pande Nasorahona Lubis menerangkan bahwa saksi tidak pernah


hadir dalam pertemuan tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia sebagaimana
In
A

yang didakwakan oleh Saudara Penuntut Umum dan saksi Pande


Nasorahona Lubis tidak pernah mendikte Firman Soetjahja selaku Wakil
ah

lik

Direktur PT Bank Bali Tbk mengenai kesulitan–kesulitan yang dihadapi oleh


P.T. Bank Bali Tbk dan saksi juga tidak pernah meminta kepada saksi Firman
Soetjahja untuk membuat surat kepada Ketua BPPN (Badan Penyehatan
m

ub

Perbankan Nasional).
ka

II. Unsur merugikan keuangan negara sebagaimana diuraikan pada


ep

angka II halaman 34 s/d 36 harus ditolak dengan alasan sebagai


ah

184
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 184
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berikut:

a
Bahwa P.T. Bank Bali Tbk mempunyai tagihan/piutang terhadap BDNI

si
yang telah dibekuoperasikan oleh Pemerintah dan tanggung jawabnya
diambilalih oleh BPPN.

ne
ng
Bahwa berdasarkan:
a. Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Jaminan terhadap

do
gu
kewajiban pembayaran Bank Umum;
b. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI SK Menkeu No. 26/KMK.017/1998
tanggal 28 Januari 1998 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan

In
A
jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum;
c. Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN
ah

lik
No. 30/270/Kep/Dir dan I/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1999;
d. Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN
am

ub
No. 32/36/Kep/Dir dan 181/BPPN/05-99 tanggal 14 Mei 1999;
Maka BPPN mempunyai kewajiban untuk membayarkan tagihan/piutang
P.T. Bank Bali Tbk. kepada BDNI (BBO).
ep
k

Bahwa dana yang dibayarkan oleh BPPN kepada P.T. Bank Bali Tbk.
ah

adalah pembayaran resmi dan bukanlah uang hasil kejahatan, tetapi


R

si
merupakan hak P.T. Bank Bali Tbk atas tagihan/piutang P.T. Bank Bali Tbk
terhadap P.T. BDNI yang dibekuoperasikan oleh Pemerintah, yang hak dan

ne
ng

kewajibannya diambil alih oleh BPPN, sehingga berdasarkan peraturan-


peraturan tersebut di atas, BPPN berkewajiban untuk membayarkan hutang

do
BDNI (BBO) kepada P.T. Bank Bali Tbk tanpa kecuali.
gu

Dengan demikian, maka pembayaran tagihan/piutang yang dilakukan


oleh BPPN kepada P.T. Bank Bali Tbk atas piutang P.T. Bank Bali Tbk
In
A

terhadap BDNI adalah berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada


sebagaimana yang kami sebutkan di atas dan merupakan kewajiban
ah

lik

Pemerintah dalam hal ini BPPN. Sedangkan uang yang diterima oleh P.T.
Era Giat Prima berasal dari sebagian dana yang dibayarkan kepada P.T.
Bank Bali Tbk atas kewajiban BDNI yang di BBO oleh Pemerintah.
m

ub

Saksi Syahril Sabirin menerangkan bahwa pembayaran kepada Bank


ka

Bali sebesar Rp. 904 miliar adalah sesuai dengan Program Penjaminan
ep

Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Keppres No. 26/1998;


ah

185
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 185
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pembayaran yang diterima Bank Bali menjadi haknya Bank Bali dan Bank

a
Indonesia tidak berhak melakukan intervensi atas dana yang diterima

si
tersebut. Saksi Sjahril Sabirin juga menambahkan bahwa BI telah melakukan
verifikasi atas transaksi antara BDNI dengan Bank Bali dan hasilnya adalah

ne
ng
tidak ditemukan ketidak-benaran dan ketidakwajaran.
Lebih lanjut saksi Syahril Sabirin menjelaskan bahwa latar belakang

do
gu
diterbitkannya SKB II adalah karena adanya faktor internal dan faktor
eksternal, di antaranya desakan dari IMF, World Bank, Perbanas dan bank-
bank kreditur, baik yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri. IMF

In
A
bahkan secara tertulis menanyakan kenapa SKB I ternyata kurang realistis.
SKB II dikeluarkan untuk memperlancar program penjaminan pemerintah dan
ah

lik
tidak semata-mata diterbitkan untuk kepentingan Bank Bali, tetapi untuk
kepentingan semua bank umum.
am

ub
Bahwa dana yang diterima oleh P.T. Era Giat Prima dari PT. Bank Bali
Tbk dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp. 546.468.544.738,00 berasal
dari tagihan pokok Bank Bali terhadap BDNI (BBO) setelah dikurangi nilai
ep
k

pasar (market value) dari surat berharga yang harus diserahkan oleh PT. Era
ah

Giat Prima kepada Bank Bali ditambah bunga.


R

si
Bahwa hal ini adalah sesuai dengan Perjanjian Cessie No. 002/P-
EGP/I-99, tanggal 11 Januari 1999 dan Perjanjian Penyelesaian No.

ne
ng

007/BB/CL/VI/1999 dan No. 008/BB/CL/VI/1999 tanggal 9 Juni 1999 di mana


semua perjanjian-perjanjian tersebut adalah sah dan mengikat P.T. Bank Bali

do
Tbk dan P.T. Era Giat Prima sebagai para pihak.
gu

Bahwa pembayaran yang diterima oleh PT. Bank Bali Tbk adalah dana
yang seharusnya diterima oleh Bank Bali yang telah di-cessie-kan kepada PT
In
A

Era Giat Prima. Dana yang diterima oleh P.T. Bank Bali Tbk sebesar Rp.
904.642.428.369,00 adalah dana yang memang seharusnya dibayar oleh
ah

lik

Pemerintah/BPPN sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan sebagai


berikut:
a. Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Jaminan terhadap
m

ub

kewajiban pembayaran Bank Umum;


ka

b. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI SK Menkeu No. 26/KMK.017/1998


ep

tanggal 28 Januari 1998 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan


ah

186
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 186
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum;

a
c. Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN

si
No. 30/270/Kep/Dir dan I BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998;
d. Surat Keputusan Bersama Gubenur Bank Indonesia dan Ketua BPPN No.

ne
ng
32/46/Kep/Dir dan 181/BPPN/05-99 tanggal 14 Mei 1999;
Bahwa uang yang diterima oleh Bank Bali dari BPPN bukanlah uang

do
pihak,
gu
negara, melainkan kewajiban BDNI yang diambilalih oleh Pemerintah. Di lain
BDNI telah menyerahkan asetnya sebesar Rp. 27,3 trilun
sebagaimana ternyata dari Master of Settlement and Acquisition Agreement

In
A
tanggal 21-9-1998. Bahwa kemudian BPPN menggunakan dana dari program
penjaminan pemerintah untuk membayar kewajiban BDNI kepada Bank Bali
ah

lik
dan bukan dari asset BDNI sendiri, itu adalah wewenang penuh BPPN.
Dana Bank Bali yang dibayarkan kepada PT Era Giat Prima bukanlah
am

ub
uang negara karena sampai saat ditandatanganinya Perjanjian
Penyelesaian Cessie, Bank Bali belum direkap oleh pemerintah,
sehingga belum ada sepeserpun uang negara yang masuk ke Bank Bali.
ep
k

Bahwa uang yang diterima oleh PT Era Giat Prima sebesar Rp.
ah

546.468.544.738,- adalah uang Bank Bali dan sesuai dengan Perjanjian


R

si
Cessie No. 002/P-EGP/I-99 tanggal 11-1-1999 dan sebagaimana telah
dituangkan dalam Perjanjian Penyelesaian No. 007/BB/CL/VI/99 dan No.

ne
ng

008/BB/CL/VI/99 masing-masing tanggal 9 Juni 1999.


Dengan demikian Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan No. 002/P-

do
EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 yang ditandatangani oleh Terdakwa Djoko
gu

Soegiarto Tjandra selaku Direktur P.T. Era Giat Prima dengan P.T. Bank Bali
Tbk, yang diwakili oleh saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama P.T. Bank
In
A

Bali Tbk dan saksi Rusli Suryadi selaku Direktur P.T. Bank Bali adalah sah
karena sesuai dengan syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam
ah

lik

Pasal 1320 KUH Perdata dan karenanya berlaku sebagai undang-undang


sesuai dengan Pasal 1338 KUH Perdata.
m

Oleh karena itu, uang yang diterima P.T. Era Giat Prima sejumlah Rp.
ub

546.468.544.738,00 bukanlah uang negara sebagaimana yang diuraikan oleh


ka

Saudara Penuntut Umum dalam memori peninjauan kembalinya, akan tetapi


ep

merupakan hak P.T. Era Giat Prima berdasarkan surat Perjanjian/Pengalihan/


ah

187
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 187
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Cessie Tagihan No. 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 yang

a
ditandatangani oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra selaku Direktur P.T.

si
Era Giat Prima dengan P.T. Bank Bali Tbk yang diwakili oleh saksi Rudy
Ramli selaku Direktur Utama P.T. Bank Bali dan saksi Rusli Suryadi selaku

ne
ng
Direktur P.T. Bank Bali Tbk dan sepenuhnya menjadi hak P.T. Era Giat
Prima.

do
III. gu
Unsur ‘turut serta’ sebagaimana diuraikan pada halaman 37 s/d 42
harus ditolak dengan alasan sebagai berikut:
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi-saksi dari Bank

In
A
Indonesia (saksi Abdul Basit, saksi R. Dody Rushendra, saksi Erman Munzir,
saksi Dragono Lisan, saksi Desmi Demas, saksi Adnan Djuanda, saksi
ah

lik
DDjoko Kurniawan) dan saksi-saksi dari BPPN (saksi Glenn M. Yusuf, saksi
Pande Nasorahona Lubis, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso
am

ub
Budiarto) bahwa saksi-saksi ini tidak kenal dengan Djoko Soegiarto
Tjandra dan selama melakukan tugasnya tidak pernah dipengaruhi oleh
Djoko Soegiarto Tjandra, saksi-saksi ini dalam melakukan tugasnya sesuai
ep
k

dengan prosedur kerja yang ada.


ah

Saksi Rudy Ramli (Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk), saksi Firman
R

si
Soetjahja (wakil Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk) menerangkan bahwa
dalam pengajuan klaim PT Bank Bali Tbk kepada BPPN, mereka tidak

ne
ng

pernah mempengaruhi pejabat-pejabat Bank Indonesia maupun BPPN. Yang


mereka lakukan adalah mengajukan komplain/keberatan kepada Bank

do
Indonesia karena klaim Bank Bali ditolak dengan alasan tidak memenuhi
gu

persyaratan adminstratif sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret


1998, yaitu mengenai keterlambatan waktu pengajuan klaim yang bukan
In
A

merupakan kesalahan PT. Bank Bali Tbk sebagai bank kreditur tetapi
kesalahan PT. BDNI sebagai Direktur dan ini adalah di luar kendali PT Bank
ah

lik

Bali Tbk.
Terungkap di persidangan, diperoleh dari saksi Pande Nasorahona
Lubis (wakil Ketua BPPN), saksi Dragono Lisan, saksi Erman Munzir (Kepala
m

ub

UPPB-BI), saksi Firman Soetjahja (Wakil Direktur Utama PT Bank Bali Tbk),
ka

saksi Irvan Gunardwi (legal manager), dan saksi Hendri Kurniawan (karyawan
ep

PT Bank Bali Tbk), bahwa benar pada tanggal 8 dan 11 Pebruari 1999
ah

188
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 188
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diadakan pertemuan di BPPN untuk membahas klaim PT. Bank Bali Tbk,

a
yang ditolak oleh Bank Indonesia karena tidak memenuhi persyaratan

si
administratif sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret 1998 yaitu
terlambat didaftarkan.

ne
ng
Dalam pertemuan tersebut pihak Bank Bali yang diwakili oleh saksi
Firman Soetjahja mempertanyakan mengapa hanya karena terlambat didaftar

do
gu
saja mengakibatkan klaim Bank Bali tidak dapat diproses.
Terungkap di persidangan, melalui keterangan saksi Irvan Gunardwi,
saksi AA. Baramuli, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Setya Novanto,

In
A
dan saksi Syahril Sabirin bahwa mereka tidak mengetahui apakah ada
pertemuan pada tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia dan mereka tidak
ah

lik
pernah menghadiri pertemuan di Hotel Mulia pada tanggal 11 Pebruari 1999.
Keterangan saksi-saksi ini dibenarkan oleh Terdakwa Djoko Soegiarto
am

ub
Tjandra.
Saksi Pande Nasorahona Lubis menerangkan bahwa dia tidak hadir di
pertemuan tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia sebagaimana yang
ep
k

diuraikan dalam memori peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum dan


ah

saksi Pande Nasorahona Lubis tidak pernah mendikte Firman Soetjahja


R

si
selaku Direktur PT Bank Bali Tbk mengenai kesulitan–kesulitan yang
dihadapi oleh P.T. Bank Bali Tbk dan saksi juga tidak pernah meminta

ne
ng

kepada saksi Firman Soetjahja untuk membuat surat kepada Ketua BPPN
(Badan Penyehatan Perbankan Nasional).

do
Bahwa selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya SKB II
gu

tanggal 14 Mei 1999 adalah:


A. FAKTOR EKSTERNAL
In
A

Program restrukturisasi perbankan dan rekapitalisasi perbankan yang


dimulai pada kwartal IV tahun 1998, mengakibatkan khususnya bank-
ah

lik

bank peserta rekapitalisasi yang mempunyai tagihan antar bank


diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan modal, sehingga apabila
tagihan antar bank itu menjadi macet atau tidak tertagih mengakibatkan
m

ub

kebutuhan modal rekapitalisasi menjadi semakin besar atau dengan


ka

kata lain bagian penyertaan modal pemerintah kepada bank-bank


ep

rekap menjadi bertambah besar. Tagihan antar bank tersebut


ah

189
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 189
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
khususnya kepada bnk-bank yang di BBO/BBKU, di mana menurut

a
SKB I tanggal 6 Maret 1998 tidak dapat lagi diproses lebih lanjut karena

si
tidak memenuhi persyaratan administratif, terlambat mendaftarkan dan
terlambat mengajukan klaim.

ne
ng
Adanya fasilitas Trade Maintenance Facility (TMF) dan Interbank Debt
yang berdasarkan perjanjian Frankfurt hanya menyangkut penyelesaian

do
gu
tagihan dari bank-bank kreditur luar negeri melalui Exchange Offer
Program (EOP). Dengan demikian sebagai kreditur luar negeri telah
terjamin pembayarannya dengan EOP tersebut yang pada bulan

In
A
Pebruari 1999 telah direalisasikan pembayaran bunganya, sedangkan
bagi bank kreditur dalam negeri tidak bisa memperoleh fasilitas tersebut
ah

lik
atau dengan kata lain diperlakukan tidak berimbang/adil (unequal
treatment), padahal menurut bank kreditur Pemerintah juga
am

ub
memberikan jaminan yang sama.
Tekanan IMF dan World Bank yang selalu mengkritik ketidaklancaran
program penjaminan dan terakhir dalam Letter of Intent yang
ep
k

ditandatangani pada tanggal 14 Mei 1999 menyebutkan dalam salah


ah

satu butir kesepakatan LoI bahwa tagihan antar bank bagi peserta
R

si
rekapitalisasi sudah harus selesai pada tanggal 28 Mei 1999.
Laporan tertulis misi IMF sejak bulan November 1998 menegaskan

ne
ng

perlunya pembayaran klaim dipercepat agar program rekapitalisasi


perbankan tidak tertunda. Selain itu perwakilan IMF dan World Bank

do
yang ada di Jakarta berulang-ulang kali meminta perubahan SKB I agar
gu

syarat administrasi dalam pembayaran klaim dapat diperlunak atau


dihilangkan.
In
A

a. Laporan misi IMF bulan November 1998, IMF menekankan bahwa


kredibilitas program penjaminan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu
ah

lik

penyelesaian pembayaran klaim yang tertunda harus segera


diselesaikan.
b. Laporan misi IMF bulan Desember 1998, IMF menekankan bahwa
m

ub

penyelesaian tunggakan bank-bank yang berada di bawah BPPN


ka

kepada bank-bank kreditur harus segera diselesaikan.


ep

c. Laporan misi IMF bulan Pebruari 1999, IMF menegaskan bahwa


ah

190
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 190
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kewajiban-kewajiban yang tidak/belum terbayarkan semakin

a
meningkat, terutama kewajiban bank-bank yang telah dibekukan.

si
Keadaan ini diyakini akan mempengaruhi keberhasilan program
rekapitalisasi bank-bank. Oleh karena itu IMF sangat mendesak

ne
ng
(strongly recommended) agar dilakukan pembayaran tunggakan-
tunggakan tersebut. Dari pembicaraan dengan anggota misi IMF,

do
gu mereka mendesak perlunya
menimbulkan hambatan-hambatan dalam pembayaran klaim.
diubah SKB I karena telah

d. Laporan misi IMF bulan Juli 1999 (setelah SKB II tanggal 14 Mei

In
A
1999 dikeluarkan), IMF memuji bahwa program penjaminan telah
berhasil menciptakan kestabilan di sektor perbankan dan
ah

lik
pemerintah telah melakukan program restrukturisasi perbankan
yang benar.
am

ub
B. FAKTOR INTERNAL
- Keluhan dan keberatan dari bank-bank kreditur maupun bank-bank
debitur mengenai tidak dapat diselesaikannya klaim antar bank
ep
k

melalui program penjaminan.


ah

- Perbanas mengeritik ketidaklancaran program penjaminan dengan


R

si
mengemukakan bahwa akibat tidak terbayarnya tagihan dari bank-
bank kreditur, menyebabkan kondisi bank semakin memburuk

ne
ng

(Surat Perbanas kepada Gubernur Bank Indonesia tanggal 28


Desember 1998).

do
- Dengan bertambah buruknya bank-bank yang dibekukan kegiatan
gu

usahanya (BBKU) mengakibatkan kewajiban dari BBKU tersebut


kepada bank kreditur tidak dapat diselesaikan.
In
A

Makna lahirnya SKB II tanggal 14 Mei 1999 :


1. Macetnya pembayaran klaim penjaminan pemerintah adalah karena
ah

lik

persyaratan administrasi dalam SKB I mengharuskan dipenuhi oleh bank-


bank debitur. Padahal dalam proses rekapitalisasi perbankan, bank-bank
debitur banyak yang telah dibekukan operasinya/kegiatannya
m

ub

(BBO/BBKU), antara pertengahan Mei 1998 s/d Maret 1999, sehingga


ka

bank-bank tersebut tidak dapat memenuhi syarat administratifnya.


ep

2. Agar pembayaran klaim penjaminan dapat lancar, maka syarat


ah

191
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 191
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
administrasi dalam SKB I perlu diubah terutama untuk bank-bank debitur

a
yang sudah di BBO/BBKU. Masalah itulah yang dimuat dalam SKB II

si
tanggal 14 Mei 1999.
3. Dengan lancarnya pembayaran klaim penjaminan, kebutuhan modal

ne
ng
bank-bank yang direkapitalisasi akan berkurang, sehingga pemerintah
tidak perlu membayar dana rekapitalisasi terlalu besar pula.

do
gu
4. Perubahan SKB I menjadi SKB II tidak ada hubungannya dengan proses
pembayaran tagihan Bank Bali, karena perubahan SKB tersebut berlaku
secara umum.

In
A
Rapat-rapat untuk pembahasan perubahan SKB BI-BPPN tanggal 6
Maret 1998:
ah

lik
Bahwa dalam rangka perubahan SKB tanggal 6 Maret 1998 telah dilakukan
beberapa kali rapat/pertemuan, yaitu:
am

ub
1. Rapat Direksi Bank Indonesia.
2. Pembahasan BPPN.
3. Pertemuan Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan BPPN serta Tim
ep
k

Restrukturisasi Perbankan pada bulan Maret dan Mei 1999.


ah

4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999.


R

si
Ad.1. Rapat Direksi BI tanggal 17 Desember 1998 dihadiri oleh:
a. Direksi Bank Indonesia: Syahril Sabirin, Iwan R. Prawiranata,

ne
ng

Achwan, Subarjo Joyosumarto, Achyar Iljas.


b. Pejabat Bank Indonesia: Dragono Lisan, Adnan Djuanda (tim

do
Verifikasi), Ananda Pulungan (Tim Pendaftaran), Budi Mulya, Peny
gu

Warjiyo, Difi Johansyah (ketiga dari biro Gubernur).


Materi yang dibahas dan disampaikan:
In
A

1. Terhadap klaim yang sudah disetujui untuk dibayar agar segera


diadakan pertemuan dengan BPPN, sehingga otorisasi BPPN
ah

lik

untuk pembayaran klaim tersebut dapat segera dikeluarkan.


2. Terhadap klaim yang ditolak atau belum dibayar agar dirumuskan
m

tata cara dan persyaratan tersendiri oleh Bank BTO/BBO termasuk


ub

untuk pembayaran trade finance mengenai maintaining bank dan


ka

antar bank domestik yang selanjutnya menjadi addendum atas


ep

SKB antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.


ah

192
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 192
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Ad 2. Pertemuan Bank Indonesia dan BPPN tanggal 19 Maret 1999

a
dihadiri oleh :

si
a. Pejabat Bank Indonesia: Erman Munzir, Edi Siswanto, Adnan
Djuanda;

ne
ng
b. Pejabat BPPN: Pande N. Lubis, Toto Budiarso, FX Edgar Affandi.
Dengan kesepakatan:

do
gu
 Tetap sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang terdapat dalam Keppres
26 tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 26/KMK.017/1998

In
;
A
 Pembayaran atas tagihan bank hanya dimungkinkan apabila transaksi
yang mendasarinya terbukti sah, layak dan wajar setelah memenuhi
ah

lik
prosedur yang ditetapkan.
 Ketentuan penjaminan harus secara eksplisit mengatur:
am

ub
- Hal-hal yang berkaitan dengan Bank Beku Operasi atau Bank Beku
Kegiatan Usaha sebagai debitur.
ep
- Hal-hal yang berkaitan dengan lembaga keuangan yang bersifat
k

publik (misalnya perusahaan asuransi, dana pensiun) sebagai


ah

kreditur.
R

si
Ad 3. Pertemuan Depkeu, BI dan BPPN serta tim restrukturisasi
Perbankan sekitar bulan Maret - Mei 1999 dihadiri antara lain oleh

ne
ng

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan peserta


lainnya.

do
gu

Pertemuan tersebut tidak dibuatkan risalah rapat. Yang dibahas


adalah hambatan-hambatan administratif sebagaimana tercantum
dalam SKB tanggal 6 Maret 1998 tidak lagi dijadikan dasar dalam
In
A

penyelesaian penjaminan atau dengan kata lain perlu dilakukan


perubahan Pasal-Pasal SKB penjaminan (SKB tanggal 6 Maret 1998).
ah

lik

Ad 4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999 dilakukan di Bank Indonesia


dengan dihadiri:
m

ub

- Menteri Keuangan;
- Gubernur Bank Indonesia;
ka

- Direktur Bank Indonesia (Iwan R. Prawiranata);


ep

- Pejabat Bank Indonesia dan Staf:


ah

193
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 193
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a. Erman Munzir;

a
b. Edi Siswanto;

si
c. Adnan Djuanda;
d. Alfano Gokmatua.

ne
ng
- Pejabat dan Staf BPPN:
a. Pande N. Lubis;

do
gu b. Indra R. Sunyoto;
c. Toto Budiarso;
d. Argo Wibowo.

In
A
Dengan kesimpulan:
Disetujui untuk melakukan penyempurnaan SKB tanggal 6 Maret 1998
ah

lik
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran dan pengajuan klaim;
Hal-hal yang diputuskan adalah:
am

ub
a. Dalam melakukan verifikasi (on site dan off site) terhadap klaim yang
diajukan agar pelaksanaannya dikoordinasikan antara Bank Indonesia
dan BPPN.
ep
k

b. Tagihan dari kreditur luar negeri berkenaan dengan pembelian Promissory


ah

Notes yang diterbitkan oleh P.T. Kiani dan diendors oleh BUN (BBO) agar
R

si
penyelesaiannya dibahas bersama antara BI (ULN dan UPPB dengan
BPPN).

ne
ng

Dengan SKB 14 Mei 1999, khusus untuk BBO/BBKU tidak diwajibkan


menyampaikan pemberitahuan ketidakmampuan membayar karena Tim

do
Pemberesan atau Tim Pengelolaan Sementara atau pihak yang ditunjuk oleh
gu

BPPN akan melakukan verifikasi dan berdasarkan hasil verifikasi tersebut


membuat rekomendasi (klaim) kepada BPPN mengenai kewajiban yang tidak
In
A

dapat dibayar melalui program penjaminan Pemerintah. Dengan demikian


tagihan dari bank-bank peserta rekap yang mempunyai tagihan terhadap
ah

lik

BBO/BBKU sepanjang dapat dibuktikan transaksi antar bank tersebut benar,


wajar dan sah serta adanya dokumen pendukung yang mendasari timbulnya
kewajiban bank dapat diproses pembayarannya, sehingga memberikan
m

ub

dampak positif bagi bank peserta rekap yang saat ini mempunyai tagihan
ka

antar bank terhadap BBO/BBKU.


ep

IV. Unsur ‘perbuatan berlanjut’ sebagaimana diuraikan pada halaman


ah

194
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 194
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
42 s/d 44 harus ditolak dengan alasan sebagai berikut:

a
Pasal 64 ayat (1) KUHP menyatakan:

si
“Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan
kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga

ne
ng
harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan
satu aturan pidana; jika berbeda-beda, yang diterapkan yang memuat

do
gu
ancaman pidana pokok yang palin berat”
Ketentuan Pasal 64 KUH Pidana populer disebut sebagai perbuatan
berlanjut. Mengamati materiele daad di atas, JPU telah memberikan

In
A
perumusan materiele heid secara keliru sebagai perbuatan berlanjut, karena
fakta-fakta yang diuraikan sebagai materiele daad pada Dakwaan
ah

lik
mengandung kekeliruan presepsi dengan mencampuradukkan makna delik
berlanjut atau “Voorgezette Delict” dengan delik terus menerus atau
am

ub
“Voortdurend Delict”. Kekeliruan ini tampak semakin jelas manakala dalam
memori peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum sama sekali tidak
ditemukan karakter yang disyaratkan dari perbuatan berlanjut (voorgezette
ep
k

handeling), yaitu adanya kesatuan kehendak (untuk melakukan tindak


ah

pidana) di antara pelaku (Terdakwa dan saksi-saksi lain-lain), adanya


R

si
perbuatan-perbuatan sejenis yang dilakukan Terdakwa dan adanya faktor
hubungan waktu (jarak waktu yang tidak terlalu lama). Jaksa Penuntut Umum

ne
ng

tidak dapat mengatakan ada voorgezette handeling apabila benar ada faktor
hubungan waktu yang tidak terlalu lama, tetapi TIDAK ADA kesatuan

do
kehendak (melakukan tindak pidana) di antara pelaku dan perbuatan sejenis,
gu

mengingat perbuatan-perbuatan yang berlanjut itu bukan kehendak


melakukan tindak pidana.
In
A

Syarat-syarat untuk menentukan adanya “perbuatan berlanjut” sebagai-


mana yang dinyatakan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak terpenuhi,
ah

lik

karena:
1. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Pande N. Lubis, saksi
m

ub

AA Baramuli, saksi Syahril Sabirin, saksi Tanri Abeng yang BAP nya
dibuat di bawah sumpah dan dibacakan de depan persidangan, saksi
ka

Marimutu Manimaren, saksi Setya Novanto dan saksi Irvan Gunardwi,


ep

dibenarkan oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra bahwa tidak ada


ah

195
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 195
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pertemuan tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia lantai 40 ruang

a
President Suite, Jakarta.

si
2. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi AA. Baramuli bahwa
pada tanggal 11 Pebruari 1999 jadwal kegiatan saksi AA Baramuli

ne
ng
sebagai Ketua DPA (Dewan Pertimbangan Agung) sangat padat dan
saksi berada di kantor sampai dengan 19.00 WIB dan dalam agenda

do
gu
kegiatan harian saksi tidak ada jadwal untuk menghadiri pertemuan di
Hotel Mulia Senayan Jakarta.
3. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Syahril Sabirin,

In
A
bahwa pada tanggal 11 Pebruari 1999, saksi tidak pernah melakukan
pertemuan di Hotel Mulia; dan pada tanggal 11 Pebruari 1999 tersebut
ah

lik
saksi berada di gedung DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) s/d pukul 19.00
untuk melakukan dengar pendapat.
am

ub
4. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Syahril Sabirin,
bahwa saksi tidak pernah diminta oleh AA Baramuli untuk memperhatikan
masalahan tagihan Bank Bali begitu juga saksi AA Baramuli tidak pernah
ep
k

meminta kepada saksi Syahril Sabirin untuk memperhatikan masalah


ah

tagihan Bank Bali.


R

si
5. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Pande Nasorahona
Lubis, bahwa dia tidak pernah menyuruh Bank Bali untuk menulis surat

ne
ng

kepada BPPN yang isinya mengenai tagihan-tagihan Bank Bali kepada


BDNI.

do
6. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Firman Soetjahja,
gu

hanya dia saja yang menyatakan ada pertemuan di Hotel Mulia pada
tanggal 11 Pebruari 1999 (unus testis nullus testis), tetapi itupun bukan
In
A

pertemuan yang dihadiri saksi Marimutu Manimaren, apalagi dengan


embel-embel ‘diprakarsai oleh Terdakwa; Saksi Firman Soetjahja
ah

lik

menerangkan bahwa yang terjadi adalah Pande Lubis menanyakan


kepada saksi Firman Soetjahja apakah kesulitan-kesulitan yang dihadapi
Bank Bali sehingga tidak dibayar. Tidak ada pembicaraan lain.
m

ub

Keterangan saksi Firman Soetjahja ini dibantah oleh saksi-saksi lain yaitu
ka

saksi AA Baramuli, saksi Tanri Abeng, saksi Syahril Sabirin, saksi Setya
ep

Novanto, saksi Irvan Gunardwi dan juga dibantah oleh Terdakwa.


ah

196
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 196
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa berdasarkan fakta yang diuraikan di atas, maka penerapan Pasal 64

a
ayat (1) KUHP mengenai perbuatan berlanjut (voortgezette handeling) tidak

si
terpenuhi.
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung ber-

ne
ng
pendapat:
Bahwa sebelum mempertimbangkan alasan-alasan peninjauan kembali

do
gu
perlu terlebih dahulu dibatasi makna pengajuan peninjauan kembali
oleh Penuntut Umum dalam kapasitasnya mewakili negara dan

In
kepentingan umum dalam penyelesaian perkara pidana bukan untuk
A
kepentingan pribadi Penuntut Umum ataupun lembaga Kejaksaan, dan
makna kepentingan umum dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 49
ah

lik
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang No. 9 Tahun
2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menjelaskan
am

ub
“Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan negara dan atau
kepentingan masyarakat bersama atau kepentingan pembangunan”,
demikian juga dalam Penjelasan Pasal 35 huruf c Undang Undang
ep
k

Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Agung yang mengartikan


ah

kepentingan umum sebagai kepentingan bangsa dan negara serta


R

si
kepentingan masyarakat luas;
Dari makna ketentuan di atas dihubungkan dengan permohonan

ne
ng

peninjauan kembali a quo terlihat bahwa kepentingan bangsa dan


negara maupun masyarakat luas lebih menonjol, sehingga permohonan

do
gu

a quo mempunyai sifat yang eksepsional telah memenuhi makna dari


kepentingan umum dan makna kepentingan umum ini pula yang harus
membatasi Jaksa Penuntut Umum dalam mengajukan permohonan
In
A

peninjauan kembali dalam perkara pidana, karenanya tidak dapat serta


merta seluruh perkara pidana Jaksa Penuntut Umum dapat mengajukan
ah

lik

permohonan peninjauan kembali;


Putusan Mahkamah Agung Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009 yang
m

ub

mengandung pertimbangan hukum sebagaimana diuraikan di atas jelas


memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata dengan alasan
ka

sebagai berikut:
ep

Uraian pertimbangan di atas memperlihatkan kekhilafan Hakim dan


ah

197
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 197
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kekeliruan yang nyata karena seolah-olah Kejaksaan belum menggunakan

a
hak dan kewenangannya yang diberikan undang-undang, quod non. Uraian

si
pertimbangan tersebut hanya dapat diberikan ketika Jaksa belum
menggunakan kewenangannya dalam mewakili negara dan kepentingan

ne
ng
umum dalam perkara pidana. Benar Jaksa mewakili negara dan mewakili
kepentingan umum dalam penyelesaian perkara pidana. Dalam kasus Bank

do
gu
Bali dengan Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra, Jaksa Penuntut Umum telah
menggunakan hak dan kewenangannya dalam kapasitasnya mewakili negara
dan mewakili kepentingan umum dalam menyelesaikan perkara pidana.

In
A
Perkara pidana yang mana? Perkara pidana dengan Terdakwa Djoko
Soegiarto Tjandra. Penuntut Umum telah menggunakan kewenanganannya
ah

lik
mewakili negera dan mewakili kepentingan umum dengan mendakwa dan
menuntut Terdakwa di tingkat Pengadilan Negeri. Tuntutannya ternyata
am

ub
dinyatakan tidak dapat diterima dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
menyatakan bahwa Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra dilepaskan dari
segala tuntutan hukum. Di tingkat kasasi, Mahkamah Agung menolak
ep
k

permohonan kasasi. Apakah penanganan perkara pidana oleh Jaksa telah


ah

selesai? Jawabannya: SUDAH. “Tugas Jaksa Penuntut Umum adalah


R

si
membuktikan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan
untuk memenuhi syarat Pasal 183 KUHAP. Apabila pada akhirnya Jaksa

ne
ng

Penuntut Umum tidak berhasil membuktikannya, maka Jaksa Penuntut


Umum tidak dibenarkan untuk berulang-ulang terus menerus sepanjang masa

do
sekehendaknya tanpa batas waktu untuk membuktikan surat dakwaannya,”
gu

demikian pendapat Ahli Adami Chazawi. Bukan itu saja. Putusan Kasasi
Mahkamah Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas nama
In
A

Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra Nomor 1688K/Pid/2000 telah


dilaksanakan eksekusinya berdasarkan Surat Perintah Pelaksanaan
ah

lik

Putusan Pengadilan/Mahkamah Agung RI No. Prin-139/0.1.14/Fu./09/2001


yang diterbitkan oleh KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN tanggal 28
m

September 2001 (P-48) dan berdasarkan Berita Acara Pelaksanaan Putusan


ub

Pengadilan/Mahkamah Agung (BA-8) yang ditandatangani oleh Jaksa


ka

Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Tri Widodo SH,
ep

dan Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra.


ah

198
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 198
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Selanjutnya pada halaman 126 s/d halaman 130 dikemukakan :

a
Bahwa alasan-alasan Peninjauan Kembali yang diajukan Jaksa bertalian

si
dengan dasar diajukan permohonan Peninjauan Kembali sebagaimana
disebut dalam Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP, yaitu putusan itu jelas

ne
ng
memperlihatkan suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata,
dapat dibenarkan berdasarkan pertimbangan dan alasan-alasan sebagai

do
berikut: gu
1. ALASAN ad. A dan ad. B

In
- Alasan tersebut dapat dibenarkan karena tentang sah atau tidaknya
A
suatu perjanjian i.c.“pembatalan perjanjian pengalihan tagihan (cessi)
nomor: 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999“ adalah wewenang
ah

lik
dari peradilan perdata, namun pada kasus a quo yang menjadi dasar
sah atau tidaknya merupakan putusan TUN yang semestinya secara
am

ub
absolut tidak berwenang untuk menyatakan sahnya suatu perjanjian
yang mengikat para pihak;
- Selain itu berdasarkan wewenang yang dimiliki oleh BPPN sebagai
ep
k

lembaga pemberesan mewakili pemerintah dalam penyelesaian bank-


ah

bank BBKU maupun BBKO, berdasarkan suratnya nomor:


R

si
SK/423/BPPN/1999 telah membatalkan perjanjian cessi antara PT.
Bank Bali dengan PT. Era Giat Prima dan dengan batalnya perjanjian

ne
ng

itu semestinya BPPN tidak perlu melakukan pembayaran atas tagihan


dimaksud, namun karena adanya intervensi dari pihak-pihak yang

do
mempunyai otoritas pencairan tagihan itu terjadi, sehingga pencairan
gu

itu bertentangan dengan ketentuan Kepres 26 tahun 1998 dan BPPN


sendiri telah pernah pula menolak permohonan klaim dimaksud;
In
A

- Bahwa ternyata secara sadar Terdakwa bersama-sama dengan Pande


N. Lubis, Syahril Sabirin, Setyo Novanto dan yang lain-lain berupaya
ah

lik

untuk mewujudkan agar perjanjian cessi antara PT. Bank Bali dengan
PT. EGP yang bersumber dari transaksi Swap dan Money Market
m

ub

antara PT. BDNI dengan PT. Bank Bali yang telah dibatalkan BPPN
sebagai transaksi yang dijamin dalam Kepres 26 tahun 1998 dan atas
ka

upaya-upaya yang dilakukan dengan mempengaruhi para pemegang


ep

otoritas maupun bersama-sama dengan pemegang otoritas terwujud


ah

199
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 199
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan diproses dan dibayarkannya tagihan dimaksud;

a
2. Judex Juris yang mengambil alih pertimbangan Judex Facti mengenai

si
unsur “melawan hukum” yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut adalah :

ne
ng
 Pertimbangan Judex Juris mengenai transaksi PT. BDNI dan PT. Bank
Bali Tbk pada halaman 182, menyatakan:

do
gu
“bahwa transaksi SWAP dan money market, antara PT. Bank Bali, Tbk
dan PT. BDNI tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-

In
undangan perbankan karena itu apa yang telah dipertimbangkan
A
Judex Factie sudah tepat dan benar”
dan pada halaman 214,
ah

lik
“bahwa dalam proses, transaksi SWAP dan money market oleh PT.
Bank Bali, Tbk dalam hubungannya dengan Bank BDNI adalah tidak
am

ub
melawan hukum”.
serta pada halaman 281 s/d 285 menyebutkan :
“bahwa transaksi SWAP dan money market yang dilakukan antara PT.
ep
k

Bank Bali, Tbk dan PT. BDNI (sebelum BBO) telah dicatat dalam
ah

pembukuan dan telah didokumenkan PT. Bank Bali, Tbk, tidak pernah
R

si
adanya teguran dari Bank Indonesia baik secara lisan maupun tertulis
serta telah dilakukannya verifikasi on site ternyata tidak ditemukan

ne
ng

ketidakwajaran dan ketidakbenaran dalam transaksi antara PT. Bank


Bali, Tbk dan PT. BDNI sehingga tidak melanggar asas demokrasi

do
gu

ekonomi dan prinsip kehati-hatian serta tidak melanggar tingkat


kesehatan bank sebagaimana diatur dalam Pasal 2 jo Pasal 29 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang diubah dengan
In
A

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ”.


 Pertimbangan judex facti tersebut di atas adalah keliru dan merupakan
ah

lik

kekhilafan yang nyata karena hanya mempertimbangkan verifikasi on


site yang dilaksanakan hanya terhadap PT. Bank Bali, Tbk (Bank
m

ub

Kreditur) tanpa melakukan verifikasi on site terhadap PT. BDNI (Bank


Debitur), seharusnya verifikasi on site dilakukan terhadap bank kreditur
ka

dan bank debitur.


ep

 Berdasarkan rapat antara Direksi Bank Indonesia dan BPPN (Risalah


ah

200
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 200
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Rapat Direksi Nomor : 31.00.08 tanggal 24 September 1998),

a
ditentukan bahwa dalam proses penjaminan yaitu dari klaim yang

si
masuk akan dilakukan verifikasi oleh Bank Indonesia kemudian
apabila klaim tersebut dapat diterima maka akan diberitahukan kepada

ne
ng
BPPN untuk mendapatkan otorisasi pembayaran.
 Bahwa rekonsiliasi antara PT. Bank Bali dan PT. BDNI yang dilakukan

do
gu
oleh BPPN bukanlah dalam pengertian verifikasi on site seperti yang
dimaksud dalam program penjaminan ini, sehingga seharusnya BPPN

In
tidak perlu membayar klaim PT. Bank Bali, Tbk tersebut.
A
 Bahwa yang dimaksud oleh verifikasi on site adalah melakukan
penelitian terhadap saldo giro bank, fasilitas over draft, BLBI yang
ah

lik
diterima dari Bank Indonesia yang dilakukan terhadap bank debitur.
 Apabila verifikasi on site tersebut dilakukan juga terhadap PT. BDNI
am

ub
maka akan diketahui bahwa kondisi keuangan PT. BDNI pada tanggal
27 September 2007 dalam keadaan overdraft senilai Rp. 1,7 triliun
ep
lebih bahkan pada akhir Desember mencapai Rp. 8,4 triliun lebih,
k

sehingga sebenarnya transaksi (8 transaksi SWAP dan 2 transaksi


ah

money market) antara PT. BDNI dengan PT. Bank Bali, Tbk sudah
R

si
melanggar prinsip kehati-hatian bank (prudential principle)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 jo Pasal 29 ayat (2) Undang-

ne
ng

Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang diubah dengan Undang-Undang


Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

do
gu

 Sesuai dengan “prinsip kehati-hatian” dalam usaha perbankan


seharusnya PT. BDNI dalam menjalankan usahanya seharusnya
In
memperhatikan rambu-rambu kesehatan bank dalam rangka
A

pengendalian risiko. Prinsip kehati-hatian seperti yang ditentukan di


dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan dijabarkan di dalam
ah

lik

patokan-patokan yang bersifat operasional. Salah satu rambu prinsip


kehati-hatian adalah Giro Wajib Minimum yang diatur dalam Surat
m

ub

Keputusan Direksi BI Nomor 30/89A/KEP/DIR tanggal 30 Oktober


1997. Prosentase Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia dalam
ka

rupiah ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam rupiah.


ep

 Berdasarkan data dari Bank Indonesia saldo giro PT. BDNI yang ada
ah

201
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 201
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
di Bank Indonesia pada tanggal 27 November 1997 telah over draft

a
sebesar draft sebesar Rp. 8.463.711.000.000,-. Dan hal ini pernah

si
dilakukan teguran oleh Bank Indonesia kepada PT. BDNI yaitu :
Nomor 30/301/UPB2/AdB2 tanggal 3 November 1997, Nomor :

ne
ng
30/1742/UPB2/AdB2 tanggal 11 November 1997, Nomor :
30/2166/UPB2/Nomor 30/301/UPB2/AdB2 tanggal 3 November 1997,

do
gu
Nomor 30/1742/UPB2/AdB2 tanggal 11 November 1997, Nomor :
30/2166/UPB2/AdB2 tanggal 2 Desember 1997, Nomor :
30/2540/UPB2/AdB2 tanggal 31 Desember 1997, sehingga PT. BDNI

In
A
tidak sepatutnya melakukan transaksi SWAP dan money market
dengan PT. Bank Bali, Tbk. ;
ah

lik
Bahwa berdasarkan pada uraian-uraian di atas dapat disimpulkan
telah terjadi perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Terdakwa
am

ub
bersama-sama dengan Syahril Sabirin maupun Pande N. Lubis;
Bahwa dengan telah terbuktinya perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh Terdakwa dan mengambil alih pertimbangan judex facti
ep
k

(Pengadilan Negeri Jakarta Selatan) ternyata apa yang telah dilakukan


ah

oleh Terdakwa dengan cara pencairan dana talangan berdasarkan


R

si
Kepres 26 tahun 1998, bendaharawan negara telah membayarkan uang
atas klaim transaksi SWAP dan Money Market dari Bank Bali sebesar Rp.

ne
ng

904.462.428.369,- dan uang mana semestinya tidak dapat dibayarkan,


sehingga atas pembayaran itu telah merugikan keuangan negara sebesar

do
Rp. 904.462.428.369,- yang secara langsung ataupun tidak langsung
gu

mempengaruhi perekonomian negara yang sedang berusaha untuk


memulihkan krisis moneter, dan oleh karenanya atas barang bukti yang
In
A

telah disita dan saat ini tersimpan dalam Escrow Acount Bank Bali pada
rekening nomor : 0999.045197 sejumlah Rp. 546.468.544.738 (lima ratus
ah

lik

empat puluh enam miliar empat ratus enam puluh delapan juta lima ratus
empat puluh empat ribu tujuh ratus tiga puluh delapan rupiah) haruslah
m

ub

dirampas untuk dikembalikan pada negara;


Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas kami berpendapat
ka

permohonan Peninjauan Kembali Jaksa/Penuntut Umum dapat


ep

dibenarkan dengan membatalkan putusan Judex Juris maupun Judex


ah

202
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 202
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Facti.

a
Pertimbangan hukum sebagaimana diuraikan pada halaman 126 sampai

si
halaman 130 tersebut memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan
yang nyata sebagaimana akan diuraikan di bawah ini:

ne
ng
Majelis Hakim yang memutus perkara Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 dalam
pertimbangannya tersebut menerima alasan PK Jaksa Penuntut Umum

do
gu
Huruf A sebagaimana diuraikan pada halaman 9-11 Memori PK JPU
bahwa: “Terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa

In
jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung,
A
hasilnya akan berupa putusan pemidanaan”
PK JPU mengemukakan bahwa Pasal 263 (1) KUHAP menetapkan:
ah

lik
“Terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya
am

ub
akan berupa putusan pemidanaan.”
Padahal rumusan Pasal 263 ayat (1) KUHAP menetapkan:
Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat,
ep
k

bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih
ah

berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari
R

si
segala tuntutan hukum atau tuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima
atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.

ne
ng

Jadi tidak benar apa yang dikemukakan oleh Jaksa Penuntut Umum
dalam peninjauan kembalinya tersebut.

do
gu

Dengan demikian alasan yang dikemukakan oleh Jaksa Penuntut Umum


dalam peninjauan kembalinya yang diterima oleh Majelis Hakim Peninjauan
Kembali dalam Putusannya Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009 nyata-nyata
In
A

memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata.


Alasan adanya novum dalam pengajuan peninjauan kembali oleh
ah

lik

Jaksa Penuntut Umum yang secara tegas dan limitatif dimaksudkan untuk
menghasilkan putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum
m

ub

atau tuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu
diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan; Akan tetapi Jaksa Penuntut
ka

Umum menyimpangi ketentuan tersebut dengan mendalilkan


ep

sebaliknya, seolah-olah, adanya novum dalam peninjauan kembali dapat


ah

203
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 203
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menghasilkan putusan pemidaaan. Dengan demikian, alasan peninjauan

a
kembali yang dikemukakan Jaksa Penuntut Umum pada bagian ini

si
harus ditolak. Alasan ini kemudian dibenarkan dan diterima oleh Majelis
Hakim Peninjauan Kembali dalam perkara Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009. Inilah

ne
ng
yang memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekliruan yang nyata.
Meskipun Pemohon Peninjauan Kembali telah mengemukakan

do
gu
penolakan alasan pengajuan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum
tetapi pengajuan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum tetap

In
diterima dan dibenarkan oleh Majelis Hakim Peninjauan Kembali Nomor: 12
A
PK/Pid.Sus/2009 melalui pertimbangannya tersebut di atas, kiranya tetap
perlu Pemohon Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra sanggah dalil-
ah

lik
dalil yang dikemukakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam urain peninjauan
kembali halaman 9-11 yang kemudian diterima oleh Majelis Hakim
am

ub
Peninjauan Kembali Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 tersebut.
Jaksa Penuntut Umum dalam uraian memori peninjauan kembalinya
halaman 9 yang diterima oleh Majelis Hakim Peninjauan Kembali Nomor 12
ep
k

PK/Pid.Sus/2009 mengajukan Peninjauan Kembali dengan alasan ”Terdapat


ah

keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah
R

si
diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan berupa
putusan pemidanaan”, -rumusan ini sama sekali tidak sesuai dengan

ne
ng

rumusan yang ditetapkan dalam KUHAP- di mana keadaan baru yang


diajukan dalam Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum berupa:

do
1. Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan Kembali TUN
gu

No. 21.PK/TUN/2003 tanggal 6 Oktober 2004;


2. Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan Kembali
In
A

Perdata No. 59 PK/Pdt/2006 tanggal 29 Mei 2007.


Nyata-nyata kedua putusan tersebut bukan keadaaan baru (novum) dan
ah

lik

karena itu sangat tidak beralasan Mahkamah Agung dalam Putusannya


Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009 menerima alasan adanya keadaan baru
m

ub

sebagaimana dikemukakan oleh Jaksa


Dalam praktik peradilan pidana tentu kita ingat peradilan sesat
ka

Sengkon dan Karta yang dihukum karena tuduhan melakukan pembunuhan


ep

pada tahun 1970-an. Mereka menjalani pidana di LP Cipinang karena


ah

204
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 204
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tuduhan merampok dan membunuh suami-istri Sulaiman - Siti Haya di

a
Cakung Payangan Pondok Gede, Bekasi. Sewaktu Sengkon sedang sekarat

si
di LP Cipinang, seorang narapidana bernama Gunel merasa iba. Dengan
jujur dan merasa berdosa ia minta maaf kepada Sengkon yang harus

ne
ng
mendekam di penjara karena perbuatan yang tidak dilakukannya. Gunel
kemudian mengaku bahwa ia bersama teman-temannya telah membunuh

do
gu
Sulaiman dan Siti Haya, bukan Sengkon dan Karta. Pengakuan Gunel, yang
masuk LP Cipinang karena kasus lain itu, akhirnya diketahui media massa.
Timbul masalah waktu itu, Gunel telah dihukum sebagai pembunuh Sulaiman

In
A
- Siti Haya, bagaimana nasib Sengkon - Karta. Tidak mungkin Sulaiman-Siti
Haya dibunuh dua kali.
ah

lik
Pengakuan Gunel dan teman-temannya itulah yang dapat dikualifikasi
sebagai keadaan baru/novum.
am

ub
Yahya Harahap dalam bukunya berjudul ”Pembahasan, Permasalahan, dan
Penerapan KUHAP. Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan
Peninjauan Kembali” halaman 619 mengemukakan bahwa Keadaan baru
ep
k

yang dapat dijadikan landasan yang mendasari permintaan adalah keadaan


ah

baru yang mempunyai sifat dan kualitas ”menimbulkan dugaan kuat”:


R

si
1. Jika seandainya keadaan baru itu diketahui atau ditemukan dan
dikemukakan pada waktu sidang berlangsung, dapat menjadi faktor dan

ne
ng

alasan untuk menjatuhkan putusan bebas atau putusan lepas dari segala
tuntutan hukum, atau

do
2. Keadaan baru itu jika ditemukan dan diketahui pada waktu sidang
gu

berlangsung, dapat menjadi alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan


yang menyatakan tuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima, atau
In
A

3. dapat dijadikan alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan dengan


menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.
ah

lik

Senada dengan pendapat Yahya Harahap tersebut di atas, mengenai


pengertian Novum juga dapat dilihat dari beberapa pendapat sebagai berikut:
1. Ketua Mahkamah Agung RI, Bagir Manan, mengemukakan bahwa
m

ub

Novum adalah sesuatu yang sudah ada pada saat pemeriksaan, tapi tidak
ka

terungkap dalam pemeriksaan. Jadi, bukan sesuatu yang baru ditemukan,


ep

lantas kemudian dijadikan novum (majalah.tempointeraktif.com/.../mbm.


ah

205
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 205
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
20040802.LU94352.id.html)

a
2. Ketua Mahkamah Konsitusi RI, Moh. Mahfud M.D., mengemukakan

si
bahwa Bukti Baru (Novum) adalah bukti yang sudah ada saat perkara
disidangkan, tapi tidak/belum muncul di persidangan. Jadi, novum

ne
ng
tersebut bukanlah bukti yang lahir kemudian setelah perkara divonis
karena dicari-cari (http://epajak.org/abg/free-monitor-blog/responsivitas-

do
gu
vonis-ma-atas-pilkada-sulsel)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka suatu keadaan baru/novum

In
sebagai landasan peninjauan kembali haruslah sesuatu yang sudah ada
A
pada waktu sidang berlangsung, namun keadaan baru tersebut belum
pernah diajukan sebelumnya pada saat persidangan, dan apabila
ah

lik
seandainya keadaan baru tersebut terungkap pada persidangan, maka
akan mempengaruhi putusan yang meringankan Terpidana.
am

ub
Majelis Hakim Peninjauan Kembali Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 yang
dalam putusannya telah khilaf dan keliru karena menerima alasan Peninjauan
Kembali Jaksa Penuntut Umum mengajukan suatu Putusan MARI yang
ep
k

diputus pada tahun 2004 dan tahun 2007 atau dengan kata lain putusan
ah

tersebut dijatuhkan jauh setelah Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara


R

si
pidana atas nama Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra mempunyai kekuatan
hukum tetap yaitu pada tanggal 28 Juni 2001. Putusan-putusan yang

ne
ng

dinyatakan sebagai keadaan baru dalam Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut


Umum yang kemudian dibenarkan oleh Majelis Hakim Peninjauan Kembali

do
gu

Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 tidak dapat dikualifikasikan sebagai suatu


keadaan baru, mengingat keadaan tersebut belum ada pada saat
persidangan perkara atas nama Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra
In
A

berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sehingga bagaimana


mungkin suatu keadaan yang notabene baru ada jauh setelah persidangan
ah

lik

perkara pidana atas nama Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra, dapat


mempengaruhi putusan menjadi putusan bebas atau lepas. Oleh karena itu
m

ub

sudah sepatutnya pertimbangan hukum Majelis Hakim Peninjauan Kembali


dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 yang
ka

menerima alasan yang dikemukakan dalam Peninjauan Kembali Jaksa


ep

Penuntut Umum tersebut dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi dan


ah

206
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 206
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dibatalkan.

a
Keberadaan Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan

si
Kembali TUN No. 21.PK/TUN/2003 tanggal 6 Oktober 2004 dan Putusan
Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan Kembali Perdata No. 59

ne
ng
PK/Pdt/2006 tanggal 29 Mei 2007 adalah jauh setelah proses persidangan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2000 sehingga tidak dapat

do
gu
disamakan dengan
ketentuan undang-undang.
keadaan baru/novum sebagaimana dimaksud dalam

Selain itu, Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Peninjauan

In
A
Kembali TUN No. 21.PK/TUN/2003 tanggal 6 Oktober 2004 sama sekali tidak
menyatakan bahwa PT Era Giat Prima bukan pemilik dana sebasar Rp.
ah

lik
546.466.166.369,-. Dalam perkara tersebut, PT Era Giat Prima mengajukan
gugatan sengketa Tata Usaha Negara terhadap BPPN karena BPPN secara
am

ub
melawan hukum telah membatalkan Perjanjian Cessie yang telah selesai
dilaksanakan. Perjanjian Penyelesaian Cessie antara PT BANK BALI Tbk.
dan PT ERA GIAT PRIMA ditandantangani pada tanggal 11 Januari 1999.
ep
k

Secara melawan hukum BPPN membatalkan Perjanjian Cessie dan


ah

Perjanjian Penyelesaian Cessie. Yang dimintakan pembatalannya oleh


R

si
PT Era Giat Prima adalah SK Ketua BPPN No. 423/BPPN/1999.
Gugatan TUN PT Era Giat Prima diterima oleh PTUN Jakarta dan PT TUN

ne
ng

Jakarta. Di tingkat kasasi Mahkamah Agung melalui putusannya No.


447K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2002 halaman 15 menguraikan:

do
Bahwa keberatan-keberatan ini dapat dibenarkan karena Judex Facti
gu

telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan-pertimbangan


sebagai berikut:
In
A

- Bahwa pembatalan Perjanjian Pengalihan (cessie) tagihan Nomor


002/P-EGP/I-99 tertanggal 11 Januari 1999 merupakan masalah
ah

lik

perdata sehingga apabila didalilkan bahwa Badan Penyehatan


Perbankan Nasional telah keliru membatalkan Perjanjian
m

ub

Pengalihan (cessie) tersebut maka hal tersebut seharusnya


dipersengketakan oleh pihak Termohon Kasasi/Penggugat Asal
ka

terlebih dahulu ke Pengadilan Perdata. Hakim Perdatalah yang


ep

berwenang untuk menilai apakah Perjanjian Pengalihan (cessie)


ah

207
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 207
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang bersangkutan adalah sah atau tidak menurut hukum perdata,

a
karena masalah tersebut menjadi kompetensi absolut pengadilan

si
perdata (Peradilan Umum).
Mahkamah Agung R.I. dalam putusan tersebut di atas sama sekali

ne
ng
tidak mempertimbangkan bahwa Perjanjian Cessie antara PT Bank Bali Tbk.
dengan PT Era Giat Prima adalah tidak sah. Dalam pertimbangannya,

do
gu
Mahkamah Agung juga tidak menyatakan apakah pembatalan Perjanjian
Cessie oleh BPPN adalah sah atau tidak sah.
Putusan No. 447K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2002 kemudian di-PK oleh PT

In
A
Era Giat Prima. Mahkamah Agung dalam tingkat Peninjauan Kembali
menolak Peninjauan Kembali PT Era Giat Prima. Pertimbangan hukum
ah

lik
putusan Peninjauan Kembali tidak berbeda dari Putusan Mahkamah Agung
No. 447K/TUN /2000 tersebut di atas.
am

ub
Selanjutnya Majelis Hakim dalam Putusannya No. 12 PK/Pid.Sus/2009
telah membenarkan alasan pengajuan Peninjauan Kembali yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum pada Halaman 11-16 huruf B yang
ep
k

menyatakan: “Pada pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa


ah

sesuatu telah terbukti akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan
R

si
alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti itu ternyata telah
bertentangan satu dengan yang lain”

ne
ng

Pengaturan Kekuasaan Kehakiman dinyatakan secara tegas dalam


Konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu Undang-undang Dasar 1945.

do
gu

Dalam Pasal 24 dinyatakan bahwa “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh


sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan Kehakiman menurut undang-
undang”. Kekuasaan Kehakiman harus juga diartikan sebagai
In
A

Independensi/Kemandirian Kekuasaan Kehakiman. Dalam konteks ini,


Hakim-Hakim yang mengadili dan memutus perkara-perkara pada segala
ah

lik

tingkat harus menerapkan prinsip Kemandirian Peradilan (Independency of


Judiciary). Prinsip tersebut tidak boleh dilanggar. Dalam perkara ini, Hakim-
m

ub

Hakim di tingkat Pengadilan Negeri, di tingkat Kasasi, maupun pada tingkat


Peninjauan Kembali, dengan independensi yang melekat pada jabatan
ka

mereka, mengadili dan memutus perkara yang mereka terima. Hakim-Hakim


ep

tersebut tidak dibenarkan melakukan kontak dengan Hakim-Hakim lain yang


ah

208
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 208
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
juga memeriksa Terdakwa-Terdakwa lain dalam perkara dengan register

a
nomor yang berbeda, misalnya, dengan maksud untuk bekerja sama dalam

si
membuat pertimbangan-pertimbangan hukum dalam putusan-putusan
mereka.

ne
ng
Penghormatan terhadap putusan Hakim yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap juga terlihat dalam putusan pidana perkara atas nama

do
gu
Akbar Tandjung, Winfried Simatupang, dan Dadang Sukandar. Mahkamah
Agung memutus bebas Akbar Tandjung, sedangkan Winfried Simatupang
dan Dadang Sukandar dihukum penjara. Putusan tersebut memperlihatkan

In
A
bahwa Hakim-Hakim dalam segala tingkat pengadilan memiliki kewenangan
untuk mengadili tiga Terdakwa yang berkas perkaranya dijadikan satu dan
ah

lik
duduk sebagai “pesakitan” pada kursi yang sama di pengadilan, dengan
putusan yang berbeda.
am

ub
Penerapan prinsip independency of judiciary, bukan hanya berlaku dalam
tataran eksekutif ataupun yudikatif. Kejaksaan Agung Republik Indonesia
melalui Jaksa-Jaksa Penuntut Umum melakukan penuntutan terhadap
ep
k

Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra, Terdakwa Syahril Sabirin, dan Terdakwa


ah

Pande Nasorahona Lubis dalam berkas perkara terpisah dan dimajukan ke


R

si
Pengadilan Negeri dengan nomor registrasi yang berbeda-beda. Hal ini
pernah kami pertanyakan pada waktu Kejaksaan Republik Indonesia

ne
ng

melimpahkan berkas-berkas perkara untuk 3 (tiga) nama dengan nomor


registrasi yang berbeda. Sepatutnya Jaksa Penuntut Umum dari semula

do
menyadari bahwa JPU-JPU tersebut menyerahkan tiga Terdakwa kepada tiga
gu

Majelis Hakim yang berbeda.


Persidangan berlangsung dan akhirnya Mahkamah Agung dengan tiga
In
A

Majelis Hakim yang berbeda pada intinya memutus sebagai berikut:


1. Pande Nasorahona Lubis dihukum 4 (empat) tahun penjara;
ah

lik

2. Syahril Sabirin diputus bebas;


3. Djoko Soegiarto Tjandra diputus ontslag.
Jaksa Penuntut Umum tanpa alas hak mengajukan permohonan peninjauan
m

ub

kembali sebagaimana telah kami uraikan di muka. Jaksa Penuntut Umum


ka

mengemukakan argumentasi bahwa putusan-putusan atas nama tiga


ep

Terdakwa tersebut di atas ternyata berbeda satu sama lain dan hal itu
ah

209
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 209
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kemudian dijadikan alasan untuk mengajukan Peninjauan Kembali terhadap

a
Djoko Soegiarto Tjandra. Inilah bukti inkonsistensi dari Kejaksaan Republik

si
Indonesia. Mengajukan tiga Terdakwa dengan tiga berkas yang berbeda
dengan resiko menghasilkan tiga putusan yang berbeda, akan tetapi

ne
ng
mempertentangkan putusan-putusan tersebut sebagai putusan yang tidak
seragam.

do
gu
Putusan-putusan yang berbeda tersebut tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum. Akan
tetapi Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009

In
A
menerima keberatan Pemohon Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum.
Oleh karena itu patutlah apabila Putusan Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009
ah

lik
dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi dan karenanya harus dibatalkan.
Majelis Hakim dalam Putusannya Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009 juga telah
am

ub
membenarkan alasan pengajuan Peninjauan Kembali yang diajukan
Jaksa Penuntut Umum pada Halaman 16 huruf C permohonan
Peninjauan Kembali-Jaksa Penuntut Umum yaitu: Terdapat kekhilafan
ep
k

atau suatu kekeliruan yang nyata dalam putusan Hakim.


ah

Putusan Judex Juris tidak mengandung kekhilafan atau kekeliruan


R

si
yang nyata. Justru Putusan Mahkamah Agung Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009
yang mengandung kekhilafan Hakim dan kekeiruan yang nyata. Sebelum

ne
ng

kami mengemukakan alasan tidak adanya kekhilafan Hakim atau kekeliruan


yang nyata dalam putusan Judex Juris, perlu kami uraikan terlebih dahulu

do
mengenai pengertian kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata
gu

sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP.


Penjelasan ini perlu disampaikan dengan maksud agar kita tidak keluar dari
In
A

koridor kewenangan peradilan Peninjauan Kembali. Oleh karena itu, perlu


kiranya ditarik batas-batas letak ada tidaknya penerapan kekhilafan atau
ah

lik

kekeliruan yang nyata sesuai dengan maksud dari ketentuan Pasal 263 ayat
(2) huruf c KUHAP.
m

ub

Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP tidak mengatur secara rinci
pengertian kehilafan atau kekeliruan. Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP
ka

hanya mengatur salah satu dasar atau alasan pengajuan permohonan


ep

Peninjauan Kembali. Pengertian umum “khilaf” menurut Kamus Umum


ah

210
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 210
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta halaman 504

a
adalah “keliru/salah”, sedangkan “kekhilafan” mempunyai pengertian

si
“kekeliruan/kesalahan”. Dan selanjutnya “kehkilafan yang nyata” diartikan
sebagai “kekeliruan/kesalahan” yang menyolok dan serius.

ne
ng
Pengertian tersebut kemudian diintrodusir ke dalam pengertian
kekhilafan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP,

do
di mana gu pengertian “kekhilafan
dimaksudkan sebagai salah atau cacat dalam pertimbangan atau perbuatan.
yang nyata” dalam praktik hukum

Atau dengan kata lain: tidak sempurnanya pertimbangan putusan yang

In
A
diambil. Atau juga diartikan: putusan atau tindakan yang diambil, atau
diartikan, atau dilakukan, menyimpang dari ketentuan yang semestinya.
ah

lik
Bahkan pertimbangan yang ringkas yang tidak cermat dan menyeluruh,
dikualifikasikan sebagai putusan yang mengandung kekhilafan. Oleh karena
am

ub
itu, kurang cermat dan kurang hati-hati mempertimbangkan semua faktor dan
aspek yang relevan dan penting dikualifikasi sebagai kekhilafan yang
mengabaikan fungsi mengadili dan memutus perkara. Di bawah prinsip
ep
k

umum pertanggungjawaban peradilan, kekhilafan adalah pelanggaran atas


ah

implementasi hukum yang mesti dipertimbangkan dan diterapkan dalam


R

si
putusan mengadili suatu perkara.
Bahwa sebagai perbandingan, dalam common law system, dikenal

ne
ng

berbagai istilah yang saling dapat dipertukarkan penggunaan dan


pengertiannya. Bisa dipergunakan istilah “fault atau negligence”. Terkadang

do
dipergunakan istilah “mistake atau omission”. Dengan mengemukakan istilah
gu

hukum dalam “common law” di atas, dapat diambil perbandingan bahwa yang
memperjelas pengertian kekhilafan yang dirumuskan Pasal 263 ayat (2) huruf
In
A

c KUHAP yakni “putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan


Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata”. Bahwa putusan yang mengandung
ah

lik

pertimbangan, pendapat atau kesimpulan yang didasarkan pada dasar


hukum yang keliru, menyebabkan terjadinya penyimpangan/deviasi pada
putusan itu sendiri.
m

ub

Karena tidak adanya kekhilafan yang dilakukan oleh Judex Juris dan
ka

karena hukum acara pidana yang merupakan undang-undang yang bersifat


ep

imperatif/memaksa, maka tidak dapat ditafsirkan lain bahwa putusan Judex


ah

211
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 211
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Juris dalam perkara ini tidak dapat diajukan Peninjauan Kembali oleh

a
Jaksa Penuntut Umum. Putusan Mahkamah Agung merupakan panutan

si
untuk kepentingan peradilan di bawahnya, apabila putusan Judex Juris
tersebut tidak menyimpang. Mahkamah Agung dalam Putusannya Nomor: 12

ne
ng
PK/Pid.Sus/ 2009 justru menyimpang dari ketentuan hukum acara yang
bersifat imperatif dan limitatif itu. Oleh karena itu Putusan yang demikian

do
Majelis
gu
harus dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dibatalkan.
Hakim Peninjauan Kembali dalam Putusannya No. 12

In
PK/Pid.Sus/2009 telah memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan
A
yang nyata karena membenarkan alasan-alasan pengajuan Peninjauan
Kembali yang diajukan oleh JPU dalam Memori Peninjauan Kembalinya
ah

lik
halaman 18 s/d halaman 34 angka I yang menyatakan bahwa Putusan
Judex Juris memperlihatkan kekhilafan Hakim atau kekliruan yang
am

ub
nyata, yaitu :
Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009
menyatakan bahwa Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi telah salah
ep
k

dalam memberikan penafsiran unsur melawan hukum, padahal TIDAK.


ah

Putusan Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 menerima alasan keberatan


R

si
Peninjauan Kembali–Jaks Penuntut Umum yang menyatakan bahwa Judex
Juris telah salah menafsirkan unsur melawan hukum. Peninjauan Kembali

ne
ng

Jaksa Penuntut Umum juga menyatakan bahwa Judex Juris hanya


mengambil alih pertimbangan Judex Facti mengenai unsur melawan hukum

do
gu

dalam pertimbangannya mengenai:


1. Transaksi PT BDNI dan PT. Bank Bali, Tbk pada halaman 182, dan pada
halaman 214, serta pada halaman 281 sampai dengan halaman 285;
In
A

2. Program Penjaminan Pemerintah pada halaman 214 dan halaman 290;


3. Perjanjian Pengalihan/Cessie pada halaman 177 dan halaman 210;
ah

lik

4. Peranan Terdakwa dalam Pencairan Klaim (halaman 182, halaman 216,


halaman 310 dan halaman 325-326;
m

ub

Uraian Jaksa Penuntut Umum dalam Memori Peninjauan Kembalinya


terdahulu pada halaman 21 sampai halaman 34 merupakan uraian yang tidak
ka

benar, tidak berdasarkan hukum, dan karenanya Majelis Hakim Peninjauan


ep

Kembali yang menerima alasan keberatan Jaksa Penuntut Umum dalam


ah

212
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 212
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Putusannya No. 12 K/Pid.Sus/2009 harus dinyatakan tidak dapat

a
dipertahankan lagi dan karenanya harus dibatalkan dengan alasan sebagai

si
berikut:
Tentang transaksi PT BDNI dan PT BANK BALI, Tbk.

ne
ng
Transaksi antara PT BDNI dengan PT Bank Bali Tbk adalah sah.
SAKSI SJAMSUL NURSALIM menerangkan:

do
 gu
Bahwa Saksi adalah mantan Dirut BDNI dan sejak tahun 1980 adalah
pemegang saham mayoritas, sampai dengan tahun 1998, kemudian

In
BDNI diambil alih oleh BPPN.
A
 Bahwa masalah transaksi Bank Bali diserahkan kepada masing-masing
bidang tugas tetapi saksi pernah diberitahukan tentang adanya
ah

lik
transaksi Bank Bali dengan BDNI.
 Bahwa sejak bulan Oktober 1997 posisi BDNI mulai minus, maka
am

ub
setiap transaksi dan penagihan harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia.

ep
Pada bulan Juli 1997,Bank Indonesia melakukan audit rutin di BDNI
k

sehingga Bank Indonesia mengetahui adanya transaksi Bank Bali


ah

dengan BDNI.
R

si
 Bahwa BDNI telah mengikuti aturan perbankan tentang transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh BDNI.

ne
ng

 Bahwa Bank Indonesia tidak melarang BDNI melakukan transaksi


perbankan.

do
gu

 Bahwa semua bank pada saat itu dijamin oleh pemerintah, termasuk
BDNI.
In

A

Bahwa sebagai Presiden Direktur BDNI, Saksi menandatangani laporan


ke Bank Indonesia.

ah

lik

Bahwa dalam Master Settlement of Acquisition Agreement, saksi


sebagai pemegang saham mayoritas menyerahkan aset senilai Rp. 27,3
triliun untuk menutupi kewajiban BDNI kepada BI.
m

ub

 Bahwa aset yang diambil alih oleh BPPN, sebelum krisis moneter
ka

berupa cash capital atau modal sebesar US$ 1 miliar.


ep

 Bahwa Saksi tidak pernah dihubungi oleh Pejabat Bank Indonesia,


ah

213
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 213
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Terdakwa maupun Firman Soetjahja.

a
 Bahwa Saksi tidak pernah dihubungi oleh Terdakwa sehubungan

si
dengan pembayaran hutang BDNI.
 Bahwa pada akhir 1997 BDNI di-rush dan kemudian diadakan rapat

ne
ng
direksi sehubungan dengan rush tersebut untuk mencari jalan
keluarnya.

do


gu
Bahwa modal terakhir BDNI adalah US$ 1 miliar.
Bahwa jumlah asset yang diambil BPPN dari pemegang saham

In
A
mayoritas sebesar Rp. 27, 3 triliun, asset BDNI berbentuk fisik, dan
tagihan-tagihan kepada pihak ketiga.

ah

Bahwa aset BDNI dinilai berdasarkan situasi dan kondisi bersama

lik
antara BDNI dengan BPPN.
 Bahwa sejak adanya tim BDN yang ditunjuk oleh BPPN, ketika BDNI
am

ub
dibekuoprasikan, maka semua ruangan di BDNI tidak boleh dimasuki
oleh pejabat lama.
ep
 Bahwa semua dokumen transaksi BDNI dengan Bank Bali masih ada.
k

 Bahwa transaksi-transaksi BDNI dengan Bank Bali tidak melanggar


ah

R
peraturan perbankan.

si
 Bahwa BDNI belum dilikuidasi, tapi sudah dibekukan.

ne

ng

Bahwa setelah BDNI menjadi BBO, direksi tidak boleh ikut campur lagi,
tapi staff-staff lama masih diperbantukan untuk melaksanakan kegiatan
di BPPN.

do
gu

 Bahwa Saksi tidak pernah menerima laporan adanya transaksi


fiktif.
In
A

Terungkap di persidangan melalui saksi Rudy Ramli (Dirut Bank Bali),


Saksi Firman Soetjahja (Wakil Dirut Bank Bali) bahwa tidak ada kewajiban
ah

lik

bagi P.T. Bali untuk melakukan analisis terhadap keuangan P.T. BDNI
sebelum transaksi.
Terungkap di persidangan melalui saksi Iwan Ridwan Prawiranata
m

ub

bahwa meskipun saldo giro BDNI di Bank Indonesia menunjukkan posisi


ka

debet sebesar Rp. 8,7 triliun pada 30 Desember 1997, BDNI masih dapat
ep

melakukan transaksi dengan Bank Bali. Deputi Gubernur BI ini menjelaskan


ah

214
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 214
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa karena BDNI masih beroperasi, belum insolven, maka ia bebas

a
melakukan transaksi dengan Bank Bali.

si
Ahli Sutan Remy Syahdeini mengemukakan pendapatnya bahwa BDNI
yang saldo gironya pada Bank Indonesia per 30-12-1997 menunjuk posisi

ne
ng
debet Rp. 8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank
Bali, karena pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional,

do
gu
belum dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan perdata.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Erman Munzir,
dibenarkan oleh saksi Abdul Basit, Saksi Dody Rushendra, Saksi Ganjar

In
A
Mustika, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Glenn Yusuf, bahwa hasil
verifikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap PT. Bank Bali, BDNI,
ah

lik
BUN, dan Bank Tiara telah disampaikan oleh BI kepada BPPN dengan surat
No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999 yang isinya menyatakan:
am

ub
- Untuk bank kreditur:
 untuk Bank Bali sebagai bank kreditur tidak ditemukan indikasi
ketidakbenaran dan ketidakwajaran transaksi SWAP, Forward dan
ep
k

L/C antara P.T. Bank Bali dengan BDNI dan Bank Tiara. Adapun
ah

transaksi pembelian promes yang diendors oleh P.T. BUN belum


R

si
sesuai dengan prinsip praktik perbankan yang berhati-hati.
- Untuk bank debitur:

ne
ng

 Pemeriksaan terhadap P.T. BDNI (BBO) tidak dapat berjalan lancar


mengingat Tim Koordinator BPPN yang menangani P.T. BDNI

do
gu

sedang melakukan persiapan pindah lokasi dan sebagian besar


data yang berkaitan berada di ex Kantor cabang PT. BDNI
Tangerang.
In
A

Proses pembayaran kepada Bank Bali oleh BPPN dan Departemen


Keuangan adalah sebagai berikut:
ah

lik

a. Surat BPPN kepada BI-UPPB No. S.100/PB/BPPN/II/99 tanggal 18


Pebruari 1999.
m

ub

Wakil Ketua BPPN pada waktu itu, Saksi Pande N. Lubis, pada tanggal 18
Perbuari 1999 telah mengirim surat kepada BI-UPPB dengan No.
ka

S.100/PB/BPPN/II/99 tanggal 18 Pebruari 1999 untuk meminta bantuan


ep

kepada BI-UPPB, untuk melakukan verifikasi terhadap tagihan-tagihan


ah

215
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 215
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Bali kepada BDNI, BUN dan Bank Tiara.

a
Fakta ini diperoleh dari saksi Pande N. Lubis, saksi Erman Munzir, saksi

si
Dragono Lisan, saksi Abdul Basit, saksi R. Dody Rushendra, saksi Ganjar
Mustika dikuatkan dengan bukti surat BPPN No. S-100/BPPN/II/99

ne
ng
tanggal 18 Pebruari 1999.
b. Verifikasi On Site terhadap Bank Kreditur dan Bank Debitur

do
gu
Verifikasi terhadap Bank Kreditur:
Pada tanggal 19 s/d 23 Pebruari 1999, BI-UPPB (UpmB1) yaitu saksi
Ganjar Mustika, saksi Abdul Basit dan saksi R. Dody Rushendra telah

In
A
melakukan verifikasi on site terhadap Bank Bali.
Verifikasi terhadap Bank Debitur:
ah

lik
Pada tanggal 3 Maret 1999, BI-UPPB yaitu saksi Elvina Simatupang dan
Guntar Kumala telah melakukan verifikasi on site terhadap BDNI.
am

ub
Fakta ini diperoleh dari saksi Abdul Basit, saksi Ganjar Mustika, saksi R.
Dody Rushendra, saksi Erman Munzir dan saksi Elvina Simatupang.
c. Surat Bank Indonesia kepada BPPN No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal
ep
k

22 Maret 1999 perihal: Penyampaian Hasil Verifikasi


ah

Hasil verifikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia telah disampaikan


R

si
oleh Bank Indonesia kepada BPPN melalui surat No. 31/1658/UPPB/Adp
tanggal 22 Maret 1999 yang antara lain menyatakan bahwa dari hasil

ne
ng

pemeriksaan pada P.T. Bank Bali (sebagai kreditur), tidak ditemukan


adanya indikasi ketidakbenaran dan ketidakwajaran atas transaksi SWAP,

do
Forward dan L/C antara Bank Bali dengan BDNI. Bahwa sistem kontrol
gu

Bank Bali memadai dan sesuai dengan ketentuan internal maupun


ketentuan lain serta kelaziman transaksi valuta asing.
In
A

Fakta ini diperoleh dari saksi-saksi dari Bank Indonesia (saksi Erman
Munzir, saksi Dragono Lisan, saksi Abdul Basit, saksi Ganjar Mustika,
ah

lik

saksi R. Dody Rushendra, saksi Elvina Simatupang), saksi-saksi dari


BPPN (saksi Pande N Lubis, saksi Farid Harianto, saksi Glenn Yusuf,
m

saksi Toto Budiarso, saksi Edgar Affandi, saksi Indra Rastiko Sunyoto),
ub

saksi Bambang Subianto dikuatkan dengan bukti surat Bank Indonesia


ka

No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999.


ep

d. Verifikasi oleh BPPN dengan cara rekonsiliasi terhadap Bank Bali


ah

216
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 216
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan BDNI pada tanggal 5 April 1999

a
Pada tanggal 5 April 1999 telah dilakukan verifikasi dengan cara

si
rekonsiliasi terhadap Bank Bali dan BDNI oleh BPPN untuk mencocokkan
jumlah klaim antara Bank Bali dengan BDNI, dengan hasil bahwa jumlah

ne
ng
klaim pokok menurut administrasi Bank Bali dan BDNI sebesar Rp.
436.717.230.723,- dan USD 45,000,000. Sedangkan tagihan BDNI ke

do
Bank gu Bali sebesar Rp. 185.125.000.000,-
rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan jumlah klaim antara administrasi
Maksud diadakannya

Bank Bali dan BDNI.

In
A
Fakta ini diperoleh dari saksi dari Bank Bali (saksi Firman Soetjahja, saksi
Irvan Gunardwi), saksi dari BDNI (saksi Fetty Kwartati), saksi dari BPPN
ah

lik
(saksi Toto Budiarso, saksi Indra Rastiko Sunyoto, saksi FX Edgar
Affandi) dikuatkan dengan bukti notulen rekonsiliasi tanggal 5 April 1999.
am

ub
e. Internal Memo BPPN No. 008 BL tanggal 9 April 1999.
Bahwa berdasarkan hasil verifikasi dari Bank Indonesia (sesuai surat BI
kepada BPPN No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999, perihal:
ep
k

penyampaian hasil verifikasi dan hasil rekonsiliasi antara Bank Bali


ah

dengan BDNI yang dilakukan pada tanggal 5 April 1999 di BPPN, divisi
R

si
Bank Liabilities BPPN melakukan evaluasi klaim Bank Bali atas dasar
peraturan yang ada yaitu Keppres No. 26/1998, SK Menteri Keuangan No.

ne
ng

26/MK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 dan SKB BI-BPPN tanggal 6


Maret 1998 yang dituangkan dalam Internal Memo No. 008 BL tanggal 9

do
April 1999.
gu

f. Dalam Internal Memo No. 008 BL tersebut yang dikemukakan adalah:


Fakta-fakta yang diketahui mengenai klaim Bank Bali kepada BDNI dan
In
A

BUN, evaluasi terhadap eligibility-nya dalam program penjaminan


pemerintah, pertimbangan yang digunakan dan usul termasuk klaim Bank
ah

lik

Bali yang tidak memenuhi syarat administratif pendaftaran dalam SKB I


tanggal 6 Maret 1998. Karena tidak memenuhi syarat administratif
diusulkan agar mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
m

ub

Fakta ini diperoleh dari saksi dari BPPN yaitu saksi Toto Budiarso, saksi
ka

Indra Rastiko Sunyoto, saksi FX Edgar Affandi, saksi Pande N. Lubis, dan
ep

bukti surat berupa Internal Memo No. 008 BL tanggal 9 April 1999.
ah

217
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 217
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
g. BPPN mengeluarkan Nota Dinas No. ND-05/BPPN/0499 tanggal 22

a
April 1999.

si
Pada tanggal 22 April 1999 BPPN melalui Nota Dinas Ketua BPPN (saksi
Glenn M. Yusuf) No. ND-05/BPPN/0499 kepada Menteri Keuangan (saksi

ne
ng
Bambang Subianto), telah merekomendasikan agar klaim Bank Bali
terhadap BDNI dapat dibayarkan dalam rangka program penjaminan

do
gu
pemerintah dengan rincian sebagai berikut :
1. Transaksi yang telah di-netting :
- Jumlah yang telah direkonsiliasi Rp. 436.717.230.723,-

In
A
- Dikurangi transaksi forward yang
menurut BI tidak dijamin Rp. 1.131.250.000,-
ah

lik
Jumlah netto yang dapat dibayarkan Rp. 435.585.980.723,-
2. Overdue interest :
am

ub
Overdue interest dihitung dari jumlah transaksi yang telah di-netting
(butir a) atas dasar suku bunga SBI untuk periode yang bersangkutan.
Jumlah Overdue interest sejak tiap transaksi jatuh tempo sampai
ep
k

dengan 31 Maret 1999 adalah sebesar Rp. 288.781.447.646,-


ah

3. Transaksi SWAP yang masih terbuka/belum di-netting:


R

si
Kewajiban BDNI kepada Bank Bali sebesar USD 45,000,000 sesuai
ketentuan SKB dibayarkan dalam mata uang Rupiah dengan kurs

ne
ng

pasar pada hari pembayaran, setelah dikurangi dengan kewajiban


Bank Bali kepada BDNI sebesar Rp. 185.125.000.000,-

do
Fakta ini diperoleh dari saksi-saksi dari BPPN (saksi Pande N. Lubis,
gu

saksi Glenn M. Yusuf, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso
Budianto, saksi Toto Budiarso, saksi FX Edgar Affandi, saksi Indra
In
A

Rastiko Sunyoto), Menteri Keuangan (saksi Bambang Subianto) dikuatkan


dengan bukti surat berupa Nota Dinas Ketua BPPN No. ND-
ah

lik

05/BPPN/0499 tanggal 22 April 1999.


h. Surat Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Departemen
m

Keuangan No. S-966/Sj/6/1999 tanggal 24 Mei 1999


ub

Menanggapi Nota Dinas BPPN No. ND-05/BPPN/0499 tanggal 22 April


ka

1999 yang dibuat oleh saksi Glenn M Yusuf, maka pada tanggal 24 Mei
ep

1999 Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Departemen


ah

218
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 218
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Keuangan dengan suratnya No. S-966/SJ.6/1999 mengusulkan agar:

a
- Terhadap SKB BI-BPPN tanggal 6 Maret 1998 dilakukan revisi

si
sehingga sejalan dengan peraturan yang lebih tinggi, yaitu Keppres
No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 dan Surat Keputusan Menteri

ne
ng
Keuangan R.I. No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998.
- Pembayaran klaim hendaknya didasarkan pada mekanisme

do
gu
rekonsiliasi baku antara Bank Indonesia dan BPPN.
Fakta ini diperoleh dari saksi Pande Nasorahona Lubis, saksi Glenn
M. Yusuf, saksi Bambang Subianto dikuatkan dengan bukti Surat

In
A
Kepala Biro Hukum Dan Hubungan Masyarakat Departemen
Keuangan No. S-966/Sj/6/1999 tanggal 24 Mei 1999.
ah

lik
i. Dasar pembayaran BPPN kepada Bank Bali:
Landasan hukum dan ketentuan-ketentuan tentang proses pembayaran
am

ub
klaim jaminan Pemerintah dan prosedur kegiatan pembayaran
sebagaimana yang terungkap di persidangan adalah sebagai berikut:
1. Atas dasar hasil verifikasi BI maupun tindak lanjut yang dilakukan
ep
k

BPPN (khususnya untuk Bank BBO/BBKU), BPPN akan memutuskan


ah

dibayar tidaknya klaim tersebut baik pokok maupun perhitungan


R

si
bunganya. Hal ini mengingat BPPN mempunyai wewenang penuh
dalam program penjaminan pemerintah dan pelaksanaannya

ne
ng

berdasarkan Keppres No. 27/1998 tanggal 26 Januari 1998 dan SKB


antara Direksi BI dan Ketua BPPN (baik SKB I dan SKB II). Sementara

do
itu sesuai dengan kesepakatan Direksi/Dewan Gubernur BI dan BPPN
gu

tanggal 24 September 1998, dengan diketahui oleh Menteri Keuangan,


BI mempunyai tugas untuk melakukan verifikasi terhadap klaim yang
In
A

diajukan dalam membantu kewenangan BPPN itu.


2. Dalam hal BPPN memberikan persetujuan untuk membayar, maka
ah

lik

pembayaran dilakukan dengan mata uang rupiah dan untuk kewajiban


dalam valuta asing dibayar berdasarkan kurs rata-rata pasar pada hari
itu sampai dengan pukul 12:00 WIB yang ditetapkan oleh BI.
m

ub

3. Dalam hal nasabah dan pihak ketiga memiliki hutang kepada bank,
ka

maka pembayaran dilakukan setelah kewajiban tersebut


ep

dikompensasikan dengan hutangnya.


ah

219
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 219
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. BPPN akan menerbitkan instruksi pembayaran kepada bank

a
Indonesia.

si
5. Bank debitur wajib melaporkan kepada BPPN selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah dilakukan pembayaran dengan melampirkan foto

ne
ng
kopi surat konfirmasi pembayaran dari kreditur.
6. Bank debitur wajib memberikan surat utang minimal senilai jumlah

do
gu
jaminan yang dibayar oleh BPPN, dengan jangka waktu 6 (enam)
bulan dan tingkat bunga sebesar bunga rata-rata JIBOR 1 (satu) bulan
ditambah 5 %.

In
A
Fakta ini diperoleh dari saksi-saksi dari Bank Indonesia yaitu saksi
Erman Munzir, saksi Dragono Lisan, saksi Desmi Demas, saksi Adnan
ah

lik
Djuanda, saksi Syahril Sabirin, saksi Bambang Subianto, saksi-saksi dari
BPPN yaitu saksi Glenn M. Yusuf, saksi Pande N. Lubis, saksi Farid
am

ub
Harianto, saksi R.C. Eko Santoso Budianto, saksi Toto Budiarso, saksi FX
Edgar Affandi, saksi Indra Rastiko Sunyoto dikuatkan dengan ketentuan-
ketentuan tentang Program Penjaminan Pemerintah.
ep
k

Bahwa yang melakukan 8 (delapan) transaksi SWAP dan 2 (dua)


ah

transaksi money market adalah P.T. Bank Bali dengan P.T. BDNI dan subyek
R

si
hukumnya bukanlah Djoko Soegiarto Tjandra.
Terungkap di persidangan melalui keterangan tim pemeriksa Bank Bali

ne
ng

(UPM B1-Bank Indonesia) saksi R. Dody Rushendra, Saksi Gandjar Mustika,


Saksi Abdul Basit, (ketiga saksi ini melakukan verifikasi terhadap Bank Bali

do
atas transaksi Bank Bali dan BDNI), Saksi Erman Munzir sebagai Kepala
gu

UPPB, bahwa transaksi yang dilakukan tersebut adalah sesuai dengan


prosedur dan sesuai dengan persyaratan, hal ini tertuang dalam surat Bank
In
A

Indonesia kepada BPPN No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999


Perihal penyampaian hasil verifikasi terhadap P.T. Bank Bali sebagai kreditur
ah

lik

dan P.T. BDNI sebagai debitur yang isinya:


“Bahwa tidak terdapat adanya indikasi ketidakbenaran dan
ketidakwajaran atas transaksi yang dilakukan oleh P.T. Bank Bali
m

ub

dengan P.T. BDNI, Bank Umum Nasional dan Bank Tiara dan
ka

permeriksaan terhadap BDNI tidak berjalan lancar karena ada


ep

perpindahan kantor ke Atrium Senen”.


ah

220
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 220
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa permintaan untuk melakukan verifikasi bukan berasal dari

a
Djoko Soegiarto Tjandra dan bukan didasarkan adanya perjanjian cessie,

si
tetapi atas permintaan dari BPPN sesuai dengan surat BPPN No.S-
100/PB/BPPN/II/99 tanggal 18 Pebruari 1999 yang meminta bantuan kepada

ne
ng
Bank Indonesia untuk melakukan verifikasi terhadap Bank Bali atas transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh Bank Bali dengan BDNI, Bank Umum Nasional,

do
dan Bank Tiara.gu
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Rudy Ramli (Dirut Bank
Bali), Saksi Firman Soetjahja (Wakil Dirut Bank Bali) bahwa tidak ada

In
A
kewajiban bagi P.T. Bank Bali untuk melakukan analisis terhadap keuangan
P.T. BDNI sebelum transaksi.
ah

lik
Saksi Iwan Ridwan Prawiranata menerangkan bahwa meskipun saldo
giro BDNI di Bank Indonesia menunjukkan posisi debet sebesar Rp. 8,7 triliun
am

ub
pada 30 Desember 1997, BDNI masih dapat melakukan transaksi dengan
Bank Bali. Deputi Gubernur BI ini menjelaskan karena BDNI masih
beroperasi, belum insolven, maka ia bebas melakukan transaksi dengan
ep
k

Bank Bali.
ah

Ahli Sutan Remy Syahdeini mengemukakan pendapatnya bahwa BDNI


R

si
yang saldo gironya pada Bank Indonesia per 30-12-1997 menunjuk posisi
debet Rp. 8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank

ne
ng

Bali, karena pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional,
belum dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan perdata.

do
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Erman Munzir,
gu

dibenarkan oleh saksi Abdul Basit, Saksi Dody Rushendra, Saksi Ganjar
Mustika, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Glenn Yusuf, bahwa hasil
In
A

verifikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap P.T. Bank Bali, BDNI,
BUN, dan Bank Tiara telah disampaikan oleh BI kepada BPPN dengan surat
ah

lik

No. 31/1658/UPPB/Adp tanggal 22 Maret 1999 yang isinya menyatakan:


- Untuk bank kreditur:
 untuk Bank Bali sebagai bank kreditur tidak ditemukan indikasi
m

ub

ketidakbenaran dan ketidakwajaran transaksi SWAP, Forward dan


ka

L/C antara PT. Bank Bali dengan BDNI dan Bank Tiara. Adapun
ep

transaksi pembelian promes yang diendors oleh PT. BUN belum


ah

221
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 221
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sesuai dengan prinsip praktik perbankan yang berhati-hati.

a
- Untuk bank debitur:

si
 Pemeriksaan terhadap PT. BDNI (BBO) tidak dapat berjalan lancar
mengingat Tim Koordinator BPPN yang menangani PT. BDNI

ne
ng
sedang melakukan persiapan pindah lokasi dan sebagian besar
data yang berkaitan berada di ex Kantor cabang PT. BDNI

do
gu Tangerang.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Pande

In
Nasorahona Lubis selaku Wakil Ketua BPPN Divisi Bank Liabilities bahwa
A
sesuai dengan SKB I tanggal 6 Maret 1998 dan SKB II tanggal 14 Mei 1999
tidak ada ketentuan yang mewajibkan untuk melakukan verifikasi terhadap
ah

lik
bank debitur, verifikasi cukup dilakukan terhadap bank kreditur.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Indra Rastiko
am

ub
Sunyoto dibenarkan oleh saksi Toto Budiarso, dan saksi Edgar Affandi
(ketiganya dari BPPN di Bagian Divisi Bank Liabilities) bahwa mereka
menyaksikan rekonsiliasi yang dilakukan oleh BDNI dengan Bank Bali dalam
ep
k

rangka untuk mencocokkan angka-angka tagihan antara BDNI dan Bank Bali
ah

yang dilakukan pada tanggal 5 April 1999 dan untuk semua pembayaran
R

si
tagihan antar bank harus dilakukan rekonsiliasi.
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Indra R. Sunyoto,

ne
ng

saksi Toto Budiarso, saksi Edgar Affandi (ketiganya dari bagian Divisi Bank
Liabilities BPPN), saksi Firman Soetjahja, saksi Irvan Gunardwi, saksi Fetty

do
Kwartati, saksi Pande Nasorahona Lubis bahwa pada tanggal 5 April 1999
gu

telah dilakukan rekonsiliasi antara P.T. Bank Bali dengan BDNI yaitu untuk
mencocokkan angka-angka tagihan antara Bank Bali dengan BDNI yang
In
A

dilakukan pada tanggal 5 April 1999 dengan disaksikan oleh BPPN dan untuk
semua pembayaran tagihan antar bank maka terlebih dahulu harus dilakukan
ah

lik

rekonsiliasi.
Rekonsiliasi antara BDNI dengan Bank Bali dihadiri oleh:
m

1. BANK BALI :
ub

 Firman Soetjahja, Wakil Presiden Direktur.


ka

 Irvan Gunardwi, Legal Manager.


ep

1. BANK BDNI :
ah

222
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 222
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Marsello Taufik, Koordinator Divisi Treasury.

a
 Fetty Kwartati, koordinator Divisi Internasional.

si
1. BPPN DIVISI LIABILITIES :
 Indra R. Sunyoto, Kepala Divisi.

ne
ng
 Toto Budiarso.
 Fx. Edgar Affandi.

do
gu
Dalam rekonsiliasi tersebut dibicarakan verifikasi jumlah klaim dengan
cara rekonsiliasi jumlah hutang-piutang antara administrasi PT Bank Bali

In
A
dengan PT BDNI. Maksud diadakannya rekonsiliasi adalah sebagai
pencocokan jumlah klaim antara administrasi Bank Bali dengan BDNI.
ah

Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Risalah rapat tanggal 5 April 1999 yang

lik
ditandatangani oleh para pihak yang hadir, dengan hasil sebagai berikut:
1. Bahwa telah dilakukan rekonsiliasi 8 (delapan) transaksi SWAP yang
am

ub
telah di- netting sebagaimana terlampir;
2. Bahwa telah dilakukan rekonsiliasi atas 2 (dua) transaksi SWAP yang
ep
masih terbuka sebagai berikut:
k

Jenis Jatuh Nominal Kurs Keterangan Transaksi Tempo Kontrak


ah

SWAP B/S 5-6-98 US$ 40 Jt 4,050 Bank Bali mempu


R

si
nyai kewajiban
Rp. 162 M
SWAP B/S 12-6-98 US$ 5 Jt 4,625 Bank Bali

ne
mempu
ng

nyai kewajiban
Rp. 23,125 M.
3. Belum mencapai kata sepakat mengenai cara settlement dari 2 (dua)

do
gu

transaksi SWAP yang terbuka tersebut pada butir 2 di atas. Pihak Bank
Bali menginginkan agar dilakukan netting dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada saat transaksi tersebut jatuh tempo. Untuk
In
A

transaksi tanggal 5 Juni 1998 menggunakan kurs Rp. 11.540 / US $


sedangkan pada tanggal 12 Juni 1998 mengunakan kurs Rp. 12.613 / US
ah

lik

$.
Pihak Bank Bali menginginkan agar overdue interest dihitung atas
m

ub

dasar suku bunga maksimum deposito 1 bulan bank-bank yang dijamin oleh
Bank Indonesia. Sedangkan pihak BPPN meminta agar Bank Bali
ka

mengajukan perhitungan alternatif dengan menggunakan suku bunga SBI 1


ep

bulan.
ah

223
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 223
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Transaksi SWAP dan money market tidak melawan hukum (lihat

a
pertimbangan hukum Judex Juris halaman 214). Pertimbangan tersebut

si
telah tepat dan benar dengan alasan sebagai berikut:
Saksi Iwan Ridwan Prawiranata menerangkan bahwa BDNI dapat

ne
ng
melakukan transaksi dengan Bank Bali meskipun saldo gironya di BI
menunjukkan posisi debet sebesar Rp. 8,7 triliun pada 30 Desember 1997

do
gu
karena BDNI masih beroperasi, belum insolven, maka dia bebas
melakukan transaksi dengan Bank Bali;

In
Terungkap di persidangan melalui Ahli Sutan Remy Syahdeini bahwa
A
BDNI yang saldo gironya pada Bank Indonesia per 30-12-1997 menunjuk
posisi debet Rp. 8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan
ah

lik
Bank Bali, karena pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang
operasional, belum dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan
am

ub
perbuatan perdata.
Terungkap di persidangan melalui Saksi Iwan Ridwan Prawiranata,
Deputi Gubernur Bank Indonesia sejak tanggal 17 Mei 1999, bahwa dia
ep
k

diangkat sebagai Ketua BPPN pada tanggal 3 Maret 1998 dan SKB I dibuat
ah

3 hari setelah itu, yaitu pada tanggal 6 Maret 1998, sehingga tanpa
R

si
disadarinya, SKB I itu menimbulkan banyak hambatan;
SKB I yang merupakan tata cara yang mengatur adminsitrasi

ne
ng

pendaftaran dan pengajuan klaim adalah kelanjutan dari Keppres No.


26/1998 di mana dalam Keppres tersebut Pemerintah menjamin seluruh

do
gu

deposan dan kreditur dari bank umum yang didirikan menurut hukum
Indonesia; Latar belakang lahirnya Keppres ini karena tekanan/rush yang
dilakukan masyarakat akibat ditutupnya 16 bank pada tanggal 1 November
In
A

1997, tanpa adanya perlindungan bagi nasabah dengan perangkat peraturan


yang jelas tentang dana yang mereka simpan dalam bank umum; Oleh
ah

lik

karena itu, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap


perbankan nasional, Pemerintah mengeluarkan Keppres No. 26/1998 tanggal
m

ub

26 Januari 1998, SK Menteri Keuangan No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28


Januari 1998 yang tata caranya diatur dalam SKB I;
ka

Terungkap di persidangan melalui Saksi Iwan R. Prawiranata yang


ep

ikut menandatangani SKB I bahwa kemudian SKB I telah mengakibatkan


ah

224
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 224
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
banyak tagihan yang tidak terdaftar karena bank debitur tidak atau terlambat

a
mendaftar; Hal ini menimbulkan banyak komplain, dari bank kreditur, baik

si
lokal maupun asing, dari Bank Dunia, dan IMF; Terhadap kreditur asing
kemudian pemerintah menandatangani Frankfurt Agreement dan pesertanya

ne
ng
mendapat jaminan dari Pemerintah Indonesia;
Hanya karena kesalahan satu kata, pelaksanaan program penjaminan

do
gu
pemerintah jadi berantakan. Kewajiban mendaftarkan hutang yang menurut
KMK 26/98 ada pada debitur dan kreditur, ternyata hanya tertulis ada pada
debitur dalam SKB I.

In
A
Tentang Program Penjaminan Pemerintah yang diuraikan oleh Jaksa
Penuntut Umum dalam Memori Peninjauan Kembali nya yang kemudian
ah

lik
diterima oleh Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor 12
PK/Pid.Sus/2009 pada halaman 23 s/d 28 Memori Peninjauan Kembali
am

ub
Jaksa Penuntut Umum sangat tidak berdasar. Pertimbangan Putusan
Majelis Hakim Peninjauan Kembali yang membenarkan alasan keberatan
tersebut harus dibatalkan dengan alasan sebagai berikut:
ep
k

Pada tahun 1998 Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan


ah

Keputusan tentang Program Penjaminan Pemerintah terhadap


R

si
Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
Dasar hukum penjaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran bank

ne
ng

umum adalah sebagai berikut:


a. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 26 tahun 1998 tanggal 26

do
gu

Januari 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank


Umum.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 tanggal 26
In
A

Januari 1998 tentang Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan


Nasional (BPPN).
ah

lik

c. Keputusan Menteri Keuangan No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari


1998 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah
m

ub

terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.


d. Surat Keputusan Bersama Bank Indonesia dan BPPN No.
ka

30/270/KEP/DIR dan 1/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998, sebagaimana


ep

telah diganti dengan Surat Keputusan Bersama BI dan BPPN No.


ah

225
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 225
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999.

a
Maksud dari peraturan tersebut adalah untuk menanggulangi keadaan

si
darurat yang melanda perbankan sejak krisis ekonomi berlangsung, yaitu
merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan yang berakibat

ne
ng
penarikan dana besar-besaran oleh masyarakat. Dengan adanya penjaminan
pemerintah ini diharapkan penarikan dana tersebut dapat dihentikan.

do
Latar gu belakang lahirnya Keppres
Pemerintah adalah karena tekanan rush yang dilakukan masyarakat akibat
tentang Program Penjaminan

dilikuidasinya/ditutupnya 16 bank oleh Pemerintah R.I. pada tanggal 1

In
A
November 1997 tanpa adanya perangkat peraturan yang memberikan
perlindungan kepada nasabah yang mempunyai dana simpanan di bank
ah

lik
umum
Fakta ini diperoleh dari saksi Iwan R. Prawiranata, saksi Subarjo
am

ub
Joyosumarto, Ahli Djoeanda Kartawinata, saksi Bambang Subianto, saksi
Miranda Gultom, saksi Syahril Sabirin, saksi Dragono Lisan.
Bahwa benar P.T. Bank Bali mempunyai tagihan/piutang kepada P.T.
ep
k

BDNI (Bank Dagang Nasional Indonesia), P.T. BUN (Bank Umum Nasional)
ah

dan Bank Tiara atas transaksi perbankan (SWAP, Forward, Money Market
R

si
dan L/C) yang jatuh tempo pada tahun 1998.
Bahwa pada saat tagihan Bank Bali ke BDNI jatuh tempo (ada yang

ne
ng

jatuh tempo sebelum diberlakukannya SKB I tanggal 6 Maret 1998),


pengelolaan BDNI diambil alih oleh BPPN, sehingga hak dan kewajibannya

do
telah diambil oper oleh BPPN.
gu

Status BDNI adalah:


- 14 Pebruari 1998 termasuk bank yang tidak solvent (kekurangan
In
A

modal dari yang dipersyaratkan) dipindahkan pengelolaannya dari BI ke


BPPN.
ah

lik

- 3 April 1998, menjadi BTO (Bank Take Over) di BPPN.


- 21 Agustus 1998 menjadi Bank Beku Operasi (BBO) di BPPN.
Fakta ini diperoleh dari saksi Iwan R. Prawiranata, saksi Pande N. Lubis,
m

ub

saksi Glenn M. Yusuf, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso Budianto,
ka

saksi Sjamsul Nursalim, saksi Fetty Kwartati, saksi Catharina Wijaya.


ep

Bahwa berdasarkan SKB BI-BPPN tanggal 6 Maret 1998, BDNI sebagai bank
ah

226
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 226
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
debitur mempunyai kewajiban untuk mengajukan klaim kepada BPPN yaitu

a
BDNI mendaftarkan kewajibannya (hutangnya terhadap Bank Bali) kepada

si
BPPN yaitu dengan surat-surat:
a. Surat BDNI kepada Bank Indonesia tanggal 16 Maret 1998 Ref.

ne
ng
No.165/OL/DIR/II/1998.
b. Surat BDNI kepada Bank Indonesia tanggal 23 Maret 1998 Ref.

do
gu
No.173/OL/DIR/III/1998, perihal: pinjaman interbank call money dari Bank
Bali.
c. Surat BDNI kepada BI No. 314/MGT/06/1998 tanggal 23 Juni 1998,

In
A
Perihal: Pemberitahuan ketidak-mampuan membayar kewajiban berupa
transaksi swap dengan nilai Rp. 48.060.000.000,-.
ah

lik
d. Surat BDNI kepada Bank Indonesia No. 283/MGT/06/1998 tanggal 23
Juni 1998, Perihal: Pemberitahuan ketidak-mampuan membayar
am

ub
kewajiban berupa transaksi money market dengan nilai sebesar Rp.
61.977.459.264,33.
e. Surat BDNI kepada BPPN No. 058/TP-BDNI/X/1998 tanggal 14 Oktober
ep
k

1998, Perihal: Klaim kewajiban BDNI kepada Bank Bali.


ah

f. Surat BDNI kepada BPPN No. 038/TP-BDNI/IX/1998 tanggal 29


R

si
September 1998.
Atas tagihan Bank Bali kepada BDNI yang belum bisa dibayar tersebut,

ne
ng

Bank Bali telah mengirimkan surat-surat kepada BDNI, Bank Indonesia,


BPPN dan Menteri Keuangan.

do
Surat-surat tersebut di antaranya adalah:
gu

1. Surat tanggal 10 Maret 1998


Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR/98016/DN/UM ke Bank Indonesia
In
A

(BI) yang ditujukan kepada saksi Iwan R. Prawiranata. Adapun pokok isi
surat tersebut adalah mohon bantuan BI agar dapat membantu
ah

lik

menyelesaikan tertundanya pembayaran atas transaksi foreign exchange


dengan BDNI yang sudah jatuh tempo (Rp. 64.754.250.000 pada tanggal
2 Maret 1998 dan Rp. 48.060.000.000,- pada tanggal 3 Maret 1998).
m

ub

Surat tanggal 3 Juni 1998


ka

Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR/98055/DN/UM ke BPPN yang


ep

ditujukan kepada saksi Iwan R. Prawiranata. Adapun pokok isi surat


ah

227
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 227
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tersebut adalah mohon bantuan BPPN agar dapat menyelesaikan

a
transaksi antara Bank Bali dengan BDNI.

si
2. Surat tanggal 8 Juni 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR/98056/DN/UM ke BI yang ditujukan

ne
ng
kepada Bapak Achwan. Adapun pokok isi surat tersebut adalah mohon
bantuan BI agar dapat menyelesaikan transaksi antara Bank Bali dengan

do
gu
BDNI, BUN dan Bank Tiara.
3. Surat tanggal 19 Juni 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: DIR-APN/Kel/014/VI/1998 ke Menteri

In
A
Keuangan (saksi Bambang Subianto). Adapun pokok isi surat tersebut
adalah mohon bantuan Menteri Keuangan agar dapat membantu BI agar
ah

lik
dapat menyelesaikan transaksi antara Bank Bali dengan BDNI, BUN dan
Bank Tiara.
am

ub
4. Surat tanggal 6 Agustus 1998
Bank Bali mengirim surat No. 170/CL/08/98 ke BI yang ditujukan kepada
Bapak Soebarjo Joyosumarto dengan tembusan kepada Menteri
ep
k

Keuangan (Bapak Bambang Subianto) dan Ibu Siti Chalimah Fadrijah (BI-
ah

UPB II). Adapun pokok isi surat tersebut mohon bantuan BI agar dapat
R

si
membantu menyelesaikan transaksi antara Bank Bali dengan BDNI, BUN
dan Bank Tiara.

ne
ng

5. Surat tanggal 28 September 1998


Bank Bali mengajukan surat keberatan atas surat BI No. 31/632/UPPB

do
/Adp tanggal 23 September 1998 dengan tembusan kepada Menteri
gu

keuangan, Gubernur BI dan Ketua BPPN.


6. Surat tanggal 5 Oktober 1998
In
A

Bank Bali mengajukan surat keberatan atas surat BI No. 31/653/UPPB/


Adp tanggal 28 September 1998 dengan tembusan kepada Menteri
ah

lik

Keuangan, Gubernur BI dan Ketua BPPN.


7. Surat tanggal 21 Oktober 1998
Bank Bali mengirim surat Nomor: 318/CL/10/98 yang ditujukan kepada
m

ub

Bpk. Glenn Yusuf. Adapun pokok isi surat adalah mohon agar BPPN
ka

dapat membantu menyelesaikan transaksi-transaksi antara Bank Bali


ep

dengan BDNI, BUN dan Bank Tiara yang tidak dapat diproses lebih lanjut.
ah

228
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 228
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
8. Surat tanggal 23 Desember 1998.

a
Bank Bali mengirim surat No: 344/CL/12/1998 ke BPPN dengan mengacu

si
kepada surat Nomor: 318/CL/10/98. Adapun pokok isi surat tersebut
adalah permohonan Bank Bali kepada BPPN agar ketentuan mengenai

ne
ng
penjaminan pemerintah dapat diberlakukan terhadap seluruh transaksi
antara Bank Bali dengan BDNI, BUN dan Bank Tiara.

do
gu
Fakta ini diperoleh dari saksi Rudy Ramli, Saksi Firman Soetjahja, saksi
Irvan Gunardwi, Saksi Djoko Kurnijanto, Saksi Erman Munzir, saksi Glenn
Yusuf, Saksi Dragono Lisan, saksi Iwan Ridwan Prawiranata dan saksi

In
A
Subarjo Joyosumarto.
Klaim P.T. Bank Bali kepada P.T. BDNI yang ditujukan kepada BPPN dan
ah

lik
BI semuanya ditolak dengan alasan:
a. Transaksi dimaksud belum didaftarkan.
am

ub
b. Transaksi dimaksud terlambat diajukan klaimnya.
Sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam SKB
Direksi BI dan Ketua BPPN No. 30/270/Kep/Dir dan No. 1/BPPN/1998
ep
k

tanggal 6 Maret 1998.


ah

Surat-surat dari Bank Indonesia kepada Bank Bali mengenai penolakan


R

si
klaim yang diajukan oleh P.T. Bank Bali antara lain adalah:
a. Tanggal 23-09-1998 surat No. 31/631/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar

ne
ng

Rp. 51,6 miliar.


b. Tanggal 24-09-1998 surat No. 31/635/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar

do
Rp. 48,06 miliar.
gu

c. Tanggal 28-09-1998 surat No. 31/635/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar


Rp. 64.754.250.000,- dan Rp. 66.139.271.458,-
In
A

d. Tanggal 05-10-1998 surat No. 31/687/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar


Rp. 61.977.459.264,33,-
ah

lik

e. Tanggal 13-10-1998 surat No. 31/713/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar


Rp. 461.600.000.000,- dan Rp. 57.625.000.000,-
f. Tanggal 16-10-1998 surat No. 31/738/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar
m

ub

Rp. 1.131.250-000,- dan Rp. 81.225.000.000,-


ka

g. Tanggal 20-10-1998 surat No. 31/775/UPPB/Adp jumlah tagihan sebesar


ep

Rp. 61.830.000,-
ah

229
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 229
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
SKB I BI-BPPN tanggal 6 Maret 1998 isinya bertentangan dengan

a
ketentuan yang tingkatannya lebih tinggi yaitu Surat Keputusan Menteri

si
Keuangan R.I. No. 26/MK.01/1998 tanggal 28 Januari 1998
Dalam Pasal 3 ayat 2 dari Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 26

ne
ng
tersebut ditetapkan bahwa yang mempunyai kewajiban untuk melakukan
pendaftaran dan pengajuan klaim adalah kreditur tetapi dalam SKB I tanggal

do
gu
6 Maret 1998 ditentukan yang melakukan pendaftaran dan pengajuan klaim
adalah debitur. Ketentuan SKB I inilah yang menimbulkan banyak kendala

In
dan menghambat pelaksanaan program penjaminan pemerintah. Hal inilah
A
yang menyebabkan adanya komplain baik dari kreditur lokal maupun kreditur
luar negeri, Asian Development Bank, World Bank dan IMF yang mengatakan
ah

lik
bahwa pelaksanaan program penjaminan ini sangat merugikan kreditur.
Untuk itulah maka dilakukan perubahan SKB I tanggal 6 Maret 1998 menjadi
am

ub
SKB II tanggal 14 Mei 1999, yang mana rencana perubahannya sudah
dimulai sejak Oktober 1998.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya SKB II tanggal 14 Mei
ep
k

1999 adalah:
ah

A. FAKTOR EKSTERNAL
R

si
Program restrukturisasi perbankan dan rekapitalisasi perbankan yang
dimulai pada kwartal IV tahun 1998, mengakibatkan khususnya bank-

ne
ng

bank peserta rekapitalisasi yang mempunyai tagihan antar bank


diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan modal, sehingga apabila

do
tagihan antar bank itu menjadi macet atau tidak tertagih mengakibatkan
gu

kebutuhan modal rekapitalisasi menjadi semakin besar atau dengan


kata lain bagian penyertaan modal pemerintah kepada bank-bank rekap
In
A

menjadi bertambah besar. Tagihan antar bank tersebut khususnya


kepada bnk-bank yang di BBO/BBKU, di mana menurut SKB I tanggal 6
ah

lik

Maret 1998 tidak dapat lagi diproses lebih lanjut karena tidak memenuhi
persyaratan administratif, terlambat mendaftarkan dan terlambat
m

ub

mengajukan klaim.
Adanya fasilitas Trade Maintenance Facility (TMF) dan Interbank Debt
ka

yang berdasarkan Frankfurt Agreement hanya menyangkut


ep

penyelesaian tagihan dari bank-bank kreditur luar negeri melalui


ah

230
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 230
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Exchange Offer Program (EOP). Dengan demikian kreditur luar negeri

a
telah terjamin pembayarannya dengan EOP tersebut yang pada bulan

si
Pebruari 1999 telah direalisasikan pembayaran bunganya, sedangkan
bagi bank kreditur dalam negeri tidak bisa memperoleh fasilitas tersebut

ne
ng
atau dengan kata lain diperlakukan tidak berimbang/adil (unequal
treatment), padahal menurut bank-bank, kreditur Pemerintah juga

do
gu
memberikan jaminan yang sama.
Tekanan IMF dan World Bank yang selalu mengkritik ketidaklancaran
program penjaminan dan terakhir dalam Letter of Intent yang

In
A
ditandatangani pada tanggal 14 Mei 1999 menyebutkan dalam salah
satu butir kesepakatan LoI bahwa tagihan antar bank bagi peserta
ah

lik
rekapitalisasi sudah harus selesai pada tanggal 28 Mei 1999.
Laporan tertulis misi IMF sejak bulan November 1998 menegaskan
am

ub
perlunya pembayaran klaim dipercepat agar program rekapitalisasi
perbankan tidak tertunda. Selain itu perwakilan IMF dan World Bank
yang ada di Jakarta berulang-ulang kali meminta perubahan SKB I agar
ep
k

syarat administrasi dalam pembayaran klaim dapat diperlunak atau


ah

dihilangkan.
R

si
a. Laporan misi IMF bulan November 1998, IMF menekankan bahwa
kredibilitas program penjaminan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu

ne
ng

penyelesaian pembayaran klaim yang tertunda harus segera


diselesaikan.

do
b. Laporan misi IMF bulan Desember 1998, IMF menekankan bahwa
gu

penyelesaian tunggakan bank-bank yang berada di bawah BPPN


kepada bank-bank kreditur harus segera diselesaikan.
In
A

c. Laporan misi IMF bulan Pebruari 1999, IMF menegaskan bahwa


kewajiban-kewajiban yang tidak/belum terbayarkan semakin
ah

lik

meningkat, terutama kewajiban bank-bank yang telah dibekukan.


Keadaan ini diyakini akan mempengaruhi keberhasilan program
rekapitalisasi bank-bank. Oleh karena itu IMF sangat dianjurkan
m

ub

agar dilakukan pembayaran tunggakan-tunggakan tersebut. Dari


ka

pembicaraan dengan anggota misi IMF, mereka mendesak perlunya


ep

diubah SKB I karena telah menimbulkan hambatan-hambatan


ah

231
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 231
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dalam pembayaran klaim.

a
d. Laporan misi IMF bulan Juli 1999 (setelah SKB II tanggal 14 Mei

si
1999 dikeluarkan), IMF memuji bahwa program penjaminan telah
berhasil menciptakan kestabilan di sektor perbankan dan

ne
ng
pemerintah telah melakukan program restrukturisasi perbankan
yang benar.

do
B. gu
FAKTOR INTERNAL
a. Keluhan dan keberatan dari bank-bank kreditur maupun bank-bank
debitur mengenai tidak dapat diselesaikannya klaim antar bank

In
A
melalui program penjaminan.
b. Perbanas mengeritik ketidaklancaran program penjaminan dengan
ah

lik
mengemukakan bahwa akibat tidak terbayarnya tagihan dari bank-
bank kreditur, menyebabkan kondisi bank semakin memburuk
am

ub
(Surat Perbanas kepada Gubernur Bank Indonesia tanggal 28
Desember 1998).
c. Dengan bertambah buruknya bank-bank yang dibekukan kegiatan
ep
k

usahanya (BBKU) mengakibatkan kewajiban dari BBKU tersebut


ah

kepada bank kreditur tidak dapat diselesaikan.


R

si
Makna lahirnya SKB II tanggal 14 Mei 1999:
1. Macetnya pembayaran klaim penjaminan pemerintah adalah karena

ne
ng

persyaratan administrasi dalam SKB I mengharuskan dipenuhi oleh bank-


bank debitur. Padahal dalam proses rekapitalisasi perbankan, bank-bank

do
debitur banyak yang telah dibekukan operasinya/kegiatannya
gu

(BBO/BBKU), antara pertengahan Mei 1998 s/d Maret 1999, sehingga


bank-bank tersebut tidak dapat memenuhi syarat administratifnya.
In
A

2. Agar pembayaran klaim penjaminan dapat lancar, maka syarat


administrasi dalam SKB I perlu diubah terutama untuk bank-bank debitur
ah

lik

yang sudah di BBO/BBKU. Masalah itulah yang dimuat dalam SKB II


tanggal 14 Mei 1999.
3. Dengan lancarnya pembayaran klaim penjaminan, kebutuhan modal
m

ub

bank-bank yang direkapitalisasi akan berkurang, sehingga pemerintah


ka

tidak perlu membayar dana rekapitalisasi terlalu besar pula.


ep

4. Perubahan SKB I menjadi SKB II tidak ada hubungannya dengan


ah

232
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 232
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
proses pembayaran tagihan Bank Bali, karena perubahan SKB

a
tersebut berlaku secara umum.

si
Rapat-rapat untuk pembahasan perubahan SKB BI-BPPN tanggal 6
Maret 1998:

ne
ng
Dalam rangka perubahan SKB tanggal 6 Maret 1998 telah dilakukan
beberapa kali rapat/pertemuan, yaitu:

do
gu
1. Rapat Direksi Bank Indonesia.
2. Pembahasan BPPN.

In
3. Pertemuan Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan BPPN serta Tim
A
Restrukturisasi Perbankan pada bulan Maret dan Mei 1999.
4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999.
ah

lik
Ad.1. Rapat Direksi BI tanggal 17 Desember 1998 dihadiri oleh:
a. Direksi Bank Indonesia: Syahril Sabirin, Iwan R. Prawiranata,
am

ub
Achwan, Subarjo Joyosumarto, Achyar Iljas.
b. Pejabat Bank Indonesia: Dragono Lisan, Adnan Djuanda (tim
Verifikasi), Ananda Pulungan (Tim Pendaftaran), Budi Mulya, Peny
ep
k

Warjiyo, Difi Johansyah (ketiga nya dari biro Gubernur).


ah

Materi yang dibahas dan disampaikan:


R

si
1. Terhadap klaim yang sudah disetujui untuk dibayar agar segera
diadakan pertemuan dengan BPPN, sehingga otorisasi BPPN

ne
ng

untuk pembayaran klaim tersebut dapat segera dikeluarkan.


2. Terhadap klaim yang ditolak atau belum dibayar agar dirumuskan

do
tata cara dan persyaratan tersendiri oleh Bank BTO/BBO termasuk
gu

untuk pembayaran trade finance mengenai maintaining bank dan


antar bank domestik yang selanjutnya menjadi addendum atas
In
A

SKB antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.


Ad 2. Pertemuan Bank Indonesia dan BPPN tanggal 19 Maret 1999
ah

lik

dihadiri oleh:
a. Pejabat Bank Indonesia: Erman Munzir, Edi Siswanto, Adnan
m

ub

Djuanda;
b. Pejabat BPPN: Pande N. Lubis, Toto Budiarso, FX Edgar Affandi.
ka

Dengan kesepakatan:
ep

 Tetap sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang terdapat dalam


ah

233
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 233
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Keppres 26 tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan No.

a
26/KMK.017/1998;

si
 Pembayaran atas tagihan bank hanya dimungkinkan apabila
transaksi yang mendasarinya terbukti sah, layak dan wajar setelah

ne
ng
memenuhi prosedur yang ditetapkan.
 Ketentuan penjaminan harus secara eksplisit mengatur:

do
gu
- Hal-hal yang berkaitan dengan Bank Beku Operasi
Beku Kegiatan Usaha sebagai debitur.
atau Bank

In
- Hal-hal yang berkaitan dengan lembaga keuangan yang bersifat
A
publik (misalnya perusahaan asuransi, dana pensiun) sebagai
kreditur.
ah

lik
Ad 3. Pertemuan Depkeu, BI dan BPPN serta tim restrukturisasi
Perbankan sekitar bulan Maret - Mei 1999 dihadiri antara lain oleh
am

ub
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan peserta
lainnya
ep
Pertemuan tersebut tidak dibuatkan risalah rapat. Yang dibahas adalah
k

hambatan-hambatan administratif sebagaimana tercantum dalam SKB


ah

tanggal 6 Maret 1998 tidak lagi dijadikan dasar dalam penyelesaian


R

si
penjaminan atau dengan kata lain perlu dilakukan perubahan Pasal-
Pasal SKB penjaminan (SKB tanggal 6 Maret 1998).

ne
ng

Ad 4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999 dilakukan di Bank Indonesia


dengan dihadiri:

do
gu

a. Menteri Keuangan;
b. Gubernur Bank Indonesia;
c. Direktur Bank Indonesia (Iwan R. Prawiranata);
In
A

d. Pejabat Bank Indonesia dan Staf:


1. Erman Munzir;
ah

lik

2. Edi Siswanto;
3. Adnan Djuanda;
m

ub

4. Alfano Gokmatua.
e. Pejabat dan Staf BPPN:
ka

1. Pande N. Lubis;
ep

2. Indra R. Sunyoto;
ah

234
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 234
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Toto Budiarso;

a
4. Argo Wibowo.

si
Dengan kesimpulan:
Disetujui untuk melakukan penyempurnaan SKB tanggal 6 Maret 1998

ne
ng
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran dan pengajuan
klaim;

do
a.
gu
Hal-hal yang diputuskan adalah:
Dalam melakukan verifikasi (on site dan off site) terhadap klaim
yang diajukan agar pelaksanaannya dikoordinasikan antara Bank

In
A
Indonesia dan BPPN.
b. Tagihan dari kreditur luar negeri berkenaan dengan pembelian
ah

lik
Promissory Notes yang diterbitkan oleh P.T. Kiani dan diendors oleh
BUN (BBO) agar penyelesaiannya dibahas bersama antara BI (ULN
am

ub
dan UPPB dengan BPPN).
Dengan SKB 14 Mei 1999, khusus untuk BBO/BBKU tidak diwajibkan
menyampaikan pemberitahuan ketidakmampuan membayar karena Tim
ep
k

Pemberesan atau Tim Pengelolaan Sementara atau pihak yang ditunjuk oleh
ah

BPPN akan melakukan verifikasi dan berdasarkan hasil verifikasi tersebut


R

si
membuat rekomendasi (klaim) kepada BPPN mengenai kewajiban yang tidak
dapat dibayar melalui program penjaminan Pemerintah. Dengan demikian

ne
ng

tagihan dari bank-bank peserta rekap yang mempunyai tagihan terhadap


BBO/BBKU sepanjang dapat dibuktikan transaksi antar bank tersebut benar,

do
wajar dan sah serta adanya dokumen pendukung yang mendasari timbulnya
gu

kewajiban bank dapat diproses pembayarannya, sehingga memberikan


dampak positif bagi bank peserta rekap yang saat ini mempunyai tagihan
In
A

antar bank terhadap BBO/BBKU.


SKB I tanggal 6 Maret 1998 telah menghambat pelaksanaan program
ah

lik

penjaminan pemerintah, karena tidak mungkin bank debitur yang


statusnya BBO/BBKU di mana banknya sendiri sudah tidak beroperasi
m

akan melakukan pendafataran dan pengajuan klaim kepada BPPN


ub

Fakta ini diperoleh dari saksi Iwan R. Prawiranata, saksi Subarjo


ka

Joyosomarto, saksi Dragono Lisan, saksi Glenn Yusuf, saksi Farid Harianto,
ep

saksi R.C. Eko Santoso Budianto, saksi Pande Nasorahona Lubis, saksi
ah

235
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 235
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Syahril Sabirin, saksi Bambang Subianto dan saksi Erman Munzir.

a
Kewenangan untuk memutuskan pembayaran klaim ada pada BPPN

si
yang diatur dalam:
1. Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Jaminan

ne
ng
Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
2. Keppres No. 27/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Pembentukan

do
gu
BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
3. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 26/MK.017/1998 tanggal 28
Januari 1998 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan

In
A
Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
4. SKB Direksi Bank Indonesia-BPPN No. 30/270/Kep/DIR dan
ah

lik
1/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998 dan No. 32/46/KEP/DIR dan
181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999, masing-masing tentang Petunjuk
am

ub
Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Umum.
5. Surat Menteri Keuangan No. SR-176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999
ep
k

Perihal: Surat Kuasa Umum Dalam Rangka Pembayaran Jaminan


ah

Pemerintah Terhadap Kewajiban Bank.


R

si
Uraian keberatan dalam Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum
tentang ‘Perjanjian Cessie; pada halaman 28 s/d 31 Memori Peninjauan

ne
ng

Kembali yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor


12 Pk/Pid.Sus/2009 memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan

do
yang nyata dan karenanya tidak dapat dipertahankan dan harus ditolak
gu

dengan alasan sebagai berikut :


Sutan Remy Sjahdeini, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas
In
A

Indonesia dan ahli hukum perbankan, di persidangan menerangkan sebagai


berikut :
ah

lik

 Setiap badan hukum yang telah mendapat pengesahan dari Menteri


Kumdang dapat melakukan transaksi cessie ; Bahkan cessie bukan saja
m

ub

dapat dilakukan oleh badan hukum, tetapi juga oleh natuurlijk persoon
(orang);
ka

 Tidak ada keharusan bahwa cessie dilakukan oleh lembaga factoring


ep

yang mempunyai ijin dari Menteri Keuangan, karena lembaga cessie


ah

236
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 236
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berbeda dari factoring. Factoring merupakan pengalihan hak tagihan

a
dagang dalam arti sebenarnya, yaitu berdasarkan faktur (invoice).

si
Sedangkan cessie merupakan suatu cara pengalihan tagihan;
 Akta cessie dapat dibuat di bawah tangan, karena Pasal 613 KUH

ne
ng
Perdata hanya mengatakan akta, bisa otentik, bisa di bawah tangan;
 Pemberitahuan kepada Debitur BDNI sudah memenuhi syarat

do
gu
mengikatnya cessie kepada pihak ke tiga karena Pasal 613 ayat (2)
KUHPerdata mensyaratkan pemberitahuan kepada pihak debitur tentang

In
adanya cessie tagihan, supaya mengikat debitur ;
A
 Pengalihan tagihan berlaku sejak perjanjian cessie disepakati dan
ditandatangani oleh pihak-pihak dalam perjanjian. Cessie tidak dapat
ah

lik
digantungkan pada syarat telah dibayar atau tidaknya, karena piutang
beralih kepada penerima cessie begitu akta cessie selesai ditandatangani
am

ub
(Pasal 613 ayat (1) KUHPerdata). Cessie dapat dilakukan dengan hibah,
jual beli, tetapi hak tagihan beralih seketika akta cessie ditandatangani.
Dalam hal jual beli, pembayaran dapat dilakukan sebelum jatuh tempo
ep
k

atau suatu waktu yang ditentukan ketika jatuh tempo.


ah

 Pihak-pihak dalam cessie, setelah menandatangani perjanjian cessie,


R

si
bisa mengikat diri dalam perjanjian lain, yaitu pemberian kuasa untuk
mengurus tagihan dan mengkreditkan hasilnya ke dalam rekening

ne
ng

pemberi kuasa setelah menerima cessie sebagaimana ternyata dari surat


kuasa PT EGP kepada Bank Bali tanggal 29 Maret 1999 No. 02/SK-

do
gu

EGP/III-99 yang isinya adalah untuk 1) melakukan penagihan, 2)


mengkreditkan hasil tagihan ke dalam rekening PT. EGP.
 Pemberian kuasa yang diatur dalam Pasal 1792 KUHPerdata berbeda
In
A

dari cessie sebagaimana diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata ;


Pemberian Kuasa tidak menyebabkan hak atas piutang kepada BDNI
ah

lik

yang dimiliki oleh cessionaris/PT EGP berpindah kembali kepada kreditur


lama (cedent / Bank Bali);
m

ub

 Dengan adanya surat kuasa dari PT EGP kepada Bank Bali, tidak berarti
bahwa PT EGP menyerahkan hak tagihannya berikut hasil tagihannya
ka

kepada Bank Bali. Bank Bali sebagai pemegang kuasa hanya mengurus
ep

kepentingan untuk dan atas nama PT EGP. Hal ini tidak sama dengan
ah

237
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 237
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
eksistensi PT EGP selaku pemegang hak / title holder.

a
 Karena dalam cessie Bank Bali-PT EGP terdapat fakta-fakta :

si
1). Bank Bali mengalihkan piutangnya senilai Rp. 598 miliar kepada PT
EGP ;

ne
ng
2). Sebaliknya, PT EGP harus menyerahkan surat berharga senilai Rp.
598 miliar kepada Bank Bali selambat-lambatnya tanggal 11 Juni 1999

do
; gu
maka PT EGP tetap harus menyerahkan surat berharga kepada Bank

In
Bali apabila sampai dengan tanggal 11-6-99 BPPN belum membayar
A
klaim Bank Bali yang dicessiekan tersebut. Dengan dikuasakannya
pengurusan tagihan, tidak berarti PT EGP terlepas dari kewajiban
ah

lik
menyerahkan surat berharga pada tanggal 11-6-1999.
 PT EGP tetap harus menyerahkan surat berharga yang telah diperjanjikan
am

ub
dalam perjanjian cessie, karena perjanjian berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya. Dalam hukum dikenal sebagai
pacta sunt servanda, setiap janji harus dipenuhi.
ep
k

 Transaksi-transaksi perbankan, misalnya swap, money market dan L/C


ah

dapat dilakukan hanya dengan telepon, telex yang dilanjutkan dengan


R

si
konfirmasi antara kedua belah pihak, karena perjanjian itu bisa lisan, bisa
tertulis. Dalam transaksi perbankan dikenal kontrak dalam bentuk

ne
ng

konfirmasi teleks, telepon, dst. Selama persetujuan-persetujuan


memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, maka Pasal 1338

do
gu

KUHPerdata berlaku bagi pihak-pihak dalam persetujuan dan berlaku


sebagai undang-undang.
 BPPN selaku badan yang dibentuk berdasarkan Pasal 37A Undang-
In
A

Undang No. 10 / 1998 dan Keppres No. 27 / 98 memiliki kewenangan


untuk mengurus semua kepentingan bank beku sebagaimana diatur
ah

lik

dalam Keppres No. 34 / 1998. BPPN selaku manajer dari bank beku
ataupun bank take over kurang lebih sama dengan kurator / pengampu
m

ub

eks Pasal 449 KUHPerdata bagi BDNI yang telah dibekukan operasinya.
 BDNI selaku badan hukum yang masih ada, belum dilikuidasi, belum
ka

dipailitkan, meskipun telah dibekuoperasikan, tetap tunduk pada


ep

ketentuan Pasal 1131 KUHPerdata untuk membayar hutang-hutangnya,


ah

238
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 238
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tetapi dilaksanakan oleh BPPN karena hak dan kewajibannya telah

a
diambilalih oleh BPPN.

si
 BDNI yang saldo gironya di BI per 30-12-1997 menunjuk posisi debet Rp.
8,7 triliun dapat melakukan transaksi-transaksi dengan Bank Bali, karena

ne
ng
pada Desember 1997 BDNI merupakan bank yang operasional, belum
dibekuoperasikan, karenanya dia dapat melakukan perbuatan perdata.

do
 gu
Kelalaian Bank Bali melakukan pelaporan adanya perjanjian cessie
kepada Bank Indonesia tidak dapat merugikan kepentingan PT EGP

In
yang beritikad baik karena kewajiban pelaporan hanya mengikat Bank Bali
A
dan Bank Indonesia. Bila terbukti perjanjian cessie tidak pernah
dilaporkan, sanksinya adalah teguran kepada Bank Bali, tetapi tidak
ah

lik
membatalkan perjanjian dengan pihak ketiga, karena pada prinsipnya
pihak ketiga yang beritikad baik harus dilindungi undang-undang. Bank
am

ub
Indonesia tidak mempunyai kewenangan untuk menjangkau PT EGP.
 Pemerintah bukanlah pemegang saham Bank Bali atau dengan kata lain
Bank Bali bukan milik negara karena meskipun masuk dalam daftar
ep
k

peserta program rekapitalisasi, tetapi belum menerima dana rekapitalisasi.


ah

Pemegang Sahamnya masih sama seperti sebelumnya.


R

si
 Karena Bank Bali ditake-over oleh BPPN pada tanggal 23 Juli 1999, maka
sebelum tanggal tersebut BPPN tidak punya kewenangan untuk

ne
ng

mencampuri perbuatan hukum yang dilakukan oleh Bank Bali, dalam hal :
1. Melakukan transaksi dengan BDNI di tahun 1997 ;

do
gu

2. Menandatangani perjanjian cessie dengan PT EGP pada tanggal 11-1-


1999 ;
3. Menjalankan kuasa untuk melakukan penagihan tanggal 29-3-1999 ;
In
A

4. Menandatangani perjanjian penyelesaian dengan PT EGP tanggal 9-6-


1999 ;
ah

lik

5. Melakukan pemindahbukuan dana hasil perjanjian cessie dan


perjanjian penyelesaian kepada PT EGP ;
m

ub

 Ketentuan tentang cessie hanya diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata dan
tidak diperlukan perjanjian obligatoir sebelum dilakukannya perjanjian
ka

cessie karena satu-satunya alas hak untuk memperoleh piutang-piutang


ep

atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya adalah dengan membuat
ah

239
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 239
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
akta, bisa otentik, bisa di bawah tangan. Kalau Perjanjian Cessie No. 002

a
ini dibaca, maka perjanjian obligatoir yang mendasari Perjanjian Cessie ini

si
sudah diterangkan, yaitu transaksi antar bank yang dilakukan oleh Bank
Bali dengan BDNI, di mana dari transaksi-transaksi tersebut telah lahir

ne
ng
piutang-piutang atas nama BDNI senilai Rp. 598 miliar. Dengan
dicessiekannya piutang-piutang atas nama tersebut, maka seketika itu

do
gu
pula piutang-piutang tersebut beralih. Selama transaksi-transaksi antara
BDNI-Bank Bali tersebut memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata,
maka mengikat mereka sebagai undang-undang.

In
A
 Selama transaksi antar bank antara BB-BDNI itu benar-benar terjadi dan
bukan rekayasa, maka transaksi itulah yang menjadi alas hak bagi
ah

lik
kreditur lama untuk mencessiekan piutang yang dimilikinya kepada
kreditur baru.
am

ub
 Ahli tidak melihat adanya sesuatu yang tidak patut dan tidak wajar dalam
hal cessie, Surat Kuasa Pengurusan, Surat Pernyataan No. 005,
Perjanjian Penyelesaian No. 007 antara Bank Bali dengan P.T. EGP.
ep
k

 Tidak ada yang tidak wajar dalam cessie Bank Bali-PT EGP. Cessie
ah

adalah lembaga pengalihan piutang yang lazim dalam dunia bisnis, juga
R

si
dalam dunia perbankan.
 P.T. EGP baru dapat dipersalahkan apabila pada tanggal 11-6-1999 tidak

ne
ng

melakukan prestasinya menyerahkan surat berharga senilai tagihan


pokok.

do
gu

 Adalah sah BPPN sebagai badan publik yang memerintahkan


pembayaran klaim Bank Bali.
Terungkap di persidangan melalui Saksi Rudy Ramli sebagai Direktur
In
A

Utama P.T. Bank Bali Tbk dan Saksi Rusli Suryadi sebagai Wakil Direktur
Utama P.T. Bank Bali Tbk -sebagai pihak yang menandatangani perjanjian
ah

lik

cessie dengan P.T. Era Giat Prima bahwa Perjanjian Cessie No. 002/P-
EGP/I-99 yang ditandatangani oleh mereka dengan Djoko Soegiarto Tjandra
m

ub

bukanlah perjanjian yang bersifat proforma, tetapi perjanjian yang memang


terjadi dan P.T. Bank Bali Tbk. serta P.T. Era Giat Prima telah melaksanakan
ka

hak dan kewajibannya terhadap yang lain.


ep

Saksi Rudy Ramli menerangkan bahwa pada tanggal 5 Peburari 1999


ah

240
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 240
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
P.T. Bank Bali telah menyerahkan semua dokumen-dokumen transaksi

a
antara P.T. Bank Bali dengan BDNI dan Bank Umum Nasional kepada P.T.

si
Era Giat Prima.
Terungkap di persidangan melalui bukti yang diajukan oleh Jaksa

ne
ng
Penuntut Umum maupun oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra dan
keterangan saksi-saksi tersebut di atas bahwa dalam perjanjian cessie

do
gu
No.002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999, dalam Pasal 2 dikatakan P.T.
Era Giat Prima memberikan prestasinya untuk membayar pembelian piutang
P.T. Bank Bali kepada BDNI (BBO) dengan menyerahkan surat berharga

In
A
yang diterbitkan oleh Bank Bali, Bank-bank pemerintah atau BUMN senilai Rp
598.091.770.00,- selambat-lambatnya tanggal 11 Juni 1999.
ah

lik
Saksi Rudy Ramli (Direktur Utama Bank Bali), saksi Firman Soetjahja
(Wakil Direktur Bank Bali), saksi Rusli Suryadi (Direktur) dan saksi Irvan
am

ub
Gunardwi (Legal Manager Bank Bali), bahwa pada tanggal 9 Juni 1999 telah
ditandatangani Perjanjian Penyelesaian No. 007 dan No. 008 yang isinya
antara lain:
ep
k

Pasal 1 tentang penyelesaian dalam angka 1.1. dari perjanjian


ah

penyelesaian disebutkan :
R

si
“Para pihak sepakat bahwa sebagai penyelesaian menyeluruh
dari kewajiban para pihak berdasarkan perjanjian cessie,

ne
ng

khususnya yang berkaitan dengan tagihan BDNI, maka para


pihak setuju kewajiban pihak kedua (P.T. Era Giat Prima) untuk

do
menyerahkan surat berharga dengan jumlah tagihan BDNI
gu

maupun kewajiban pihak pertama (P.T. Bank Bali) untuk


memindah bukukan pembayaran tagihan BDNI kepada pihak
In
A

kedua (P.T. Era Giat Prima) diubah menjadi pihak pertama (P.T.
Bank Bali) akan memindah bukukan dana sebesar Rp.
ah

lik

141.826.116.369,- (seratus empat puluh satu miliar delapan


ratus dua puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus
enam puluh sembilan rupiah) dari sisa pembayaran BDNI
m

ub

kepada pihak kedua ( P.T Era Giat Prima ) selambat-lambatnya


ka

pada tanggal 11 Juni 1999”.


ep

Bahwa sesuai dengan Perjanjian Penyelesaian No. 007 dan No. 008
ah

241
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 241
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 9 Juni 1999 kewajiban P.T Era Giat Prima untuk menyerahkan

a
surat-surat berharga kepada Bank Bali diganti dengan kewajiban untuk

si
menyerahkan uang tunai.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 yang menerima

ne
ng
keberatan Jaksa Penuntut Umum tentang peranan Terdakwa dalam
pencairan klaim’ pada halaman 31 s/d 34 Memori Peninjauan Kembali

do
gu
tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan dengan alasan sebagai
berikut :

In
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi-saksi dari Bank
A
Indonesia (saksi Abdul Basit, saksi R. Dody Rushendra, saksi Erman Munzir,
saksi Dragono Lisan, saksi Desmi Demas, saksi Adnan Djuanda, saksi Djoko
ah

lik
Kurniawan) dan saksi-saksi dari BPPN (saksi Glenn M. Yusuf, saksi Pande
Nasorahona Lubis, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso Budiarto)
am

ub
bahwa saksi-saksi ini tidak kenal dengan Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra
dan selama melakukan tugasnya tidak pernah dipengaruhi oleh Terdakwa
Djoko Soegiarto Tjandra, saksi-saksi ini dalam melakukan tugasnya sesuai
ep
k

dengan prosedur kerja yang ada.


ah

Terungkap di persidangan melalui Saksi Rudy Ramli (Direktur Utama


R

si
PT. Bank Bali Tbk), saksi Firman Soetjahja (Wakil Direktur Utama PT. Bank
Bali Tbk) bahwa dalam pengajuan klaim PT Bank Bali Tbk kepada BPPN,

ne
ng

mereka tidak pernah mempengaruhi pejabat-pejabat yang ada di Bank


Indonesia maupun yang ada di BPPN. Yang mereka lakukan adalah

do
mengajukan komplain / keberatan kepada Bank Indonesia karena klaim Bank
gu

Bali ditolak dengan alasan tidak memenuhi persyaratan adminstratif


sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret 1998, yaitu mengenai
In
A

keterlambatan waktu pengajuan klaim yang bukan merupakan kesalahan PT.


Bank Bali Tbk sebagai bank kreditur tetapi kesalahan PT. BDNI sebagai
ah

lik

Direktur dan ini adalah di luar kendali PT Bank Bali Tbk.


Terungkap di persidangan melalui saksi Pande Nasorahona Lubis
m

(wakil Ketua BPPN), saksi Dragono Lisan, saksi Erman Munzir (Kepala
ub

UPPB-BI), saksi Firman Soetjahja (Wakil Direktur Utama PT Bank Bali Tbk),
ka

saksi Irvan Gunardwi (Legal Manager), dan saksi Hendri Kurniawan


ep

(karyawan PT Bank Bali Tbk), bahwa benar pada tanggal 8 Pebruari 1999
ah

242
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 242
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan 11 Pebruari 1999 diadakan pertemuan di BPPN untuk membahas klaim

a
PT. Bank Bali Tbk, yang ditolak oleh Bank Indonesia karena tidak memenuhi

si
persyaratan administratif sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret
1998 yaitu terlambat didaftarkan. Dalam pertemuan tersebut pihak Bank Bali

ne
ng
yang diwakili oleh saksi Firman Soetjahja mempertanyakan mengapa hanya
karena terlambat didaftar saja mengakibatkan klaim Bank Bali tidak dapat

do
diproses. gu
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Irvan Gunardwi,
saksi AA. Baramuli, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Setya Novanto,

In
A
dan saksi Syahril Sabirin bahwa mereka tidak mengetahui apakah ada
pertemuan pada tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia dan mereka tidak
ah

lik
pernah menghadiri pertemuan di Hotel Mulia pada tanggal 11 Pebruari 1999.
Keterangan saksi-saksi ini dibenarkan oleh Terdakwa Djoko Soegiarto
am

ub
Tjandra.
Terungkap di persidangan melalui Saksi Pande Nasorahona Lubis
bahwa saksi tidak pernah hadir dalam pertemuan tanggal 11 Pebruari 1999 di
ep
k

Hotel Mulia sebagaimana yang didakwakan oleh Saudara Penuntut Umum


ah

dan saksi Pande Nasorahona Lubis tidak pernah mendikte Firman Soetjahja
R

si
selaku Wakil Direktur PT Bank Bali Tbk mengenai kesulitan–kesulitan yang
dihadapi oleh P.T. Bank Bali Tbk dan saksi juga tidak pernah meminta

ne
ng

kepada saksi Firman Soetjahja untuk membuat surat kepada Ketua BPPN
(Badan Penyehatan Perbankan Nasional).

do
Uraian keberatan mengenai unsur merugikan keuangan negara dalam
gu

Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum pada angka II halaman 34


s/d 36 yang diterima dalam Putusan No. 12 PK/Pid.Sus/2009 harus
In
A

dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi dan dibatalakan dengan


alasan sebagai berikut :
ah

lik

Bahwa P.T. Bank Bali Tbk mempunyai tagihan/piutang terhadap BDNI


yang telah dibekuoperasikan oleh Pemerintah dan tanggung jawabnya
m

diambilalih oleh BPPN.


ub

Bahwa berdasarkan:
ka

a. Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Jaminan terhadap


ep

kewajiban pembayaran Bank Umum;


ah

243
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 243
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
b. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI SK Menkeu No.

a
26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 tentang syarat dan tata cara

si
pelaksanaan jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank
Umum;

ne
ng
c. Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN
No. 30/270/Kep/Dir dan I/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1999;

do
gu
d. Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN
No. 32/36/Kep/Dir dan 181/BPPN/05-99 tanggal 14 Mei 1999;
Maka BPPN mempunyai kewajiban untuk membayarkan tagihan/piutang

In
A
P.T. Bank Bali Tbk. kepada BDNI (BBO).
Bahwa dana yang dibayarkan oleh BPPN kepada P.T. Bank Bali Tbk. adalah
ah

lik
pembayaran resmi dan bukanlah uang hasil kejahatan, tetapi merupakan hak
P.T. Bank Bali Tbk atas tagihan/piutang P.T. Bank Bali Tbk terhadap P.T.
am

ub
BDNI yang dibekuoperasikan oleh Pemerintah, yang hak dan kewajibannya
diambil alih oleh BPPN, sehingga berdasarkan peraturan-peraturan tersebut
di atas, BPPN berkewajiban untuk membayarkan hutang BDNI (BBO) kepada
ep
k

P.T. Bank Bali Tbk tanpa kecuali. Dengan demikian, maka pembayaran
ah

tagihan/piutang yang dilakukan oleh BPPN kepada P.T. Bank Bali Tbk atas
R

si
piutang P.T. Bank Bali Tbk terhadap BDNI adalah berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang ada sebagaimana yang kami sebutkan di atas dan

ne
ng

merupakan kewajiban Pemerintah dalam hal ini BPPN. Sedangkan uang


yang diterima oleh P.T. Era Giat Prima berasal dari sebagian dana yang

do
dibayarkan kepada P.T. Bank Bali Tbk atas kewajiban BDNI yang di BBO
gu

oleh Pemerintah.
Terungkap di persidangan bahwa Saksi Syahril Sabirin bahwa
In
A

pembayaran kepada Bank Bali sebesar Rp. 904 miliar adalah sesuai dengan
Program Penjaminan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Keppres
ah

lik

No. 26 / 1998; Pembayaran yang diterima Bank Bali menjadi haknya Bank
Bali dan Bank Indonesia tidak berhak melakukan intervensi atas dana yang
diterima tersebut. Saksi Sjahril Sabirin juga menambahkan bahwa BI telah
m

ub

melakukan verifikasi atas transaksi antara BDNI dengan Bank Bali dan
ka

hasilnya adalah tidak ditemukan ketidakbenaran dan ketidakwajaran.


ep

Lebih lanjut saksi Syahril Sabirin menerangkan bahwa latar belakang


ah

244
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 244
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diterbitkannya SKB II adalah karena adanya faktor internal dan faktor

a
eksternal, di antaranya, desakan dari IMF, World Bank, Perbanas dan bank-

si
bank kreditur, baik yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri. IMF
bahkan secara tertulis menanyakan kenapa SKB I ternyata kurang realistis.

ne
ng
SKB II dikeluarkan untuk memperlancar program penjaminan pemerintah dan
tidak semata-mata diterbitkan untuk kepentingan Bank Bali, tetapi untuk

do
gu
kepentingan semua bank umum.
Bahwa dana yang diterima oleh P.T. Era Giat Prima dari PT. Bank Bali
Tbk dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp. 546.468.544.738,00 berasal

In
A
dari tagihan pokok Bank Bali terhadap BDNI (BBO) setelah dikurangi nilai
pasar (market value) dari surat berharga yang harus diserahkan oleh PT. Era
ah

lik
Giat Prima kepada Bank Bali ditambah bunga.
Bahwa hal ini adalah sesuai dengan Perjanjian Cessie No. 002/P-
am

ub
EGP/I-99, tanggal 11 Januari 1999 dan Perjanjian Penyelesaian No.
007/BB/CL/VI/1999 dan No. 008/BB/CL/VI/1999 tanggal 9 Juni 1999 di mana
semua perjanjian-perjanjian tersebut adalah sah dan mengikat P.T. Bank Bali
ep
k

Tbk dan P.T. Era Giat Prima sebagai para pihak.


ah

Bahwa pembayaran yang diterima oleh PT. Bank Bali Tbk adalah dana yang
R

si
seharusnya diterima oleh Bank Bali yang telah di-cessie-kan kepada PT Era
Giat Prima. Dana yang diterima oleh P.T. Bank Bali Tbk sebesar Rp.

ne
ng

904.642.428.369,00 adalah dana yang memang seharusnya dibayar oleh


Pemerintah/BPPN sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan sebagai

do
berikut :
gu

a. Keppres No. 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 tentang Jaminan Terhadap


Kewajiban Pembayaran Bank Umum;
In
A

b. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI SK Menkeu No. 26/KMK.017/1998


tanggal 28 Januari 1998 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan
ah

lik

Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum;


c. Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN
No. 30/270/Kep/Dir dan I BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998;
m

ub

d. Surat Keputusan Bersama Gubenur Bank Indonesia dan Ketua BPPN No.
ka

32/46/Kep/Dir dan 181/BPPN/05-99 tanggal 14 Mei 1999;


ep

Bahwa uang yang diterima oleh Bank Bali dari BPPN bukanlah uang
ah

245
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 245
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
negara, melainkan kewajiban BDNI yang diambilalih oleh pemerintah. Di lain

a
pihak, BDNI telah menyerahkan asetnya sebesar Rp. 27,3 trilun

si
sebagaimana ternyata dari Master of Settlement and Acquisition Agreement
tanggal 21-9-1998.

ne
ng
Bahwa kemudian BPPN menggunakan dana dari program penjaminan
pemerintah untuk membayar kewajiban BDNI kepada Bank Bali dan bukan

do
gu
dari asset BDNI sendiri, itu adalah wewenang penuh BPPN.
Dana Bank Bali yang dibayarkan kepada PT Era Giat Prima bukanlah
uang negara karena sampai saat ditandatanganinya Perjanjian

In
A
Penyelesaian Cessie, Bank Bali belum direkap oleh pemerintah,
sehingga belum ada satu rupiahpun uang negara yang masuk ke Bank
ah

lik
Bali.
Bahwa uang yang diterima oleh PT Era Giat Prima sebesar Rp.
am

ub
546.468.544.738,- adalah uang Bank Bali dan sesuai dengan Perjanjian
Cessie No. 002/P-EGP/I-99 tanggal 11-1-1999 dan sebagaimana telah
dituangkan dalam Perjanjian Penyelesaian No. 007/BB/CL/VI/99 dan No.
ep
k

008/BB/CL/VI/99 masing-masing tanggal 9 Juni 1999. Dengan demikian


ah

Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan No. 002/P-EGP/I-99 tanggal 11


R

si
Januari 1999 yang ditandatangani oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra
selaku Direktur P.T. Era Giat Prima dengan P.T. Bank Bali Tbk, yang diwakili

ne
ng

oleh saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama P.T. Bank Bali Tbk dan saksi
Rusli Suryadi selaku Direktur P.T. Bank Bali adalah sah karena sesuai

do
dengan syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH
gu

Perdata dan karenanya berlaku sebagai undang-undang sesuai dengan


Pasal 1338 KUH Perdata.
In
A

Oleh karena itu, uang yang diterima P.T. Era Giat Prima sejumlah Rp.
546.468.544.738,00 bukanlah uang negara sebagaimana yang diuraikan oleh
ah

lik

Saudara Penuntut Umum dalam Memori Peninjauan Kembalinya, akan tetapi


merupakan hak P.T. Era Giat Prima berdasarkan surat Perjanjian/Pengalihan/
m

Cessie Tagihan No. 002/P-EGP/I-99 tanggal 11 Januari 1999 yang ditanda-


ub

tangani oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra selaku Direktur P.T. Era Giat
ka

Prima dengan P.T. Bank Bali Tbk yang diwakili oleh saksi Rudy Ramli selaku
ep

Direktur Utama P.T. Bank Bali dan saksi Rusli Suryadi selaku Direktur P.T.
ah

246
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 246
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bank Bali Tbk dan sepenuhnya menjadi hak P.T. Era Giat Prima.

a
Uraian keberatan mengenai unsur ‘turut serta’ pada halaman 37 s/d 42

si
Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum yang dibenarkan oleh
Mahkamah Agung dalam Putusannya Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 harus

ne
ng
ditolak dan pertimbangan yang menerima alasan yang diuraikan dalam
Peninjuaun Kembali Jaksa Penuntut Umum tersebut harus dinyatakan

do
gu
tidak dapat dipertahankan lagi dengan alasan sebagai berikut:
Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi-saksi dari Bank

In
Indonesia (saksi Abdul Basit, saksi R. Dody Rushendra, saksi Erman Munzir,
A
saksi Dragono Lisan, saksi Desmi Demas, saksi Adnan Djuanda, saksi
DDjoko Kurniawan) dan saksi-saksi dari BPPN (saksi Glenn M. Yusuf, saksi
ah

lik
Pande Nasorahona Lubis, saksi Farid Harianto, saksi R.C. Eko Santoso
Budiarto) bahwa saksi-saksi ini tidak kenal dengan Terdakwa Djoko Soegiarto
am

ub
Tjandra dan selama melakukan tugasnya tidak pernah dipengaruhi oleh
Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra, saksi-saksi ini dalam melakukan
tugasnya sesuai dengan prosedur kerja yang ada.
ep
k

Saksi Rudy Ramli (Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk), saksi Firman
ah

Soetjahja (Wakil Direktur Utama PT. Bank Bali Tbk) menerangkan bahwa
R

si
dalam pengajuan klaim PT Bank Bali Tbk kepada BPPN, mereka tidak
pernah mempengaruhi pejabat-pejabat Bank Indonesia maupun BPPN. Yang

ne
ng

mereka lakukan adalah mengajukan komplain/keberatan kepada Bank


Indonesia karena klaim Bank Bali ditolak dengan alasan tidak memenuhi

do
persyaratan adminstratif sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret
gu

1998, yaitu mengenai keterlambatan waktu pengajuan klaim yang bukan


merupakan kesalahan PT. Bank Bali Tbk sebagai bank kreditur tetapi
In
A

kesalahan PT. BDNI sebagai Direktur dan ini adalah di luar kendali PT Bank
Bali Tbk.
ah

lik

Terungkap di persidangan dari saksi Pande Nasorahona Lubis (wakil


Ketua BPPN), saksi Dragono Lisan, saksi Erman Munzir (Kepala UPPB-BI),
m

ub

saksi Firman Soetjahja (Wakil Direktur Utama PT Bank Bali Tbk), saksi Irvan
Gunardwi (legal manager), dan saksi Hendri Kurniawan (karyawan PT Bank
ka

Bali Tbk), bahwa benar pada tanggal 8 dan 11 Pebruari 1999 diadakan
ep

pertemuan di BPPN untuk membahas klaim PT. Bank Bali Tbk, yang ditolak
ah

247
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 247
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh Bank Indonesia karena tidak memenuhi persyaratan administratif

a
sebagaimana diatur dalam SKB I tanggal 6 Maret 1998 yaitu terlambat

si
didaftarkan.Dalam pertemuan tersebut pihak Bank Bali yang diwakili oleh
saksi Firman Soetjahja memper-tanyakan mengapa hanya karena terlambat

ne
ng
didaftar saja mengakibatkan klaim Bank Bali tidak dapat diproses.
Terungkap di persidangan melalui saksi Irvan Gunardwi, saksi AA.

do
gu
Baramuli, Saksi Pande Nasorahona Lubis, Saksi Setya Novanto, dan saksi
Syahril Sabirin bahwa mereka tidak mengetahui apakah ada pertemuan pada
tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia dan mereka tidak pernah menghadiri

In
A
pertemuan di Hotel Mulia pada tanggal 11 Pebruari 1999. Keterangan saksi-
saksi ini dibenarkan oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra.
ah

lik
Saksi Pande Nasorahona Lubis menerangkan bahwa dia tidak hadir di
pertemuan tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia sebagaimana yang
am

ub
diuraikan dalam Memori Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum dan
saksi Pande Nasorahona Lubis tidak pernah mendikte Firman Soetjahja
selaku Direktur PT Bank Bali Tbk mengenai kesulitan–kesulitan yang
ep
k

dihadapi oleh P.T. Bank Bali Tbk dan saksi juga tidak pernah meminta
ah

kepada saksi Firman Soetjahja untuk membuat surat kepada Ketua BPPN
R

si
(Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
Bahwa selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya SKB II

ne
ng

tanggal 14 Mei 1999 adalah :


A. FAKTOR EKSTERNAL

do
Program restrukturisasi perbankan dan rekapitalisasi perbankan yang
gu

dimulai pada kwartal IV tahun 1998, mengakibatkan khususnya bank-


bank peserta rekapitalisasi yang mempunyai tagihan antar bank
In
A

diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan modal, sehingga apabila


tagihan antar bank itu menjadi macet atau tidak tertagih mengakibatkan
ah

lik

kebutuhan modal rekapitalisasi menjadi semakin besar atau dengan


kata lain bagian penyertaan modal pemerintah kepada bank-bank
rekap menjadi bertambah besar. Tagihan antar bank tersebut
m

ub

khususnya kepada bnk-bank yang di BBO/BBKU, di mana menurut


ka

SKB I tanggal 6 Maret 1998 tidak dapat lagi diproses lebih lanjut karena
ep

tidak memenuhi persyaratan administratif, terlambat mendaftarkan dan


ah

248
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 248
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terlambat mengajukan klaim.

a
Adanya fasilitas Trade Maintenance Facility (TMF) dan Interbank Debt

si
yang berdasarkan perjanjian Frankfurt hanya menyangkut penyelesaian
tagihan dari bank-bank kreditur luar negeri melalui Exchange Offer

ne
ng
Program (EOP). Dengan demikian sebagai kreditur luar negeri telah
terjamin pembayarannya dengan EOP tersebut yang pada bulan

do
gu
Pebruari 1999 telah direalisasikan pembayaran bunganya, sedangkan
bagi bank kreditur dalam negeri tidak bisa memperoleh fasilitas tersebut
atau dengan kata lain diperlakukan tidak berimbang/adil (unequal

In
A
treatment), padahal menurut bank kreditur Pemerintah juga
memberikan jaminan yang sama.
ah

lik
Tekanan IMF dan World Bank yang selalu mengkritik ketidak-lancaran
program penjaminan dan terakhir dalam Letter of Intent yang
am

ub
ditandatangani pada tanggal 14 Mei 1999 menyebutkan dalam salah
satu butir kesepakatan LoI bahwa tagihan antar bank bagi peserta
rekapitalisasi sudah harus selesai pada tanggal 28 Mei 1999.
ep
k

Laporan tertulis misi IMF sejak bulan November 1998 menegaskan


ah

perlunya pembayaran klaim dipercepat agar program rekapitalisasi


R

si
perbankan tidak tertunda. Selain itu perwakilan IMF dan World Bank
yang ada di Jakarta berulang-ulang kali meminta perubahan SKB I agar

ne
ng

syarat administrasi dalam pembayaran klaim dapat diperlunak atau


dihilangkan.

do
a. Laporan misi IMF bulan November 1998, IMF menekankan bahwa
gu

kredibilitas program penjaminan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu


penyelesaian pembayaran klaim yang tertunda harus segera
In
A

diselesaikan.
b. Laporan misi IMF bulan Desember 1998, IMF menekankan bahwa
ah

lik

penyelesaian tunggakan bank-bank yang berada di bawah BPPN


kepada bank-bank kreditur harus segera diselesaikan.
c. Laporan misi IMF bulan Pebruari 1999, IMF menegaskan bahwa
m

ub

kewajiban-kewajiban yang tidak/belum terbayarkan semakin


ka

meningkat, terutama kewajiban bank-bank yang telah dibekukan.


ep

Keadaan ini diyakini akan mempengaruhi keberhasilan program


ah

249
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 249
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
rekapitalisasi bank-bank. Oleh karena itu IMF sangat mendesak

a
(strongly recommended) agar dilakukan pembayaran tunggakan-

si
tunggakan tersebut. Dari pembicaraan dengan anggota misi IMF,
mereka mendesak perlunya diubah SKB I karena telah

ne
ng
menimbulkan hambatan-hambatan dalam pembayaran klaim.
d. Laporan misi IMF bulan Juli 1999 (setelah SKB II tanggal 14 Mei

do
gu1999 dikeluarkan), IMF memuji bahwa program penjaminan telah
berhasil menciptakan kestabilan di sektor perbankan dan
pemerintah telah melakukan program restrukturisasi perbankan

In
A
yang benar.
B. FAKTOR INTERNAL
ah

lik
- Keluhan dan keberatan dari bank-bank kreditur maupun bank-bank
debitur mengenai tidak dapat diselesaikannya klaim antar bank
am

ub
melalui program penjaminan.
- Perbanas mengeritik ketidaklancaran program penjaminan dengan
mengemukakan bahwa akibat tidak terbayarnya tagihan dari bank-
ep
k

bank kreditur, menyebabkan kondisi bank semakin memburuk


ah

(Surat Perbanas kepada Gubernur Bank Indonesia tanggal 28


R

si
Desember 1998).
- Dengan bertambah buruknya bank-bank yang dibekukan kegiatan

ne
ng

usahanya (BBKU) mengakibatkan kewajiban dari BBKU tersebut


kepada bank kreditur tidak dapat diselesaikan.

do
Makna lahirnya SKB II tanggal 14 Mei 1999 :
gu

1. Macetnya pembayaran klaim penjaminan pemerintah adalah karena


persyaratan administrasi dalam SKB I mengharuskan dipenuhi oleh bank-
In
A

bank debitur. Padahal dalam proses rekapitalisasi perbankan, bank-bank


debitur banyak yang telah dibekukan operasinya/kegiatannya
ah

lik

(BBO/BBKU), antara pertengahan Mei 1998 s/d Maret 1999, sehingga


bank-bank tersebut tidak dapat memenuhi syarat administratifnya.
m

2. Agar pembayaran klaim penjaminan dapat lancar, maka syarat


ub

administrasi dalam SKB I perlu diubah terutama untuk bank-bank debitur


ka

yang sudah di BBO/BBKU. Masalah itulah yang dimuat dalam SKB II


ep

tanggal 14 Mei 1999.


ah

250
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 250
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Dengan lancarnya pembayaran klaim penjaminan, kebutuhan modal

a
bank-bank yang direkapitalisasi akan berkurang, sehingga pemerintah

si
tidak perlu membayar dana rekapitalisasi terlalu besar pula.
4. Perubahan SKB I menjadi SKB II tidak ada hubungannya dengan proses

ne
ng
pembayaran tagihan Bank Bali, karena perubahan SKB tersebut berlaku
secara umum.

do
gu
Rapat-rapat untuk pembahasan perubahan SKB BI-BPPN tanggal 6
Maret 1998 :
Bahwa dalam rangka perubahan SKB tanggal 6 Maret 1998 telah dilakukan

In
A
beberapa kali rapat/pertemuan, yaitu:
1. Rapat Direksi Bank Indonesia.
ah

lik
2. Pembahasan BPPN.
3. Pertemuan Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan BPPN serta Tim
am

ub
Restrukturisasi Perbankan pada bulan Maret dan Mei 1999.
4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999.
Ad.1. Rapat Direksi BI tanggal 17 Desember 1998 dihadiri oleh :
ep
k

a. Direksi Bank Indonesia : Syahril Sabirin, Iwan R. Prawiranata, Achwan,


ah

Subarjo Joyosumarto, Achyar Iljas.


R

si
b. Pejabat Bank Indonesia : Dragono Lisan, Adnan Djuanda (tim Verifikasi),
Ananda Pulungan (Tim Pendaftaran), Budi Mulya, Peny Warjiyo, Difi

ne
ng

Johansyah (ketiga dari biro Gubernur).


Materi yang dibahas dan disampaikan :

do
1. Terhadap klaim yang sudah disetujui untuk dibayar agar segera diadakan
gu

pertemuan dengan BPPN, sehingga otorisasi BPPN untuk pembayaran


klaim tersebut dapat segera dikeluarkan.
In
A

2. Terhadap klaim yang ditolak atau belum dibayar agar dirumuskan tata
cara dan persyaratan tersendiri oleh Bank BTO/BBO termasuk untuk
ah

lik

pembayaran trade finance mengenai maintaining bank dan antar bank


domestik yang selanjutnya menjadi addendum atas SKB antara Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.
m

ub

Ad 2. Pertemuan Bank Indonesia dan BPPN tanggal 19 Maret 1999


ka

dihadiri oleh :
ep

a. Pejabat Bank Indonesia: Erman Munzir, Edi Siswanto, Adnan


ah

251
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 251
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Djuanda;

a
b. Pejabat BPPN: Pande N. Lubis, Toto Budiarso, FX Edgar Affandi.

si
Dengan kesepakatan:
 Tetap sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang terdapat dalam

ne
ng
Keppres 26 tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan No.
26/KMK.017/1998 ;

do
gu
 Pembayaran atas tagihan bank hanya dimungkinkan apabila transaksi
yang mendasarinya terbukti sah, layak dan wajar setelah memenuhi

In
prosedur yang ditetapkan.
A
 Ketentuan penjaminan harus secara eksplisit mengatur:
- Hal-hal yang berkaitan dengan Bank Beku Operasi atau Bank Beku
ah

lik
Kegiatan Usaha sebagai debitur.
- Hal-hal yang berkaitan dengan lembaga keuangan yang bersifat
am

ub
publik (misalnya perusahaan asuransi, dana pensiun) sebagai
kreditur.
Ad 3. Pertemuan Depkeu, BI dan BPPN serta tim restrukturisasi
ep
k

Perbankan sekitar bulan Maret - Mei 1999 dihadiri antara lain oleh
ah

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan peserta


R

si
lainnya.
Pertemuan tersebut tidak dibuatkan risalah rapat. Yang dibahas adalah

ne
ng

hambatan-hambatan administratif sebagaimana tercantum dalam SKB


tanggal 6 Maret 1998 tidak lagi dijadikan dasar dalam penyelesaian

do
gu

penjaminan atau dengan kata lain perlu dilakukan perubahan Pasal-


Pasal SKB penjaminan (SKB tanggal 6 Maret 1998).
Ad 4. Pertemuan tanggal 11 Mei 1999 dilakukan di Bank Indonesia
In
A

dengan dihadiri:
- Menteri Keuangan ;
ah

lik

- Gubernur Bank Indonesia ;


- Direktur Bank Indonesia (Iwan R. Prawiranata) ;
m

ub

- Pejabat Bank Indonesia dan Staf :


1. Erman Munzir ;
ka

2. Edi Siswanto ;
ep

3. Adnan Djuanda ;
ah

252
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 252
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. Alfano Gokmatua.

a
- Pejabat dan Staf BPPN :

si
1. Pande N. Lubis ;
2. Indra R. Sunyoto ;

ne
ng
3. Toto Budiarso ;
4. Argo Wibowo.

do
gu
Dengan kesimpulan:
Disetujui untuk melakukan penyempurnaan SKB tanggal 6 Maret 1998
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran dan pengajuan klaim;

In
A
Hal-hal yang diputuskan adalah:
a. Dalam melakukan verifikasi (on site dan off site) terhadap klaim yang
ah

lik
diajukan agar pelaksanaannya dikoordinasikan antara Bank Indonesia
dan BPPN.
am

ub
b. Tagihan dari kreditur luar negeri berkenaan dengan pembelian Promissory
Notes yang diterbitkan oleh P.T. Kiani dan diendors oleh BUN (BBO) agar
penyelesaiannya dibahas bersama antara BI (ULN dan UPPB dengan
ep
k

BPPN).
ah

Dengan SKB 14 Mei 1999, khusus untuk BBO/BBKU tidak diwajibkan


R

si
menyampaikan pemberitahuan ketidakmampuan membayar karena Tim
Pemberesan atau Tim Pengelolaan Sementara atau pihak yang ditunjuk oleh

ne
ng

BPPN akan melakukan verifikasi dan berdasarkan hasil verifikasi tersebut


membuat rekomendasi (klaim) kepada BPPN mengenai kewajiban yang tidak

do
dapat dibayar melalui program penjaminan Pemerintah. Dengan demikian
gu

tagihan dari bank-bank peserta rekap yang mempunyai tagihan terhadap


BBO / BBKU sepanjang dapat dibuktikan transaksi antar bank tersebut benar,
In
A

wajar dan sah serta adanya dokumen pendukung yang mendasari timbulnya
kewajiban bank dapat diproses pembayarannya, sehingga memberikan
ah

lik

dampak positif bagi bank peserta rekap yang saat ini mempunyai tagihan
antar bank terhadap BBO / BBKU.
Unsur ‘perbuatan berlanjut’ sebagaimana diuraikan pada halaman 42 s/d
m

ub

44 Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum yang dibenarkan oleh


ka

Majelis Hakim Peninjauan Kembali Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 harus


ep

dibatalkan karena memperlihatkan kekhilafan Hakim dan kekeliruan


ah

253
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 253
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang nyata dengan alasan sebagai berikut :

a
Pasal 64 ayat (1) KUHP menyatakan :

si
“jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan
kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa

ne
ng
sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka
hanya diterapkan satu aturan pidana; jika berbeda-beda, yang

do
gu
diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok yang palin berat”.
Ketentuan Pasal 64 KUH Pidana populer disebut sebagai perbuatan
berlanjut. Mengamati materiele daad di atas, Jaksa Penuntut Umum telah

In
A
memberikan perumusan materiele heid secara keliru sebagai perbuatan
berlanjut, karena fakta-fakta yang diuraikan sebagai materiele daad pada
ah

lik
Dakwaan mengandung kekeliruan persepsi dengan mencampuradukkan
makna delik berlanjut atau “voorgezette delict” dengan delik terus menerus
am

ub
atau “voortdurend delict”. Kekeliruan ini tampak semakin jelas manakala
dalam Memori Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum sama sekali tidak
ditemukan karakter yang disyaratkan dari perbuatan berlanjut (voorgezette
ep
k

handeling), yaitu adanya kesatuan kehendak (untuk melakukan tindak


ah

pidana) di antara pelaku (Terdakwa sekarang Pemohon Peninjauan Kembali


R

si
dan saksi-saksi lain-lain), adanya perbuatan-perbuatan sejenis yang
dilakukan Terdakwa dan adanya faktor hubungan waktu (jarak waktu yang

ne
ng

tidak terlalu lama).


Jaksa Penuntut Umum tidak dapat mengatakan ada voorgezette

do
handeling apabila benar ada faktor hubungan waktu yang tidak terlalu lama,
gu

tetapi TIDAK ADA kesatuan kehendak (melakukan tindak pidana) di antara


pelaku dan perbuatan sejenis, mengingat perbuatan-perbuatan yang berlanjut
In
A

itu bukan kehendak melakukan tindak pidana.


Syarat-syarat untuk menentukan adanya “perbuatan berlanjut” sebagai-
ah

lik

mana yang dinyatakan oleh dalam Memori Peninjauan Kembali Jaksa


Penuntut Umum yang diterima oleh Majelis Hakim Peninjauan Kembali
m

ub

Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 tidak terpenuhi, karena:


1. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Pande N. Lubis, saksi
ka

AA Baramuli, saksi Syahril Sabirin, saksi Tanri Abeng yang BAP nya
ep

dibuat di bawah sumpah dan dibacakan de depan persidangan, saksi


ah

254
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 254
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Marimutu Manimaren, saksi Setya Novanto dan saksi Irvan Gunardwi,

a
dibenarkan oleh Terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra bahwa tidak ada

si
pertemuan tanggal 11 Pebruari 1999 di Hotel Mulia lantai 40 ruang
President Suite, Jakarta.

ne
ng
2. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi AA. Baramuli bahwa
pada tanggal 11 Pebruari 1999 jadwal kegiatan saksi AA Baramuli

do
gu
sebagai Ketua DPA (Dewan Pertimbangan Agung) sangat padat dan
saksi berada di kantor sampai dengan 19.00 WIB dan dalam agenda
kegiatan harian saksi tidak ada jadwal untuk menghadiri pertemuan di

In
A
Hotel Mulia Senayan Jakarta.
3. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Syahril Sabirin,
ah

lik
bahwa pada tanggal 11 Pebruari 1999, saksi tidak pernah melakukan
pertemuan di Hotel Mulia; dan pada tanggal 11 Pebruari 1999 tersebut
am

ub
saksi berada di gedung DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) s/d pukul 19.00
untuk melakukan dengar pendapat.
4. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Syahril Sabirin,
ep
k

bahwa saksi tidak pernah diminta oleh AA Baramuli untuk memperhatikan


ah

masalahan tagihan Bank Bali begitu juga saksi AA Baramuli tidak pernah
R

si
meminta kepada saksi Syahril Sabirin untuk memperhatikan masalah
tagihan Bank Bali.

ne
ng

5. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Pande Nasorahona


Lubis, bahwa dia tidak pernah menyuruh Bank Bali untuk menulis surat

do
kepada BPPN yang isinya mengenai tagihan-tagihan Bank Bali kepada
gu

BDNI.
6. Terungkap di persidangan melalui keterangan saksi Firman Soetjahja,
In
A

hanya dia saja yang menyatakan ada pertemuan di Hotel Mulia pada
tanggal 11 Pebruari 1999 (unus testis nullus testis), tetapi itupun bukan
ah

lik

pertemuan yang dihadiri saksi Marimutu Manimaren, apalagi dengan


embel-embel ‘diprakarsai oleh Terdakwa’ ; Saksi Firman Soetjahja
menerangkan bahwa yang terjadi adalah Pande Lubis menanyakan
m

ub

kepada saksi Firman Soetjahja apakah kesulitan-kesulitan yang dihadapi


ka

Bank Bali sehingga tidak dibayar. Tidak ada pembicaraan lain.


ep

Keterangan saksi Firman Soetjahja ini dibantah oleh saksi-saksi lain yaitu
ah

255
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 255
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
saksi AA Baramuli, saksi Tanri Abeng, saksi Syahril Sabirin, saksi Setya

a
Novanto, saksi Irvan Gunardwi dan juga dibantah oleh Terdakwa.

si
Bahwa berdasarkan fakta yang diuraikan di atas, maka penerapan Pasal
64 ayat (1) KUHP mengenai perbuatan berlanjut (voortgezette handeling)

ne
ng
tidak terpenuhi.
Berdasarkan argumentasi yang dikemukakan oleh Pemohon Peninjauan

do
gu
Kembali tersebut di atas tehadap pertimbangan hukum Mahkamah
Agung dalam Putusan Nomor: 12 PK/Pid.Sus/2009 halaman 126 s/d 130,

In
ternyata bahwa pertimbangan yang terdapat dalam putusan tersebut
A
tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dibatalkan.
Selanjutnya pada halaman 130 dan 131, Mahkamah Agung dalam
ah

lik
Putusan No. 12 PK/Pid.Sus/2009 mempertimbangkan :
Menimbang, bahwa dalam musyawarah Majelis Hakim Agung terdapat
am

ub
pendapat yang berbeda (dissenting opinion) yang diajukan oleh Hakim
Agung Prof. Dr. Komariah E Sapardjaja, S.H., dan Hakim Agung Suwardi,
S.H., MH., mengenai pokok perkara sebagai berikut:
ep
k

Prof. Dr. Komariah E. Sapardjaja, S.H.


ah

Bahwa dalam sejarah pembentukan KUHAP, masalah peninjauan kembali


R

si
disampaikan oleh pemerintah dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 9
Oktober 1979 (vide Sejarah Pembentukan Undang-Undang Republik

ne
ng

Indonesia No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, disusun oleh
Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan Departemen

do
gu

Kehakiman RI, Jakarta, 2 April 1982, hlm. 119) ;


Masalah PK tersebut telah ditanggapi oleh berbagai Fraksi di DPR, bahwa
“Lembaga Peninjauan Kembali ini justru diadakan untuk melindungi
In
A

kepentingan Terpidana, (ibid, hlm. 215, hlm 226) sehingga tidak sulit
untuk disepakati ;
ah

lik

Menimbang bahwa Pasal-Pasal tentang peninjauan kembali, harus


ditafsirkan secara sistematis dengan Pasal 3 KUHAP dan Pasal 182 ayat
m

ub

(1.b), yang menyatakan bahwa : “dengan ketentuan bahwa Terdakwa


atau penasihan hukum selalu mendapat giliran terakhir”, maka jelaslah
ka

bahwa Peninjauan Kembali adalah juga upaya hukum luar biasa bagi
ep

Terpidana, dan bukan bagi Jaksa Penuntut Umum.


ah

256
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 256
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa dalam bagian Menimbang dalam Undang-Undang Republik

a
Indonesia No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana butir c, telah

si
digariskan “bahwa pembangunan nasional di bidang hukum acara pidana
adalah agar masyarakat menghayati hak dan kewajibannya dan untuk

ne
ng
meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak sesuai dengan
fungsi dan wewenang masing-masing ke arah tegaknya hukum, keadilan

do
gu
dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia,...”;
Bahwa alasan-alasan yang dikemukakan di atas adalah alasan yuridis
untuk membantah dalil Jaksa Penuntut Umum (Pemohon Peninjauan

In
A
Kembali – hlm. 6 Memori Peninjauan Kembali) bahwa tidak dilarang Jaksa
Penuntut Umum mengajukan Peninjauan Kembali.
ah

lik
Bahwa dalam sejarah perjuangan hak asasi manusia khususnya tentang
asas legalitas dalam KUHAP (jo. Pasal 3 KUHAP) yang merupakan hasil
am

ub
perjuangan rakyat terhadap rezim kekuasaan absolut pada zaman ancient
regime, sehingga diperlukan jaminan kepastian hukum bagi perlindangan
individu dari kesewenang-wenangan penguasa, adalah alasan historis
ep
k

untuk membantah dalil Jaksa Penuntut Umum seperti disebutkan di atas;


ah

Memperhatikan Berita Acara Pendapat Hakim No.


R

si
10/Pid/PK/2008/PN.JKT. SEL., tanggal 11 Desember 2008;
Bahwa apabila Jaksa Penuntut Umum telah menemukan bukti-bukti baru

ne
ng

tentang dugaan tindak pidana dilakukan oleh Terdakwa/Terpidana yang


sama, sebenarnya dapat dilakukan penuntutan baru sepanjang tidak

do
bertentangan dengan asas ne bis in idem.
gu

Berdasarkan Pasal 266 ayat (1) KUHAP, Permohonan Peninjauan


Kembali tidak dapat diterima.
In
A
ah

lik

Suwardi, S.H., MH.


Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum tidak
m

ub

dapat dibenarkan oleh karena :


 Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang
ka

Kekuasaan Kehakiman menerapkan peraturan secara umum tentang


ep

peninjauan kembali (PK), sedangkan peninjauan kembali dalam


ah

257
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 257
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
perkara pidana diatur secara khusus dalam Pasal 263 KUHAP;

a
 Pasal 263 ayat (1) KUHAP menentukan:

si
“Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan

ne
ng
hukum, Terdakwa atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung”.

do
gu
Ketentuan tersebut bersifat limitatif :
1) Bahwa putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum tidak

In
dapat diajukan permintaan peninjauan kembali;
A
2) Yang berhak mengajukan permintaan peninjauan kembali hanya
Terdakwa atau ahli warisnya. Jaksa Penuntut Umum tidak dapat
ah

lik
mengajukan peninjauan kembali.
Atas dissenting opinion sebagaimana jadi pertimbangan dalam Putusan
am

ub
Nomor 12 PK/Pid.Sus/2009 tersebut Pemohon Peninjauan Kembali
menyatakan sangat sependapat. Pendapat mengenai larangan peninjauan
kembali oleh Jaksa telah dikemukakan oleh Ahli Drs. Adami Chazawi SH
ep
k

pada persidangan pemeriksaan peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum di


ah

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


R

si
Ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
 Bahwa keahlian ahli adalah di bidang hukum pidana;

ne
ng

 Bahwa ahli menjadi dosen sejak tahun 1974;


 Bahwa ahli sudah sering didengar keterangannya sebagai ahli di

do
gu

pengadilan;
 Bahwa unsur-unsur peninjauan kembali (PK) adalah:
In
- Upaya hukum luar biasa;
A

- Terhadap putusan pemidanaan oleh pengadilan yang sudah


mempunyai kekuatan hukum tetap;
ah

lik

- Putusan mana yang mengandung kesalahan, yang maksudnya tidak


dapat diperbaiki dengan upaya hukum biasa;
m

ub

- Untuk menegakkan dan mengembalikan hak-hak Terpidana yang telah


terampas oleh putusan tersebut;
ka

- Hanya dapat dilakukan oleh Terpidana atau ahli warisnya.


ep
ah

258
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 258
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Landasan peninjauan kembali hanya boleh diajukan oleh Terpidana :

a
a. Filosofi dan jiwa lembaga peninjauan kembali, dilandasi kepentingan

si
Terpidana untuk mengembalikan dan menegakkan hak-haknya yang
telah terlanjur terampas oleh putusan penghukuman. Terpidana adalah

ne
ng
yang salah. Maka negara tidak dibenarkan mengajukan peninjauan
kembali dengan tujuan untuk menghukum.

do
gu
b. Jika diberi hak, (1) putusan bebas kehilangan kepastian hukum, (2)
bertentangan dengan fungsi hukum pidana & tujuan negara hukum, (3)

In
perkosaan terhadap prinsip peninjauan kembali (untuk memulihkan
A
hak terhukumnya yang terlanjur dirampas negara).
 Bahwa Mahkamah Agung (MA) telah melakukan empat pelanggaran bila
ah

lik
yang menerima peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum (JPU), yaitu :
a) Melanggar Pasal 263 (1), yang tidak membenarkan pihak lain
am

ub
mengajukan peninjauan kembali.
b) Melanggar Pasal 263 (2), yang hanya dapat diajukan terhadap
putusan pemidanaan.
ep
k

c) Melanggar Pasal 266 (2) huruf b, Mahkamah Agung hanya boleh


ah

menjatuhkan 4 macam amar putusan, tidak pemidanaan.


R

si
d) Melanggar Pasal 266 (3), yang melarang Mahkamah Agung memutus
melebihi pidana semula.

ne
ng

 Bahwa apabila Mahkamah Agung menerima peninjauan kembali Jaksa


Penuntut Umum maka Mahkamah Agung tidak dianggap melaksanakan

do
gu

Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang No. 4/2004, karena :


1) Menggali nilai hukum dan keadilan masyarakat dibedakan, apabila
(1) hukumnya belum ada atau (2) hukumnya belum jelas dan
In
A

memerlukan penafsiran. Norma yang sudah jelas tidak dapat


ditafsirkan lagi (adagium interpretatio cessat in claris).
ah

lik

2) Menggali nilai-nilai hukum masyarakat tidak boleh dengan melanggar


hukum.

m

ub

Bahwa pihak-pihak yang disebutkan dalam Pasal 23 ayat (1) Undang-


Undang No. 4 / 2004 tidak termasuk Jaksa Penuntut Umum, alasannya
ka

adalah :
ep

a) Norma Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4 / 2004 merupakan


ah

259
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 259
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
norma hukum untuk semua perkara baik itu perkara pidana, perkara

a
TUN, perkara perdata. Sedangkan Pasal 263 ayat (1) merupakan

si
norma hukum khusus untuk perkara pidana. Norma khusus itulah
yang berlaku. (azas lex specialis derogat legi generali).

ne
ng
b) Norma Pasal 263 ayat (1) KUHAP merupakan norma yang sudah
jelas dan tuntas. Norma yang sudah jelas dan tuntas tidak dapat

do
gu
ditafsirkan lagi (adagium interpretatio cessat in claris). Sedangkan
Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4 / 2004 norma umum yang
masih diperlukan penjabaran atau penafsiran lagi.

In
A
c) Rumusan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4 / 2004 jangan
dibaca sepotong-potong, tapi harus menyeluruh. Disana ada syarat-
ah

lik
syarat yakni “bila terdapat hal atau keadaan tertentu dalam undang-
undang”. Dan untuk peninjauan kembali perkara pidana ada
am

ub
ketentuan undang-undang sendiri yakni Pasal 263 ayat (1) KUHAP.
d) Syarat pengajuan peninjauan kembali dalam Pasal 263 ayat (2)
KUHAP tidak dapat dipisahkan dengan syarat subyek yang berhak
ep
k

mengajukan Peninjauan Kembali dalam ayat (1). Artinya syarat-


ah

syarat mengajukan peninjauan kembali dalam ayat (2) hanya dapat


R

si
digunakan oleh subyek hukum dalam ayat (1) saja, yaitu Terpidana
atau ahli warisnya.

ne
ng

e) Menurut dogma penafsiran, apabila dalam norma ditentukan syarat-


syarat mengenai suatu hal secara limitatif, tidak diperkenankan

do
menambah syarat lain. Pasal 263 ayat (1) disebutkan secara limitatif.
gu

Menjadi rumusan tertutup.


f) Tugas Jaksa Penuntut Umum adalah membuktikan Terdakwa
In
A

bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan untuk memenuhi


syarat Pasal 183 KUHAP. Apabila pada akhirnya Jaksa Penuntut
ah

lik

Umum tidak berhasil membuktikannya, maka Jaksa Penuntut Umum


tidak dibenarkan untuk berulang-ulang terus menerus sepanjang
masa sekehendaknya tanpa batas waktu untuk membuktikan surat
m

ub

dakwaannya.
ka

g) Putusan Mahkamah Konstitusi No. 16/PUU-VI/2008 tanggal 15


ep

Agustus 2008 dalam permohonan uji materiil Pasal 23 ayat (1)


ah

260
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 260
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Undang-Undang No. 4 / 2004, menyatakan Hakim pidana harus

a
tunduk dan menerapkan aturan khusus peninjauan kembali dalam

si
Undang-Undang.
 Akibat dari Jaksa Penuntut Umum dibolehkan mengajukan peninjauan

ne
ng
kembali, yaitu:
a) Tidak ada kepastian hukum lagi di Indonesia, baik bagi negara,

do
gu masyarakat dan pribadi.
 Bagi negara adalah negara sudah melanggar hak asasi

In
manusia. Negara sudah menjalankan negara kekuasaan.
A
Norma Pasal 263 (1) KUHAP: (1) untuk membatasi kekuasaan
negara (due process of law) agar tidak sewenang-wenang. (2)
ah

lik
sebagai satu indikator dari negara hukum dan bukan negara
kekuasaan. Oleh karena itu sikap sebagian Hakim di Mahkamah
am

ub
Agung yang sudah keliru tersebut harus segera dihentikan.
Sesungguhnya Mahkamah Agung sudah menghentikan dan
mengakhirinya melalui Putusan No. 84PK/Pid/2006 tanggal 18
ep
k

Juli 2007 dalam kasus Mulyar bin Samsi.


ah

 Bahaya bagi penduduk negara, khususnya Terdakwa. Meskipun


R

si
dibebaskan atau dilepaskan dari tuntutan hukum, putusan
tersebut tidak menjamin tentram dan kedamaian sepanjang

ne
ng

hidupnya.
b) Negara telah meniadakan fungsi negara hukum. Sebaliknya

do
menjalankan fungsi negara kekuasaan.
gu

c) Oleh karena itu menyerang rasa keadilan yang sudah ditegakkan


dengan melalui putusan pembebasan atau lepas dari tuntutan
In
A

hukum yang sudah in kracht.


d) Telah mengacaukan sistem hukum acara pidana Indonesia,
ah

lik

khususnya tentang keberadaan lembaga peninjauan kembali. Lihat


saja norma Pasal 264, 265, 266, dan 268 yang di dalamnya
m

disebutkan subyek hukum Pemohon. Jika pengertian pemohon


ub

dianggap termasuk Jaksa Penuntut Umum, maka norma pasal-


ka

pasal tersebut menjadi berantakan. Lihat Pasal 268 ayat (2), kalau
ep

pemohon termasuk juga Jaksa Penuntut Umum, siapa yang menjadi


ah

261
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 261
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ahli waris Jaksa Penuntut Umum?

a
 Bahwa salah satu Putusan Mahkamah Agung yang tidak menerima

si
Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum, yakni putusan Mahkamah
Agung No. 84/Pid/2006 (18 Juli 2007), Terdakwa Mulyar bin Samsi

ne
ng
Pertimbangan hukumnya:
- Pasal 263 ayat (1) KUHAP telah mengatur secara tegas dan limitatif

do
gu
bahwa yang dapat mengajukan peninjauan kembali hanyalah
Terpidana dan ahli warisnya, yang bukan Terpidana atau ahli

In
warisnya tidak dapat mengajukan peninjauan kembali.
A
- Dengan telah diatur secara tegas dan limitatif, maka tidak diperlukan
lagi ketentuan khusus.
ah

lik
- Ketentuan tersebut merupakan due process of law yang berfungsi
membatasi kekuasaan negara dalam bertindak terhadap warga
am

ub
masyarakat, dan bersifat normatif. Bila disimpangi akan melanggar
keadilan dan kepastian hukum.
- Permohonan peninjauan kembali yang diajukan Jaksa Penunt Umum
ep
k

merupakan kesalahan penerapan hukum acara.


ah

 Bahwa kesalahan Jaksa Penuntut Umum dalam hal pengajuan


R

si
peninjauan kembali perkara DJOKO S TJANDRA lebih besar dari pada
kesalahan penerapan hukum oleh Jaksa Penuntut Umum perkara

ne
ng

MULYAR bin SAMSI. Karena peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum


terhadap putusan perkara DJOKO S TJANDRA ini melanggar dua

do
gu

ketentuan, ialah: (1) larangan Jaksa Penuntut Umum mengajukan


peninjauan kembali, dan (2) larangan putusan lepas dari tuntutan hukum
diajukan peninjauan kembali.
In
A

 Bahwa putusan Mahkamah Agung yang terlanjur menerima peninjauan


kembali Jaksa Penuntut Umum tidak bisa digunakan sebagai dasar
ah

lik

pertimbangan Mahkamah Agung berikutnya untuk melanggar ketentuan


hukum undang-undang, sebab :
m

ub

a. Tingkatan keberlakuan undang-undang lebih tinggi dari putusan


Hakim. Putusan Mahkamah Agung tidak wajib diikuti, undang-
ka

undang harus diikuti.


ep

b. Putusan Mahkamah Agung tersebut telah melanggar norma hukum


ah

262
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 262
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
acara.

a
c. Putusan Mahkamah Agung yang menerima peninjauan kembali

si
Jaksa Penuntut Umum bukan jurisprudensi, karena melanggar
hukum.

ne
ng
 Bahwa ada dua putusan Mahkamah Agung yang saling bertentangan.
Putusan yang mengabulkan dan yang menolak. Menurut prinsip hukum

do
gu
pidana, dalam hal ada perbedaan antara yang memberatkan dan yang
meringankan, selalu harus menguntungkan Terdakwa, maka putusan

In
Mahkamah Agung yang menguntungkan Terdakwa saja yang diikuti.
A
 Bahwa Putusan Mahkamah Agung yang menerima Peninjauan Kembali
Jaksa Penuntut Umum tidak dapat dianggap yurispudensi. Karena:
ah

lik
bertentangan dengan hukum undang-undang atau azas-azas hukum.
 Bahwa yang dimaksud dengan azas lex posterior derogat legi priori,
am

ub
adalah asas yang mengatakan apabila ada dua norma mengatur hal yang
sama tetapi isinya saling bertentangan, maka yang dipakai norma yang
terakhir. Putusan Mahkamah Agung yang berakhir misalnya putusan
ep
k

Peninjauan Kembali POLYCARPUS tidak dapat dipakai sebagai dasar


ah

putusan MA dalam perkara PK Saudara DJOKO S. TJANDRA.


R

si
Alasannya, ialah:
a. Beberapa norma yang dimaksud dalam asas lex posterior derogat

ne
ng

legi priori haruslah sama tingkatannya. Tidak boleh yang satu


Undang-Undang sedang yang lain putusan Hakim. Putusan Hakim

do
gu

tidak mengikat Hakim yang lain, tetapi undang-undang mengikat


semua Hakim.
b. Menurut asas-asas hukum, setiap perbuatan (pribadi atau badan)
In
A

dengan sengaja melanggar hukum, maka perbuatan tersebut batal


demi hukum. Pengadilan sebagai badan tidak dibenarkan sengaja
ah

lik

melanggar hukum Undang-Undang yang seharusnya ia tegakkan.


Oleh karena itu, putusan Mahkamah Agung yang sengaja melanggar
m

ub

ketentuan hukum Undang-Undang, mestinya juga dikategorikan


sebagai putusan yang batal demi hukum, meskipun belum ada upaya
ka

hukum dan lembaga yang berwenang menyatakan putusan semacam


ep

itu batal demi hukum.


ah

263
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 263
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Cara penafsiran yang mengatakan jika tidak dilarang maka dibolehkan,

a
tidak dapat dibenarkan. Alasannya, adalah:

si
a) Dalam hukum sesuatu hal yang tidak secara tegas dilarang, tidak
berarti dibolehkan. Misalkan berjalan di sebelah kanan.

ne
ng
b) Dalam Pasal 263 ayat (1) telah disebutkan secara limitatif subyek
hukum yang berhak mengajukan peninjauan kembali. Menurut ilmu

do
gu
penafsiran, terhadap penyebutan segala sesuatu secara limitatif,
maka tidak boleh ditafsirkan ada sesuatu yang lain di luar dari yang

In
telah disebutkan.
A
Dalam Permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon
Peninjauan Kembali Djoko Soegiarto Tjandra ini kami mengajukan
ah

lik
bukti-bukti baru (NOVUM) sebagai berikut :
am

ub
BUKTI KETERANGAN
T-1 Surat Perintah copy
Penggeledahan/Penyegelan/Penitipan
ep
k

Nomor: Prin-114/F/Fpk.1/9/1999 tanggal 28


September 1999 yang dibuat oleh
ah

Kejaksaan Agung R.I.


R

si
T-2 Berita Acara Penyitaan tanggal 19 copy
November 1990 yang dibuat oleh

ne
ng

Kejaksaan Agung R.I.


T-3 Berita Acara Penitipan Barang Bukti copy

do
gu

tanggal 19 November 1999 yang dibuat


oleh Kejaksaan Agung R.I.
T-4 Surat dari Mahkamah Agung RI Nomor:
In
A

WKMA/73/VIII/2002 Perihal Eksekusi,


tertanggal 22 Agustus 2002, kepada Jaksa
ah

Agung RI
lik

T-5 Surat dari Ketua Mahkamah Agung RI


Nomor: KMA/389/RHS/2003 kepada Jaksa
m

ub

Agung RI Perihal Eksekusi Putusan MA-RI


Nomor: 1688K/Pid/2000 Tanggal 28 Juni
ka

2001 atas Nama Terdakwa Djoko


ep

S.Tjandra, tertanggal 9 Juni 2003


ah

264
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 264
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
T-6 Surat dari Ketua Mahkamah Agung RI

a
Nomor: KMA/441/VI/2003 Perihal

si
Permohonan Fatwa atas Pelaksanaan
eksekusi terhadap Escrow Account No.

ne
ng
999.045.197 atas nama PT Bank Bali qq
PT Era Giat Prima, kepada Direktur Utama
PT Bank Permata. Tbk tertanggal 25 Juni

do
gu T-7
2003
Surat dari Ketua Mahkamah Agung RI

In
A
Nomor: KMA/552/VIII/2003 kepada Ketua
BPPN Syafruddin A. Temenggung Perihal
Permohonan Fatwa dan Perlindungan
ah

lik
Hukum, tertanggal 7 Agustus 2003
T-8 Surat dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
am

ub
Selatan No. W7-Dd.HT.04.10.01.1355
tanggal 29 April 2003 Perihal: Mohon
Eksekusi Putusan Pidana yang telah
ep
k

berkekuatan hukum. Kepada Kepala


Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan
ah

T-9 Surat dari Kepala Kejaksaan Tinggi DKI


R

si
Jakarta Nomor: B-
1790/0.1.5/Fu.1/105/2003 tanggal 8 Mei

ne
ng

2003 Perihal: Mohon eksekusi putusan


pidana yang telah berkekuatan hukujm

do
tetap, kepada Kepala Kejaksaan Negeri
gu

Jakarta Selatan
T-10 Berita Acara Pengembalian Barang Bukti asli
In
A

tanggal 20 April 2004


T-11 Putusan Mahkamah Agung RI No. 447 asli
ah

K/TUN/2000 antara Ketua BPPN melawan


lik

Drs. Setya Novanto


T-12 Putusan Mahkamah Agung RI No. Sesuai dengan
m

ub

572K/Pid/2003 atas nama Terdakwa Ir. yang asli


Akbar Tandjung, H. Dadang Sukandar dan
ka

Winfried Simatupang tanggal 12 Pebruari


ep

2004
ah

265
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 265
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
T-13 Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Legalisir

a
Pengadilan/Mahkamah Agung R.I. No. sesuai Asli

si
Prin-139/0.1.14/Fu.1/09/2001 yang
dikeluarkan oleh Kepala Kejaksaan Negeri

ne
ng
Jakarta Selatan tertanggal 28 September
2001
T-14 Berita Acara Pelaksanaan Putusan Legalisir

do
gu Pengadilan/Mahkamah Agung R.I. tanggal sesuai Asli
29 Oktober 2001

In
A
T-15 Surat dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Legalisir
Selatan kepada Yuana Berliyanty, S.H. sesuai copy.
Kuasa Hukum PT. Bank Permata, Tbk., Asli pada
ah

lik
tertanggal: 23 Agustus 2004 perihal: kuasa hukum
Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 3025 PT. Bank
am

ub
K/Pdt/2001. Permata, Tbk
T-16 Putusan Mahkamah Agung RI No. 84
PK/Pid/2006 atas nama Terdakwa H.
ep
k

Mulyar bin Samsi tanggal 18 Juli 2007


T-17 Putusan Mahkamah Konstitusi RI No.
ah

16/PUU-VI/2008 atas nama Pemohon


R

si
Pollycarpus Budihari Priyanto tanggal 15
Agustus 2008

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas

do
gu

Mahkamah Agung berpendapat bahwa alasan-alasan peninjauan kembali


tersebut tidak dapat dibenarkan, dengan pertimbangan sebagai berikut :
- bahwa secara formil, alasan-alasan Pemohon Peninjauan
In
A

Kembali untuk mengajukan/permintaan peninjauan kembali


dapat diterima, dengan alasan bahwa berdasarkan bunyi teks
ah

lik

Pasal 263 ayat (1) Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang


Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), diperoleh
m

ub

pengertian bahwa terhadap putusan pengadilan yang telah


memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali terhadap putusan
ka

bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau


ep

ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali


ah

266
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 266
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada Mahkamah Agung.

a
- bahwa yang mengajukan permintaan peninjauan kembali

si
terhadap putusan Mahkamah Agung No. 1688 K / Pid / 2000
tanggal 28 Juni 2001 adalah Jaksa / Penuntut Umum dan

ne
ng
dengan Putusan No. 12 PK / Pid.Sus / 2009 tanggal 11 Juni
2009, Majelis Hakim Peninjauan Kembali telah mengabulkan

do
gu permintaan peninjauan kembali Jaksa / Penuntut Umum
tersebut.
- bahwa oleh karena itu, berdasarkan Pasal 263 ayat (1) KUHAP

In
A
dan untuk memenuhi asas keseimbangan dan keadilan bagi
Terpidana, dipandang adil apabila permintaan peninjauan
ah

lik
kembali yang diajukan oleh Terpidana dapat diterima untuk
dipertimbangkan substansinya, meskipun merupakan upaya
am

ub
peninjauan kembali ke II (ke dua) dan tidak sejalan dengan
SEMA No. 10 Tahun 2009 ;
- bahwa secara substantif, perlu ditelaah terlebih dahulu hal-hal
ep
k

sebagai berikut :
ah

1. Apakah tagihan Bank Bali kepada BDNI sah ?


R

si
- bahwa tagihan Bank Bali pada BDNI tidak dapat diverifikasi
di BDNI dan tidak tercatat di Bank Indonesia, sehingga BI

ne
ng

tidak dapat mengawasi (monitoring) apakah keadaan BDNI


saat itu layak sebagai debitor ? Tidak adanya teguran dari

do
BI tidak berarti bahwa transaksi seperti itu dibenarkan,
gu

karena itu penolakan oleh BI atas klaim dari Bank Bali


adalah tepat.
In
A

2. Apakah cessie dari Bank Bali kepada PT Era Giat Prima


(EGP) / Terdakwa telah sesuai dengan peraturan
ah

lik

perundang-undangan ?
- bahwa dengan adanya cessie, maka tagihan Bank Bali
beralih kepada PT EGP / Terpidana dan sebagai
m

ub

cessionaries, ternyata PT EGP tidak memberikan prestasi


ka

apapun kepada Bank Bali, bahkan kemudian PT EGP


ep

memberikan kuasa kembali kepada Bank Bali untuk


ah

267
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 267
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menagih piutang tersebut kepada BDNI, halmana menjadi

a
nyata bahwa transaksi tersebut adalah transaksi cessie

si
fiktif.
3. Mengapa tagihan Bank Bali yang telah dicairkan dibagi

ne
ng
menjadi 60 % untuk Terdakwa dan 40 % untuk Bank Bali,
sedangkan sejak semula hal itu tidak pernah diperjanjikan

do
gu antara cedent dengan cessionaris ? Bukankah hal itu
memberikan keuntungan yang tidak berdasar kepada PT Era
Giat Prima ?

In
A
- bahwa pada akhirnya baik BPPN maupun Bank Indonesia
mengabulkan klaim Bank Bali dan Bank Indonesia
ah

lik
mengucurkan pencairan tagihan tersebut, sedangkan
apabila tagihan tersebut benar adanya, seharusnya
am

ub
keseluruhan jumlah tagihan adalah sepenuhnya milik Bank
Bali, akan tetapi Bank Bali justru rela menerima hanya 40
% dan 60 % untuk PT EGP.
ep
k

Dengan demikian, perjanjian pengalihan piutang (cessie) tersebut


ah

dilakukan tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang


R

si
berlaku dan terdapat indikasi nyata adanya penipuan (bedrog)
yang merupakan perbuatan melawan hukum.

ne
ng

- Bahwa selain itu, alasan-alasan peninjauan kembali dari


Pemohon Peninjauan Kembali ke II tersebut tidak dapat

do
dibenarkan, dengan alasan :
gu

ad. a. keadaan baru


- bahwa alasan ini tidak dapat dibenarkan karena bukti T 1
In
A

s.d. T 16 sebagaimana terlampir dalam memori peninjauan


kembali bukan merupakan alasan sebagaimana dimaksud
ah

lik

dalam dalam Pasal 263 ayat (2) a KUHAP yaitu apabila


keadaan itu telah diketahui pada saat sidang berlangsung,
hasilnya akan lain daripada isi putusan saat ini, lagipula
m

ub

bukti-bukti tersebut bukan merupakan bukti baru yang


ka

bersifat menentukan ( novum ) ;


ep

ad. b. kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata


ah

268
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 268
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- bahwa putusan tersebut tidak memperlihatkan adanya kekhilaf-

a
an hakim atau kekeliruan yang nyata karena justru terbukti

si
bahwa Terpidana telah membuat perjanjian cessie fiktif yang
berhasil dicairkan menyimpang dari ketentuan SKB Gubernur BI

ne
ng
dan Ketua BPPN No. 6 / 3 / 1998, SKB No. 14 / 5 / 1999,
Keppres No. 26 Tahun 1998 tanggal 26 Januari 1998 dan

do
gu Keputusan Menteri Keuangan No. 28 Januari 1998, berkenaan
dengan Proyek Penjaminan Pembayaran Kewajiban Bank
Umum kepada kreditornya dan Terpidana melakukan upaya

In
A
pencairan tagihan piutang Bamk Bali kepada BDNI seolah-olah
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
ah

lik
- bahwa selain itu, justru Terpidanalah yang mengajukan inisiatif
untuk mengadakan pertemuan-pertemuan membicarakan
am

ub
pencairan piutang Bank Bali sampai tagihan tersebut benar-
benar dicairkan oleh Bank Indonesia tidak sesuai prosedur yang
mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 904.642.428.369
ep
k

(sembilan ratus empat milyar enam ratus empat puluh dua juta
ah

empat ratus duapuluh delapan ribu tiga ratus enam puluh


R

si
sembilan rupiah).
Menimbang, bahwa namun demikian setelah diupayakan musya-

ne
ng

warah, Hakim Agung H.M. IMRON ANWARI, S.H..,SpN.,M.H. sebagai


Pembaca III dan Hakim Agung H. ABDUL KADIR MAPPONG, S.H., sebagai

do
Pembaca IV tetap pada pendapatnya dan menyatakan perbedaan pendapat
gu

(dissenting opinion) dengan mengemukakan pendapatnya masing-masing


sebagai berikut :
In
A

1. Hakim Agung H.M. IMRON ANWARI, S.H., SpN., M.H. :


1. Alasan formil :
ah

lik

Alasan permohonan peninjauan kembali dapat dibenarkan, dengan alasan


:
- Berdasarkan Pasal 263 ayat (1) KUHAP mengandung azas lex certa,
m

ub

artinya bunyi ketentuan tersebut adalah tegas dan jelas yang tidak
ka

dapat diartikan atau diinterpretasikan lain dan karenanya bersifat


ep

interpretatio cessat in claris, yaitu suatu ketentuan yang mengandung di


ah

269
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 269
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dalamnya suatu norma yang sudah jelas, limitatif dan lengkap yang

a
bersifat tertutup ;

si
Pasal 263 ayat (1) KUHAP menentukan limitatif party yaitu : hanya
terhadap Terpidana atau ahliwarisnya, meskipun yurisprudensi

ne
ng
memperluas Pemohon Peninjauan Kembali, yaitu negara yang diwakili
Jaksa Penuntut Umum, namun demikian perbuatan itu sama sekali tidak

do
gu
menghilangkan hak dari
memperguna-kan hak mengajukan permohonan peninjauan kembali ;
Terpidana atau ahliwarisnya untuk

- Bunyi ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 :

In
A
“Terhadap putusan peninjauan kembali tidak dapat dilakukan
peninjauan kembali”, sesuai penafsiran sistimatis, hanyalah diartikan
ah

lik
terbatas terhadap pihak yang telah mempergunakan hak mengajukan
permohonan peninjauan kembali sesuai Pasal 268 ayat (3) KUHAP
am

ub
(permintaan peninjauan kembali atas suatu putusan hanya dapat
dilakukan satu kali saja), sedangkan apabila ada pihak-pihak yang
bersangkutan (Terpidana atau ahliwarisnya) belum pernah
ep
k

mempergunakan hak mengajukan permohonan peninjauan kembali,


ah

adalah tidak mengikat dan tidak berlaku terhadapnya ketentuan ayat 2


R

si
Pasal 23 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 ;
2. Alasan materiil :

ne
ng

- Terlepas dari alasan peninjauan kembali, Perjanjian Pengalihan/Cessie


Tagihan Nomor 002/P-EGP/1-99 tanggal 11 Januari 1999, dimana

do
Terpidana (Djoko Soegiarto Tjandra) selaku Direktur PT. Eka Giat Prima
gu

mengikat Perjanjian Pengalihan (cessie tagihan) dengan PT. Bank Bali


Tbk. diwakili oleh saksi Rudy Ramli selaku Direktur Utama PT. Bank Bali
In
A

Tbk. yang isinya antara lain :


“ Bahwa PT. Bank Bali Tbk mengalihkan tagihan sebesar Rp.
ah

lik

789.091.770. 000,- terhadap PT. BDNI dan PT. BUN, dimana surat
perjanjian tersebut tanpa diikuti dengan penyerahan dokumen bukti
transaksi oleh PT. Bank Bali Tbk. dan tanpa penyerahan dan
m

ub

pembayaran atau jaminan pembayaran oleh Terpidana selaku Direktur


ka

PT. Eka Giat Prima”, hal tersebut bukanlah suatu perjanjian proforma
ep

dan tidak pula bertentangan dengan peraturan perundang-undangan


ah

270
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 270
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan karenanya haruslah diartikan memang terbukti ada materieledaad

a
dari dakwaan Primair atau Subsidair di lakukan oleh Terpidana

si
(Pemohon Peninjauan Kembali ), namun demikian apa yang telah
dilakukan oleh Terpidana bukanlah sebagai tindak pidana tetapi sebagai

ne
ng
perbuatan dalam lingkup keperdataan (privaatrechtelijkheid), sehingga
apa yang dilakukan oleh Terpidana dapat diketegorikan sebagai

do
gu
perbuatan yang benar dan patut yang menghapuskan tindak pidananya
(vide Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo Undang-
Undang No. 20 Tahun 2001) ;

In
A
Berdasarkan fakta-fakta di persidangan yang didukung keterangan para
saksi bahwa tindakan Terpidana dapat dikategorikan termasuk lingkup
ah

lik
perdata, berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa pada tanggal 11 Januari 1999 antara PT. Bank Bali Tbk. dan
am

ub
PT. Era Giat Prima mengadakan Perjanjian Pengalihan (Cessie
Tagihan) No. 002/P-EGP/1-99, dimana PT. Bank Bali Tbk. diwakili
oleh Rudy Ramli dan Rusli dalam kedudukannya masing-masing
ep
k

sebagai Direktur Utama dan Direktur Perseroan sebagai pihak


ah

pertama sedangkan PT. Era Giat Prima diwakili oleh Terpidana


R

si
Djoko S. Tjandra, Direktur Perseroan yang mendapat persetujuan
dari Komisaris sebagai pihak kedua ;

ne
ng

b. Bahwa sesuai perjanjian tersebut PT. Bank Bali Tbk. mempunyai


piutang atau tagihan terhadap PT. BDNI dan BUN berdasarkan

do
transaksi SWAP dan Money Market dengan nilai pokok :
gu

BDNI sejumlah Rp. 598.091.770.000,- dan BUN sejumlah


Rp. 200.000.000,- yang sebut tagihan ;
In
A

c. Bahwa tagihan PT. Bank Bali Tbk. dialihkan kepada PT. Era Giat
Pri-ma dan PT. Era Giat Prima berjanji dan mengikatkan diri untuk
ah

lik

menyerahkan kepada PT. Bank Bali Tbk. surat-surat berharga yang


diterbitkan oleh pihak pertama (PT. Bank Bali Tbk.) atau Bank-Bank
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seluruhnya
m

ub

senilai Rp. 789.091.770.000,- ;


ka

d. Bahwa PT. Era Giat Prima membuat Surat Pernyataan No. 002/SP-
ep

EGP/1-99 tanggal 11 Januari 1999 dan Surat Pernyataan No.


ah

271
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 271
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
005/SP- EGP/IV-99 tanggal 12 April 1999, yang pada pokoknya PT.

a
Era Giat Prima akan menyerahkan surat-surat berharga pada PT.

si
Bank Bali Tbk. senilai Rp. 798.091.770.000,- selambat-lambatnya
tanggal 11 Juni 1999 ;

ne
ng
e. Bahwa PT. Bank Bali Tbk. Sejak perjanjian pengalihan/cessie
tagihan telah melaksanakan kewajibannya menyerahkan hak

do
gu
tagihannya sejumlah Rp. 598.091.770.000,- berupa dokumen-
dokumen transaksi SWAP dan Money Market antara PT. Bank Bali
Tbk. dengan PT. BDNI kepada PT. Era Giat Prima ;

In
A
f. Bahwa pada kenyataannya Terpidana Djoko S. Tjandra selaku
Direk-tur PT. Era Giat Prima tidak pernah menyerahkan surat-surat
ah

lik
berharga tersebut sebagaimana yang telah diperjanjikan ;
Dengan demikian, proses penyimpangan atas perjanjian
am

ub
pengalihan/cessie merupakan ingkar janji atau wanprestasi yang tidak
dapat diartikan sebagai perbuatan melawan hukum (genus delict)
ataupun menyalahgunakan wewenang (species delict) dalam hukum
ep
k

pidana, karena wanprestasi didasari surat perjanjian, berlainan dengan


ah

perbuatan melawan hukum dalam ranah hukum pidana yang didasari


R

si
perbuatan yang bertentangan atau yang menyalahi ketentuan perundang-
undangan ;

ne
ng

2. Hakim Agung H. ABDUL KADIR MAPPONG, S.H. :


- Adanya kekeliruan nyata dapat dibenarkan, sebab majelis peninjauan

do
kembali yang menerima/membenarkan alasan peninjauan kembali
gu

dalam perkara Peninjauan Kembali ke I No. 12 PK/Pid.Sus/2009


berupa putus-an Mahkamah Agung No. 21 PK/TUN/2003 tanggal 6
In
A

Oktober 2004 dan No. 59 PK/Pdt/2006 tanggal 29 Mei 2007 sebagai


suatu “keadaan baru menimbulkan dugaan kuat ........ dstnya” seperti
ah

lik

yang diatur dalam Pasal 263 (2) huruf (a) KUHAP sebagai alasan
permohonan peninjauan kembali, adalah suatu kekhilafan/kekeliruan
nyata oleh karena kedua putusan tersebut belum ada pada saat
m

ub

sidang masih berlangsung di pengadilan negeri maupun di tingkat


ka

kasasi ;
ep

- Bahwa yang dimaksud dengan “keadaan baru yang menimbulkan


ah

272
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 272
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dugaan kuatnya ....... dstnya” dalam Pasal 263 (2) huruf a KUHAP,

a
adalah suatu keadaan yang sudah ada sebelum atau pada saat sidang

si
perkara yang bersangkutan masih berlangsung, tetapi baru diketahui
setelah putusan berkekuatan hukum tetap in casu putusan Mahkamah

ne
ng
Agung No. 1688 K/Pid/2000 tanggal 28 Juni 2001, bukan putusan
pengadilan yang baru dikeluarkan kemudian ;

do
gu
- Substansi perkara :
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perkara ini adalah :
a. Apakah hak tagihan PT. Bank Bali pada PT. BDNI (BBO), benar-

In
A
benar ada (bukan fiktif) dan memang merupakan hak PT. Bank
Bali ;
ah

lik
b. Apakah Cessie No. 002/P.EGP/1-1999 tanggal 11 Januari 1999
antara PT. Bank Bali dengan PT. Era Giat Prima sah menurut
am

ub
hukum;
ad.a. Bahwa hak tagihan PT. Bank Bali pada PT BDNI (BBO)
setelah keberadaannya diverifikasi oleh BI, ternyata tidak
ep
k

ditemukan adanya indikasi ketidakbenaran dan


ah

ketidakwajaran dari transaksi tersebut dan perhitungan


R

si
angka transaksi yang ada dalam pembukuan kedua
Perseroan tersebut ternyata cocok dan transaksi yang

ne
ng

mendasarinya adalah sah, layak dan wajar;


Karena itu BPPN yang pada mulanya menolak klaim

do
tersebut karena tidak didaftarkan dan terlambat diajukan,
gu

kemudian mengabulkan sesuai Surat BPPN tanggal 1 Juni


1999 No. PB. 380/BPPN/0699 dan No. 385/BPPN/0699
In
A

yang isinya minta agar B.I. membayarkan klaim dimaksud


dalam rangka penjaminan pemerintah berdasarkan Keppres
ah

lik

No. 26 Tahun 1998 ;


Dengan demikian maka hak tagihan tersebut benar ada
yang merupakan hak PT. Bank Bali ;
m

ub

ad. b. – Bahwa cessie atas hak tagihan tersebut diadakan


ka

sebelum dana talangan dibayarkan dimana PT. Bank


ep

Bali selaku cedent diwakili Direkturnya (Rudy Ramli)


ah

273
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 273
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan kewajiban menyerahkan dokumen-dokumen

a
transaksi SWAP dan money market atas tagihan itu

si
kepada PT. Era Giat Prima selaku cessionaris yang
diwakili oleh Terdakwa (Direktur) dengan kewajiban

ne
ng
menyerahkan surat-surat berharga senilai hak tagihan,
yang diterimanya kepada cedent selambat-lambatnya

do
gu pada tanggal 11 Juni 1999, kemudian atas kesepakatan
kedua pihak surat-surat berharga tersebut diganti
dengan uang tunai ;

In
A
Bahwa cessie tersebut telah diberitahukan secara
tertulis kepada PT. BDNI (BBO) selaku cessus ;
ah

lik
- Bahwa dengan kewajiban para pihak dalam cessie
tersebut berarti apabila klaim hak tagihan yang
am

ub
merupakan obyek cessie “ditolak” oleh BPPN maka
cessionaris menanggung resiko kehilangan surat-surat
berharga senilai hak tagihan yang diterimanya karena
ep
k

akan menjadi hak cedent, tetapi apabila “dikabulkan”,


ah

maka cedent menanggung resiko hanya menerima


R

si
sebagian (40%) dari dana talangan tersebut karena
sebagian lainnya menjadi hak cessionaris sesuai

ne
ng

perjanjian cessie ;
- Bahwa cessie tersebut telah dibuat sesuai Pasal 613 (2)

do
KUHPerdata, dan telah memenuhi syarat-syarat sahnya
gu

suatu perjanjian sesuai Pasal 1320 KUHPerdata


sehingga sah menurut hukum (tidak proforma),
In
A

mengikat sebagai undang-undang bagi yang


membuatnya karenanya tidak dapat dibatalkan secara
ah

lik

sepihak tanpa melibatkan pihak dalam perjanjian,


kecuali melalui gugatan perdata ke pengadilan negeri
oleh pihak yang merasa dirugikan ;
m

ub

- Bahwa oleh karena itu sebagian dari dana talangan yang


ka

di terima oleh Terdakwa dalam rangka pelaksanaan


ep

cessie tersebut bukan perbuatan melawan hukum dan


ah

274
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 274
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tidak merugikan keuangan negara sebab dana talangan

a
tersebut sudah merupakan hak PT. Bank Bali yang

si
akan diganti dengan hasil penjualan asset-asset PT.
BDNI (BBO) yang ada dalam pengelolaan BPPN,

ne
ng
sehingga meskipun perbuatan yang didakwakan kepada
Terdakwa terbukti akan tetapi perbuatan yang terbukti

do
gu tersebut berada dalam lingkup hukum perdata, bukan
merupakan suatu tindak pidana, karenanya Terdakwa
sebaiknya dilepas dari segala tuntutan hukum ;

In
A
Bahwa barang bukti berupa uang sebesar Rp. 546.466.
544.378,- apabila telah dieksekusi oleh Jaksa
ah

lik
berdasarkan putusan Peninjauan Kembali No. 12
PK/Pid.Sus/2009 tanggal 11 Juni 2009, tidak dapat lagi
am

ub
secara serta merta dikembalikan kepada Terdakwa
kecuali melalui gugatan perdata ke pengadilan negeri ;
Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat
ep
k

(dissenting opinion) diantara para anggota majelis dan telah diusahakan


ah

dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak tercapai permufakatan, maka sesuai


R

si
Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 serta perubahan

ne
ng

kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, majelis telah


bermusyawarah dan diambil keputusan dengan suara terbanyak, yang

do
amarnya sebagaimana tersebut di bawah ini ;
gu

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka


permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali /
In
A

Terpidana DJOKO SOEGIARTO TJANDRA harus ditolak ;


Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali
ah

lik

dari Pemohon Peninjauan Kembali / Terpidana ditolak, maka berdasarkan


Pasal 266 ayat (2) a KUHAP, putusan yang dimohonkan peninjauan kembali
tersebut dinyatakan tetap berlaku ;
m

ub

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali


ka

ditolak, maka biaya perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali


ep

dibebankan kepada Pemohon Peninjauan Kembali ;


ah

275
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 275
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Memerhatikan, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981, Undang-Undang

a
No. 4 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana

si
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 serta perubahan
kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 dan peraturan yang

ne
ng
bersangkutan ;
MENGADILI:

do
gu
Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali / Terpidana : DJOKO SOEGIARTO TJANDRA tersebut ;
Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan peninjauan kembali

In
A
tersebut tetap berlaku ;
Membebankan Pemohon Peninjauan Kembali / Terpidana
ah

lik
untuk membayar biaya perkara dalam peninjauan kembali ini sebesar Rp.
2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
am

ub
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari SENIN tanggal 20 FEBRUARI 2012 oleh DR. HARIFIN A.
TUMPA, S.H.,MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah
ep
k

Agung sebagai Ketua Majelis, DR. H.M. HATTA ALI, S.H.,M.H., H. ATJA
ah

SONDJAJA, S.H.,M.H., H.M. IMRON ANWARI, S.H., SpN.,M.H., H. ABDUL


R

si
KADIR MAPPONG, S.H., H. MOH. ZAHARUDDIN UTAMA, S.H.,M.H. dan
PROF. REHNGENA PURBA, S.H.,M.S., Hakim-hakim Agung sebagai

ne
ng

Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga
oleh Ketua Majelis beserta Anggota-anggota tersebut dan dibantu oleh PRI

do
PAMBUDI TEGUH, S.H., M.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh
gu

Pemohon Peninjauan Kembali / Terpidana dan Jaksa / Penuntut Umum.


In
A

Anggota-anggota , Ketua,
ah

lik

TTD./ DR.H.M.HATTA ALI, SH.,MH. TTD./ DR. HARIFIN A. TUMPA,


SH.,MH.
TTD./ H. ATJA SONDJAJA, SH.,MH.
m

ub

TTD./ H.M. IMRON ANWARI , SH.,SpN.,MH.


ka

TTD./ H. ABDUL KADIR MAPPONG, SH.


ep

TTD./ H.MOH. ZAHARUDDIN UTAMA, SH.,MH.


ah

276
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 276
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
TTD./ PROF. REHNGENA PURBA, SH.,MS.

a
R

si
Panitera Pengganti ,
TTD./ PRI PAMBUDI TEGUH, S.H., M.H.

ne
ng
Untuk salinan

do
MAHKAMAH AGUNG R.I
gu a.n. Panitera
Panitera Muda Pidana Khusus

In
A
ah

lik
SUNARYO, SH., MH.
am

ub
NIP.: 040.044.338
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

277
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 277

Anda mungkin juga menyukai