Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

PERIODE DESAIN
Skenario Perencanaan Rencana induk penyaluran air buangan dibuat
bersamaan dengan Rencana Induk Kota (RIK)
Sistem Penyaluran
Perioda desain tergantung pada:
Air Buangan –Pertumbuhan penduduk
–Umur bangunan (kualitas)
Kuliah 6 TPAB –Sukar / kemudahan dalam pembangunan
–Dana / pinjaman

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Umumnya perioda desain adalah 10 – 30 tahun


FAKULTAS TEKNIK (biasanya 20 tahun, sesuai dengan master plan) 2
UNIVERSITAS ANDALAS
1
dan tiap 5 tahun ditinjau

TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

PROYEKSI PENDUDUK
Tahun perioda desain dimulai dari tahun operasi Diperlukan data eksisting jumlah penduduk
(± 10 tahun sebelum perencanaan)

Dimana: Metoda proyeksi penduduk dapat dihitung


nad = akhir tahun perioda desain dengan beberapa metoda, antara lain:
no = tahun awal perencanaan / studi  Metoda aritmatik
nl = Lama waktu perencanaan sampai  Metoda Geometrik
dengan pelelangan  Metoda least Square
nc = lama waktu pelaksanaan konstruksi
n = lama waktu perioda desain
= lama waktu operasi 3 4
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
PEMILIHAN METODE PROYEKSI
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR
PENDUDUK
LIMBAH SETEMPAT
Untuk pemilihan metode proyeksi yang digunakan  Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana
maka dilakukan dengan menghitung standar deviasi pelayanan sistem setempat minimal 60%.
(S) dan koefisien korelasi (r).  Debit Air Limbah:
a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset
leher angsa
Metoda yang dipilih adalah: 1. Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/0rg/hr
Metoda dengan harga S paling kecil 2. Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/0rg/hr
b. Waktu detensi minimal 1 hari
Metoda dengan harga r mendekati +1 atau -1
 Kloset
a. Individu (rumah tangga) = 1 kloset/5 org
b. MCK atau kakus umum = 1 kloset/25 org

5 6

TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR


LUMPUR TINJA YANG DIHASILKAN
LIMBAH SETEMPAT
 Dinyatakan sebagai Laju Timbulan
Lumpur Tinja Lumpur.
 Lumpur tinja bukan limbah tinja (black water).  Ketetapan Laju Timbulan Lumpur
 Lumpur tinja adalah hasil akumulasi yang digunakan di Indonesia, adalah
mikroorganisma yang berkembangbiak sebagai 0,5 L/orang/hari.
produk dari penguraian limbah tinja, selama
 Laju timbulan ini merupakan laju
lebih dari 1 tahun sampai 3 tahun, di dalam
septic tank. timbulan lumpur basah (lumpur dan
 Limbah tinja adalah buangan manusia yang
air dari tangki septik)
dihasilkan dari WC yang biasanya diolah dalam  Bandingkan dengan Laju Timbulan
septic tank, t < 8 jam
7
Limbah Tinja (Black Water), yaitu 5-40 8
L/orang/hari (Sistem Terpisah)
PERENCANAAN SARANA DAN
LUMPUR TINJA VS LAJU LIMBAH PRASARANA AIR LIMBAH
TINJA SETEMPAT
 Laju Timbulan Limbah Tinja (Black Water), a. Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan desain debit air
limbah sebagai berikut:
adalah: Asumsi laju spesifik, q = 0.5 Liter/org/hari
Debit rata-rata, Qr (m3/hr) = q x penduduk dilayani pada
 5 – 40 L/orang/hari (Sistem Terpisah, yaitu periode proyeksi
Septic Tank hanya menerima limbah tinja saja, Debit harian maksimum, Qmd (m3/hr) = fmd x Qr
sementara greywater dibuang terpisah) Debit jam maksimum, Qp (m3/hr) = fp x Qr
b. Proyeksi debit perencanaan
 45 – 150 L/orang/hari (Sistem Tercampur, yaitu Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan debit harian
Septic Tank menerima limbah tinja dan greywater maksimum (Qmd)
untuk diolah bersama) Proyeksi debit harus dihitung untuk periode 5 tahun dan 10
tahun, untuk tahapan pengembangan kapasitas IPLT.
c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen
Debit rata-rata : hanya pada unit pengolahan kimia dan
sekunder (biologi)
Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan
primer
9 Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit 10
pengolahan

Perkiraan Jumlah Air Limbah Rumah Tangga per kapita di wilayah DKI Jakarta

KONDISI TH 1989 KONDISI TH 20I0 CONTOH SKEMA PEMILIHAN TEKNOLOGI


GOL
ATAS
GOL
MENE
GOL
BA
RATA
RATA
GOL
ATAS
GOL
MENE
GOL
BAWA
RATA
RATA ONSITE
NGAH WA NGAH H
H
AIR LIMBAH RUMAH
TANGGA (Non Toilet)
cubluk
Unit Air Limbah (lt/org.hari) 167 107 77 95 227 127 77 124

Sistem onsite
Konsentrasi BOD (mg/l) 182 182 185 183 182 182 185 182
Beban Polusi 30,4 14,2 14,2 17,4 41,3 23,1 14,2 22,6
(gr. BOD/org.hari) Individual Tangki septik
LIMBAH TOILET
Unit Air Limbah (lt/org.hari) 23 23
Advance onsite treatment:
Konsentrasi BOD (mg/l) 457 457 - Biokontaktor IPLT
Beban Polusi 10,5 10,5 - Biofilter
(gr. BOD/org.hari)
TOTAL
Unit Air Limbah 190 130 100 118 250 150 100 147 Small bore sewer
(lt/org.hari)
Konsentrasi BOD (mg/l) 215 231 247 236 207 224 247 224 komunal
Beban Polusi 40,9 30 24,7 27,9 51,8 33,6 24,7 33,4
(gr. BOD/org.hari) Shallow sewer
12

Sumber : The Study On Urban Drainage and Waste Water Disposal Project In The City Of Jakarta, 1990
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

DEBIT AIR BUANGAN


Debit rata – rata / hari (qr) qr ab = Fab x qr am
Berdasarkan pengamatan dan pendekatan,  Dimana:
maka debit air buangan biasanya qrab = Debit satuan rerata air buangan (l/dt/1000k)
F ab = Faktor air buangan (Indonesia ≈ 0,7)
berkisar antara 60 – 80% debit air qram = debit satuan rerata air minum (liter/dt/1000k)
minum
Qr ab = 60 - 80% Qr am Qr = p x qr
 Dimana:
Qr = Debit rerata air buangan (l/dt)
p = Jumlah penduduk total (ribuan kapita atau jiwa)
dimana : jumlah pddk domestik + jumlah pddk ekivalen
Qr ab = Debit rerata air buangan (l/dt) qr = debit satuan rerata air buangan
13 14
Qr am = Debit rerata air minum (l/dt) (liter/dt/1000k)

TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR PEAK (DUNCAN MARA, 2004)


Debit maksimum / hari (qmd)  Debit air limbah puncak per hari adalah debit harian rata-
Fluktuasi debit air buangan harian dalam 1 minggu rata dikalikan dengan 'faktor puncak'
Digunakan dalam perhitungan instalasi Air Buangan
 Hal ini tergantung pada populasi yang dilayani, karena
Berdasarkan penelitian Nihon Suido di 7 kota besar di
semakin tinggi populasi, semakin rendah faktor puncak
Indonesia, nilai qmd mendekati nilai sebagai berikut:
karena fluktuasi aliran berkurang terhadap aliran di
saluran air buangan.
q md = (1,1 – 1,25) qr  Faktor puncak (PF) dapat diperkirakan dari:
PF = 14P-1/6 (7.5)
 dimana P adalah populasi yang dilayani
Debit maksimum/jam, jam puncak (Qpeak)  Persamaan 7.5 memberikan nilai ~ 3 untuk populasi
Fluktuasi debit air buangan dalam 1 hari 10.000, ~ 2 untuk 100.000 dan ~ 1,4 untuk 1.000.000.
Digunakan untuk menentukan dimensi saluran air buangan
Rumus Qpeak dapat dilihat pada masing – masing jenis pipa 15 16
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
AB NON DOMESTIK- EKIVALENSI
PENDUDUK
Debit minimum / jam (q min) Untuk mengetahui secara cepat dimensi pipa dari
Untuk mengecek kedalaman air pada debit kegiatan lain seperti bisnis area, rumah sakit,
minimum pasar dan sebagainya digunakan populasi
q min = (0,2 – 0,8)qr ekuivalen.

Debit infiltrasi (qinf) Contoh: air buangan dari sekolah dengan jumlah
Ada 2 tempat dalam perhitungan debit infiltrasi ini, murid dan guru 500 orang. Debit air buangan
yaitu: sekolah 20 l/dt
Qinf persil = (0,1 – 0,3) Qr ×
 maka: =
Qinf sepanjang jalur = 1 – 3 l/dt/km × /
 = 83 !"#
17 / 18

TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

TABEL NILAI POPULASI EKUIVALEN UNTUK SETIAP TABEL NILAI POPULASI EKUIVALEN UNTUK SETIAP
KEGIATAN KEGIATAN
No Kegiatan Nilai PE Acuan
No Kegiatan Nilai PE Acuan
1 Rumah Biasa 1 Study JICA 1990
12 Perguruan Tinggi 0,53 SNI 03 – 7065-2005
2 Rumah Mewah 1,67 Sofyan M Noerlambang
13 Ruko 0,67 SNI 03 – 7065-2005
3 Apartemen 1,67 Sofyan M Noerlambang
14 Kantor 0,33 SNI 03 – 7065-2005
4 Rumah Susun 0,67 Sofyan M Noerlambang
15 Stasiun 0,02 SNI 03 – 7065-2005
5 Puskesmas 0,02 Sofyan M Noerlambang
16 Restoran 0,11 SNI 03 – 7065-2005
Rumah Sakit
6 6,67 SNI 03 – 7065-2005
Mewah
Rumah Sakit
7 5 SNI 03 – 7065-2005
Menengah
8 Rumah Sakit Umum 2,83 SNI 03 – 7065-2005
9 SD 0,27 SNI 03 – 7065-2005
10 SLTP 0,33 SNI 03 – 7065-2005
19 20
11 SLTA 0,53 SNI 03 – 7065-2005
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN
TABEL KONVERSI NILAI PE TERHADAP DIAMETER PIPA AIR LIMBAH PERMUKIMAN

PE DIAMETER (mm) MIRING MINIMAL (m/m) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah
< 150 100 0,020
:
150 - 300 125 0,017
1. Kepadatan Penduduk
300 - 500 150 0,015
2. Penyediaan Air Bersih
500 – 1.000 180 0,013 3. Kemiringan Tanah
4. Kedalaman Air Tanah
1.000 – 2.000 200 0,012
5. Permeabilitas Tanah
6. Kemampuan Membangun
7. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
21 22

PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN


AIR LIMBAH PERMUKIMAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah
: :

1. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk ini juga berkaitan dengan


Tingkat kepadatan penduduk yang biasa ketersediaan lahan yang ada untuk diterapkannya
digunakan dalam perencanaan sistem sistem setempat. Berdasarkan kriteria rumah
pembuangan air limbah adalah : sederhana sehat (Permenpera No.403/2002)
 Kepadatan sangat tinggi >500 jiwa/ha disebutkan suatu rumah sehat memiliki luas
 Kepadatan tinggi 300-500 jiwa /ha bangunan minimal 28,8 m2 untuk 4 orang
 Kepadatan sedang 150-300 jiwa /ha penghuni dengan luas lahan minimal 60 m2.
 Kepadatan rendah < 150 jiwa /ha 23 24
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN
AIR LIMBAH PERMUKIMAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah
: :
2. Penyediaan Air Bersih
3. Kemiringan Tanah
Tingkat penyediaan air bersih berdasarkan atas Penggunaan sistem sewerage convensional akan
besarnya tingkat pelayanan dari PDAM sangat mahal jika kemiringan tanah kurang dari
terhadap masyarakat, berdasarkan hal tesebut 2%, hal ini akan memerlukan banyak pompa
maka tingkat pelayanan di klasifikasikan dalam pengalirannya, sedangkan untuk
sebagai berikut : penggunaan sistem shallow sewer sangat baik
 Tingkat pelayanan tinggi ( >60%)
digunakan pada daerah yang mempunyai
kemiringan kurang dari 2%, karena sistem ini
 Tingkat pelayanan sedang ( 30-60%) mempunyai beban yang relatif kecil sehingga air
25 26
 Tingkat pelayanan rendah ( <30%) dapat berjalan dengan lancar

PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN


AIR LIMBAH PERMUKIMAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah : sistem dan teknologi pengolahan air limbah adalah :

4. Kedalaman Air Tanah 6. Kemampuan Membangun


Untuk penggunaan sistem on-site, pada daerah yang Faktor ini tergantung pada kemampuan setiap
muka air tanahnya tinggi kemungkinan akan terjadi daerah untuk membangun teknologi yang dipilih.
pencemaran terhadap air tanah. Ada kemungkinan teknologi yang telah dipilih tidak
dapat diterapkan karena ketidak mampuan tenaga
kerja setempat untuk membangun
5. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah sangat mempengaruhi
penentuan sistem penanganan air buangan domestik 7. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
khususnya untuk penerapan sistem setempat Faktor ini tidak dapat diabaikan dan cukup penting
(cubluk maupun septik tank dengan bidang resapan). dalam suatu pemilihan sistem adalah faktor sosial
Kisaran permeabilitas yang efektif adalah 2,7.10-4 – masyarakat untuk menerimanya, karena biaya yang
4,2.10-3 l/m2/det. 27 di perlukan untuk setiap teknologi yang terpilih 28
relatif mahal dengan alternatif lain.
CAKUPAN PELAYANAN SISTEM CAKUPAN PELAYANAN SISTEM
Cakupan Layanan
No Aspek
Sistem Wilayah Sistem Kawasan
Cakupan Layanan
No Aspek
Banyak diterapkan untuk Sistem Wilayah Sistem Kawasan
Kelayakan Banyak diterapkan untuk wilayah yang lebih kecil, Satu Instalasi Lebih dari satu instalasi
1
penggunaan wilayah yang lebih luas seperti kawasan Membutuhkan lahan yang
permukiman Membutuhkan lahan yang
lebih kecil, walau jumlahnya
Lebih tinggi mengingat Lebih rendah karena skala lebih luas di suatu tempat
lebih banyak
2 Investasi pengembangan awal yang pengembangan awal dapat
Kapasitas lebih kecil, walau
berskala lebih besar dilakukan lebih kecil
Kurang fleksibel mengingat Lebih fleksibel mengingat
Kapasitas yang lebih besar dengan jumlah yang lebih
Pertahapan pengembangannya dilakukan pengembangannya Instalasi banyak
3 7
Pengembangan untuk wilayah yang lebih dilakukan untuk wilayah- pengolahan Perlu teknologi lebih
Masih dapat menerapkan
besar wilayah lebih kecil modern yang
Lebih sederhana karena Lebih rumit karena jumlah
teknologi sederhana yang
Pengelolaan membutuhkan banyak
4 hanya ada satu sistem dalam sistem di satu wilayah yang rendah energi
manajerial energi
satu wilayah lebih banyak
Tidak selalu membutuhkan
Lebih sederhana, walau Membutuhkan operator
Struktur
mungkin saja memiliki Lebih kompleks, mengingat
operator dengan kompetensi
5 organisasi dengan kompetensi tinggi
jumlah personil yang lebih banyaknya sistem tinggi
pengelola Tinggi karena
banyak
Rendah jika dapat
Membutuhkan sistem menggunakan teknologi
6
Penyaluran air
pemompaan mengingat
Tidak selalu membutuhkan menggunakan pilihan
limbah sistem pemompaan yang membutuhkan
wilayah layanan yang luas teknologi sederhana
banyak energi
Biaya
29 8 Lebih mahal jika 30
Operasi
Lebih murah jika menggunakan pilihan
dioperasikan sesuai teknologi dan kapasitas
kapasitas rencana yang sama dengan Skala
Kawasan

PEMBAGIAN ZONA
PERENCANAAN LATIHAN
Pembagian zona-zona perencanaan pengembangan  Pilihlah teknologi penyaluran air buangan
sarana dan prasarana air limbah pada daerah berdasarkan data-data tugas besar dengan
terbangun ditetapkan berdasarkan : pertimbangan:
 Keseragaman tingkat kepadatan penduduk; 1. Kepadatan Penduduk
2. Penyediaan Air Bersih
 Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan
3. Kemiringan Tanah
lahan;
4. Kedalaman Air Tanah
 Keseragaman tingkat kepadatan bangunan;
5. Permeabilitas Tanah
 Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran 6. Kemampuan Membangun
air tanah dan permukaan; 7. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
 Kesamaan badan air penerima; dan Asumsikan data-data yang diperlukan, buatlah
 Pertimbangan batas administrasi. 31 pembagian zona-zona pelayanan 32

Anda mungkin juga menyukai