Anda di halaman 1dari 71

Shielded Metal Arc Welding

(Las Listrik)

Oleh:
Ir. Sutrimo, M.Eng

1 SUTRIMO
Tujuan Pembelajaran Umum
 Mengetahui proses pengelasan las listrik.

Tujuan Pembelajaran Khusus


 Dapat melakukan proses pengelasan secara benar
sesuai dengan prosedur dan standar yang telah
ditentukan dan dapat mengevaluasi hasilnya
berdasarkan standar pengujian dan pemeriksaan las.

2 SUTRIMO
Pokok Bahasan:
1. Definisi
2. Prinsip Kerja
3. Keuntungan dan Kerugian
4. Peralatan
5. Teknik Pengelasan
6. Aplikasi SMAW
7. Keselamatan Kerja

3 SUTRIMO
1. Definisi
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan
dua keping logam atau lebih, dilakukan pada logam
yang sama atau pada logam yang tidak sama
(similar metal or dissimilar metal) menjadi suatu
sambungan yang tetap atau permanen, dengan
menggunakan sumber panas listrik dan bahan
tambah berupa elektroda terbungkus.

4 SUTRIMO
2. Prinsip Kerja
Pada proses las listrik, busur nyala api yang terjadi antara ujung
elektroda dan logam induk (base metal) akan menghasilkan
panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda dan benda
kerja secara setempat. Dengan adanya pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda
dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka
terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag).

5 SUTRIMO
Gambar 1. Proses las listrik
Keuntungan
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air
2. Dapat mengelas berbagai macam material mild steel
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur
4. Dapat mengelasan dengan segala posisi
5. Mudah mendapatkan elektroda dalam banyak ukuran dan
diameter
6. Tingkat kebisingan rendah
7. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.

6 SUTRIMO
Kerugian
1. Pengelasan terbatas hanya sepanjang elektoda dan
harus melakukan penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag
atau terak harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan
baja non- ferrous.
4. Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair
hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan
posisi pengelasan.

7 SUTRIMO
Peralatan
 Mesin las (welding machine).
 Elektroda (electrode)
 Alat bantu dan Alat Keselamatan

8 SUTRIMO
Jenis Mesin Las (Power Source)
 Transformator
 Rectifier
 Inverter
 Generator

9 SUTRIMO
Transformator
Keuntungan
 Sangat kokoh
 Design sederhana
Kerugian
 Beban berat ukuran besar
 Hanya untuk AC (tidak bisa
menggunakan semua jenis elektroda)
 Penyetelan jarak jauh dengan
Perlengkapan mekanik yang rumit

10 SUTRIMO
Rectifier
 Keuntungan
 Dapat Dikontrol dan diatur dgn Mudah
 Dapat Dikontrol Jarak Jauh
 Tidak Bising
 Dapat menggunakan semua jenis lektroda

 Kerugian
 Beban Berat
 Ukuran Besar
 EFisiensi kira-kira 70%
 Proses dgn Feedback-Control rendah

11 SUTRIMO
Inverter
 Keuntungan
 Sangat efisien
 Dapat dikontrol dari jauh dan
mudah.
 Portable
 Tidak Bising

 Kerugian
 Hanya Untuk AC (tidak semua
elektroda bisa digunakan)

12 SUTRIMO
Generator
Keuntungan:
• Busur Stabil
• Kokoh
• Dapat digunakan dilapangan (jauh dari sumber listrik)
• Dapat digunakan untuk semua jenis elektroda

Kerugian
Mengeluarkan Asap
•Suaranya Berisik
•Berat
•Perawatannya Rumit

13 SUTRIMO
Keuntungan Mesin Las AC-DC

14 SUTRIMO
Pengkutuban Mesin Las
 Mesin Las AC

Panas 50%

Elektroda

Sumber
Power

Bahan Induk

Panas 50%

15 SUTRIMO
Mesin Las DC
DCRP (Direct Current Reverse Polarity)/
DCEP (Direct Current Electrode Positive)

DCSP (Direct Current Straight Polarity)/


DCEN (Direct Current Electrode Negative)

16 SUTRIMO
DCRP (Direct Current Reverse Polarity)

Pos (+)
Panas 70%

Elektroda

Sumber
Power
Bahan Induk

Panas 30%
Neg (-)

17 SUTRIMO
DCSP (Direct Current Straight Polarity)

Neg (-) Panas 30%

Elektroda

Sumber
Listrik
Bahan Induk

Panas
Panas
70%70%
Pos (+)

18 SUTRIMO
Elektroda (Electrode)
 Bagian Elektroda
 Fungsi Elektroda
 Klasifikasi Elektroda

19 SUTRIMO
Bagian Elektroda
 Inti Elektroda (rod)
 Pembungkus Elektroda (flux)

20 SUTRIMO
Fungsi Elektroda
Inti kawat las berfungsi sebagai bahan tambah
pada saat pengelasan berlangsung.

21 SUTRIMO
Fungsi Fluks (coating):
 Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, selama
proses pengelasan berlangsung;
 Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan
pendinginan, hal ini bertujuan agar hasil lasan yang terjadi tidak
getas dan rapuh;
 Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil lasan dengan cara
menambahkan zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput;
 Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur
api sehinggga mudah dikontrol;
 Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair;
 Menghasilkan unsur-unsur paduan seperti molybdenum, nikel
dan chromium pada baja-baja paduan rendah.

22 SUTRIMO
 Fluks biasanya terdiri dari bahan-bahan tertentu dengan
perbandingan yang tertentu pula.
 Bahan-bahan yang digunakan dapat digolongkan dalam
bahan pemantapan busur, pembuat terak, penghasil gas,
deoksidator, unsur paduan dan bahan pengikat.
 Bahan-bahan tersebut antara lain oksida-oksida logam,
karbonat, silikat, fluoride, zat organic, baja paduan dan
serbuk besi.

23 SUTRIMO
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MEMILIH ELEKTRODA:
 Jenis proses las
 Jenis material
 Desain sambungan
 Pelakuan panas
 Posisi pengelasan
 Biaya operasional
 Juru las (Welder qualification)

24 SUTRIMO
Klasifikasi Elektroda:
 Menurut normalisasi AWS/ASTM (American Welding
Society/American Standard for Testing Material),
semua elektroda ditandai dengan huruf E disertai 4
atau 5 angka dibelakangnya.
 Misalnya : E 6010

25 SUTRIMO
Klasifikasi Elektroda

26 SUTRIMO
Cara Membacanya:
 E menyatakan elektroda
 Dua atau tiga angka pertama , menunjukkan data
kekuatan tarik (Tensile Strength). Dapat dikonversikan
kedalam batas kekuatan menahan tarikan (Yield
Strength) dan penarikan (Elongation). (lihat tabel 3)
 Angka ketiga atau keempat menunjukkan posisi
pengelasan yang dapat dicapai.(lihat tabel 4)
 Angka keempat atau kelima menunjukkan jenis selaput
(coating), jenis sumber arus (AC/DC) sifat busur listrik,
daya penetrasi dan prosentase serbuk besi yang
terkandung pada elektroda.(lihat tabel 5)

27 SUTRIMO
Tensile Strength, Yield Strength & Elongation

28 SUTRIMO
Posisi Pengelasan

29 SUTRIMO
Sumber arus, tipe dan daya tembus

30 SUTRIMO
31 SUTRIMO
Fast Fill Electrodes
Adalah jenis elektroda untuk pendepositan cepat, pembekuan lasan agak lambat
sehingga sesuai untuk pengelasan flat. Ciri-cirinya:
 Penetrasi dangkal dengan minimum admixture.
 Untuk pengelasan pelat dengan tebal > 3/16
 Untuk flat fillet, horizontal fillet, lap dan groove butt weld.
 Untuk pengelasan medium carbon steel yang sensitif terhadap
keretakan.
 Jenis elektroda ini mengandung 50% iron powder.
 Arus pengelasan lebih besar dari elektroda jenis lain.
Contoh: E 7024, E 6027, E 7020

32 SUTRIMO
Fast Freeze Electrodes
Adalah jenis elektroda pembekuan cepat, digunakan khususnya untuk
posisi pengelasan seperti: vertical dan overhead. Jenis ini walaupun
termasuk jenis pengelasan lambat tetapi menuntut ketrampilan juru las
lebih tinggi.
Fast-Freeze electrodes menghasilkan penetrasi dangkal. Slag tipis, busur
mudah dikendalikan dan cocok untuk pengelasan vertikal.
Contoh: E 6010, jenis basic fast-freeze, DCEP vertical uphill.
E 6011, AC/DCEP vertical down
E 7010A-1 untuk high strenght pipe
E 7010-G

33 SUTRIMO
Fill Freeze Electrodes
Merupakan perpaduan dari fast-freeze dan fast-fill, medium
deposit dan penetrasi, penggunaan untuk semua posisi
pengelasan seperti:
 Down hill fillet

 Lasan pendek-pendek dengan perubahan arah las.

 Fast-fill joint bila kondisi fit up jelek.

Contoh: E 6012, E 6013 (baik untuk arus AC)


E 7014

34 SUTRIMO
Low Hydrogen Electrodes
Elektroda dikemas dalam bungkus hermetic dan bila pembungkusnya dibuka,
elektroda harus segera dimasukkan ke dalam dry storage 90-150C.
 Elektoda yang lembab akan berpengaruh terhadap hasil pengelasan.
 Moisture dalam jumlah kecil menyebabkan internal porositi, bila pengelasan
dilakukan terhadap material dengan hardenability tinggi maka porositi tersebut
akan menyebabkan under cracking.
 Moisture dalam jumlah besar akan menyebabkan porositi, under bead, cracking
dan weld crack.
Kondisi penyimpanan low hydrogen elecrode:
AWS A 5.1: 230-260 C selama 2 jam sebelum digunakan.
AWS A 5.5: 370-430 C selama 1 jam sebelum digunakan
Contoh: E7016, E7018, E7028 dll.

35 SUTRIMO
36 SUTRIMO
37 SUTRIMO
38 SUTRIMO
39 SUTRIMO
40 SUTRIMO
41 SUTRIMO
Alat Bantu
 Pemegang Elektroda (Stick
Elektrode)
 Tang Massa (Ground Clamp)
 Sikat Kawat (Wire Brush)
 Palu Las (Chipping Hammer)
 Tang Penjepit
 OAC (Oxy Acetylene Cutting)
 Gerinda Tangan
 Kikir dan Gergaji
 Ragum dan Pahat

42 SUTRIMO
Alat Keselamatan
 Topeng Las (Welding Mask)
 Sarung Tangan Kulit
 Pelindung Dada (Apron)
 Sepatu (Safety Shoes)

43 SUTRIMO
Teknik Pengelasan
 Parameter Pengelasan
 Menyalakan dan mematikan busur las
 Gerakan Elektroda
 Menyambung Las
 Perencanaan Sambungan (Joint Design)
 Jenis atau bentuk sambungan

44 SUTRIMO
Parameter Pengelasan
 Panjang Busur (Arc Length)
 Voltage
 Arus (Current)

45 SUTRIMO
Panjang Busur :
 Untuk mendapatkan panjang busur antara benda kerja
(base metal) dan ujung elektroda adalah sangat
penting. Karena panjang busur secara langsung sangat
menentukan masukan panas baik terhadap benda
kerja maupun elektroda yang diperlukan dalam proses
pengelasan.

46 SUTRIMO
Voltage:
 Besar voltage dapat diukur pada saat pengelasan
sedang berlangsung, dimana voltage dari
sumber yang masuk ke trafo las adalah 220/240
volt diturunkan menjadi sekitar 40-50 volt. Pada
waktu pemakaian voltage akan turun sekitar 18
sampai 36 volt, agar aman dalam pemakaian.
 Voltage tergantung dari panjang busur yang ada,
dan juga tergantung dari mesin las/trafo dan
panjang kabel las yang dipakai, apabila voltage
rendah, hal ini akan mempengaruhi masukan
panas (heat input) pada benda kerja dan
elektroda.

47 SUTRIMO
Selain besar kecilnya panjang busur, voltage
juga dipengaruhi oleh:
 Pembungkus elektroda
 Komposisi inti elektroda
 Diameter elektroda
 Besarnya arus

48 SUTRIMO
Arus (Current):
 Besar arus berdasarkan penyetelan amper meter
pada mesin las dan harus disesuaikan dengan
diameter elektroda yang digunakan untuk
pengelasan.
 Besar arus secara umum dapat dilihat pada
bungkus elektroda yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat. Jika pada bungkus elektroda tidak
tercantum dapat dilihat pada tabel berikut ini.

49 SUTRIMO
Hubungan diamater elektroda, tebal benda kerja & arus

50 SUTRIMO
Kesalahan parameter pengelasan menyebabkan
pengaruh terhadap hasil pengelasan, diantaranya:

Pengaruh Busur Las


Panjang busur las yang normal akan menghasilkan :
 Jalur las yang halus dan baik
 Penembusan/penetrasi las yang baik
 Perpaduan dengan bahan dasar baik

51 SUTRIMO
Panjang busur las terlalu panjang akan menghasilkan:
- Jalur las tidak beraturan
- Penembusan kurang
- Logam las tidak terlindung secara wajar

52 SUTRIMO
Panjang busur las terlalu pendek akan menghasilkan:
- Kepala las yang tinggi.
- Elektroda sering melekat pada pekerjaan
- Jalur las terlalu kecil

53 SUTRIMO
Pengaruh arus listrik
Arus terlalu tinggi.
- Jalur las datar dan lebar.
- Terlalu banyak percikan/spater
- Undercut sepanjang jalur las.

54 SUTRIMO
Arus terlalu rendah.
- Terjadi tumpukan/overlap
- Pemanasan kurang
- Penembusan kurang baik

55 SUTRIMO
Pengaruh laju pengelasan terlalu cepat:
- Jalur las terlalu kecil , bentuknya tidak beraturan.
- Penembusan kurang.
- Pengisian kurang.

56 SUTRIMO
Laju pengelasan terlalu lambat.
- Penembusan terlalu dalam
- Logam pengelasan terlalu banyak menumpuk

57 SUTRIMO
Menyalakan Busur Las
Scratching

Posisi akhir
Nyala busur
elektroda

Busur kerja

58 SUTRIMO
Tapping

Posisi akhir elektroda

Elektroda arah kebawah

Nyala Busur

59 SUTRIMO
Mematikan Busur Las

Cara 1 Cara 2
Arah pengelasan

Arah Pengelasan
Gerakan elektroda

60 SUTRIMO
Gerakan Elektroda
 Gerakan menarik (dragging motion)
 Gerakan maju mundur (whipping motion)
 Gerakan melebar (weaving motion)

61 SUTRIMO
Gerakan Melebar (Weaving Motion)

62 SUTRIMO
TEKNIK DASAR PENGELASAN
Sambungan Alur (Groove Welds)
Posisi pengelasan Posisi pengelasan
plat datar (1G) Horizontal (2G)

10 º- 20º

90º

SUTRIMO 63
Posisi pengelasan tegak Pengelasan diatas kepala/
vertikal (3G) overhead (4G)

SUTRIMO 64
Aplikasi Pengelasan
 Industri Tangki Penyimpanan
 Bejana Bertekanan
 Industri Pipa
 Industri Nuklir
 Struktur
 Perkapalan
 Transportasi
 Pemesinan
 Alat Berat
 Perawatan dan Perbaikan,dll.

65 SUTRIMO
Industri Tangki Penyimpanan

66 SUTRIMO
Bejana Bertekanan

67 SUTRIMO
Instalasi Perpipaan

68 SUTRIMO
Keselamatan Kerja
 Untuk melindungi anggota badan dari percikan
api las dan sinar las gunakan pakaian
keselamatan kerja dengan baik.
 Gunakan tabir pelindung untuk menghalangi sinar
yang tajam dan percikan api supaya tidak
mengganggu orang lain.
 Pakailah kaca mata pengaman secara baik.
 Pakailah topi pengaman jika mengelas posisi
overhead atau ditempat-tempat yang rumit.
 Hindari jalur kabel yang melintas pintu atau
tempat lalu lintas orang banyak.
 Hindari benda panas, benda tajam, nyala api
yang terkena atau mengganggu kabel las.

69 SUTRIMO
70 SUTRIMO Pakaian Kerja Welder
TERIMA KASIH

71 SUTRIMO

Anda mungkin juga menyukai