a. Nilai Dasar, merupakan esensi dari sila-sila pancasila yang bersifat universal. Nilai dasar
ideology tertuang dalam pembukaan UUD 45. Sehingga pembukaan UUD 45 memuat
nilai-nilai dasar ideology pancasila. Sebagai ideology terbuka, nilai inilah yang bersifat
tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara
b. Nilai Instrumental, merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaan. Nilai instrumental ini merupakan eksplisitasi, penjabaran lebih lanjut dari
nilai-nilai dasar ideology pancasila.
c. Nilai Praksis, merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi
pengalaman yang bersifat nyata. Maksudnya, dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal, ideologi juga haru memiliki norma yang
jelas karena ideology harus mampu direalisasikan dalam kehidupan praksisyang merupakan
suatu aktualisasi secara konkrit. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideology terbuka secara
structural memiliki tiga dimensi yaitu :
1. Dimensi Idealistis, merupakan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang
bersifat sistematis rasional, dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
2. Dimensi Normatif, merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu system norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma
kenegaraan.
3. Dimensi Realistis, merupakan suatu ideology harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat .
Ideologi pancasila bukanlah merupakan suatu “doktrin” belaka yang bersifat tertutup yang
merupakan norma-norma beku, melainkan disamping memiliki idealisme, pancasila juga bersifat
nyata dan reformatif yang mampu melakukan perubahan.
Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi
tantangan global dunia yang terus berkembang. Perkembangan teknologi yang saat ini
berkembang sangat pesat dalam masyarakat adalah teknologi informasi. Hampir semua orang
sependapat bahwa teknologi informasi telah, sedang dan akan merubah kehidupan umat manusia
dengan menjanjikan cara kerja dan cara hidup yang lebih efektif, lebih bermanfaat, dan lebih
kreatif. Sebagaimana dua sisi, baik dan buruk, teknologi informasi juga memiliki hal yang
demikian.
Sebagai teknologi, kedua sisi tersebut keberadaanya sangat tergantung pada pemakainya.
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu, Teknologi Informasi dan
Teknologi komunikasi. Teknologi informasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Maka Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung
pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi.
Peran Teknologi Informasi
Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan
jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, juga mempunyai arti yang
sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan
dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang
akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada
produktivitas kerja dan juga kompetitif.
Dampak positif dari Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang pendidikan, antara lain:
1. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan.
2. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang
semakin memudahkan proses pendidikan.
3. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang
berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik
berada dalam satu ruangan.
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam bidang pendidikan antara lain:
1. Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data
menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
2. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti
tes Raven, Differential Aptitudes Testdapat diakses melalui compact disk. Implikasi dan
permasalahan ini adalah tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui
internet tersebut.
3. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindakan
kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi
yang e-book berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah.
Kesimpulan.
Advertisements