Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar kampung adat dapat di definisikan sebagai


kawasan yang masih menjaga dan mempertahankan segala bentuk adat
istiadat, hukum dan aturan yang telah ditetapkan oleh para leluhur mereka.
Setiap kampung adat masih menjalankan segala tradisi dengan berbagai
macam larangan dan pantrangan atau yang sering masyarakat sunda sebut
dengan istilah “pamali”. Sehingga kondisi suatu kampung adat masih
banyak yang tidak tersentuh oleh budaya Modern, serta menyuguhkan
suasana yang asri dengan pemandangan yang indah.

Kampung adat bisa dijadikan sebagai tempat wisata budaya dan


wisata spiritual karena memiliki norma dan aturan adat istiadat yang dapat
dijadikan dasar-dasar dalam kehidupan. Salah satu contoh dari beberapa
kampung adat yang ada ditataran atau wilayah masyarakat sunda, meliputi
daerah Provinsi Jawa Barat yaitu rumah adat kampung Cikondang yang
terletak di wilayah Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung. Kampung adat Cikondang ini merupakan kampung sunda
tradisional yang berbaur agama Islam. Keberadaan kampung adat
membawa perubahan pada lingkungan dan masyarakat itu sendiri serta
masyarakat umum. Mengenai ini telah diketahaui informasi tentang
pengetahuan dan pendidikani dan adat isitiadat serta kependudukan dalam
kampung cikondang.
B. Rumususan Masalah

Dari pokok permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan


yang dijadikan sebagai kajian penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana kondisi serta informasi mengenai kampung adat


cikondang?

2. Bagaimana sistem pengetahuan dan pendidikan di kampung


cikondang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dapat dicapai dalam penulisan laporan


penelitian ini adaah sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi serta informasi mengenai kampung adat
cikondang.
2. Memahami sistem pengetahuan dan pendidikan di kampung
cikondang

D. Metode penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yaitu


menggunakan penelitian yang menggunakan sistem interview
(wawancara) yaitu teknik pembuatan data melalui proses lisan atau tanya
jawab dengan mengadakan komunikasi langsung dengan yang berwenang
dalam perusahaan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

2
BAB II

KONDISI OBJEK PENELITIAN

Kampung adat Cikondang Desa Lumajang berada di daerah pegunungan.


Secara administratif, Kampung Cikondang, terdapat di dalam lokasi Desa
Lumajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Kampung Cikondang
ini bersebelahan dengan Desa Cikalong serta Desa Cipinang (Kecamatan
Cimaung) di samping utara, dengan Desa Pulosari di samping selatan, Desa
Tribakti Mulya di samping timur, dan di samping barat bersebelahan Desa
Sukamaju.

Jarak dari pusat Kota Bandung ke Kampung Adat Cikondang ini berjarak
sekitar 38 Km, sedangkan dari pusat Kecamatan Pangalengan lebih kurang 11
Km. Dari kota Bandung, kampung adat dapat ditempuh ke arah selatan melalui
Kecamatan Banjaran serta Kecamatan Cimaung. Jarak dan ruas jalan Bandung-
Pangalengan yang ada di Kampung Cibiana ke Kampung Cikondang sekitar 1
Km. Jika ditempuh dari jalan komplek perkantoran PLTA Cikalong, melewati
bendungan dengan tangga betonnya, setelah itu lewat Kantor Desa Lumajang.

Untuk kondisi atau keadaan masyarakat di Kampung Adat Cikondang atau


secara umumnya Desa Lumajang dapat dikatakan masih asri. Masih banyak
kebun-kebun ataupun hutan. Masyarakat Desa Lumajang mayoritas masih bekerja
sebagai petani. Masyarakat juga ramah terhadap tamu yang ingin mempelajari
Kampung Adat Cikondang.

Adapun kondisi dari Kampung Adat Cikondang masih terjaga dengan baik
dan diurus oleh penjaga desa setempat. Masyarakat juga begitu memegang teguh
budaya mereka. Bisa dilihat dari rumah adat Kampung Cikondang yang tidak
diijinkan di isi beberapa barang elektronik, seperti TV, radio, dan sebagainya.
Bahkan juga dalam memasak, alat-alat yang dipakai juga masihlah memakai alat
tradisional yang biasanya orang sunda menyebutnya dengan nama hawu (tungku).

3
Bangunan rumah adat Cikondang berbentuk rumah panggung. Di dalamnya
terdapat dua kamar. Satu kamar untuk juru kunci (kuncen), satu lagi untuk
menyimpan beras, disebut goah. Bagian rumah lain terdiri atas ruang tengah yang
menyatu dengan dapur. Dapur hanya digunakan untuk menanak nasi. Di dalam
Bumi Adat tidak banyak terdapat perlengkapan rumah tangga, kecuali lemari dan
sejumlah peralatan makan dan minum untuk menjamu tamu. Seluruh peralatan
terbuat dari seng, sedangkan gelas terbuat dari tanah liat. Karena listrik tidak
boleh digunakan, penerangan di Bumi Adat menggunakan cempor (lampu
minyak).

Di bagian luar Bumi Adat terdapat bangunan berukuran lebih kecil yang
menempel pada bangunan induk. Bangunan tersebut disebut bale-bale. Fungsinya
untuk menyimpan berbagai bahan makanan. Di luar bale-bale terdapat dapur yang
biasa digunakan warga untuk memasak. Para ibu menggunakan dapur itu saat
mempersiapkan hidangan untuk menyambut tamu atau ritual khusus, seperti ritual
15 Muharam. Tidak jauh dari bale-bale terdapat lumbung padi. Sementara kamar
mandi terletak sekitar 2 meter dari Bumi Adat. Pengelolaan Bumi Adat dilakukan
kuncen yang sekaligus menjadi tetua adat kampung. Dana pengelolaan diperoleh
dari hasil sawah yang digarap para perawat Bumi Adat. Luasnya 200 tumbak. Saat
ini di Kampung Cikondang banyak dibangun rumah besar dengan dinding dari
bata dan semen. Hanya beberapa rumah yang masih menggunakan bambu.

4
BAB III

SISTEM PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN

A. Wawancara
1. Istilah SR (Sekolah Rakyat)

SR teh mangrupakeun singkatan tina “Sakola Rakyat”. Sakola


Rakyat ieu tos aya ti jaman baheula, baheula mah sistem diajarna teh
sok disebut “liscatung” nu hartina nulis, maca jeung ngitung.
Liscatung baheula mah sok dina sabak ku gerik. Sabak teh sarupa
jeung board,nu didamelna tina batu, mun di sakola teh sok numpuk di
jilidan. Baheula mah pelajaran teh loba keneh ku lisan tibatan tulisan
oge. Ayeuna mah istilah pelajaranna henteu liscatung, aya deui
pangajaran-pangajaran nu sanes. Ayeuna mah pendidikanna tos sesuai,
aya SD, SMP, SMK.

Abah mah baheula sakola teh nepika kelas dua, babaturanna


mah aya nu neruskeun ka tingkatan nu luhur tapi aya oge nu henteu
neruskeun. Babaturan abah anu neruskeun teh aya nu ka Sindang
Palay. Salila sakola nepika kuliah, rerencangan abah teh aya nu gelarna
Drs. Bahasa sunda, Drs. Bahasa indo, Drs Bahasa Jepang, tapi teu aya
nu nepika insinyur. Abah baheulana mah langsung sakola ngetik di
Komes Bandung, terus damel jadi karyawan sipil di ABRI. Baheula teh
mimitina damel ti nol heula, abah sok babad tapi lila-lila jdi juru tulis
di ATK (alat tulis kantor). Pas taun 1959, aya nu miwarang ka abah
jadi ABRI, abah nyatujukeun sateu acanna dipiwarang periksa
kasehatan heula ka dokter di Tegalega. Taun 1959, ka dodik di
Pangalengan menang 3 bulan. Ajaran Jepang teh kudu enyaan, tiarap-
tiarap dina tai sapi dina latihan ABRI teh. Tapi jaman ayeuna mah jadi
ABRI teh babari tinggal ku duit mun hoyong latihan beurat teh. Seer

5
rerencangan abah anu ngagaduhan titel sanajan kaluaran ti SR. Ngan
abah ayeuna di sebut sarjana rakyat teh, abah hentu sakola di
Perguruan Tinggi tapi abah boga sagala carita Cikondang, makalah nu
sejen aya dibumi teh sanajan teu sakola, pagawean abah teh ngetik
sistim sapuluh jari, panon oge masih awas kana surat kabar.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi :

Sekolah Rakyat ini sudah ada dari jaman dahulu. Dahulu itu
sistemnya “liscatung” dalam artian tulis, baca, dan hitung. Dahulu juga
ditulis di dalam “sabak” menggunakan “gerik”. Sabak merupakan
barang sejenis board yang dibuat dari batu, di sekolah juga ada
memakai jilid. Dahulu lebih banyak lisan daripada tulisan. Untuk
sekarang pelajaran tidak hanya “liscatung” saja, tetapisudah ada
pelajaran-pelajaran lain. Tingkatan pendidikan sekaang sudah sesuai
dengan Kemendikbud, ada SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah
Mnengah Pertama), dan SMK (Sekolah Menengah Kejurusan).

Dahulu abah Ilin sekolah hanya sampai kelas dua, tetapi teman
sekolahnya ada yang menuruskan ke jenjang yang lebih tinggi ada juga
yang tidak. Teman abah yang melanjutkan sekolah ada yang
melanjutkan ke daerah Sindang Palay. Selama sekolah sampai kuliah,
ada teman abah yang mendapatkan gelar Drs. Bahasa Sunda, Drs.
Bahasa Idonesia, Drs. Bahasa Jepang, tetapi tidak ada yang sampai
mendapatkan gelar insinyur. Dahulu abah beljar itu di Sekolah
Mengetik yang berada di Komes Bandung. Kemudian bekerja jadi
pegawai sipil di ABRI. Abah dahulu awal bekerja dimulai dari nol,
dimulai dari pekerjaan memotong rumput sampai juru tulis di ATK
(alat tulis kantor). Pada tahun 1959, ada yang mengajak abah menjadi
ABRI, abah pun menyetujui kemudian abah diperintah untuk
memeriksa kesehatannya ke dokter sebelum pergi di Tegalega. Latihan
ABRI yang diajarkan oleh Jepang, harus biasa tiarap di kotoran sapi
selama latihan. Untuk jaman sekarang menjadi ABRI itu lebih mudah

6
jika menggunakan uang untuk melakukan latihannya. Banyak teman
abah yang mempunyai “titel” walaupun lulusan dari Sekolah Rakyat
(SR). Abah disebut sarjana rakyat, meskipun tidak sampai ke
Perguruan Tinggi tetpi abah mempunyai semua cerita Cikondang,
makalah-makalah meskipun tidak sekolah tetapi masih tersimpan
dirumahnya, dan pekerjaan abah selalu mengetik menggunkan sepuluh
jari dan matanya juga masih bias membaca surat kabar.

2. Pendidikan Lain

Pendidikan nu paling jauh hungkul dugika bandung, henteu aya


nu neruskeun ka luar negeri. Baheula mah neruskeun sakola teh hese,
kudu ngirimkeun beas ti dieu. Komo pendidikan ayeuna mah sagala
mahal, beda jeung baheula. Warga Cikondang nu pangageungna
kenging gelar teh Drs. hungkul, pami insinyur mah henteu aya, tapi
kaayeunakeunna mah saatos aya SD teu kaperhatikeun gelarna dugi
kamana. Tapi model di PLN kedah jadi insinyur. Seer warga dieu nu
jadi guru, aya sekitar kana 10%. Harita mah guru teh kurang, abah ge
ngan aya tilu guru pas nuju SR keneh mah, tapi panilik mah tos aya.
Baheula bangku diajar na didamel tina jati asli, nu tilas abah taun
1940-an teh aya keneh, aya keneh tilas tintaan nu di bolongan ku
kalang. Seer oge warga dieu nu ka pasantren, di Lintung, Hijroh,
Cimaung, nu kaluar desa.

Pariwisata didieu mah tuntunan (terbatas kulantaran tabuk


pamali tea), mun pariwisata luar mah tontonan. Didieu mah tuntunan
kusabab budaya, tuntunan mah seer pesekeun nyaeta suluk silokal.
Oleh-oleh didieu teh nu mangrupa tuntunan pariwisata, tadi namah
abah teh bade ngadamel duplikat rumah adat mangrupa miniatur bumi
adat kanggo tontonan barudak nu KKN, ti taun 2014 ge tos di gambar.
Tamu ti luar negeri nu tos kadieu aya ti Belanda, Inggris, China, tapi

7
mung tiasa popotoan hungkul teu tiasa lebet ka bumi, agama nu sejen
mah teu tiasa da ieu mah tos aturan agama Islam.

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi :

Warga yang melakukan pendidikan paling jauh hanya sampai


Bandung, tidak ada yang meneruskan ke luar negeri. Untuk
melanjutkan sekolah dahulu itu susah, karena harus mngirimkan
kebutuhan hidup berupa beras. Terutama pendidikan sekarang menjadi
mahal, berbeda dengan pendidikan dahulu. Warga Cikondang yang
mendapat gelar paling tinggi hanya sampai Drs,untuk gelar insinyur
tidak ada yang sampai kesana. Tetapi seperti bekerja di PLN harus bisa
jadi insinyur. Banyak warga yang menjadi guru, sekitar 10%. Zaman
dahulu sangat kekurangan guru, bahkan abah gurunya hanya ada 3 saat
belajar di Sekolah Rakyat (SR). Meja belajarnya terbuat dari pohon jati
sampai sekarang juga masih ada dari tahun 1940-an, ada yang sampai
di lubangi dan tintanya masih ada. Banyak juga warga Cikondang yang
menimpa ilmu di pesantren sekitar, seperti di Lintung, Hijroh,
Cimaung, bahkan sampai ke luar desa.

Pariwisata disini memberikan tuntunan, sedangkan pariwisata


luar hanya menjadi tontonan. Tuntunan disini karena adanya
kebudayaan, tuntunannya lebih banyak filosofis. Oleh-oleh dari sini itu
berupa tuntunan pariwisata, awalnya abah akan membuat dulikat
rumah adat berupa miniature Rumah Adat Cikondang untuk tontonan
anak-anak yang KKN, kerangka miniaturnya sudah di gambar sejak
tahun 2014. Tamu mancanegara yang pernah berkunjung ke Kampung
Cikondang itu meliputi Negara Belanda, Inggris, China, tetapi mereka
hanya diperbolehkan untuk mengambil foto, tidak boleh masuk ke
dalam rumah adat, karena ini sudah aturan agama Islam dan agama
lain tidak diperbolehkan.1

1
Wawancara dengan Abah Ilin Dahsyah, Sesepuh Adat Cikondang, Cikondang 2018

8
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Kampung adat Cikondang merupakan salah satu dari beberapa


Kampung Adat yang ada di Jawa Barat, tepatnya di Pangalengan Bandung.
Kampung ini merupakan Kampung Sunda tradisional yang berbaur Islam.

Dapat diperoleh simpulan dari hasil penelitian terkait sistem


pengetahuan dan pendidikan masyarakat Kampung Adat Cikondang Desa
Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sebagai berikut.

Pertama, masyarakat Cikondang dahulu pendidikannya masih


rendah, hanya ada beberapa orang yang melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Sekolah yang ada saat itu hanya Sekolah Rakyat (SR), sekolah-
sekolah saat ini seperti SD, SMP, dan SMK belum ada. Dahulu itu
sistemnya “liscatung” dalam artian tulis, baca, dan hitung.

Kedua, masyarakat Cikondang tidak ada yang meneruskan sampai


ke luar negeri, hanya sampai sekitar Bandung. Dahulu untuk sekolah ke
luar daerah cukup sulit, masih terdapat banyak kendala. Dan gelar yang
didapatkan dahulu paling sampai S1dengan gelar Drs.

Ketiga, untuk pengunjung yang ke Kampung Adat Cikondang


akan mendapat tuntunan pariwisata berupa mengetahui filosofi. Warga
mancanegara tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam rumah adat,
hanya bisa mengambil momen penting disana. Dikarenakan Kampung
Adat ini sudah terbaur agama Islam, sehingga peraturan disana sudah ada
aturan Islam.

9
B. Saran

Setiap manusia tentu tidak luput dari kesalahan, maka penulis


meminta saran khususnya kepada dosen pengampu yaitu bapak . Mardani,
S.Ag., MA. Hum. dan E. Roni Nukiman, M.Ag. yang senatiasa
memberikan masukan dan perbaikan dalam pembuatan laporan penelitian
ini. Juga kepada pembaca, penulis meminta saran karena laporan
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis menyadari banyak
kesalahan dalam proses pembuatan laporan penelitian ini. Maka, penulis
meminta maaf atas segala khilaf.

10

Anda mungkin juga menyukai