PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
D. Metode penelitian
2
BAB II
Jarak dari pusat Kota Bandung ke Kampung Adat Cikondang ini berjarak
sekitar 38 Km, sedangkan dari pusat Kecamatan Pangalengan lebih kurang 11
Km. Dari kota Bandung, kampung adat dapat ditempuh ke arah selatan melalui
Kecamatan Banjaran serta Kecamatan Cimaung. Jarak dan ruas jalan Bandung-
Pangalengan yang ada di Kampung Cibiana ke Kampung Cikondang sekitar 1
Km. Jika ditempuh dari jalan komplek perkantoran PLTA Cikalong, melewati
bendungan dengan tangga betonnya, setelah itu lewat Kantor Desa Lumajang.
Adapun kondisi dari Kampung Adat Cikondang masih terjaga dengan baik
dan diurus oleh penjaga desa setempat. Masyarakat juga begitu memegang teguh
budaya mereka. Bisa dilihat dari rumah adat Kampung Cikondang yang tidak
diijinkan di isi beberapa barang elektronik, seperti TV, radio, dan sebagainya.
Bahkan juga dalam memasak, alat-alat yang dipakai juga masihlah memakai alat
tradisional yang biasanya orang sunda menyebutnya dengan nama hawu (tungku).
3
Bangunan rumah adat Cikondang berbentuk rumah panggung. Di dalamnya
terdapat dua kamar. Satu kamar untuk juru kunci (kuncen), satu lagi untuk
menyimpan beras, disebut goah. Bagian rumah lain terdiri atas ruang tengah yang
menyatu dengan dapur. Dapur hanya digunakan untuk menanak nasi. Di dalam
Bumi Adat tidak banyak terdapat perlengkapan rumah tangga, kecuali lemari dan
sejumlah peralatan makan dan minum untuk menjamu tamu. Seluruh peralatan
terbuat dari seng, sedangkan gelas terbuat dari tanah liat. Karena listrik tidak
boleh digunakan, penerangan di Bumi Adat menggunakan cempor (lampu
minyak).
Di bagian luar Bumi Adat terdapat bangunan berukuran lebih kecil yang
menempel pada bangunan induk. Bangunan tersebut disebut bale-bale. Fungsinya
untuk menyimpan berbagai bahan makanan. Di luar bale-bale terdapat dapur yang
biasa digunakan warga untuk memasak. Para ibu menggunakan dapur itu saat
mempersiapkan hidangan untuk menyambut tamu atau ritual khusus, seperti ritual
15 Muharam. Tidak jauh dari bale-bale terdapat lumbung padi. Sementara kamar
mandi terletak sekitar 2 meter dari Bumi Adat. Pengelolaan Bumi Adat dilakukan
kuncen yang sekaligus menjadi tetua adat kampung. Dana pengelolaan diperoleh
dari hasil sawah yang digarap para perawat Bumi Adat. Luasnya 200 tumbak. Saat
ini di Kampung Cikondang banyak dibangun rumah besar dengan dinding dari
bata dan semen. Hanya beberapa rumah yang masih menggunakan bambu.
4
BAB III
A. Wawancara
1. Istilah SR (Sekolah Rakyat)
5
rerencangan abah anu ngagaduhan titel sanajan kaluaran ti SR. Ngan
abah ayeuna di sebut sarjana rakyat teh, abah hentu sakola di
Perguruan Tinggi tapi abah boga sagala carita Cikondang, makalah nu
sejen aya dibumi teh sanajan teu sakola, pagawean abah teh ngetik
sistim sapuluh jari, panon oge masih awas kana surat kabar.
Sekolah Rakyat ini sudah ada dari jaman dahulu. Dahulu itu
sistemnya “liscatung” dalam artian tulis, baca, dan hitung. Dahulu juga
ditulis di dalam “sabak” menggunakan “gerik”. Sabak merupakan
barang sejenis board yang dibuat dari batu, di sekolah juga ada
memakai jilid. Dahulu lebih banyak lisan daripada tulisan. Untuk
sekarang pelajaran tidak hanya “liscatung” saja, tetapisudah ada
pelajaran-pelajaran lain. Tingkatan pendidikan sekaang sudah sesuai
dengan Kemendikbud, ada SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah
Mnengah Pertama), dan SMK (Sekolah Menengah Kejurusan).
Dahulu abah Ilin sekolah hanya sampai kelas dua, tetapi teman
sekolahnya ada yang menuruskan ke jenjang yang lebih tinggi ada juga
yang tidak. Teman abah yang melanjutkan sekolah ada yang
melanjutkan ke daerah Sindang Palay. Selama sekolah sampai kuliah,
ada teman abah yang mendapatkan gelar Drs. Bahasa Sunda, Drs.
Bahasa Idonesia, Drs. Bahasa Jepang, tetapi tidak ada yang sampai
mendapatkan gelar insinyur. Dahulu abah beljar itu di Sekolah
Mengetik yang berada di Komes Bandung. Kemudian bekerja jadi
pegawai sipil di ABRI. Abah dahulu awal bekerja dimulai dari nol,
dimulai dari pekerjaan memotong rumput sampai juru tulis di ATK
(alat tulis kantor). Pada tahun 1959, ada yang mengajak abah menjadi
ABRI, abah pun menyetujui kemudian abah diperintah untuk
memeriksa kesehatannya ke dokter sebelum pergi di Tegalega. Latihan
ABRI yang diajarkan oleh Jepang, harus biasa tiarap di kotoran sapi
selama latihan. Untuk jaman sekarang menjadi ABRI itu lebih mudah
6
jika menggunakan uang untuk melakukan latihannya. Banyak teman
abah yang mempunyai “titel” walaupun lulusan dari Sekolah Rakyat
(SR). Abah disebut sarjana rakyat, meskipun tidak sampai ke
Perguruan Tinggi tetpi abah mempunyai semua cerita Cikondang,
makalah-makalah meskipun tidak sekolah tetapi masih tersimpan
dirumahnya, dan pekerjaan abah selalu mengetik menggunkan sepuluh
jari dan matanya juga masih bias membaca surat kabar.
2. Pendidikan Lain
7
mung tiasa popotoan hungkul teu tiasa lebet ka bumi, agama nu sejen
mah teu tiasa da ieu mah tos aturan agama Islam.
1
Wawancara dengan Abah Ilin Dahsyah, Sesepuh Adat Cikondang, Cikondang 2018
8
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
9
B. Saran
10