The Butler Lumber Company didirikan pada tahun 1981 sebagai kemitraan oleh Mark Butler dan
saudara iparnya, Henry Stark. Pada tahun 1988 Butler membeli saham Stark seharga $ 105.000 dan
memasukkan bisnis tersebut. Stark telah mengambil uang sebesar $ 105.000, yang akan dilunasi pada
tahun 1989, memberi Butler waktu untuk mengatur pembiayaan yang diperlukan untuk melakukan
pembayaran sebesar $105.000 kepadanya. Bisnis tersebut berlokasi di pinggiran kota yang sedang
berkembang di sebuah kota besar di Pacific Northwest. Perusahaan memiliki tanah dengan akses ke
dinding rel kereta api, dan dua bangunan penyimpanan besar telah didirikan di atas tanah ini. Operasi
perusahaan terbatas pada distribusi eceran produk kayu di wilayah setempat. Produk khas termasuk
kayu lapis, cetakan, dan produk selempang dan pintu. Diskon kuantitas dan persyaratan kredit 30 hari
bersih pada akun terbuka biasanya ditawarkan kepada pelanggan.Volume penjualan telah dibangun
sebagian besar atas dasar persaingan harga yang sukses, dimungkinkan oleh pengendalian biaya
operasi yang cermat dan oleh kuantitas pembelian bahan dengan harga yang substansial. diskon.
Sebagian besar produk moulding dan selempang serta pintu, yang merupakan item penjualan yang
signifikan, digunakan untuk pekerjaan perbaikan. Sekitar 55% dari total penjualan dilakukan dalam
enam bulan dari April hingga September. Mark Butler adalah seorang pria energik, 39 tahun, yang
bekerja berjam-jam di tempat kerja. Dia dibantu oleh seorang asisten yang, dalam kata-kata
penyelidik Bank Nasional Northrop, "telah melakukan dan dapat melakukan segala sesuatu yang
dilakukan Butler dalam organisasi." Karyawan lainnya berjumlah 10 pada awal tahun 1991, 5 di
antaranya bekerja di halaman dan mengemudikan truk serta 5 di antaranya membantu di kantor dan
penjualan.
A.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Butler Lumber Company
Tahun Berdiri : 1981
Nama Pendiri : Mark Butler dan Henry Stark
Lokasi Perusahaan : Pacific Northwest
Jumlah Karyawan : 10 orang
A.3 Analisis 4P
a. Product
Perusahaan terbatas pada distribusi eceran produk kayu di wilayah setempat. Produk khas
termasuk kayu lapis, cetakan, dan produk selempang dan pintu. Diskon kuantitas dan
persyaratan kredit 30 hari bersih pada akun terbuka biasanya ditawarkan kepada pelanggan.
b. Price
Butler Lumber Company memberikan diskon kuantitas dan syarat kredit 30 hari pada
pelanggan.
c. Place
Bisnis tersebut berlokasi di pinggiran kota yang sedang berkembang di sebuah kota besar di
Pacific Northwest. Perusahaan memiliki tanah dengan akses ke dinding rel kereta api, dan
d. Promotions
pembayaran yang dilakukan dalam waktu 10 hari sejak tanggal faktur. Akun jatuh tempo
dalam 30 hari pada harga faktur, tetapi pemasok biasanya tidak keberatan jika pembayaran
agak terlambat di belakang tanggal jatuh tempo. Selama dua tahun terakhir, Butler hanya
mengambil sedikit diskon pembelian karena kekurangan dana yang timbul dari pembelian
saham Stark dalam bisnis dan tambahan investasi dalam modal kerja terkait dengan
a. Strength
Bisnis tersebut berlokasi di pinggiran kota yang sedang berkembang di sebuah kota besar di
Pacific Northwest. Perusahaan memiliki tanah dengan akses ke dinding rel kereta api, dan
dua bangunan penyimpanan besar telah didirikan di atas tanah ini. Produk khas termasuk
b. Weakness
wilayah setempat. Belum ada perluasan lebih lanjut walaupun menurut sejumlah perusahaan
yang bekerja sama dengan Butler Lumber Company, perusahaan ini mempunyai kualitas
penjualan yang baik dan biaya operasionalnya yang cenderung minim. Selain itu, pemesanan
barang pun hanya melalui telepon saja. Ketakutan akan kemerosotan ekonomi tahun 1991
juga menjadi salah satu factor Butler Lumber Company sangat berhati-hati dalam
produktifitas perusahaannnya.
c. Opportunity
- Tidak menerima pesanan melalui telepon saja, tetapi memperbanyak karyawan dan
d. Threats
akan berdampak pada kenaikan harga kayu dan bahan baku lainnya.
B. Key Issues
Bagaimana Butler Lumber mengatasi kekurangan uang tunai dan meyakinkan Northrop National Bank
TAHUN 1988
NOCW = (58 + 171 + 239 ) – (124 + 24 )
= 468 – 148
NOCW = 320
TAHUN 1989
NOCW = (48 + 222 + 239) – ( 192 -30)
= 596 – 962
NOCW = 320
TAHUN 1990
NOCW = (41 +317 + 326) - (192 + 30)
= 776 – 217
NOCW = 559
TAHUN 1991
NOCW = (31 + 345 +556) – (243 + 36)
= 932 – 207
= 725
Jadi, bila dilihat dari tahun 1988 sampai tahun 1991 terjadi peningkatan operational bersih modal kerja .
Hal ini dikarenakan perusahaan harus secara berkesinambungan membiayai supplier dari hasil penjualan
yang meningkat setiap tahunnya.
Tahun 1988:
Operating Capital = 320 + 126 = 446
Tahun 1989:
Operating Capital = 434 + 140 = 574
Tahun 1990:
Operating Capital = 559 + 157 = 716
Tahun 1991 :
Operating Capital = 725 + 162 = 887
Jadi, dapat dianalisa bahwa dari tahun 1988 sampai tahun 1991 seiring meningkatnya volume penjualan
maka perusahaan juga akan semakin meningkat aktivitas produksinya . Semakin besar penjualan, semakin
besar penjualan semakin besar juga modal operasionalnya.
TAHUN 1988
EBIT = 1,697 – 1,222 – 425
= 50
NOPAT = 50 x (1 – 5%)
= 42,5
TAHUN 1989
TAHUN 1990
EBIT = 2,694 – 1,950 – 658
= 86
NOPAT = 86 x (1 – 5%)
= 73,1
TAHUN 1991
EBIT = 718 – 522 – 175
= 21
NOPAT = 21 x (1 – 5%)
= 17,85
NOPAT adalah Laba bersih operasional setelah pajak. Dari tahun 1988 hingga tahun 1991, laba bersih
operasional setelah pajak Butler Lumber Company menunjukkan peningkatan hingga tahun 1991
mengalami penurunan. Artinya, kemampuan perusahaan untuk membagikan keuntungan pada pemegang
saham dan kewajiban hutang mengalami penurunan pada tahun 1991.
4. ROIC = NOPAT / OPERATING CAPITAL
Tahun 1988
Tahun 1989
Tahun 1990
Tahun 1991
Tahun 1988
42.5 / 1,697 = 0.025 atau 2.50%
Tahun 1989
51.85 / 2,013 = 0.0257 atau 2.57%
Tahun 1990
73.1 / 2,694 = 0.0271 atau 2.71%
Tahun 1991
17.85 / 718 = 0.024 atau 2.48%
Analisisnya, Butler Lumber Company memperoleh laba bersih dalam satu siklus perusahaan 2,50% pada
tahun 1988, dan pada tahun 1989 mengalami peningkatan laba bersih menjadi 2,57%, pada tahun 1990
laba bersih meningkat menjadi 2,71% dan tahun 1991 menjadi 2,48%.
1. ROE
31.000
Tahun 1988 :
270.000 = 1.14
34.000
Tahun 1989 :
304.000 = 11.1
44.000
Tahun 1990 :
348.000 = 12.6
9.000
Tahun 1991 :
357.000 = 2.52
Berdasarkan perhitungan ROE diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan Butler dalam menghasilkan
laba bersih menggunakan modal sendiri dapat dibilang kurang baik, terutama pada tahun 1991. Hal ini
disebabkan oleh adanya pembelian saham yang menyebabkan meningkatnya utang, sehingga modal yang
seharusnya digunakan untuk produksi dan penjualan, menjadi tidak teralokasi secara tepat.
2. ROTC
31.000
Tahun 1988 :
(1.222.000+425.000)
x 100 = 7.27%
34.000
Tahun 1989 :
(1.437.000+515.000)
x 100 = 6.58%
44.000
Tahun 1990 :
(1.950.000+658.000
x 100 = 6.66%
9.000
Tahun 1991 :
522.000+175.000
x 100 = 1.29%
Berdasarkan perhitungan ROTC, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian laba atas investasi yang
dihasilkan perusahaan Butler melalui penggunaan struktur modalnya dari tahun ke tahun kian menurun.
Artinya, keputusan Butler untuk membeli modal saham saudara iparnya terlalu terburu-buru, sehingga
menyebabkan kekurangan uang untuk melakukan kegiatan produksi.
Dengan incremental cash flow sebesar $2.334.000, perusahaan Butler tidak perlu mengambil
pinjaman sebesar 465.000 dengan jangka waktu yang panjang.pembayaran angsuran pembelian
saham selama 10 tahun sebesar 647,1. Untuk pinjaman di Suburban National Bank sebesar
247.000, jika diasumsikan tenor pinjamannya 10 tahun dan bunga sebesar 11%, maka angsuran
yang harus dibayarkan sebesar $226,41 . Jika dijumlahkan, total angsuran Butler adalah sebesar
$873.51. dengan demikian , Butler tidak perlu mengambil pinjaman yang besar dengan jangka
waktu yang panjang, karena itu hanya akan menambah utang dan jika penggunaan pinjamannya
Operating Working Capital Butler Lumber dari tahun 1988 hingga 1990 meningkat dan kemudian
mengalami penurunan di tahun 1991. Penurunan ini dapat disebabkan oleh kekurangan uang tunai
yang dialami Butler, hingga membuat kegiatan penjualan ikut menurun. Selain nilai NOWC
yang menurun, nilai keuntungan atau Net profit margin Butler Lumber pada tahun 1991 juga
menurun. Penurunan ini disebabkan oleh kurangnya penjualan di awal tahun 1991, namun
diharapkan penjualan akan meningkat di akhir tahun dan diproyeksikan akan mencapai 3.6 juta.
Dengan bantuan pinjaman dari Suburban National Bank diharapkan akan membantunya untuk
membeli suplai barang, Butler Lumber diproyeksikan dapat memproduksi dan menjual lebih
banyak produk hingga akhir tahun 1991. Mengingat di saat itu belum ada perusahaan sejenis yang
dapat menjadi saingan , Butler dapat dengan mudah memaksimalkan perusahaannya. Mark Butler
harus bisa mengelola investasinya, dan dalam waktu dekat tidak melakukan pembelian saham
atau menambah asset tetap untuk pribadinya, hingga dipastikan laju pertumbuhan perusahaan
Penjualan Butler Lumber Company triwulan I tahun 1991 menurun 27% dibandingkan tahun
1990. Selain kekurangan uang tunai, ada piutang belum tertagih yang membuat Butler tidak dapat
sebesar 3.6 juta diakhir tahun. Namun Butler perlu mengambil keputusan yang tapat, dengan
tidak mengambil pinjaman yang terlalu besar, agar mengurangi utang dan membuat perusahaan
stabil. Butler juga harus mengantisipasi adanya perusahaan pesaing yang akan muncul di tahun-
tahun mendatang. Dengan kondisi ekonomi di tahun 1991 belum bisa diprediksi, segala
kemungkinan bisa terjadi. Perubahan hukum di tahun 1991 tentang pengaturan usaha akibat
adanya kemerosotan ekonomi bisa mengakibatkan penurunan penjualan, dan juga keterlambatan
atau perubahan jadwal pembangunan konstruksi perumahan baru yang direncanakan bisa
D. Alternatif Solusi
Alternatif solusi yang dapat diambil adalah, butler mengurangi diskon dan tenor faktur piutangnya, agar
perputaran piutang menjadi lebih cepat. Dengan demikian, Butler dapat meningkatkan stok uang
tunainya.
E. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah, Butler mengurangi jumlah permohonan pinjaman yang akan
diajukan ke Northrop National Bank. Dan mengurangi pembelian asset pribadi. Dan tidak melakukan