Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus Corona adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan.
Sebagian virusnya dapat mengingeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, mulai
dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit-penyakit yang lebih fatal, seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Seringkali virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui tetesan cairan dari
mulut dan hidung saat orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara
penularan penyakit flu. Tetes cairan dari mulut dan hidung pasien tersebut bisa jatuh dan
tertinggal pada mulut dan hidung orang lain yang berada di dekatnya, bahkan dihisap dan
terserap ke dalam paru-paru orang tersebut melalui hidungnya.
Gejalanya yaitu demam, batuk, dan napas yang pendek. The Center for Disease Control
and Prevention (CDC) percaya bahwa pasien Virus Corona dapat mengalami gejala-gejala ini
2 dari 2 hari sampai 14 hari setelah terpapar virusnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dampak Virus Corona Terhadap Ekonomi Tiongkok?
2. Sejauh Mana Virus Corona dapat Memukul Ekonomi Dunia?
3. Bagaimana dampak Virus Corona Terhadap Perusahaan Google dan Apple?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Apa saja dampak dari Virus Corona Terhadap Perusahaan Internasional

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Dampak Virus Corona Terhadap Tiongkok


Lembaga pemeringkat global, S&P menurunkan proyeksi pertumbuhan Tiongkok pada
tahun ini dari sebelumnya 5,7% menjadi 5% akibat wabah virus corona. Lembaga
pemeringkat global, Standard and Poors (S&P) menurunkan proyeksi pertumbuhan Tiongkok
pada tahun ini dari sebelumnya 5,7% menjadi 5%. Wabah virus corona diperkirakan bakal
membuat perekonomian Negara Tembok Raksasa ini melambat dari posisi tahun lalu sebesar
6,1%. Kepala Ekonom S&P untuk Asia Pasifik Shaun Roache menjelaskan, wabah virus
corona bakal memukul perekonomian Tiongkok. Dampaknya akan sangat terasa pada kuartal
pertama tahun ini.
Terlepas dari ketidakpastian perkembangan wabah tersebut, proyeksi S&P dibuat dengan
asumsi dasar bahwa krisis virus corona akan stabil secara global pada Maret 2020 dengan
hampir tidak ada penyebaran baru pada April.
Namun, karena Tiongkok berada di pusat wabah dan ekonomi yang sangat besar, masuk
akal untuk memperkirakan dampak global dari proyeksi perlambatan di Negara Panda itu.

Persebaran Kasus Virus Corona


(per 6 Februari 2020)
3000028018

25000

20000

15000

10000

5000

45 28 25 23 21 14 12 12 12 11 10 10 6 5 5 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
0
k g a d n g a a t n n u s a b a a a a s a l a a a l a
g ko pan pur ilan ata kon rali ysi rika ma iwa aka nam nci nad Ara ipin Indi tali usi ggri boj epa ngk elgi ndi nyo edi
l a r a I a
on Je nga Tha S e ong ust al S e Je Ta M Viet Pr Ka rat Fil R In m N La B la p w
n S S
Ti Si A M ika i Ka Sr
i Fi
rea H r E m
Ko e i
Am Un

Sumber: World Health Organization (WHO), 06 Februari 2020

2
S&P memperkirakan dampak potensial virus corona akan muncul dari bawah ke atas.
Pengeluaran masyarakat yang menjadi penyumbang ekonomi Tiongkok akan menjadi salah
satu komponen yang terdampak cukup signifikan. Hal ini lantaran masyarakat saat ini
menghindari ruang publik sehingga konsumsi secara otomatis akan menurun. Selain itu, para
pekerja lepas yang dibayar per jam atau per hari akan terganggu pendapatannya sehingga
berpengaruh pada pengeluaran mereka. Beberapa data juga menunjukkan bahwa aktivitas
konsumen sudah jauh lebih rendah, misalnya perjalanan domestik dengan kereta api dan
udara. Perusahaan-perusahaan internasional yang beroperasi di Tiongkok yang yang meski
tidak mewakili pengeluaran domestik melaporkan penutupan 10% hingga 50% dari outlet
mereka. Lembaga tersebut memperkirakan belanja barang dan jasa masyarakat di luar
kebutuhan pokok akan menurun 10% dan memperlambat konsumsi rumah tangga pada
kuartal pertama. Pertumbuhan konsumsi swasta bisa turun hampir 2% pada kuartal pertama
di banding akhir tahun lalu. Padahal, sebelum ada wabah virus corona, konsumsi tersebut
diperkirakan dapat tumbuh 6%. Adapun di sisi lain, konsumsi pemerintah yang meningkat
lantaran pengeluaran yang besar guna mengatasi wabah tersebut akan mengimbangi
penurunan tersebut.
Pengeluaran investasi juga akan terdampak dua sisi. Perusahahaan sulit melakukan stok
persediaan karena wabah berasal dari pusat kota Wuhan yang merupakan pusat logistik,
transportasi, dan produksi mobil. Pada saat yang sama, perusahaan cenderung menunda
keputusan investasi baru karena fokus mengelola dampak jangka pendek. Perdagangan juga
dipastikan terpengaruh, meski sulit memprediksi dampaknya. Guncangan permintaan lebih
besar dampaknya dari sisi Tiongkok dibandingkan mitradagang. Penurunan impor barang dan
jasa diperkirakan lebih besar dibandingkan ekspor. Namun, S&P memperkirakan ekonomi
Tiongkok akan mulai pulih pada tahun depan seiring berakhirnya wabah tersebut. Lembaga
tersebuut pun memperkirakan pertumbuhan sebesar 6,4%. Pada tahun lalu, ekonomi
Tiongkok sudah mengalami perlambatan meski belum ada dampak virus corona. Ekonomi
Negara Panda ini tumbuh 6,1%, terendah sejak 1992 akibat perang tarif dagang dengan
Amerika Serikat. Namun di tengah meredanya dampak perang dagang lantaran ada
kesepakatan dagang tahap I, wabah virus corona muncul pada bulan lalu.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai
pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Setiap perlambatan ekonomi 1% hingga 2% di Tiongkok akan berdampak 0,1% hingga 0,3%
terhadap ekonomi Indonesia.  "Transmisi terhadap ekonomiitu bisa menurun 0,1%-0,3%,"
kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2). Kondisi tersebut

3
dapat terjadi lantaran Tiongkok merupakan mitra dagang utama Indonesia. Tiongkok saat ini
merupakan negara asal impor dan tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia. Total ekspor ke
negara tersebut pada tahun lalu mencapai US$ 25,85 miliar, sedangkan impor mencapai US$
44,58 miliar. Selain itu, Tiongkok merupakan investor kedua terbesar di Indonesia dengan
nilai investasi tahun lalu US$ 4,7 miliar pada 2.130 proyek. Nilai investasi tersebut naik
99,6% dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah akan terus memantau kondisi di Tiongkok
hingga akhir Februari 2020. Ini sejalan dengan langkah evaluasi yang akan dilakukan Negara
Ekonomi Terbesar Kedua di Dunia itu terkait dengan wabah virus corona.

2.2 Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Dunia


Korban meninggal akibat virus corona di daratan Cina sudah menembus angka 1.000.
Wabah virus corona juga telah mengganggu aktivitas bisnis di Cina, sehingga memunculkan
kekhawatiran akan dampaknya terhadap perekonomian global.
Data dari Komisi Kesehatan Nasional Cina per Selasa, 11 Februari 2020, menunjukkan
korban virus corona di Cina daratan sudah mencapai angka 1.016. Terdapat 2.478 kasus baru
yang terkonfirmasi sehingga total mencapai 42.638.
Jumlah korban meninggal akibat virus corona ini lebih banyak dari korban meninggal
akibat wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003. Sejak pertama kali
muncul di provinsi Guangdong, SARS dengan cepat menyebar ke negara-negara lain di dunia
dan membunuh 800 orang. SARS menggerus perekonomian sebesar 0,5 hingga 1 persen
poin. Dampaknya terhadap perekonomian akibat wabah Corona diperkirakan bisa lebih besar.
Pada 2003, Cina masih menjadi negara dengan perekonomian terbesar keenam di dunia.
Sementara saat ini, Cina adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah
Amerika Serikat. Pelemahan ekonomi sebesar 0,5 hingga 1 persen tentu akan berdampak luar
biasa. Saat wabah SARS melanda, kontribusi Cina terhadap perekonomian dunia kurang dari
dua persen. Saat ekonomi Cina melemah sekitar satu persen poin akibat wabah SARS, dunia
tidak terlalu terguncang.
IMF memperkirakan ekonomi Cina memberikan kontribusi hingga 39,2% dari total
pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019. Kontribusi besar dari Cina itu menjadikan Asia
sebagai kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan kontribusi lebih dari dua
pertiga pertumbuhan global. Menurut perkiraan IMF, ekonomi Cina akan tumbuh 6,1 persen
pada tahun 2019, dan melambat menjadi 5,8% pada 2020. Proyeksi IMF itu dibuat tanpa
memperhitungkan efek pelemahan ekonomi akibat wabah virus Corona.

4
Cina saat ini merupakan negara importir sekaligus eksportir terbesar dunia. Data dari
WTO menunjukkan Cina sebagai negara importir terbesar kedua di dunia. Cina mengimpor
komoditas mulai dari minyak, bijih besi, kedelai, dan juga bagian-bagian dari barang
elektronik. Pelemahan permintaan dari Cina sudah pasti akan mengganggu produksi dari
negara pemasok.
Cina juga negara eksportir terbesar di dunia. Banyak negara menggantungkan pasokan
barang dari Cina, termasuk Indonesia. Jepang dan Vietnam tercatat sebagai salah satu negara
yang sangat tergantung pada pasokan barang dari Cina untuk rantai produksinya.

2.2.1 Upaya Menopang Ekonomi


Virus corona terbukti memukul keras perekonomian Cina. Sejumlah perusahaan
multinasional telah menyatakan untuk menghentikan sementara proses produksinya. Pada 30
Januari, Toyota mengumumkan untuk menghentikan sementara produksinya hingga 9
Februari.
Sejumlah perusahaan multinasional--mulai dari Facebook, Honda, Nissan, LG
Electronics hingga Standard Chartered--memutuskan untuk sementara menghentikan
perjalanan bisnis ke Cina. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga mengeluarkan larangan
penerbangan ke Cina.
Sejumlah perusahaan diketahui sedang mencari pinjaman agar bisnisnya bisa tetap
berjalan. Reuters melaporkan sekitar 300 perusahaan Cina mencari pinjaman sekitar 57,4
miliar yuan. Dana itu diperlukan untuk mengatasi gangguan akibat ditutupnya sejumlah kota,
terhentinya pabrik, dan gangguan suplai.
Beberapa perusahaan mengonfirmasi telah mem-PHK karyawan. Xincao Media,
misalnya, menyatakan telah melakukan PHK terhadap 500 karyawan, atau sekitar 10% dari
total jumlah pekerja. Menyadari besarnya dampak virus corona terhadap perekonomiannya,
pemerintah Cina mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk membantu bisnis-bisnis yang
terdampak virus corona.
People’s Bank of China sudah menyatakan akan menggelontorkan 300 miliar yuan
pinjaman lunak yang akan disalurkan ke bank-bank untuk membantu pendanaan bisnis-bisnis
yang terganggu akibat virus corona. Dilansir dari CNBC, Bank of China
sebelumnya mengumumkan bahwa perusahaan farmasi Hubei telah mengajukan dan
menerima pinjaman 150 juta yuan hanya dalam kurun waktu dua hari. Bank of China sudah

5
merancang pinjaman cepat senilai 2,17 miliar yuan untuk perusahaan-perusahaan yang
terdampak.
Sejumlah perusahaan fintech juga memberikan pinjaman lunak. MY Bank, unit kredit
online Ant Financial milik Alibaba, mengumumkan akan menyediakan pinjaman lunak 12
bulan, dengan 3 bulan bebas bunga untuk para peminjam dari provinsi Hubei yang
merupakan pusat dari virus Corona.

2.2.2 Dampak Terhadap Indonesia


Indonesia termasuk negara yang dipastikan akan terkena dampak dari virus corona.
Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia bisa melemah di bawah 5% pada kuartal I-2020. Mari mengatakan penurunan PDB
Cina hingga satu persen poin akan mengkoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3
persen poin.
Pelemahan ekonomi Indonesia bisa terjadi karena Cina merupakan salah satu mitra
dagang terbesar Indonesia. Cina juga merupakan salah satu penyumbang wisatawan terbesar
Indonesia. Di depan anggota parlemen Indonesia pada 28 Januari 2020 Menteri Keuangan Sri
Mulyani sudah mengingatkan dampak virus Corona terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, munculnya virus corona telah memunculkan pesimisme terhadap
pertumbuhan ekonomi dunia. Padahal, sedianya perekonomian dunia diharapkan bisa pulih
pada tahun 2020 seiring meredanya perang dagang AS-Cina.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan,
Kasan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan
sekitar 0,23%, jika perekonomian Cina melemah satu persen akibat wabah virus corona. Ia
mengatakan, dampak virus corona juga akan menyasar pada kinerja ekspor impor Indonesia
pada Januari 2020.
Berdasarkan data BPS, impor nonmigas Indonesia dari Cina tercatat mencapai 44,578
miliar dolar AS pada 2019--terbesar dibandingkan impor dari negara-negara lain. Sementara
ekspor Indonesia ke Cina tercatat sebesar 25,852 miliar dolar AS. Cina juga merupakan
tujuan ekspor paling besar bagi Indonesia.

2.3 Dampak Virus Corona Terhadap Google dan Apple


Merebaknya wabah virus corona saat ini berdampak negatif pada sektor bursa saham,
bahkan pada sektor teknologi. Banyak para raksasa teknologi seperti Google dan Apple

6
Perusahaan-perusahaan itu termasuk Apple, Samsung, Microsoft, Tesla, dan Google. Bahkan
Google telah menutup kantornya yang juga berada di Hong Kong dan Taiwan. Sebagian
besar penutupan diperkirakan berlangsung hingga tanggal 9 Februari. Meskipun beberapa
perusahaan tidak menentukan kapan tepatnya kantor akan dibuka kembali. Berbeda sikap
dengan yang lain, Amazon belum mengumumkan penutupan kantor. Raksasa e-commerce ini
memiliki kantor di Beijing, Shenzhen, Shanghai, dan Guangzhou. Meski begitu Amazon
mengharuskan karyawan izin terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dalam setiap
perjalanan penting ke seluruh wilayah China. Karyawan yang bepergian keluar-masuk China
juga disarankan untuk bekerja dari rumah selama 14 hari sebelum kembali ke kantor.
Selain itu, meskipun Facebook tidak memiliki kantor di China, perusahaan juga
memperingatkan karyawannya agar tidak bepergian ke China. LG dan Razer juga
menyarankan hal serupa. Banyaknya produk teknologi yang diproduksi di China. Para ahli
memperingatkan pelanggan agar bersiap karena dipastikan pasokan dari berbagai
smartphone, headset VR, mobil, dan aksesori teknologi lainnya akan berkurang. Contohnya,
penutupan Foxconn dan Pegatron di China, diperkirakan berpotensi menunda produksi
iPhone dan AirPod karena pekerja pabrik tidak dapat melanjutkan pekerjaan. Kedua pabrik
tersebut bertanggung jawab atas produksi perangkat elektronik Apple. Facebook juga telah
berhenti menerima pesanan baru untuk headset Oculus Quest VR terbarunya, dengan alasan
keterlambatan.
Karena wabah penyakit coronavirus, Tesla juga mengumumkan bahwa untuk
pengiriman Model 3 akan ditunda. Meskipun perusahaan mengatakan hanya mengantisipasi
penundaan untik beberapa minggu saja. Dari dalam negeri pun, merek-merek China ikut
mengalami penundaan produksi termasuk Oppo, Xiaomi, Lenovo, dan Huawei. Demikian
pula, produk di seluruh sektor teknologi lain, yang diperkirakan akan dikirim pada awal
Februari kini telah tertunda karena virus. Ini termasuk konsol Nintendo Switch, permainan,
dan aksesori, termasuk edisi Animal Crossing yang sangat digemari yang secara spesifik
ditunda di Jepang, Ring Fit Adventure, dan The Outer Worlds.

7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hal ini tentu membawa dampak luar biasa pada perekonomian China dan global,
contohnya saja sektor pariwisata. Untuk mencegah penyebaran virus baru, pemerintah
di seluruh dunia telah memberlakukan pembatasan perjalanan pada orang yang akan
bepergian dari dan ke China.
Indonesia menjadi salah satu negara yang telah memberlakukan larangan
perjalanan ke dan dari China. Statistik Indonesia menunjukkan dari Januari hingga
November 2019 tercatat 1,9 juta wisatawan asal China telah mengunjungi Indonesia.

Meskipun virus ini belum dinyatakan secara resmi ditemukan di Indonesia, tidak bisa
dipungkiri hal ini akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pemerintah telah
mempersiapkan langkah-langkah preventif dalam menanggulangi goyahnya ekonomi
jika virus ini sampai masuk ke Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. https://tirto.id/sejauh-mana-virus-corona-bisa-memukul-ekonomi-dunia-eytj
2. https://katadata.co.id/berita/2020/02/07/dampak-virus-corona-sp-pangkas-proyeksi-
pertumbuhan-ekonomi-tiongkok
3. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200210113806-39-136588/virus-corona-mulai-
grogoti-apple-dan-google
4. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/07/virus-corona-hampir-capai-30-ribu-
kasus-di-28-negara
5. https://www.cigna.co.id/health-wellness/yang-perlu-anda-ketahui-tentang-coronavirus
6. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200210074419-37-136500/bukan-hanya-saham-
corona-juga-gerogoti-google-apple-cs

Anda mungkin juga menyukai