Anda di halaman 1dari 6

Nama : Syahrul Muhharram

NIM : 1950904010014
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Hari/Pukul : Senin, 08:00 – 09:00 WIB

TUGAS
1. Buatlah paragraf Persuasi, Deduksi dan Eksposisi !
2. Buatlah artikel mengenai wabah COVID-19. Berisi Tema, Tujuan penulisan, Rumusan ide
pokok atau masalah, kembangkan tema dan kesimpulan !

JAWABAN
1. A. Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi merupakan suatu bentuk tulisan yang berupa paragraf dengan tujuan
untuk meyakinkan orang lain baik pendengar maupun pembacanya untuk melakukan
sesuatu yang dikehendaki oleh penulis dengan cara memberikan alasan dan prospek yang
baik. Dalam paragraf persuasif ini dicantumkan opini opini penulis untuk mendukung
tulisan. Contohnya :
Banyak orang yang meremehkan adanya sampah. Bahkan, hingga tidak pernah
terpikirkan mengenai dampak yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat
sampah telah banyak disediakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap
sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kita sebaiknya menyadari dan memiliki
sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat
sampah.

B. Paragraf Deduksi
Paragraf deduktif merupakan sebuah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal
Paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum yang kemudian
dilengkapi oleh beberapa penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian
khusus, bukti dan lain sebagainya. Contohnya :
Kebersihan sangatlah penting untuk kesehatan. Oleh karena itu, kita harus
selalu menjaga kebersihan baik dari makanan yang kita makan, kebersihan
pakaian yang kita gunakan maupun lingkungan tempat tinggal kita. Sudah
banyak orang yang terserang penyakit dikarenakan kurang menjaga
kebersihan.

C. Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang mempunyai tujuan untuk
memberikan informasi mengenai sesuatu sehingga bisa memperluas pengetahuan pembaca.
Contohnya :
Covid 19 adalah sebuah penyakit yang melanda dunia saat ini. Dengan
jumlah korban jiwa mencapai ribuan orang, penyakit ini dengan cepat
dinyatakan sebagai sebuah pandemi.
Pemberian status tersebut memang bukan tanpa alasan. Penyebaran virus
ini memang sangat cepat. Bukan hanya menyerang warga di negara asalnya,
virus ini juga dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Banyak negara telah
mencatatkan adanya korban di tempat mereka. Tak sedikit dari antaranya yang
berujung kepada kematian. Hal inilah yang kemudian menjadikan penyakit ini
begitu ditakuti.
Salah satu hal yang turut berperan besar adalah gaya hidup masyarakat.
Gaya hidup yang kurang sehat dan bersih menjadikan virus ini menyebar
dengan cepat. Oleh karena itu, penanganan virus ini harus dilakukan dengan
cepat. Untuk menghadapinya sebagai sebuah pandemi, diperlukan kerja keras
seluruh negara.
CORONA DALAM PANDANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA

Corona merupakan virus yang menginfeksi hewan dan manusia, virus ini memiliki
bentuk yang menyerupai paku seperti mahkota di permukaannya. Gejala virus corona yang
paling banyak dijumpai adalah kelelahan, demam, dan batuk kering. Beberapa penderita virus
ini mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan. Gejala-
gejala ini memiliki dampak yang ringan dan dimulai secara tahap demi tahap, sehingga orang
seringkali tidak menyadarinya. Kurang lebih 1 dari setiap 6 orang yang terkena virus ini dapat
mengalami sakit parah dan susah bernapas. Orang yang lebih tua dan orang dengan masalah
medis lebih cepat tertular virus ini. Virus ini dapat menyerang siapa saja dari anak kecil hingga
lansia.
Virus ini berasal dari China tepatnya di Wuhan berawal pada tanggal 30 Desember 2019
dimana Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “Urgent Notice on the
Treatment of Pneumonia of Unknown Cause”. Penyebaran virus Corona ini sangat cepat
bahkan sampai ke berbagai negara. Secara global, virus ini telah menyebar pada orang di 160
negara. Di Indonesia saat ini pada 24 maret 2020 tercatat setidaknya ada 686 orang terjangkit
virus corona dan 55 orang di antara mereka meninggal dunia. Sementara yang sembuh
sebanyak 30 orang. Hal ini dibuktikan dengan berita-berita y ang ada di berbagai media sosial.
Padahal Indonesia sempat dibilang merupakan negara yang tahan akan virus corona.
China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Indonesia sering melakukan kegiatan
bisnis, yaitu impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.
Virus Corona yang mewabah di China menyebabkan perdagangan China semakin memburuk.
Hal ini berpengaruh pada perdagangan berbagai negara termasuk di Indonesia. Turunnya
permintaan terhadap bahan mentah dari China seperti batu bara dan kelapa sawit akan
mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan harga komoditas
dan barang tambang.
Penerimaan pajak melalui perdagangan juga mengalami penurunan, padahal
perdagangan memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penghasilan pajak Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas mengalami
penurunan yang terjadi karena China merupakan importir minyak mentah terbesar. Selain itu,
virus corona ini juga dapat menyebabkan penurunan produksi di China, padahal China
merupakan pusat produksi barang dunia. Apabila China dalam penurunan produksi maka
Global Supply Chain akan terhambat dan dapat mengganggu produksi yang membutuhkan
bahan baku dari China. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat bergantung dengan
bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part elektronik,
komputer dan furnitur.
Virus Corona juga dapat menghambat proyeksi pasar. Investor bisa menunda investasi
karena tidak jelasnya Supply Chain atau akibat asumsi pasar yang berubah. Di sektor investasi,
China adalah salah satu negara yang menanamkan modal ke Indonesia. Pada 2019, realisasi
investasi langsung dari China menepati urutan ke dua setelah Singapura di Indonesia. Terdapat
investasi di Sulawesi berkisar US $ 5 miliar yang sedang diproses tetapi tertunda karena
pegawai dari China yang tertunda datang ke Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara dari banyak negara yang memberlakukan
larangan perjalanan dari atau menuju China untuk mengantisipasi pengurangan tersebarnya
virus Corona. Larangan ini berdampak pada banyaknya maskapai yang membatalkan
penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun kebanyakan kursi
pesawat yang kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen banyak yang menunda
dan bahkan tidak jadi melakukan pemesanan tiket wisatanya karena bingung dan semakin
menyebarnya virus Corona. Keadaan ini mendorong pemerintah bertindak dengan memberikan
potongan harga untuk para wisatawan dengan tujuan Denpasar, Batam, Bintan, Manado,
Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau Toba dan Malang.
Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data Badan Pusat Statistik
(BPS) menyatakan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019
yang mencakup 12.8 persen dari keseluruhan wisatawan asing sepanjang 2019. Virus Corona
di Indonesia menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan semakin berkurang.
Berbagai sektor pendukung pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail
pun juga akan menurun dengan adanya virus Corona. Hunian hotel mengalami penurunan
sampai 40% yang mengakibatkan pada pendapatan bisnis hotel. Jarangnya wisatawan juga
berakibat pada restoran yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan.
Melemahnya pariwisata juga berakibat pada industri eceran. Banyak daerah yang terkena
dampak dan yang paling parah adalah Bali, Manado, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan
dan Jakarta. Mewabahnya virus Corona ini juga berakibat pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) karena para wisatawan asing yang datang ke suatu destinasi/tempat
biasanya akan membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung sedikit, maka omset
UMKM juga akan menurun sejalan dengan wisatawan yang berkunjung. Berdasarkan data
Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM menguasai unit bisnis di Indonesia dan jenis
usaha mikro banyak menggunakan tenaga kerja.
Beberapa langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi dampak dari virus
Corona ini adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7 DRR) sebesar 25 bps
menjadi 4.75%, suku bungaDeposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku bunga
Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%. Kebijakan ini dilaksanakan untuk
mengoptimalkan momentum pertumbuhan ekonomi domestik pada saat tertahannya rencana
pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya virus corona. Bank Indonesia juga
akan menelaah perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menjaga agar inflasi dan
stabilitas eksternal tetap terkendali serta memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Virus Corona juga memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah
satunya adalah adanya peluang pasar ekspor baru selain China. Selain itu, peluang memperkuat
ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah akan lebih mendahulukan dan
memperkuat daya beli dalam negeri daripada mengambil keuntungan dari luar negeri. Kondisi
ini juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan agar investasi bisa tetap aman meskipun
perekonomian global sedang bermasalah.
Jadi, pemerintah Indonesia telah berusaha mengambil langkah yang tepat dalam
mengatasi virus ini, agar perekonomian Indonesia dapat cepat pulih. Hal ini tentu saja tidak
bisa dilakukan pemerintah sendiri, diharapkan partisipasi dari masyarakat. Untuk itu kita
sebagai masyarakat diharapkan untuk membantu pemerintah dengan cara diam di rumah.
Sehingga pasien corona tidak bertambah dan pemerintah lebih fokus menangani keselamatan
para pasien yang ada sekarang. Semakin cepat virus corona ini ditangani maka semakin cepat
pula perekonomian Indonesia pulih.
DAFTAR PUSTAKA

Aria, Pingit. 2020. Ekonomi Indonesia Dalam Skenario Terburuk Akibat Virus Corona :
https://katadata.co.id/telaah/2020/03/26/ekonomi-indonesia-dalam-skenario-
terburuk-akibat-virus-corona. Diakses pada tanggal 27 April 2020.
Azizah, Miftiyatul. 2020. Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Global Khususnya
di Indonesia : https://duta.co/dampak-virus-corona-terhadap-perekonomian-
global-khususnya-di-indonesia. Diakses pada tanggal 28 April 2020.
Febrina, Syike. 2020. Corona Makin Menyebar, Ini Dampak Ngerinya ke Ekonomi RI :
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4935346/corona-makin-
menyebar-ini-dampak-ngerinya-ke-ekonomi-ri. Diakses pada tanggal 28 April
2020.

Anda mungkin juga menyukai